Oleh : Bob Deffinbaugh, Th.M
Lukas 9:18-36
Pengantar
Dalam salah satu filem-filem klasik Kristen yang hebat di abad ke 19 berjudul ‘The Training of The Twelve,’ Dr. A.B. Bruce berkata terkait peristiwa transfigurasi Kristus yang terdapat dalam Firman Tuhan dimana dia dalam hal ini lebih suka melewatkannya tanpa penjelasan [A. B. Bruce, The Training of the Twelve, (Grand Rapids: Kregel, 1971), hal. 190]. Sebagaimana kita ketahui dari teks Alkitab, tanggapan Petrus yang tidak dianggap penting terkait peristiwa transfigurasi adalah tanggapan yang sepenuhnya sebuah kesalahan, karena kita diberitahu bahwa Petrus tidak menyadari apa yang sedang dia katakan ( Lukas 9:33 “Dan ketika kedua orang itu hendak meninggalkan Yesus, Petrus berkata kepada-Nya: "Guru, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Baiklah kami dirikan sekarang tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia." Tetapi Petrus tidak tahu apa yang dikatakannya itu.”).
Beruntung bagi Petrus dan bagi kita, Tuhan telah memberikan kesempatan istimewa kepada dia untuk membagikan kepada kita pandangan yang lebih dalam (dan menginspirasi) dalam epistle Petrus yang kedua (bandingkan dengan 2 Petrus 1:15-19 “Tetapi aku akan berusaha, supaya juga sesudah kepergianku itu kamu selalu mengingat semuanya itu. Sebab kami tidak mengikuti dongeng-dongeng isapan jempol manusia, ketika kami memberitahukan kepadamu kuasa dan kedatangan Tuhan kita, Yesus Kristus sebagai raja, tetapi kami adalah saksi mata dari kebesaran-Nya. Kami menyaksikan, bagaimana Ia menerima kehormatan dan kemuliaan dari Allah Bapa, ketika datang kepada-Nya suara dari Yang Mahamulia, yang mengatakan: "Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan." Suara itu kami dengar datang dari sorga, ketika kami bersama-sama dengan Dia di atas gunung yang kudus. Dengan demikian kami makin diteguhkan oleh firman yang telah disampaikan oleh para nabi. Alangkah baiknya kalau kamu memperhatikannya sama seperti memperhatikan pelita yang bercahaya di tempat yang gelap sampai fajar menyingsing dan bintang timur terbit bersinar di dalam hatimu.).
Pengalaman di puncak gunung ini bagi
tiga murid tersebut juga merupakan titik tinggi pewahyuan Alkitab dalam injil-injil.
Transfigurasi Yesus Kristus merupakan kulminasi kehidupan Kristus di
bumi, tetapi hal ini juga, merupakan
peristiwa yang mendahului
kematian Yesus di kayu salib [G. Campbell Morgan, The Crises of the Christ (Old
Tappan, New Jersey: Fleming H. Revell, 1936), hal. 229-232.].
Pada bab 9 dalam Injil Lukas, kita telah
diberitahukan perkiraan siapakah Yesus itu oleh setiap pihak yang penting kecuali satu pihak—yaitu Farisi
dan para pemimpin Yahudi. Kita sudah diberitahukan tentang perkiraan mereka (
Yohanes 11:47-53), dan tidak berguna untuk mengulanginya kembali. Kita akan
mempelajari perkiraan atau sangkaan siapakah diri Yesus oleh orang banyak
didalam Judaisme ( ayat 18-19), oleh
para murid (ayat 20), oleh Yesus Kristus ( ayat 21-27), dan oleh Bapa
(ayat 28-36). Ini yang membentuk pewahyuan
yang akan kita pelajari bagaimana
dengan ini kita semestinya menghargai pribadi Yesus Kristus.
Belum lama ini, telah ada sebuah ketertarikan dalam krisis atau titik
balik kehidupan Yesus. Dalam sebuah cara dimana kita berupaya mengarahkan pada
rangkaian Hidup dan Pelayanan Yesus Kristus. Kita kini mengarahkan perhatian
kita terhadap presentasi Yesus Kristus terhadap Israel sebagai Mesiasnya.
Klaim-klaim-Nya bahwa dia adalah Mesias didasarkan pada mujizat-mujizat dan
pada perkataan-perkataan-Nya, kata-kata dan perbuatan-perbuatan-Nya. Kita
sekarang sedang membahasa mujizat
transfigurasi, sebuah titik balik besar baik bagi Yesus dan
murid-murid-Nya.
Sangkaan Populer Siapakah Yesus
(Yohanes 9:18-19)
Kita hanya dapat memahami secara tepat mujizat transfigurasi ini ketika kita memandangnya dari kejauhan. Hal ini jelas dalam injil-injil synoptik (Matius, Markus dan Lukas) bahwa transfigurasi secara langsung dikaitkan dengan apa yang disebut “pengakuan besar” dari Petrus.
Yesus menjauh dari murid-murid dengan maksud agar Dia dapat berdoa (ayat 18 BIS Pada suatu hari, ketika Yesus sedang berdoa sendirian, pengikut-pengikut-N datang kepada-Nya. Yesus bertanya kepada mereka, "Menurut kata orang, Aku ini siapa?"), dan didalam kesempatan ini, Dia menanyai mereka sebuah pertanyaan yang menggiring ,”Menurut kata orang, Aku ini siapa?”
Menarik bahwa Yesus tidak menanyakan apakah yang dipikirkan para
pemimpin Yahudi tentang Dia. Hal ini sangat nyata! Apa yang menjadi sangkaan populer mengenai siapakah Yesus yang harus diutarakan
oleh murid-murid. Ini adalah apa yang dapat kita sebut sebagai laporan mayoritas.
Sangkaan atau dugaan siapakah Yesus menurut orang banyak dapat disimpulkan dalam beberapa pernyataan :
(1)Pandangan banyak orang beragam dan tidak meyakinkan. Beberapa menyatakan, seperti apa yang menjadi sangkaan Herodes (Lukas 9:7), mengira Yesus adalah Yohanes Pembaptis yang telah dibangkitkan dari antara orang mati. Orang-orang lain berpendapat Yesus sebagai perwujudan karakteristik-karakteristik salah satu dari nabi-nabi [“ Pandangan-pandangan ini dijelaskan dalam bagian yang disertai dengan sebuah pengharapan yang kemudian diyakini banyak orang, bahwa kedatangan Mesias akan didahului oleh kedatangan kembali salah satu dari nabi-nabi yang melaluinya Tuhan telah berkata kepada para bapa leluhur, sebagian lagi oleh persepsi akan kesamaan-kesamaan yang nyata dan semestinya antara Yesus dan nabi itu atau ini; Kelembutan-Nya mengingatkan seorang pendengar akan penulis Ratapan, kekerasan-Nya dalam mncela kemunafikan dan tirani mengingatkan pendengar yang lain akan nabi api, sementara itu berangkali pengajarannya yang parabolic menuntun pada pemikiran ketiga akan nabi Yehezkiel atau Daniel.” Bruce, Training of the Twelve, pp. 164-165.], yang berangkali telah bangkit kembali ( bandingkan dengan Lukas 9:7b-8).
Sangkaan atau dugaan siapakah Yesus menurut orang banyak dapat disimpulkan dalam beberapa pernyataan :
(1)Pandangan banyak orang beragam dan tidak meyakinkan. Beberapa menyatakan, seperti apa yang menjadi sangkaan Herodes (Lukas 9:7), mengira Yesus adalah Yohanes Pembaptis yang telah dibangkitkan dari antara orang mati. Orang-orang lain berpendapat Yesus sebagai perwujudan karakteristik-karakteristik salah satu dari nabi-nabi [“ Pandangan-pandangan ini dijelaskan dalam bagian yang disertai dengan sebuah pengharapan yang kemudian diyakini banyak orang, bahwa kedatangan Mesias akan didahului oleh kedatangan kembali salah satu dari nabi-nabi yang melaluinya Tuhan telah berkata kepada para bapa leluhur, sebagian lagi oleh persepsi akan kesamaan-kesamaan yang nyata dan semestinya antara Yesus dan nabi itu atau ini; Kelembutan-Nya mengingatkan seorang pendengar akan penulis Ratapan, kekerasan-Nya dalam mncela kemunafikan dan tirani mengingatkan pendengar yang lain akan nabi api, sementara itu berangkali pengajarannya yang parabolic menuntun pada pemikiran ketiga akan nabi Yehezkiel atau Daniel.” Bruce, Training of the Twelve, pp. 164-165.], yang berangkali telah bangkit kembali ( bandingkan dengan Lukas 9:7b-8).
(2)
Massa memandang Yesus dalam hormat, memandang Dia sebagai lebih daripada
manusia biasa.Dibandingkan dengan pandangan kepemimpinan Yahudi (yang menganggap Yesus
adalah seorang pelayan Setan)[ “Pada suatu waktu,
ketika mereka yang yang menyatakan diri mereka sendiri dalam setiap aspek tak
tertandingi superior terhadap orang
banyak tidak dapat menemukan nama-nama yang lebih baik untuk Anak Manusia
dibandingkan dengan orang Samaria, iblis, penghujat, orang rakus dan pemabuk,
sahabat orang yahudi pemungut cukai dan orang-orang berdosa, ini adalah sesuatu
yang layak untuk dipercaya bahwa orang yang difitnah itu adalah seorang nabi yang
layak akan hormat sebagaimana siapapun
mereka yang memiliki tempat penyimpanan relik adalah
para pakar kesalehan, yang
dipernis secara hati-hati, meskipun direndahkan dan bahkan dihukum mati,para
penerus kehidupan mereka.” Ibid., hal. 165.]. Massa menganut sebuah
pandangan yang tinggi terhadap Yesus. Dia pastilah tak terbantahkan seorang
nabi (bandingkan dengan Yohanes 9:17 “Lalu kata mereka pula kepada orang buta itu:
"Dan engkau, apakah katamu tentang Dia, karena Ia telah memelekkan
matamu?" Jawabnya: "Ia adalah seorang nabi.").
(3)Bagi Massa, Yesus bukan Mesias. Walaupun mayoritas judaisme memandang hormat pada Yesus sebagai pribadi yang telah berbicara secara otoratif bagi Tuhan, mereka tidak melangkah cukup jauh, karena mereka tidak menganggap Dia sebagai Mesias [“ Namun demikian orang-orang dibedakan dalam banyak hal ini, semua setuju dalam hal satu ini, bahwa mereka menganggap Yesus bukan sebagai seorang manusia atau guru yang biasa, tetapi misinya langsung dari surga; dan, sayanganya, dalam hal ini juga, mereka tidak memandang Dia sebagai Mesias.” Alford Edersheim, The Life and Times of Jesus the Messiah (Grand Rapids: Eerdmans, New American Edition, 1965), II, hal. 79.]. Ketakbersuaraan mereka akan isu ini bukan tanpa signifikasi yang besar.
Selanjutnya : Sangkaan atau Anggapan Murid-Murid tentang Siapakah Yesus
The Transfiguration (Luke 9:18-36)| diterjemahkan dan diedit oleh : Martin Simamora
(3)Bagi Massa, Yesus bukan Mesias. Walaupun mayoritas judaisme memandang hormat pada Yesus sebagai pribadi yang telah berbicara secara otoratif bagi Tuhan, mereka tidak melangkah cukup jauh, karena mereka tidak menganggap Dia sebagai Mesias [“ Namun demikian orang-orang dibedakan dalam banyak hal ini, semua setuju dalam hal satu ini, bahwa mereka menganggap Yesus bukan sebagai seorang manusia atau guru yang biasa, tetapi misinya langsung dari surga; dan, sayanganya, dalam hal ini juga, mereka tidak memandang Dia sebagai Mesias.” Alford Edersheim, The Life and Times of Jesus the Messiah (Grand Rapids: Eerdmans, New American Edition, 1965), II, hal. 79.]. Ketakbersuaraan mereka akan isu ini bukan tanpa signifikasi yang besar.
Selanjutnya : Sangkaan atau Anggapan Murid-Murid tentang Siapakah Yesus
The Transfiguration (Luke 9:18-36)| diterjemahkan dan diedit oleh : Martin Simamora
No comments:
Post a Comment