Bacalah terlebih dahulu bagian 1 di sini dan bagian 2 di sini
Oleh : Rev. Dr. Keith Krell
Menantikan Kembali Kedatangan Kristus (1 Tesalonika 5:6-11)
Pada bagian akhir ini, Paulus berkata,” jangan kita tidur seperti orang-orang lain, tetapi berjaga-jaga dan sadar.” Dengan kata lain, jangan sampai kedapatan tidak waspada seperti halnya orang-orang yang tidak percaya. Permasalahan kita adalah :”menunggu” terdengar tidak melakukan apa-apa dan membosankan kita. Pada akhirnya, ketika kebanyakan kita berpikir tentang mananti, kita berpikir itu sesuatu yang kita pandang sebagai hal yang rendah. Berpikir terakhir kali kamu duduk di sebuah ruang tunggu di sebuah tempat praktek dokter, dokter gigi, atau di sebuah stasiun kereta. Uh! Menunggu hal yang menyiksa karena kita adalah orang-orang yang tidak sabar. Tetapi ide menunggu Alkitab sangatlah aktif (bandingkan 1:9) [David Jackman, The Authentic Church (Great Britain: Christian Focus 1998), 115.]. Pada 5:6 Paulus mengatakan,”Jangan Tidur!” Dia menulis,” jangan kita tidur seperti orang-orang lain [Istilah “orang-orang lain” merujuk kembali pada orang-orang tidak percaya yang tanpa pengharapanpada 1 Tes 4:13.], tetapi berjaga-jaga [Paulus menggunakan istilah gregoreo (“waspada”) pada 1 Kor 16:13; Kol 4:2; 1 Tes 5:6, 10; bandingkan dengan Mat 24:42, 43; 25:13; 26:38, 40, 41; Markus 13:34, 35, 37; 14:34, 37, 38; Lukas 12:37; Kisah Para Rasul 20:31; 1 Pet 5:8; Wah 3:2, 3; dan 16:15. BDAG s.v. gregoreo 2: “ dalam keadaan siaga terus menerus untuk waspada.”Dalam Perjanjian Baru,kata kerja gregoreo tidak pernah merujuk kepada kehidupan jasmani.Nama dalam bahasa Inggris: Gregory berasal dari kata Yunani. Berangkali setiap kali kita berjumpa dengan seseorang bernama Gregory atau Greg kita semestinya diingatkan untuk berjaga akan kedatangan kembali Yesus..] dan sadar [Paulus menggunakan istilah nepho (“dalam keadaan sadar-awas”) pada 1 Tes 5:6, 8; 2 Tim 4:5; bandingkan dengan 1 Pet 1:13; 4:7; dan 5:8.]. Istilah “tidur” (katheudo) dalam konteks ini merujuk pada kelesuan rohani dan kelalaian terhadap cara pandang kedatangan kembali Kristus [Paulus menggunakan kata Yunani katheudo (“tidur”) dalam 1 Tes 5:6, 7 [2x], 10; dan Ef 5:15. Dalam setiap penggunaannya, Paulus memiliki perilaku etika /kepantasan dalam benaknya. Pada 1 Tes 4:14, Paulus menggunakan sebuah kata Yunani lainnya yang diterjemahkan “tidur” (koimao) untuk merujuk pada kematian orang-orang percaya. Kata ini tidak pernah memiliki konotasi kepantasan. Pilihan Paulus atas kata-kata merupakan hal yang dilakukan dengan sebuah maksud. Untuk studi dan wawasan lebih lanjut, bacalah Thomas R. Edgar, “Makna ‘Tidur’ pada 1 Tesalonika 5:10,” Journal of the Evangelical Theological Society 22:4 (December 1979): 345-49. Baca juga artikel penulis ini yang sudah direvisi: Thomas R. Edgar,“Lethargic or Dead in 1 Thessalonians 5:10?” Chafer Theological Seminary Journal 6.4 (Sept-Dec 2000): 36-51. http://www.chafer.edu/home.html]. Tidur berlawanan dengan menjadi “waspada dan sadar.” Kita semua tahu bahwa ada “orang pagi” dan “orang malam.” Secara rohani kita disebut “orang pagi” bagi Tuhan. Tragisnya, banyak orang-orang percaya adalah orang-orang tidur berjalan secara rohani yang telah teracuni oleh dunia.
Sejujurnya sangatlah mudah untuk menguap dan tidur di sepanjang
hidup. Riset oleh Barna dan Gallup memperlihatkan bahwa tidak ada lagi
perbedaan apapun antara perilaku orang-orang Kristen dan bukan Kristen. Dalam
beberapa kasus, orang-orang Kristen lebih tidak bermoral dan tidak beretika
daripada banyak orang-orang non Kristen.
Betapa ini menyedihkan hati Tuhan!Ada pekerjaan, pelayanan, pernikahan, dan
anak-anak. Semua ini menguras waktu dan energi. Konsekuensinya, kecuali kita
melakukan secara sengaja, sangatlah
mudah untuk mengabaikan persiapan rohani. Berhentilah
menjalani kehidupan dengan piama sutra,
bangunlah[Gordon, Hope and Glory, 187.]. Hari ini, apakah kamu siap
menyambut kedatangan kembali Kristus?
Besok? Bagaimana jika Dia harus datang dalam waktu 24 jam mendatang, siapkah anda
atau akankah kamu menjadi malu untuk bertemu dengan-Nya? Jangan kedapatan sedang tidur!
Pada 1 Tesalonika 5:9-10, Paulus
menjelaskan mengapa orang-orang percaya
akan diselamatkan dari murka Tuhan. Dia menulis, “Karena Allah tidak menetapkan kita untuk ditimpa murka [ Dalam konteks ini
merujuk pada pencurahan murka Tuhan di bumi pada saat hari Tuhan (1 Tes 5:2-4).], tetapi untuk beroleh keselamatan oleh
Yesus Kristus, Tuhan kita, yang sudah mati untuk kita, supaya entah kita
berjaga-jaga, entah kita tidur, kita hidup bersama-sama dengan Dia.” “Murka”
dalam konteks ini hampir dipastikan membawa makna ganda : periode tribulasi dan murka kekal (neraka).
Orang-orang percaya tidak ditentukan untuk kedua hal ini. Janji ini
berlaku bahkan hingga kepada orang-orang
percaya yang tidak waspada (5:10).
Keadaan tidak waspada mempengaruhi pengudusan saat ini, tetapi tidak memiliki
dampak pada saat pemuliaan yang akan datang [Daniel B. Wallace, “1 Thessalonians:
Introduction, Outline, and Argument”: http://www.bible.org/node/1335.].
Hampir semua ahli setuju bahwa “murka” yang dimaksud dipandang merujuk pada
neraka, sehingga saya tidak harus menjelaskan interpretasi ini. Akan tetapi,
pandangan yang juga Paulus rujukan pada Tribulasi memerlukan dukungan
kontekstual [Berlawanan dengan Mayhue yang “
yakin bahwa dia (Paulus) sedang merujuk kepada murka Tuhan yang kekal disini.” Richard Mayhue, First
and Second Thessalonians. Focus on the Bible (Great Britain: Christian
Focus, 1999), 135.].
Hal ini dapat dengan segera ditemukan dalam konteks
5:2-3 dimana hari Tuhan disebutkan. Pandangan ini juga dikonfirmasi dalam 1:10
dimana Paulus secara jelas membentangkan kerangka inti ketiga dan akhir dari
bukunya. Paulus sedang menyatakan bahwa kita harus “menunggu Anak-Nya dari surga, Dia yang
telah bangkit dari kematian, yaitu Yesus, yang telah menyelamatkan kita dari
kematian yang akan datang”[ 1 Tes 5:10 tidak sedang mengomtraskan yang hidup dengan
yang mati, tetapi lebih kepada orang-orang
percaya yang berjaga-jaga dan yang tidak berjaga-jaga!] .
Kedatangan hari-hari akhir membawa dua pengalaman yang berbeda satu sama lain: selamat vs hancur [Hodges, “1 Thessalonians 5:1-11 and the
Rapture,” 33.]. Mereka yang percaya kepada Kristus telah ditentukan
untuk selamat, yang percaya kepada dunia telah ditentukan untuk hancur. Destini ini tidak hanya milik orang-orang
Kristen yang bangun ketika Kristus datang, tetapi juga kepada mereka yang tertidur lelap![ Pandangan ini menganulir teori
pengangkatan sebagian]. Dan perhatikan “Kita hidup bersama-sama dengan Dia.” Singkatnya,
kedatangan kembali Kristus membebaskan semua orang percaya! Surga jelas sebuah
tempat, tetapi yang pertama dan paling utama adalah ada bersama dengan seorang pribadi—Yesus. Kekristenan adalah
sebuah relasi yang personal dengan Tuhan melalui Yesus Kristus.
Hal ini
membangkitkan sebuah pertanyaan penting
: apakah diizinkan untuk berlaku
amoral? Jelas-jelas tidak! Bayangkan presiden memilih anda menjadi seorang duta
untuk Cina selama olimpiade. Dia telah menjanjikan kepada anda sebuah upah yang
besar jika anda mau mewakili Amerika dengan baik. Anda berangkali tidak akan
berkata, “saya tidak akan melakukan apapun. Saya hanya akan hidup bagi diriku sendiri. Pada
akhirnya kan saya adalah seorang warga negara Amerika dan tidak seorangpun yang
dapat merampas kewarganegaraanku! Tidak! Anda akan dipenuhi dengan ucapan
terimakasih dan prospek akan upah besar
yang pasti akan memotivasimu. Demikian juga, kita pasti merasakan sebuah rasa yang luar biasa
dengan terima kasih dan kewajiban terhadap Tuhan. Kasih Tuhan yang tak
bersyarat dan anugerah harus memotivasimu dan saya untuk sebuah hidup dengan
pekerjaan-pekerjaan yang baik.
Nas firman
ini ditutup dalam 5:11 dengan dua perintah dan sebuah kata afirmasi :” Karena itu nasihatilah seorang akan yang
lain [Frasa
Yunani eis ton hena (“seorang [kepada]seorang”)setara
dengan allelous tetapi
penekanan pada naturnya yaitu distribusi tugas—setiap orang harus
mengerjakannya— dan juga bahwa tugas itu
harus menjadi aktivitas satu sama lainnya juga merupakan aktivitas komunal.]dan saling membangunlah kamu seperti yang
memang kamu lakukan.” Tidakah hal ini tidak asing? Semestinya demikian!
Paulus telah menyimpulkan bagian terdahulunya ( 4:13-18) dalam cara yang sama--hiburkanlah seorang akan yang lain(4:18)[
Para ahli
menyebut ini sebuah inclusio:
sebuah perangkat yang secara literal membingkai kata atau kalimat yang sama pada
permulaan dan dibagian akhir (contoh 1 Tes
4:18 dan 5:11). Untuk tujuan visual, saya suka menyebut inclusios
dengan “pembatas susunan buku” atau
sebuah “roti sandwich.”].
Jelas Paulus menimbang hal saling menghibur adalah sebuah tema penting [Paulus menggunakan istilah parakaleo (“menyemangati”)delapan kali dalam 1 Tes ini saja (2:12; 3:2, 7; 4:1, 10, 18; 5:11, 14).]. Bersamaan dengan memberikan semangat/penghiburan, Paulus juga mendesak jemaat Tesalonika untuk “saling membangun satu sama lain.” Kata yang diterjemahkan “membangun” (oikodomeo) aslinya bermakna “membangun sebuah rumah.” Dalam Perjanjian Baru, kata ini digunakan untuk membangun dalam sebuah pengertian rohani [Paulus menggunakan kata oikodomeo (“membangun”) dalam Roma 15:20; 1Kor 8:1, 10; 10:23; 14:4, 17; Gal 2:18; dan 1 Tes 5:11.].
Tetapi ide untuk membangun orang-orang percaya lainnya seperti kamu akan membangun sebuah rumah. Menggunakan metafora membangun, ini bermakna kamu meletakan sebuah fondasi pemuridan dan mengkonstruksi sebuah bangunan kehidupan berdasarkan Firman Tuhan. Perlu juga dicatat bahwa istilah-istilah yang diterjemahkan “memberi semangat” dan “membangun” dalam kalimat berbentuk kini/present. Hal ini menyiratkan tindakan yang berkesinambungan, bukan saran-saran atau pilihan-pilihan. Bagusnya, jemaat Tesalonika memenuhi perintah-perintah ini. Paulus mengatakan kepada mereka melakukan saja apa yang sudah mereka mulai. Dalam cara yang sama, saya dapat mengatakan kepada anda, “Kamu sedang melakukan sebuah pekerjaan hebat memberikan dorongan dan membangun orang-orang percaya lainnya dalam terang kedatangan kembali Kristus. Tetapi jangan berhenti sekarang. Teruskan, lanjutkan!”Kamu dan saya tidak bisa santai pada dasar-dasar yang sedang dalam perkembangan yang memadai. Kita harus terus mengerjakan panggilan tinggi dari Yesus Kristus (Filipi 3:12-14). Kita harus menghibur/memberi dorongan/menyemangati dan membangun satu sama lain hingga Yesus datang kembali ( Ibrani 10:24-25). Bagaimana kita dapat melakukan ini secara kongkrit?
Percaya kepada orang-orang percaya lainnya. Dalam nas ini, Paulus membagikan setidaknya 10 kebenaran positif yang dapat diterapkan pada orang-orang percaya seperti anda dan saya[Mayhue, First and Second Thessalonians, 136.]. Beberapa kebenaran yang terutama. Jika kamu telah percaya pada Kristus, anda adalah seorang putera siang dan terang. Anda sadar dan berjaga penuh. Anda sedang mengenakan iman, kasih, dan pengharapan. Kristus telah mati bagi anda. Anda akan hidup dalam kekekalan bersama dengan orang-orang percaya lainnya. Kita harus percaya kebenaran-kebenaran ini pada orang-orang percaya lainnya. Saya akan selalu ingat orang yang percaya kepada saya sebelum percaya kepadaku terlihat dapat diterima. Orang-orang ini akan selalu memiliki sebuah tempat khusus didalam hatiku. Bagi anda, berangkali itu adalah orang tua, guru,pelatih, atau seorang pastor.Terlepas dari ini, tujuan kita harus dapat melihat potensi rohani yang ada didalam orang lain apakah potensi itu telah sepenuhnya dikembangkan atau belum.
Jelas Paulus menimbang hal saling menghibur adalah sebuah tema penting [Paulus menggunakan istilah parakaleo (“menyemangati”)delapan kali dalam 1 Tes ini saja (2:12; 3:2, 7; 4:1, 10, 18; 5:11, 14).]. Bersamaan dengan memberikan semangat/penghiburan, Paulus juga mendesak jemaat Tesalonika untuk “saling membangun satu sama lain.” Kata yang diterjemahkan “membangun” (oikodomeo) aslinya bermakna “membangun sebuah rumah.” Dalam Perjanjian Baru, kata ini digunakan untuk membangun dalam sebuah pengertian rohani [Paulus menggunakan kata oikodomeo (“membangun”) dalam Roma 15:20; 1Kor 8:1, 10; 10:23; 14:4, 17; Gal 2:18; dan 1 Tes 5:11.].
Tetapi ide untuk membangun orang-orang percaya lainnya seperti kamu akan membangun sebuah rumah. Menggunakan metafora membangun, ini bermakna kamu meletakan sebuah fondasi pemuridan dan mengkonstruksi sebuah bangunan kehidupan berdasarkan Firman Tuhan. Perlu juga dicatat bahwa istilah-istilah yang diterjemahkan “memberi semangat” dan “membangun” dalam kalimat berbentuk kini/present. Hal ini menyiratkan tindakan yang berkesinambungan, bukan saran-saran atau pilihan-pilihan. Bagusnya, jemaat Tesalonika memenuhi perintah-perintah ini. Paulus mengatakan kepada mereka melakukan saja apa yang sudah mereka mulai. Dalam cara yang sama, saya dapat mengatakan kepada anda, “Kamu sedang melakukan sebuah pekerjaan hebat memberikan dorongan dan membangun orang-orang percaya lainnya dalam terang kedatangan kembali Kristus. Tetapi jangan berhenti sekarang. Teruskan, lanjutkan!”Kamu dan saya tidak bisa santai pada dasar-dasar yang sedang dalam perkembangan yang memadai. Kita harus terus mengerjakan panggilan tinggi dari Yesus Kristus (Filipi 3:12-14). Kita harus menghibur/memberi dorongan/menyemangati dan membangun satu sama lain hingga Yesus datang kembali ( Ibrani 10:24-25). Bagaimana kita dapat melakukan ini secara kongkrit?
Percaya kepada orang-orang percaya lainnya. Dalam nas ini, Paulus membagikan setidaknya 10 kebenaran positif yang dapat diterapkan pada orang-orang percaya seperti anda dan saya[Mayhue, First and Second Thessalonians, 136.]. Beberapa kebenaran yang terutama. Jika kamu telah percaya pada Kristus, anda adalah seorang putera siang dan terang. Anda sadar dan berjaga penuh. Anda sedang mengenakan iman, kasih, dan pengharapan. Kristus telah mati bagi anda. Anda akan hidup dalam kekekalan bersama dengan orang-orang percaya lainnya. Kita harus percaya kebenaran-kebenaran ini pada orang-orang percaya lainnya. Saya akan selalu ingat orang yang percaya kepada saya sebelum percaya kepadaku terlihat dapat diterima. Orang-orang ini akan selalu memiliki sebuah tempat khusus didalam hatiku. Bagi anda, berangkali itu adalah orang tua, guru,pelatih, atau seorang pastor.Terlepas dari ini, tujuan kita harus dapat melihat potensi rohani yang ada didalam orang lain apakah potensi itu telah sepenuhnya dikembangkan atau belum.
Baca Firman bagi orang-orang percaya lainnya. Kita pada dasarnya diperintahkan
untuk membaca Alkitab untuk kekayaan diri kita sendiri. Ini berguna dan baik.
Saya selalu memberi diri untuk
Tuhan mengerjakan firman-Nya dalam
diriku bahkan sebelum saya berpikir
membagikannya kepada siapapun juga. Namun demikian sangat mudah untuk menjadi individualistik
dan mengabaikan disiplin-disiplin korporat [Untuk membaca lebih lanjut, baca Donald S. Whitney, Spiritual Disciplines
within the Church: Participating Fully in the Body of Christ (Chicago:
Moody, 1996).]. Mengatakannya
dalam kenyataan, ada waktu-waktu dimana ketika kita mungkin tidak ingin membaca Alkitab untuk
diri kita sendiri, tetapi kita mungkin membacanya sehingga kita dapat membangun
orang lain. Minta Tuhan untuk mendorong anda sehingga anda dapat dibangun untuk
mendorong saudara atau saudari lain
dengan Firman.
Bergaulah dengan orang-orang percaya lainnya. Banyak orang Kristen pergi ke
gereja menjadi patah semangat dan kalah. Beberapa mengalami kehidupan yang
memburuk. Penyemangatan yang hangat bisa jadi itulah yang mereka perlukan pada
hari itu. Ketika ibadah gereja berakhir,
apakah kamu memberikan semangat kepada
orang terdekat atau apakah kamu mendatangi orang yang membutuhkan semangat?[ Richison, 1
Thessalonians, 117.]. Mengapa tidak berkumpul bersama pada Minggu
pagi atau Rabu malam atau kapanpun ada
pertemuan gereja? Dua dari kemaat muda
kami, Jason Lucarelli dan Andrew Pratt, mempunya sebuah pelayanan Costco pizza
ministry yang berupaya membangun
orang-orang muda dan mengasimilasikan mereka kedalam tubuh Kristus. Setiap
Minggu, Jason dan Andrew membeli tiga pizza besar yang cukup untuk dimakan bersama. Pada hari Minggu lalu,
seluruh keluargaku telah mengadakan makan siang bersama dengan orang-orang
tersebut. Kami terkagum-kagum dengan kemurahan hati mereka. Kita juga terkesan
dengan kemauan mereka untuk melayani kami. Mereka sibuk membawakan lap tangan,
mengisikan gelas minuman yang kosong, dan lain-lain. Mereka sedang membangun
komunitas dalam salah satu cara yang paling impresif yang pernah saya lihat.
Bertekun dalam imanmu untuk orang-orang percaya lainnya. Sahabatku, Patrick Sprout, pernah
berkata, “hal terbesar yang dapat saya lakukan bagi seorang sahabat adalah
menjamin bahwa saya sedang berjalan bersama Tuhan.” Ini benar. Anda ingin
memberikan dorongan dan membangun tubuh Kristus? Bertekunlah dalam imanmu
sendiri. Itu adalah hadiah terbesar yang
dapat kamu berikan kepada orang percaya lainnya. Hari Rabu pagi lalu, saya sedang ada di pondok doa ketika
Bill Andrews, salah satu senior pelayan kami, datang untuk mempersiapkan dan
mengatur pena-pena dan Alkitab-Alkitab untuk digunakan pada Minggu pagi. Selagi
saya mengamati Bill, saya tidak dapat tidak untuk berpikir,”Bagaimana jika
Kristus datang kembali selagi Bill sedang melayani?” Sebelum saya pergi, saya
berkata,”Bill, saya baru saja berdoa kepada Tuhan agar saat saya tua, saya akan
seperti anda. Saya tidak akan selalu memiliki kekuatan untuk berkhotbah, tetapi
saya berharap saya memiliki hati untuk melayani.”Bill sedang menjaga iman dan
bertekun dalam perjalanannya bersama dengan Kristus. Orang-orang seperti Bill
Andrews adalah sebuah inspirasi dan tantangan bagi saya. Mereka
menyelesaikannya dengan baik.
Don Bennet,
seorang pebisnis asal Idaho merupakan orang dengan cacat pada anggota tubuh –amputasi yang
mendaki hingga mencapai puncak Gunung
Rainier. Ketinggiannya 14.410 kaki,
dengan satu kaki dan dua kruk! Selama
bagian sulit dalam pendakian, Bennet dan timnya harus melintasi sebuah padang
es. Untuk dapat melintasi e situ, harus
menggunakan sepatu berpaku untuk mencegah agar tidak terpeleset dan untuk dapat menghujamkan kaki kedalam es
untuk pijakan dan stabilitas. Sayangnya dengan hanya sepatu berpaku dan dua
kruk, satu-satunya cara bagi Bennet untuk dapat melintasi padang es adalah
menjatuhkan mukanya pada permukaan es, mendorong dirinya sendiri sejauh yang
dia bisa capai, berdiri, dan kembali menjatuhkan dirinya merayap. Pada
pendakian khusus ini, puterinya yang
remaja, Kathy kebetulan bersama dengan dia, dan dia melihat apa yang sedang terjadi pada
ayahnya. Kathy berada disamping ayahnya
selama empat jam perjuangan dan berteriak di telinganya:”Kamu dapat
melakukannya, Yah. Kamu adalah ayah terbaik di dunia ini. Kamu dapat
melakukannya, Yah!” Keyakinan Kathy Bennet pada ayahnya dan dorongan verbalnya
telah menyentuh relung terdalam ayahnya, memperkuat upayanya dan komitmen.
Sehingga, dia menyelesaikannya[Kutipan Preaching Today
: James Kouzes and Barry Posner, Encouraging the Heart: A Leader’s
Guide to Rewarding and Recognizing Others (Jossey-Bass, 1999); Van Morris,
Mount Washington, KY.]
Maukah kamu membantu saudara-saudara dan saudari-saudari lainnya menyelesaikan pendakiannya? Maukah anda mengucapkan kata-kata pengharapan dan afirmasi kedalam kehidupan mereka? Maukah kamu bangun untuk kesempatan-kesempatan di sekelilingmu? Maukah kamu pergi minggu ini dengan sebuah hasrat yang sudah diperbarui untuk kedatangan kembali Kristus? Anda sendiri dapat membuat sebuah perbedaan kekal dalam kehidupan seseorang. Janganlah merasa bersalah karena anda tidur berjalan. Hidupilah hari ini seolah Yesus akan kembali karena Dia bisa datang sekarang.
Maukah kamu membantu saudara-saudara dan saudari-saudari lainnya menyelesaikan pendakiannya? Maukah anda mengucapkan kata-kata pengharapan dan afirmasi kedalam kehidupan mereka? Maukah kamu bangun untuk kesempatan-kesempatan di sekelilingmu? Maukah kamu pergi minggu ini dengan sebuah hasrat yang sudah diperbarui untuk kedatangan kembali Kristus? Anda sendiri dapat membuat sebuah perbedaan kekal dalam kehidupan seseorang. Janganlah merasa bersalah karena anda tidur berjalan. Hidupilah hari ini seolah Yesus akan kembali karena Dia bisa datang sekarang.
Rujukan ayat-ayat: 1 Tes
5:1-11, Luk 21:34-36 Wah 3:3; 16:15
Roma 13:11-14 Ef 6:10-20 Ef 4:29-32 1 Pet 4:7-11
SELESAI
No Sleep Walking! (1 Thessalonians 5:1-11) | diterjemahkan dan diedit oleh : Martin Simamora
SELESAI
No Sleep Walking! (1 Thessalonians 5:1-11) | diterjemahkan dan diedit oleh : Martin Simamora
No comments:
Post a Comment