Oleh : DR. R.C.Sproul
Bacalah terlebih dahulu bagian pertama dari serial perkuliahan oleh R.C Sproul
www.astro.keele.ac.uk |
Kata Pengantar
Istilah paling fundamental dalam kosa orang Kristen manapun adalah “Tuhan.” Tetapi siapa atau apakaha Tuhan? Bagaimana kita sebagai orang-orang Percaya mendefinisikan Tuhan, DR.Sproul mendiskusikan beberapa kesulitan yang melingkupi manusia dalam upaya untuk mendefinisikan Dia yang secara absolut sempurna.
Tujuan-Tujuan Belajar
- Menjadi dapat menjelaskan kesulitan-kesulitan melekat yang terdapat dalam berbagai upaya manusia untuk mendefinisikan Tuhan.
- Untuk memahami apa yang kita maksudkan ketika kita berkata “manusia” sebagai berlawanan terhadap “ Yang Tertinggi.”
- Untuk memperkenalkan gagasan Tuhan sebagai Yang paling sempurna.
Kutipan-Kutipan
Kami percaya pada satu Allah, Bapa, Yang Mahakuasa, Pencipta surga dan bumi, semua yang, terlihat dan tak terlihat. – Pengakuan Iman Nicea
26. Pertanyaan: Apa yang Saudara percayai bila Saudara berkata, Aku percaya kepada Allah Bapa, Yang mahakuasa, Khalik langit dan bumi?
Jawab. Bahwa Bapa yang kekal dari Tuhan kita Yesus Kristus, yang telah menciptakan langit dan bumi serta segala isinya dari yang tiada (a), dan juga tetap memelihara dan memerintahnya menurut rencana-Nya yang kekal dan pemeliharaan-Nya (b), adalah Allah dan Bapaku karena Anak-Nya, yaitu Kristus (c). Aku percaya kepada-Nya, bahkan aku tidak meragukan, Dia akan memeliharaku dalam semua kebutuhan tubuh dan jiwaku (d), dan juga mengubah segala bencana yang ditimpakan-Nya atasku di dunia yang penuh sengsara ini, menjadi kebaikan untukku (e). Sebagai Allah yang Mahakuasa Dia memang sanggup berbuat demikian (f), dan sebagai Bapa yang setiawan Dia berkehendak pula melakukannya (g). (a) Kej 1:1. (b) Maz 145:15-16. (c) 2Ko 6:18. (d) Maz 55:23. (e) Rom 8:28. (f) Mat 7:11. (g) Mat 6:32. – Katekisme Heidelberg; Pertanyaan # 26
Kerangka Kuliah
A. Apa atau Siapa Tuhan?
1. Bagaimana kita dapat memunculkan sebuah definisi “Tuhan?”
2. Itu adalah apa yang sedang kita lakukan ketika kita memandang pada atribut-atribut Tuhan.
B. Bagaimana kita mendefinisikan apapun?
- Semua ilmu pengetahuan pada dasarnya terlibat dalam tugas taksonomi—ilmu pengetahuan pengklasifikasian atau definisi.
- Taksonomi telah dimulai di Taman Eden ketika Tuhan telah memberikan Adam tugas menamai hewan-hewan.
- Manusia masih melakukan taksonomi hari ini.
- Pendefinisian dibuat dengan mencari kesamaan-kesamaan dan perbedaan-perbedaan.
- Apa yang sedang kita lakukan adalah untuk membentuk sebuah entitas tersendiri
- Ketika kita sedang berbicara mengenai
Tuhan, kita sedang berbicara mengenai sesuatu atau
seseorang yang pada akhirnya sui generis— yaitu yang ada didalam sebuah kelas tersendiri. - Tuhan secara supremasi sui generis, membuat pendefinisian sulit.
C. Apakah yang dimaksud dengan mengatakan bahwa Tuhan adalah sebuah mahkluk?
-
Adakah sesuatu diluar sana yang disebut “kemahlukan” dimana Tuhan
berpartisipasi dan dimana kita berpartisipasi?
- Kita menggambarkan diri kita sebagai mahluk-mahluk manusia sementara Tuhan
secara populer digambarkan sebagai mahluk tertinggi.
- Bahayanya adalah untuk berpikir sejumlah kategori umum yang kita sebut “mahluk.”
- Problemnya adalah bahwa tidak ada
mahluk yang sama sekali terlepas dari Tuhan.
a. Alkitab berkata bahwa kita hidup dan bergerak dan kemahlukan kita ada didalam Tuhan ( Kisah Para Rasul 17:28).
b. Tetapi kita bukan “tuhan-tuhan kecil.”
c. Panteisme—setiap hal dalam sejumlah bentuk, perluasan, mode, keeping, atau bagian dari diri Tuhan sendiri.
d. Kitab suci meminta agar kita membuat sebuah pembedaan yang jelas antara Pencipta dan ciptaan. - Kita tidak ingin membuat Tuhan sebuah
anggota dari sebuah kelas besar mahluk di dunia.
- Ketika kita berpikir “mahluk” pada dasarnya sebuah konsep mental, maka ini menjadi
sangat masuk akal dan kita ada
di dasar yang aman.
- Ketika kita mengatakan bahwa tuhan memiliki kemahlukan dan kita memiliki kemahlukan dalam pengertian ini, dari semuanya ini yang hendak kita katakan adalah bahwa Tuhan adalah nyata dan kita adalah nyata.
D. Perbedaan yang sesungguhnya antara manusia dan Tuhan bukan perbedaan antara manusia dan jenis-jenis mahluk tertinggi/supreme.
- Perbedaan sesungguhnya berada didalam konsep mahluk itu sendiri.
- Tuhan adalah mahluk didalam kesempurnaannya yang absolut.
- Pendefinisian para teolog abad pertengahan untuk “Tuhan” adalah ens perfectissimum—“ mahluk yang paling sempurna.”
- Anselm menggambarkan Tuhan sebagai mahluk paling sempurna yang dapat dipikirkan.
- Kita adalah mahluk-mahluk yang tidak sempurna yang harus membicarakan Yang sempurna.
Pertanyaan-Pertanyaan studi ( Pilihan Ganda)
1. Kita sebut apakah ilmu pengklasifikasian atau pendefinisian?
a. Teologi
b. Diagnostik
c. Taksonomi
d. Epsitemologi
2. Kapankah ilmu pengklasifikasian dan pendefinisian mulai?
a. Abad Pencerahan
b. Abad Pertengahan
c. Abad Renaisans
d. Di Taman Eden
3. Definisi dibuat dengan mencari _____________________________________ .
a. Kesamaan-kesamaan dan perbedaan-perbedaan
b. Sinonim-sinonim
c.Karakteristik-karakteristik
d. Hal-hal di kelas tersendiri
4. Apakah istilah Latin yang menyatakan didalam sebuah kelas tersendiri?
a. ens perfectissimum
b. potential absoluta
c. sui generis
d. iustitia Dei
5. Apa doktrin yang berkata bahwa setiap hal adalah beberapa bentuk, perluasan, mode, keeping, atau bagian dari diri Tuhan itu sendiri?
a. Panenteisme
b. Panteisme
c. Teologi Proses
d. Pantelisme
6. Ketika kita mengatakan bahwa Tuhan memiliki kemahlukan dan kita memiliki kemahlukan dalam pengertian umum berupa sebuah konsep mental, pada dasarnya yang sedangkita katakana adalah bahwa Tuhan dan kita adalah ______________________________ .
a. nyata
b. dalam kelas mahluk yang sama
c. mahluk-mahluk
d. serupa
7. Apakah istilah teologis abad pertengahan yang bermakna “mahluk yang paling sempurna”?
a. persona Deitatis
b. circumscriptivus
c. sui generis
d. ens perfectissimum
8. Apa yang terkenal dari teolog abad pertengahan untuk menggambarkan Tuhan sebagai mahluk paling sempurna yang dapat dipikirkan dalam argument ontologisnya untuk eksistensi Tuhan?
a. Thomas Aquinas
b. Peter Abelard
c. Anselm
d. Francis dari Asisi
Studi Alkitab
- Bacalah nas-nas Alkitab berikut ini, dan
jelaskan apa yang hendak dikatakan setiap nas tersebut terkait
kesulitan mendefinisikan Tuhan.
a. Maz 145 :3
b. Yesaya 55:9
c. Matius 11:27
d. 1 Kor 1:21 - Menurut DR. Sproul, apakah signifikansi dari Kejadian 2:19-20 dalam hubungannya dengan kemampuan manusia untuk
mendefinisikan dan mengklasifikasikan?
- Bagaimana nas-nas berikut ini
mendemonstrasikan bahwa Tuhan ada dalam
sebuah kelas tersendiri—sui generis?
a. Maz 139:6
b. Roma 11:33
- Kitab suci menggunakan deskripsi-deskripsi Tuhan yang diambil dari
penciptaan, dari pengalaman manusia, dan dari anatomi manusia. Dibawah ini adalah contoh-contoh dari setiap
tipe deskripsi. Apakah signifikansi keseluruhan dari fenomena skriptural ini? a. Deskripsi-deskripsi dari Penciptaan—Ulangan 32:4; Mazmur 27:1; 84:11; Yesaya
31:4; 53:7; Ibrani 12:29
b. Deskripsi-deskripsi dari Pengalaman Manusia—Keluaran 15:26; Mazmur 23:1; Yesaya 33:22; 54:5; 6:10; Ibrani 11:10
c. Deskripsi-deskripsi dari Anatomi Manusia--- Keluaran 33:20; Bilangan 11:23; Ulangan 8:3; Mazmur 11:4; 55:1 - Dalam Kisah Para Rasul 17:28, Paulus sedang
mengkhotbahkan kata-kata berikut: “
di dalam Dia kita hidup, kita bergerak, kita ada.” Apa yang sedang
didemonstrasikan beberapa nas ini : bahwa teks
ini tidak dapat diterjemahkan dalam sebuah pemahaman panteistik?
- Bagaimana ayat-ayat berikut ini mengindikasikan perbedaan antara Pencipta dan ciptaan?
a. Kejadian 1
b. Maz 50:10-12
c. Maz 90:2
d. Yesaya 43:7
e. Kisah Para Rasul 17:24-25
f. Wahyu 4:11
Pertanyaan-Pertanyaan Diskusi
- Mengapa fakta bahwa Tuhan ada dalam sebuah kelas-Nya tersendiri membuat definisi “Tuhan” begitu sulit?
- Apa bahaya yang dilibatkan dengan mengatakan bahwa tidak ada mahluk yang terlepas dari mahluk Tuhan? Mengapa hal ini sebuah bahaya?
- Apakah mungkin bagi mahluk manusia yang telah terjatuh untuk memikirkan kesempurnaan yang absolut? Jelaskan.
- Apakah yang sangat membantu terkait definisi abad pertengahan mengenai Tuhan sebagai “mahluk yang paling sempurna”? Apa yang tidak menolong dengan definisi ini?
Aplikasi
-
Apa yang dibersitkan kata “sempurna”
dalam imajinasimu? Apakah konsepmu
mengenai “sempurna” memang sempurna?
- Bagaimana sebuah pengetahuan mengenai Tuhan yang absolut sempurna memberikanmu pengharapan?
- Apakah maknanya dalam hidupmu menjadi sempurna seperti Bapa kita adalah sempurna ( Matius 5:48)?
Bacaan yang Disarankan Untuk Studi Lebih Lanjut
Bavinck, Herman. The Doctrine of God
No comments:
Post a Comment