Oleh : Robin Schumacher, Ph.D
Pepatah lama berkata “ jangan pernah diskusikan agama atau politik” dengan cepat menjadi sebuah pernyataan yang mubazir sebab bagi banyak orang politik telah menjadi agama mereka. Meskipun mereka yang tidak percaya kepada Tuhan menunjukan tanda-tanda bahwa Amerika dan negara-negara lain sedang menjadi Negara-negara yang kurang religius, kebenarannya adalah : bahwa agama sedang berkembang dimana-mana—hanya saja bukan jenis agama seperti kebanyakan orang pikirkan kala istilah ini digunakan[1].
Kebenaran absolutnya adalah : ketika anda mengadakan pemakaman Tuhan seseorang akan selalu menggantikan posisi-Nya. Orang ini setiap waktu akan berupaya untuk berkuasa dengan janji-janji pembebasan bagi audiensnya dari berbagai ketakutan-ketakutana dan masalah-masalah yang sedang menjangkiti masyarakat. Mereka akan selalu menghadirkan diri mereka sendiri sebagai seorang juru selamat bagi masyarakat yang sedang membutuhkan dan mencarinya dalam keadaan putus asa.
Apa yang
sedang berlangsung dalam cuaca politik
saat ini dimana dunia mencari penuh
gelisah untuk mendapatkan juru selamat sekularnya, sementara menyangkal
satu-satunya Juru selamat sejati (Yesus), merupakan kesaksian hidup bagi perkataan Salomo bahwa tidak ada yang baru
dibawah matahari ( Pengkhotbah 1:9). Pencarianmereka hari ini sama malangnya dengan masa-masa sebelumnya.
Sebuah Tinjauan pada Kaca Spion Belakang
Dalam karyanya berjudul , Religions of the Hellenistic Roman Age, Antonia Tripolitis menggambarkan bahwa masyarakat yang hidup pada lebih dari 2000 tahun lampau adalah sebagai berikut :
Sebuah Tinjauan pada Kaca Spion Belakang
Dalam karyanya berjudul , Religions of the Hellenistic Roman Age, Antonia Tripolitis menggambarkan bahwa masyarakat yang hidup pada lebih dari 2000 tahun lampau adalah sebagai berikut :
The Hellenistic-Roman world had witnessed a succession of barbarian invasions, bloody civil wars, various recurring plagues, famines, and economic crisis. Moreover, confidence in the traditional cults and their gods that served as the basis of the political, social, and intellectual life was waning. The general populace no longer placed its hope or faith on the ancient gods, whom they believed could not alleviate their daily encounters with the vicissitudes of Hellenistic life.... This was a period of general material and moral insecurity. The unsettling conditions of the time led people to long and search for soteria, salvation, a release from the burdens of finitude, the misery and failure of human life. People everywhere were keenly awake to every new message of hope and eagerly prospecting for a personal savior, someone who would bring salvation, i.e., deliverance or protection from the vicissitudes of this life and the perils of the afterlife. [2]
[Dunia Roma yang Helenistik telah menyaksikan sebuah suksesi dari invasi-invasi orang-orang barbar, perang saudara berdarah, beragam wabah penyakit yang berulang-ulang, kelaparan, dan krisis ekonomi. Lebih lanjut, keyakinan dalam kultus-kultus tradisional dan dewa-dewa mereka yang berperan sebagai basis bagi kehidupan politik, sosial dan intelektual mereka telah memudar. Masyarakat umum tidak lagi meletakan pengharapan atau imannya pada dewa-dewa kuno, yang telah mereka yakini tidak dapat meringankan perjumpaan-perjumpaan harian mereka dengan kemalangan-kemalangan dari kehidupan Helenistik… Ini adalah sebuah periode ketidakamanan moral dan material yang umum. Kondisi-kondisi yang tak terselesaikan membawa orang untuk merindukan dan mencari soteria, keselamatan, sebuah kelepasan dari beban-beban keterbatasan, penderitaan dan kegagalan hidup manusia. Orang dimana-mana secara tajam tersadarkan dengan setiap pesan baru tentang pengharapan dan secara bersemangat melakukan pencarian untuk mendapatkan seorang juru selamat pribadi, seseorang yang dapat membawa keselamatan, yaitu kelepasan atau proteksi dari kemalangan-kemalangan hidup ini dan bahaya-bahaya setelah kehidupan.]
“Sebuah periode ketidakamanan moral dan material yang umum.” “ Kondisi-kondisi yang tak terselesaikan .Hal-hal semacam ini menggambarkan keadaan dihampir setiap Negara dalam dunia ini pada hari ini, tidakah memang demikian?
Juru
selamat-juru selamat baru yang digambarkan Tripolitis masuk kedalam pentas dan
secara berani mengambil keuntungan dari situasi tersebut. Hal menarik yang terjadi, walaupun, politik dengan cepat dicampurkan dengan agama, dengan hasil ahir menjadi para
pemimpin yang dielu-elukan sebagai sesuatu
yang lebih besar daripada mereka yang sesungguhnya.
Hal-hal
semacam ini bukan tidak pernah terdengar
sebelumnya. Di Timur, raja-raja telah dianggap sebagai anak-anak
para dewa dan dipuja seperti ini sejak
masa lampau. Di Mesir, Firaun
adalah anak dewa matahari, dan dengan
demikian dia ditinggikan diatas subyek-subyeknya dimana subyek-subyeknya
didorong untuk bersumpah patuh sepenuhnya kepada dia.
Melalui
penaklukan-penaklukannya, Alexander yang Agung
mengalami persentuhan dengan
konsep oriental mengenai martabat
raja yang ilahi. Setelah kematiannya, dia dikuburkan di Aleksandria dimana
imam disematkan baginya sebagai pendiri kota itu dan putera Ammon.
Orang-orang Yunani dahulu terbiasa dengan ide bahwa dewa-dewa dapat muncul di bumi dan bahwa manusia-manusia
ilahi dapat melakukan hal-hal ajaib,
tetapi hingga titik ini mereka tidak pernah menunduklan tubuh mereka dihadapan
seorang penguasa sebagai epifani- penampakan dari seorang yang ilahi.
Lalu datang Anthiochius IV Epiphanes yang melekatkan julukan-julukan ilahi selagi masih hidup,
yang tidak ada satupun raja Helenistik pernah melakukannya pada titik seperti
ini, Theos Epiphanes (“Tuhan
Bermanifestasi’).
Setelah ini tibalah penyembahan para kaisar Roma, yang dimulai di Efesus pada tahun 29 SM ketika sebuah kuil dibangun untuk menuhankan Julius Caesar. Peraturan-peraturannya dan kaisar-kaisar lainnya membawa stabilitas dan kemakmuran terhadap situasi yang tidak stabil sebagaimana digambarkan oleh Tripolitis,dan demikianlah mereka dihargai dengan hormat dan kagum.
Para Kaisar
seperti Augustus tidak hanya dikenal
sebagai para pemimpin politik, tetapi juga dengan cepat dihormati sebagai soter atau juru selamat Negara dan euergetes atau dermawan. Sejumlah penguasa seperti Vespian
tidak menganggap pengagungan publik secara
serius, meskipun yang lainnya seperti yang telah dilakukan Caligula dan Domitian (
yang menuntut disebut sebagai Dominius et Deus—“Tuan dan Tuhan”).
Tetapi pelajaran penting yang luar biasa dari tinjauan yang sangat cepat atas sejarah purba yang ditulis oleh professor William Barclay dari Glasgow University yang menuliskan:” The extraordinary fact is that emperor worship was not imposed on the Roman Empire from above; it grew from below" (my emphasis). [3] (Fakta yang luar biasa adalah bahwa penyembahan kaisar tidaklah diadakan pada Kekaisaran Roma dari atas; hal ini tumbuh dari bawah” (penekanan oleh penulis))
Sebuah Contoh Lagi
"An evil exists that threatens every man, woman and child of this great nation. We must take steps to ensure our domestic security and protect our homeland."
“Suatu kejahatan ada, yang mengancam setiap pria, wanita dan anak dari bangsa besar ini. Kita harus mengambil langkah-langkah untuk menjamin keamanan domestik dan melindungi tanah air kita.”
Sebuah pernyataan favorit dari para skeptik yang tidak jelas siapa mereka adalah : bahwa Hitler adalah seorang Kristen, ketika kebenarannya adalah bahwa dia memperlihatkan dirinya menjadi tidak ateis dan tidak juga Kristen tetapi lebih kepada sebuah neo pagan. Ada debat yang lumayan diantara para sejarahwan bahwa dia adalah seorang penganut Nietzsche (yang memangdang hina pada Kekristenan) dan seorang pemercaya yang teguh terhadap mentalitas evolusi yang terkuatlah yang bertahan hidup dimana kemanusiaan merupakan hal yang diperhatikan.
Menyedihkan untuk mencatat bagaimana banyak pengaku Kristen pada tahun 1930-an telah membantu memilih Hitler untuk duduk di tampuk kekuasaan, dengan kebanyakan mereka telah diperdaya oleh retorika si Fuhrer seperti diatas dan janji-janji untuk mendatangkan damai, keamanan, dan kemakmuran bagi orang yang letih dan penuh ketakutan. Tidak memerlukan waktu yang lama bagi Hitler untuk menjadi terseret kedalam arus peran juru selamat sekular Jerman, menggantikan Tuhan dalam prosesnya sebagaimana lagu Malam Kudus-Silent Night yang ditulis ulang memperlihatkannya :
Silent night! Holy night!
All is calm. All is bright.
Only the Chancellor steadfast in fight
Watches o'er Germany by day and by night
Always caring for us.
Silent night! Holy night!
All is calm. All is bright.
Adolf Hitler is Germany's wealth,
Brings us greatness, favor and health.
Oh, give us Germans all power!
Pemandangan Hari Ini
Sebab itu siapa yang menyangka, bahwa ia teguh berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan jatuh! ( 1 Korintus 10:12)
Rakyat
Amerika masih merasakan sakit yang hebat
dari sebuah sengatan resesi, dimakan oleh hutang, kecemasan atas sebuah senjata nuklir Iran, berenang didalam
kebusukan moral, dan penolakan terhadap Tuhan secara tegas{sebagaimana tertuang dalam platform asli Partai Demokrat
2012), sangat ingin untuk menuhankan juru selamat manapun
yang dapat menarik mereka keluar dari kekacauan negeri yang dibuatnya
sendiri.
Pada tahun
2008, membicarakan Obama, pembawa berita
senior MSNBC, Chris Matthews berkata:”Ini
lebih besar daripada Kennedy[Obama]
yang datang ini, dan dia
kelihatannya memiliki jawaban-jawaban.
Ini adalah Perjanjian Baru.”[5]
Oprah
mendeklarasikan bahwa Presiden Obama memiliki “ sebuah lidah yang telah dicelupkan kedalam kebenaran yang
sesungguhnya.”[6]
Pada tahun
2009 seorang guru sekolah dasar
menggelar pertunjukan kelasnya dengan menyanyikan sebuah lagu mengenai Presiden
tersebut yang mengandung baris:”Mmmm,mmm.mmm!Barack Husein
Obama. Dia berkata merah, kuning, hitam atau putih semuanya sama dalam
pandangannya.”[7]{Bukankah sebuah lagu mengenai Yesus yang mengatakan hal yang
sama?}
Ibu Negara Michelle
Obama berkata pada sebuah acara kampanye
:”Kita memiliki sebuah kisah menakjubkan untuk diceritakan. Presiden ini telah
membawa kita keluar dari gelap dan masuk kedalam terang.”[8] (bandingkan dengan
1 Petrus 2:9 pada Tuhan melakukan hal
itu)
Jangan membuat
kekeliruan—baik partai Demokratik atau
Republikan tidak berupaya untuk adanya gerakan bagi Yesus. Hal diatas tidak dimaksudkan untuk
merendahkan Presiden Obama, tetapi lebih kepada memperlihatkan bahwa kini di
Amerika, orang ingin menyanjung, memberi
tepuk tangan dan menyematkan sebuah status yang jauh lebih tinggi daripada yang layak untuk
pemimpin manusia manapun yang menjanjikan untuk
menebus mereka dari keadaan-keadaan yang menkhawatirkan yang mereka dapatkan didalam diri mereka.
Dalam
pengertian yang paling nyata, kita telah berada pada keadaan yang tidak jauh beda dengan orang-orang Yunai dan Roma
pada 2000 tahun lampau.
Puncak Juru Selamat Palsu
Sejarah memperlihatkan bahwa semua juru selamat
manusia pada puncaknya jatuh dan gagal dan sehingga pencarian untuk mendapatkan juru selamat secular akan
terus berlanjut. Seiring penolakan terhadap Tuhan meluas, dan masalah-masalah
hari ini terus bertumbuh dan bersenyawa,
pencarian akan semakin meningkat sampai datangnya pembebas manusia terakhir yang palsu.
Sejarahwan Arnold Toynbee berkata :” By forcing on mankind more and more lethal weapons, and at the same time making the world more and more interdependent economically, technology has brought mankind to such a degree of distress that we are ripe for the deifying of any new Caesar who might succeed in giving the world unity and peace." [9]”
{Dengan lebih memberi tekanan pada umat manusia dan semakin banyak senjata-senjata mematikan, dan pada saat yang sama membuat dunia lebih dan semakin saling berketergantungan secara ekonomi, teknologi telah membawa umat manusia ke sebuah derajat kesulitan tertentu sehingga kita siap menuhankan kaisar baru siapapun juga yang mungkin berhasil memberikan dunia kesatuan dan damai}
Alkitab
tanpa kekeliruan menunjukan pada sebuah masa di masa depan ketika Kaisar itu
akan dimahkotai oleh sebuah penduduk
seluruh dunia yang putus asa untuk memiliki damai dan kemakmuran yang diyakini
telah menyelinap pergi. Seperti Chris
Matthews berkata tentang Obama, fuehrer baru ini akan terlihat memiliki semua
jawaban, dan akan muncul dari kekacauan
bangsa-bangsa{bandingkan dengan Wahyu 13}, tetapi setelah dia melepaskan
sebuah damai yang semu, Kitab suci
berkata bahwa dia kemudian akan,” Dan oleh karena akalnya, penipuan yang
dilakukannya akan berhasil; ia akan membesarkan dirinya dalam hatinya, dan
dengan tak disangka-sangka banyak orang akan dibinasakannya; juga ia akan
bangkit melawan Raja segala raja. “{Daniel 8:25}.
Mahkota-mahkota
pengagungannya akan dilupakan, peringatan diberikan oleh Hamlet yang berkata,” The
spirit that I have seen may be a devil; and the devil hath power to assume a
pleasing shape."[=Roh yang telah
aku lihat berangkai adalah sebuah iblis; dan iblis memilki kekuatan untuk mengambil bentuk yang menyenangkan]
Penyelamatan
dari juru selamat terakhir yang palsu hanya akan datang dari Tuhan yang sejati
seperti yang dikatakan oleh nabi Daniel pada ayat 25 :” Tetapi tanpa perbuatan
tangan manusia, ia akan dihancurkan.”(Daniel 8). Kejatuhan antikristus akan
menjadi puncak teratas dari kegagalan semua kristus-kristus palsu yang telah datang
sebelum dia.
Nanti dan
hanya setelah itu kesia-siaan manusia
mencari seorang juru selamat sekuler berakhir, dengan mempelajari semua
kebenaran dari apa yang Tuhan katakana dalam Yesaya :” Aku, Akulah TUHAN dan
tidak ada juruselamat selain dari pada-Ku.” (Yesaya 43:11).
Jika anda
belum melakukannya, letakanlah percayamu kepada Dia hari ini.
====
[1] IRS 7.25.3.6.5 (02-23-1999) Religious Belief Defined: religious beliefs include many beliefs (for example, Taoism, Buddhism, and Secular Humanism) that do not posit the existence of a Supreme Being in the conventional sense.
[2] Antonia Tripolitis, Religions of the Hellenistic Roman Age, (Grand Rapids: Eerdmans, 2002), pg. 2.
[3] William Barclay, The Revelation of John Volume I (Saint Andrews Press, 1965), pg. 126.
[4] There is little debate that Hitler looked to stamp out Christianity as well as the Jews, regardless over his rhetoric that was designed to initially win over the masses. See "Nazi Trial Documents Made Public." BBC New, January 11, 2002.
[5] http://goo.gl/uNl2L
[6] http://goo.gl/vxeD1
[7] http://goo.gl/Jsc3b
[8] http://goo.gl/Ar2BT
[9] http://goo.gl/oKtna
====
[1] IRS 7.25.3.6.5 (02-23-1999) Religious Belief Defined: religious beliefs include many beliefs (for example, Taoism, Buddhism, and Secular Humanism) that do not posit the existence of a Supreme Being in the conventional sense.
[2] Antonia Tripolitis, Religions of the Hellenistic Roman Age, (Grand Rapids: Eerdmans, 2002), pg. 2.
[3] William Barclay, The Revelation of John Volume I (Saint Andrews Press, 1965), pg. 126.
[4] There is little debate that Hitler looked to stamp out Christianity as well as the Jews, regardless over his rhetoric that was designed to initially win over the masses. See "Nazi Trial Documents Made Public." BBC New, January 11, 2002.
[5] http://goo.gl/uNl2L
[6] http://goo.gl/vxeD1
[7] http://goo.gl/Jsc3b
[8] http://goo.gl/Ar2BT
[9] http://goo.gl/oKtna
No comments:
Post a Comment