F O K U S

Nabi Daud Tentang Siapakah Kristus

Ia Adalah Seorang Nabi Dan Ia Telah   Melihat Ke Depan Dan Telah Berbicara Tentang Kebangkitan Mesias Oleh: Blogger Martin Simamora ...

0 Aksi Sepihak Allah Terhadap Manusia-Manusia Mati

Oleh; Martin Simamora



Aksi  Sepihak Allah Terhadap Manusia-Manusia Mati
Ilustrasi. Auro Boeralis- Credit: NASA


Satu hal yang telah kita pelajari adalah bahwa oleh karena pelanggaran atas ketetapan Allah berupa sebuah larangan bagi Adam dan Hawa di taman Eden, maka keduanya, seketika mereka melanggarnya, mereka PASTI MATI  (Baca Kejadian 2:16-17), tanpa dapat ditunda, dikoreksi, dibatalkan. Dengan kata lain, tidak ada  ruang toleransi  atas  pelanggaran ketetapan  TUHAN, berupa larangan. Ya, dalam derajat tertentu, ini semacam larangan yang sama sekali tidak membutuhkan verifikasi terlebih dahulu, sebelum konsekuensi pelanggaran (MATI) terjadi, sebab larangan ini  pada dasarnya berkata MELANGGAR = MATI. Dalam hal ini, sebuah fakta penting yang paling mendasar  adalah:  MANUSIA TELAH MATI SEKETIKA dan DIUSIR DARI TAMAN EDEN  (Baca Kejadian 3:23:24), sebagai akibat pelanggaran ketetapan TUHAN. 


Dua  hal ini, dua  fakta inimerupakan fakta yang amat mematikan, sebab dapat dikatakan  kedua manusia ini walau masih  bernafas, walau masih memiliki “trio”  andalan mereka (perihal  “trio” ini dapat anda temukan dalam artikel ini ) sebenarnya tidak bisa  berharap dan melakukan apapun juga untuk  memiliki sebuah probabilitas yang rasional dan yang mungkin untuk dilakukan  bagi mereka, untuk memulihkan situasi mematikan ini. Dengan  kata lain, apa yang rasional dan mungkin untuk dilakukan oleh manusia agar dapat HIDUP KEMBALI atau BANGKIT DARI KEMATIAN  ini?


Singkat kata, pasca peristiwa tragis taman Eden, manusia hidup dalam sebuah keadaan yang “mematikan” (mengerikan, sebuah keadaan percuma  bahkan untuk dibiarkan  tetap hidup). Siapapun juga anda  akan setuju dengan saya, bahwa  pada titik ini, kita dapat dengan pasti mengatakan bahwa kini, situasi manusia adalah situasi yang percuma untuk dihidupi, ya…untuk apa hidup tapi mati, hidup  dalam realita yang dihasilkan dosa, hidup yang melahirkan dosa-dosa! Apakah maksud Allah kalau begitu? Sebuah kekonyolan hidup yang tak satu manusiapun sanggup untuk membayangkannya. Dalam hal ini, saya mencoba untuk menunjukan secara ringkas dan sederhana, mengapa TUHAN melanjutkan atau membiarkan sebuah kepelikan yang mencekam dan jauh dari sebuah kemungkinan bagi manusia untuk melepaskan dirinya sendiri.


Semakin pelik dan berangkali akan memusingkan kepala   para pembaca, kala kita melihat tindakan Allah  terhadap dua manusia yang jelas-jelas MATI (“pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati."- Kejadian 2:17),  pertama, Dia masih juga  bertanya-jawab duduk perkara – Kejadian 3:9-19 (sesuatu yang sia-sia, sebab lazimnya kalaupun ini adalah sebuah pengadilan dalam pemahaman dunia manusia moderen, maka vonis hukuman adalah hal belakangan, tetapi Adam dan Hawa TERLANJUR MATI lebih dulu dalam kasus ini), bahkan yang lebih menggelitik lagi, adalah sebuah tindakan  yang tidak lazim  oleh Allah terhadap manusia yang telah MATI dan harus  diusir keluar, Dia masih membuatkan pakaian dari kulit binatang  dan mengenakan bagi kedua manusia itu- Kejadian 3:21 .


Pertanyaan yang paling logis bagi manusia terhadap “perilaku Allah” semacam ini adalah: untuk apa Allah masih berlaku “kasih” kala sudah MATI? Mengapa  tidak sekaligus saja memusnahkan manusia itu, kala memakan apa yang Ia telah larang dan menciptakan saja manusia baru sama sekali?. Apa yang dapat diharapkan oleh manusia yang dibiarkan  hidup-bernafas, tetapi bagi Dia sendiri  tidak hidup-MATI, tidak berkenan bagi-Nya? Tak hanya itu, dan ini tragedi kemanusiaan yang paling memilukan hati manusia, yaitu:  apalagi yang dapat dilakukan oleh manusia yang MATI, tak diperkenan oleh-Nya dan diusir dari hadapan-Nya?  Bahkan, tak main-main dan benar-benar mematikan, dalam hal ini Allah memastikan kepermanenan kematian manusia itu sebagai sebuah hal yang  tak berpeluang untuk sebuah “kemungkinan dan  kesempatan” bagi manusia untuk merencanakan dan mengupayakan sendiri untuk HIDUP kembali! Lihatlah bagaimana Allah memastikan sebuah kepermanenan dalam kematian yang DIA TELAH TETAPKAN melalui sebuah LARANGAN yang telah Dia deklarasikan kepada  manusia! “…dan di sebelah timur taman Eden ditempatkan-Nyala beberapa kerub dengan pedang yang bernyala-nyala dan menyambar-nyambar, untuk menjaga jalan ke pohon kehidupan” (Kejadian 3:24). 

Sebuah fakta  yang memperlihatkan bagaimana manusia setelah peristiwa tragis ini, benar-benar  TAK BERDAYA, sebab TELAH MATI akibat SEBUAH DOSA.  Terhadap Otoritas atau Kedaulatan Tuhan yang berwujud larangan, sebuah wujud Kedaulatan yang  bersifat panduan, teguran yang mutlak  HARUS dipatuhi dan MEMILIKI KONSEKUENSI HIDUP ATAU MATI, ya… ini suatu bentuk kedaulatan Allah yang lembut dan kasih, sebab melindungi namun sekaligus  keras dalam konsekuensinya, sebab kala dilanggar, maka manusia itu seperti  terhempas oleh sebuah kekuatan yang  mengagetkan, yang tak pernah diketahui oleh mereka. Kala mereka melanggarnya, kedua manusia itu seolah-olah tidak lagi  berada di dalam atau terhempas dari area  “proktektorat” eksklusif  Allah!” 

Pelajaran berharga lain yang dapat dikemukakan dari tragedi  Adam dan Hawa adalah: dapat dipastikan, ini adalah pengalaman satu-satunya  yang pernah dialami manusia, yaitu : mengalami maut sebagai sebuah upah dosa  (bacalah Roma 6:23) dalam keadaan  MEMILIKI HIDUP dan MEMILIKI PERSEKUTUAN DENGAN ALLAH DI TAMAN EDEN, ini sebuah JENIS malapetaka yang tidak akan pernah dirasakan oleh manusia-manusia generasi manapun selain Adam dan Hawa, sebab generasi-generasi berikutnya telah dibelenggu oleh natur maut ini sebagai sebuah KONSEKUENSI(Roma 5:12). Sebuah konsekuensi teramat fatal yang tak dapat dibayangkan kala mereka berdua secara SEKETIKA mengalami sebuah KONTRADIKSI REALITA YANG MANA TIDAK ADA SATU UNGKAPAN ATAU BAHASA MANUSIA YANG SANGGUP SECARA JITU MENGGAMBARKANNYA. Sebuah pelanggaran di taman Eden membuat kedua manusia itu terhempas tanpa ampun, tanpa dapat dicegah menimpa manusia, dulu mereka memiliki  Hidup dari Allah, kini mereka dalam   balutan maut.

Sama  halnya juga, bahwa tidak ada satu manusia pun yang dapat memberikan kesaksian apalagi sekedar gambaran tentang apakah dan bagaimanakah hidup yang MEMILIKI HIDUP dan PERSEKUTUAN DENGAN ALLAH yang diberikan Allah, SEBAB pada dasarnya semua generasi manusia yang ada setelah tragedi di taman Eden adalah manusia-manusia MATI dan TIDAK MEMILIKI PERSEKUTUAN DENGAN ALLAH!  Ini adalah realita yang sungguh  memperberat  bahkan menutup sama sekali potensi bagi manusia untuk  sekedar memulihkan keadaannya dari MATI untuk dapat HIDUP!


Sehingga adalah  wajar, tidak ada  yang sanggup, mampu atau MUSTAHIL  bagi semua manusia untuk mengapresiasi  PENTINGNYA KESELAMATAN YANG DATANG DARI ALLAH, apalagi menilai PENGABAIAN ATAU PENOLAKAN OLEH MANUSIA sebagai memang benar-benar sebuah soal hidup dan mati dalam kekekalan! Inilah problem raksasa manusia, bahwa  kita sebagai manusia yang diusir oleh Allah adalah MATI dan tidak memiliki  pengalaman/pengetahuan dan tidak pernah mengecap sama sekali apa yang disebut memiliki HIDUP yang dari Allah. Inilah daya hancur  MAUT yang merebak dari generasi ke generasi (bacalah Roma 5:12Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa.).


Allah masih membuatkan pakaian dari kulit binatang dan mengenakannya pada kedua manusia itu, kita dapat katakan ini adalah sebuah tindakan kasih. Tetapi sebentar, apakah kisah dalam Kitab Musa Pertama atau Kejadian ini adalah sebuah kebenaran yang dapat dipertanggungjawabkan atau sekedar mitologi belaka? Dari mana Musa dapat mengetahui apa-apa yang terjadi padahal dia baru hidup jauh sekali setelah  tragedi itu terjadi. Kali ini saya hanya akan memberikan sebuah solusi tunggal untuk pertanyaan ini, yaitu : YESUS mengakui  kebenaran semua kitab   yang ada dalam Perjanjian lama. Berikut ini adalah pernyataan-pernyataan Yesus yang meneguhkan KESAKSIAN  TERTULIS dalam kitab-kitab Perjanjian Lama : Matius 5:17-18, Lukas 16:17, Yohanes 10:35. Dalam sejumlah kesempatan Yesus malah mengutip bagian-bagian dari Perjanjian Lama, seperti Matius 4;4 (bandingkan dengan Ulangan 8:3),  7:10 (bandingkan dengan Ulangan 6:16), Markus 2:25 (bandingkan dengan 1 Samuel 21:1-15); 12:10 (bandingkan dengan Mz 118:22-23),12 :26 (bandingkan dengan Keluaran 3:2,6); Mat : 19:4 (bandingkan dengan  Kejadian 1:27, Kejadian 5:2); 21:16 (bandingkan dengan Mz 8:2). Sehingga kita setidaknya mengerti bahwa Kisah tragedi  manusia dalam  kitab Kejadian adalah realita atau  fakta, bukan mitos! Lagian, jika ini adalah mitos, untuk apakah Bapa mengutus Anak-Nya kedalam dunia. Mengatakan tragedi Adam dan Hawa adalah mitos, dapat disamakan dengan mengatakan kedatangan Anak ke dalam dunia beserta seluruh karya penebusan-Nya adalah omong kosong belaka.

Allah membuatkan pakaian  dari kulit binatang adalah  bentuk kasih-Nya kepada manusia yang tak akan sanggup disentuh oleh  rasio  manusia. Faktanya SEMUA MANUSIA MATI, SEMUA MANUSIA SUDAH DIVONIS, sehingga dapat dikatakan sebetulnya SEMUA MANUSIA   adalah legal  untuk dieksekusi  sesuai dengan ketetapan yudisial yang telah diputuskan oleh Allah di Taman Eden.Tetapi bukannya mengeksekusi manusia Adam dan Hawa sehingga tidak hanya MATI  sehingga kegelapan manusia semakin pekat dan sempurna, namun  manusia Adam dan Hawa masih dibiarkan hidup TANPA HIDUP  dari TUHAN untuk mendengarkan sebuah janji yang sukar dipahami oleh manusia kecuali TUHAN:
“Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya." – Kejadian 3:15



Janji ini diberikan sebelum Adam dan Hawa pada akhirnya diusir/dihalau keluar. Janji ini secara faktual diberikan oleh Allah sendiri, oleh kehendak atau kemauan-Nya sendiri kepada manusia yang TELAH MATI, TELAH DIVONIS HUKUMAN-HUKUMANNYA. Untuk apa Allah mengadakan kerumitan (di mata manusia) semacam ini? Untuk apa Allah  mengadakan permusuhan antara si ular dan perempuan (manusia yang telah mati dan divonis) seolah-oleh  manusia mati itu masih memiliki nilai dalam pandangan-Nya (dan memang benar)?. Menjadi lebih sukar lagi, bagaimana bisa  Allah menuntaskan permusuhan yang diadakan Allah itu dengan  cara menghancurkan keturunan si ular oleh keturunan si perempuan (manusia mati /berdosa dan telah divonis)? Memang benar, sebagai manusia kita akan melihat sebuah kerumitan dan kejanggalan-kejanggalan yang tak ada dasarnya bagi rasio manusia untuk memahaminya, minimal  pada tatar ini: Allah memberikan sebuah janji spektakuler bagi manusia yang telah mati!

Suka tidak suka, Allah tidak pusing dan tidak peduli dengan kepusingan saya, anda atau siapapun juga  terkait maksud dan rancangan-Nya. Allah memang pada faktanya tidak mendasarkan aksi sepihak-Nya ini  pada apa yang dapat diharapkan untuk dapat dilakukan oleh manusia. Jelas terlihat, janji diatas adalah sebuah aksi yang datang atas diri-Nya sendiri, atas kemauan atau kehendak-Nya sendiri, bahkan dapat dikatakan bahwa potensi keberdosaan manusia yang akan bergunung-gunung tidaklah membuat dia ragu/bimbang untuk mengutarakan janji atas diri-Nya sendiri. Ya…dia dengan teguh dan bulat berkata AKU AKAN MENGADAKAN…! Ya…Dia telah MENGADAKAN sesuatau yang TIDAK MUNGKIN untuk terjadi dalam pandangan manusia. Dalam hal ini, Dia sama sekali tidak mereduksi konsekuensi pelanggaran ketetapan-Nya di taman Eden yang menghasilkan maut  sehingga manusia MATI, sehingga DIVONIS, sehingga DIUSIR (terusir dari persekutuan dengan TUHAN). Allah TAHU SEKALI manusia mati PASTI AKAN SELALU TERJEREMBAB DALAM DOSA (PIKIRAN SEBUAH KEPASTIAN TELAK, DAN TENTU SAJA PERBUATAN). APAKAH Allah dalam hal ini  berharap atau meletakan pengharapan pada “kemampuan” manusia MATI dalam hal ini? Tentu saja tidak, ini adalah sebuah ketetapan yang lahir dari DIRI-NYA untuk MELAKUKAN SESUATU YANG AGUNG sepenuhnya oleh-Nya. Manusia dalam hal ini menjadi bidikan kasih setia-Nya : ” keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya.”

Bagi manusia, ketika  memikirkan keadilan dan kasih Allah bekerja secara bersama-sama dalam cara semacam ini, sungguh sukar untuk diharmonikan dengan rasio manusia. Bagi manusia membicarakan KASIH dan KEADILAN secara bersamaan adalah hal yang SUKAR. Kalau berbicara  2 hal ini, sama saja “membunuh” salah satunya, ya..dalam benak manusia KASIH pasti “terberangus” oleh keadilan! Sukar untuk melihat adanya KASIH dalam KEADILAN, kita lebih suka KASIH saja tanpa perlu bicara KEADILAN. Mengapa? Sebab manusia sudah MATI, terhempas keras dari persekutuan Allah, tidak mengenal Allah! Bagaimana mungkin dapat memahami hal-hal yang melekat dalam diri Allah secara tepat ( apalagi sempurna!). Manusia Mati pada dasarnya asing terhadap KASIH dari ALLAH, sebab dalam KASIH ALLAH pasti mengandung KEADILAN, mengandung KEBENARAN, mengandung KEKUDUSAN, mengandung semua kesempurnaan-kesempurnaan TUHAN. Pada dasarnya kesempurnaan-kesempurnaan ini bukanlah hal-hal yang dapat dipilah-dipilah atau seolah bekerja secara TERISOLASI satu sama lain. Semuanya bekerja secara bersama-sama sebab semuanya ada secara bersamaan dan semuanya ada didalam diri Allah.


Sehingga dapat dipahami, setelah manusia MATI dan DIVONIS, Allah tetap melakukan kunjungan-kunjungan khusus terhadap manusia-manusia yang dipilih-Nya untuk dikunjungi-Nya. DIANTARA SEMUA MANUSIA YANG TELAH MATI, DIANTARA SEMUA MANUSIA YANG TELAH DIVONIS, Allah masih melakukan sebuah tindakan yang konyol dan sia-sia (dalam pandangan manusia!). Allah masih mengarahkan pandangan-Nya kepada  manusia-manusia dan memilih siapa-siapa yang akan Dia libatkan dalam rancangan megah dan kudus dalam Kejadian 3:15.

Sehingga kita masih melihat sejumlah tindakan Allah yang SEPIHAK dalam KEDAULATAN DAN KESEMPURNAAN-KESEMPURNAANNYA terhadap manusia-manusia mati yang Dia telah pilih, seperti yang diberitakan Alkitab  :
-HENOKH

  • Kejadian 5:21-24 “Dan Henokh hidup bergaul dengan Allah selama tiga ratus tahun lagi, setelah ia memperanakkan Metusalah, dan ia memperanakkan anak-anak lelaki dan perempuan. Jadi Henokh mencapai umur tiga ratus enam puluh lima tahun. Dan Henokh hidup bergaul dengan Allah, lalu ia tidak ada lagi, sebab ia telah diangkat oleh Allah.


Dapatkan anda membayangkan manusia  yang telah MATI tetapi hidup bergaul dengan Allah? Tidakkah “bergaul dengan Allah” adalah sebuah fakta yang  MUSTAHIL kala Allah  TELAH MENGUSIR MANUSIA DARI TAMANNYA-DARI PERSEKUTUAN AKRAB DENGANNYA? Jadi bagaimana bisa  Henokh HIDUP BERGAUL DENGAN ALLAH? Jelas hal itu mungkin SEBAB ALLAH MENGADAKANNYA, ALLAH KEMUDIAN MENGANGKAT HENOKH. Ini adalah sebuah AKSI SEPIHAK sebagaimana telah DIA IKTIARKAN untuk DILAKUKANNYA dalam Kejadian 3:15.



Abraham

  • Kejadian 17:1-11
Ketika Abram berumur sembilan puluh sembilan tahun, maka TUHAN menampakkan diri kepada Abram dan berfirman kepadanya: "Akulah Allah Yang Mahakuasa, hiduplah di hadapan-Ku dengan tidak bercela. Aku akan mengadakan perjanjian antara Aku dan engkau, dan Aku akan membuat engkau sangat banyak." Lalu sujudlah Abram, dan Allah berfirman kepadanya: Dari pihak-Ku, inilah perjanjian-Ku dengan engkau: Engkau akan menjadi bapa sejumlah besar bangsa. Karena itu namamu bukan lagi Abram, melainkan Abraham, karena engkau telah Kutetapkan menjadi bapa sejumlah besar bangsa. Aku akan membuat engkau beranak cucu sangat banyak; engkau akan Kubuat menjadi bangsa-bangsa, dan dari padamu akan berasal raja-raja. Aku akan mengadakan perjanjian antara Aku dan engkau serta keturunanmu turun-temurun menjadi perjanjian yang kekal, supaya Aku menjadi Allahmu dan Allah keturunanmu…. (9) Lagi firman Allah kepada Abraham: "Dari pihakmu, engkau harus memegang perjanjian-Ku, engkau dan keturunanmu turun-temurun. Inilah perjanjian-Ku, yang harus kamu pegang, perjanjian antara Aku dan kamu serta keturunanmu, yaitu setiap laki-laki di antara kamu harus disunat; haruslah dikerat kulit khatanmu dan itulah akan menjadi tanda perjanjian antara Aku dan kamu.


  • Kejadian 18:1 “Kemudian TUHAN menampakkan diri kepada Abraham dekat pohon tarbantin di Mamre, sedang ia duduk di pintu kemahnya waktu hari panas terik. Ketika ia mengangkat mukanya, ia melihat tiga orang berdiri di depannya. Sesudah dilihatnya mereka, ia berlari dari pintu kemahnya menyongsong mereka, lalu sujudlah ia sampai ke tanah.”


Dapatkah anda menemukan sebuah pertimbangan rasional yang jitu untuk menjelaskan kunjungan satu ini, setelah Allah mengusir manusia dari PERSEKUTUAN BERSAMANYA DI TAMANNYA? Manusia MATI dikunjungi, untuk apa sih? Dan tetap saja Abraham sebagai manusia MATI dalam hal ini! Tentu saja peristiwa dalam Kejadian 18:1 dapat terjadi sebab hal ini DIADAKAN OLEH ALLAH, dan jelas sekali ini adalah AKSI SEPIHAK ALLAH terhadap salah satu MANUSIA-MANUSIA MATI yang Dia pilih agar terhadap Abraham saja, Dia membuat diri-Nya dapat dipandang dan kemudian manusia yang  dipilih-Nya itu SUJUD SAMPAI KE TANAH! Spektakuler bukan? Sekaligus ini sangat menakutkan, sebab secara bersamaan kita masih melihat Allah yang BERMURAH HATI ini tetap tidak mengakibatkan SEMUA MANUSIA mengalami kemurahan yang sama seperti Abraham ini!  Dengan kata lain, secara umum SEMUA MANUSIA TELAH MATI DAN TELAH DIVONIS SECARA ADIL, dan KEPUTUSANNYA  TIDAK DAPAT DIANULIR OLEH MANUSIA DAN DIA SENDIRI BEGITU SAJA!


Hal teramat luar biasa pada  pola induk KEJADIAN 3;15 kembali terulang. ALLAH MENGADAKAN, kali ini Allah MENGINISIASI SEBUAH JANJI kepada SALAH SATU MANUSIA DARI  ANTARA MANUSIA-MANUSIA MATI  yaitu Abraham. Ya…semua ini selalu dimulai dari PIHAK ALLAH, tidak pernah dapat dimulai dari PIHAK MANUSIA.

Kita melihat pada Abraham, Allah MEMILIH Abraham untuk MENERIMA JANJI KEMURAHANNYA, dan janji itu tidak lain adalah sebuah TINDAKAN ALLAH YANG MENGINGINKAN MANUSIA MATI AGAR KEMBALI KEDALAM PERSEKUTUANNYA, SESUAI DENGAN RENCANA DAN MAKSUDNYA SAJA:” Aku akan mengadakan perjanjian antara Aku dan engkau serta keturunanmu turun-temurun menjadi perjanjian yang kekal, supaya Aku menjadi Allahmu dan Allah keturunanmu.” Luar biasanya  JANJI DAN KEINGINAN ALLAH AGAR MANUSIA MATI KEMBALI KEDALAM PERSEKUTUANNYA (ini jelas sebuah kondisi yang HIDUP, atau lebih tepatnya DIHIDUPKAN sebab KEADAAN INI ADALAH ALLAH YANG MENGADAKAN) tidak saja ditujukan kepada ABRAHAM, tetapi kepada keturunan Abraham .

Masih terkait Abraham, kita akan melihat sebuah kemegahan Allah dalam BAGAIMANA DIA MENGADAKAN    APA YANG TIDAK MUNGKIN TERJADI OLEH DAN BAGI MANUSIA :


Kejadian 18:17-19 “Berpikirlah TUHAN: "Apakah Aku akan menyembunyikan kepada Abraham apa yang hendak Kulakukan ini? Bukankah sesungguhnya Abraham akan menjadi bangsa yang besar serta berkuasa, dan oleh dia segala bangsa di atas bumi akan mendapat berkat? Sebab Aku telah memilih dia, supaya diperintahkannya kepada anak-anaknya dan kepada keturunannya supaya tetap hidup menurut jalan yang ditunjukkan TUHAN, dengan melakukan kebenaran dan keadilan, dan supaya TUHAN memenuhi kepada Abraham apa yang dijanjikan-Nya kepadanya."


Pertama dan TERPENTING adalah Abraham  terlihat istimewa bukan karena istimewa! Apakah istimewanya  manusia-manusia yang telah mati? Apakah istimewanya manusia-manusia yang telah hidup dalam dosa? TIDAK ADA!
TUHAN sendiri mengatakan bahwa DIA MEMILIH ABRAHAM! Ya…dengan kata lain, kalaupun kita hendak mengatakan Abraham dan keturunan-Nya itu  istimewa, itu semata-mata karena TUHAN MENGADAKAN HAL ITU, yaitu : TUHAN MEMILIH! Kepentingan PEMILIHAN TUHAN tidak terutama pada ABRAHAM saja, tidak pada KETURUNAN ABRAHAM SAJA, tetapi PEMILIHAN ALLAH mencakup/menjangkau kepada bangsa-bangsa lain yang oleh atau melaui Abraham yang telah Dia pillih,  juga mendapatkan berkat! Ya…berkat keselamatan TUHAN melalui Abraham sampai kepada orang-orang dari berbagai-bagai bangsa, yang DIA PILIH!


Mengenai PEMILIHAN ALLAH  atas ABARAHAM agar tidak hanya  keluarganya atau bangsanya saja yang menerima berkat Tuhan, tetapi orang-orang dari bangsa-bangsa lain melalui KETURUNAN Abraham juga menerima keselamatan dari Allah, masih  kita jumpai diulang kembali dalam kesempatan-kesempatan  berikutnya:

  • Kejadian 22:17-18 “maka Aku akan memberkati engkau berlimpah-limpah dan membuat keturunanmu sangat banyak seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut, dan keturunanmu itu akan menduduki kota-kota musuhnya. Oleh keturunanmulah semua bangsa di bumi akan mendapat berkat, karena engkau mendengarkan firman-Ku."

  • Kejadian 26:3-4 “Tinggallah di negeri ini sebagai orang asing, maka Aku akan menyertai engkau dan memberkati engkau, sebab kepadamulah dan kepada keturunanmu akan Kuberikan seluruh negeri ini, dan Aku akan menepati sumpah yang telah Kuikrarkan kepada Abraham, ayahmu. Aku akan membuat banyak keturunanmu seperti bintang di langit; Aku akan memberikan kepada keturunanmu seluruh negeri ini, dan oleh keturunanmu semua bangsa di bumi akan mendapat berkat,

  • Kejadian 28:13-14 “Berdirilah TUHAN di sampingnya dan berfirman: "Akulah TUHAN, Allah Abraham, nenekmu, dan Allah Ishak; tanah tempat engkau berbaring ini akan Kuberikan kepadamu dan kepada keturunanmu. Keturunanmu akan menjadi seperti debu tanah banyaknya, dan engkau akan mengembang ke sebelah timur, barat, utara dan selatan, dan olehmu serta keturunanmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat.


Allah memilih Abraham untuk menerima JANJI, sebuah janji yang Agung ,megah dan kudus : “antara Aku dan engkau serta keturunanmu turun-temurun menjadi perjanjian yang kekal, supaya Aku menjadi Allahmu dan Allah keturunanmu…. (Kejadian 7). Menurut TUHAN, HANYA melalui Abraham saja DIA dapat menjadi Allah bagi anda, saya dan siapa saja yang percaya! Ini adalah sebuah TINDAKAN SEPIHAK ALLAH ATAS MANUSIA YANG TELAH MATI!  Dia mau melakukan sebuah tindakan  yang mustahil bagi manusia, Dia memilih untuk melakukan penyelamatan terhadap manusia yang HANYA DAPAT BERLANGSUNG HANYA MELALUI KETETAPAN-KETETAPAN DIA!


Nah, bagaimana  KETETAPAN-KETETAPAN ALLAH INI DAPAT SAMPAI KEPADA  SAYA DAN ANDA? Siapakah KETURUNAN ABRAHAM YANG MELALUINYA KITA DAPAT DISELAMATKAN? Jawabnya adalah : YESUS, mari perhatikan penjelasan  yang diutarakan dalam Alkitab :



  • Roma 4:16-17 Karena itulah kebenaran berdasarkan iman supaya merupakan kasih karunia, sehingga janji itu berlaku bagi semua keturunan Abraham, bukan hanya bagi mereka yang hidup dari hukum Taurat, tetapi juga bagi mereka yang hidup dari iman Abraham. Sebab Abraham adalah bapa kita semua, -- seperti ada tertulis: "Engkau telah Kutetapkan menjadi bapa banyak bangsa" --di hadapan Allah yang kepada-Nya ia percaya, yaitu Allah yang menghidupkan orang mati dan yang menjadikan dengan firman-Nya apa yang tidak ada menjadi ada.


  • Galatia3:7 Jadi kamu lihat, bahwa mereka yang hidup dari iman, mereka itulah anak-anak Abraham.


  • Galatia 3:29 Dan jikalau kamu adalah milik Kristus, maka kamu juga adalah keturunan Abraham dan berhak menerima janji Allah.


  • Galatia 4:28 Dan kamu, saudara-saudara, kamu sama seperti Ishak adalah anak-anak janji.


  • Roma 9:4-8 Sebab mereka adalah orang Israel, mereka telah diangkat menjadi anak, dan mereka telah menerima kemuliaan…  Mereka adalah keturunan bapa-bapa leluhur, yang menurunkan Mesias dalam keadaan-Nya sebagai manusia, yang ada di atas segala sesuatu. Ia adalah Allah yang harus dipuji sampai selama-lamanya. Amin! Akan tetapi firman Allah tidak mungkin gagal. Sebab tidak semua orang yang berasal dari Israel adalah orang Israel, dan juga tidak semua yang terhitung keturunan Abraham adalah anak Abraham, tetapi: "Yang berasal dari Ishak yang akan disebut keturunanmu." Artinya: bukan anak-anak menurut daging adalah anak-anak Allah, tetapi anak-anak perjanjian yang disebut keturunan yang benar.


  • Lukas 1:68-73 Terpujilah Tuhan, Allah Israel, sebab Ia melawat umat-Nya dan membawa kelepasan baginya, Ia menumbuhkan sebuah tanduk keselamatan bagi kita di dalam keturunan Daud, hamba-Nya itu, --seperti yang telah difirmankan-Nya sejak purbakala oleh mulut nabi-nabi-Nya yang kudus-- untuk melepaskan kita dari musuh-musuh kita dan dari tangan semua orang yang membenci kita, untuk menunjukkan rahmat-Nya kepada nenek moyang kita dan mengingat akan perjanjian-Nya yang kudus, yaitu sumpah yang diucapkan-Nya kepada Abraham, bapa leluhur kita, bahwa Ia mengaruniai kita, supaya kita, terlepas dari tangan musuh, dapat beribadah kepada-Nya tanpa takut,


  • Efesus 3:1-6 Itulah sebabnya aku ini, Paulus, orang yang dipenjarakan karena Kristus Yesus untuk kamu orang-orang yang tidak mengenal Allah --memang kamu telah mendengar tentang tugas penyelenggaraan kasih karunia Allah, yang dipercayakan kepadaku karena kamu, yaitu bagaimana rahasianya dinyatakan kepadaku dengan wahyu, seperti yang telah kutulis di atas dengan singkat. Apabila kamu membacanya, kamu dapat mengetahui dari padanya pengertianku akan rahasia Kristus, yang pada zaman angkatan-angkatan dahulu tidak diberitakan kepada anak-anak manusia, tetapi yang sekarang dinyatakan di dalam Roh kepada rasul-rasul dan nabi-nabi-Nya yang kudus, yaitu bahwa orang-orang bukan Yahudi, karena Berita Injil, turut menjadi ahli-ahli waris dan anggota-anggota tubuh dan peserta dalam janji yang diberikan dalam Kristus Yesus.


  • Galatia 3:16 Adapun kepada Abraham diucapkan segala janji itu dan kepada keturunannya. Tidak dikatakan "kepada keturunan-keturunannya" seolah-olah dimaksud banyak orang, tetapi hanya satu orang: "dan kepada keturunanmu", yaitu Kristus.


  • Matius 1:1 Inilah silsilah Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham.


  • Galatia 3:17-18 Maksudku ialah: Janji yang sebelumnya telah disahkan Allah, tidak dapat dibatalkan oleh hukum Taurat, yang baru terbit empat ratus tiga puluh tahun kemudian, sehingga janji itu hilang kekuatannya. Sebab, jikalau apa yang ditentukan Allah berasal dari hukum Taurat, ia tidak berasal dari janji; tetapi justru oleh janjilah Allah telah menganugerahkan kasih karunia-Nya kepada Abraham.


  • Yohanes 3:16-18 Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia. Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah.


  • Roma 4:16-17 Karena itulah kebenaran berdasarkan iman supaya merupakan kasih karunia, sehingga janji itu berlaku bagi semua keturunan Abraham, bukan hanya bagi mereka yang hidup dari hukum Taurat, tetapi juga bagi mereka yang hidup dari iman Abraham. Sebab Abraham adalah bapa kita semua, -- seperti ada tertulis: "Engkau telah Kutetapkan menjadi bapa banyak bangsa" --di hadapan Allah yang kepada-Nya ia percaya, yaitu Allah yang menghidupkan orang mati dan yang menjadikan dengan firman-Nya apa yang tidak ada menjadi ada.  (bandingkan dengan Kejadian  17:4)

  • Galatia 3:14 Yesus Kristus telah membuat ini, supaya di dalam Dia berkat Abraham sampai kepada bangsa-bangsa lain, sehingga oleh iman kita menerima Roh yang telah dijanjikan itu.
     



Dan janji Allah dalam Kejadian 3:15, telah  berlangsung melalui Abraham, dan keturunannya, SUDAH terwujud dalam Yesus Kristus! Maukah anda percaya kepada Yesus Kristus sehingga anda memiliki  berkat/janji keselamatan dan memiliki persekutuan dengan Allah yang  telah dijanjikan kepada dan melalui Abraham?

***








No comments:

Post a Comment

Anchor of Life Fellowship , Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri - Efesus 2:8-9