Gereja Kristen Injili Nusantara (GKIN)
R E V I V A L
Kebaktian
Minggu : Jam 09.00 di Hotel Sylvia Lt.4; Pemahaman Alkitab : Rabu, Jam 17.00 di
Hotel Dewata
Khotbah Minggu, 18 Maret 2012
ORANG PERCAYA & PENCOBAAN (Part 5)
By. Pdt. Esra Alfred Soru, STh, MPdK
Mat 4:1-12 – (1) Maka
Yesus dibawa oleh Roh ke padang
gurun untuk dicobai Iblis. (2) Dan setelah berpuasa empat puluh hari dan empat
puluh malam, akhirnya laparlah Yesus. (3) Lalu datanglah si pencoba itu dan
berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, perintahkanlah supaya
batu-batu ini menjadi roti." (4) Tetapi Yesus menjawab: "Ada tertulis: Manusia
hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut
Allah." (5) Kemudian Iblis membawa-Nya ke Kota Suci dan menempatkan Dia di
bubungan Bait Allah, (6) lalu berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah,
jatuhkanlah diri-Mu ke bawah, sebab ada tertulis: Mengenai Engkau Ia akan
memerintahkan malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan menatang Engkau di atas
tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk kepada batu." (7) Yesus berkata
kepadanya: "Ada
pula tertulis: Janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu!" (8) Dan Iblis
membawa-Nya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan
kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya, (9) dan berkata
kepada-Nya: "Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud
menyembah aku." (10) Maka berkatalah Yesus kepadanya: "Enyahlah,
Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya
kepada Dia sajalah engkau berbakti!" (11) Lalu Iblis meninggalkan Dia, dan
lihatlah, malaikat-malaikat datang melayani Yesus. (12) Tetapi waktu Yesus
mendengar, bahwa Yohanes telah ditangkap, menyingkirlah Ia ke Galilea.
K
|
ita akan melanjutkan pelajaran
kita dari kisah pencobaan Yesus ini, dan sekarang kita sampai pada bagian
terakhir yang akan membahas pencobaan ketiga. Mari lihat sekali lagi pencobaan
yang ketiga ini :
Mat 4:8-9 – (8) Dan Iblis
membawa-Nya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan
kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya, (9) dan berkata
kepada-Nya: "Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud
menyembah aku."
Sebelum kita membahas pencobaan
ini, ada satu hal yang perlu dipikirkan yaitu bagaimana terjadinya pencobaan
ini (termasuk pencobaan kedua).
Perhatikan :
Mat 4:5,8 – (5) Kemudian Iblis membawa-Nya ke Kota Suci
dan menempatkan Dia di bubungan Bait Allah (8) Dan Iblis membawa-Nya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan
memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya
Maksudnya adalah apakah benar
bahwa dalam 2 pencobaan ini iblis membawa-bawa Yesus? Jika ya, bagaimana cara
ia membawanya? Tentang persoalan ini para penafsir berbeda pandangan.
a.
Ada yang mengatakan bahwa hal ini tidak
sungguh-sungguh terjadi tetapi ini hanyalah pengalaman dalam pikiran/khayalan
Yesus saja.
Ini berlaku
bagi 3 pencobaan ini. Dikatakan bahwa iblis tidak pernah memunculkan diri di
hadapan Yesus, tetapi dia hanya mempengaruhi pikiran Yesus saja. Jadi Yesus
tidak sungguh-sungguh dibawa ke Bait Allah maupun gunung yang tinggi. Ia tetap
ada di padang
gurun tetapi pencobaan ini hanya terjadi dalam pikiran-Nya saja. William
Barclay berpendapat demikian :
William Barclay - Pengalaman Yesus
itu adalah juga pengalaman batiniah, karena pada waktu itu Yesus pun berjuang
secara hebat di dalam hati, pikiran dan jiwa-Nya. Buktinya ialah bahwa tidak
mungkin ada gunung di mana orang bisa melihat seluruh kerajaan yang ada di muka
bumi ini. Pencobaan seperti itu adalah pencobaan batiniah. Dan Yesus mengalami
hal tersebut. (Pemahaman Alkitab Setiap Hari : Matius 1-10, hal. 106).
Juga J.J de Heer :
J.J.de Heer - Jelas sekali bahwa peristiwa ini pun terjadi dalam
suatu khayal, sebab sebenarnya tidak ada satu gunung di dunia ini,
betapa pun tingginya, dari mana semua kerajaan dunia dapat dilihat. (Tafsiran
Alkitab Injil Matius, hal. 55)
Tetapi
keberatan untuk penafsiran semacam ini adalah kalau sampai dalam pikiran Yesus
ada hal seperti itu, menurut saya Yesus sudah berdosa. Ingat bahwa apa yang
belum terjadi dalam perbuatan tetapi baru ada dalam pikiran itu sudah termasuk
dosa jika itu bertentangan dengan kehendak Allah. Bandingkan :
Mat 5:28 -
Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah
dengan dia di dalam hatinya.
b.
Ada yang mengatakan bahwa ini terjadi lewat
sebuah penglihatan.
Jadi Yesus
tidak benar-benar dibawa ke Bait Allah maupun gunung yang tinggi. Iblis hanya
memberikan suatu penglihatan kepada-Nya di bubungan Bait Allah dan gunung yang
tinggi. Calvin mempunyai pandangan seperti ini. Bandingkan :
Yeh 40:1-2
- : (1) “... pada hari itu juga kekuasaan TUHAN meliputi aku dan dibawaNya aku (2) dalam penglihatan-penglihatan ilahi
ke tanah Israel
dan menempatkan aku di atas sebuah
gunung yang tinggi sekali”.
Wah 21:10 : Lalu,
di dalam roh ia membawa aku ke atas
sebuah gunung yang besar lagi tinggi dan ia menunjukkan kepadaku kota yang kudus itu,
Yerusalem, turun dari sorga, dari Allah.
Tentang
penafsiran semacam ini, pencobaan ketiga memungkinkan di mana semua kerajaan
dunia itu hanyalah suatu penglihatan dan kalau Yesus tergoda, Ia bisa langsung
sujud menyembah setan pada saat itu juga di padang gurun. Tetapi keberatannya adalah
bagaimana dengan pencobaan kedua? Jika godaan untuk meloncat dari bubungan Bait
Allah hanyalah sebuah penglihatan, lalu seandainya Yesus memang tergoda, Ia
lalu mau meloncat dari mana? Toh saat itu Dia tidak berada di bubungan Bait
Allah.
c.
Ada yang berpandangan bahwa ini benar-benar
terjadi.
Jadi iblis
memang benar-benar membawa Yesus dari padang
gurun ke bubungan Bait Allah dan selanjutnya ke sebuah gunung yang tinggi.
Dasar dari penafsiran ini adalah secara eksplisit memang dikatakan iblis
membawa Yesus. Tidak ada indikasi bahwa hal itu terjadi dalam pikiran Yesus,
atau pun itu adalah sebuah penglihatan.
Mat 4:5,8 –
(5) Kemudian Iblis membawa-Nya ke
Kota Suci dan menempatkan Dia di bubungan Bait Allah (8) Dan Iblis membawa-Nya pula ke atas gunung
yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia
dengan kemegahannya
Tetapi
keberatan terhadap pandangan ini adalah :
1.
Sukar terbayangkan Yesus betul-betul pergi bersama-sama
/ jalan-jalan dengan setan.
2.
Tidak ada gunung yang cukup tinggi untuk bisa melihat
seluruh kerajaan dunia.
3.
Semua kerajaan dunia ini dilihat Yesus dalam sekejap
mata.
Luk 4:5 -
Kemudian ia membawa Yesus ke suatu tempat yang tinggi dan dalam sekejap mata ia memperlihatkan kepada-Nya semua
kerajaan dunia.
Dari ketiga
pandangan ini, yang manakah yang anda setujui?
Setelah memikirkan dasar dari 3
pandangan ini disertai dengan keberatan-keberatan yang diajukan untuk setiap
pandangan, saya memilih pandangan kedua dan ketiga digabungkan atau sama-sama
terjadi. Jadi mula-mula iblis memang membawa Yesus ke atas gunung yang tinggi,
memperlihatkan kepada-Nya semua yang bisa dilihat dari gunung itu, lalu setelah
itu iblis memberikan tambahan penglihatan mengenai “seluruh kerajaan dunia dengan segala kemegahannya” kepada Yesus
sehingga itu benar-benar merupakan tawaran yang sangat menggoda.
Matthew Henry – Ke sinilah Yesus dibawa untuk mendapatkan suatu
pemandangan yang luas,…Setelah itu mungkin saja Ia melihat beberapa
dari antara kerajaan-kerajaan yang terletak di sekitar Yudea, walaupun bukan kemegahannya.
Namun, tidak diragukan lagi bahwa di dalam semuanya ini terdapat tipu
muslihat dan khayalan yang diciptakan iblis. Boleh
jadi apa yang ditunjukkan iblis kepada-Nya itu hanyalah sebuah awan-awan di
udara, yang bisa saja dirangkai dan dibentuk oleh si penipu ulung itu dengan
mudah. Dengan cara ini iblis menampilkan kemegahan dan penampilan hebat para
raja dengan semarak; jubah dan mahkota mereka, para pengikut, perlengkapan dan
para pengawal; kemegahan singgasana, istana dan gedung mewah di kota-kota,
berbagai taman dan ladang di daerah pedesaan, termasuk berbagai bentuk
kekayaan, kenikmatan, dan kesenangan. (Injil Matius 1-14, hal.
117)
Kalau memang iblis
sungguh-sungguh membawa Yesus ke gunung yang tinggi, lalu bagaimana dengan
keberatan-keberatan di atas?
1.
Kalau dikatakan bahwa sukar dibayangkan jika Yesus bisa
pergi / jalan-jalan bersama setan, menurut saya hal itu seharusnya ini tidak
aneh kalau kita mengerti bahwa sebenarnya Yesus sendiri yang membiarkan
diri-Nya dibawa setan dalam rangka pencobaan itu. Kalau mau dianggap aneh, ini
sama anehnya dengan Mat 4:1 di mana Roh membawa Yesus ke padang gurun untuk dicobai iblis. Jadi
bukannya Yesus tidak mau pergi lalu iblis mempunyai kuasa untuk membawa Yesus
ke sana. Yesus
sendiri di dalam perendahan-Nya membiarkan diri-Nya di bawa ke Bait Allah
maupun gunung yang tinggi untuk dicobai.
John Gill – Hal ini dilakukan,
bukan dengan suatu cara penglihatan, tetapi benar-benar dan sungguh-sungguh.
Setan, dengan izin ilahi dan dengan persetujuan dari Kristus, yang menunjukkan
penghinaan yang besar dan sikap merendahkan, memiliki kekuasaan atas tubuh-Nya,
untuk memindahkan-Nya dari satu tempat ke tempat yang lain, sama seperti Roh
Tuhan melarikan Filipus (Kis 8:39)…..”
Kis 8:39 - Dan
setelah mereka keluar dari air, Roh
Tuhan tiba-tiba melarikan Filipus dan sida-sida itu tidak melihatnya
lagi. Ia meneruskan perjalanannya dengan sukacita.
2.
Kalau dikatakan bahwa tidak ada gunung yang cukup
tinggi darimana bisa melihat seluruh kerajaan dunia, menurut saya persoalannya
terletak pada apakah kata-kata “seluruh
kerajaan dunia” itu berarti hurufiah atau tidak. Jika memang itu berarti
hurufiah, memang benar tidak ada gunung di dunia ini darimana orang bisa
melihat seluruh kerajaan dunia. Tetapi kata-kata itu tidak harus diartikan
secara hurufiah bukan? Bisa saja itu adalah gaya bahasa hiperbola atau kadang-kadang kata
“dunia” dipakai tidak dalam arti seluruh dunia secara hurufiah. Bandingkan :
Luk 2:1 - Pada
waktu itu Kaisar Agustus mengeluarkan suatu perintah, menyuruh mendaftarkan
semua orang di seluruh dunia.
Dikatakan
bahwa Kaisar Agustus mengadakan sensus di seluruh dunia tetapi jelas bahwa
tidak seluruh dunia dalam arti sesungguhnya mengikuti sensus ini bukan? “Dunia”
dalam ayat itu hanya berarti sebagian kecil dari dunia yakni kekaisaran Romawi.
Nah, jika demikian mengapa ini tidak bisa terjadi dalam Mat 4:8 ini? Jadi Yesus
hanya melihat sebagian wilayah dari atas gunung itu tetapi lalu dikatakan
“seluruh kerajaan dunia”.
3.
Keberatan ketiga bahwa iblis “dalam sekejap mata” memperlihat seluruh kerajaan dunia kepada
Yesus, tidak menjadi masalah karena pada bagian ini iblis lalu memberikan
tambahan penglihatan setelah Yesus berada di atas gunung. Perhatikan gambar
berikut yang menunjukkan bahwa setelah Yesus dibawa ke atas gunung dan melihat
semua wilayah yang bisa dilihat dari sana,
iblis selanjutnya memberikan penglihatan kepadanya tentang segala kemegahan
dunia itu dalam sekejap mata.
Jika memang ini sungguh-sungguh
terjadi, kira-kira iblis membawa Yesus ke gunung mana? Jika kita menganalisanya
dari sisi geografis di mana Yesus dibaptis di sungai Yordan lalu dicobai di padang gurun Jeshimon, maka gunung tinggi yang ada di
sekitar wilayah itu (sungai Yordan dan padang
gurun Jeshimon) adalah gunung Pisga.
Bil 21:20 - dari Bamot ke lembah yang di daerah Moab, dekat puncak gunung Pisga yang menghadap Padang Belantara (KJV : Jeshimon)
Bil 21:20 - dari Bamot ke lembah yang di daerah Moab, dekat puncak gunung Pisga yang menghadap Padang Belantara (KJV : Jeshimon)
Ul 3:17 - selanjutnya
Araba-Yordan dan sungai Yordan
dengan daerah pinggirnya, mulai dari Kineret sampai ke Laut Araba, yakni Laut
Asin di kaki lereng gunung Pisga
ke arah timur.
Ul 3:27 - Naiklah ke puncak gunung Pisga dan layangkanlah pandangmu ke barat, ke utara,
ke selatan dan ke timur dan lihatlah baik-baik, sebab sungai Yordan ini tidak akan kauseberangi.
Berikut ini adalah gambar gunung
Pisga itu.
Gunung Pisga ini sama dengan
gunung Nebo tempat Musa naik ke sana
dan melihat tanah perjanjian. Dan memang gunung ini cukup tinggi untuk melihat
seluruh wilayah sekitarnya.
Ul 34:1-3 – (1) Kemudian naiklah
Musa dari dataran Moab ke atas gunung
Nebo, yakni ke atas puncak Pisga, yang di tentangan Yerikho, lalu TUHAN
memperlihatkan kepadanya seluruh
negeri itu: daerah Gilead sampai ke kota Dan, (2) seluruh Naftali,
tanah Efraim dan Manasye, seluruh tanah Yehuda sampai laut sebelah barat, (3)
Tanah Negeb dan lembah Yordan,
lembah Yerikho, kota pohon korma itu, sampai Zoar.
Kemungkinan besar ke atas gunung
Pisga inilah Yesus dibawa oleh iblis untuk dicobai.
Kita tinggalkan dulu persoalan
itu dan sekarang kita akan membahas pencobaan yang ketiga ini. Ada beberapa hal yang akan
kita bahas :
I.
PENCOBAAN
SETAN.
Mari
perhatikan sekali lagi teks kita :
Mat 4:8-9 –
(8) Dan Iblis membawa-Nya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan
memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya, (9) dan
berkata kepada-Nya: "Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud
menyembah aku."
Tadi kita
sudah bahas persoalan “Iblis membawa-Nya
pula ke atas gunung yang sangat tinggi….”. Di atas gunung ini ia
memperlihatkan semua kerajaan dunia dan kemegahannya kepada Yesus lalu mulai
melancarkan serangannya : "Semua itu
akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku." Dalam
versi Lukas, kata-katanya lebih panjang dan lebih menarik :
Luk 4:6-7 –
(6) Kata Iblis kepada-Nya: "Segala kuasa itu serta kemuliaannya akan
kuberikan kepada-Mu, sebab semuanya
itu telah diserahkan kepadaku dan aku memberikannya kepada siapa saja yang
kukehendaki. (7) Jadi jikalau Engkau menyembah aku, seluruhnya itu akan
menjadi milik-Mu."
Mungkin kita
perlu memikirkan apakah kata-kata setan yang saya garisbawahi itu benar atau
tidak? Ingat bahwa setan itu licik sehingga kadang-kadang yang dia katakan itu
salah tapi kadang-kadang benar juga.
- Ada yang mengatakan bahwa kata-kata setan di sini benar.
Alasannya
adalah Paulus memang menyebut setan demikian.
Efs 2:2 –
“….kamu mentaati penguasa kerajaan
angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang
durhaka.
Efs 6:12 -
karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan
penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini,
melawan roh-roh jahat di udara.
Yohanes juga
menyebut setan demikian
1 Yoh 5:19 -
Kita tahu, bahwa kita berasal dari Allah dan seluruh dunia berada di bawah kuasa si jahat.
Yesus sendiri
tidak membantah kata-kata setan itu tetapi lebih dari itu Ia sendiri pernah
berkata bahwa setan adalah penguasa dunia.
Yoh 12:31 -
Sekarang berlangsung penghakiman atas dunia ini: sekarang juga penguasa dunia ini akan
dilemparkan ke luar
Yoh 14:30 -
Tidak banyak lagi Aku berkata-kata dengan kamu, sebab penguasa dunia ini datang dan ia tidak berkuasa sedikit pun
atas diri-Ku.
Yoh 16:8,11 –
(8) Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan … (11) penghakiman,
karena penguasa dunia ini
telah dihukum.
- Ada yang mengatakan bahwa kata-kata setan di sini tidak benar/penipuan.
Alasannya
adalah Ef 2:2; 6:12; 1 Yoh 5:19; hanya menunjukkan bahwa setan punya
kuasa / pengaruh yang besar di dunia, khususnya di antara orang yang tidak
percaya. Juga Dalam Yoh 12:31; 14:30; 16:11 Yesus memang menyebut Iblis
sebagai ‘penguasa dunia’, tetapi ini tidak dalam arti mutlak. Perhatikan
kata-kata yang saya garisbawahi : “dilemparkan
ke luar”, “ia tidak berkuasa sedikit pun atas diri-Ku” dan “telah dihukum”.
Yoh 12:31 -
Sekarang berlangsung penghakiman atas dunia ini: sekarang juga penguasa dunia ini akan dilemparkan ke luar
Yoh 14:30 -
Tidak banyak lagi Aku berkata-kata dengan kamu, sebab penguasa dunia ini datang dan ia tidak berkuasa sedikit pun atas diri-Ku.
Yoh 16:8,11 –
(8) Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan … (11) penghakiman,
karena penguasa dunia ini telah dihukum.
Semua itu
menunjukkan bahwa kuasa iblis tidaklah mutlak. Yesus sendiri berkali-kali
mengusir setan. Lalu dalam Mazmur 2 ditunjukkan bahwa Allah / Yesuslah yang
berkuasa. Dan setan memang dikenal sebagai pendusta (Yoh 8:44). Jadi, penguasa
/ pemilik alam semesta adalah Allah dan bukan setan!
Maz 24:1 - “…TUHANlah
yang empunya bumi serta segala isinya, dan dunia serta yang diam di dalamnya.
Dan Allah
tidak pernah kehilangan kontrol atas seluruh alam semesta!
Maz 103:19
- TUHAN sudah menegakkan takhta-Nya di
sorga dan kerajaan-Nya berkuasa atas segala sesuatu”.
Dari semua ini
bisa disimpulkan bahwa dalam menggoda, setan sering berdusta. Karena itu,
hati-hati dengan dusta setan yang menawarkan hal-hal yang indah kepada saudara!
Setelah
mengatakan kalimat demikian, setan lalu menawarkan semua kemegahan itu kepada
Yesus dengan 1 syarat, Yesus mau sujud menyembahnya. Lalu apa sebenarnya tujuan
setan melalui pencobaan ini? Sudah dijelaskan bahwa dalam pencobaan pertama
setan mencobai Yesus untuk tidak percaya kepada Bapa-Nya, dalam pencobaan kedua
ia mencobai Yesus untuk “terlalu percaya” pada Bapa-Nya sehingga lalu mencobai
Bapa-Nya. Tapi dalam 2 pencobaan ini ia gagal menjatuhkan Yesus. Rupanya setan
tahu bahwa ia tidak mungkin menjatuhkan Yesus dengan cara menyuruh Dia tidak
percaya atau menyuruh Dia mencobai Bapa-Nya, dan karena itu di sini setan
datang dengan cara yang lebih halus. Dia tidak lagi berusaha “membenturkan”
Yesus dengan Bapa-Nya sebab itu sudah tidak mungkin. Seolah-olah dia tetap
membiarkan Yesus percaya kepada Bapa-Nya, bergantung kepada bapa-Nya tetapi
pada saat yang sama ia meminta juga hal yang sama dari Yesus bagi diri-Nya
sendiri. Dengan kata lain setan mau berkata kepada Yesus Engkau boleh tetap
percaya kepada Bapa-Mu, tetapi percaya juga kepadaku. Engkau boleh tetap
berharap kepada Bapa-Mu, tetapi berharap jugalah kepadaku. Engkau boleh
melayani Bapa-Mu, tetapi layani juga aku. Engkau boleh menuruti kehendak
Bapa-Mu, tetapi turuti juga kehendakku. Engkau boleh menyembah Bapa-Mu, tetapi
sembahlah aku juga. Nah, di sini kita bisa lihat bahwa setan tidak menggoda
Yesus untuk melawan Bapa-Nya (seperti pada pencobaan pertama dan kedua), ia
justru menggoda Yesus untuk melakukan semacam kompromi/kerja sama.
J.J. de Heer – “….Iblis pada waktu
itu menawarkan semacam kompromi. Yesus tidak perlu "mengutuki"
Allah. Ia boleh tetap mengakui Allah, tetapi di samping itu Ia harus mengakui
Iblis sebagai suatu "penguasa yang besar", yakni dengan jalan
berlutut di hadapannya. (Tafsiran Alkitab Injil Matius, hal.
55).
William Barclay – Yang hendak diucapkan oleh si pencoba adalah hal yang
berikut : "Marilah kita membuat kompromi, marilah kita atur bersama.
Jangan mengajukan tuntutan yang begitu tinggi. Berilah perhatian sedikit saja
kepada hal-hal yang jahat dan yang masih dipertanyakan, maka orang-orang akan
berbondong-bondong mengikutiMu". Ini adalah pencobaan untuk bergandengan
tangan dengan dunia dan bukan untuk menyajikan tuntutan Allah yang tidak kenal
kompromi kepada dunia. Itulah pencobaan untuk maju dengan jalan mundur, untuk
merubah dunia dengan jalan menjadi sama dengan dunia ini. (Pemahaman Alkitab Setiap Hari : Matius 1-10,
hal. 116).
Dalam kompromi
ini masing-masing pihak akan mendapatkan keuntungannya. Iblis disembah (dan
memang ia sangat suka disembah) dengan demikian ia berada di atas Yesus dan ia akan menjadi pemilik tunggal dunia ini.
Matthew
Henry – Karena Iblis tahu bahwa kalau pada suatu waktu ia dapat
bermitra dengan Yesus, maka ia akan segera menjadi pemilik tunggal dunia ini. (Injil Lukas 1-12, hal. 156-157)
Yesus sendiri akan memperoleh kekuasaan yang besar atas
dunia ini, Ia akan mendapatkan banyak pengikut tanpa harus mengalami
penderitaan dan salib, bahkan Ia akan menjadi sangat kaya raya.
Budi Asali – Kalau Yesus
menggunakan cara yang seharusnya, maka Ia harus menderita dan mati disalib baru
bisa mengumpulkan orang-orang untuk datang kepada-Nya. Tetapi dengan cara setan
ini, Ia hanya perlu tunduk kepada setan, dan seluruh dunia akan diberikan
kepada-Nya.
B. J. Boland - Dengan jalan itu tentulah Yesus akan dapat memperoleh
banyak pengikut! Sebab orang-orang nasionalis di kalangan bangsa Yahudi mengharapkan
bahwa Mesias akan menegakkan suatu kerajaan duniawi dan akan memberikan kepada
orang Yahudi kekuasaan atas dunia bangsa-bangsa. Penolakan kompromi itu berarti
bahwa Yesus tidak memilih jalan yang gampang ke arah kehormatan dan kemuliaan
duniawi, tetapi jalan "Hamba Tuhan yang menderita"...”. (Tafsiran
Alkitab Injil Lukas, hal. 97).
Jadi ada semacam “Win-Win
Solution” antara setan dan Yesus. Tentu ini adalah suatu kompromi
yang sangat menguntungkan secara duniawi. Dan kalau saja Yesus menerima tawaran
kompromi dari setan ini maka seluruh pelayanan Yesus akan bersifat
kompromistis. Di satu sisi Ia akan mengajar orang untuk mengikuti Allah, tetapi
pada yang sama Ia tidak bisa menyuruh orang meninggalkan setan. Di satu sisi Ia
akan menyuruh orang untuk hidup benar, tetapi di sini yang lain Ia tidak bisa
mengecam orang yang hidup jahat. Di satu sisi Ia akan menyerukan agar orang
beribadah kepada Allah, tetapi di sisi yang lain Ia tidak bisa menyalahkan para
penyembah berhala apalagi menyuruh mereka berhenti dari penyembahan berhala
itu, dll. Dengan demikian juga agama yang ditawarkan Yesus adalah suatu agama
kompromi. Kompromi antara Tuhan dan setan, kompromi antara gelap dan terang,
kompromi antara kebenaran dan kedurhakaan.
J.J. de Heer - Seandainya Tuhan
Yesus jadi ditolong oleh Iblis, Iblis pun tidak akan melarang Yesus mengajarkan
agama, tetapi tidak dapat tidak agama semacam itu akan menjadi agama
kompromi, yang di dalamnya kemurnian maksud dan tuntutan-tuntutan Allah
adalah samar-samar dan menjadi pudar. (Tafsiran Alkitab Injil Matius, hal.
55).
Inilah tujuan
pencobaan ketiga dari setan! Bahwa pada pencobaan ketiga ini setan tidak
menyuruh Yesus melawan/meninggalkan Bapa-Nya melainkan menawarkan suatu kompromi
di antara keduanya, menurut saya ini adalah pencobaan terberat. Adalah lebih
mudah untuk menolak godaan yang menyuruh kita melawan/meninggalkan Allah secara
terang-terangan / menjadi ateis, tetapi sukar untuk menolak godaan yang
bersifat kompromi di mana kita tidak harus melawan/meninggalkan Allah tetapi
pada saat yang sama kita juga menuruti keinginan-keinginan setan. Setan tahu
akan hal ini dan karena itu ia banyak melakukan serangan seperti ini terhadap
anak-anak Tuhan. Itulah sebabnya ada banyak orang mengikuti Tuhan, tetapi pada
saat yang sama mereka juga mengikuti keinginan-keinginan setan. Ada banyak orang memberi
waktu untuk Tuhan tetapi pada saat yang sama tetap ada waktu untuk setan. Ada banyak orang melayani
Tuhan, tetapi pada saat yang sama tetap menyembah berhala. Ada banyak orang rajin
beribadah, baca Alkitab, berdoa, mengikuti kelas Pelajaran Alkitab, dll (kelihatan rohani sekali) tapi pada
saat yang sama dosa (berzinah, menipu, maki, gosip, fitnah, korupsi, mabok,
dll) juga jalan terus.
Ada sebuah cerita begini. Suatu
malam Pace mabok berat dan tidak pulang rumah. Bapanya mencari dia menemukan
dia sementara tertidur di gereja. Bapanya berkata : “Pace, mengapa kamu mabok berat tapi tidur di gereja”? Karena Pace
biasa rajin membaca Alkitab maka Pace pun menjawab pertanyaan bapaknya secara
Alkitabiah : "Mengapa kamu mencari
Aku? Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?"
(Luk 2:49). Bapanya yang kaget karena
tidak menduga Pace akan menjawab demikian lalu bertanya kepadanya : “memang engkau tuh yang Mesias?” Pace
menjawab : "…Engkau sendiri
mengatakannya" (Luk 23:3). Tiba-tiba mobil patroli berhenti di depan
gereja dan melihat Pace yang mabok berat, polisi pun mengangkut Pace ke mobil
patroli dan membawanya ke kantor Polisi. Pada saat mobil mau berangkat, Pace
pun berseru : “Lihat, saatnya sudah tiba,
bahwa Anak Manusia diserahkan ke tangan orang-orang berdosa. (Mat 26:45).
Cerita
ini memperlihatkan bahwa Pace begitu hafal ayat-ayat Kitab Suci. Tetapi pada
saat yang sama ia tetap dalam dosa kemabukannya. Inilah contoh dari kompromi
yang ditawarkan setan. Demikian juga ada banyak orang yang mau kompromi dengan
dosa/setan, asal saja mereka bisa mendapatkan keuntungan yang besar dan cepat
seperti korupsi, mencuri, menyogok, atau bahkan memakai kuasa gelap untuk cepat
sukses dan kaya. Apakah saudara juga seringkali berada dalam kompromi-kompromi
seperti ini? Ingatlah bahwa di balik setiap kompromi antara kebenaran dan dosa
ada setan di balik itu.
Bukan
hanya dalam soal hidup pribadi setan menyerang kita untuk berkompromi, bahkan
dalam hal agama sekalipun, setan menawarkan kompromi sehingga lalu muncul agama
kompromi. Apa yang saya maksudkan dengan agama kompromi? Itu adalah agama
pluralisme yang menolak adanya 1 agama yang benar dan lalu menerima sebagai
kebenaran semua paham dari agama-agama yang ada. Inilah agama yang dipopulerkan
dan dipublikasikan oleh banyak pendeta dan teolog liberal. Agama pluralisme ini
sebenarnya berakar dari filsafat post
modernism yang lalu melahirkan paham relativisme yang meragukan adanya
kebenaran yang mutlak/obyektif. Yang ada hanyalah kebenaran yang bersifat
relatif, apa yang benar menurut anda belum tentu benar menurut saya. Jadi
kebenaran itu tergantung pada orang, pada tempat dan pada situasi
tertentu. Paham relativisme ini lalu
merambah ke dunia agama di mana orang berpendapat bahwa apa yang benar menurut
suatu agama belum tentu benar menurut agama yang lain. Masing-masing pemeluk
agama meyakini bahwa agama yang dianutnyalah yang benar. Dan karena itu tidak
ada yang namanya kebenaran obyektif. Semuanya relatif! Paham ini lalu akhirnya
melahirkan apa yang disebut sebagai “Teologia
Religinium” (Teologia Agama-Agama) dengan spirit pluralisme yang lalu
berpandangan bahwa tidak boleh ada 1 agama pun yang menganggap dirinya paling
benar. Semua agama harus dianggap sama benar!
Esra Alfred Soru – Pluralisme agama menyatakan bahwa
kebenaran adalah milik bersama. Semua agama punya inti atau esensi yang
sama.… Troeltsch...berpendapat : Semua agama, termasuk Kristen, selalu
mengandung elemen kebenaran dan tidak satu agama pun yang memiliki kebenaran
mutlak. Konsep ketuhanan di muka bumi ini beragam dan tidak tunggal….John Hick...mengajarkan bahwa : hakikat dan keselamatan bukanlah monopoli satu agama tertentu,
melainkan semua agama juga menyimpan hakikat yang mutlak dan sangat agung. Maka
dari itu, menjalankan program masing-masing agama bisa menjadi sumber
keselamatan’…Pluralisme ini menolak adanya satu agama atau pandangan umum
mana pun yang menyatakan hanya dirinya yang benar. Pluralisme ini berpendapat
bahwa semua agama dan ajaran harus dianggap sama benarnya….Tidak ada agama yang berhak menyatakan
dirinya baik atau benar sedangkan yang lain salah." Semua agama
adalah jalan kepada sang Realitas Agung, masing-masing memiliki jalan dan
caranya sendiri-sendiri. Semua orang dari semua agama diharapkan mengakui
kebenaran agamanya sebagai yang mutlak bagi dirinya sendiri, namun relatif bagi
agama lain. Begitu juga, kebenaran dan keselamatan agama lain adalah mutlak
bagi pemeluknya, namun relatif bagi agama kita.…Karena itu, semua agama telah
memiliki jalan keselamatan masing-masing. Semua agama adalah jalan menuju
kepada Realitas Tertinggi, dengan caranya masing-masing…Intinya, kaum
pluralis berusaha keras untuk mengembangkan "ajaran baru" yang
menurut mereka bisa diterima agama-agama lain di mana mereka menyatakan bahwa
semua agama sama benarnya, sama absahnya dan karenanya tidak boleh ada agama
yang menyatakan diri paling benar. Teologi
agama-agama ini mereka sebut sebagai Teologi
Religionum…Organisasi PGI menerima dengan bulat Teologi Religionum ini dan para teolog Kristen juga mempopulerkan
“ajaran baru” ini di antaranya adalah Dr. Eben Nuban Timo. Dalam opininya di
harian Pos Kupang, 29 Nov
2002 dengan judul “Dua Muka Dari Agama” Dr. Eben Nuban Timo berkata : Saya menjadi lebih malu lagi jika
berpendirian bahwa ada agama tertentu paling sempurna sedangkan agama lain
tidak. (hal. 4). Menganggap diri
sebagai yang paling benar, paling sempurna dan paling dekat dengan Allah adalah
bahaya lain yang datang dari agama. Agama Kristen mengklaim diri sebagai
satu-satunya distributor keselamatan berdasarkan Johanes 14:6. Salus extra ecclesian non est (di luar gereja tidak ada keselamatan). Ini
motto yang masih laku di kalangan orang Kristen….(Ibid). Dr. Nuban Timo melanjutkan : Benarkah anggapan bahwa agama yang saya anut adalah yang paling benar
sedangkan agama sesama saya adalah superstition? Bagi saya berpikir seperti itu
sama dengan menyembah berhala karena ada upaya menyamakan agama dengan Allah,
menyetarakan nafsu manusia dengan Firman Allah. (Ibid). Akhirnya Dr. Nuban
Timo menyimpulkan : “Kenyataan pluralitas
agama mengandaikan adanya keragaman aspek kebenaran yang dipahami dan diterima
manusia. … Inilah “Pluralisme Agama”, suatu paham, suatu “ajaran baru”,
yang menganggap bahwa kebenaran ada dalam semua agama dan karenanya tidak ada
satu agama pun termasuk Kristen yang adalah agama yang paling benar. Menganggap
agama sendiri paling benar adalah sesuatu yang memalukan, minimal bagi seorang
Dr. Eben Nuban Timo. (‘Pluralisme
Agama : Sebuah Ajaran Baru’, Opini Timex, 26 Januari 2006).
Jadi tidak
peduli agama itu mau menyembah apa, mau berpandangan seperti apa, mau
mengajarkan apa, yang penting semuanya dianggap benar. Ini sebenarnya pandangan
yang tidak masuk di akal karena jika memang tidak ada kebenaran yang mutlak,
lalu apakah pandangan yang mengatakan tidak ada kebenaran yang mutlak itu
mutlak atau tidak? Jika tidak mutlak, berarti belum tentu benar. Kalau mutlak,
berarti teorinya salah karena mengatakan tidak ada yang mutlak. Juga mana
mungkin semua agama sama-sama benar sedangkan klaim-klaim agama itu bukan hanya
saling berbeda tetapi juga saling bertentangan. Mungkinkah semua yang
bertentangan itu dianggap sama-sama benar? Simaklah apa yang dikatakan R.C. Sproul berikut ini :
R.C. Sproul - Bagaimana mungkin Budhisme benar jika ia
menyangkal adanya Allah yang bersifat pribadi dan pada saat yang bersamaan
Kekristenan juga benar padahal Kekristenan menegaskan adanya Allah yang
bersifat pribadi ? Mungkinkah ada Allah yang bersifat pribadi dan Allah
yang tidak bersifat pribadi pada saat yang sama dalam hubungan yang sama ?
Mungkinkah Yudaisme Ortodoks yang menyangkal hidup setelah kematian benar dan
Kekristenan yang menyatakan adanya hidup setelah kematian juga benar ?
Mungkinkah agama Islam klasik yang mendukung pembunuhan orang kafir memiliki
etika yang benar dan pada saat yang bersamaan etika Kristen untuk mengasihi
musuh juga sama benarnya?’ Hanya ada 2 cara
untuk mempertahankan absahnya semua agama. Pertama, dengan mengabaikan
kontradiksi yang jelas antara agama-agama tersebut dan bersikap tidak rasional;
kedua, dengan menganggap kontradiksi yang ada sebagai masalah yang tidak
penting. Pendekatan
yang kedua melibatkan kita dengan proses reduksionisme yang sistematis.
Reduksionisme menghilangkan dari masing-masing agama unsur-unsur yang dianggap
vital oleh para pengikut agama itu sendiri dan mengurangi nilai agama menuju
persamaan yang bersifat umum. Perbedaan antar agama dikaburkan dan diperlemah
untuk mendukung terjadinya perdamaian dalam agama” (Mengapa Percaya , hal. 29-30).
Berarti di
sini paham pluralisme adalah suatu bentuk kompromi demi mencapai perdamaian
dengan mengorbankan kebenaran. Tidakkah ini adalah model agama yang ditawarkan
setan? Kiranya ini membuat mata kita terbuka untuk bisa melihat perwujudan dari
pekerjaan setan dalam hidup kita setiap hari dalam bentuk kompromi-kompromi.
II.
JAWABAN
YESUS.
Lalu bagaimana
reaksi Yesus terhadap tawaran setan ini?
Mat 4:10 -
Maka berkatalah Yesus kepadanya: "Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis:
Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau
berbakti!"
Jadi
pertama-tama Yesus mengusir iblis ini. Ini menunjukkan Yesus lebih besar dari
setan. Yesus lalu berkata “Ada tertulis”. Sekali
lagi kita melihat bahwa Yesus menggunakan Firman Tuhan sebagai senjata untuk
menghadapi setiap serangan setan. 3 kali pencobaan selalu dihadapi-Nya dengan “Ada
tertulis”. Ia benar-benar berpegang pada Firman Allah. Ayat yang dikutip
Yesus ini ada dalam Ul 6:13 dan Ul 10:20.
Ul 6:13 -
Engkau harus takut akan TUHAN, Allahmu; kepada Dia haruslah engkau beribadah
dan demi nama-Nya haruslah engkau bersumpah.
Ul 10:20 -
Engkau harus takut akan TUHAN, Allahmu, kepada-Nya haruslah engkau beribadah
dan berpaut, dan demi nama-Nya haruslah engkau bersumpah.
Hanya saja
dalam kutipan ini Yesus menambahkan kata “hanya”
dan kata “haruslah” Ia ganti dengan
kata “sajalah”. Jadi Yesus
mengeksplisitkan apa yang bersifat implisit di dalam Ul 6:13 dan Ul 10:20.
Lihat perbandingannya di sini :
Tadi kita
sudah melihat bahwa setan menawarkan kompromi kepada Yesus, tapi dengan
mengutip ayat ini yang mengatakan “Hanya
kepada Dia sajalah engkau berbakti” Yesus menolak tawaran kompromi dari
setan itu dan menekankan betapa eksklusifnya penyembahan kepada Allah. Setan
selalu menawarkan kompromi, tetapi Allah sama sekali tidak ingin adanya
kompromi. Bandingkan :
Yos 24:15 -
Tetapi jika kamu anggap tidak baik untuk beribadah kepada TUHAN, pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu
akan beribadah; allah yang kepadanya nenek moyangmu beribadah di
seberang sungai Efrat, atau allah orang Amori yang negerinya kamu diami ini….”
1 Raj 18:21 –
“…"Berapa lama lagi kamu berlaku timpang dan bercabang hati? Kalau TUHAN itu Allah, ikutilah Dia, dan
kalau Baal, ikutilah dia." …”
Benar bahwa
Allahlah dan hanya Allahlah yang boleh kita sembah dan kepada-Nya kita
berbakti. Karena itu kita tidak boleh menyembah apa pun / siapa pun selain Allah
seperti :
·
Menyembah setan. Misalnya dalam kalangan gereja
setan.
·
Menyembah berhala (Kel 20:4-6).
Kel 20:4-6 –
(4) Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apa pun yang ada di langit di
atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi.
(5) Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku,
TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa
kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang
yang membenci Aku, (6) tetapi Aku menunjukkan kasih setia kepada beribu-ribu
orang, yaitu mereka yang mengasihi Aku dan yang berpegang pada
perintah-perintah-Ku.
·
Menyembah malaikat.
Malaikat yang
benar pasti akan menolak dismebah (Wah 19:10; 22:8-9). Jadi kalau ada malaikat
yang mau disembah, itu pasti adalah setan yang menyamar sebagai malaikat terang
(2 Kor 11:14).
·
Menyembah manusia.
Ini termasuk
sungkem dan paikwi kepada orang tua / kakek / nenek. Memang dalam Perjanjian
Lama ada banyak penyembahan yang dilakukan terhadap manusia seperti raja, nabi
dan sebagainya. Tetapi ingat bahwa pada zaman Perjanjian Lama kata-kata Yesus
dalam Mat 4:10 ini belum diucapkan. Ul 6:13 memang sudah ada, tetapi ingat
bahwa dalam Ul 6:13 kata ‘hanya’ itu tidak ada. Baru pada waktu Yesus
mengutipnya dalam Mat 4:10 kata ‘hanya’ itu ditambahkan. Jadi sejak Mat 4:10 itu diucapkan, tidak
boleh lagi ada penyembahan terhadap manusia, sekalipun motivasi / tujuannya
hanya untuk penghormatan. Ini terlihat dengan jelas misalnya dalam Kis 10:25-26
di mana Petrus menolak penyembahan dari Kornelius, sekalipun jelas bahwa
Kornelius bukan menyembahnya sebagai Allah, tetapi hanya sekedar sebagai
penghormatan saja.
Kis 10:25-26 –
(25) Ketika Petrus masuk, datanglah Kornelius menyambutnya, dan sambil tersungkur di depan kakinya, ia
menyembah Petrus. (26) Tetapi Petrus menegakkan dia, katanya:
"Bangunlah, aku hanya manusia saja."
Baca juga :
Kis 14:14-18.
·
Menyembah orang mati.
Orang mati di
sini termasuk orang tua atau nenek moyang kita, Bunda Maria, dan “orang-orang
suci” lainnya. Secara khusus tentang penyembahan Maria ini, orang Katolik
berargumentasi bahwa mereka tidak menyembah Maria. Mereka hanya menghormati
Maria saja. Tetapi ini tetap salah. Simak tulisan saya berikut ini yang adalah
debat saya dengan seorang pemimpin Katolik (Romo Geradus Duka) yang dimuat di
koran Timex :
Esra Alfred Soru – Selain itu saya juga ingin mengajak Pak Geradus untuk menyimak Kis 10:25-26: “Ketika Petrus masuk, datanglah Kornelius
menyambutnya, dan sambil tersungkur di depan kakinya, ia menyembah Petrus. Tetapi Petrus menegakkan dia, katanya: "Bangunlah, aku hanya manusia saja."
Pak Geradus yang terkasih, ayat ini jelas mengatakan bahwa Kornelius menyembah Petrus. Apakah menurut
Pak Geradus Kornelius sedemikian tolol sehingga menganggap Petrus adalah Allah
dan ia menyembahnya? Saya kira tidak! Kornelius hanya ingin menunjukkan rasa
hormatnya saja kepada Petrus dan itu ia lakukan dengan cara menyembahnya.
Tetapi bagaimana reaksi Petrus? Menerimanya sebagai penghormatan belaka?
Ternyata tidak! Petrus berkata "Bangunlah,
aku hanya manusia saja." Perhatikan bahwa sekalipun yang ada di pikiran
Kornelius adalah penghormatan namun praktek yang ia lakukan adalah penyembahan.
Petrus menolak ini dengan mengatakan “aku
hanya manusia” karena bagi Petrus tindakan seperti itu hanya boleh
dilakukan terhadap Allah sebagaimana kata Mat 4:10 : “… Engkau harus menyembah
Tuhan, Allahmu, dan hanya
kepada Dia sajalah engkau berbakti!".
Jadi di mata Petrus tetap adalah
sebuah kesalahan jika seseorang dalam prakteknya sujud menyembah yang bukan
Allah sekalipun yang ada di dalam pikiran dan niatnya adalah sekedar
penghormatan. Maafkan saya temanku, tapi tidakkah tindakan Kornelius
terhadap Petrus itu sama dengan tindakan orang Katholik terhadap Maria?
Tidakkah dalam teori dan dogmanya gereja Katholik mengatakan tidak menyembah
Maria melainkan hanya menghormatinya (hyperdulia)
padahal dalam prakteknya menyembahnya seperti yang dilakukan Kornelius pada
Petrus? Jika Petrus menolak praktek seperti itu dan menganggap hal itu hanya
boleh dilakukan pada Allah, lalu kira-kira bagaimana sikap Maria sendiri
terhadap praktek orang Katholik yang sujud di bawah patungnya? Kalau Maria
tidak menolaknya maka saya yakin itu bukan Maria yang diceritakan dalam Kitab
Suci. Kalau itu Maria yang diceritakan Kitab Suci maka saya yakin seandainya ia
bisa berbicara, ia mungkin akan mengatakan Kalimat yang kurang lebih seperti
yang dikatakan Petrus kepada Kornelius : "Bangunlah,
aku hanya manusia saja." Ini
pendapat saya. Mohon tanggapan Pak Geradus! (“Maria : Antara Dogma Gereja dan
Kesaksian Alkitab”, Opini Timex, 7 Januari 2008)
·
dll.
Semua
penyembahan kita hanya ditujukan kepada Allah saja.
Matthew Henry – Perhatikanlah, penyembahan kita hanya boleh ditujukan kepada
Allah semata dan tidak boleh dipersembahkan kepada makhluk lain, karena
penyembahan merupakan bunga mahkota yang tidak boleh diabaikan. Penyembahan itu
merupakan ranting kemuliaan Allah yang tidak
akan diberikan-Nya kepada siapa pun. Ia hanya memberikannya kepada
Anak-Nya sendiri, yaitu, dengan mewajibkan umat manusia menghormati Anak sama
seperti mereka menghormati Bapa, karena Sang Anak tersebut juga
Allah, setara dengan Bapa-Nya dan satu dengan-Nya. (Injil Matius 1-14, hal.
122)
Di samping itu
kita juga harus berwaspada dan menolak setiap tawaran kompromi dengan
dosa/ketidakbenaran (di pekerjaan, kantor, proyek, politik, pemerintahan,
pelayanan, dll) walaupun itu mungkin sangat menguntungkan kita secara materi.
Pulpit Commentary - “Never to associate with wicked men for the
attainment of good ends” (Jangan pernah bergabung dengan orang-orang jahat
untuk mencapai tujuan yang baik).
- AMIN -
No comments:
Post a Comment