GEREJA KRISTEN INJILI NUSANTARA (GKIN)
Revival
Revival
Kebaktian Minggu : Jam 09.00 di Hotel Sylvia Lt.4; Pemahaman
Alkitab : Rabu, Jam 18.00 di Hotel Dewata
PERUMPAMAAN TENTANG PENABUR
By. Pdt. Esra Alfred Soru, STh, MPdK.
Tidak dapat disangkal bahwa
hampir semua kita adalah lahir dalam keluarga Kristen dan karena itu juga bisa diyakini
bahwa kita sudah banyak mendengar Firman Tuhan sejak dari kita kecil. Kita juga
mungkin terlibat dalam kegiatan-kegiatan rohani lainnya selain di gereja (misalnya Persekutuan Doa,
dll) di mana di sana kita juga mendengar Firman Tuhan.
Bahkan di Revival kita
mendapatkan kesempatan mendengar Firman Tuhan lebih banyak dan lebih lama dari di tempat lain.
Belum lagi di kelas Pemahaman Alkitab kita. Tetapi persoalannya bukan berapa banyak kita
mendengar Firman Tuhan tetapi bagaimana sikap hati kita terhadap Firman Tuhan itu. Itu akan
menentukan seperti apa kerohanian kita. Hari ini kita akan belajar dari perumpamaan Yesus terkait
dengan sikap hati terhadap Firman Tuhan.
Luk 8:4-8 - “(4) Ketika orang
banyak berbondong-bondong datang, yaitu orang-orang yang dari kota ke
kota menggabungkan diri pada Yesus, berkatalah Ia dalam suatu perumpamaan: (5) ‘Adalah seorang
penabur keluar untuk menaburkan benihnya. Pada waktu ia menabur, sebagian benih itu jatuh
di pinggir jalan, lalu diinjak orang dan burung-burung di udara memakannya sampai habis.
(6) Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, dan setelah tumbuh ia menjadi kering karena
tidak mendapat air. (7) Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, dan semak itu tumbuh
bersama-sama dan menghimpitnya sampai mati. (8) Dan sebagian jatuh di tanah
yang baik, dan
setelah tumbuh berbuah seratus kali lipat.’ Setelah berkata demikian Yesus
berseru: ‘Siapa mempunyai
telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!’
Sebenarnya bagian ini masih
panjang (hingga ayat 21) tetapi kita cukup membaca hingga ayat 8 saja, dan dalam penjelasannya
baru akan saya kutip ayat-ayat selanjutnya. Perumpamaan ini diceritakan juga dalam Injil
Matius dan Markus.
Kita akan mempelajari perumpamaan
Yesus ini dalam 2 bagian besar :
I. YESUS MENGAJAR DALAM PERUMPAMAAN.
I. YESUS MENGAJAR DALAM PERUMPAMAAN.
Ayat 4 mengatakan :
Luk 8:4 - Ketika
orang banyak berbondong-bondong datang, yaitu orang-orang yang dari kota
ke kota menggabungkan diri pada Yesus, berkatalah Ia dalam suatu perumpamaan
Bandingkan :
Mat 13:2-3 – (2)
Maka datanglah orang banyak berbondong-bondong lalu mengerumuni Dia sehingga Ia naik ke perahu dan duduk di situ, sedangkan orang banyak semuanya berdiri
di pantai. (3) Dan Ia mengucapkan banyak hal dalam perumpamaan kepada mereka.
Kata-Nya:…”
Lihat juga : Mark
4:2.
Ayat-ayat ini
menunjukkan bahwa di dalam pengajaran-Nya, Yesus seringkali menggunakan perumpamaan. Mengapa
Yesus menggunakan perumpamaan di dalam pengajaran-Nya? Biasanya perumpamaan
digunakan untuk memudahkan pendengar memahami suatu ajaran dan untuk memudahkan
mereka mengingat ajaran tersebut. Ini seperti ilustrasi-ilustrasi khotbah digunakan
untuk memperjelas makna suatu ajaran. Tetapi kalau memang perumpamaan digunakan
untuk membuat pendengar memahami suatu ajaran, mengapa setelah Yesus
memberikan perumpamaan tersebut murid-murid justru bertanya tentang arti dari perumpamaan itu?
Luk 8:9 - Murid-muridNya
bertanya kepadaNya, apa maksud perumpamaan itu.
Mat 13:10 - Maka
datanglah murid-murid-Nya dan bertanya kepada-Nya: "Mengapa Engkau
berkata-kata kepada mereka dalam perumpamaan?"
Sebagai catatan saja,
pertanyaan yang berbeda di dalam catatan Lukas dan matius bukanlah kontradiksi, tetapi
saling melengkapi. Jadi sebetulnya mereka menanyakan kedua pertanyaan ini di mana Matius
menceritakan yang satu, Lukas menceritakan yang lain.
Dari Injil Markus
kita mengetahui bahwa murid-murid bertanya bukan pada saat perumpamaan itu selesai
diceritakan dan dengan demikian masih ada banyak orang. Tidak!
Mereka justru datang bertanya setelah Yesus selesai mengajar dan sendirian. Mark 4:10 - Ketika Ia sendirian, pengikut-pengikut-Nya dan kedua belas murid itu menanyakan Dia tentang perumpamaan itu.
Bandingkan :
Mat 13:36 - “Maka
Yesus pun meninggalkan orang banyak itu, lalu pulang. MuridmuridNya
datang
dan berkata kepadaNya: ‘Jelaskanlah kepada kami perumpamaan tentang lalang di ladang itu.’
Ini berarti bahwa
memang mereka tidak memahami makna perumpamaan itu pada saat Yesus menyampaikannya. Dan
karena itu sekarang mereka datang dan menanyakannya. Fakta bahwa mereka tidak
mengerti perumpamaan Yesus kelihatannya tidak sejalan dengan tujuan penggunaan
perumpamaan sebagaimana yang saya sebutkan di atas yakni untuk memperjelas sebuah ajaran. Ya!
Memang tidak sejalan! Mengapa? Karena tidak semua perumpamaan Yesus bertujuan untuk
itu. Adakalanya Yesus menggunakan perumpamaan justru untuk menyembunyikan arti
Firman dari sejumlah orang. Perhatikan jawaban Yesus :
Luk 8:10 - Lalu Ia
menjawab: "Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan
Allah, tetapi kepada orang-orang lain hal itu diberitakan dalam perumpamaan, supaya sekalipun
memandang, mereka tidak melihat dan sekalipun mendengar, mereka tidak
mengerti.
Mark 4:11-12 – (11)
Jawab-Nya: "Kepadamu telah diberikan rahasia Kerajaan Allah, tetapi kepada
orang-orang luar segala sesuatu disampaikan dalam perumpamaan,
(12) supaya: Sekalipun
melihat, mereka tidak menanggap, sekalipun mendengar, mereka tidak mengerti,
supaya mereka jangan berbalik dan mendapat ampun."
Perhatikan kata “supaya”
(Yun : HINA) yang digunakan di sana. Itu menunjukkan tujuan penggunaan
perumpamaan.
Tetapi mengapa Yesus
menyembunyikan arti Firman itu dari sejumlah orang? Jawabannya ada dalam Mat 13:13 :
Mat 13:13 - “Itulah
sebabnya Aku berkata-kata dalam perumpamaan kepada mereka; karena sekalipun
melihat, mereka tidak melihat dan sekalipun mendengar, mereka tidak mendengar
dan tidak mengerti”.
Di sini Matius
menggunakan kata Yunani HOTI (‘because’ / ‘karena’). Ini menunjukkan alasan penggunaan
perumpamaan.
Jadi mengapa Yesus
menggunakan perumpamaan? Supaya orang-orang itu mendengar tetapi tidak mengerti?
Tetapi mengapa Yesus membuat mereka tidak mengerti ketika mendengar? Karena mereka
mendengar tetapi tidak mengerti juga.
Ilustrasi
: Seorang ibu memberikan makanan kepada anaknya untuk dimakan.
Tetapi anaknya tidak
memakannya. Karena itu sang ibu mengambil kembali makanan itu Akibatnya anak itu
tidak bisa makan. Jadi mengapa si anak tidak bisa makan? Karena sang ibu mengambil
makanannya. Mengapa sang itu mengambil makanannya? Karena si anak tidak makan.
A.
T. Robertson - Yesus berbicara dalam perumpamaan-perumpamaan karena orang
banyak memandang tanpa
melihat dan mendengar tanpa menanggap. Tetapi Ia juga berbicara dalam perumpamaan supaya
mereka memandang tanpa melihat dan mendengar tanpa menanggap. (‘Word Pictures in the New
Testament’, Vol. 2, hal. 113).
Kelihatannya kesalahan mereka
adalah karena mereka sekalipun mendengar Firman tetapi tidak mempunyai kerinduan untuk
mengerti Firman Tuhan. Jadi, yang salah pertama-tama adalah mereka. Karena itu,
sebagai hukuman, Yesus mengajar dalam perumpamaan, supaya mereka makin tidak mengerti
ajaran-Nya.
William
Hendriksen -
Adalah karena pilihan mereka sendiri orang-orang Farisi yang tidak bertobat dan para pengikut mereka
telah menolak untuk melihat dan mendengar, sehingga, sebagai hukuman untuk penolakan
ini, sekarang mereka diajar dalam perumpamaan- perumpamaan, supaya mereka
memandang tetapi tidak melihat; dan mendengar tetapi tidak mengerti.
Pernahkah setelah mendengar suatu
khotbah saudara tidak mengerti apa-apa? Itu memang bisa terjadi karena kesalahan
pengkhotbah, yang berkhotbah secara ruwet / tidak jelas. Tetapi ini juga bisa terjadi karena
kesalahan saudara, yang karena memang tidak ada ada kerinduan terhadap Firman Tuhan, maka
ketika saudara Firman Tuhan, Tuhan tidak memberikan pengertian kepada saudara.
Perhatikan ini sungguh-sungguh! Kalau saudara memang mempunyai kerinduan untuk
mengerti Firman Tuhan secara sungguh-sungguh, Tuhan pasti akan membukakan banyak rahasia
kebenaran kepada saudara. Ini terbukti ketika perumpamaan digunakan oleh Yesus
dan semua orang tidak mengerti, maka murid-murid yang mempunyai kerinduan untuk
mengerti Firman Tuhan datang kepada-Nya tentang arti perumpamaan itu, Yesus membukakan
arti Firman itu kepada mereka.
Luk 8:9,11 – (9)
Murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya, apa maksud perumpamaan itu. (11) Inilah
arti perumpamaan itu: Benih itu ialah firman Allah…
Jadi mengapa Yesus memberitahukan
arti perumpamaan itu pada mereka? Karena mereka mempunyai kerinduan untuk mencari
/ mengerti kebenaran.
Bahkan Yesus berkata :
Luk 8:10 - Lalu Ia menjawab:
"Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Allah,…”
Kata “rahasia” di sini
menggunakan kata Yunani “MUSTERION” yang menunjuk pada kebenaran-kebenaran yang tidak
pernah bisa ditemukan oleh manusia untuk dirinya sendiri, kecuali Tuhan yang membukakannya.
Karena itu kalau sampai saudara bisa mengerti Firman Tuhan, semuanya karena karunia
dari Tuhan saja.
Maz 40:7 - Engkau tidak
berkenan kepada korban sembelihan dan korban sajian, tetapi Engkau telah
membuka telingaku; korban bakaran dan korban penghapus dosa tidak Engkau tuntut.
BIS - Persembahan dan kurban
sajian tidak Kausukai, kurban bakaran dan kurban penghapus dosa
tidak Kautuntut. Tetapi Engkau telah memberi aku telinga yang dapat mendengar suara-Mu.
Tetapi kalau saudara hanya datang
ke gereja secara tradisi tanpa mempunyai kerinduan Firman, Tuhan bisa menutup
kebenaran itu dari saudara sehingga sekalipun mendengar Firman, saudara tidak akan pernah
mengerti-mengerti juga.
Luk 8:10 – “….sekalipun
memandang, mereka tidak melihat dan sekalipun mendengar, mereka tidak
mengerti.
Mark 4:12 – “…Sekalipun
melihat, mereka tidak menanggap, sekalipun mendengar, mereka tidak mengerti, supaya mereka
jangan berbalik dan mendapat ampun."
Calvin berkata bahwa ada 2 cara
Tuhan menyembunyikan arti Firman kepada orang-orang seperti itu.
Calvin - Firman Allah
tidaklah merupakan sesuatu yang kabur / tidak jelas, kecuali dunia menggelapkannya dengan kebutaan
mereka sendiri. Dan Tuhan menyembunyikan rahasiarahasia- Nya sehingga
pengertian tentang hal itu tidak mencapai orang-orang yang ditetapkan untuk
binasa. Ada 2 cara Ia tidak memberi mereka terang dari ajaran-Nya.
Kadang-kadang Ia menyatakan, dengan cara yang gelap, sesuatu yang bisa
dinyatakan secara lebih jelas; dan kadang-kadang Ia menjelaskan pikiran-Nya
secara penuh…tetapi Ia memukul pengertian mereka dengan ketumpulan dan
pikiran mereka dengan kebodohan, sehingga mereka buta di tengah-tengah matahari yang
terang.
Jadi menurut Calvin, Tuhan bisa
menutup kebenaran dari seseorang melalui cara :
- Mengajarkan ajaran yang tak jelas (menggunakan perumpamaan) seperti yang dilakukan di sini.
- Mengajar dengan jelas, tetapi menutup mata / telinga / hati orang yang menerima ajaran itu
Contoh adalah Yudas yang pasti mendengar kata-kata Yesus dalam perumpamaan ini tapi ia toh tak bertobat karena Tuhan menutup pikirannya. Karena itu di sini yang menentukan adalah ada tidaknya kerinduan di dalam hati saudara untuk mengerti kebenaran? Kalau ada, Tuhan akan bukakan kebenaran itu bagi saudara. Kalau tidak ada, Tuhan akan tutup kebenaran itu dari saudara.
Luk 8:18 - Karena itu,
perhatikanlah cara kamu mendengar. Karena siapa yang mempunyai,
kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyai,
dari padanya akan diambil, juga apa yang
ia anggap ada padanya.
BIS - Sebab itu perhatikanlah
baik-baik apa yang kalian dengar. Sebab orang yang sudah mempunyai, akan
diberi lebih banyak lagi; tetapi orang yang tidak mempunyai,
sedikit yang masih ada
padanya akan diambil juga."
Mungkin saudara berpikir tidak
masalah kalau kebenaran itu ditutup dari saudara. Tetapi jangan salah! Ingat bahwa
ditutupnya kebenaran dari saudara mempunyai resiko yang sangat besar. Ini tidak terlihat dalam
Injil Lukas, tetapi terlihat dalam Injil Matius dan Markus, karena dalam Matius dan Markus ada tambahan
kata-kata yang tidak ada dalam Lukas.
Mat 13:15 - Sebab
hati bangsa ini telah menebal, dan telinganya berat mendengar, dan matanya
melekat tertutup; supaya jangan mereka melihat dengan matanya dan mendengar dengan
telinganya dan mengerti dengan hatinya, lalu berbalik sehingga Aku menyembuhkan
mereka”.
Mark 4:12 - supaya:
Sekalipun melihat, mereka tidak menanggap, sekalipun mendengar, mereka
tidak mengerti, supaya mereka jangan berbalik dan mendapat ampun.’”.
Kesembuhan yang
dibicarakan oleh Matius jelas tidak mungkin diartikan sebagai kesembuhan jasmani,
tetapi harus diartikan sebagai kesembuhan rohani. Dan kalau diartikan demikian, menjadi
sama dengan Markus yang menggunakan kata ‘mendapatkan ampun’.
Jadi, ketidakmengertian
terhadap Firman Tuhan berhubungan dengan keselamatan kekal saudara! Artinya
kalau Tuhan sampai menutup kebenaran dari saudara, maka saudara akan masuk neraka! Karena
itu kerinduan terhadap Firman Tuhan merupakan sesuatu yang sangat penting.
Renungkanlah, apakah saudara termasuk orang yang merindukan Firman atau tidak?
Kalau tidak,
segeralah bertobat! Kalau ya, janganlah berpuas diri. Saudara harus menjaga dan meningkatkan
kerinduan itu dengan cara betul-betul belajar Firman Tuhan, mempercayainya dan mentaatinya.
Perlu diketahui bahwa berbeda dengan rasa lapar secara jasmani, yang kalau tidak dituruti
akan makin lama makin hebat, maka rasa lapar rohani justru akan pudar kalau tidak dituruti!
Juga dosa / ketidaktaatan, apalagi yang disadari / disengaja, dan yang dipertahankan dengan
sikap tegar tengkuk, dalam waktu singkat akan menghancurkan kerinduan terhadap
Firman Tuhan! Karena itu, rajin dan tekunlah dalam belajar Firman Tuhan, dan taatlah
kepada Firman Tuhan! Teladanilah murid-murid Yesus dalam hal ini di mana ketika mereka
tidak mengerti arti perumpamaan Yesus itu, mereka mencari-Nya dan menanyakannya.
Luk 8:9 - Murid-muridNya
bertanya kepadaNya, apa maksud perumpamaan itu. Jadi ada kerinduan
besar untuk mengerti Firman Tuhan. Ketika mereka mendengar ajaran Yesus dan tidak
memahami-Nya, mereka tidak tinggal diam. Mereka berusaha untuk mengerti. Jelas bahwa
mereka bukan asal mendengar saja tetapi mempunyai kerinduan untuk mengerti. Namanya
kerinduan harus ada usaha untuk bertemu / menemukan. Kalau tidak ada usaha namanya bukan
kerinduan. Itu sama seperti rindu kepada pacar, sesibuk apa pun pasti bisa mengambil
kesempatan dalam tiap kesempitan. Maukah saudara meneladani kerinduan
para murid di sini
akan kebenaran Firan Tuhan?
II.
ARTI PERUMPAMAAN TENTANG PENABUR.
Dalam perumpamaan-Nya tentang penabur, Yesus menceritakan demikian :
Dalam perumpamaan-Nya tentang penabur, Yesus menceritakan demikian :
Luk 8:5-8 - (5) ‘Adalah
seorang penabur keluar untuk menaburkan benihnya. Pada waktu ia menabur,
sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu diinjak orang dan burung-burung
di udara
memakannya sampai habis. (6) Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, dan setelah
tumbuh ia menjadi kering karena tidak mendapat air. (7) Sebagian lagi jatuh di tengah
semak duri, dan semak itu tumbuh bersama-sama dan menghimpitnya sampai mati. (8) Dan sebagian jatuh di
tanah yang baik, dan setelah tumbuh berbuah seratus kali lipat.’
Jadi Yesus
menyebutkan ada 4 jenis tanah di mana benih itu jatuh :
a Di pinggir jalan.
b Di tanah yang
berbatu.
c Di semak duri.
d Di tanah yang baik.
Setelah murid-murid
datang bertanya arti dari perumpamaan ini, Yesus lalu menjelaskan kepada mereka
artinya. Mula-mula Yesus berkata bahwa benih itu berarti Firman Tuhan.
Luk 8:11 - Inilah
arti perumpamaan itu: Benih itu ialah firman Allah.
Mark 4:14 - Penabur
itu menaburkan firman
Jadi di sini kita
tidak boleh mengartikan benih sebagai hal lain. Benih itu adalah Firman Allah. Dan 4 tempat
di mana benih itu jatuh menggambarkan kondisi hati / pikiran manusia yang menerima Firman
Allah. Kita akan pelajari 4 tempat ini satu per satu :
a. Benih yang jatuh di pinggir jalan.
Luk 8:5,12 – (5)
... sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu diinjak orang dan burung-burung
di udara memakannya sampai habis. ... (12) Yang jatuh di
pinggir jalan itu
ialah orang yang telah mendengarnya; kemudian datanglah Iblis lalu mengambil firman
itu dari dalam hati mereka, supaya mereka jangan
percaya dan diselamatkan.
Tanah pinggir jalan
adalah tanah yang keras sehingga tak memungkinkan benih itu bertumbuh. Dikatakan
dalam ayat-ayat di atas bahwa ketika benih firman itu ditaburkan, benih itu diambil
oleh setan. Ini menunjukkan bahwa setan pasti ada di gereja / di manapun Injil /
Firman Allah disampaikan! Banyak orang yang menganggap bahwa setan senang untuk berada
di kuburan-kuburan.
Pdt.
Drs. Yesaya Pariadji - “Kalau anda ingin tahu, gudangnya setan-setan adalah di kuburan-kuburan. ...
Rumah-rumah sakit, terutama di ruang ICU, juga gentayangan setan-setan. Setan-setan akan
berusaha dan mencari kesempatan untuk menerkam orang-orang yang menjelang ajal,
masuk alam roh”. (‘Majalah Tiberias’, Edisi V / Tahun II, hal.
40).
Adalah sesuatu yang
menggelikan bahwa ada banyak orang percaya, apalagi kalau ia seorang pendeta,
bahwa setan paling senang ada di kuburan-kuburan. Apa yang dia lakukan di sana?
Siapa yang dia goda? Mungkin memang ada setan di sana, dengan tujuan untuk
menciptakan gambaran yang jelek tentang kuburan, dan supaya banyak orang percaya bahwa
setan senang di sana, supaya dengan demikian orang-orang itu tidak menyadari bahwa
tempat yang paling dia senangi adalah gereja / tempat di mana Firman Tuhan / Injil
disampaikan. Mengapa tempat ini ia senangi? Sebetulnya ia ada di sana jelas bukan karena ia menyenangi
tempat itu, tetapi karena ia tahu bahwa di tempat itu Injil / Firman Tuhan
diberitakan, sehingga kalau ia tidak bekerja di sana, akan ada banyak orang yang bertobat
dan mengikut Tuhan. Tetapi ingat bahwa adanya pekerjaan setan ini tidak berarti bahwa orang yang termasuk ‘tanah
pinggir jalan’ ini tidak bersalah. Mereka tetap bersalah! Adanya kata-kata
dalam ayat 18 menunjukkan bahwa sikap seseorang di dalam mendengar Firman Tuhan juga
menentukan.
Luk 8:18 - Karena itu, perhatikanlah
cara kamu mendengar. Karena siapa yang mempunyai,
kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, dari padanya akan diambil,
juga apa yang ia anggap ada padanya."
Juga perlu diperhatikan bahwa
Matius mengatakan bahwa orang-orang ini mendengar Firman tetapi ‘tidak mengertinya’
(Mat 13:19).
Mat 13:19 - Kepada setiap
orang yang mendengar firman tentang Kerajaan Sorga, tetapi tidak
mengertinya,
datanglah si jahat dan merampas yang ditaburkan dalam hati orang itu; itulah
benih yang ditaburkan di pinggir jalan.
Mungkin mereka menuruti godaan
setan untuk melamun, mengobrol sementara Firman Tuhan diberitakan, dan sebagainya
dan itulah sebabnya mereka tidak mengerti. Karena itu benih Firman Tuhan yang
ditaburkan diambil oleh setan. Karena itu jangan melamun atau ngobrol sendiri waktu Firman
Tuhan diberitakan. Kalau sampai saudara tidak mengerti, setan akan mencuri
benih Firman Tuhan itu dan saudara akan masuk kategori
“tanah pinggir jalan”. Atau
seperti yang dikatakan Hendriksen :
William
Hendriksen -
Orang-orang ini tidak melakukan apa-apa dengan berita / pesan itu. Mereka tidak menggunakannya
untuk keuntungan mereka. ‘Segera’ setelah mereka mendengarnya, akibat yang
menyenangkan apa pun yang bisa terjadi pada diri mereka dihapuskan. Apa yang menyebabkan
reaksi negatif ini? Mungkin sikap yang tidak baik terhadap pemberitanya. Atau
mungkin permusuhan / ketidak senangan berkenaan dengan berita yang khusus itu. Atau
mereka tidak ingin merasa susah (Kis 24:25). Sikap hati yang acuh tak acuh bisa telah masuk
perlahan-lahan ke dalam diri mereka, mungkin sedikit demi sedikit sampai
menyeluruh, hati mereka telah menjadi sekeras tanah tepi jalan di mana benih dari
perumpamaan itu disebarkan.
Contoh dari ‘tanah tepi jalan’
adalah kedua calon menantu Lot.
Kej 19:14 - Keluarlah Lot,
lalu berbicara dengan kedua bakal menantunya, yang akan kawin dengan
kedua anaknya perempuan, katanya: "Bangunlah, keluarlah dari tempat ini, sebab TUHAN
akan memusnahkan kota ini." Tetapi ia dipandang oleh kedua bakal menantunya itu
sebagai orang yang berolok-olok (TL. bergurau) saja.
Karena itu berhati-hatilah dalam
mendengar Firman Tuhan. Sebagaimana dikatakan Hendrisen di atas, jangan sampai
ketidaksukaan saudara terhadap pengkhotbah, atau berita yang disampaikan, atau
sikap acuh tak acuh, mengantuk, malas berpikir, dan sejenisnya membuat saudara tidak
peduli terhadap Firman Tuhan. Kalau sikap seperti itu ada di dalam saudara, maka pada
saat saudara mendengar Firman Tuhan, setan akan
mencuri benih Firman Tuhan itu
dan saudara tidak akan mendapatkan apa-apa. Saudara tergolong jenis “tanah pinggir jalan”.
b.Benih yang jatuh di tanah yang berbatu.
Luk 8:6,13 - (6)
Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, dan setelah tumbuh ia menjadi
kering karena tidak mendapat air. ... (13) Yang jatuh di
tanah yang berbatubatu itu
ialah orang, yang setelah mendengar firman itu, menerimanya dengan gembira,
tetapi mereka itu tidak berakar, mereka percaya sebentar saja dan
dalam masa
pencobaan mereka murtad”.
Yang dimaksud dengan ‘tanah
berbatu’ bukanlah tanah yang bercampur dengan batu-batu kecil. Di tanah yang
seperti ini tanaman bisa tumbuh. Yang dimaksud dengan ‘tanah berbatu’ adalah batu
besar yang dilapisi tanah tipis. Benih bisa timbuh, tetapi akarnya tidak bisa menembus
batu, sehingga tidak tahan lama. Pada waktu sinar matahari yang panas menimpa tanaman
itu, ia menjadi layu / kering dan mati.
Dikatakan bahwa
mereka adalah orang-orang yang mendengar firman dan menerimanya dengan gembira,
tetapi mereka ini tidak berakar. Bahwa Firman itu tidak berakar di dalam mereka tetapi
mereka bisa bergembira kelihatannya menunjukkan bahwa penerimaan mereka
kepada Firman hanyalah emosional saja.
Norval
Geldenhuys - Benih yang jatuh di tanah berbatu adalah mereka yang pada waktu mendengar
pemberitaan, menerimanya dengan kegembiraan yang emosional dan semangat / kegairahan
yang palsu / lahiriah. (NICNT, hal. 244).
William
Hendriksen - Ini adalah orang-orang yang emosional. Adalah sesuatu yang baik untuk menjadi
emosional. ...problem dengan orang-orang yang disimbolkan oleh benih yang jatuh di tanah
berbatu adalah bahwa emosi mereka palsu / lahiriah, dan tidak didasarkan pada
keyakinan yang berakar. Orang-orang ini ‘tidak berakar’.
Pulpit Commentary
menganggap golongan ini sebagai orang-orang yang cepat-cepat membuat suatu
pengakuan iman, tetapi mereka tidak menghitung ongkosnya, sehingga pada saat penderitaan
/ penganiayaan tiba, mereka murtad.
Dikatakan bahwa
mereka ‘percaya sebentar saja’ dan dalam masa pencobaan mereka murtad. Apakah ini
menunjukkan bahwa iman bisa hilang? Apakah ini menunjukkan bahwa orang Kristen
yang sejati bisa murtad dan akhirnya binasa? Tentu saja tidak, karena ‘iman’ mereka
bukanlah iman yang sejati, dan orang-orang ini tidak pernah menjadi orang Kristen
yang sejati.
Calvin
- Menurut Lukas, Kristus berkata bahwa mereka ‘percaya sebentar
saja’; karena ‘hormat yang mereka
berikan kepada Injil’ menyerupai ‘iman’.
Jadi kata-kata ‘percaya
sebentar saja’ jelas bukan merupakan fakta tetapi suatu penggambaran secara
lahiriah / dari luar. Semua orang yang berhenti ikut Kristus karena adanya penderitaan dan penganiayaan
adalah orang-orang dengan jenis “tanah berbatu”.
c.Benih yang jatuh di semak duri.
Luk 8:7,14 - (7)
Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, dan semak itu tumbuh bersama-sama
dan menghimpitnya sampai mati. ... (14) Yang jatuh dalam
semak duri ialah
orang yang telah mendengar firman itu, dan dalam pertumbuhan selanjutnya mereka
terhimpit oleh kekuatiran dan kekayaan dan kenikmatan hidup, sehingga mereka
tidak menghasilkan buah yang matang”.
Bandingkan :
Mark 4:18-19 – (18)
“…yang ditaburkan di tengah semak duri, itulah yang mendengar firman
itu, (19) lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan dan
keinginankeinginan akan
hal yang lain masuklah menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah
Ini adalah
orang-orang yang mendengar Firman Tuhan, dan mereka bukannya tidak mempedulikannya.
Mereka peduli pada Firman Tuhan, tetapi mereka juga sangat peduli dengan hal-hal
duniawi, bahkan mereka mengutamakan hal-hal duniawi lebih dari Tuhandan firman-Nya.
Norval
Geldenhuys - Kekurangan atau kelimpahan materi dan kesenangan-kesenangan duniawi begitu
menyerap kehidupan dari orang-orang ini, sehingga dalam waktu singkat buah yang dikeluarkan
dalam kehidupan mereka oleh pemberitaan Firman dihancurkan sama sekali. (NICNT,
hal. 244).
Leon
Morris - Orang-orang ini mengisi kehidupan mereka dengan begitu banyak hal sehingga tidak ada
tempat untuk buah rohani.
Ciri dari orang
seperti ini adalah pada waktu diminta untuk melakukan sesuatu untuk Tuhan, seperti
belajar Firman Tuhan / ikut Pemahaman Alkitab, bersaat teduh / berdoa, melayani dsb, selalu
mengatakan: ‘Tidak ada waktu!’. Kalau saudara adalah orang seperti ini perhatikan
peringatan / ancaman Firman Tuhan dalam Amsal 1:24-28.
Amsal 1:24-28 - (24)
Oleh karena kamu menolak ketika aku memanggil, dan tidak ada orang
yang menghiraukan ketika aku mengulurkan tanganku, (25) bahkan, kamu mengabaikan
nasihatku, dan tidak mau menerima teguranku, (26) maka aku juga akan menertawakan
celakamu; aku akan berolok-olok, apabila kedahsyatan datang ke atasmu, (27)
apabila kedahsyatan datang ke atasmu seperti badai, dan celaka melanda kamu seperti
angin puyuh, apabila kesukaran dan kecemasan datang menimpa kamu. (28) Pada
waktu itu mereka akan berseru kepadaku, tetapi tidak akan kujawab, mereka akan bertekun
mencari aku, tetapi tidak akan menemukan aku”.
William Hendriksen mengatakan bahwa untuk tanah golongan ke 3 ini ada 3 model orang yakni :
- Orang yang terlalu kuatir dengan kehidupan ini sehingga mereka lalu berusaha menutupi kekutiran itu dengan berbagai usaha dan kesibukan mencari uang dan akhirnya mengabaikan Tuhan / firman-Nya.
- Orang yang terlalu ingin kaya sehingga mereka terus berusaha mengumpulkan uang,mencari / mengejar kekayaan (walaupun sudah banyak uang) sehingga akhirnya mengabaikan Tuhan / firman-Nya.
- Orang yang terjerat dengan kesenangan-kesenangan hidup yang akhirnya mengabaikan Tuhan / firman-Nya. Ini dibagi 2 :
- Orang yang melakukan hal-hal yang salah dalam dirinya sendiri, seperti mabuk, kecanduan narkoba, merokok, berjudi, dsb.
- Orang yang melakukan hal-hal yang sebetulnya tidak salah tetapi diingini secaraberlebihan seperti permainan, olah raga, hiburan-hiburan, dsb.
Karena itu hati-hati dengan olah
raga, hiburan, nonton film/sinetron, dsb. Sebetulnya itu bukan dosa, tetapi
kalau saudara menurutinya secara berlebihan, sampai menyingkirkan Tuhan
(Pemahaman Alkitab, Kebaktian, pelayanan, dsb), maka itu menjadi dosa, dan bisa
menjadikan saudara sebagai tanah bersemak duri!
Kalau saudara termasuk di dalam
salah 1 atau salah 2 atau bahkan ketiga-tiganya, maka saudara dapat menjadi orang
dengan jenis “semak duri”. Jadi, dengan membandingkan tanah golongan 2 dan
tanah golongan 3, kita bias menyimpulkan bahwa setan menyerang manusia dengan
cara-cara yang bermacam- macam.
Kadang-kadang ia menyerang kita
dengan hal-hal yang tidak enak, seperti problem, kegagalan, penyakit, kemiskinan,
penderitaan, penganiayaan (tanah golongan 2), tetapi kadang-kadang ia menyerang
justru dengan memberikan hal-hal yang enak, seperti bisnis / pekerjaan yang
menghasilkan banyak uang (tetapi menyita banyak waktu, tenaga dan pikiran),
atau hiburan-hiburan, kesenangan-kesenangan, dsb. Kita harus waspada terhadap
kedua cara yang bertentangan ini! Kita seharusnya mengutamakan Tuhan dan
firman-Nya!
Pulpit
Commentary -
Kita tidak bisa mendengar sehingga mendapatkan keuntungan / manfaat, jika kita meletakkan
apapun di depan Firman. Kecuali Firman diletakkan di depan urusan-urusan duniawi, di
sana tidak akan ada banyak buah.
Contoh tanah bersemak duri :
- Yudas Iskariot, yang rela menjual Gurunya dengan harga hanya 30 keping perak.
- Ananias dan Safira, yang rela berdusta demi kepopuleran / penghormatan manusia(Kis 5:1-11).
- Pemuda kaya, yang lebih mementingkan kekayaannya dari Yesus (Mat 19:16-26).
- Istri Lot (Kej 19:26).
- Demas.
Demas mula-mula kelihatan sebagai
orang yang sungguh-sungguh beriman :
Kol 4:14 - “Salam kepadamu dari tabib Lukas yang kekasih dan dari Demas”.
Kol 4:14 - “Salam kepadamu dari tabib Lukas yang kekasih dan dari Demas”.
Filemon 23-24 - “Salam kepadamu dari Epafras,
temanku sepenjara karena Kristus Yesus,
dan dari Markus, Aristarkhus, Demas dan Lukas, teman-teman sekerjaku”. Tetapi cinta kepada
dunia membuat ia menjadi murtad.
2 Tim 4:10 - “karena
Demas telah mencintai dunia ini dan meninggalkan aku. Ia telah
berangkat ke Tesalonika. Kreskes telah pergi ke Galatia dan Titus ke Dalmatia”.
Kiranya kita
berhati-hati untuk tidak menjadi jenis “semak duri” ini.
d. Benih yang jatuh di tanah yang baik.
Luk 8:8a,15 - (8)
Dan sebagian jatuh di tanah yang baik, dan setelah tumbuh berbuah seratus
kali lipat.’ ... (15) Yang jatuh di tanah yang baik itu ialah orang, yang
setelah mendengar
firman itu, menyimpannya dalam hati yang baik dan mengeluarkan buah dalam
ketekunan.
Ini adalah
orang-orang yang mendengar Firman Allah secara sungguh-sungguh. Lukas mengatakan bahwa
mereka mendengar Firman Allah dan menyimpannya dalam hati mereka.
Luk 8:15 - Yang
jatuh di tanah yang baik itu ialah orang, yang setelah mendengar firman
itu, menyimpannya dalam hati yang baik dan
mengeluarkan buah dalam ketekunan.
Markus mengatakan
bahwa mereka mendengar dan menyambut Firman itu.
Mark 4:20 - Dan
akhirnya yang ditaburkan di tanah yang baik, ialah orang yang mendengar
dan menyambut firman itu lalu berbuah, ada yang tiga
puluh kali lipat, ada yang
enam puluh kali lipat, dan ada yang seratus kali lipat."
Matius mengatakan
bahwa mereka mendengar Firman dan mengerti / memahaminya. Mat 13:23 - Yang
ditaburkan di tanah yang baik ialah orang yang mendengar firman itu
dan mengerti, dan karena itu ia berbuah, ada yang seratus kali lipat, ada yang
enam puluh
kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat."
Kalau saudara adalah
orang yang mendengar Firman Allah, memahami/mengerti Firman itu, menyambutnya
dengan sukacita dan menyimpan dalam hati saudara, maka saudara tergolong jenis “tanah
yang baik”.
Dikatakan bahwa jenis
seperti ini akan menghasilkan buah. Buah di sini boleh jadi adalah perilaku hidup mereka
yang sesuai dengan buah Roh Kudus (Gal 5:22-23).
David
Gooding - Firman Allah adalah sesuatu yang hidup seperti benih. Di mana ia\ diberi kesempatan, ia akan menunjukkan
kuasanya yang hidup dengan menghasilkan buah. Jika tidak ada buah yang
permanen yang dihasilkan, maka seseorang boleh mempertanyakan apakah Firman
Allah betul-betul diterima.
Demikianlah 4 jenis tanah yang
ditaburi benih yang adalah gambaran dari hati manusia ketika ditaburi benih Firman
Tuhan. William Hendriksen mengatakan bahwa :
- Tanah golongan 1 adalah ‘the unresponsive heart’ (hati yang tidak menanggapi).
- Tanah golongan 2 adalah ‘the impulsive heart’ (hati yang menuruti dorongan hati/emosi).
- Tanah golongan 3 adalah ‘the preoccupied heart’ (hati yang sudah ditempati / diasyikkanoleh hal-hal lain / duniawi).
- Tanah golongan 4 adalah ‘the good, responsive, or well-prepared heart’ (hati yang baik,tanggap, atau disiapkan dengan baik).
Nah, kira-kira saudara termasuk
yang mana?
- AMIN -
No comments:
Post a Comment