Seberapa baikkah anda? Apakah Kekristenan mengajarkan sebagaimana agama-agama lain melakukan upaya untuk memperbaiki diri agar dapat diterima oleh Tuhan? Anda tidak dapat diterima oleh Tuhan dengan melakukan upaya-upaya religius, anda tidak tahu apapun juga, betapa besarnya perihal diterima oleh Tuhan, apa yang Tuhan terima adalah memiliki iman dalam Injil.
Inilah yang diajarkan Alkitab kepada kita. Suatu hari orang-orang Farisi membanggakan diri mereka untuk berbagai perbuatan dan ibadah mereka kepada Tuhan, datang kepada Yesus dan bertanya apa yang harus mereka lakukan untuk mengerjakan pekerjaan Tuhan. Yesus menjawab : "percayalah kepada dia yang diutus." Jawaban Yesus ini menghancurkan pemahaman apapun terkait kebenaran-kebenaran pada diri sendiri agar diterima dihadapan Tuhan. Yesaya 64:6 "Demikianlah kami sekalian seperti seorang najis dan segala kesalehan kami seperti kain kotor; kami sekalian menjadi layu seperti daun dan kami lenyap oleh kejahatan kami seperti daun dilenyapkan oleh angin." Dengan kata lain tidak ada yang dapat kita lakukan berdasarkan diri sendiri yang dapat diperkenan Tuhan dari diri kita.
Penekanannya ada pada guru yang baik ITU yang belum pernah seorang rabi disebut seperti itu. Yesus menjelaskan bahwa "Dia saja yang baik," hanya Tuhan yang baik dalam pemahaman baik yang absolut.
Dalam Keluaran 33:18-19 Musa memohon kepada Tuhan "Tetapi jawabnya: "Perlihatkanlah kiranya kemuliaan-Mu kepadaku."Tetapi firman-Nya: "Aku akan melewatkan segenap kegemilangan-Ku dari depanmu dan menyerukan nama TUHAN di depanmu: Aku akan memberi kasih karunia kepada siapa yang Kuberi kasih karunia dan mengasihani siapa yang Kukasihani."
Ketika orang-orang Farisi menanyakan otoritas Yesus untuk melakukan sesuatu sehingga ia terlihat pantas, ia menjawab "Tidakkah aku bebas mempergunakan milikku menurut kehendak hatiku? Atau iri hatikah engkau, karena aku murah hati?" (Matius 20:15). Jadi Yesus mengklaim dirinya baik. Jika Yesus bukan orang baik maka Yesus adalah seorang pendosa. Tetapi Alkitab menyatakan dengan jelas bahwa ia TANPA dosa. Yohanes 8:45-47 "Tetapi karena aku mengatakan kebenaran, engkau tidak percaya kepadaku. "Siapakah diantara kalian dapat membuktikan Aku berdosa?" Mereka para pemimpin agama terus berupaya untuk menemukan dosa pada dirinya, tetapi mereka tidak dapat menemukannya.
Alkitab mengajarkan kepada kita bahwa Ia " dalam segala hal dicobai sebagaimana kita, namun tanpa dosa" (Ibrani 4:15). "Dan kamu tahu, bahwa Ia telah menyatakan diri-Nya, supaya Ia menghapus segala dosa, dan di dalam Dia tidak ada dosa" (1 yohanes 3:5). Hanya dia yang TIDAK memiliki dosa yang dapat menghapus dosa-dosa kita. "Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita.Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan" ( 1 Yohanes 1:8-9). HANYA seorang yang bukan pendosa dapat mengampuni SEMUA kita dan membersihkan kita SEMUA dari semua ketidakbenaran kita.
Yohanes 8:34-36 "Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang berbuat dosa, adalah hamba dosa.Dan hamba tidak tetap tinggal dalam rumah, tetapi anak tetap tinggal dalam rumah.Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamupun benar-benar merdeka." Disini Yesus membuat perbandingan seorang anak yang melakukan apa yang baik dan seorang budak yang melakukan apa yang salah. Ia menyatakan diri-Nya sebagai sosok yang dapat membebaskan seseorang dari budak terhadap dosa karena ia tinggal bersama dengan Tuhan selamanya.
Sebagai manusia kita tidak memiliki nilai-nilai kebaikan didalam diri kita. Hati kita licik dan jahat, kita adalah budak dosa hingga kita dibebaskan oleh Anak. Yesus berkata kepada orang muda kaya yang sedang mencari jawaban, jika engkau mengenali aku sebagai yang baik, akankah engkau mengakui aku, untuk siapakah Aku ini sesungguhnya? Kebaikan yang ada didalam diri-Nya membuktikan keilahian Yesus, yang memisahkan Dia dari setiap pribadi yang pernah hidup.
Roma 3:23 "Karena semua telah berdosa dan semua telah kehilangan kemuliaan Tuhan" Jika engkau memiliki kemuliaan Tuhan sebagai naturmu maka engkau adalah Tuhan.
"Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran (Yohanes 1:14)." Yesus memiliki kemuliaan yang dimiliki Tuhan, dan Ia telah menyingkapkan apa yang ada didalam dirinya di gunung Transfigurasi kepada 3 murid terdekatnya ketika ia membolehkan apa yang ada didalam diri-Nya menjadi nampak dari luar. "Tidak ada dari penguasa dunia ini yang mengenalnya, sebab kalau sekiranya mereka mengenalnya, mereka tidak menyalibkan Tuhan yang mulia" ( 1 Korintus 2:8). Yakobus saudara Yesus menyebut Yesus, "Tuhan yang mulia."
Markus 10:19-20 Yesus berkata kepada orang itu "Engkau tentu mengetahui segala perintah Allah: Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, jangan mengurangi hak orang, hormatilah ayahmu dan ibumu!" (dalam catatan Matius 19 lebih lengkap- engkau harus mengasihi sesamu seperti dirimu sendiri) "Lalu kata orang itu kepada-Nya: "Guru, semuanya itu telah kuturuti sejak masa mudaku."
Yesus lalu menunjukan kepada orang yang kala itu sedang berupaya melakukan seluruh perintah Tuhan; yang terkait dengan hubungan sesama manusia. Ia tidak memperoleh keselamatan dengan melakukan seluruh perintah Tuhan, Yesus sedang berupaya meyakinkan hati orang tersebut, untuk memperlihatkan dosanya yang secara nyata ada didalam dirinya. Namun orang tersebut malah menjawab bahwa ia telah melakukan perintah-perintah itu sejak ia muda.
Yesus melihat ketulusan hatinya dalam upayanya untuk melakukan dan dikatakan bahwa Yesus mengasihinya. Yesus cukup mengasihinya dengan mengatakan kepadanya apa yang harus ia dengarkan, menunjukan kepadanya satu hal yang menghalanginya. Orang kaya itu mengatakan kepada Yesus apa yang ia pikir telah dilakukannya, Yesus berkata kepadanya apa yang tidak ia lakukan. Ia berangkali berpikir ia telah melakukannya dan akan mendapatkan pujian, sehingga tidak ada sesuatu apapun yang merintanginya.Akan tetapi Yesus mengarahkan jarinya hanya pada satu hal--"Pergilah dan jualah apapun juga yang engka miliki dan berikanlah kepada yang miskin, dan engkau akan memiliki harta di surga; dan datanglah, pikulah salib itu, dan ikutlah Aku." Perhatikan bahwa Yesus menunjuk pada sebuah persyaratan dari Taurat untuk orang miskin, yang bukan merupakan bagian dari 10 Perintah Tuhan tetapi ada didalam hukum Musa. Yesus juga mengatakan kepada orang itu untuk menyangkal dirinya dan mengikut Yesus. Alkitab menyatakan bahwa kepemilikan kekayaan melibatkan tanggungjawab-agar berbelaskasih kepada yang miskin.
Sebaliknya, Yesus mendorongnya kepada hukum, ia memberikannya sebuah syarat yang berkenaan dengan isu yang terkait hati manusia : UANG-nya dan hasrat orang muda kaya ini untuk mempertahankan kendali atas hidupnya. Engkau tidak boleh menginginkan apa yang menjadi milik orang lain adalah bagian yang tidak ia lakukan, karena hal ini nyata dari reaksinya terhadap apa yang Yesus nyatakan untuk dilakukan olehnya.
Matius 10:22 "Mendengar perkataan itu ia menjadi kecewa, lalu pergi dengan sedih, sebab banyak hartanya." Berapa banyak orang yang telah mendengarkan Injil dan meninggalkan Yesus dan bukannya meninggalkan kepemilikannya yang menghalanginya untuk mengikuti Yesus.
Mengapakah Yesus memberi tugas yang lebih berat kepada orang kaya ini daripada yang lainnya? Ia tahu apa yang ada didalam hatinya dan apa yang menghalanginya untuk menyerahkan hidupnya untuk mengikut Yesus. Merupakan satu hal untuk mengenal hukum itu dan adalah hal lainnya lagi untuk melakukannya. Orang ini tidak dapat melakukan apa yang perlu dilakukannya.
Yesus tidak memberikan kepadanya sebuah ketentuan yang berbeda daripada yang dia minta kepada yang lainnya, hanya saja orang ini harus menyerah sesuatu, ini yang membedakannya. Yesus mendeklarasikan kepada kita,""Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku." Markus 8:34-36 "Lalu Yesus memanggil orang banyak dan murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.Karena siapa yang mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku dan karena Injil, ia akan menyelamatkannya.Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia kehilangan nyawanya." Uang kerap mempengaruhi sebuah penilaian yang benar, apa yang Yesus sedang perkatakan adalah-- tinggalkan segala sesuatu yang menghalangi anda/saya untuk mengikut Yesus.
Martin Simamora |The Lesson of the Rich Young Ruler |letusreason.org
Inilah yang diajarkan Alkitab kepada kita. Suatu hari orang-orang Farisi membanggakan diri mereka untuk berbagai perbuatan dan ibadah mereka kepada Tuhan, datang kepada Yesus dan bertanya apa yang harus mereka lakukan untuk mengerjakan pekerjaan Tuhan. Yesus menjawab : "percayalah kepada dia yang diutus." Jawaban Yesus ini menghancurkan pemahaman apapun terkait kebenaran-kebenaran pada diri sendiri agar diterima dihadapan Tuhan. Yesaya 64:6 "Demikianlah kami sekalian seperti seorang najis dan segala kesalehan kami seperti kain kotor; kami sekalian menjadi layu seperti daun dan kami lenyap oleh kejahatan kami seperti daun dilenyapkan oleh angin." Dengan kata lain tidak ada yang dapat kita lakukan berdasarkan diri sendiri yang dapat diperkenan Tuhan dari diri kita.
Dalam Markus 10:17-22 kita mendapatkan seorang yang kaya berlari kepada Yesus dan berlutut bertanya padanya ,"Guru (Rabi) yang baik, apa yang harus aku lakukan sehingga aku dapat memilki hidup kekal?Ia menyadari bahwa ia tidak memiliki hidup kekal, yang lebih baik ditanyakan kepada Yesus. Apa yang harus saya lakukan untuk memilikinya. Ia memiliki serangkai upaya-upaya terkait ide keselamatan.
Memanggil Yesus yang baik berarti sebuah kesempurnaan moral dalam judaisme, bukan sekedar orang yang baik hati dan peduli. Sehingga Yesus menjawabnya, "Mengapa engkau menyebutku baik? Tak seorang pun yang baik kecuali Dia, yaitu, Tuhan."
Penekanannya ada pada guru yang baik ITU yang belum pernah seorang rabi disebut seperti itu. Yesus menjelaskan bahwa "Dia saja yang baik," hanya Tuhan yang baik dalam pemahaman baik yang absolut.
Dalam Keluaran 33:18-19 Musa memohon kepada Tuhan "Tetapi jawabnya: "Perlihatkanlah kiranya kemuliaan-Mu kepadaku."Tetapi firman-Nya: "Aku akan melewatkan segenap kegemilangan-Ku dari depanmu dan menyerukan nama TUHAN di depanmu: Aku akan memberi kasih karunia kepada siapa yang Kuberi kasih karunia dan mengasihani siapa yang Kukasihani."
Paulus berkata "tidak seorangpun yang berbuat baik,tidak satupun (Roma 3:12). Kita bukan manusia yang baik pada hakikatnya, hanya Tuhan saja-(Alkitab mengajarkan, kita dapat berbuat baik ketika kita mematuhi-Nya (Mazmur 37:23; Amsal 13:22; Pengkhotbah 2:26; Matius 12:35; Lukas 6:9; 2 Tesalonika 3:13). Ini mengapa Yesus berkata hanya ada satu yang dapat disebut baik--Tuhan. Kebaikan adalah bagian pokok dari natur Tuhan. Banyak yang menggunakan teks ini untuk mencoba membuktikan bahwa Yesus sesungguhnya sedang berkata bahwa diri-Nya bukan Tuhan. Tetapi ketimbang menyangkal bahwa Yesus adalah Tuhan, Yesus sebenarnya sedang menegaskan diri-Nya adalah Tuhan. Ia mengajukan pertanyaan apakah kamu berkata aku baik-seperti Tuhan adalah baik?
Ketika orang-orang Farisi menanyakan otoritas Yesus untuk melakukan sesuatu sehingga ia terlihat pantas, ia menjawab "Tidakkah aku bebas mempergunakan milikku menurut kehendak hatiku? Atau iri hatikah engkau, karena aku murah hati?" (Matius 20:15). Jadi Yesus mengklaim dirinya baik. Jika Yesus bukan orang baik maka Yesus adalah seorang pendosa. Tetapi Alkitab menyatakan dengan jelas bahwa ia TANPA dosa. Yohanes 8:45-47 "Tetapi karena aku mengatakan kebenaran, engkau tidak percaya kepadaku. "Siapakah diantara kalian dapat membuktikan Aku berdosa?" Mereka para pemimpin agama terus berupaya untuk menemukan dosa pada dirinya, tetapi mereka tidak dapat menemukannya.
Yesus berkata kepada mereka dengan nada yang cerdik, dapatkah seorang berdosa menemukan kesalahan pada orang yang tanpa dosa?
Alkitab mengajarkan kepada kita bahwa Ia " dalam segala hal dicobai sebagaimana kita, namun tanpa dosa" (Ibrani 4:15). "Dan kamu tahu, bahwa Ia telah menyatakan diri-Nya, supaya Ia menghapus segala dosa, dan di dalam Dia tidak ada dosa" (1 yohanes 3:5). Hanya dia yang TIDAK memiliki dosa yang dapat menghapus dosa-dosa kita. "Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita.Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan" ( 1 Yohanes 1:8-9). HANYA seorang yang bukan pendosa dapat mengampuni SEMUA kita dan membersihkan kita SEMUA dari semua ketidakbenaran kita.
Yohanes 8:34-36 "Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang berbuat dosa, adalah hamba dosa.Dan hamba tidak tetap tinggal dalam rumah, tetapi anak tetap tinggal dalam rumah.Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamupun benar-benar merdeka." Disini Yesus membuat perbandingan seorang anak yang melakukan apa yang baik dan seorang budak yang melakukan apa yang salah. Ia menyatakan diri-Nya sebagai sosok yang dapat membebaskan seseorang dari budak terhadap dosa karena ia tinggal bersama dengan Tuhan selamanya.
Sebagai manusia kita tidak memiliki nilai-nilai kebaikan didalam diri kita. Hati kita licik dan jahat, kita adalah budak dosa hingga kita dibebaskan oleh Anak. Yesus berkata kepada orang muda kaya yang sedang mencari jawaban, jika engkau mengenali aku sebagai yang baik, akankah engkau mengakui aku, untuk siapakah Aku ini sesungguhnya? Kebaikan yang ada didalam diri-Nya membuktikan keilahian Yesus, yang memisahkan Dia dari setiap pribadi yang pernah hidup.
Roma 3:23 "Karena semua telah berdosa dan semua telah kehilangan kemuliaan Tuhan" Jika engkau memiliki kemuliaan Tuhan sebagai naturmu maka engkau adalah Tuhan.
"Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran (Yohanes 1:14)." Yesus memiliki kemuliaan yang dimiliki Tuhan, dan Ia telah menyingkapkan apa yang ada didalam dirinya di gunung Transfigurasi kepada 3 murid terdekatnya ketika ia membolehkan apa yang ada didalam diri-Nya menjadi nampak dari luar. "Tidak ada dari penguasa dunia ini yang mengenalnya, sebab kalau sekiranya mereka mengenalnya, mereka tidak menyalibkan Tuhan yang mulia" ( 1 Korintus 2:8). Yakobus saudara Yesus menyebut Yesus, "Tuhan yang mulia."
Markus 10:19-20 Yesus berkata kepada orang itu "Engkau tentu mengetahui segala perintah Allah: Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, jangan mengurangi hak orang, hormatilah ayahmu dan ibumu!" (dalam catatan Matius 19 lebih lengkap- engkau harus mengasihi sesamu seperti dirimu sendiri) "Lalu kata orang itu kepada-Nya: "Guru, semuanya itu telah kuturuti sejak masa mudaku."
Yesus lalu menunjukan kepada orang yang kala itu sedang berupaya melakukan seluruh perintah Tuhan; yang terkait dengan hubungan sesama manusia. Ia tidak memperoleh keselamatan dengan melakukan seluruh perintah Tuhan, Yesus sedang berupaya meyakinkan hati orang tersebut, untuk memperlihatkan dosanya yang secara nyata ada didalam dirinya. Namun orang tersebut malah menjawab bahwa ia telah melakukan perintah-perintah itu sejak ia muda.
Yesus melihat ketulusan hatinya dalam upayanya untuk melakukan dan dikatakan bahwa Yesus mengasihinya. Yesus cukup mengasihinya dengan mengatakan kepadanya apa yang harus ia dengarkan, menunjukan kepadanya satu hal yang menghalanginya. Orang kaya itu mengatakan kepada Yesus apa yang ia pikir telah dilakukannya, Yesus berkata kepadanya apa yang tidak ia lakukan. Ia berangkali berpikir ia telah melakukannya dan akan mendapatkan pujian, sehingga tidak ada sesuatu apapun yang merintanginya.Akan tetapi Yesus mengarahkan jarinya hanya pada satu hal--"Pergilah dan jualah apapun juga yang engka miliki dan berikanlah kepada yang miskin, dan engkau akan memiliki harta di surga; dan datanglah, pikulah salib itu, dan ikutlah Aku." Perhatikan bahwa Yesus menunjuk pada sebuah persyaratan dari Taurat untuk orang miskin, yang bukan merupakan bagian dari 10 Perintah Tuhan tetapi ada didalam hukum Musa. Yesus juga mengatakan kepada orang itu untuk menyangkal dirinya dan mengikut Yesus. Alkitab menyatakan bahwa kepemilikan kekayaan melibatkan tanggungjawab-agar berbelaskasih kepada yang miskin.
Yesus telah mengetahui bahwa orang ini sedang mencari sebuah jalan/cara untuk mendapatkan keselamatannya dengan pengertiannya sendiri. Ia bisa jadi berpikir bahwa guru itu akan memberikan kepadanya sebuah tugas spesifik yang harus dijalankan segera, dan dengan demikian akan memastikan hidup kekal baginya. Tetapi Yesus telah memberikan kepadanya sesuatu yang menuntut dirinya untuk merendahkan dirinya dan membawa hidupnya menjadi berada dibawah otoritas Yesus.
Sebaliknya, Yesus mendorongnya kepada hukum, ia memberikannya sebuah syarat yang berkenaan dengan isu yang terkait hati manusia : UANG-nya dan hasrat orang muda kaya ini untuk mempertahankan kendali atas hidupnya. Engkau tidak boleh menginginkan apa yang menjadi milik orang lain adalah bagian yang tidak ia lakukan, karena hal ini nyata dari reaksinya terhadap apa yang Yesus nyatakan untuk dilakukan olehnya.
Bahkan sekalipun orang kaya yang berkuasa itu mau menyerahkan kekayaannya, ia tidak akan memiliki keselamatannya. Yesus tidak sedang menerapkan bahwa keselamatan dapat secara aktual diperoleh oleh sebuah perbuatan baik (atau banyak) membantu orang miskin. Akan tetapi ia akan memiliki keselamatan, bila ia telah menyerahkan hidupnya dan mengikut Yesus, hasratnya akan uang telah meredup dalam terang anugerah dan pengenalan akan Kristus. Amsal 13:7 "Ada orang yang berlagak kaya, tetapi tidak mempunyai apa-apa, ada pula yang berpura-pura miskin, tetapi hartanya banyak."
Matius 10:22 "Mendengar perkataan itu ia menjadi kecewa, lalu pergi dengan sedih, sebab banyak hartanya." Berapa banyak orang yang telah mendengarkan Injil dan meninggalkan Yesus dan bukannya meninggalkan kepemilikannya yang menghalanginya untuk mengikuti Yesus.
Mengapakah Yesus memberi tugas yang lebih berat kepada orang kaya ini daripada yang lainnya? Ia tahu apa yang ada didalam hatinya dan apa yang menghalanginya untuk menyerahkan hidupnya untuk mengikut Yesus. Merupakan satu hal untuk mengenal hukum itu dan adalah hal lainnya lagi untuk melakukannya. Orang ini tidak dapat melakukan apa yang perlu dilakukannya.
Yesus tidak memberikan kepadanya sebuah ketentuan yang berbeda daripada yang dia minta kepada yang lainnya, hanya saja orang ini harus menyerah sesuatu, ini yang membedakannya. Yesus mendeklarasikan kepada kita,""Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku." Markus 8:34-36 "Lalu Yesus memanggil orang banyak dan murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.Karena siapa yang mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku dan karena Injil, ia akan menyelamatkannya.Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia kehilangan nyawanya." Uang kerap mempengaruhi sebuah penilaian yang benar, apa yang Yesus sedang perkatakan adalah-- tinggalkan segala sesuatu yang menghalangi anda/saya untuk mengikut Yesus.
Martin Simamora |The Lesson of the Rich Young Ruler |letusreason.org
No comments:
Post a Comment