Oleh : Martin Simamora
Tuhan
Tidak Dapat Mencegah Manusia Untuk Berbuat Jahat?
"Street Crime" - Cartoon Work |
Bacalah lebih dulu bagian
7
Bagaimanapun juga, harus diakui sangat sukar
untuk memahami TUHAN yang perilakunya sedemikian kompleks dan kerap tidak
terjangkau oleh pemahaman kita,
atau celakanya, hal ini dapat membuat persepsi manusia terhadap TUHAN menjadi sangat
buruk. Tentu saja, jika hal ini
diajarkan atau dikhotbahkan dalam
pemahaman dan persepsi manusia maka kerunyaman yang dihasilkan bukan sebuah pemaparan siapakah TUHAN. Dapat ditebak akan bermuara pada
sekeptisme atau sinisme kala menyentuh perihal semacam ini dalam Alkitab.
Sejatinya, apa yang telah disampaikan sejauh ini, sukar
untuk dielakkan, memang
benar dinyatakan oleh Alkitab sendiri; bukan hanya
dalam Perjanjian Lama tetapi kelak pada bagian-bagian berikutnya kita akan
menemukan juga dalam Perjanjian Baru. Jelas saja, sebab Dia adalah TUHAN yang sama
baik dahulu, sekarang, dan akan datang- selama-lamanya ;baik didalam Perjanjian
Lama ataupun dalam Perjanjian Baru.
Pada derajat yang paling minimal, kalau anda mengatakan bahwa
TUHAN BUKAN
TIDAK DAPAT MENCEGAH MANUSIA UNTUK BERBUAT
JAHAT, tetapi berdaulat penuh dan
itu termasuk ketika Dia memutuskan untuk berdiam diri ( Mazmur
50:1), maka reaksi kita setidaknya sama
dengan Asaf, yaitu tidak dapat
menerimanya dengan hati yang nyaman :“Bangunlah, ya Allah, lakukanlah perjuangan-Mu! (Mazmur 50:22).” Ini adalah sebuah teriak
seru yang tidak main-main, tetapi baik saya, anda dan siapapun tidak bisa menjatuhkan
vonis bahwa TUHAN TIDAK DAPAT MENCEGAH MANUSIA UNTUK BERBUAT JAHAT, menuding
TUHAN tidak berdaya kala berhadapan dengan kejahatan dan manusia-manusia jahat.