Khotbah
Minggu : 3 Februari 2013
DIPANGGIL UNTUK MELAYANI
By. Pdt. Esra Alfred Soru, STh, MPdK.
Dalam Perjanjian Lama kita mengenal sejumlah nabi yang dipanggil untuk melayani Tuhan dan masing-masing nabi itu mempunyai kisah yang unik di dalam panggilan mereka untuk melayani Tuhan. Musa misalnya, ia dipanggil Tuhan dalam pelariannya setelah membunuh seorang Mesir atau Samuel yang dipanggil dalam usia yang masih sangat kecil lewat sebuah mimpi. Hari ini kita akan mempelajari panggilan Tuhan atas seorang nabi yang bernama Elisa. Mari kita baca 1 Raj 19:9-21 :
1
Raj 19:19-21 – (19) Setelah Elia pergi dari sana, ia
bertemu dengan Elisa bin Safat yang sedang membajak dengan dua belas pasang
lembu, sedang ia sendiri mengemudikan yang kedua belas. Ketika Elia lalu dari dekatnya,
ia melemparkan jubahnya kepadanya. (20) Lalu Elisa meninggalkan lembu itu dan
berlari mengikuti Elia, katanya: "Biarkanlah aku mencium ayahku dan ibuku
dahulu, lalu aku akan mengikuti engkau." Jawabnya kepadanya:
"Baiklah, pulang dahulu, dan ingatlah apa yang telah kuperbuat
kepadamu." (21) Lalu berbaliklah ia dari pada Elia, ia mengambil pasangan
lembu itu, menyembelihnya dan memasak dagingnya dengan bajak lembu itu sebagai
kayu api; ia memberikan daging itu kepada orang-orangnya, kemudianmakanlah
mereka. Sesudah itu bersiaplah ia, lalu mengikuti Elia dan menjadi pelayannya.
Dari bacaan ini terlihat bahwa Elialah yang memanggil Elisa tapi hal itu harus dianggap sebagai panggilan dari Tuhan karena sebenarnya Tuhanlah yang menyuruh Elia memanggil Elisa.
1 Raj 19:15-16 – (15) Firman TUHAN kepadanya: "Pergilah, kembalilah ke jalanmu, melalui padang gurun ke Damsyik, dan setelah engkau sampai, engkau harus mengurapi Hazael menjadi raja atas Aram. (16) Juga Yehu, cucu Nimsi, haruslah kauurapi menjadi raja atas Israel, dan Elisa bin Safat, dari Abel-Mehola, harus kauurapi menjadi nabi menggantikan engkau.
Terkait dengan panggilan
Elisa ini, kita akan mempelajari teks ini dengan membaginyamenjadi beberapa
bagian :
I. ELISA SEBELUM / PADA SAAT DIPANGGIL.
Elisa dipanggil oleh Tuhan
melalui Elia. Tetapi bagaimana sesungguhnya keadaan / kondisi Elisa sebelum ia
dipanggil atau saat ia dipanggil oleh Tuhan? Mari perhatikan ayat 19 :
1
Raj 19:19 - Setelah Elia pergi dari sana, ia bertemu dengan Elisa
bin Safat yang sedang membajak dengan dua belas pasang lembu, sedang ia sendiri
mengemudikan yan kedua belas….”
Ayat ini memperlihatkan pada
kita 2 hal tentang Elisa sebelum / pada saat dipanggil oleh Tuhan.
a. Elisa dipanggil sementara ia bekerja.
a. Elisa dipanggil sementara ia bekerja.
Dari ayat ini nampak bahwa
ketika Elisa dipanggil, ia sementara sibuk bekerja. Pada saat itu tidak sedang
menganggur / bermalas-malasan. Menarik untuk diamati dan direnungkan bahwa
semua orang yang dipanggil oleh Tuhan untuk melayani Dia adalah orang-orang
yang rajin bekerja.
Musa.
Kel 3:1-2,10 – (1) Adapun
Musa, ia biasa menggembalakan kambing domba Yitro, mertuanya, imam di Midian.
Sekali, ketika ia menggiring kambing domba itu ke seberang padang gurun,
sampailah ia ke gunung Allah, yakni gunung Horeb. (2) Lalu Malaikat TUHAN
menampakkan diri kepadanya di dalam nyala api yang keluar dari semak duri. Lalu
ia melihat, dan tampaklah: semak duri itu menyala, tetapi tidak dimakan api (5)
Lalu Ia berfirman: ….(10) Jadi sekarang, pergilah, Aku mengutus engkau kepada
Firaun untuk membawa umat-Ku, orang Israel, keluar dari Mesir.
Daud.
1 Sam 16:11-12 – (11) Lalu
Samuel berkata kepada Isai: "Inikah anakmu semuanya?" Jawabnya:
"Masih tinggal yang bungsu, tetapi sedang menggembalakan kambing domba."
Kata Samuel kepada Isai: "Suruhlah memanggil dia, sebab kita tidak akan
duduk makan, sebelum ia datang ke mari." (12) Kemudian disuruhnyalah
menjemput dia. Ia kemerah-merahan, matanya indah dan parasnya elok. Lalu TUHAN
berfirman: "Bangkitlah, urapilah dia, sebab inilah dia.
Amos.
Amos 7:14-15 – (14) Jawab
Amos kepada Amazia: "Aku ini bukan nabi dan aku ini tidak termasuk
golongan nabi, melainkan aku ini seorang peternak dan pemungutbuah ara hutan.
(15) Tetapi TUHAN mengambil aku dari pekerjaan menggiring kambing domba, dan
TUHAN berfirman kepadaku: Pergilah, bernubuatlah terhadap umat-Ku Israel.
Petrus dan Andreas.
Mat 4:18-20 – (18) Dan
ketika Yesus sedang berjalan menyusur danau Galilea, Ia melihat dua orang
bersaudara, yaitu Simon yang disebut Petrus, dan Andreas, saudaranya. Mereka
sedang menebarkan jala di danau, sebab mereka penjala ikan. (19) Yesus berkata
kepada mereka: "Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala
manusia." (20) Lalu mereka pun segera meninggalkan jalanya dan mengikuti
Dia.
Yakobus dan Yohanes.
Mat 4:21-22 – (21) Dan
setelah Yesus pergi dari sana, dilihat-Nya pula dua orang bersaudara, yaitu
Yakobus anak Zebedeus dan Yohanes saudaranya, bersama ayah mereka, Zebedeus,
sedang membereskan jala di dalam perahu. Yesus memanggil mereka (22) dan mereka
segera meninggalkan perahu serta ayahnya, lalu mengikuti Dia.
Matius.
Mat 9:9 - Setelah Yesus
pergi dari situ, Ia melihat seorang yang bernama Matius duduk di rumah cukai,
lalu Ia berkata kepadanya: "Ikutlah Aku." Maka berdirilah Matius lalu
mengikut Dia.
Perhatikan bahwa Matius
duduk (bekerja) bukan duduk-duduk.
Fakta ini menunjukkan bahwa
Tuhan mau memakai orang-orang yang rajin bekerja. Mengapa? Karena orang-orang
itu nantinya akan disebut sebagai “pekerja” di ladang Tuhan.
Mat 10:10 - Janganlah kamu membawa bekal dalam perjalanan, janganlah kamu membawa baju dua helai, kasut atau tongkat, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya.
Mat 9:37-38 – (37) Maka
kata-Nya kepada murid-murid-Nya: "Tuaian memang banyak, tetapi pekerja
sedikit. (38) Karena itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya Ia
mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu."
2 Tim 2:15 - Usahakanlah
supaya engkau layak di hadapan Allah sebagai seorang pekerja yang tidak usah
malu, yang berterus terang memberitakan perkataan kebenaran itu.
Bagaimana mereka bisa
menjadi pekerja di ladang Tuhan jikalau mereka adalah orang-orang yang malas?
Mereka tidak akan berguna bagi Kerajaan Allah.
Pulpit Commentary - “God
never calls an idle man” (Allah tidak pernah memanggil orang yang malas)
Anonim – Berdasarkan
pengalaman kita, kita dapat mengatakan bahwa hanya ada satu macam orang yang
berguna – mereka yang rajin. Seorang pemalas dibenci. Seorang saudara pernah
mengatakan bahwa iblis pun tidak dapat berbuat apa-apa terhadap orang yang
malas. Jika ada orang yang tidak berguna di muka bumi, ia pastilah seorang yang
malas. Allah tidak akan menggunakan seorang pemalas. Setiap orang yang
digunakan Allah berjerih lelah dan bekerjadengan rajin dalam pelayanan-Nya.
(www.seekerofchrist.com).
Karena itu Allah mau memakai orang-orang yang rajin bekerja! Jangan mimpi saudara bisa dipakai Tuhan kalau suadara adalah orang yang malas! Sebaliknya kalau saudara dipanggil oleh Tuhan untuk melayani (pendeta, evangelis, majelis, pengurus komisi, aktivis gereja, panitia pembangunan, dan jemaat), bekerjalah dengan rajin, jangan malas karena Tuhan tidak suka memakai orang yang malas.
b. Elisa kelihatannya
adalah seorang cukup kaya / anak seorang kaya.
Dari mana kita tahu bahwa ia
kaya / anak orang kaya?
1
Raj 19:19 - Setelah Elia pergi dari sana, ia bertemu dengan Elisa
bin Safat yang sedang membajak dengan dua belas pasang lembu, sedang ia sendiri
mengemudikan yang
kedua belas….”
Memiliki 12 pasang lembu memang tidak menunjukkan bahwa dia kaya, tetapi bahwa dia membutuhkan 12 pasang lembu (24 ekor lembu) untuk membajak lahannya, menunjukkan bahwa lahannya sangat luas dan lahan yang luas tentu memberikan hasil yang banyak apalagi menurut 1 Raj 19:16, ia berasal dari Abel Mehola, dan daerah Abel Mehola adalah daerah sekitar Yordan yang terkenal sangat subur. Jadi kelihatannya memang Elisa adalah orang yang cukup kaya atau anak dari seorang yang kaya.
Menariknya adalah biar pun
dia orang yang kaya / anak dari seorang kaya, dia sendiri adalah orang yang
rajin bekerja. Bandingkan dengan banyak anak orang kaya yang malas dan hanya
bisanya menghambur-hamburkan uang orang tua saja. Dikatakan bahwa dia membajak
dengan 12 pasang lembu di mana 11 pasang dijalankan oleh orang lain sedangkan
dia sendiri menjalankan pasangan lembu yang ke 12.
1
Raj 19:19 - Setelah Elia pergi dari sana, ia bertemu dengan Elisa
bin Safat yang sedang membajak dengan dua belas pasang lembu, sedang ia sendiri
mengemudikan yang kedua belas….”
Biar pun ini menarik, bukan
itu yang mau saya tekankan. Yang menjadi tekanan saya adalah bahwa ketika
mendapatkan panggilan dari Tuhan, Elisa meninggalkan semua kekayaan itu dan
lalu mengikuti Elia. Perhatikan baik-baik bahwa pekerjaan yang ditekuni Elisa
maupun kekayaan yang dimilikinya tidak menjadi penghalang bagi dia untuk
melayani Tuhan. Pasti kesediaan dia untuk melayani Tuhan berdampak pada
kerugian secara materi sebagaimana dikatakan Clarke :
Adam Clarke – Elisa pasti memiliki lahan yang cukup luas ketika ia membajak dengan dua belas pasang lembu untuk mengusahakan tanahnya itu. Karena itu, jika ia mematuhi panggilan kenabian, dia melakukannya dengan kerugian sekuler yang cukup besar.
Tetapi semuanya itu tidak menjadi sesuatu yang memberatkan dia karena melayani Tuhan adalah suatu kehormatan yang tidak bisa dibeli dengan uang.
Tadi kita sudah belajar
bahwa Tuhan memang senang memakai orang yang rajin, Tuhan tidak suka dengan
orang yang malas, tetapi Tuhan juga tidak suka orang yang “kerajinan” sampai
mengabaikan Tuhan atau memakai alas an kerjanya untuk tidak melayani Tuhan.
Memang kalau saudara bekerja pada orang / kantor tertentu, saudara tidak bisa
mengatur waktu sendiri. Kalau itu yang terjadi saudara harus pandai-pandai
mencari kesempatan untuk melayani Tuhan. Tetapi kalau pekerjaan itu diatur
sendiri oleh saudara, maukah saudara mengutamakan pekerjaan Tuhan daripada
pekerjaan saudara sendiri?
Dari contoh-contoh orang-orang yang dipanggil Tuhan sudah saya tunjukkan di atas bahwa mereka adalah orang-orang yang bekerja tetapi mereka tidak menjadikan pekerjaan mereka sebagai alasan untuk menolak panggilan Tuhan. Demikian juga dengan Elisa.
Pulpit
Commentary - Pada waktu melakukan pekerjaannya ia dipanggil oleh Allah.
Bisnis tidaklah baik jika itu menghalangi kita untuk mendengar suara Allah.
Bukan hanya pekerjaan,
kekayaan seringkali menjadi penghambat orang mengikuti / melayani Tuhan. Itulah
sebabnya Yesus berkata orang kaya sukar masuk kerajaan surga. Saya pernah
berkhotbah tentang Zakheus (Luk 19) dan saya angkat 3 point di sana yakni :
1. Kekayaan harus dihasilkan dengan cara yang halal (jangan seperti Zakheus yang mendapatkannya dengan cara yang tidak baik/korupsi sebagai seorang pemungut cukai).2. Kekayaan tidak boleh menjadi penghalang bagi kita untuk datang kepada Yesus (Zakheus orang kaya tetapi mau datang pada Yesus)
3. Kekayaan tidak boleh dinikmati sendiri tetapi harus dipakai untuk menolong orang lain (Zakheus rela membagi setengah hartanya dentgan orang-orang miskin).
Yang mau saya soroti adalah point 2 nya di mana harta kekayaan yang melimpah tidak jadi penghalang bagi Zakheus untuk bertemu dengan Yesus.
Kiranya kita juga belajar
dari Zakheus dan juga Elisa supaya kekayaan kita / harta kita tidak menjadi
penghalang kita mengikuti Tuhan, beribadah kepada Tuhan dan melayani Tuhan.
Maukah saudara?
II. PANGGILAN TERHADAP ELISA DAN
RESPONNYA.
Tadi sudah saya katakan
bahwa sebenarnya Tuhan yang memanggil Elisa. Elia hanya dipakai sebagai
alat-Nya saja. Lalu bagaimana cara Elia memanggil Elisa?
1 Raj 19:19-20 - Setelah Elia pergi dari sana, ia bertemu dengan Elisa bin Safat yang sedang membajak dengan dua belas pasang lembu, sedang ia sendiri mengemudikan yang kedua belas. Ketika Elia lalu dari dekatnya, ia melemparkan jubahnya kepadanya. (20) Lalu Elisa meninggalkan lembu itu dan berlari mengikuti Elia, katanya: "Biarkanlah aku mencium ayahku dan ibuku dahulu, lalu aku akan mengikuti engkau." Jawabnya kepadanya: "Baiklah, pulang dahulu, dan ingatlah apa yang telah kuperbuat kepadamu."
Perhatikan bahwa yang
dilakukan oleh Elia hanyalah melemparkan jubahnya tanpa mengeluarkan kata-kata
panggilan pada Elisa. Tetapi kelihatannya Elisa mengerti apa yang dimaksudkan
oleh Elia sehingga ia lalu meminta izin untuk pamitan dengan orang tuanya.
Jubah yang dilemparkan Elia adalah jubah seorang nabi.
Perlu diketahui bahwa pada waktu itu seorang nabi mempunyai pakaian/jubah khusus yakni jubah berbulu.
Zakh 13:4 - Pada waktu itu para nabi masing-masing akan mendapat malu oleh karena penglihatannya sebagai nabi, dan tidak ada lagi dari mereka yang mengenakan jubah berbulu untuk berbohong Dan Elia memilikinya :
2
Raj 1:7-8 – (7) Lalu bertanyalah ia kepada mereka:
"Bagaimanakah rupa orang yang telah datang menemui kamu itu dan yang
mengatakan perkataan ini kepadamu?" (8) Jawab mereka kepadanya:
"Seorang yang memakai pakaian bulu, dan ikat pinggang kulit terikat pada
pinggangnya." Maka berkatalah ia: "Itu Elia, orang Tisbe!" Demikian
juga Yohanes Pembaptis :
Mat 3:4 - Yohanes memakai jubah bulu unta dan ikat pinggang kulit, dan makanannya belalang dan madu hutan. Nah adalah kebiasaan pada saat itu di Timur bahwa jika seorang nabi membuang jubahnya kepada seseorang, itu berarti bahwa orang itu dipilih untuk menjadi pelayan dari nabi itu atau bahkan untuksuatu tugas kenabian.
Pulpit Commentary - Jubah nabi adalah tanda dari pekerjaan nabi’ (Keil). Karena itu, melemparkan jubah itu kepada atau ke atas Elisa merupakan suatu cara yang tepat / cocok dan berarti untuk menunjuknya pada jabatan nabi. ‘Pada waktu Elia naik ke surga, Elisa mendapatkan seluruh jubah itu’ 2Raja 2:13 (Henry).
Pulpit Commentary - Pelemparan jubah Elia kepada Elisa merupakan tanda bahwa ia harus ‘mengikutinya’, mula-mula sebagai pelayannya, dan akhirnya menjadi penggantinya. Karena itu, jubah itu menjadi milik Elisa sepenuhnya pada waktu ‘tuan’nya ‘diambil dari kepalanya’ (2Raja 2:3,13).
Itulah sebabnya Elisa
langsung mengerti maksud Elia ketika Elia melemparkan jubahnya padanya.
Lalu bagaimana respon Elisa
terhadap panggilan tersebut?
a. Elisa bersedia mengikuti panggilan tersebut.
1 Raj 19:20 - Lalu Elisa
meninggalkan lembu itu dan berlari mengikuti Elia,…” Mengapa Elia begitu cepat
sekali berespon? Dalam Pulpit Commentary dikatakan bahwa Elisa sendiri
sebenarnya telah mengeluh dan bergumul tentang kondisi bangsanya pada saat itu
dan karena itu ketika mendapatkan panggilan untuk melayani, ia langsung segera
menerimanya.
Pulpit Commentary - Tidak diragukan lagi ia pun telah lama mengeluh dan berdoa mengenai penurunan moral dari negaranya dan aib yang dilakukan terhadap Allahnya.
Karena itu pada waktu dipanggil, ia langsung mau. Ada banyak orang yang prihatin dengan keadaan kekristenan / gereja Tuhan, banyak tidak puas dengan pelayanan gereja, banyak mengkritik, dsb tetapi tidak mau terlibat dalam pelayanan. Ini prihatin yang omong kosong! Kalau saudara tahu ada kekurtangan-kekurangan dalam pelayanan gereja ini, maukah saudara turun tangan untuk mengisi pelayanan itu? Atau hanya bisa prihatin dan banyak protes saja? Teladanilah Elisa dalam hal ini!
b. Elisa meminta izin untuk pamitan dengan orang tuanya.
1 Raj 19:20 - Lalu Elisa
meninggalkan lembu itu dan berlari mengikuti Elia, katanya: "Biarkanlah
aku mencium ayahku dan ibuku dahulu, lalu aku akan mengikuti engkau."…”
Jadi di sini Elisa meminta
izin terlebih dahulu untuk pamitan dengan orang tuanya. Bagaimana jawaban Elia?
1
Raj 19:20 – “…Jawabnya kepadanya: "Baiklah, pulang dahulu,
dan ingatlah apa yang telah kuperbuat kepadamu."
Ini terjemahan yang salah,
karena kata-kata ‘baiklah’ dan ‘ingatlah’ sebetulnya tidak ada, dan bagian
terakhir dari kalimat ini sebetulnya merupakan kalimat tanya. Bandingkan :
KJV:
“And he said unto him, Go back again: for what have I done to thee?” (Dan iaberkata
kepadanya: Kembalilah lagi: karena apa yang telah kulakukan kepadamu?).
RSV: “And he said to him, ‘Go back again; for what have I done to you?’” (Dan ia berkata kepadanya: Kembalilah lagi; karena apa yang telah kulakukan kepadamu?).
NIV: “‘Go back,’ Elijah replied. ‘What have I done to you?’” (Kembalilah, jawab Elia, Apa yang telah kulakukan kepadamu?).
NASB: “And he said to him, ‘Go back again, for what have I done to you?’” (Dan ia berkata kepadanya: Kembalilah lagi, karena apa yang telah kulakukan kepadamu?).
Kalau begitu, apa arti dari kata-kata Elia ini? Ada 2 penafsiran tentang ini:
1. Tafsiran yang bersifat negatif.
Barnes mengatakan bahwa Elia
tidak senang dengan permintaan Elisa ini, dan karena itu memberikan jawaban
yang dingin di sini. Ini seperti reaksi Yesus kepada seorang yang meminta ijin
untuk pamitan denganorang tuanya dalam Luk 9:61-62.
Luk 9:61-62 – (61) Dan seorang lain lagi berkata: "Aku akan mengikut Engkau, Tuhan, tetapi izinkanlah aku pamitan dahulu dengan keluargaku." (62) Tetapi Yesus berkata: "Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah."
Jadi, kata-kata ini diartikan sebagai berikut : “Kembalilah kepada bajakmu, mengapa kamu meninggalkannya? Mengapa meninggalkan teman-temanmu dan datang kepadaku? Apa yang telah kulakukan kepadamu yang mengharuskan engkau berkorban seperti itu? Aku tidak melakukan apa-apa kepadamu, dan karena itu kamu boleh tinggal.
Keberatan : Sukar dibayangkan bahwa seseorang harus mengabaikan orang tuanya sampai pada tingkat seperti itu. Tetapi dalam Luk 9:61-62 kelihatannya Yesus juga melarang seseorang yang mau mengikuti-Nya untuk pamitan dengan keluarganya! Mungkin ini disebabkan karena Ia tahu bahwa kalau orang itu pamitan, maka keluarganya akan menahan dia, sehingga tidak jadi mengikuti-Nya.
2. Tafsiran yang bersifat positif.
Pulpit
Commentary - Tidak ada satu kata pun yang bersifat menegur / menghardik
di sini, ... Dan memang aneh kalau di sini ada teguran / hardikan. Elisa tidak
bisa menunjukkan kesediaan yang lebih besar untuk mentaati panggilan untuk
menjadi nabi itu. ... Memang ia meminta izin – dan mengapa tidak? ... Tetapi di
sini tidak ada bukti akan adanya ‘hati yang mendua’. Andaikata ia memohon untuk
tinggal dan menguburkan ibu dan bapanya (Luk 9:59-61) maka itu persoalan lain.
Tetapi ia tidak memberikan kesan seperti itu. Ia berkata: ‘Satu ciuman, satu
ucapan perpisahan, dan lalu aku akan mengikuti engkau.
Jadi Pulpit Commentary menafsirkan kata-kata Elia ini sebagai berikut : “Kembalilah dan ciumlah mereka, mengapa tidak? Karena apa yang telah aku lakukan untukmu? Aku hanya memanggilmu untuk mengikuti aku. Tetapi aku tidak menyuruhmu untuk menyangkal / tak mengakui darah dagingmu sendiri”. Saya lebih setuju dengan tafsiran kedua ini!
Tindakan Elisa untuk pamitan dan mencium kedua orang tuanya menunjukkan bahwa ia adalah seorang anak yang sangat mengasihi orang tuanya.
Kesediaannya untuk melayani
Tuhan tidak lantas menjadikan dia menjadi anak yang tidak berbakti atau tidak
peduli dengan keluarganya. Ada banyak orang yang karena melayani Tuhan lalu
mengabaikan dan tidak mempedulikan keluarganya. Ini sesuatu yang salah! Yesus
sendiri datang ke dalam dunia untuk melayani, tetapi itu tidak membuat Dia
mengabaikan keluarganya (ibu-Nya Maria dan saudara-saudara-Nya) dan karenanya
Dia bekerja sebagai tukang kayu untuk memenuhi kebutuhan mereka. Bahkan di
akhir hidup-Nya, di atas kayu salib, Ia masih memikirkan ibu-Nya dan karenanya
menitipkannya pada Yohanes.
Yoh 19:27 - Kemudian kata-Nya kepada murid-murid-Nya: "Inilah ibumu!" Dan sejak saat itu murid itu menerima dia di dalam rumahnya. Jadi alasan melayani Tuhan tidak boleh membuat orang mengabaikan keluarganya, kecuali jikalau keluarganya menjadi penghambat baginya untuk melayani Tuhan. Dalam kasus seperti itu berlaku ayat berikut :
Mat
10:37 - Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari
pada-Ku, ia tidak layakbagi-Ku; dan barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki
atau perempuan lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku.
Kis 5:29 – “…."Kita
harus lebih taat kepada Allah dari pada kepada manusia.
1 Sam 2:29 – “…mengapa engkau menghormati anak-anakmu lebih dari pada-Ku…”Tetapi dalam kondisi yang normal, pelayanan kepada Tuhan tidak harusmembuat seseorang mengabaikan tanggung jawabnya kepada keluarganya.
c. Elisa rela melepaskan segala sesuatu demi melayani Tuhan.
Kita tidak tahu apakah
setelah jawaban Elia itu Elisa pergi pamitan dengan orang tuanya atau tidak,
tetapi yang pasti Elisa meninggalkan mereka demi pelayanan kepada Tuhan. Ia
juga meninggalkan rumahnya dan pekerjaannya.
Memang tidak semua orang
dipanggil untuk meninggalkan segala pekerjaannya.Matius dipanggil menjadi murid
Yesus dan karena itu ia meninggalkan pekerjaannya sebagai pemungut cukai,
tetapi tidak pernah kita jumpai perintah dari Yesus agar Zakheus berhenti jadi
pemungut cukai. Tetapi persoalannya adalah kalau Tuhan memang mau kita
meninggalkan semuanya, apakah kita bersedia? Persoalan di sini bukan apakah
kita disuruh meninggalkan semuanya atau tidak tetapi apakah hati kita bersedia
untuk itu atau tidak?
Ada satu hal yang menarik untuk diperhatikan. Kalau kita asumsikan bahwa Elisa pamitan kepada orang tuanya, maka kelihatannya orang tuanya tidak menghalanginya untuk mengikuti Elia. Di sini penting juga untuk kita renungkan bahwa kita tidak boleh menjadi penghalang bagi keluarga kita yang memang mau dipakai oleh Tuhan untuk melayani Dia.
Pulpit Commentary - Orang tua Elisa tidak kelihatan menghalangi dia. Orang tua yang di bawah pengaruh duniawi menghalangi anak mereka untuk menanggapi panggilan Allah untuk masuk ke dalam pelayanan, mendatangkan tanggung jawab yang menakutkan kepada diri mereka sendiri.
Adam Clarke - Celakalah orang tua yang berjuang, demi uang yang kotor, untuk mencegah anak mereka menerima panggilan untuk memberitakan Yesus kepada orang sebangsa mereka yang sedang menuju kepada kebinasaan, atau kepada orang kafir, karena mereka melihat bahwa hidup dari seorang penginjil yang sejati adalah suatu hidup yang relatif miskin, dan mereka lebih menginginkan bahwa ia mencari / menghasilkan uang dari pada menyelamatkan jiwa.
Jikalau tadi saya katakan
bahwa tugas pelayanan tidak boleh menjadikan seseorang mengabaikan keluarganya,
maka di sini perlu juga dikatakan bahwa setiap kita tidak boleh menjadi
penghalang / penghambat bagi anggota keluarga kita (suami, isteri, orang tua,
anak-anak) untuk melayani Tuhan.
Ada satu tindakan Elisa yang menarik untuk diperhatikan yakni ia menyembelih lembunya dan menggunakan bajaknya sebagai kayu api untuk memasak lembu itu.
1 Raj 19:21 – Lalu berbaliklah ia dari pada Elia, ia mengambil pasangan lembu itu, menyembelihnya dan memasak dagingnya dengan bajak lembu itu sebagai kayu api; ia memberikan daging itu kepada orang-orangnya, kemudian makanlah mereka….”
Pulpit Commentary - Adalah lebih penting untuk melihatnya sebagai suatu tindakan simbolis, pernyataan Elisa untuk membuang sepenuhnya panggilan / pekerjaan duniawinya. Mulai saat ini ia tidak memerlukannya lagi.
Maksud dari Pulpit Commentary adalah dengan menyembelih lembu yang dipakainya dengan menggunakan kayu bajaknya, sebenarnya Elisa mau menunjukkan bahwa ia tidak membutuhkan lembu dan bajak itu lagi mulai dari sekarang. Mungkin tindakan Elisa ini seperti tindakan John Sung yang membuang semua ijazahnya ke laut waktu ia memutuskan untuk memenuhi panggilan Tuhan untuk melayani Tuhan.
Note : Tindakan John Sung di sini tidak boleh diikuti, karena zamannya sudah berbeda. Sekarang hamba Tuhan harus bersekolah dan berijazah.
Bandingkan dengan Petrus
dkk. yang pada waktu dipanggil, hanya meninggalkan tetapi tidak menghancurkan
peralatan menangkap ikan (Mat 4:18-22).
Karena itu pada waktu Yesus mati, mereka kembali menjala ikan (Yoh 21:1-dst).
Pulpit Commentary memberikan
komentar tentang tindakan Elisa sebagai berikut :
Pulpit
Commentary - Ia membakar kapal di belakangnya. Adalah baik bagi Gereja
Kristus jika pelayan-pelayannya bertindak sama. Pencobaan untuk menambah
penghasilan yang hanya sedikit dengan berdagang, khususnya di antara
misionaris, pasti besar; tetapi seseorang tidak bisa menjadi setengah pendeta,
dan tidak boleh terjerat dengan urusan / pekerjaan dari hidup ini.
Beberapa dari pendeta-pendeta Swiss telah menjadi penjaga hotel, tetapi jika mereka untung, agama tidak. Dari semua tuan, agama dan bisnis adalah dua hal yang paling tidak bisa dilayani bersama-sama.
Lalu bagaimana dengan Paulus sendiri yang juga bekerja sebagai tukang kemah sambil melayani Tuhan? Itu dibenarkan jika keadaan memaksa! Itulah sebabnya gereja harus memenuhi kebutuhan hamba Tuhannya sehingga hamba Tuhannya tidak pusing dengan kehidupannya dan dapat mencurahkan seluruh perhatiannya pada pekerjaan pelayanan. Tetapi jika gereja tidak memperhatikannya dan hamba Tuhan itu kekurangan, hamba Tuhan itu boleh bekerja yang lain. Semua konsekuensi dari bekerjanya hamba Tuhan adalah konsekuensi dari jemaat. Lepas dari semua itu, Elisa sudah meninggalkan segala yang penting dalam hidupnya untuk melayani Tuhan. Apakah saudara mempunyai hati seperti Elisa?
d. Elisa menjadi pelayan Elia.
Elisa akhirnya mengikuti
Elia dan menjadi pelayannya.1 Raj 19:21 – “…Sesudah itu
bersiaplah ia, lalu mengikuti Elia dan menjadi pelayannya.
BIS – “…Setelah itu Elisa
pergi mengikuti Elia dan menjadi pembantunya.
Menarik, Elisa dipanggil untuk suatu tugas kenabian, tetapi untuk jangka waktu yang lama, ia tidak melakukan pekerjaan-pekerjaan nabi. (Ia baru melakukan semua itu setelah Elia terangkat ke surga). Ia bekerja hanya sebagai pelayan / pembantu Elia. Bandingkan :
2 Raj 3:11 - Tetapi bertanyalah Yosafat: "Tidak adakah di sini seorang nabi TUHAN, supaya dengan perantaraannya kita meminta petunjuk TUHAN?" Lalu salah seorang pegawai raja Israel menjawab, katanya: "Di sini ada Elisa bin Safat, yang dahulu melayani Elia."
Kata-kata “melayani Elia” di sini terjemahan hurufiahnya adalah mencurahkan air ke tangan Elia.
NIV - ‘Elisha son of Shaphat is here. He used to pour water on the hands of Elijah’ (Elisa anak Safat ada di sini. Ia dulunya mencurahkan air ke tangan Elia).
TL : “… Adalah di sini Elisa bin Safat, yang dahulu mencucurkan air pembasuh kepada tangan Elia.
Jadi pekerjaan Elisa sangatlah rendah. Ia biasa mencurahkan air ke tangan Elia setiap kali Elia hendak mencuci tangan. Ini jelas bukan sesuatu yang mudah bagi Elisa yang tadinya adalah orang kaya! Tadinya ia mempunyai pelayan, sekarang ia menjadi pelayan! Hal seperti ini memang sering terjadi :
Yosua adalah pemimpin Israel setelah Musa mati, tetapi ia mula-mula juga menjadi pelayan Musa (Kel 24:13 Yos 1:1).
Yos 24:13 - Lalu bangunlah Musa dengan Yosua, abdinya, maka naiklah Musa ke atas gunung Allah itu.
Yos
1:1
- Sesudah Musa hamba TUHAN itu mati, berfirmanlah TUHAN kepada Yosua bin Nun,
abdi Musa itu
Kata
“abdi” di sini dalam Alkitab TL di sebut “hamba”.
Samuel boleh dikatakan
menjadi pelayan Eli (1 Sam 3).
Markus / Yohanes
menjadi pembantu Barnabas dan Paulus (Kis 13:5).
Kis
13:5
- Setiba di Salamis mereka memberitakan firman Allah di dalam rumahrumah ibadat
orang Yahudi. Dan Yohanes menyertai mereka sebagai pembantu mereka.
Mungkin semua ini dimaksudkan untuk belajar melayani dan sekaligus melatih kerendahan hati / penyangkalan diri.
Anonim – Pada mulanya Elisa tidak diberikan pekerjaan-pekerjaan besar – hanya tugas-tugas biasa. Akan tetapi dia menunjukkan kerelaannya untuk melakukan apa saja yang Tuhan suruh. Setiap hari dia belajar dari seorang yang ahli di dalam memenangkan jiwa. Perbincangan-perbincangan antara Elia dan Elisa sudah pasti tidak terlupakan. (www.artihidupku.com)
Ini penting sekali bagi
kita! Jikalau saudara mau melayani Tuhan, tidak usah memikirkan yang
muluk-muluk seperti berkhotbah, mengajar, KKR, dll, saudara bisa melayani Tuhan
dengan hal-hal yang kecil dan remeh (tukang parkir, ngepel lantai, koster
gereja, penerima tamu, pengatur kursi atau bahkan seperti seorang pesuruh
sekalipun). Pekerjaan-pekerjaan tersebut kelihatan begitu remeh dan rendah,
tetapi kalau saudara rela melakukannya demi kemajuan pekerjaan Tuhan, saudara
sama seperti melayani Tuhan! Pekerjaan seperti itu jarang diperhatikan oleh
manusia, tetapi Tuhan pasti memperhatikannya.
Michelangelo, yang sibuk melukisi sudut yang tak terlihat di Kapel Sistine ditanya oleh orang-orang yang membantunya mengapa ia membuang banyak waktu untuk mempercantik bagian langit-langit yang tak mungkin dilihat orang. Dengan tenang ia menjawab, "Allah melihatnya".
Kesimpulan / Penutup.
Waktu Elisa dipanggil, ia
rela mengorbankan segala-galanya, dan ia pergi melayani Tuhan. Bagaimana dengan
saudara? Maukah saudara juga sungguh-sungguh melayani Tuhan denganmengorbankan
apa pun juga? Ingat, jangan ‘mengubur talenta’ saudara!
- AMIN -
- AMIN -
No comments:
Post a Comment