Oleh : Martin Simamora
Apa Yang Dikehendakinya
Adalah Mengikut
(Pribadi) Yesus, Bukan Jejaknya!
Kalau anda
mengikuti Jejak, itu seperti anda sedang
mengarahkan mata anda
secara tajam pada “jejak” (teladan yang mulia) bukan pada subyek yang menjadi sumber dari apa yang
dikatakan sebagai “jejak”. Bila fokus
anda ada pada mengikut Jejak maka PASTI anda
hanya dapat melihat apa yang
sanggup dilihat oleh mata dan dipahami oleh pikiran anda dan sangat pasti gagal
menangkap esensi yang paling tinggi. Secara ringkas jika yang dimaksud dengan
aktivitas rasional semacam ini berhubungan dengan seseorang/ tokoh besar,
maka hal ini dapat dipahami sebagai sebuah mengikuti teladan, subyek yang
dimaksud sebagai sumber inpirasi, atau sebagai panutan. Jika ini diterapkan
pada Yesus,maka dia hanya menjadi teladan, inspirator, atau panutan dan tidak
mungkin menjadi Pemilik, apalagi Tuhan
bagi si pengagum atau pelacak jejak.
Tetapi apakah Yesus memang HANYA menginginkan keberadaan para pengagum, para penyanjung, para pelacak jejak,tanpa TERIKAT dengan seluruh keberadaan diri-Nya, atau lebih tepatnya apakah memang terkait MENGIKUT Yesus, memang bermula dari pihak manusia atau JUSTRU Sebaliknya dari pihak TUHAN, untuk manusia dapat mengenalnya? Sehingga tidak hanya memberi dampak tetapi mengakibatkan hal yang tidak dapat dibandingkan sejengkalpun dengan dampak yang dialami pada mereka yang HANYA para pengikut jejak,peneladan dan pengagum Yesus.
Tetapi apakah Yesus memang HANYA menginginkan keberadaan para pengagum, para penyanjung, para pelacak jejak,tanpa TERIKAT dengan seluruh keberadaan diri-Nya, atau lebih tepatnya apakah memang terkait MENGIKUT Yesus, memang bermula dari pihak manusia atau JUSTRU Sebaliknya dari pihak TUHAN, untuk manusia dapat mengenalnya? Sehingga tidak hanya memberi dampak tetapi mengakibatkan hal yang tidak dapat dibandingkan sejengkalpun dengan dampak yang dialami pada mereka yang HANYA para pengikut jejak,peneladan dan pengagum Yesus.
Yesus
memang dapat dijadikan teladan oleh
siapa saja, tanpa perlu orang tersebut MENGHAMBAKAN dirinya kepada Yesus. Ya,
dengan kata lain, Yesus TIDAK HARUS MENJADI Tuhanmu, cukuplah SEKEDAR
meneladani dia! Tetapi benarkah hal ini adalah apa yang dikehendaki Yesus?
Mari kita dengarkan apa kata atau ketetapan Yesus perihal dirinya:
- Matius 4:19-22 Yesus berkata kepada mereka: "Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia." Lalu merekapun segera meninggalkan jalanya dan mengikuti Dia. Dan setelah Yesus pergi dari sana, dilihat-Nya pula dua orang bersaudara, yaitu Yakobus anak Zebedeus dan Yohanes saudaranya, bersama ayah mereka, Zebedeus, sedang membereskan jala di dalam perahu. Yesus memanggil mereka dan mereka segera meninggalkan perahu serta ayahnya, lalu mengikuti Dia.
- Matius 7:21-23 “Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.
- Matius 16:15-16 “Lalu Yesus bertanya kepada mereka: "Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?" Maka jawab Simon Petrus: "Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!
- Matius 16:24 “Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.” ( Ketetapan Yesus ini juga dicatat dalam Injl-Injil lainnya ;Lukas 9:23, Markus 8:34)
Apa yang
dapat kita tangkap dari perkataan-perkataan Yesus Kristus yang dicatat didalam
Injil-Injil, sebagaimana yang saya sajikan diatas? Pertama-tama dan terutama, perihal MENGIKUT
YESUS bukan MENGIKUT JEJAK. Mengikut Yesus juga bukan sekedar ikut berjalan bersama dengan Yesus, apalagi
hanya mengikuti jejak-Nya. Faktanya,
sebagaimana yang telah diperlihatkan
oleh perkataan Yesus dan dampak yang
diakibatkan perkataan-Nya sungguh luar biasa bagi mereka yang mengikut Yesus.
Mari kita cermati TINDAKAN YESUS terkait MENGIKUT DIRINYA dan APA YANG TERJADI TERHADAP MEREKA :
Mari kita cermati TINDAKAN YESUS terkait MENGIKUT DIRINYA dan APA YANG TERJADI TERHADAP MEREKA :
1.Yesus MEMANGGIL :
Ini adalah
fakta luar biasa, MURID-MURID YESUS
adalah mereka yang dipanggil atau dipilih.
Fakta bahwa Yesus MEMANGGIL mereka yang dia inginkan menjadi
murid-muridnya adalah hal terpenting yang perlu saya tegaskan, sebab dari poin
ini, kita akan melihat bahwa Yesus sejak semula dan senantiasa menghendaki
pengikutan dirinya adalah sebuah peristiwa personal yang SELALU BERMULA DARI
PIHAKNYA, tidak pernah dari pihak manusia ( untuk memahami hal ini secara lebih
memadai bacalah artikel sebelumnya “AksiSepihak Allah Terhadap Manusia-ManusiaMati”).
Dan Yesus
memang benar-benar melakukannya! Mari kita pehatikan sebuah ayat yang
mendahului Matius 4:19-22. Pada ayat 18, Injil Matius mengisahkan:
Dan ketika
Yesus sedang berjalan menyusur danau Galilea, Ia melihat dua orang bersaudara, yaitu Simon yang disebut
Petrus, dan Andreas, saudaranya. Mereka sedang menebarkan jala di danau, sebab
mereka penjala ikan.
Yesus sedang berjalan, kala itu menyusur danau Galilea, dan Ia mengarahkan pandangan matanya pada Simon dan Andreas. YESUS YANG MELIHAT MEREKA, bukan SIMON dan ANDREAS YANG MELIHAT YESUS DARI KEJAUHAN. Saat YESUS MELIHAT KEDUANYA, SIMON dan ANDREAS DARI KEJAUHAN,sedang SIBUK BEKERJA. Dengan kata lain keduanya tidak menyadari apa yang AKAN TERJADI. Mereka tidak tahu akan kedatangan Yesus, tidak tahu bahwa Yesus kala mereka sedang sibuk bekerja, mengarahkan matanya kepada mereka, mendatangi mereka dan mereka tidak tahu bahwa kedatangan Yesus YANG TIDAK MEREKA KENAL SAMA SEKALI sanggup MENJUNGKIRBALIKAN kehidupan sosial mereka, tanpa sempat mereka mempertimbangkannya!:
Yesus berkata kepada mereka: "Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia (ayat 19).
Tak terpikirkan bagi saya, YESUS, bagi kita manusia, nampaknya tidak melakukan pertimbangan, apalagi observasi sebelum menawarkan ajakan semacam ini. IKUTLAH AKU. Tak hanya itu, YESUS tidak sekedar MEMANDANG, MEMILIH UNTUK MENGAJAK MEREKA, tetapi Yesus juga MEMBUAT HIDUP MEREKA BERUBAH TOTAL TIDAK LAGI SAMA.
Kalau kita bertanya: mengapa Yesus tidak melakukan pertimbangan
apalagi observasi dalam memilih ORANG-ORANG ASING YANG BARU DIJUMPAI PADA DETIK ITU? Maka jawaban
yang TIDAK MUNGKIN SALAH adalah : “YESUS
SEOLAH TIDAK PEDULI SIAPAKAH MEREKA SAAT ITU, APA PEKERJAAN MEREKA SAAT ITU,
SEBAB YESUS AKAN MENGUBAH MEREKA, HIDUP MEREKA BERUBAH SETURUT APA YANG DIMAUI
YESUS!”
Bagaimana
dengan SIMON DAN ANDREAS yang sedang sibuk bekerja dan sekonyong-konyong
mengalami kunjungan khusus atau
misterius ini? Menerima atau menolak Yesus dan undangannya? Jikapun
menerima, apakah penerimaan Simon dan Petrus adalah sebuah proses yang
berlama-lama? Mari kita lihat respon
Simon dan Petrus terhadap ajakan ORANG ASING yang SAMA SEKALI TAK MEREKA
KENAL :
Injil
Matius, masih pada bab yang sama ini pada ayat yang sama mengisahkannya demikian
:
Lalu merekapun segera
meninggalkan jalanya dan
mengikuti Dia (ayat 19).
Gilakah SIMON dan ANDREAS? Sebab mereka bukan hanya tidak mengenal siapakah orang tersebut-bagaimana reputasinya, dapatkah dipercaya atau bahkan diandalkan? Bukan hanya itu, baik Simon dan Andreas juga melakukan tindakan yang bukan hanya tidak rasional tetapi dapat dikatakan gila, yaitu mereka SEGERA meninggalkan JALANYA! Hei….dimanakah akal sehat mereka, dimanakah kewarasan mereka dalam memutuskan dan bertindak SEGERA. Bahkan di dunia ini, kalaupun saya atau anda berhadapan dengan seseorang yang sangat anda kenal dan terpercaya, pun anda tidak akan membuat keputusan teramat dramatis yang dieksekusi SEGERA!
Apalagi yang
mereka lakukan itu berdampak langsung
terhadap perekonomian mereka. Simon dan Petrus bukan hanya SEGERA meninggalkan JALANNYA, yaitu sumber
nafkah atau ekonomi mereka, tetapi benar-benar sudah tidak berakal bukan? Tidakkah
memang benar demikian dalam kacamata kita? Jujur saja, sebagai penonton saya akan sangat mencemaskan
keputusan Simon dan Petrus tersebut.
Kalau, anda
meninggalkan sebuah pekerjaan demi pekerjaan yang lebih baik, lebih menjanjikan
dalam karir dan jumlah rupiah atau dolar yang
fantastis, maka itu tidak masalah, itu boleh disebut keberuntungan. Kalau anda meninggalkan
pekerjaan anda sebagai nelayan untuk sebuah pekerjaan yang mendatangkan
penghasilan yang jauh lebih besar dan lebih menjamin masa depan, itu baru
rasional dan luar biasa. Namun, bukan
itu yang dialami oleh SIMON dan ANDREAS,
Yesus bukan menawarkan sebuah
pekerjaan bergaji besar,
istimewa, apalagi istimewa , sampai-sampai membuat Simon dan Petrus merespon
dalam kecepatan SEGERA!
Kemudian,
Simon dan Andreas mengikut Dia, dan semenjak mereka MENINGGALKAN JALANYA, maka
Simon dan Petrus mengalami Perubahan
hidup yang tidak didambakan siapapun juga manusia pada umumnya, sebab kini
mereka menjadi PENJALA MANUSIA, ya.. Yesus
MENJADIKAN MEREKA PENJALA MANUSIA. Sebuah pekerjaan yang sama sekali
tidak ada uangnya! Hei…tunggu dulu, lagian jenis pekerjaan apakah itu? Bodoh dan naïf sekali
Simon dan Petrus mau meninggalkan kemapanan hidup demi seseorang dan ajakan
seseorang yang baru dijumpai dan juga tidak dikenal mereka, demikianlah
berangkali diri kita kebanyakan dalam menyaksikan
kejadian tersebut secara langsung.
Yesus MELAKUKAN
TINDAKAN SEPIHAK,
memilih Simon dan Andreas, dimulai dari
MEMANDANG MEREKA DARI KEJAUHAN, YESUS
MENGARAHKAN MATA KEPADA MEREKA. Sejak
dari KEJAUHAN, YESUS sudah memutuskan untuk
mengarahkan matanya kepada mereka, mendatangi mereka, mengajak/mengundang/memanggil mereka untuk mengikut dia, Yesus MENGUBAH
mereka menjadi PENJALA MANUSIA.
Respon SIMON
dan ANDREAS adalah SEGERA MENINGGALKAN JALA MEREKA DAN MENGIKUT DIA.
Ini adalah luar biasa, tidak masuk akal, tetapi terjadi. Kita melihat Simon dan Petrus SEGERA menerimanya, termasuk menerima untuk DIUBAH OLEH YESUS menjadi apapun yang YESUS MAUI. Ingat, Yesus tidak bertanya apa yang kamu sukai untuk dikerjakan, sebelum mengubah mereka menjadi pekerja untuk pekerjaan tertentu. Hal ini datang dan ditetapkan oleh Yesus, dan disambut dalam sebuah respon yang pasti dan segera.
Peristiwa yang sama dan respon mencengangkan juga kembali terjadi pada diri Yakobus anak Zebedeus dan Yohanes saudaranya
yang juga sedang sibuk bekerja ( Matius
4:21)
2. Melakukan Kehendak Bapa
Bagi Yesus,
ketika dia memanggil murid-muridnya, bukan sekedar mengikuti jejak (baca: teladan-teladan
bernilai tinggi dan mulia) tetapi juga
melakukan KEHENDAK BAPA. Ini adalah hal yang mustahil pada faktanya,
sebab BAPA tidak dapat dilihat dan tidak ada yang pernah dapat melihat BAPA
selain YESUS ( Yohanes 1:18, Yohanes 6:46).
Kalau demikian, mustahil perihal
Kekristenan itu, sebatas MENGIKUT
JEJAK. Ini pasti lebih dari sekedar meneladani, ini pasti perihal yang tidak bisa tidak harus
berhubungan dengan memiliki sebuah
relasi yang bernilai ilahi, melampaui hubungan manusiawi apalagi sekedar
emosional dan rasional.
Matius 7:21-23 “Bukan setiap orang
yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk
ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia
yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.
Apakah Yesus
sedang meracau, MENUNTUT orang-orang
yang mengaku mengenal diri-Nya HARUS MELAKUKAN KEHENDAK BAPA-KU! Yesus bilang
bahwa saya dan anda HARUS MELAKUKAN
KEHENDAK BAPA-NYA. Bagaimana mungkin, Bapa tidak bisa dilihat, bagaimana
menjumpainya apalagi melakukan kehendak
Bapa?
Bagi Yesus hal ini mungkin sebab
Dia sendiri berkata :
Kata Yesus kepadanya:
"Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak
melalui Aku. Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal
Bapa-Ku. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia."-
Yohanes 14:6-7
Injil
Yohanes mencatat bahwa Yesus menyatakan
bahwa DIA adalah JALAN dan KEBENARAN dan HIDUP. Terkait BAPA, Yesus berkata bahwa TIDAK ADA
SEORANGPUN YANG DATANG KEPADA BAPA, kalau TIDAK MELAUI DIRINYA SENDIRI.
Yesus bahkan secara
luar biasa berani berkata “Kalau kamu mengenal Aku, PASTI kamu juga
mengenal Bapa.” Tahukah anda bahwa disini Yesus bukan saja mengguncangkan pemahaman
orang kebanyakan tetang Tuhan, Dia sedang
berkata AKULAH DIA! Kalau kamu MENGENAL
SAYA (YESUS), PASTI KAMU JUGA MENGENAL BAPA!
Kita melihat bahwa untuk dapat melakukan kehendak Bapa, maka siapapun juga dia harus MENGENAL
YESUS. Tanpa mengenal Yesus tidak ada satupun pekerjaan sekalipun berkualitas
mulia dapat dikatakan sebagai MELAKUKAN KEHENDAK BAPA, sebab Yesus MENENTUKAN
bahwa saya, anda dan siapapun dia HARUS mengenal Yesus. Ketika anda mengenal
Yesus maka anda mengenal Bapa. Ketika anda mengenal Bapa maka anda MENGENAL
BAPA yang tak terlihat, kudus, agung, mulia dan
maha sempurna itu! Kata kuncinya : MENGENAL YESUS BERARTI ANDA MENGENAL BAPA. Dengan mengenal
Bapa maka anda tahu apa yang Bapa maui untuk anda kerjakan.
Hal ini nampak jelas ketika Yesus
dengan nada menegur berkata kepada Filipus :
Yohanes 14:8-9
Kata Filipus kepada-Nya: "Tuhan, tunjukkanlah Bapa itu kepada kami,
itu sudah cukup bagi kami." Kata Yesus kepadanya: "Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu,
Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa;
bagaimana engkau berkata: Tunjukkanlah
Bapa itu kepada kami.
Demikian tegas dan gamblang Yesus berkata bahwa
melihat Yesus adalah melihat Bapa!
Filipus memang bingung, berangkali dia mengira Yesus sedang menyampaikan perumpamaan, tetapi dapat
dipastikan betapa tercengangnya Filipus
mendapatkan jawaban Yesus yang sedemikian
literalnya, sampai-sampai dia
secara gamblang menggunakan kata
MELIHAT untuk menunjukan betapa OTENTIKNYA YESUS adalah Tuhan!
Hal ini
dapat dipastikan dengan perkataan Yesus sendiri :
Yohanes 14:10-11
Tidak percayakah engkau, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku? Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku
sendiri, tetapi Bapa, yang diam di dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaan-Nya.
Percayalah kepada-Ku, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku; atau setidak-tidaknya, percayalah karena pekerjaan-pekerjaan itu
sendiri.
Yesus
mengungkapkannya dengan bahasa yang sangat kuat dalam susunan kata yang membuat
siapapun pendengarnya tidak dapat menganggapnya sebagai sebuah pernyataan
ringan, dan Yesus memastikan bahwa para murid dan pendengarnya tidak akan
menilai Yesus sedang berkata dalam sebuah perumpamaan (Yesus memang kadang-kadang menggunakan perumpamaan dihadapan orang
ramai, namun kala dia hendak memberikan artinya, Yesus menarik para murid
menjauh agar hanya murid yang paham-Matius 13:10-17). Sehingga perlu
baginya untuk berkata seperti ini “Aku
di dalam Bapa dan Bapa di
dalam Aku? Apa yang Aku
katakan kepadamu, tidak Aku
katakan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang diam di
dalam Aku, Dialah yang
melakukan pekerjaan-Nya “
Ini
adalah perkataan yang tidak memungkinkan
adanya pengertian selain apa yang dikatakan, tidak memungkinkan adanya
reinterpretasi bagaimanapun juga yang akan mereduksi sedikitpun selain apa yang
hendak dimaksudkan oleh Yesus. Ketika Yesus berkata pada bagian “Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku
sendiri, tetapi Bapa, yang diam di dalam Aku,” Yesus
sendang memastikan bahwa ketika dia
berkata “ AKU DI DALAM BAPA dan BAPA DIDALAM AKU,” maka memang demikian
faktanya yang dibuktikan dengan “APA YANG AKU KATAKAN” tidak aku katakan dari diri-Ku, tetapi
Bapa, yang diam di dalam Aku.
Dengan kata lain Yesus hendak mengatakan bahwa kesaksian perihal ini pun adalah kesaksian yang diucapkan oleh diri Yesus dan Bapa yang diam dalam diri Yesus. Anak menyaksikan siapakah dirinya, dan Bapa menyampaikan kesaksian yang sama mengenai siapakah Anak, melalui diri Yesus!
Dengan kata lain Yesus hendak mengatakan bahwa kesaksian perihal ini pun adalah kesaksian yang diucapkan oleh diri Yesus dan Bapa yang diam dalam diri Yesus. Anak menyaksikan siapakah dirinya, dan Bapa menyampaikan kesaksian yang sama mengenai siapakah Anak, melalui diri Yesus!
SUKAR? Jelas, dan YESUS sendiri memahaminya, sehingga kepada murid-Nya, Filipus, yang masih belum mengerti, Yesus menegaskan “setidak-tidaknya, percayalah karena pekerjaan-pekerjaan itu sendiri.”
Sehingga dapat kita pahami, bagi Yesus, perihal mengikut, PASTI terkait dengan dirinya sebagai PIHAK UTAMA yang berinisiatif. Mengikut Dia bukan mengikut Jejak, tetapi diri Yesus sendiri, sebab jika anda tidak mengikut Yesus maka mustahil bagi siapapun melakukan kehendak BAPA. Sebab Bapa sendiri ada didalam Yesus dan Yesus ada didalam Bapa.
Bagaimana
bisa melakukan kehendak Bapa tanpa mengenal Bapa? Bagaimana mungkin mengenal
Bapa tanpa mengenal Yesus? Bagaimana mungkin mengenal Yesus kalau tidak Yesus
memanggil anda. Maukah anda meresponi panggilan Yesus ketika anda membaca
artikel ini?
3. “Siapakah Aku ini?”
Mengikut Yesus,
bukan bermakna mengikut Jejak (teladan mulia), mengikut Yesus selain orang
tersebut diubahkan oleh Yesus, dan dapat mengenal Bapa dan melakukan kehendak Bapa, orang tersebut HARUS
dan PASTI mengenal Yesus secara pribadi. Kita sebelumnya sudah melihat sebuah elemen vital dalam mengikut
Yesus yaitu mengenal Yesus untuk dapat mengenal Bapa. Dikatakan
vital sebab seorang murid hanya dapat
melakukan kehendak Bapa kalau dia mengenal Bapa, dan tentulah Bapa mengenal
murid Yesus tersebut! Dan ini tepat seperti Yesus sendiri terhadap Bapa.
Pada bagian ini kita akan melihat betapa mengikut Yesus bukan sekedar mengikut jejak atau meneladani hal-hal mulia pada Yesus tanpa sebuah relasi yang amat intim, teramat lekat dalam pertautan jiwa.
Inilah
sebuah momen yang teramat agung antara Yesus dan muridnya sendiri, Yesus
mengajukan sebuah pertanyaan yang mengindikasikan kedalaman pengenalan muridnya
selama si murid mengikut dia. Mari
kita perhatikan :
Matius
16:15-16 “Lalu Yesus bertanya kepada
mereka: "Tetapi apa katamu, siapakah
Aku ini?" Maka jawab Simon Petrus: "Engkau adalah Mesias,
Anak Allah yang hidup!
Siapakah Aku ini? Apakah pentingnya bagi Yesus, bagaimana dirinya
dikenal oleh muridnya? Jawaban Petrus kepada
Yesus adalah jawaban yang sukar
dipahami, bahkan dapat dikatakan sama sukarnya kala Yesus berkata kepada Filipus : “Aku didalam Bapa” dan “Bapa di
dalam Aku,” sebagaimana secara ringkas telah kita pelajari pada bagian atas
tersebut.
Petrus menjawab “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang
hidup! Kita tahu bahwa ketika Petrus
mengatakan Yesus adalah Anak Allah yang hidup, itu adalah sebuah pernyataan yang
mustahil datang dari akal budi Petrus sendiri. "Yesus adalah Anak Allah," adalah pernyataan yang dapat dipahami sebagai penyamaan diri dengan Allah, sebuah
penghujatan, dalam Yohanes 10:30-33, 36 klaim
Anak Allah menimbulkan kemarahan
para pemimpin Yahudi:
Aku dan Bapa adalah satu." Sekali lagi orang-orang Yahudi mengambil batu untuk melempari Yesus. Kata Yesus kepada mereka: "Banyak pekerjaan baik yang berasal dari Bapa-Ku yang Kuperlihatkan kepadamu; pekerjaan manakah di antaranya yang menyebabkan kamu mau melempari Aku?" Jawab orang-orang Yahudi itu: "Bukan karena suatu pekerjaan baik maka kami mau melempari Engkau, melainkan karena Engkau menghujat Allah dan karena Engkau, sekalipun hanya seorang manusia saja, menyamakan diri-Mu dengan Allah." masihkah kamu berkata kepada Dia yang dikuduskan oleh Bapa dan yang telah diutus-Nya ke dalam dunia: Engkau menghujat Allah! Karena Aku telah berkata: Aku Anak Allah?
Ketika Yesus
bertanya kepada Simon Petrus, “SIAPAKAH AKU INI.” Maka Petrus tidak hanya menjawab Yesus adalah
Mesias atau Kristus atau Dia yang Diurapi, tetapi Petrus mengatakan bahwa Yesus
adalah Anak Allah!
Lantas apa
tanggapan Yesus terhadap pernyataan muridnya ini? Beginilah Yesus merespon jawaban Petrus :
Matius 16:17
Kata Yesus kepadanya: "Berbahagialah engkau Simon bin
Yunus sebab bukan manusia yang
menyatakan itu kepadamu, melainkan
Bapa-Ku yang di sorga.
Yesus
menyatakan bahwa ketika Petrus
menyatakan ITU “Mesias dan Anak Allah,” maka itu bukan dari
manusia Petrus, tetapi dari Bapa sendiri.
Dalam hal ini, Bapa mengungkapkan siapakah Yesus melalui seorang murid
Yesus, Bapa menyaksikan bahwa Yesus adalah Anak Allah. Sebuah pernyataan yang
dapat mendatangkan amuk masa, setidak-tidaknya dilempari batu sebagaimana yang
dialami oleh Yesus sendiri.
Dalam hal ini, kita jelas
melihat bahwa hal yang paling
membahagiakan dan paling mahal atau mustahil untuk dialami oleh manusia secara
mandiri, adalah mengenal siapa Yesus, mengenal siapa Bapa. Ternyata hanya Bapa yang dapat membuat murid Yesus dapat mengenal siapakah
Yesus! Bayangkanlah betapa mustahilnya seseorang yang BUKAN murid Yesus untuk
mengenal Yesus lebih dari sekedar tokoh besar, lebih dari sekedar Guru, lebih
dari sekedar teladan hebat.
Dan tahukah anda, Yesus menghendaki seorang murid MENGENAL
YESUS SEBAGAIMANA BAPA MENGENAL YESUS! Pada kasus Petrus, oleh Bapa, dia sanggup MENGENALI YESUS
SEBAGAI MESIAS DAN ANAK ALLAH! Bagaimana dengan anda, apakah anda mendambakan
untuk mengenal Yesus sebagaimana Bapa mengenal Yesus?
Yesus menghendaki
murid-muridnya MENGENAL
DIA DALAM DERAJAT SEBAGAIMANA BAPA MENGENAL ANAK! Sehingga mengikut Yesus bukan
sekedar meneladani, tetapi mengenal Yesus dalam sebuah cara yang ilahi, sebuah
hal yang mustahil bagi manusia di luar/ tidak percaya atau mengenal Yesus!
Yesus Sudah Tidak Ada, Saya
Mustahil Melihat Dia, Apalagi Melihat Bapa
Kita sudah melihat
bahwa di era Yesus, para murid dapat melihat
Dia sehingga dapat melihat Bapa. Kini Yesus tidak ada, bagaimana saya
dapat mengikut dia, melihat dia sehingga dapat melihat Bapa Bukankah
mengikut Jejak adalah lebih rasional dan
aktual?
Mari kita
perhatikan apa yang dikatakan oleh Yesus
sendiri :
Yohanes
8:12
Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak, kata-Nya: "Akulah terang dunia; barangsiapa
mengikut Aku, ia tidak akan
berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup."
Dari perkataan Yesus ini, kita kembali dapat menegaskan bahwa untuk mengartikan bahwa mengikuti Jejak (teladan) Yesus adalah hal yang rasional, sehingga dalam hal ini berpikiran “barangsiapa yang meneladani atau mengikuti jejak Yesus sama dengan melakukan kehendak Bapa, sekalipun tidak mengenal Yesus, tidak mengenal Bapa,”adalah sebuah penyesatan kebenaran yang luar biasa gelap.
Bagi Yesus mengikut
dia akan MENGAKIBATKAN perubahan : “ tidak
akan berjalan dalam kegelapan, namun MEMPUNYAI terang hidup. Siapakah
terang yang dipunyai orang yang mengikut
Yesus? Jelas Yesus sang Terang Dunia. Yesus sendiri adalah terang hidup itu,
yang mengusir kegelapan dunia.
Tetapi untuk
mengalami fakta ini, anda harus MEMILIKI/MEMPUNYAI YESUS. Kembali disini anda
harus MENGENAL YESUS untuk dapat MEMPUNYAI, sebab untuk mempunyai terang jenis
ini tidak mungkin oleh upaya anda tetapi hanya oleh YESUS, dengan mengikut Yesus!
Pada Yohanes 8, kita kembali menemukan hal teramat vital dalam perihal mengikut Yesus, yaitu MENGENAL
YESUS!
Tidak
mengenal Yesus dapat mengakibat masalah
besar dan sangat berbahaya bagi jiwa setiaporang yang tidak mengenal Yesus.
Mari kita simak perihal ini melalui dialog antara Yesus dan orang-orang Farisi :
Yohanes 8:13
-14,18
Kata orang-orang Farisi kepada-Nya:
"Engkau bersaksi tentang diri-Mu, kesaksian-Mu
tidak benar." Jawab Yesus kepada mereka, kata-Nya: "Biarpun Aku bersaksi tentang
diri-Ku sendiri, namun kesaksian-Ku itu benar, sebab Aku tahu, dari mana Aku datang dan ke mana Aku pergi. Tetapi kamu tidak tahu, dari mana Aku datang dan ke mana Aku
pergi…. (18) Akulah yang bersaksi
tentang diri-Ku sendiri, dan juga
Bapa, yang mengutus Aku, bersaksi
tentang Aku." Maka kata mereka kepada-Nya: "Di manakah Bapa-Mu?"
Jawab Yesus: "Baik Aku, maupun Bapa-Ku tidak kamu kenal. Jikalau sekiranya
kamu mengenal Aku, kamu mengenal juga Bapa-Ku."
Tidakkah anda akan diingatkan
akan seorang bernama Filipus, ketika orang Farisi itu bertanya kepada Yesus “
DIMANAKAH BAPAMU?’ Filipus kala itu juga
meminta atau menanyakan hal yang mirip “tunjukkanlah Bapa itu kepada kami” (Yohanes
14:8-9).
Jelas dan tak terbantahkan
bahwa MENGENAL YESUS BUKAN SOAL GAMPANGAN, ANDA BUTUH
ANUGERAH SEPERTI PETRUS MEMBUTUHKANNYA! Baik
para murid dan orang-orang Farisi adalah mereka yang hidup sezaman, seperiode. Bahkan mereka semua menyaksikan perkataan dan pekerjaan-pekerjaan
Yesus yang ajaib, tetapi selama mereka ada di tempat yang sama dan menyaksikan
bersama-sama tidak menghasilkan PENGENALAN YANG SAMA.
Padahal, mengenal Yesus adalah jantung untuk MENGENAL BAPA. Mengenal Bapa adalah jantung untuk melakukan kehendak Bapa. Dan kekrusialan ini ada dan nyata terlihat dari pertanyaan senada yang dilontarkan baik oleh murid Yesus dan orang-orang Farisi yaitu : Tunjukanlah Bapa itu kepada Kami atau Dimanakah Bapa Mu?
Namun demikian, bagaimana saya
atau anda dapat mengikut dan mengenal Yesus dalam sebuah derajat pengenalan
yang teramat ilahi ini?
Kembali,
kita akan memperhatikan perkataan Yesus sendiri :
Yohanes 8:31-32
Maka kata-Nya kepada orang-orang Yahudi yang
percaya kepada-Nya: "Jikalau
kamu tetap dalam firman-Ku, kamu
benar-benar adalah murid-Ku dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu."
Kita memang ,kini, tidak dapat lagi bertemu Yesus muka dengan muka seperti halnya para murid, seperti orang-rang Farisi, seperti masyarakat Palestina pada umumnya, seperti para prajurit yang menangkap Yesus di taman Getsemani, seperti para tentara Romawi yang menyiksa Yesus dengan siksaan yang teramat kejam dan mematikan, seperti mereka yang memalukan paku-paku pada tangan dan kaki Yesus pada salib, seperti mereka yang telah mengoleskan anggur asam pada bibirnya, seperti seorang prajurit yang menusukan tombak ke lambungnya untuk memastikan kematiannya, seperti mereka para murid yang turut mempersiapkan dan menguburkan Yesus. Seperti para tentara Roma yang ketakutan luar biasa ketika Yesus bangkit dan keluar dari kubur, seperti para murid berjumpa dengan Yesus setelah bangkit, bercakap-cakap bahkan makan-makanan yang disajikan Yesus untuk mereka!
KITA TIDAK mengalami semua itu,
tetapi Yesus juga berkata bahwa
kehadiran atau ketidakhadiran-Nya secara jasmaniah tidaklah
sebuah faktor yang membatasi
generasi-generasi mendatang setelahnya, untuk generasi-generasi mendatang,
murid Yesus generasi-generasi moderen tetap dapat mengalami sebuah kondisi menjadi murid Yesus dalam derajat
yang ilahi, sama ilahinya dengan saat Yesus ada dimuka bumi. Dengan kata lain
kita dapat menjadi murid Yesus dalam kualitas setara sebagaimana Yesus tuntut,
sehingga tidak perlu berpikir sedemikian rendahnya mereduksi apa yang Yesus
tuntut terkait MENGIKUT DIRINYA, sehingga HANYA menjadi mengikut
jejak atau meneladani hal-hal mulia saja pada dirinya.
Yesus berkata : Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu."
Perkataan
Yesus ini, mengingatkan saya dengan perkataan Yesus dalam Yohanes 14:6
“Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup.”
Kita kini,
di era modern, dapat mengetahui firmannya, perkataannya, keinginannya melalui
Alkitab -(tentu yang Yesus maksud dengan "firmanku" adalah perkataannya, dan kala
itu tentu belum ada Alkitab seperti saat ini, dahulu “alkitab” era Yesus
hanyalah mencakup apa yang kita kenal sebagai Perjanjian Lama – terkait hal
ini untuk sebuah kajian yang lebih
serius dapat membaca “Jewish Scripture and The Literacyof Jesus”) -- yang anda miliki atau dapat anda miliki jika anda mau.
Hal terpenting, bukan sekedar memiliki Alkitab, tetapi TETAP DALAM FIRMAN itu artinya hidup sesuai dengan maksud firman itu dan dengan demikian saya dan anda akan BENAR-BENAR ADALAH MURID Yesus! Jika anda tinggal dalam Firman maka anda akan mengetahui kebenaran yang sanggup memerdekakan anda, ya siapa lagi kalau bukan Yesus sang Kebenaran itu!
Hal terpenting, bukan sekedar memiliki Alkitab, tetapi TETAP DALAM FIRMAN itu artinya hidup sesuai dengan maksud firman itu dan dengan demikian saya dan anda akan BENAR-BENAR ADALAH MURID Yesus! Jika anda tinggal dalam Firman maka anda akan mengetahui kebenaran yang sanggup memerdekakan anda, ya siapa lagi kalau bukan Yesus sang Kebenaran itu!
TINGGAL
DALAM FIRMAN membuat anda mengenal KEBENARAN, dan Kebenaran itu memerdekakan
anda dan saya, demikian kata Yesus. Dalam
hal ini, di zaman moderen ini, kita bahkan dapat menjadi murid seperti
yang Yesus mau, dan KETETAPAN YESUS ini bersifat MUTLAK, melalui membaca
Alkitab kita dapat berjumpa dengan
Yesus. Sehingga penting bagi
kita untuk secara serius dan sepenuh hati membaca,
mempelajari dan berdoa kepada Tuhan agar Dia membukakan pengertian ilahi sehingga
sama seperti Petrus, kita benar-benar dapat berkata bahwa Yesus adalah Mesias dan Anak Allah! Dan
jangan kuatir sebab Roh Kudus
akan menolong dan menerangi pembacaan
Alkitab agar kita dapat memahami kebenaran yang dimaksud sesuai apa yang Bapa maui (bandingkan hal
ini dengan ; Yohanes 14:15-17, Yohanes 14:26,
Yohanes 16:7-15, Roma 8:9).
KAMU AKAN
MENGETAHUI KEBENARAN DAN KEBENARAN ITU AKAN MEMERDEKAKAN KAMU. Bagaimana ini
dapat terjadi, dan mengapa bisa
kebenaran memerdekakan saya dan anda, Sebab kebenaran itu adalah Yesus
sendiri!
Yohanes 8:34-36
Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata
kepadamu, sesungguhnya setiap orang
yang berbuat dosa, adalah hamba
dosa. Dan hamba tidak tetap
tinggal dalam rumah, tetapi anak tetap tinggal dalam rumah. Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamupun benar-benar merdeka."
Tetap tinggal dalam
firman-Ku ( perkataan Yesus) maka menjadi benar-benar murid Yesus, murid Tuhan!
Dan menurut Yesus, menjadi murid
Yesus tidak lagi menjadi HAMBA dosa.
Mengapa bisa tidak lagi menjadi HAMBA dosa? Sebab apa yang telah dilakukan
Anak!
Yesus
berkata “apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamupun benar-benar merdeka.” Merdeka dari APA? Jelas, dari PERHAMBAAN dosa, oleh Anak,
anda tidak lagi bertuankan pada DOSA, tidak lagi menjadi BUDAK dosa! Anda oleh
ANAK, kini dilepaskan dari PERHAMBAAN atau dibebaskan dari keadaan sebagai seorang BUDAK dosa. Sehingga anda dapat melawan keinginan berbuat dosa/
melakukan kebaikan/ menghasilkan sebuah pekerjaan-pekerjaan baik sebagai
orang-orang merdeka, bukan sebagai budak. HANYA
yang DIMERDEKAKAN ANAK SAJA YANG DAPAT MENGALAMI INI. Demikianlah Yesus
menegaskan!
TUJUAN final mengikut Yesus, BUKAN pada SUKSES
meneladani atau mengikuti Jejak Yesus
sehingga perilaku anda akhirnya MIRIP ATAU SERUPA Yesus dalam hal PERBUATAN BAIK. Jika ini tujuan anda, SEKEDAR membuat anda menjadi manusia-manusia berbudi luhur berdasarkan pencapaian anda membangun karakter baik, maka prosentasenya
teramat minimal untuk dapat dibanggakan
atau sebuah imitasi duniawi yang fana dan tanpa nilai, sebab SEMUA PERBUATAN
BAIK YESUS ADALAH PERBUATAN BAIK YANG DIHASILKANNYA SEBAGAI MANUSIA TANPA DAN TIDAK DAPAT BERDOSA!
Adakah manusia BERDOSA DAN JELAS TIDAK SUCI yang sanggup mengimitasi nilai ilahi dalam perbuatan atau teladan baik Yesus? Mustahil! Dan yang perlu dicamkan dengan tidak main-main, Yesus menghendaki anda mengenal Dia sebagaimana Bapa mengenal Dia, Yesus menghendaki sebuah pengenalan yang intimasi dalam kualitas ilahi, bukan manusiawi!
Adakah manusia BERDOSA DAN JELAS TIDAK SUCI yang sanggup mengimitasi nilai ilahi dalam perbuatan atau teladan baik Yesus? Mustahil! Dan yang perlu dicamkan dengan tidak main-main, Yesus menghendaki anda mengenal Dia sebagaimana Bapa mengenal Dia, Yesus menghendaki sebuah pengenalan yang intimasi dalam kualitas ilahi, bukan manusiawi!
Ya, setidak-tidaknya,seperti Petrus mengenal SIAPA YESUS
SEBENARNYA! Sesuatu yang hanya mungkin jika anda memang memiliki hubungan
dengan Yesus dan mempunyai sang Terang dunia.
Mengenal Yesus berarti juga
tinggal didalam firman-Nya, dan telah dimerdekakan dari PERBUDAKAN DOSA, anda tidak lagi melayani
keinginan-keinginan dosa, anda kini melayani keinginan-keinginan atau kehendak-kehendak Bapa, anda memiliki kemampuan untuk menguasai diri anda dan BERJUANG menaklukan segala bentuk keinginan daging! Itulah
kualitas ilahi pada murid-murid Yesus, tidak dimiliki oleh orang-orang baik
yang tidak menjadi murid Yesus.
Murid Yesus mengenal Yesus dan mengenal Bapa dan melakukan kehendak Bapa dalam sebuah kualitas ilahi yang dituntut Yesus sendiri! Itu sebabnya sebagai orang-orang merdeka kita sanggup melawan keinginan-keinginan dosa (bandingkanlah dengan Galatia 5:13-14, Galatia 5:1, Kisah Para Rasul 13:38-39, Roma 6:22, 1 Petrus 2:16; Kolose 1:21-23, Roma 8:1-4).
Maukah anda mengalami kemerdekaan dari perbudakan dosa sehingga anda menjadi milik Kristus, hamba Kebenaran dalam pengenalan pada Yesus dan Bapa?
***
No comments:
Post a Comment