F O K U S

Nabi Daud Tentang Siapakah Kristus

Ia Adalah Seorang Nabi Dan Ia Telah   Melihat Ke Depan Dan Telah Berbicara Tentang Kebangkitan Mesias Oleh: Blogger Martin Simamora ...

Showing posts with label Politik. Show all posts
Showing posts with label Politik. Show all posts

0 Tak Diharapkan Namun Begitu Manis & Cerdas Dirancangkan Manusia

Oleh: Martin Simamora & 'Martin's Political Thought"

Ketika Apakah Akan Perang Atau Damai Diandalkan Di Tangan Manusia - Manusia Fana Yang Fasih Mengepalkan Tinju Ketika Bahaya Mengancam

kredit: inserbia.info

Mendengarkan amsal latin yang berbunyi Si vis pacem, para bellum  yang bermakna “If you want peace, prepare for war” atau “jika anda menginginkan damai, bersiaplah untuk perang?” Bagaimana bisa perang dan damai adalah sebuah pasangan yang harus hadir dalam perimbangan yang harus benar-benar dilakukan? Apa yang harus diperhatikan adalah, amsal ini bukan lahir dari sebuah moralitas putih nan suci tetapi lahir dari realitas dunia manusia yang sejak awal belajar bagaimanakah kedamaian bisa ditegakan dengan perang dan dipelihara dengan membangun kekuatan  militer yang terhormat. Negara Kesatuan Republik Indonesia, sejak pemerintahan presiden Soesilo Bambang Yudhoyono, misalnya telah mencanangkan agar kekuatan militer kita harus memenuhi Minimum Essential Force (MEF), sebagaimana dapat ditelusuri pada “Pidato Presiden RI Pada Penyampaian RUU APBN 2015 Beserta Nota Keuangannya di Depan Rapat Paripurna DPR-RI, Jakarta, 15 Agustus 2014.” 

Apakah yang hendak ditunjukan melalui amsal latin tersebut? Hanya ada satu: damai yang diupayakan dunia ini, tidak akan pernah eksis sehingga menciptakan sterilisasi segala rupa dan skala perang di setiap titik dunia ini. Faktanya, damai dalam segala perwujudannya harus berkompetisi  keras dalam gagasan-gagasan, anggaran-anggaran dan  berbagai riset pengembangan berbagai rupa persenjataan pembunuh masal yang kian cerdas dan kian efektif melahirkan kematian, sekalipun semua manusia berlindung di dalam bunker-bunker atau kosntruksi-konstruksi beton dan baja yang sangat kokoh dan tebal perlindungan manusia, untuk menahan hantaman bom atau rudal-rudal pintar yang menyasar jiwa-jiwa manusia.

Mengapa demikian konsep damai yang dioperasikan dan diyakini bersama-sama oleh semua umat manusia warga negara-negara bumi ini? Perlu diketahui bahwa si vis pacem, para belum hanyalah penggalan dari [lihatlah sejenakTHE ORIGINS OF WARdan untuk bacaan lebih seriusTHE REASONS FOR WARS”  danWAR AND PEACE- LEO TOLSTOY”] “Qui desiderat pacem, bellum praeparat; nemo provocare ne offendere audet quem intelliget superiorem esse pugnaturem" atau “Whosoever desires peace prepares for war; no one provokes, nor dares to offend, those who they know know to be superior in battle” atau “siapapun yang mendambakan damai bersiaplah untuk perang, tidak ada yang mencari gara-gara,  atau tidak juga ada yang berani berlaku kurang ajar pada mereka yang tahu tahu untuk menjadi superior dalam pertempuran.” Tak mengherankan bahwa Yesus Sang Mesias telah mempersiapkan para muridnya untuk  mengajarkan kepada generas-generasi berikutnya dan menghadapi perkembangan dunia di masa depan, atau di dunia yang lebih maju kelak. 

Apakah yang dikatakan Yesus terkait natur damai yang diyakini oleh  pada umumnya (sebab ada beberapa negara tidak memiliki angkatan bersenjatanya sendiri) semua negara? 


Mari kita mendengarkannya:

0 Berdoalah, Bukan Mengutuki

Oleh: Martin Simamora & "Martin's Political Thought" 

Karena Celakalah Bangsa yang Sarat dengan Kesalahan

(Karena Ketika Allah Sudah Memalingkan Mukanya Dari Sebuah Bangsa Maka Tak Ada Lagi Doa Yang Dapat Menghapus Murka-Nya)


Bagaimanakah kondisi manusia kepada sesamanya manusia, pada hakikatnya? Bagaimana studi politik memandang natur manusia itu termasuk dalam panggung politik?  

Mengenai ini, saya ingin mengutip pandangan 2 tokoh yang dikenal baik dalam studi-studi politik, mereka adalah: David Hume dan Thomas Hobbes.  David Hume seorang sejarawan dan filsuf Skotlandia,  mengacu pada karyanya “Essays: Moral, Political, And Literary” yang berkata begini:

ESSAY VI. OF THE INDEPENDENCY OF PARLIAMENT
Political writers have established it as a maxim, that, in contriving any system of government, and fixing the several checks and controuls of the constitution, every man ought to be supposed a knave, and to have no other end, in all his actions, than private interest. By this interest we must govern him, and, by means of it, make him, notwithstanding his insatiable avarice and ambition, co-operate to public good. Without this, say they, we shall in vain boast of the advantages of any constitution, and shall find, in the end, that we have no security for our liberties or possessions, except the good-will of our rulers; that is, we shall have no security at all.
It is, therefore, a just political maxim, that every man must be supposed a knave: Though at the same time, it appears somewhat strange, that a maxim should be true in politics, which is false in fact. But to satisfy us on this head, we may consider, that men are generally more honest in their private than in their public capacity, and will go greater lengths to serve a party, than when their own private interest is alone concerned. Honour is a great check upon mankind: But where a considerable body of men act together, this check is, in a great measure, removed; since a man is sure to be approved of by his own party, for what promotes the common interest; and he soon learns to despise the clamours of adversaries. To which we may add, that every court or senate is determined by the greater number of voices; so that, if self-interest influences only the majority, (as it will always do) the whole senate follows the allurements of this separate interest, and acts as if it contained not one member, who had any regard to public interest and liberty.

When there offers, therefore, to our censure and examination, any plan of government, real or imaginary, where the power is distributed among several courts, and several orders of men, we should always consider the separate interest of each court, and each order; and, if we find that, by the skilful division of power, this interest must necessarily, in its operation, concur with public, we may pronounce that government to be wise and happy. If, on the contrary, separate interest be not checked, and be not directed to the public, we ought to look for nothing but faction, disorder, and tyranny from such a government. In this opinion I am justified by experience, as well as by the authority of all philosophers and politicians, both ancient and modern.

perhatikanlah secara khusus pada: “every man ought to be supposed a knave, and to have no other end, in all his actions, than private interest” atau “setiap orang haruslah disangkakan sebagai seorang yang licik penuh tipu muslihat, dan tidak memiliki tujuan apapun juga, dalam semua tindakan-tindakannya, selain kepentingan pribadi,” maka pada dasarnya menunjukan bahwa manusia itu hanya baik bagi dirinya sendiri saja. Atau merujuk pada David Hume sendiri, tidak boleh atau berbahaya menilai manusia itu begitu luhur dan mulianya: “manakala memikirkan politik kita seharusnya atau sepatutnya mengasumsikan bahwa setiap orang dan setiap institusi mengejar kepentingan mereka sendiri, kerap dengan menggunakan sarana-sarana publik [Hobbes And The Wolfman, Diego Hernan Rossello - Northwestern University]”

Terkait pandangannya ini, David Hume menyatakan: “In this opinion I am justified by experience, as well as by the authority of all philosophers and politicians, both ancient and modern.” [dalam opini ini saya dibenarkan oleh pengalaman, sebagaimana juga oleh otoritas para filsuf dan politisi, baik dunia purba dan modern]

0 “Banyak Kejahatan Yang Dinilai Dunia Bukan Dosa & Banyak Dosa Yang Dinilai Dunia Bukan Kejahatan”



Oleh: Martin Simamora

“Banyak Kejahatan Yang Dinilai Dunia Bukan Dosa & Banyak Dosa Yang Dinilai Dunia Bukan Kejahatan

Di “hariku” ini, saya ingin menuliskan sesuatu yang amat personal namun tidak eksklusif, ini adalah refleksi yang begerak ke luar dari pengalaman-pengalaman pribadiku, yang sayangnya tidak bisa saya utarakan di sini. Namun, apa yang menjadi poin besarnya adalah: semua manusia bahkan orang-orang Kristen sekalipun bisa terjebak di dalam situasi yang digambarkan sebagaimana judul di atas. Saya akan sajikan sebuah situasi yang dihadapi seorang politisi dan birokrat Kerajaan Persia, yang  beriman dan setia kepada Tuhan, di dalam Alkitab, untuk membantu para pembacaku apakah sesungguhnya yang sedang saya bicarakan kali ini. Tentu saya harus berkata bahwa Daniel adalah salah satu subyek paling menarik  bagi saya sejak kala saya mengecap sekolah politik di Universitas Parahyangan, Bandung. Ini adalah sosok seorang politisi yang tak menyayangkan nyawanya, masa depan, atau apapun juga. Daniel, jika dia hidup saat ini, saya pastikan akan digunjingkan oleh publik sebagai seorang politisi yang terlampau idealis. Hal yang amat  janggal untuk dikatakan sekedar idealis sebetulnya sebab bagaimanapun tak ada kebenaran didalam mencuri kecil-kecilan uang atau kekayaan kerajaan. Mari segera kita  melihat Daniel:

0 Janganlah Gentar Terhadap Mereka !



Oleh: Martin Simamora

Janganlah Gentar Terhadap Mereka !




Kita telah melihat Yesaya yang dibangkitkan oleh Allah untuk berdiri tegak menyatakan kebenaran dan penghakiman terhadap pemerintahan dan bangsanya sendiri, karena keadilan dan penegakan hukum lenyap, bahkan para pemimpinya suka menerima suap dan mengejar sogok, pun para hakim yang berpihak kepada keadilan telah disingkirkan. Tuhan memang meminta kita untuk tunduk dan mematuhi pemerintahan yang memimpin kita, anda dapat menemukannnya di dalam Titus 3:1-2, 1 Petrus 2: 13-15 dan Roma 13:1-7, namun demikian, ketika pemerintahan sebuah bangsa atau negara tidak lagi berjalan sesuai dengan kehendak-Nya maka Tuhanlah yang menjadi hakimnya. Dia bahkan dapat membangkitkan sebuah perlawanan yang  teramat keras terhadap pemerintahan yang korup atau jahat. Kita kembali akan melihat bagaimana Tuhan membangkitkan seorang lawan di tengah-tengah bangsa yang sama sekali  sudah terbiasa dengan kejahatan:

Yeremia 1:2,17-18
Inilah perkataan-perkataan Yeremia bin Hilkia, dari keturunan imam yang ada di Anatot di tanah Benyamin. Dalam zaman Yosia bin Amon, raja Yehuda, dalam tahun yang ketiga belas dari pemerintahannya datanglah firman TUHAN kepada Yeremia....(17)Tetapi engkau ini, baiklah engkau bersiap, bangkitlah dan sampaikanlah kepada mereka segala yang Kuperintahkan kepadamu. Janganlah gentar terhadap mereka, supaya jangan Aku menggentarkan engkau di depan mereka! (18) Mengenai Aku, sesungguhnya pada hari ini Aku membuat engkau menjadi kota yang berkubu, menjadi tiang besi dan menjadi tembok tembaga melawan seluruh negeri ini, menentang raja-raja Yehuda dan pemuka-pemukanya, menentang para imamnya dan rakyat negeri ini.


Untuk sebuah alasan yang sangat kuat (bacalah Yeremia  2:1-35), Tuhan memilih seseorang pada sebuah masa untuk melawan segala kejahatan dan kekejian yang telah tumbuh bagaikan sebuah imperium teramat kokoh, mustahil  untuk dilawan. Melawannya sebagai sebuah misi manusiawi adalah mustahil, sampai Tuhan bangkit dengan kuasanya di tengah-tengah kegelapan pekat sebuah bangsa dan negara. Ini, teks Yeremia 1:2,17-18 akan menjadi kacamata pandang  atas situasi bangsa dan negara kita kini.

0 Ketika Para Pemimpin Negerimu Bersekongkol Dengan Pencuri



Oleh: Martin Simamora

Ketika Para Pemimpin  Negerimu Bersekongkol Dengan Pencuri


Para pemimpinmu adalah pemberontak dan bersekongkol dengan pencuri. Semuanya suka menerima suap dan mengejar sogok. Mereka tidak membela hak anak-anak yatim, dan perkara janda-janda tidak sampai kepada mereka.- Yesaya 1:23


Tentu tidak ada yang mendambakan bahwa pemerintahan baru yang  merupakan hasil pesta demokrasi yang telah kita jalani secara baik segera mengalami rangkaian hambatan-hambatan yang mempengaruhi performa kerja pemerintahan nasional pilihan dan dambaan rakyat, untuk membawa perubahan atau revolusi mental yang akan menghasilkan pembangunan manusia dan ekonomi  yang bermartabat. Apa yang saya maksud di sini tentu kekisruhan di sektor penegakan hukum dan perang melawan korupsi, mulai dari KPK versus Polri hingga Gubernur DKI Jakarta versus DPRD DKI Jakarta. Pada kedua medan masalah, baik yang nasional dan lokal (sebetulnya tidak sepenuhnya lokal sebab Jakarta adalah Ibu kota Republik Indonesia), kita semua belum dapat mengetahui kebenaran sejatinya. Semua masih berproses. Apa yang pasti diketahui adalah: ada masalah teramat serius terkait penegakan hukum dan perang melawan korupsi. Saya tak akan berbicara hal-hal ini, namun pasti saya akan membicarakan realita yang sedang bergejolak ditengah-tengah negeri kita ini melalui “kacamata” serangkai ayat-ayat di dalam Alkitab yang mengisahkan peristiwa-peristiwa yang sama, sebuah keadaan hukum yang rapuh dan korupsi yang membelit baik kota dan negara.


Yesaya 1:23 adalah keadaan yang melanda sebuah kota  yang sangat penting di Timur Tengah: Yerusalem purba. Namun situasi pemerintahannya dapat menjadi teropong yang selaras untuk memandang kota dan bahkan negara kita saat ini.

0 Datangnya Raja Damai Kedalam Dunia Yang Gemar Berperang

Oleh : Dr. Allen Ross


Datangnya Raja Damai Kedalam Dunia  Yang Gemar Berperang
War is normally measured by its final outcome, but many individual heroes gave up their lives for the Arab side during the 1967 Six-Day War. (Image courtesy AP)

Pengantar Editor
Kalau saya mengatakan  Dunia  Yang Gemar Berperang, tidak hendak mengatakan seolah  perang adalah sebuah  kegemaran populis layaknya sebuah hal yang menyehatkan apalagi menyejukan hati dan pikiran. Ada satu pepatah  latin  kuno yang berbunyi  Si vis pacem, para bellum  yang  artinya ‘If you want peace, prepare for war’ atau ‘jika anda ingin damai, bersiaplah untuk perang’, tak kecuali bagi  negara kita melalui mantan Panglima  Republik Indonesia TNI Djoko Santoso, dalam sebuah  kesempatan strategis terpaksa mengumandangkannya. Sederhananya, perang adalah instrumen  vital, strategis dan lekat dengan nilai patriotisme bela negara.  [ si vis pacem para  bellum ini dikaitkan dengan  Flavius Vegetius Renatus, yang menulis  "De re militari" (390 B.C.E.) : "Qui desiderat pacem, bellum praeparat; nemo provocare ne offendere audet quem intelliget superiorem esse pugnaturem , dalam bahasa Inggris  berarti : "Whosoever desires peace prepares for war; no one provokes, nor dares to offend, those who they know know to be superior in battle]

Bahkan dalam perkembangannya di era  perang moderen dengan instrumentasi elektronik yang memampukan persenjataan-persenjataan menjadi cerdas, perang telah dimungkinkan menjadi intrumen utama yang kadang mengabaikan diplomasi dalam politik internasional, saat diplomasi dianggap tidak manjur. Ya… perang kini telah berubah menjadi alat “diplomasi berdarah atau diplomasi non damai” atau dikenal sebagai “pre-emptive strike” atau sebuah serangan yang terukur pada target-target spesifik dan strategis, dilakukan untuk merespon atau menetralisir ancaman  sebelum menjadi kenyataan! Untuk melumpuhkan kapabilitas sebuah negara untuk menjalankan niatnya yang dinilai membahayakan keamanan sebuah kawasan atau sekutu dari negara-negara kuat. Itulah mengapa judul yang saya munculkan berbunyi demikian. Tentu   perang bukanlah indikator minimal dalam mengukur derajat damai, sebab pertama-tama tentulah konflik adalah sebuah hal minimal yang mendahului sebuah kondisi menuju (potensi) perang.
***

0 KETULUSAN DAN KEMUNAFIKAN (Bagian 6 Selesai)

Oleh : Charles H Spurgeon

[Bagian 5]Sekarang Yohanes berkata bahwa untuk mengatakan kita mengenal Kristus, dan tidak menjalankan perintah-perintahnya adalah sebuah dusta. Itu adalah sebuah kebohongan  verbal. Orang yang  mengungkapkan demikian  sedang mengatakan sebuah dusta. Dia berkata, “ Aku mengenal Kristus.” Tetapi itu adalah sebuah  kebohongan. Dia tidak mengenal Dia. Dia tahu tentang Dia—tetapi hatinya tidak mengenal  Yesus sama sekali. Ini adalah sebuah dusta doktrinal, karena ini akan menjadi sebuah  kesesatan yang mengerikan untuk mengatakan bahwa seseorang yang hidup berkubang dalam dosa mengenal Kristus….. memiliki pertemanan karib dengan Juru selamat…. adalah sebuah dusta  dalam tindakan. Orang yang berkata,” Aku mengenal Dia,” dan kemudian pergi dan  melanggar perintah-perintah Kristus Siapakah, siapa yang  akan menjual Kristus seharga 30 keping  perak? Siapa, selain Yudas (Matius 26:14),  dia yang mengaku menjadi pengikut Yesus, muridnya, sekretaris pribadi Yesus, dan bendaharanya  ini adalah sebuah    profesi penghianat yang melahirkan dosa-dosa raksasa

Mereka ini menegosiasikan tagihan-tagihan fiktif. Mereka ini mencuri barang-barang kecil di toko. Mereka mencuri uang dari mesin kas. Mereka ini  memainkan  ukuran timbangan, dan menjual barang-barang dengan merek palsu—dan sepanjang mereka melakukan  hal-hal demikian mereka mengaku bahwa mereka  mengenal
Kristus
.

Hatinya tertuju kepada Tuhan, sedemikian tulusnya. Ini saja  tidaklah cukup jika tidak ada sebuah   sasaran konstan serta  langgeng untuk menggenapi perintah-perintah-Nya dalam kehidupan kita. Bergantung pada hal ini, Saudara-Saudara,  bahwa kerinduan untuk  patuh dalam keseharian terhadap Kristus adalah akar dari 999 dari setiap  1000 keraguan-keraguan dan ketakutan-ketakutan. Akar-akar ketakutan kita ada didalam dosa-dosa kita. Selidikilah di sana, dan anda pasti akan menemukan  penyebab masalah jiwa. Saya  sangat meyakini  seorang anak Tuhan berjalan dalam kegelapan kerena dia tidak mematuhi Firman Tuhan. Ambilah kalimat itu   menjadi motomu dimana ibu Yesus  telah mengatakannya kepada pelayan-pelayan pada pernikahan Kana di Galilea—"Apa yang dikatakan kepadamu, buatlah itu!" (Yohanes 2:5).

0 KETULUSAN DAN KEMUNAFIKAN (Bagian 5)

Oleh : Charles H Spurgeon

[Bagian 4]..."Kasih itu menuntunku kepada kepatuhan, dan kepatuhan itu   membangun dalam diriku kegairahan dan semangat… Kamu akan  menyanyi dengan teramat bersemangat akan  Anugerah-Nya yang cuma-cuma yang membuatmu mengenal Dia, mengenal  kedaulatan-nya, mengenal kasih-Nya yang khusus, yang merangkulmu…


Apakah kamu menginginkan  penghiburan yang manis ini untuk   hati nurani yang gelisah?...
.”  Resepnya  ada dalam menjalankan perintah-perintah-Nya bahwa ini adalah kondisi utuh dari sebuah  kesehatan jiwa yang dinikmati …

Jika Kristus telah mengatakan hal ini --(  Yesus ada mengatakan hal senada dengan 1 Yohanes 2:3, dalam Yohanes 14:15 "Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku”;  Yohanes 14:21Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku” ; Yohanes 14:23Jawab Yesus: "Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku “ ; Yohanes 15:10Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku)--, saya tidak akan berani  mencela, mendebat, atau mempertanyakannya, apalagi memberontak ……

Dikarenakan kejatuhan manusia kita tidak dapat secara sempurna menjalankan perintah-perintah Kristus, tetapi hati  menyimpan perintah-perintah itu sebagai standard kemurnian. Satu-satunya hasrat orang Kristen adalah menjadi seperti Kristus…..



II.
Setelah membentangkan soal yang dikemukan, kita akan  melanjutkan untuk membicarakan DUA KARAKTER YANG DIPOTRET DIDALAM TEKS. Sehubungan dengan  satu hal—mereka yang  mengetahui bahwa mereka mengenal Dia. Kita telah diberitahukan bagaimana mereka  mengetahui bahwa mereka mengenal Dia---“Kita tahu bahwa kita mengenal Dia, jika kita  melakukan perintah-perintah-Nya” (1 Yohanes 2:3).


Beberapa orang –orang Kristen yang  memang mengenal Kristus mengalami keraguan-keraguan yang hebat terkait apakah mereka mengenal Dia. Ini  tidak boleh  terjadi. Ini sebuah soal yang  terlampau serius untuk  dibiarkan terjadi atau diterka-terka. Saya percaya bahwa ada orang-orang yang diselamatkan yang tidak  mengetahui sebuah kepastian bahwa mereka diselamatkan. Mereka memunculkan  pertanyaan yang  kerap tidak pernah harus menjadi sebuah pertanyaan.

0 Gereja-Gereja Diserang dan Dibakar Ditengah-Tengah Gejolak Politik Mesir Yang Meradang

Ditengah-tengah bentrokan sengit di Kairo, sejumlah laporan-laporan dan gambar-gambar mencuat, gereja-gereja yang  telah diserang dan dibakar di berbagai tempat di negeri   tersebut, demikian dilansir oleh laman The Washington Post.
A member of the Egyptian security forces and a woman at one of the sit-ins Wednesday. AP Photo/Imad Abdul Rahman

Situs berita Mesir Mada Masr memberitakan detail kejadian:

“Di Sohag [ sebuah kota  tepi barat  Sungai Nil, 245 mil  selatan Kairo], Bishop  Gereja Mar Girgis, Moussa Ibrahim  mengatakan kepada Mada Masr bahwa gereja telah dibakar oleh para pendukung  Muslim Brotherhood pada pukul 9:30 pagi saat  kekuatan-kekuatan polisi tidak ada, meskipun telah terjadi ancaman-ancaman yang berulang terhadap gereja.

0 KETULUSAN DAN KEMUNAFIKAN (Bagian 4)

Oleh : Charles H Spurgeon


[Bagian 3]  "...Namun jika kamu tidak mengenal Kristus secara pribadi, bersahabat karib dengan pribadi-Nya,  bersahabat dengan kebenaran-Nya, dan bersahabat dengan darah-Nya, kamu tidak akan diselamatkan  oleh semua perkataan-perkataanmu yang sangat baik tentang Dia... Kamu mengenal Dia, dan kamu dikenal Dia, “Mereka akan menjadi milik kesayangan-Ku sendiri, firman TUHAN semesta alam, pada hari  ketika  aku mendandani permata-permataku” (bandingkan dengan Maleakhi 3:17).” Tuhan mengenali mereka bahwa mereka adalah milik-Nya.” Mereka yang mengenal Dia, Dia  mengenalinya, dan Dia akan mengakui mereka sebagai milik kepunyaan-Nya..."



Namun demikian, bedakanlah antara mengenal tentang Kristus dan mengenal Kristus. Kita berangkali mengetahui sangat banyak  tentang orang-orang  hebat, walaupun kita tidak mengenal mereka. Hal sedemikian tidak akan memiliki sebuah jiwa pada  hal mengetahui tentang Kristus. Satu-satunya pengetahuan yang menyelamatkan adalah mengenal Dia,  Yesus sendiri, dan mempercayai Dia, Juru selamat yang hidup, yang saat ini ada di sebelah kanan Tuhan. Kepada Dia kita berbicara. Dengan Dialah kita benar-benar  berkomunikasi akrab.


Hal ini tidak juga  hendak mengatakan bahwa jika kita mampu berbicara tentang Dia,  oleh sebab itu kita telah diselamatkan. Jangan sampai lidahmu sendiri memperdaya dirimu, ingat betapa gampangnya beberapa orang didapati amat lancar memperbincangkannya, fasih, tepat dan meyakinkan tentang Yesus pada orang-orang yang tidak pernah mereka kenal.

0 KETULUSAN DAN KEMUNAFIKAN (Bagian 3)

Oleh : Charles H Spurgeon

[Bagian2]“…, “mengenal” dalam Kitab suci kerap juga  bermakna berkomunikasi secara  akrab. Elifas  berkata, “Berlakulah ramah terhadap Dia, supaya engkau tenteram” (Ayub 22:21).  Ini hendak mengatakan,   berkomunikasilah dengan Dia, bersahabatlah dan bersekutulah dengan Dia.  Sehingga perlu   bagi setiap orang percaya harus  mengenal Kristus dengan memiliki sebuah  kekariban dengan Dia,… Dengan  kata lain, Saudara-Saudara  kekasih, mengenal Kristus dalam banyak hal sama  seperti  mengenal orang lain. Ketika anda mengenal seseorang, jika dia adalah  sahabat karibmu, kamu mempercayai dia, kamu mengasihi dia, kamu  menghargai dia, kamu membicarakan  berbagai situasi dengan dia. Kamu tidak hanya  bersapa dengannya  di jalan, tetapi  kamu berkunjung ke rumahnya.Kamu duduk satu meja bersama sobat karibmu di mejanya.

Ilustrasi
Masalah mendesak saat ini, dimana pembedaan harus dibuat, adalah MENGENAL KRISTUS. Mari kita pertama-tama membicarakan mengenai apakah maksudnya mengenal Dia, kemudian tentang  mengetahui bahwa kita mengenal Dia. Dan setelah itu secara serius menyanggah mereka yang  semata berkata bahwa mereka mengenal  Dia.


I.Perihal yang harus dipertimbangkan dan ditimbang  pada malam ini oleh setiap manusia bagi dirinya sendiri  adalah MENGENAL KRISTUS. Apakah, kemudian, mengenal Kristus itu? Tentu saja kita belum pernah melihat Dia. Bertahun-tahun yang amat lampau Dia telah pergi meninggalkan dunia dan   naik kembali ketempat dimana Bapa berada. Tetap saja kita tidak dapat mengenal Dia. Itu tidak mungkin. Telah ada ribuan, dan bahkan berjuta-juta orang yang telah memiliki sebuah hubungan sangat akrab dengan Dia, dengan Dia, walaupun   mereka tidak dapat melihat, mereka mengasihi, dan didalam Dia mereka memiliki suka cita dengan suka cita tak terkatakan dan penuh dengan kemuliaan.

0 KETULUSAN DAN KEMUNAFIKAN (Bagian 2)

Oleh : Charles H Spurgeon

[Bagian 1]Para pengaku-pengaku  belaka , walau  mereka berkata, “ Tuhan, bukakanlah bagi kami,” dan menegaskan bahwa Kristus tidak ada makan di jalan-jalan mereka, akan mendapatkan sebuah jawaban, “Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!" (Matius 7:23)Perhatikanlah, jangan sampai lidah yang menyanjung anda  menyajikan tipuan pada jiwamu sendiri. Berdiri dalam pandangan Mata yang menembus hati terdalam (bandingkan dengan  Yer 17:10, Amsal 20:27, Ibrani 4:13, Maz  139:1), semoga kita..."

Pada banyak kesempat anda telah menemukan perbedaannya, dalam transaksi-transaksi komersialmu, antara apa yang dikatakan bank dan kebenaran positif. Seorang pria berkata bahwa dia akan  membayar tagihan, atau dia akan melunasi hutang. Dia berkata bahwa sewa harus dibayar kala tiba saatnya. Dia mengatakan beribu-ribu hal—dan kamu mendapatkan  adalah cukup mudah baginya untuk berkata, tetapi tidaklah terlalu mudah bagimu untuk mendapatkan dia melakukannya. Dan ketika kesepakatan telah dituangkan kedalam tulisan, diregistrasi, dan dibuat sejelas hitam dan putih, kamu tidak mendapatkan seluruhnya dapat diandalkan, karena untuk mengatakan  mengikat sebuah kontrak atau perjanjian tidak selalu menjadikan kontrak itu pasti bahwa seseorang akan memenuhinya. Ini  hendak mengatakan bahwa tidak  selalu sebuah ikrar adalah itikad yang baik, atau jaminan menghadapi pelanggaran ikrar.


Percayalah, jika dalam soal-soal fana semacam ini saja omongan tidak sama dengan apa yang seharusnya atau harus dilakukan, maka tidak juga dalam hal-hal  rohani!

0 KETULUSAN DAN KEMUNAFIKAN

Oleh : Charles H Spurgeon

"...”Dia yang berkata, aku mengenal Dia,dan tidak menjalankan perintah-perintahnya, adalah seorang pendusta,dan kebenaran tidak ada didalam dia.” Dan selanjutnya, dalam ayat ke Sembilan, membicarakan mereka yang memiliki terang,  rasul Yohanes  berkata, “Dia  yang berkata dia ada didalam terang, dan membenci saudara-saudaranya,  berada dalam kegelapan bahkan hingga saat ini.”… Sehingga untuk mengatakan sesuatu, atau untuk sesumbar  bahwa engkau memiliki terang —menjadi, atau berpura-pura  yang memiliki karakter semacam itu—adalah seperti hal yang saling bertentangan bagaikan putih dan  hitam, seperti terang dan gelap..,"



1 Yohanes 2:3,4

Dan inilah tandanya, bahwa kita mengenal Allah, yaitu jikalau kita menuruti perintah-perintah-Nya. Barangsiapa berkata: Aku mengenal Dia, tetapi ia tidak menuruti perintah-Nya, ia adalah seorang pendusta dan di dalamnya tidak ada kebenaran.
 
Ilustrasi
Credit: eurekastreet.com.au
Surat rasul Yohanes ini  memiliki dan mengkombinasikan kualitas-kualitas tertentu yang  kelihatannya secara telak membuat muka merah padam, memperhadap-hadapkan seperti sebuah tiang dengan tiang lainnya. Gaya ekspresi kalimat ini, murni dan tanpa hiasan. Kata-kata singkat digunakan.  Pada hampir seluruh bagian menggunakan satu suku kata—seperti  halnya kata-kata yang akrab sehingga seorang anak kecil dapat secara mudah mengejanya. Dan maknanya demikian jernih dan nyata, kritik yang mencari-cari kesalahan dan   pengargumen cerdas pastilah  kebingungan untuk mendistorsinya. Lagian tidak ada hal yang  kurang bermartabat didalam bahasanya. Dan mengenai epistel-epistel  ini, adalah megah dan mulia. Ke halaman manakah engkau akan membuka Perjanjian Baru, hanya  pada kitab Wahyu--dituliskan oleh penulis yang sama-- ditemukan  lebih banyak misteri yang patut diperhatikan?

0 Mengapa Pemerintah Bukan Jawaban ?


Ilustrasi : Parpol peserta pemilu Indonesia 2014

John Adams, Presiden Amerika Serikat kedua berkata, “Kita tidak memiliki pemerintah yang dipersenjatai dengan  kekuatan yang mampu bertarung dengan  dengan  nafsu-nafsu  manusia yang tak memiliki kekang moralitas dan agama. Ketamakan, ambisi, balas dendam, atau kenekatan, akan menghancurkan senar-senar terkuat Undang-Undang Dasar kita seperti seekor Paus yang menerobos sebuah jaring.  Konstitusi kita  telah dibuat hanya untuk orang yang bermoral dan religius. Konstitusi kita sepenuhnya tidak memadai untuk  memerintah  selain daripada itu.”

Tidakkah anda  menangkapnya? ” Konstitusi kita  telah dibuat hanya untuk orang yang bermoral dan religius.” Itulah alasan Amerika Serikat dan banyak negara-negara lain di dunia dalam keadaan yang  buruk sekali. Dunia kita telah menjadi semakin jahat. Meskipun sebagian besar  orang di dunia percaya kepada keberadaan Tuhan, sebuah mayoritas yang menjalankan kehidupan mereka seolah-olah Tuhan tidak ada meningkat.  Meskipun prinsip-prinsip yang sama juga berlaku pada negara-negara lain, untuk sebagian besar dari artikel ini, kita akan mendiskusikan Amerika Serikat secara spesifik.

0 Pencarian Juru Selamat Sekuler yang Sia-Sia


Ilustrasi dari hadiono.wordpress.com

Pepatah  lama berkata “ jangan pernah diskusikan agama atau politik” dengan cepat menjadi sebuah  pernyataan yang  mubazir sebab bagi banyak orang politik telah menjadi agama mereka. Meskipun mereka yang tidak percaya  kepada Tuhan menunjukan tanda-tanda bahwa Amerika dan negara-negara lain sedang  menjadi Negara-negara yang kurang religius, kebenarannya adalah : bahwa agama sedang berkembang dimana-mana—hanya saja bukan jenis agama  seperti kebanyakan orang pikirkan kala istilah ini digunakan[1].


Kebenaran absolutnya adalah :  ketika anda mengadakan pemakaman Tuhan seseorang akan selalu menggantikan posisi-Nya. Orang ini setiap waktu akan   berupaya untuk berkuasa dengan janji-janji pembebasan bagi audiensnya dari berbagai ketakutan-ketakutana dan masalah-masalah yang sedang menjangkiti masyarakat. Mereka akan selalu menghadirkan diri mereka sendiri sebagai seorang  juru selamat  bagi   masyarakat yang sedang membutuhkan dan mencarinya  dalam keadaan putus asa.
Anchor of Life Fellowship , Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri - Efesus 2:8-9