Oleh : Pdt. Budi Asali, M.Div
Anak yang hilang
Luk 15:11-32 - "(11) Yesus berkata lagi: "Ada
seorang mempunyai dua anak laki-laki. (12) Kata yang bungsu kepada ayahnya:
Bapa, berikanlah kepadaku bagian harta milik kita yang menjadi hakku. Lalu
ayahnya membagi-bagikan harta kekayaan itu di antara mereka. (13) Beberapa hari
kemudian anak bungsu itu menjual seluruh bagiannya itu lalu pergi ke negeri
yang jauh. Di sana ia memboroskan harta miliknya itu dengan hidup berfoya-foya.
(14) Setelah dihabiskannya semuanya, timbullah bencana kelaparan di dalam
negeri itu dan iapun mulai melarat. (15) Lalu ia pergi dan bekerja pada seorang
majikan di negeri itu. Orang itu menyuruhnya ke ladang untuk menjaga babinya.
(16) Lalu ia ingin mengisi perutnya dengan ampas yang menjadi makanan babi itu,
tetapi tidak seorangpun yang memberikannya kepadanya. (17) Lalu ia menyadari
keadaannya, katanya: Betapa banyaknya orang upahan bapaku yang berlimpah-limpah
makanannya, tetapi aku di sini mati kelaparan. (18) Aku akan bangkit dan pergi
kepada bapaku dan berkata kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan
terhadap bapa, (19) aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa; jadikanlah aku
sebagai salah seorang upahan bapa. (20) Maka bangkitlah ia dan pergi kepada
bapanya. Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah
hatinya oleh belas kasihan. Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul
dan mencium dia. (21) Kata anak itu kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap
sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa. (22) Tetapi
ayah itu berkata kepada hamba-hambanya: Lekaslah bawa ke mari jubah yang
terbaik, pakaikanlah itu kepadanya dan kenakanlah cincin pada jarinya dan
sepatu pada kakinya. (23) Dan ambillah anak lembu tambun itu, sembelihlah dia
dan marilah kita makan dan bersukacita. (24) Sebab anakku ini telah mati dan
menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali. Maka mulailah
mereka bersukaria. (25) Tetapi anaknya yang sulung berada di ladang dan ketika
ia pulang dan dekat ke rumah, ia mendengar bunyi seruling dan nyanyian
tari-tarian. (26) Lalu ia memanggil salah seorang hamba dan bertanya kepadanya
apa arti semuanya itu. (27) Jawab hamba itu: Adikmu telah kembali dan ayahmu
telah menyembelih anak lembu tambun, karena ia mendapatnya kembali dengan
sehat. (28) Maka marahlah anak sulung itu dan ia tidak mau masuk. Lalu ayahnya
keluar dan berbicara dengan dia. (29) Tetapi ia menjawab ayahnya, katanya:
Telah bertahun-tahun aku melayani bapa dan belum pernah aku melanggar perintah
bapa, tetapi kepadaku belum pernah bapa memberikan seekor anak kambing untuk
bersukacita dengan sahabat-sahabatku. (30) Tetapi baru saja datang anak bapa
yang telah memboroskan harta kekayaan bapa bersama-sama dengan pelacur-pelacur,
maka bapa menyembelih anak lembu tambun itu untuk dia. (31) Kata ayahnya
kepadanya: Anakku, engkau selalu bersama-sama dengan aku, dan segala
kepunyaanku adalah kepunyaanmu. (32) Kita patut bersukacita dan bergembira
karena adikmu telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat
kembali.'".
Anak bungsu ini menggambarkan orang
berdosa.