Oleh : DR. R.C Sproul
Saya tidak dapat
membayangkan ada sebuah afirmasi yang
dapat menimbulkan resistensi yang lebih
besar dari orang-orang Barat masa kini
dibandingkan dengan afirmasi yang Paulus
buat dalam 1 Timotius 2:5 :” Karena Allah itu
esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu
manusia Kristus Yesus.” Deklarasi ini sempit dan benar-benar
bukan lazimnya pandangan orang Amerika. Kita telah demikian dibanjiri dengan sudut pandang bahwa ada banyak jalan yang menuju ke surga, dan Tuhan itu
tidaklah sesempit itu sehingga Dia mensyaratkan kesetiaan hanya pada satu jalan
keselamatan. Jika ada yang menyerang pada akar pohon pluralisme dan relativisme, inilah klaim eksklusifitas terhadap agama manapun. Sebuah
pernyataan seperti yang telah dibuat Paulus
dalam suratnya yang pertama kepada Timotius dipandang sebagai fanatik dan penuh kebencian.
Paulus, tentu saja, tidak sedang mengekspresikan kefanatikan atau sesuatu yang penuh dengan kebencian. Dia hanya mengekspresikan kebenaran dari Tuhan, kebenaran yang sama diajarkan Yesus ketika Dia berkata : ”Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku” (Yohanes 14:6). Paulus sedang mengafirmasi keunikan Kristus, secara khusus perannya sebagai Mediator. Seorang mediator adalah seorang yang ada diantara dua pihak, seseorang yang berdiri diantara dua pihak yang terasingkan atau terlibat dalam semacam perselisihan. Paulus mendeklarasikan bahwa Kristus adalah satu-satunya Mediator antara dua pihak dalam perselisihan satu sama lain—Tuhan dan manusia.
Kita menjumpai mediator-mediator diseluruh Alkitab. Musa, sebagai contoh,
adalah mediator dari Perjanjian Lama. Dia merepresentasikan orang Israel dalam
perbincangan-perbincangannya dengan
Tuhan, dan dia kala itu adalah juru bicara bagi Tuhan untuk orang
Israel. Juga, Imam besar Israel dahulu difungsikan
sebagai mediator; dia dahulu dipandang
sebagai representasi Tuhan untuk bangsa ini, sehingga Tuhan, mengenakan tanggung
jawab pada dia untuk memerintah dalam kebenaran berdasarkan hukum Perjanjian
Lama.
Mengapa, kemudian, Paulus berkata hanya satu
pengantara antara Tuhan dan manusia? Saya percaya kita harus memahami
keunikan pengantaraan Kristus dalam terminologi-terminologi
keunikan pribadi-Nya. Dia adalah Tuhan-manusia, yaitu, Tuhan yang menjelma. Dengan tujuan membawa rekonsiliasi
antara Tuhan dan manusia, pribadi kedua dalam Trinitas telah disatukan kepada
diri-Nya dalam natur manusia. Sehingga Yesus memiliki kualifikasi-kualifikasi
untuk mengadakan rekonsiliasi—Dia mewakili kedua belah pihak secara sempurna.
Orang bertanya pada saya, “ Mengapa Tuhan
demikian sempit sehingga Dia menyediakan hanya satu Juru selamat?” Saya tidak
berpikir bahwa inilah pertanyaan yang harus kita tanyakan. Sebaliknya, kita semestinya
bertanya, “ Mengapa Tuhan memberikan kita cara apapun juga untuk diselamatkan?” Dengan kata lain,
mengapa dia tidak menghukum saja kita
semua? Mengapa Tuhan, dalam anugerahnya, memberikan kita sebuah Mediator untuk
berdiri di tempat kita, untuk menerima penghukuman yang semestinya untuk kita, dan memberikan kepada kita
kebenaran yang mati-matian kita butuhkan? Hal menakjubkan bukan pada Dia tidak melakukan pengantaraan dalam banyak cara, tetapi bahwa Dia telah melakukannya bahkan dalam
satu cara.
Perhatikan bahwa Paulus, dalam
mendeklarasikan keunikan Kristus, juga mengafirmasi keunikan Tuhan :”Ada satu
Tuhan.” Keunikan ilahi ini telah dideklarasikan diseluruh Perjanjian Lama;
perintah yang pertama sekali adalah sebuah perintah eksklusifitas: “Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku”
(Keluaran 20:3).
Sehingga Paulus membawa semuanya dalam sebuah untaian. Hanya ada satu Tuhan, dan Tuhan memiliki satu-satunya Putera, dan Putera itu adalah satu-satunya MEDIATOR antara Tuhan dan umat manusia. Seperti telah saya katakan sebelumnya , bahwa sangat sulit bagi orang yang telah dibanjiri dengan pluralisme untuk menerimanya, namun mereka marah dengan Kristus dan Rasul-Rasulnya pada poin ini. Alkitab tidak menawarkan bahwa ketulusan penganut agama-agama lain akan diselamatkan tanpa iman pribadi kepada Yesus Kristus. Seperti dikatakan Paulus di Atena, “Dengan tidak memandang lagi zaman kebodohan, maka sekarang Allah memberitakan kepada manusia, bahwa di mana-mana semua mereka harus bertobat” (Kisah Para Rasul 17:30). Ada sebuah persyaratan universal bagi orang untuk mengaku percaya / beriman kepada Kristus.
Berangkali anda prihatin mendengarkan
saya berbicara dalam terminologi sempit semacam ini- eksklusifitas Kristus
dan iman Kristen. Jika demikian,
saya minta anda untuk menimbang melalui konskuensi-konsekuensi yang
timbul dengan menempatkan para pemimpin agama lain pada level yang sama seperti
Kristus. Pada satu sisi, tidak ada penghinaan yang lebih besar bagi Kristus daripada
menyebut-Nya dalam nafas yang sama seperti tokoh-tokoh agama lain manapun,
sebagai contoh, Jika Kristus adalah Dia
yang mengklaim, menjadi, tidak ada yang lain dapat menjadi jalan menuju Tuhan.
Lebih jauh lagi, jika hal ini benar bahwa ada banyak
jalan menuju Tuhan, Kristus bukan salah satunya , karena tidak ada dasar salah
satu dari banyak jalan menuju Tuhan akan mendeklarasikan kepada dunia bahwa Dia
adalah satu-satunya jalan menuju Tuhan.
Sebagaimana kita telah memperingati kematian dan kebangkitan Yesus beberapa
waktu lalu, adalah baik bagi kita untuk mengingat keunikan Kristus. Semoga kita
tidak pernah beranggapan bahwa Tuhan
belum cukup melakukan bagi kita,
menimbang pada apa yang telah Dia lakukan untuk kita dalam Kristus Yesus.
Jesus : The Only Savior |diterjemahkan dan telah diedit oleh : Martin Simamora
Jika anda menyukai artikel ini, berangkali anda perlu membaca artikel berikut ini :
No comments:
Post a Comment