F O K U S

Nabi Daud Tentang Siapakah Kristus

Ia Adalah Seorang Nabi Dan Ia Telah   Melihat Ke Depan Dan Telah Berbicara Tentang Kebangkitan Mesias Oleh: Blogger Martin Simamora ...

Showing posts with label Keselamatan. Show all posts
Showing posts with label Keselamatan. Show all posts

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (2D)

Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (2D)

“Tidak Ada Keselamatan Di Luar Kristus Tetapi Ada Keselamatan Di Luar Agama Kristen” 
Oleh: Martin Simamora


Bacalah lebih dulu bagian 2C

Paragraf 2 tertulis demikian:
Pertama harus dipahami bahwa keselamatan bagi orang percaya atau yang menerima Tuhan Yesus yang disebut sebagai umat pilihan, tidaklah sama dengan keselamatan bagi mereka yang tidak percaya kepada Tuhan Yesus atau yang tidak menerima Tuhan Yesus yang disebut sebagai bukan umat pilihan. Keselamatan bagi orang percaya membawakan mereka kepada kesempurnaan seperti Bapa (Mat 5:48; Rom 8:28-29). Orang percaya dituntut untuk memiliki karakter seperti Bapa sendiri. Untuk itu Tuhan memberikan fasilitas yang memadai guna mencapai kesempurnaan tersebut (Yoh 1:12-13).

Ini adalah paragraf yang berupa pernyataan terbuka dari apa yang disebutnya sebagai “ pola keselamatan berbeda atau lain” [yang sudah sejak bagian pertama dikemukakannya, untuk melihatnya secara cepat, bacalah “Risalah Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” Bagian1A-1U].

Apakah benar, Yesus Kristus mengajarkan demikian? Apakah benar agama Kristen  yang diberitakan oleh para rasul secara akbar mengajarkan ada keselamatan bagi orang yang tak percaya? Apakah  Alkitabmu bersabda padamu bahwa Yesus bukan penentu global keselamatan umat manusia, sehingga tak perlu memberitakan Injil kepada yang belum pernah mendengarkan?

Mari kita dengarkan lebih dulu, sabda Sang Hakim [Yohanes 5:22] Yesus Kristus:

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (2C)



Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (2C)

“Tidak Ada Keselamatan Di Luar Kristus Tetapi Ada Keselamatan Di Luar Agama Kristen”

Oleh: Martin Simamora


Bacalah lebih dulu bagian 2B

Kehidupan gereja  dan agama Kristen perdana bahkan tak dapat dipisahkan dari Kristus, pewartaan agama Kristen itu sendiri  adalah pewartaan segala kebenaran yang tunduk kepada  pemuliaan Kristus beserta sabdanya. Kristus senantiasa menjadi pengidentifikasi pada gereja, pada para rasul atau para pewarta Injil atau agama Kristen, dan dikenal dengan segala hal yang telah diajarkan Kristus. Mari kita melihat hal ini pada pernyataan  rasul Yohanes:
1Yohanes 1:1-5  (1) Apa yang telah ada sejak semula, yang telah kami dengar, yang telah kami lihat dengan mata kami, yang telah kami saksikan dan yang telah kami raba dengan tangan kami tentang Firman hidup--itulah yang kami tuliskan kepada kamu. (2) Hidup itu telah dinyatakan, dan kami telah melihatnya dan sekarang kami bersaksi dan memberitakan kepada kamu tentang hidup kekal, yang ada bersama-sama dengan Bapa dan yang telah dinyatakan kepada kami. (3) Apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar itu, kami beritakan kepada kamu juga, supaya kamupun beroleh persekutuan dengan kami. Dan persekutuan kami adalah persekutuan dengan Bapa dan dengan Anak-Nya, Yesus Kristus.(4) Dan semuanya ini kami tuliskan kepada kamu, supaya sukacita kami menjadi sempurna.(5) Dan inilah berita, yang telah kami dengar dari Dia, dan yang kami sampaikan kepada kamu: Allah adalah terang dan di dalam Dia sama sekali tidak ada kegelapan.

Pengajaran agama Kristen oleh rasul Yohanes sepenuhnya bersumber dari dan tunduk pada Yesus Kristus. Sebagaimana yang telah didengarkannya, telah dilihatnya dengan mata sendiri, ia telah berinteraksi  secara jasmani dengan Yesus, sebagaimana oleh semua rasul yang merupakan murid-murid utama dan saksi hidup Kristus, itulah yang mereka sampaikan. Dengan kata lain pengajaran agama Kristen pada jemaat atau gereja yang menjadi tujuan epistel rasul Yohanes ini sepenuhnya tunduk kepada Kristus. Tak pernah memiliki ajaran tersendiri sehingga agama Kristen bisa berbeda pendapat dengan Kristus, pada eksklusifitas jalan keselamatan hanya pada Kristus sebagaimana telah diklaim sendiri oleh Kristus [Yoh 14:6,  Yoh 10:9, Yoh 11:25, Yoh 3:16, Yoh 5:21, Yoh 5:26, Yoh 6:39, Wahyu 1:18]. 

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (2B):



Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (2B):

“Tidak Ada Keselamatan Di Luar Kristus Tetapi Ada Keselamatan Di Luar Agama Kristen”


Oleh: Martin Simamora



Bacalah lebih dulu Bagian 2A
Masih menyorot paragraf 1 :
“Pada bab sebelumnya, walaupun tidak ditulis secara eksplisit tetapi penjelasannya cukup jelas disinggung bahwa tidak ada keselamatan di luar Kristus tetapi ada keselamatan di luar agama Kristen. Mengapa?”
Namun kali ini akan melihat secara lebih istimewa, penyebaran agama Kristen  yang dilakukan oleh jemaat purba dan bagaimana hal itu dilakukan sebagai hal yang dikhendaki Kristus. Apakah jemaat purba ada menunjukan kebedaan ekslusifitas keselamatan hanya pada Yesus Kristus, sebagaimana diajarkan oleh Kristus, dengan ketakeksklusifan keselamatan pada agama Kristen, bahwa di luar agama Kristen ada keselamatan?

Dalam Alkitab, kita mendapatkan 2 sumber yang  sangat kuat dan menjadi jiwa penginjilan didalam gerakan orang-orang percaya  yang disebut  beragama Kristen, pertama adalah Kisah Para Rasul [yang telah saya sentuh pada bagian sebelumnya] dan epistel-epistel atau surat-surat Rasul.


Apa yang perlu menjadi catatan penting, bahwa pemberitaan Injil adalah jiwa jemaat perdana, mereka pada awalnya sangat kecil dan dianggap sesat, sehingga  penolakannya sangat keras, dan perlu ditegaskan bahwa situasi semacam ini tetap berlangsung hingga kini. Mari kita  memperhatikan bagaimana rasul Paulus menyatakan situasi ini:

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (2A)



Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (2A):
“Tidak Ada Keselamatan Di Luar Kristus Tetapi Ada Keselamatan Di Luar Agama Kristen”

Oleh: Martin Simamora

 Bacalah lebih dulu bagian 1U
Paragraf pertama pada bagian 2 “Keselamatan Di Luar Kristen” tertulis  begini:
“Pada bab sebelumnya, walaupun tidak ditulis secara eksplisit tetapi penjelasannya cukup jelas disinggung bahwa tidak ada keselamatan di luar Kristus tetapi ada keselamatan di luar agama Kristen. Mengapa?”

Disepanjang bab1 saya sudah mengeksplisitkan segala sesuatu yang tersembunyi atau tak terus terang untuk diungkapkan dalam wujud penulisan yang lugas. Sejak semula, pada  bagian 1, pendeta Dr.Erastus Sabdono sudah mengangkat gagasan “Pola Lain Keselamatan”, sebagaimana telah saya paparkan pada tinjauan bagian1B dan bagian1Q.  Pada  bagian 2 ini, pendeta Erastus lebih menegaskan keberadaan pola lain keselamatan dengan membuat semacam formula yang berbunyi: “tidak ada keselamatan di luar Kristus tetapi ada keselamatan di luar agama Kristen.” Mengapa Kristus berbeda dengan Kristen? Apakah dalam pandanganya Kristen memiliki keberimanan pada Kristus yang lain? Sebab  nampak jelas ia  sedang membedakan Kristus, dan membangun sebuah pengajaran  bahwa Kristus  dan agama Kristen adalah dua entitas yang berbeda. Bahwa Agama Kristen  adalah sebuah institusi yang dapat sangat berbeda dengan Kristus  sendiri,dan dalam relasi  yang demikian,  tak perlu  agama Kristen sepenuhnya menyetujui Kristus.

Mana kala Kristus berkata  bahwa keselamatan hanya ada didalam dirinya dan di luar dirinya dan keberimanan kepadanya tak ada keselamatan, maka pada agama Kristen, hal  yang demikian eksklusif itu tak ada! Apakah benar demikian? Apakah benar Alkitab memberitahukan demikian?; apakah benar agama Kristen dan Kristus  memiliki cara pandang yang berbeda? Pada tinjauan Bagian1 T, saya sudah menunjukan bahwa baik Kristus dan agama Kristen yang telah berdiri pada era jemaat perdana, sebagaimana, yang tercatat di dalam Kisah Para Rasul, sangat bertolak belakang dan mengecam keras ajaran pendeta Erastus Sabdono.

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (1U – Akhir Tinjauan 1)



Oleh: Martin Simamora

credit: westbrook Baptist Church
Bacalah lebih dulu bagian 1T
Sekarang telah tiba pada paragraf terakhir  bagian 1 ini. Pendeta Dr.Erastus Sabdono menyatakan atau mengajarkan begini:
Berkenaan dengan tersebut perlu dijelaskan apakah sorga itu. Sorga adalah dunia yang baru (langit dan bumi yang baru), dimana kehidupan yang pernah dirancang oleh Tuhan pada penciptaan semula (Kej 1-2) akan di realisasi. Harus diingat kalau Alkitab menyatakan bahwa apa yang diciptakan Tuhan semua adalah format yang terbaik (Kej 1:31), maka berarti tidak ada format yang lebih baik dari pada itu. Sorga bukanlah alam roh, tetapi alam fisik seperti yang kita kenal sekarang ini. Fasilitas yang digunakan juga adalah alam semesta yang sama ini. Jadi, dunia yang akan datang adalah pengulangan dunia yang pernah dirancang Tuhan. Pengulangan dunia baru ini bukan hanya milik orang-orang Kristen tetapi juga milik orang-orang yang dihakimi menurut perbuatan dan yang diperkenan masuk ke dalamnya. Tetapi mereka hanya menjadi anggota masyarakat bukan memerintah bersama Kristus yang adalah Rajanya. Dalam hal ini perbuatan baik merupakan ukuran keselamatan mereka, tetapi keselamatan mereka tidak seperti keselamatan yang dimiliki oleh orang percaya.

Paragraf ini tidak lain tidak bukan adalah penegasan dari apa yang telah dinyatakan pada sejumlah paragraf terdahulu: Ada Pola Lain Keselamatan. Hendak mengatakan secara santun: keselamatan di dalam Yesus tidak absolut sehingga bukan satu-satunya, ada sebuah limitasi keberlakuan keselamatan di dalam Yesus, yaitu terbatas hanya pada yang  beriman saja. Tak ada keberlakuan universal pada konsekuensi akibat penolakan atau ketakpercayaan. Tak ada keberlakukan global pada konsekuensi mematikan semacam ini: “Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah.”[Yohanes 3:18]; Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum [Markus 16:16]; Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup [Yohanes 5:24]. Percaya kepada Yesus adalah absolut dan tidak memberi satu ruang alternatif yang bagaimanapun. Percaya atau mati, tidak mempunyai hidup kekal. Ingat, Yesus mengatakan itu pertama dan terutama. Apakah ada cara lain bagi keselamatan? Jelas tak ada Pola Lain Keselamatan sehingga dapat dikatakannya: “dunia baru bukan hanya milik orang-orang Kristen, tetapi juga milik orang-orang yang dihakimi menurut perbuatan.” Tentang  tidak ada sama sekali Pola Lain Keselamatan, sudah saya paparkan pada tinjauan bagian 1B dan bagian 1C; bahkan Alkitab saya dan anda, pun mengatakan bahwa hasil penghakiman menurut perbuatan, tidak akan pernah menghasilkan hasil berupa keberkenan Tuhan baginya, sebagaimana telah saya paparkan pada tinjauan bagian 1i, bagian 1P . Tidak pernah ada perkenanan berdasarkan perbuatan baik atau tidak ada perkenanan yang dilahirkan oleh penghakiman berdasarkan perbuatan baik; tiada ruang atau kamar lain bagi keselamatan, selain hanya di dalam Kristus. Sebagaimana telah saya paparkan pada tinjauan bagian 1D. Alkitab tidak ada berkata atau menganjurkan gagasan demikian, baik didalam keeksplisitan maupun didalam kesunyiannya.

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (1T)


Oleh: Martin Simamora

Bacalah lebih dulu bagian 1S

Pada tinjauan bagian 1R, bagian 1S, dan bagian 1D itu sendiri, sudah menyanggah pernyataan pendeta Dr. Erastus Sabdono pada paragraf 14 yang berupaya keras menyatakan bahwa di luar Kristen [beriman kepada Kristus] tetap ada peluang untuk masuk ke dunia baru. Saya sudah menyatakan, bahwa Yesus sudah menutup peluang  bagi keselamatan manusia, di luar kasih karunia Allah di dalam Yesus Kristus, sebagaimana pada tinjauan bagian 1L. Namun demikian saya akan tetap menyanggah fantasinya terhadap kebenaran iman Kristen yang bersumber dari diri Kristus. Sebuah fantasi yang menista Yesus Kristus dan segenap sabda kebenarannya. Berikut ini adalah fantasi yang saya maksudkan:

“Hendaknya kita tidak beranggapan bahwa semua orang di luar orang Kristen pasti terbuang ke dalam kegelapan abadi dan tidak diperkenan masuk dunia yang akan datang. Hendaknya kita tidak berpikir salah, seolah-olah hanya orang Kristen yang dapat memperoleh kesempatan tinggal dalam dunia yang akan datang, yang sering dipahami sebagai Sorga. Selama ini banyak orang Kristen berpikir bahwa semua orang di luar Kristen pasti masuk neraka, ini tidak tepat.”

 
Pada kesempatan ini, karena pandangan fantasi semacam ini [tidak memiliki dasar kebenaran yang bersumber dari Alkitab] pada dasarnya telah dibantah sejak bagian 1A tinjauan pengajarannya, saya akan menghadirkan pandangan para rasul [karena saya telah menyajikan pernyataan Yesus sendiri secara khusus pada banyak bagian-bagian terdahulu]. Apakah para rasul mendukung pandangan pendeta Erastus Sabdono, atau sebaliknya akan menyatakan salah?

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (1S)



Oleh: Martin Simamora

Bacalah lebih dulu bagian 1R

Sementara memang saya telah menunjukan siapakah orang-orang mati di hadapan Takhta Putih Yang Besar, dalam kaitannya dengan kitab kehidupan adalah sebuah poros Yesus Kritus dan orang-orang yang beriman kepadanya, namun saya kembali akan menyorot secara khusus perihal ini, sehubungan dengan paragraf 14, secara khusus pada bagian yang saya tebalkan: “Kalau dikatakan bahwa tidak ada keselamatan di luar Yesus Kristus apakah berarti semua orang di luar Kristus masuk neraka? Sebenarnya menjawab pertanyaan ini, kita harus mendalami apa yang dimaksud dengan neraka (Gehena). Tetapi untuk pembahasan ini neraka cukup di pahami sebagai terpisah dari Allah selama-lamanya, dimana seseorang tidak mendapat kesempatan masuk atau menikmati dunia yang akan datang di langit dan bumi yang baru. Menjawab pertanyaan tersebut jawabnya adalah “belum tentu mereka terbuang ke dalam lautan api”. Harus diingat bahwa Alkitab tidak berkata tegas bahwa mereka yang namanya tertulis dalam kitab kehidupan, adalah hanya mereka yang mendengar Injil atau diselamatkan oleh iman (Wah 20:12-15).”

Benarkah Alkitab tidak tegas? Benarkah Alkitab dan Yesus sendiri menyisakan spekulasi, bahkan setelah karya penebusan Sang Kristus, terkait siapakah yang tercatat di dalam kitab kehidupan?

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (1R)



Oleh: Martin Simamora


The Telegraph: Attacked: Iraqi Christian women pray in front of the damaged altar at
the Syrian Catholic Church in central Baghdad Photo: GETTY
Bacalah lebih dulu bagian 1Q

Pola lain keselamatan [bagian 1B, bagian 1E] sebagaimana yang diajarkan oleh pendeta Dr. Erastus Sabdono, dalam cara apapun yang dapat diupayakan dan dilahirkan oleh manusia beserta dengan segenap keyakinan-keyakinannya, telah tertutup sama sekali oleh sebab tunggal yang tak dapat diperbaiki oleh manusia-manusia itu sendiri, yaitu: vonis Allah di tempatnya yang maha tinggi. Sebelum saya menyajikan paparan pada ayat tautan terakhir pada paragraf 13, yaitu Wahyu 20:12, saya ingin menunjukan  bagaimana sesungguhnya kitab suci menilai manusia tepat pada apakah ada kemungkinan manusia memiliki dasar sedikit saja untuk memiliki pola lain keselamatan, diluar apa yang  telah dilakukan  oleh Yesus Kristus. Teks-teks firman yang bernilai untuk dibaca:

Mazmur 14:1-3 (1) "Tidak ada Allah." Busuk dan jijik perbuatan mereka, tidak ada yang berbuat baik (2)TUHAN memandang ke bawah dari sorga kepada anak-anak manusia untuk melihat, apakah ada yang berakal budi dan yang mencari Allah.(3) Mereka semua telah menyeleweng, semuanya telah bejat; tidak ada yang berbuat baik, seorangpun tidak.

NIV For the director of music. Of David. The fool says in his heart, "There is no God." They are corrupt, their deeds are vile; there is no one who does good.(2) The LORD looks down from heaven on all mankind to see if there are any who understand, any who seek God.(3) All have turned away, all have become corrupt; there is no one who does good, not even one.

KJ To the chief Musician, A Psalm of David. The fool hath said in his heart, There is no God. They are corrupt, they have done abominable works, there is none that doeth good.(2) The LORD looked down from heaven upon the children of men, to see if there were any that did understand, and seek God.(3) They are all gone aside, they are all together become filthy: there is none that doeth good, no, not one.

Seberapa rusaknya manusia itu? Seberapa bejatnyakah manusia itu, dalam pandangan Allah? Ini bukan vonis sembarangan, sebab Allah mengamati para manusia dari tempatnya yang kudus, sorga. Tak terbayangkan, Allah yang kudus di tempatnya yang kudus, akankah pernah dia menjumpai satu saja kekudusan di muka bumi, sebagaimana yang ada di sorga [Matius 6:10]?Bawah” dan “sorga,” bukan sekedar  tempat di bumi dan tempat di sorga, tetapi bagaimana sorga menilai bumi, bagaimana kehendak kudus sorga mengukur moralitas bumi

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (1Q)



Oleh: Martin Simamora

layman.org


Bacalah lebih dulu  bagian 1P

Selanjutnya, saya akan meninjau penautan 1 Petrus 1:17 oleh pendeta Erastus Sabdono untuk mendukung pengajarannya, sebagaimana termuat  pada bagian paragraf 13 itu: “....Itulah sebabnya ada penghakiman dimana setiap orang harus dihakimi menurut perbuatan, yaitu mereka yang tidak mendengar Injil (Rom 2:6; 1 Pet 1:17; Wah 20:12 dan lain sebagainya).”  Apakah sesungguhnya yang  hendak dikemukakan oleh rasul Petrus ketika menuliskan:

1Petrus 1:17 Dan jika kamu menyebut-Nya Bapa, yaitu Dia yang tanpa memandang muka menghakimi semua orang menurut perbuatannya, maka hendaklah kamu hidup dalam ketakutan selama kamu menumpang di dunia ini.
Sebagai pembanding:
NIV Since you call on a Father who judges each person's work impartially, live out your time as foreigners here in reverent fear.

KJV And if ye call on the Father, who without respect of persons judgeth according to every man's work, pass the time of your sojourning here in fear: And if you address as Father the One who judges impartially based on each one's work, you are to conduct yourselves in fear during the time of your temporary residence.

Holman Christian Standard Bible And if you address as Father the One who judges impartially based on each one's work, you are to conduct yourselves in fear during the time of your temporary residence

Apakah benar rasul Petrus sedang mengatakan bahwa orang-orang percaya harus mengalami penghakiman berdasarkan perbuatannya masing-masing? Bahwa dengan demikian orang-orang percaya di bumi ini belum memiliki kepastian  akan keselamatannya? Sebagaimana yang sedang dianjurkan di dalam gagasan pengajaran pendeta Dr.Erastus Sabdono.


Saya akan menjawab ini dengan dua cara: pertama, tepat pada   teks firman 1:17 tersebut, dan kedua, pada ayat-ayat pendahulunya. Kedua cara tersebut akan bekerja secara simultan.

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (1P)



Oleh: Martin Simamora


Bacalah lebih dulu bagian1”O”

Penghakiman menurut atau berdasarkan perbuatan manusia itu sendiri, sudah saya paparkan pada bagian 1D. Namun, saya telah memutuskan akan tetap menjelaskannya, ini memang sebuah resiko pengulasan yang begerak berdasarkan dinamika siapa yang sedang saya tinjau, cara ini bukan yang ideal pada aspek kesistematikaan, tetapi berguna atau bernilai  untuk meraba jiwa atau karakter utama pengajaran si pengajar, dalam hal ini pendeta Dr.Erastus Sabdono. Saya dapat katakan paragraf 13 ini bersentralkan pada penghakiman menurut perbuatan, jika melihat  teks-teks firman yang ditautkannya dan bagaimana ia menggunakannya untuk mendukung pengajarannya, dalam sebuah cara yang sedemikian rupa. Saya sudah memulainya dari Kejadian 4:7, dan kini menyentuh Roma 2:6, sebagaimana terdapat  dalam bagian penjelasannya: “... .Itulah sebabnya ada penghakiman dimana setiap orang harus dihakimi menurut perbuatan, yaitu mereka yang tidak mendengar Injil (Rom 2:6; 1 Pet 1:17; Wah 20:12 dan lain sebagainya).” Sambil tetap mengingat bahwa gagasan megah yang diusungnya:“Pola Lain Keselamatan” [bagian 1B] sebagai terbuka, dan dikatakan olehnya, sebagai dianjurkan oleh kitab suci,  hal yang  untuk ke sekian kalinya digaungkan pada pembuka paragraf ini: “Apakah berarti di dalam agama lain tidak ada kebaikan? Tentu ada juga,..
Mari kita membaca:
 Roma 2:6 “Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya


Pada  tinjauan bagian 1D, saya sudah  memaparkan  bahwa penghakiman menurut perbuatan memang ada dan alkitabiah, namun sama sekali tidak memberikan gagasan akan adanya pola lain keselamatan.  

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (1”O”)



Oleh: Martin Simamora

Bacalah lebih dulu bagian 1N
Paragraf 13, merupakan bagian sangat krusial, oleh sebab ini termasuk pilar tinggi menjulang yang sedang dipakubumikan oleh pendeta Erastus Sabdono, sebagai salah satu fondasi  pengajaran “pola lain keselamatan” [ bacalah tinjauan bagian 1B]. Sebuah upaya yang sayangnya sangat rapuh dan luar biasa labil. Mari terlebih dahulu membaca paragraf tersebut:

"Apakah berarti di dalam agama lain tidak ada kebaikan? Tentu ada juga, tetapi kebaikan yang mereka pahami dan miliki pasti tidak sama dengan kebaikan sempurna seperti yang ditunjukkan oleh Tuhan Yesus. Bila demikian apakah berarti kebaikan tersebut tidak bernilai sama sekali di hadapan Tuhan? Tentu bernilai atau diperhitungkan oleh Tuhan. Itulah sebabnya ada penghakiman dimana setiap orang harus dihakimi menurut perbuatan, yaitu mereka yang tidak mendengar Injil (Rom 2:6; 1 Pet 1:17; Wah 20:12 dan lain sebagainya). Harus juga diingat bahwa dalam perjanjian lama kita menemukan orang-orang yang walaupun tidak sempurna seperti Bapa tetapi memiliki kebaikan moral yang menakjubkan. Bahkan Kain sendiri, si pembunuh manusia pertama sebenarnya juga masih bisa berbuat baik kalau ia mau (Kej 4:7). Tetapi ia memilih berbuat jahat."

Pada bagian 1L, bagian 1M, dan 1N, telah saya paparkan bahwa  pada hakikatnya manusia tidak memiliki kebaikan. Yesus berkata: “hanya Allah yang baik [sebagaimana sudah saya paparkan pada bagian1L; juga, bacalah "Aksi Sepihak Allah"]. Apapun yang dapat dikatakan sebagai baik dalam norma umum dan moralitas yang telah disepakati oleh masyarakat manusia pada konteks budaya masing-masing, tidak menunjukan bahwa manusia pada hakikatnya baik. Perhatikan, ada 2 elemen di sini: pertama: manusia-manusia memang dapat berbuat baik dan itu merupakan sebuah keotentikan dalam  norma umum dan moralitas yang  disepakati oleh masyarakat manusia pada konteks budaya masing-masing, dan kedua:  fakta budaya luhur [juga dalam konteks nilai budaya manusia] itu, tidak sama sekali menunjukan bahwa pada hakekatnya, manusia itu baik. Itu hal yang harus dipahami dengan pernyataan Yesus: “Tak seorangpun yang baik selain dari pada Allah saja.”

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (1N)



Oleh: Martin Simamora

Bacalah lebih dulu bagian 1M
Bagaimanakah wujud moralitas di dalam Perjanjian Lama itu? Tentu saja pertanyaan ini mengenai umat Israel atau umat Perjanjian Lama, masih terkait paragraf 12 yang berbunyi:


Dibanding dengan orang percaya, orang-orang yang tidak memiliki keselamatan dalam Yesus Kristus, mereka tidak akan mampu menyamai kebaikan moral orang percaya. Perhatikan, bagaimana tokoh-tokoh iman dalam Perjanjian Lama walaupun hebat-hebat dalam karya-karya iman mereka, tetapi mereka tidak akan dapat menyamai kebaikan moral Tuhan Yesus Kristus dan murid-murid-Nya yang mengikuti jejak-Nya.

Jika anda atau siapapun  membaca secara cermat Perjanjian Lama, maka kita akan menjumpai begitu banyak kode etik atau hukum  yang bersifat moral yang tertulis, mengatur hubungan antar manusia. Hukum tertulis  yang berkarakteristik pengajaran pada apa yang seharusnya dilakukan dan apa yang seharusnya tidak boleh atau terlarang dilakukan; berkaitan apa yang benar dan apa yang salah dalam pandangan Allah. Untuk mengetahui seperti apakah wujud moral [dalam pengertian umum moral berkaitan dengan: perilaku yang benar atau sepatutnya, karakter, mengenai pembedaan antara yang baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari] saya akan menghadirkan sebuah contoh wujudnya dari kitab Musa:

Keluaran 22:2-31 (2)Jika seorang pencuri kedapatan waktu membongkar, dan ia dipukul orang sehingga mati, maka si pemukul tidak berhutang darah; tetapi jika pembunuhan itu terjadi setelah matahari terbit, maka ia berhutang darah. (3)Pencuri itu harus membayar ganti kerugian sepenuhnya; jika ia orang yang tak punya, ia harus dijual ganti apa yang dicurinya itu.(4) Jika yang dicurinya itu masih terdapat padanya dalam keadaan hidup, baik lembu, keledai atau domba, maka ia harus membayar ganti kerugian dua kali lipat.(5) Apabila seseorang menggembalakan ternaknya di ladangnya atau di kebun anggurnya dan ternak itu dibiarkannya berjalan lepas, sehingga makan habis ladang orang lain, maka ia harus memberikan hasil yang terbaik dari ladangnya sendiri atau hasil yang terbaik dari kebun anggurnya sebagai ganti kerugian.(6) Apabila ada api dinyalakan dan api itu menjilat semak duri, tetapi tumpukan gandum atau gandum yang belum dituai atau seluruh ladang itu ikut juga dimakan api, maka orang yang menyebabkan kebakaran itu harus membayar ganti kerugian sepenuhnya.(7) Apabila seseorang menitipkan kepada temannya uang atau barang, dan itu dicuri dari rumah orang itu, maka jika pencuri itu terdapat, ia harus membayar ganti kerugian dua kali lipat.(8) Jika pencuri itu tidak terdapat, maka tuan rumah harus pergi menghadap Allah untuk bersumpah, bahwa ia tidak mengulurkan tangannya mengambil harta kepunyaan temannya.(9) Dalam tiap-tiap perkara pertengkaran harta, baik tentang seekor lembu, tentang seekor keledai, tentang seekor domba, tentang sehelai pakaian, baik tentang barang apapun yang kehilangan, kalau seorang mengatakan: Inilah kepunyaanku--maka perkara kedua orang itu harus dibawa ke hadapan Allah. Siapa yang dipersalahkan oleh Allah haruslah membayar kepada temannya ganti kerugian dua kali lipat.(10) Apabila seseorang menitipkan kepada temannya seekor keledai atau lembu atau seekor domba atau binatang apapun dan binatang itu mati, atau patah kakinya atau dihalau orang dengan kekerasan, dengan tidak ada orang yang melihatnya,(11) maka sumpah di hadapan TUHAN harus menentukan di antara kedua orang itu, apakah ia tidak mengulurkan tangannya mengambil harta kepunyaan temannya, dan pemilik harus menerima sumpah itu, dan yang lain itu tidak usah membayar ganti kerugian.(12) Tetapi jika binatang itu benar-benar dicuri orang dari padanya, maka ia harus membayar ganti kerugian kepada pemilik.(13) Jika binatang itu benar-benar diterkam oleh binatang buas, maka ia harus membawanya sebagai bukti. Tidak usah ia membayar ganti binatang yang diterkam itu.(14) Apabila seseorang meminjam seekor binatang dari temannya, dan binatang itu patah kakinya atau mati, ketika pemiliknya tidak ada di situ, maka ia harus membayar ganti kerugian sepenuhnya.(15) Tetapi jika pemiliknya ada di situ, maka tidak usahlah ia membayar ganti kerugian. Jika binatang itu disewa, maka kerugian itu telah termasuk dalam sewa.(16) Apabila seseorang membujuk seorang anak perawan yang belum bertunangan, dan tidur dengan dia, maka haruslah ia mengambilnya menjadi isterinya dengan membayar mas kawin.(17) Jika ayah perempuan itu sungguh-sungguh menolak memberikannya kepadanya, maka ia harus juga membayar perak itu sepenuhnya, sebanyak mas kawin anak perawan."(18) Seorang ahli sihir perempuan janganlah engkau biarkan hidup.(19) Siapapun yang tidur dengan seekor binatang, pastilah ia dihukum mati.(20)Siapa yang mempersembahkan korban kepada allah kecuali kepada TUHAN sendiri, haruslah ia ditumpas."(21) Janganlah kautindas atau kautekan seorang orang asing, sebab kamupun dahulu adalah orang asing di tanah Mesir.(22) Seseorang janda atau anak yatim janganlah kamu tindas.(23) Jika engkau memang menindas mereka ini, tentulah Aku akan mendengarkan seruan mereka, jika mereka berseru-seru kepada-Ku dengan nyaring.(24) Maka murka-Ku akan bangkit dan Aku akan membunuh kamu dengan pedang, sehingga isteri-isterimu menjadi janda dan anak-anakmu menjadi yatim.(25) Jika engkau meminjamkan uang kepada salah seorang dari umat-Ku, orang yang miskin di antaramu, maka janganlah engkau berlaku sebagai seorang penagih hutang terhadap dia: janganlah kamu bebankan bunga uang kepadanya.(26) Jika engkau sampai mengambil jubah temanmu sebagai gadai, maka haruslah engkau mengembalikannya kepadanya sebelum matahari terbenam,(27) sebab hanya itu saja penutup tubuhnya, itulah pemalut kulitnya--pakai apakah ia pergi tidur? Maka apabila ia berseru-seru kepada-Ku, Aku akan mendengarkannya, sebab Aku ini pengasih."... (31) Haruslah kamu menjadi orang-orang kudus bagi-Ku: daging ternak yang diterkam di padang oleh binatang buas, janganlah kamu makan, tetapi haruslah kamu lemparkan kepada anjing."

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (1M)



Oleh : Martin Simamora

Petrus, Yakobus dan  Yohanes Melihat Yesus bersama Elia dan Musa
Matius 17:1-11
Bacalah lebih dulu bagian 1L 

Ketika pendeta Erastus Sabdono menyatakan -masih pada paragraf 12-: “mereka tidak akan mampu menyamai kebaikan moral orang percaya. “Perhatikan, bagaimana tokoh-tokoh iman dalam Perjanjian Lama walaupun hebat-hebat dalam karya-karya iman mereka, tetapi mereka tidak akan dapat menyamai kebaikan moral Tuhan Yesus Kristus dan murid-murid-Nya yang mengikuti jejak-Nya,” maka dapat dipahami bagaimana ia  memandang iman orang percaya adalah kebaikan moral. Dengan kata lain  eksistensi iman sangat bergantung pada upaya manusia untuk menghadirkan iman itu. Sangat bertolak belakang dengan penjelasan Yesus bahwa hanya orang yang telah diserahkan Bapa kepadanya saja yang dapat datang beriman kepadanya di dalam pemberitaan kabar baik kepada semua orang, bahkan oleh dirinya sendiri [sebagaimana telah saya paparkan pada bagian1G]!

Sekarang, apakah benar kitab suci, ada menyatakan kepada kita perihal kebaikan moral pada tokoh-tokoh iman Perjanjian Lama? Secara  cepat saya dapat katakan, bahwa kitab suci menyatakan bahwa tidak ada siapapun di dalam perjanjian lama dapat dibenarkan oleh kebaikan-kebaikan moral yang bagaimanapun [sebagaimana telah saya paparkan pada bagian1D]. Apakah benar, ketika kitab suci menyebut orang-orang kudus  Perjanjian Lama sebagai tokoh-tokoh iman, ada membicarakan sedikit saja mengenai karya atau perbuatan baik mereka?[tentu harus saya tegaskan bahwa ini tidak boleh dipandang secara negatif seolah orang percaya dengan demikian tidak memiliki perbuatan baik pada dirinya. Ada namun sebagai BUAH atau sebagai HASIL KERJA BAPA di dalam diri orang percaya sebagaimana  telah saya paparkan pada bagian 1K]. Apakah ada sedikit saja di dalam Kitab suci, ketika membicarakan iman ada mengandungkan faktor perbuatan-perbuatan baik atau kebaikan-kebaikan moral sebagai dasar untuk memperhitungkan kebenaran pada diri mereka?Saya akan meninjau pandangan dan pengajaran pendeta Erastus Sabdono, dengan kitab suci, apakah selaras ataukah bengkok?

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (1L)



Oleh: Martin Simamora


Bacalah lebih dulu bagian 1K
Paragraf 12 yang akan saya tinjau ini, merupakan penyimpulan yang berlandaskan  “air,” sebab apapun juga elemen gagasan yang mungkin untuk digali dari sebuah kedalaman, tak pernah  akan ditemukan satu pun “benda – benda mulia” yang selaras dengan kesaksian kitab suci. Berikut adalah paragraf tersebut:
Dibanding dengan orang percaya, orang-orang yang tidak memiliki keselamatan dalam Yesus Kristus, mereka tidak akan mampu menyamai kebaikan moral orang percaya. Perhatikan, bagaimana tokoh-tokoh iman dalam Perjanjian Lama walaupun hebat-hebat dalam karya-karya iman mereka, tetapi mereka tidak akan dapat menyamai kebaikan moral Tuhan Yesus Kristus dan murid-murid-Nya yang mengikuti jejak-Nya. Demikian pula orang-orang di sekitar kita hari ini yang tidak memiliki keselamatan dalam Yesus Kristus, mereka tidak akan mampu mencapai kebaikan moral seperti yang dimiliki orang percaya.

Pendeta Erastus Sabdono menyatakan  bahwa manusia secara umum memiliki kebaikan moral, walau memang ketika dikomparasikan dengan orang beriman memiliki derajat nilai yang lebih rendah. Uniknya lagi, ia  juga memperbandingkan “kebaikan moral” orang-orang kudus Perjanjian Lama dengan orang-orang kudus Perjanjian Baru, dalam hal ini  para murid Yesus Kristus, dan tentu saja pada Yesus sendiri.

Pertanyaan uji pertama  yang akan saya aplikasikan adalah: apakah Yesus sendiri mengakui  keberadaan atau kepemilikan kebaikan moral pada diri manusia? Saya akan membawa satu pernyataan Yesus yang sangat kokoh, sebagai pengantar tinjauan paragraf ini:

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (1K)



Oleh: Martin Simamora


Bacalah lebih dulu bagian 1J

Paragaraf sebelas ditutup dengan pernyataan yang ditautkan dengan  Filipi 2:5-13, namun juga, sebagaimana dengan Matius 7: 21-23, telah diseret untuk menopang pandangan dan pengajarannya: keselamatan adalah hal yang harus diperjuangkan oleh setiap orang percaya, bukan atau tidak boleh dipandang sebagai keadaan yang telah dimiliki sekarang hingga kesudahan karena anugerah-Nya yang setia. Saya  telah menunjukan bagaimana pandangan ini telah dibangun  berdasarkan Lukas 13:23-24, teks Injil yang tidak sama sekali mengkomunikasikan pandangan pendeta Erastus Sabdono tersebut. Sebagai catatan, porsi  terbatas Filipi 2:5-8, yang pada paragraf 10 telah muncul dalam bentuk gagasan pengajarannya, telah saya tunjukan tidak mendukung sama sekali pandangannya tersebut, pembengkokan tak terhindarkan telah terjadi, sebagaimana dapat anda baca pada bagian 1G.

Sekarang mari membaca bagian paragraf sebelas yang saya maksudkan, dan teks epistel Filipi 2:5-13.

Bagian penutup  pada paragraf sebelas:
Oleh sebab itu hendaknya kita tidak menganggap murah keselamatan dalam Yesus Kristus. Ada harga yang harus dibayar untuk mengalami dan memiliki keselamatan dalam Yesus Kristus tersebut, yaitu meninggalkan pola hidup manusia pada umumnya untuk mengenakan hidup baru seperti kehidupan yang dikenakan Tuhan Yesus Kristus. Inilah yang disebut mengerjakan keselamatan dengan takut dan gentar (Fil 2:5-13).

Filipi 2:5-13
(5) Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,(6) yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,(7) melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.(8) Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.(9) Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama,(10) supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi,(11) dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa!(12) Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir,(13) karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya.

Saya akan memulai dengan mengulas Filipi 2:5-13, teks epistel yang digunakan oleh pendeta Erastus Sabdono untuk membasiskan pandangannya pada bagian paragraf sebelas tersebut.

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (1J)

Oleh: Martin Simamora


Pohon dan buah anggur khas Brazil- Credit: edenproject.com
Bacalah lebih dulu bagian 1i
Kerancuan demi kerancuan, terus bergulir. Konsekuensi alami yang dihasilkan oleh pembangunan sebuah ajaran di atas dasar yang salah: menggunakan Lukas 13:23-24 yang sama sekali tidak mengkomunikasikan ajarannya, bahwa seorang yang telah  percaya kepada Kristus, masih harus  berjuang keras untuk melalui jalan yang sesak [masih harus berjuang lagi untuk mendapatkan dan memastikan keselamatannya sendiri], hal yang dibantah secara sangat keras oleh Lukas 13:25-27. Terus bergulir, meruncingkan sudut-sudut  bengkok sebelumnya, pendeta Erastus Sabdono, kembali memasukan 2  nas firman yang justru menegasikan atau lebih tepatnya: menyibakan kesalahan-kesalahan fatal dalam pengajarannya, yaitu: Matius 7:21-23 dan Filipi 2:5-13, sebagaimana dinyatakannya dalam lanjutan  pada paragraf 11:

Orang yang mengaku percaya dan menerima Tuhan Yesus tetapi tidak semakin serupa dengan Dia, berarti tidak hidup dalam keselamatan-Nya. Ingat bukan orang yang memanggil Dia Tuhan yang akan selamat, tetapi yang melakukan kehendak Bapa (Mat 7:21-23). Oleh sebab itu hendaknya kita tidak menganggap murah keselamatan dalam Yesus Kristus. Ada harga yang harus dibayar untuk mengalami dan memiliki keselamatan dalam Yesus Kristus tersebut, yaitu meninggalkan pola hidup manusia pada umumnya untuk mengenakan hidup baru seperti kehidupan yang dikenakan Tuhan Yesus Kristus. Inilah yang disebut mengerjakan keselamatan dengan takut dan gentar (Fil 2:5-13).

Pendeta Erastus Sabdono menyatakan: orang yang mengaku percaya dan menerima Tuhan Yesus tetapi tidak semakin serupa dengan Dia, berarti tidak hidup dalam keselamatan-Nya. Ingat bukan orang yang memanggil Dia: Tuhan, yang akan selamat, tetapi yang melakukan kehendak Bapa (Matius 7:21-23). Ia, menggunakan Matius 7:21-23 sebagai landasan pengajarannya tersebut. Sekarang mari kita membaca  nas firman tersebut:
Matius 7:21-23  Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga. Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"  

Teks ini (Matius 7:21) memiliki kesebangunan atau memiliki kesetaraan situasi pada Lukas 13:23-24 yang juga telah digunakan secara sangat salah untuk menopang pengajarannya.


Mari kita lihat, kesebangunan dalam hal apa saja:
Anchor of Life Fellowship , Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri - Efesus 2:8-9