F O K U S

Nabi Daud Tentang Siapakah Kristus

Ia Adalah Seorang Nabi Dan Ia Telah   Melihat Ke Depan Dan Telah Berbicara Tentang Kebangkitan Mesias Oleh: Blogger Martin Simamora ...

Showing posts with label Attributes of God. Show all posts
Showing posts with label Attributes of God. Show all posts

0 Kasih Tanpa Batas-Batas (Matius 5:38-48) - Bagian 5


Bacalah terlebih dahulu Empat  bagian sebelumnya, bagian satu baca di sini ,bagian dua baca di sini  ,bagian  tiga di sini   dan bagian empat di sini


Oleh :  Rev. Dr. Keith Krell


Pada ilustrasi Yesus yang keempat dan terakhir dalam Matius 5:42, Dia berkata : “Berilah kepada orang yang meminta kepadamu dan janganlah menolak orang yang mau meminjam dari padamu.” Ilustrasi ini berkaitan dengan hukum memberikan pinjaman [Beberapa orang  meyakini bahwa kata-kata Yesus ini  merujuk pada meminta-minta; memberikan sedekah yang dipandang sebagai tindakan yang sangat dihargai  dalam dunia purba (Mat 6:1–4; Ulangan 15:7–11).] Ulangan 15:7-11 Memperlihatkan bahwa hutang-hutang dihapuskan setiap tujuh tahun. Para peminjam menyukai  hal ini. Para pemberi pinjaman tidak terlampau antusias. Jika saya adalah  seorang pemberi pinjaman dan seseorang datang kepadaku untuk mendapatkan pinjaman pada tahun ke-enam, saya akan berpikir dua kali sebelum memberikan kepadanya. Jika dia tidak melunasinya dengan segera, pinjaman yang kuberikan akan berubah menjadi  pemberian cuma-cuma/hadiah

0 Kasih Tanpa Batas-Batas (Matius 5:38-48) - Bagian 4

http://blogs.oc.edu/secondmile/about/

Bacalah terlebih dahulu tiga  bagian sebelumnya, bagian satu baca di sini ,bagian dua baca di sini  dan bagian  tiga di sini



Oleh :  Rev. Dr. Keith Krell


Pada ilustrasi Yesus yang ketiga dalam Matius 5:41 Ia berkata :  Dan siapapun yang memaksa engkau berjalan sejauh satu mil, berjalanlah bersama dia sejauh dua mil.” Ayat ini memberikan latar belakang untuk sebuah ungkapan yang berbunyi , “Go the second mile” ( jalanilah mil ke dua).  Pada masa Yesus, prajurit-prajurit Roma memiliki otoritas untuk memaksa  penduduk sipil untuk mengangkut muatan-muatan mereka sejauh satu mil. Akan tetapi, Hukum Roma berkata bahwa seseorang hanya harus melakukannya sejauh satu mil dan kemudian dia bebas untuk pergi. Jelas, orang-orang Yahudi mengikuti ketentuan dalam hukum ini. Mereka mengukur  mil dalam hitungan langkah : seribu langkah tepatnya. Dan mereka menghitung setiap langkah kaki. Ketika  tiba pada langkah ke seribu mereka berhenti, meletakan barang yang mereka angkut, dan meninggalkan orang  Roma membawa bawaannya sendiri atau mencari korban lainnya [Robinson, What Jesus Said About Successful Living, 157.].

0 Kasih Tanpa Batas-Batas (Matius 5:38-48)- Bagian 3

Bacalah terlebih dahulu dua bagian sebelumnya, bagian satu baca di sini dan bagian dua baca di sini



Oleh :  Rev. Dr. Keith Krell

Beberapa tahun lampau, Tiger Woods  memenangkan Master’s Tournament, Fuzzy Zoeller mengomentarinya dengan  sejumlah kata kasar, tanggapan-tanggapan yang berbau rasis—tanggapan yang dimaksudkannya untuk melucu, tetapi yang ada hanyalah kata-kata yang berjiwa kasar. Fuzzy telah menerima akibat  besar yang  pantas dari kritik-kritik didalam komentar-komentarnya, tetapi  respon Tiger Wood adalah,”Baiklah, kita semua membuat kesalahan-kesalahan dan kini waktunya untuk tetap maju.” Tiger dapat saja  balas menghina—media pasti senang—tetapi dia telah menolak untuk membalas. Sebaliknya dia berkata, “ Let’s move on.”

Apakah anda juga melakukan  apa yang dilakukan Wood? Apakah ini menjadi sikapmu kala anda menanggung hinaan-hinaan paling hebat? Dapatkah anda berkata,”Kita semua membuat kesalahan-kesalahan dan  kini waktunya untuk tetap maju?” Yesus tidak mengajarkan kejahatan dibalas dengan kejahatan. Dia tidak  dalam bisnis untuk mendapatkan keseimbangan. Beberapa dari kita akan menyamakan kedudukan, bahkan jika itu berarti membunuh kita—dan itu bisa terjadi! Secara alami  kita ingin membalaskan  dendam.

0 Kasih Tanpa Batas-Batas (Matius 5:38-48)- Bagian 2


Bacalah terlebih dahulu pada bagian 1 di sini



Oleh :  Rev. Dr. Keith Krell

Dalam Matius 5:39b-42, Yesus  memberikan empat ilustrasi  tentang apa makna tidak membalas terhadap orang yang berbuat jahat[Empat ilustrasi ini dijumpai dalam sebuah paralel terpisah dalam Lukas 6:29–30]. Dalam ilustrasinya  yang pertama pada Matius 5:39b, Yesus berkata,” melainkan siapapun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu.” Ayat ini kerap digunakan untuk melarang bentuk bela diri yang bagaimanapun bentuknya. Tetapi apakah ini yang Yesus maksudkan?



Pertama-tama, perhatikan bahwa Yesus secara spesifik menyebutkan “pipi kanan.”  Kira-kira 90% orang di dunia adalah orang yang menggunakan tangan kanannya  sebagai yang utama dalam melakukan aktivitas-bukan kidal.[ Ajak seorang anak muda ke panggung dan lakukan demonstrasi visual ini dalam gerakan lambat] Saya bukan kidal dan jika saya meninjumu dengan tangan kanan, saya akan mengenai pipi kirimu. Jika saya berupaya untuk memukulmu pada pipi kananmu dengan tinju kananku. Saya tidak akan melukaimu sedikitpun. Yesus disini tidak sedang merujuk kepada  sebuah situasi dimana seorang yang lain berupaya untuk memukulmu sekenanya. Yesus sedang berbicara sebuah tamparan   telak ke pipi kananmu dengan punggung  telapak tangan.

0 Kasih Tanpa Batas-Batas (Matius 5:38-48)- Bagian 1


Oleh :  Rev. Dr. Keith Krell


Beberapa waktu lalu, tetanggaku dan juga mitra kerjaku  secara mengejutkan  menjadi seorang 40 tahun yang berjiwa muda. Isterinya yang murah hati telah membelikannya sebuah  gym mini seharga seribu dolar. Ted dan saya berdiri bersisian terpana! Kita akhirnya akan mengangkat beban-beban sebagaimana  Tuhan pada dasarnya maksudkan. Hanya ada satu masalah: tiga kotak datar yang telah diantarkan terlihat sama sekali tidak seperti gym yang kita bayangkan. Kami harus mengatur sendiri  taman angkat berat ini. (saya membenci hal ini manakala tidak ada demo model!) Kami membaca melalui internet bahwa waktu kira-kira yang diperlukan  untuk merakit semuanya adalah delapan jam! Saya ingin  berteriak ketika saya membacanya!Membuat masalah ini semakin  menyiksa, petunjuk-petunjuk perakitannya mengerikan! Siapapun yang menuliskan petunjuk-petunjuk pemasangan pastilah seorang ilmuwan roket dari MIT dengan sebuah chip di bahunya, atau seorang yang sama sekali dungu dengan selera humor yang sadis, Tidak seperti diriku, Ted sangatlah   menyukai hal yang mekanik. Namun demikian bahkan Ted berkata,”Saya tidak pernah merakit apapun lebih sulit daripada Marcy 4300.” Pada waktunya kami telah merakitnya. Atau semestinya saya katakan, Ted akhirnya menaklukan proyek ini. Saya hanya memberikan alat-alat dan berupaya tidak membuat terlalu banyak kesalahan. Pada akhirnya, satu-satunya cara untuk menyelesaikan pekerjaan ini adalah dengan mengikuti  petunjuk-petunjuk. Sekalipun petunjuk-petunjuk itu membingungkan, sulit, dan dapat dipertanyakan, tanpa adanya petunjuk-petunjuk itu kita akan karam. Oleh karena itu kami membaca seksama  setiap halaman, gambar-gambar foto, diagram, panduan langkah-langkah,  mengambil informasi    yang mungkin dapat membantu.

Demikian juga dengan dunia rohani, satu-satunya cara untuk berurusan dengan  sesuatu  khususnya  hal berat yang menciutkan  hati atau terkait dengan hubungan adalah dengan mempelajari petunjuk- petunjuk dalam firman Tuhan. Peringatan ini khususnya  penting  ketika tiba pada mengasihi mereka yang melukaimu.

0 “Apakah yang Yesus Ajarkan?”– Bagian 2 Selesai



Bacalah terlebih dahulu  bagian 1 di sini


Oleh :  Rev. Dr. Keith Krell
3. Kasih adalah Prioritas Puncak Kehidupan (Matius 22:37-40)
.

Pada Matius 22, Yesus  kala itu sedang berbicara kepada sebuah kelompok yang terdiri dari pemimpin-pemimpin agama, seorang pakar hukum agama,   menanyai Yesus, apakah perintah yang terbesar. Dia mengajukan pertanyaan ini dalam upaya menjatuhkan Dia melalui jawaban yang akan diberikannya. Yesus menjawab, “KASIHILAH TUHAN, ALLAHMU, DENGAN SEGENAP HATIMU DAN DENGAN SEGENAP JIWAMU DAN DENGAN SEGENAP AKAL BUDIMU"[Ayat-ayat paralel, Mark 12:30 dan  Lukas 10:27,  memiliki tambahan  “dan dengan segenap kekuatanmu.”]. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama.”Apakah maksudnya mengasihi Tuhan? Tidakkah ini bermakna memiliki  luapan emosi bergejolak, yang meledak-ledak seperti jarimu yang menghentak-hentakan  tuts piano? Tidakkah ini  bermakna untuk hidup dengan memiliki rasa atau sensasi aneh yang berkitar pada tengkukmu? Apakah ini bermakna menjadi dipenuhi, sepanjang waktu, dengan berbagai pemikiran  yang hangat tentang Tuhan? Rasul Yohanes  telah mencatat jawaban Yesus terkait pertanyaan ini dalam Yohanes 14:21, “Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku. Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh Bapa-Ku dan Akupun akan mengasihi dia dan akan menyatakan diri-Ku kepadanya." Yohanes juga menulis, dalam 1 Yohanes 5:3a,” Sebab inilah kasih kepada Allah, yaitu, bahwa kita menuruti perintah-perintah-Nya.”

0 “Siapakah Yesus?” ( Matius 16:13-16)- Bagian 2 Selesai

Bacalah terlebih dahulu bagian 1 di sini


Oleh :  Rev. Dr. Keith Krell



Selalu ada sebuah hal besar dari dikusi mengenai  identitas  Yesus. Juga jelas  bahwa orang selalu menganut beragam opini terhadap Dia [Leon Morris, The Gospel According to Matthew (Grand Rapids: Eerdmans, 1992), 420.]. Semua  penggambaran  Matius 16:14 dan contoh-contoh masa kini mengungkapkan penghormatan besar  terhadap Yesus, namun tidak satupun  merupakan sebuah tanggapan yang memadai terhadap apa yang sedang dibangun dalam pelayanannya yaitu mengenai pribadiNya dan karyaNya. Bagi  rata-rata orang, Yesus dianggap sebagai salah satu dari kebanyakan orang. Baik, tetapi bukan yang terbaik; besar, tetapi bukan yang terbesar; Seorang nabi, tetapi bukan nabi utama. Akan tetapi, pandangan-pandangan semacam ini tidak pernah memberikan peninggian. Pandangan-pandangan ini mencacinya  dengan pujian yang kosong. Jika dia semata hanyalah seperti   manusia lainnya, Dia  adalah seorang penipu karena Dia  telah  mengklaim menjadi setara dengan Allah Bapa [William MacDonald, Ed. Art Farstad, Believers Bible Commentary (Nashville: Thomas Nelson, 1995[1989]),1266.] 

0 Seorang Muslim Bertanya Tentang Yesus

Hai Dr. Craig

Saya seorang Muslim dari Pakistan dan  seorang  siswa perbandingan agama-agama tingkat dasar. Saya  memiliki pertanyaan-pertanyaan berikut ini tentang  isu-isu  yang terkait  pada penyaliban Yesus Kristus (Damai Bagi Dia
) sebagaimana yang digambarkan dalam injil-injil (Mohon perhatiannya bahwa saya mengajukan pertanyaan-pertanyan ini untuk meningkatkan pemahaman saya dan saya tidak bermaksud untuk menyerang atau merendahkan keyakinan-keyakian anda. Jika anda mendapatkan hal sebaliknya, saya  meminta maaf sebelumnya)

  1. Injil-injil nampaknya menyatakan bahwa ketika para penguasa Roma berupaya untuk menangkap Yesus, dia menghindari mereka dan nampaknya bahwa dia tidak ingin tertangkap. Sekarang jika penyaliban (dan kebangkitan) merupakan tujuan tertinggi dari misi Kristus,maka mengapa dia menghindar dari penguasa Roma? Injil-injil nampaknya mengatakan bahwa Kristus tidak meluputkan dirinya satu kali saja tetapi beberapa kali. Kenyataannya jika saya mengingatnya dengan benar, Injil Yohanes menyatakan bahwa ketika Yesus Kristus mengetahui bahwa orang-orang Yahudi dan Roma mengejar dia, dia membatasi  kemunculan dirinya dihadapan orang banyak. Mengapa Yesus melakukan hal ini? Bukankah Yesus seharusnya merasa   gembira dan senang ketika kali pertama orang-orang Roma berupaya untuk menangkapnya? Bukankah semestinya dia sudah siap untuk menyerahkan dirinya kepada orang-orang Roma.

0 Saya TIDAK Oke, Anda Juga TIDAK Oke! ( Roma 3:9-20) - Bagian 2

Bacalah terlebih dahulu Bagian pertama di sini

Oleh : Keith Krell, Ph.D
Patut untuk dicatat  bahwa preposisi “dibawah” (hupo) merupakan sebuah istilah militer yang bermakna  berada dibawah otoritas seseorang atau sesuatu yang lain. Kata ini digunakan bagi  para prajurit yang berada dibawah otoritas seorang komandan. Dalam konteks ini, kata ini bermakna bahwa umat manusia didominasi oleh dosa. Kita berada dibawah kuasanya. Frasa “dibawah dosa” menyiratkan bahwa kita terlahir  penuh dengan dosa dan kemudian mulai  sadar sepenuhnya melakukan dosa setidaknya pada awal-awal usia  dini  tiga hingga enam bulan! Seorang  bayi yang  sedang disusui dan diberitahukan untuk tidak menggigit ibunya bisa jadi menatap  mata ibunya dan  menggigitnya lebih keras lagi. Seorang bayi yang  masih merangkak berangkali dimintai oleh ayahnya untuk berhenti, dan dia berangkali tersenyum dan semakin lebih cepat lagi merangkak menjauhinya. Kita sepenuhnya berdosa dan kita  “dibawah”  kuasa dosa disaat usia yang amat dini. Lebih jauh lagi frasa “dibawah dosa”  lebih daripada “dosa asal” dan kecenderungan kita untuk melakukan dosa-dosa tertentu. Problem kita adalah bahwa kita  diperbudak kepada dosa [Moo, The Epistle to the Romans, 201.]. Dengan kata lain, kita terlahir didalam dosa,  secara sadar berbuat dosa  sesegera mungkin, dan telah memperlihatkan dosa selama perjalanan hidup kita.  Sekali lagi, kita dibawah kuasa dosa.


Bukan  perbuatan yang baik untuk mengklaim kebaikan. Kita tidak ada baiknya, hanya Tuhan yang baik (bandingkan dengan Markus 10:18). Seperti sebuah pepatah lama orang Tiongkok, “ Ada dua orang baik—yang satu mati dan yang satunya lagi  belum dilahirkan”[ Dikutip oleh  S. Lewis Johnson, Jr. “Studies in Romans: Part IX: The Universality of Sin,” Bibliotheca Sacra (Apr 1974 131:522), 164.]. Poin Paulus disini sederhana : Saya tidak oke, anda juga tidak oke.

0 Saya TIDAK Oke, Anda Juga TIDAK Oke! ( Roma 3:9-20) - Bagian 1


truthnet.org


Oleh : Keith Krell, Ph.D


Jauh beberapa  tahun lampau, seorang koresponden The London Times yang biasa mengakhiri artikel-artikelnya dengan kata-kata “what is wrong with the world Today?”[Apa  yang salah dengan dunia hari ini?]. Pada akhirnya, seseorang menanggapi kata penutup semacam itu, G.K. Chesterton (1874-1936), penulis dan apologet Kristen terkemuka, menuliskan  tanggapannya sebagai  berikut, “Dear Editor, What’s wrong with the world? I am.  Faithfully yours, G.K Chesterton [Editor  yang terhormat, apa yang salah dengan dunia ini? Sayalah yang salah. Hormat saya, G.K. Chesterton]. Dalam  kalimat yang tidak panjang tersebut, Chesterton dengan cantiknya merangkumkan pengajaran Alkitab terkait problem sentral duni ini. Masalahnya adalah orang! Lebih spesifik lagi, masalahnya adalah apa yang ada didalam diri kita—manusia batiniah kita atau pribadi kita [ Dwight Edwards, Revolution Within (Colorado Springs: Waterbrook, 2001), 41. Pada tahun  1948, Albert Einstein menggaungkan berbagai  ekspresi hati  Chesterton ketika dia berkata , “The problem lies in the hearts and thoughts of men. It is not a physical but an ethical one. What terrifies us is not the explosive force of the atomic bomb, but the power of wickedness in the human heart”(= Permasalahan itu terletak didalam semua hati dan pikiran  umat manusia. Bukan hal yang bersifat fisik tetapi yang bersifat etika. Apa yang menakutkan kita bukan  kekuatan ledakan bom atom, tetapi kekuatan kejahatan didalam hati manusia (see Edwards, Revolution Within, 43). Sebagaimana yang dikatakan  Pogo seorang teolog besar, “Kita telah bertemu dengan musuh dan dia adalah kita [Pogo adalah karakter  kartun].”

0 Jujur Kepada Tuhan! Dia Bukan sebuah “Pit Stop” (Bagian 3 Selesai)


Bacalah terlebih dahulu  Dua bagian sebelumnya di sini untuk bagian 1 dan di sini untuk bagian 2


Oleh : Daniel B. Wallace, Ph.D

Kedua, Pengakuan dosa melibatkan sebuah  pengakuan akan  ketidakcukupan dan kebutuhan kita
. Ketika saya mengaku, “Tuhanku, Aku mengakui dosa-dosaku. Dan aku berjanji, aku tidak akan melakukannya lagi! Saya  sesungguhnya sedang bertindak tidak jujur dengan Tuhan. Dengan nafas yang sama kita mengatakan kepada Tuhan kita telah kacau dan bahwa kita  memiliki kemampuan untuk tidak melakukan kekacauan lagi! Tetapi bukankah Yesus berkata,”Diluar Aku , tidak ada yang dapat kamu lakukan”? Dan bukankah Paulus berkata bahwa “tidak satupun yang berbuat baik, tidak seorangpun”—dan bahkan  orang-orang percaya secara konstan “kehilangan kemuliaan Tuhan”?

Pada sisi lain, adalah baik untuk mengungkapkan  keguncangan dan kengerian atas dosa kita dihadapan Tuhan. Tetapi ketika kita mengungkapkan ketidakpercayaan (“Bagaimana bisa saya dapat melakukan hal itu?”) maka kita nyaris dalam bahaya untuk berpikir bahwa kita memiliki kemampuan untuk kembali ke jalurnya  terlepas dari Roh Kudus.  Pada dasarnya,  pengakuan adalah menjadi jujur dengan Tuhan mengenai siapakah kita.

0 Jujur Kepada Tuhan! Dia Bukan sebuah “Pit Stop” (Bagian 2)


picstopin.com

Daniel B. Wallace, Ph.D


Bagian 1
: Salib menyediakan akses kepada  Bapa: memberikan kepada kita sebuah kelahiran baru sehingga kita sungguh-sungguh  merupakan anak-anak Tuhan. Namun demikian, orang-orang Kristen masih berdosa. Kita masih manusia  yang rusak. Sekalipun kita adalah anak-anak Tuhan, kita kerap tidak berjalan bersama dengan Tuhan sebagaimana seharusnya. Dan itu adalah keberdosaan kita yang masih berlangsung, setelah kita diselamatkan, yang menyebabkan kita berupaya untuk menutup-nutupi perbedaan-perbedaan moral antara Tuhan dan diri kita sendiri.



B. Pengakuan Kebobrokan/Kebejadan oleh Manusia (1 Yohanes1:6-10)

Setelah Yohanes  membangun penjelasan tentang siapakah Tuhan, dia kemudian  beralih kepada kita dan bagaimana hubungan kita  dengan Tuhan. Yohanes tidak akan  mengizinkan kita untuk merasionalisasikan ( semacam upaya pembenaran) dosa kita. Menjadi berada didalam terang Tuhan berarti menjadi  dipaparkan terhadap kebenaran tentang Diri Tuhan dan diri kita.

Namun demikian ada sebuah problem  sukar yang kita hadapi. Pada ayat 6-10, Yohanes  mengimitasi atau meminjam  tiga pandangan keliru  yang dianut oleh para  penentangnya dalam penjelasannya dan kemudian memperlihatkan bagaimana   dalam pandangan-pandangan tersebut kehilangan hal pentingnya. Kesemua hal yang terlewatkan adalah segala hal yang terkait dengan kebobrokan/kebejadan manusia; semua hal yang terkait dengan bersembunyi dari terang.

0 Jujur Kepada Tuhan! Dia Bukan sebuah “Pit Stop” (Bagian 1)




Pit Stop dalam balapan  Formula 1
wikimedia.org
Oleh : Daniel B. Wallace, Ph.D

Pengantar


Salah satu kerinduan  yang teramat mendalam pada diri umat manusia adalah selalu ingin berkomunikasi dengan  makhluk yang lebih tinggi. Para imam kepercayaan-kepercayaan kuno sangat disanjung  oleh masyarakat umum; kota-kota Yunani telah menciptakan dewa-dewa mereka sendiri; agama-agama misterius telah menjanjikan komuni atau persatuan  dengan sebuah ketuhanan melalui ritus-ritus rahasia dalam cara yang luar biasanya  persis dengan Masonik dan Mormon.

Manusia modern sedikit lebih canggih, tetapi dia  masih  merindukan keintiman dengan sebuah makhluk yang lebih tinggi. Masa kini, “tuhan-tuhan” kita  biasanya adalah para selebriti.  Kita  berupaya kenal dekat dengan para pemain baseball dan ratu-ratu kecantikan, bintang-bintang filem, dan presiden-presiden ( yang mana terkadang satu orang pada saat yang sama).

0 Pemahamanku Terhadap Doktrin Biblikal Pemilihan

“Saya  begitu gembira bahwa Tuhan memilihku sebelum  penciptaan dunia, karena  Tuhan tidak pernah memilihku setelah aku dilahirkan!” Charles Haddon Spurgeon.

Berikut ini adalah sebuah ringkasan diskusi  mengenai apa yang saya  mengerti tentang  apakah maksud doktrin biblikal :pemilihan.

(1)Pemilihan tidak berarti  bahwa Tuhan  semata-mata  telah mengetahui  siapa yang akan percaya dan berdasarkan hal ini telah memilih mereka. D.L  Moody menyatakan bahwa  pemilihan bermakna :”Tuhan telah memilihku bagi dirinya sendiri, tetapi iblis telah memilihku untuk dirinya sendiri.Pilihanku adalah penentunya.


Apa yang dikemukakan bukan apa yang dimaksud dengan pemilihan atau “pilihan.” Tuhan tidak akan memilih kita; sebaliknya, kitalah yang akan memilih dia dan dia pada dasarnya tidak mengetahui tentang hal ini. (Lebih  lanjut,iblis, mahkluk ciptaan, akan ditempatkan dalam satu pesawat setara dengan Tuhan.).  Kesaksian kitab suci konsisten bahwa Tuhanlah yang melakukan tindakan memilih, bukan kita-manusia. Bandingkan hal ini dengan :

0 Neraka : Spiritual atau Sungguh-Sungguh Sebuah Tempat atau Keduanya?

Oleh : Daniel B. Wallace,Ph.D

Judul  diatas  merupakan sebuah respon atas pertanyaan apakah neraka semata pemisahan rohani dari Tuhan atau  apakah sebuah tempat penghukuman jasmaniah yang dialami secara sadar.

Secara langsung, pertanyaan ini  mengenai  apakah kita semestinya menginterpretasikan Alkitab secara harfiah pada bagian-bagian yang mengulas neraka. Bandingkan   khususnya dengan Wahyu 20:10 ,” dan Iblis, yang menyesatkan mereka, dilemparkan ke dalam lautan api dan belerang, yaitu tempat binatang dan nabi palsu itu, dan mereka disiksa siang malam sampai selama-lamanya”.  Kitab Wahyu berbicara tentang neraka pada dasarnya lebih banyak daripada kitab lainnya, akan tetapi bahasa kitab ini agak simbolik. Terkadang sebuah interpretasi diberikan oleh  seorang malaikat: ketika interpretasi diberikan oleh malaikat, kita tidak seharusnya mencari interpretasi lainnya. Tetapi  dalam bahasan kali ini  bukan ini  masalahnya. Namun demikian dalam menginterpretasikan simbolisme pada kitab Wahyu dan pada Alkitab sebagai sebuah keseluruhan, kita harus selalu camkan dalam benak kita satu faktor kunci : gambaran melambangkan sesuatu. Jadi, sebagai contoh, seseorang tidak dapat begitu saja mengambil 1000-tahun kerajaan dan tujuh tahun  kesulitan besar dan berkata bahwa kedua peristiwa tersebut merujuk pada sebuah masa yang panjang. Penggalian  arti lebih  lanjut diperlukan.

0 Apakah Neraka Sungguh-Sungguh Berlangsung Abadi?


Oleh : Travis Allen
Director of Internet Ministry

Satu pandangan yang kelihatannya menunjukan pertumbuhan yang kuat dewasa ini dikalangan  evangelical adalah annihilationism. Ada sejumlah  variasi kecil, namun pandangan ini pada dasarnya mengajarkan bahwa Tuhan pada akhirnya akan melenyapkan orang-orang tidak percaya dari eksistensinya. Beberapa Annihilationist memberikan  ruang untuk murka ilahi tetapi mereka tidak membolehkan hal itu berlanjut hingga danau api. Dengan kata lain, mereka tidak  akan mengizinkan Tuhan melakukan penghukuman dalam kekuatan penuh, yang kekal, penghukuman yang nyata/dialami secara sadar. Bagi mereka, danau api adalah tempat   yang sepenuhnya membakar dan pada akhirnya memusnahkan orang-orang berdosa. Apakah mereka melihat kematian sebagai akhir, ataukah mereka melihat penyiksaan-penyiksaan neraka sebagai yang berdurasi terbatas, hasilnya sama saja—sebuah penyangkalan neraka yang kekal.

0 Apa yang Alkitab Katakan Mengenai Neraka




Oleh : Sid Litke

Fakta-Fakta Utama Mengenai Kekekalan
(1). Setiap orang akan berada dalam kekekalan baik di surga atau neraka :

  • Daniel 12:2-3
    Dan banyak dari antara orang-orang yang telah tidur di dalam debu tanah, akan bangun, sebagian untuk mendapat hidup yang kekal, sebagian untuk mengalami kehinaan dan kengerian yang kekal. Dan orang-orang bijaksana akan bercahaya seperti cahaya cakrawala, dan yang telah menuntun banyak orang kepada kebenaran seperti bintang-bintang, tetap untuk selama-lamanya.
     
  • Matius 25:46
    Dan mereka ini akan masuk ke tempat siksaan yang kekal, tetapi orang benar ke dalam hidup yang kekal." 
  • Yohanes 5:28Janganlah kamu heran akan hal itu, sebab saatnya akan tiba, bahwa semua orang yang di dalam kuburan akan mendengar suara-Nya
  • Wahyu 20:14,15
    Lalu maut dan kerajaan maut itu dilemparkanlah ke dalam lautan api. Itulah kematian yang kedua: lautan api Dan setiap orang yang tidak ditemukan namanya tertulis di dalam kitab kehidupan itu, ia dilemparkan ke dalam lautan api itu.

0 Kedaulatan dan Kesetiaan Tuhan


Saling Mengenal Satu
sama lain
[Sumber :Getting to know your spouse]
Mengenal Tuhan yang sepenuhnya berdaulat atas seluruh kehidupan hanya dapat memberikan kelegaan dan damai jika kita juga mengerti   totalitas natur-Nya—keseluruhan atributnya dan bagaimana atribut-atribut itu bekerja secara bersama-sama untuk menyatakan  siapakah Dia dan  apa maknanya dalam  hal-hal praktis. Pernikahan dan persahabatan seperti apakah yang anda miliki jika anda hanya mengetahui satu hal  saja tentang pasangan anda? Jika semua yang anda ketahui tentang suamimu adalah dia seorang atletik, maka hal ini tidak akan berdampak banyak pada sebuah perkawinan, bukan? Tidak, anda harus juga tahu hal lain  tentang   sifat-sifat  karakternya.

0 Yesus Menenangkan Badai


Marine Insight

Oleh : Carl Gobelman M.Div


Penenangan badai oleh  Yesus dalam sebuah kisah yang ditemukan di semua injil synoptik, dan merupakan kisah yang paling disalahapahami secara universal oleh banyak orang Kristen. Hampir pada semua khotbah  yang saya dengarkan pada kisah ini  dari pelayanan  Yesus di bumi berubah menjadi   khotbah “Yesus dapat menenangkan badai-badai kehidupanmu.”  Kisah Yesus menenangkan badai berubah menjadi sebuah metafora : laut menggambarkan kehidupan seseorang, badai menggambarkan kesulitan-kesulitan yang datang dalam kehidupanmu, dan Yesus dihadirkan sebagai  sosok yang dapat menghardik kesulitan-kesulitanmu dan  menenangkan dirimu dan memberikan kepadamu ‘damai yang melampaui pengertian.’ Aplikasinya kemudian adalah sebuah nasehat untuk memilki iman yang lebih lagi. Hanya jika kita memiliki iman yang lebih lagi kepada  Yesus, maka badai-badai dalam hidupmu {sambil menyebutkan sebuah  masalah yang menjadi situasi yang dialami secara pribadi} akan ditenangkan {atau sesuatu yang  sewarna dengan ini}.


Selagi penerapan-penerapan ini dijalankan, maka hal ini bukanlah  hal yang mengerikan atau kesesatan, tetapi  penerapan   semacam ini  membuat kisah  tersebut  kehilangan  poin  yang terkandung dalam nas firman tersebut  sepenuhnya! 

0 Memegang Kendali : “Kuasa dan Damai dari “Aku Tidak Tahu”


Salmon berenang melawan arus, menghadapi
bahaya disantap beruang Grizzly
Kita cenderung untuk berpikir mengenai orang yang berjuang  untuk  mengendalikan dirinya  sebagai orang yang gila dan tidak stabil. Dalam filem-filem, si aktor mencengkram  bahu orang yang tidak  bisa mengendalikan dirinya, mengguncang-guncangkan bahunya,  sambil berkata seperti ini, ”berpeganglah sesuatu!” atau “ Kuasailah dirmu, Bung!” Pada kenyataannya, kita sebagai masyarakat memiliki pengagungan yang  tinggi pada individu yang yang  memiliki kendali atas setiap hal dan yang memiliki semua jawaban.  Masalahnya adalah, individu mitologi semacam ini tidak pernah ada. Kita tidak akan pernah memiliki semua jawaban,dan kita harus  dapat  menjadi nyaman dalam mengatakan, “Aku tidak tahu,” ketika kehidupan memperhadapkan diri kita dengan pertanyaan-pertanyaan  besar  bagi kita.
Anchor of Life Fellowship , Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri - Efesus 2:8-9