Oleh: Martin Simamora
Janganlah Gentar Terhadap Mereka !
Bacalah
lebih dulu: Ketika Para Pemimpin Negerimu Bersekongkol Dengan Pencuri
Kita telah melihat Yesaya
yang dibangkitkan oleh Allah untuk berdiri tegak menyatakan kebenaran dan
penghakiman terhadap pemerintahan dan bangsanya sendiri, karena keadilan dan
penegakan hukum lenyap, bahkan para pemimpinya suka menerima suap dan mengejar sogok, pun para hakim yang berpihak kepada keadilan telah disingkirkan. Tuhan
memang meminta kita untuk tunduk dan mematuhi pemerintahan yang memimpin kita,
anda dapat menemukannnya di dalam Titus 3:1-2, 1 Petrus 2: 13-15 dan Roma
13:1-7, namun demikian, ketika pemerintahan sebuah bangsa atau negara tidak lagi
berjalan sesuai dengan kehendak-Nya maka Tuhanlah yang menjadi hakimnya. Dia
bahkan dapat membangkitkan sebuah perlawanan yang teramat keras terhadap pemerintahan yang
korup atau jahat. Kita kembali akan melihat bagaimana Tuhan membangkitkan
seorang lawan di tengah-tengah bangsa yang sama sekali sudah terbiasa dengan kejahatan:
Yeremia 1:2,17-18Inilah perkataan-perkataan Yeremia bin Hilkia, dari keturunan imam yang ada di Anatot di tanah Benyamin. Dalam zaman Yosia bin Amon, raja Yehuda, dalam tahun yang ketiga belas dari pemerintahannya datanglah firman TUHAN kepada Yeremia....(17)Tetapi engkau ini, baiklah engkau bersiap, bangkitlah dan sampaikanlah kepada mereka segala yang Kuperintahkan kepadamu. Janganlah gentar terhadap mereka, supaya jangan Aku menggentarkan engkau di depan mereka! (18) Mengenai Aku, sesungguhnya pada hari ini Aku membuat engkau menjadi kota yang berkubu, menjadi tiang besi dan menjadi tembok tembaga melawan seluruh negeri ini, menentang raja-raja Yehuda dan pemuka-pemukanya, menentang para imamnya dan rakyat negeri ini.
Untuk
sebuah alasan yang sangat kuat (bacalah Yeremia 2:1-35), Tuhan memilih seseorang pada sebuah masa untuk
melawan segala kejahatan dan kekejian yang telah tumbuh bagaikan sebuah
imperium teramat kokoh, mustahil untuk
dilawan. Melawannya sebagai sebuah misi manusiawi adalah mustahil, sampai Tuhan
bangkit dengan kuasanya di tengah-tengah kegelapan pekat sebuah bangsa dan
negara. Ini, teks
Yeremia 1:2,17-18 akan menjadi kacamata pandang
atas situasi bangsa dan negara kita kini.
Dapatkah
anda membayangkan seorang imam menjadi
lawan terhadap semua imam lainnya? Ketika
hanya seorang diri menegakan kebenaran maka itu adalah sebuah situasi
yang amat keras dan tak mudah!
Bersama Tuhan Di Dalam Kesendirian
Menyatakan Kebenaran
Kerap
kali kesendirian adalah sahabat terkarib orang percaya yang hidup di dalam
dunia yang fana ini. Bukan karena tidak
pandai bergaul atau tidak cerdik dalam bermasyarakat, atau karena terlalu
fanatik pada kebenaran. Tetapi sebentar, apakah anda percaya
dengan “terlalu fanatik pada kebenaran?” Sebuah keberpihakan yang tak
dapat dikompromikan sebab terlalu terang untuk dikatakan salah. Ketika anda
melawan penipuan, anda melawan korupsi, anda melawan penggelapan keuangan, anda
melawan konspirasi jahat, anda memilih untuk tidak menjadi bagiannya dan
mengadakan perlawanan untuk menyelamatkan kebenaran (baca: menyelamatkan benar adalah benar), apakah itu terlalu
fanatik? Apakah benar untuk tidak
terlampau jujur? Terlampau berterus terang? Terlampau percaya kepada kebenaran firman
Tuhan? Begitukah?
Ketika
anda atau sahabat atau anggota keluarga atau masyarakat lingkunganmu menilai
hal itu sebagai terlalu fanatik pada kebenaran, maka sesungguhnya memang menegaskan
masyarakat sebuah lingkungan atau kawasan atau kota atau negara, berada didalam belenggu dosa yang
mematikan, mereka memang di dalam kesadaran penuh telah menilai bahwa
ragam dosa dan kejahatan semacam itu adalah sebuah kenormalan yang harus coba
diakrabi dalam derajat-derajat kedalaman
yang dapat anda kompromikan sesuai dengan nilai-nilai “moral atau pertimbangan-pertimbangan nurani”- mu. Saya tidak
tahu seberapa dalam derajat persahabatan anda dengan dosa dan kejahatan di
lingkunganmu, yang anda pelihara di dalam kamar-kamar tergelap dan tersembunyi
di dalam hatimu dan pikiranmu yang barangkali tak terlihat begitu saja sebab
terhiasi oleh kemegahan intelektual dan hikmat kelabu yang memancur kuat dari lubuk hatimu. Kelabu,
sebab putih tidak boleh terlalu kemilau dan hitam tak boleh terlalu legam sebab
pada keduanya dapat menjadi kejahatan yang sama mematikannya. Di dunia seperti
inilah kita sedang hidup dan bermasyarakat dan oleh karena itu berawaslah agar hal semacam ini tak menjadi agamamu. Sayapun
demikian, harus memperhatikan bagaimana saya hidup dan bagaimana saya
mengembangkan nilai-nilai kebenaran agar tetap tegak lurus tajam terhadap
relativitas moral di dalam masyarakat. Anda dan saya memang harus memperhatikan bagaimana anda bergaul dan bagaimana anda menetapkan diri anda agar tak menjadi bagian dari kejahatan dan kegelapan yang merugikan rakyat atau setidak-tidaknya lingkunganmu. Mengapa? Sebab sebagai seorang Kristen anda diciptakan untuk berdampak bagi kegelapan sekitarmu dan bukan menjadi budak-budak nafsu kegelapan yang berbuahkan gagasan-gagasan koruptif dan penuh tipu muslihat terhadap hukum dan keadilan. Perhatikan apa yang dikatakan Yesus bagi setiap orang Kristen:
Matius 5:13-15"Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang. Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga."
Berdiri
sendirian menentang berbagai penyimpangan dan kejahatan bukanlah perkara mudah.
Sendirian atau bahkan berdua atau bersepuluh kerap tak menjadi dasar yang kokoh
untuk menentang berbagai penyimpangan
dan kejahatan yang sudah merajalela dan bahkan telah menjadi
imperium-imperium kejahatan yang megah, sebab tak ada jaminan akan menang dan
tak ada jaminan bahwa kebenaran akan dihargai. Tak ada kekuatan dunia yang
kokoh memastikannya!
Sangat
sukar untuk menemukan teladan perjuangan semacam ini di dalam masyarakat kita.
Orang biasanya berbisik-bisik mengemukakan kebenaran atau biasanya melihat
kiri atau kanannya sebelum
membisikannya, kuatir nyawanya melayang tanpa bayangan dan tanpa saksi
kebenaran.
Yeremia
adalah kisah seorang yang berdiri sendiri bahkan menjadi lawan [karena menyingkapkan dan melawan ketakbenaran dan kejahatan] bagi korps instansi
atau departemennya atau kebesarannya. Dia sebagai pejabat menjadi lawan bagi para koleganya. Satu di antara semua, untuk menyatakan semua kesalahan yang
telah membusuk namun tercium harum bagi kebanyakan orang,dan ada sebuah
kesalahan di dalam korpsnya yang harus diutarakannya dengan tidak main-main dan
tidak dengan berbisik-bisik namun vulgar dan jauh dari etika sepatutnya.
Yeremia
tidak memperhitungkan kehormatan keimamannya dan kehormatan lembaga imam di
mata publik, dalam cara yang dilakukannya. Kelihatan tegas bagi Tuhan, tak ada
lagi satu pun lembaga peradilan atau lembaga hukum yang masih tegak lurus, sehingga
tak dijumpai di dunia ini cara beretika dan santun yang dapat dilahirkan dari dalam kelembagaan dunia yang harus atau dapat dipilih.
Yeremia 1: 18 sesungguhnya pada hari ini Aku membuat engkau menjadi kota yang berkubu, menjadi tiang besi dan menjadi tembok tembaga melawan seluruh negeri ini, menentang raja-raja Yehuda dan pemuka-pemukanya, menentang para imamnya dan rakyat negeri ini
Adalah
situasi yang harus dihadapi Yeremia. Pertama-tama, ia harus menjadi
penentang atau pembongkar kebusukan sesama koleganya, kemudian ia masih harus
menjadi penentang atau pembongkar kebusukan para raja atau para pemimpin daerah
atau para pemimpin kota atau para pemimpin aras nasional. Singkatnya seluruh negeri,
seluruh lembaga negara adalah lawannya.
Namun,
ini bukan oleh kuat perkasa Yeremia, namun Tuhan. PADA HARI INI! Sebuah momen
dimana Tuhan menghentikan pesta pora imperium-imperium kejahatan; sebuah
rentang kesabaran Tuhan telah memenuhi masa berakhirnya; sebuah momen
pembongkaran dan penyerakan
bangunan-bangunan kejahatan telah tiba. PADA HARI INI atau Tuhan memilih
sebuah waktu di dalam sejarah manusia dalam sebuah bangsa dan negara yang penuh
dengan kejahatan dan persekongkolan busuk, untuk membangkitkan seorang manusia
yang memiliki otoritas di dalam pemerintahan (pejabat) sebuah negara.
Tuhan masuk kedalam sejarah manusia yang
berdosa untuk menentukan bahwa Dia adalah Tuhan pemilik kebenaran dan
kebenaran-Nya yang disangka orang sudah pergi atau Tuhan sudah terlalu lelap
tidur, tidaklah benar demikian! Tuhan
senantiasa berada di dalam sejarah manusia untuk melakukan perkara-perkara besar; untuk memperlihatkan kepada semua
manusia bahwa Dia adalah Allah yang hidup, bahwa keakbaran-Nya di alam semesta
ini bukanlah jargon apalagi omong besar.
Dan
lihatlah bagaimana pada era Yeremia, kala pemerintahan bangsanya masuk ke dalam
fase tergelap (ini harus dipahami bukan hanya kegelapan
politik namun sudah memberangus kehidupan
rohani bangsa Israel), Tuhan bertindak dengan sangat keras dan membuat pemerintahan sebuah negara berada didalam
ketakpastian dalam kehidupan sosial dan politik, perhatikan sekali
lagi:
Yeremia 1:18 melawan seluruh negeri ini, menentang raja-raja Yehuda dan pemuka-pemukanya, menentang para imamnya dan rakyat negeri ini
Tetap
sukar bagi saya untuk dapat membayangkan seseorang menjadi lawan bagi:
(1)Seluruh
negeri
(2)Para
raja
(3)Para
pemuka
(4)Para
imam
(5)RAKYAT
NEGERI
Apakah
ini sebuah kegilaan yang tak terkendali? Saya tak dapat
membayangkan betapa hebat tekanan yang harus dialami seorang Yeremia?Sanggupkah
seorang manusia sendirian memperjuangkan kebenaran dengan menyingkapkan
kebusukan-kebusukan dan kejahatan-kejahatan, bahkan tak ada lagi satupun kawan
atau sekutu yang andal bisa menjadi pendampingnya?
Saya
yakin, seorang Yeremia yang manusia biasa tak akan sanggup menegakan kebenaran.
Perhatikan, bahkan teman-teman imam sejawatnya pun telah menjadi musuhnya. Apa
atau siapa yang seharusnya menjadi mitra bagi dirinya untuk menjalankan
misinya, pun bukan sekutunya!
Itu
sebabnya Tuhan melakukan sesuatu yang luar biasa pada diri Yeremia:
Yeremia 1: 18 Aku membuat engkau menjadi kota yang berkubu, menjadi tiang besi dan menjadi tembok tembaga
Yeremia
oleh Tuhan menjadi:
(1)Kota
yang berkubu
(2)Tiang
besi
(3)Tembok
tembaga
Tuhan
membuat Yeremia menjadi sosok penyingkap ketakbenaran yang tak dapat disentuh
untuk dihancurkan dan tak dapat digagalkan dengan cara-cara terkuat apapun yang
dapat dilakukan oleh manusia!
Tuhan
membuat Yeremia menjadi sosok penyingkap ketakbenaran yang akan menimbulkan kegaduhan
sosial dan kegaduhan politik yang tak
kepalang tanggung, sebab Tuhan sendiri, di dalam dirinya, yang melakukannya:
Yeremia 1:19Mereka akan memerangi engkau, tetapi tidak akan mengalahkan engkau, sebab Aku menyertai engkau untuk melepaskan engkau, demikianlah firman TUHAN."
Ketika
sebuah bangsa dan negara didalam segala aspeknya telah tenggelam didalam; ketakbenaran, ketakdilan, menganggap sepi Tuhan
dan lebih mendengarkan bisikan para setan. Ya... teman-teman sejawat Yeremia,
para imam, tak lagi bertanya kepada Tuhan atau menjadikan kebenaran Tuhan
sebagai junjungan termulia, para pemimpin bangsa mendurhaka Tuhan, para nabi
bernubuat demi baal [bacalah Yeremia 2:8,
penting untuk saya ingatkan bahwa Israel adalah sebuah bangsa dengan pemerintahan
teosentris namun sekaligus menjadi begitu politis ketika mereka juga memiliki
pemerintahan raja di dunia atau bentuk pemerintahan yang duniawi. Sehingga dalam
derajat-derajat tertentu kita bisa menggunakan pada poin-poin dinamika politik tertentu
sebagai kacamata untuk memandang, misal negara kita, dalam perspektif semacam
ini].
Yeremia
yang seorang imam itu telah berubah menjadi manusia perang [bukan secara jasmaniah-bandingkan dengan Efesus 6:12 dst, 2 Korintus 11:14, Efesus 2:2,] di tangan Tuhan
untuk menjungkirbalikan apa-apa saja yang menjadi kejijikan bagi Tuhan, namun
itu semua terjadi dalam sebuah
penjaminan Tuhan atas nyawanya dan atas kemenanganya:
(1)Dia
tidak dikalahkan
(2)Tuhan
menyertainya
(3)Tuhan
melepaskannya
Ini
bukanlah sebuah situasi yang membahagiakan. Tak ada perang yang menyenangkan
dan tak ada perang yang membuahkan
senyuman apalagi sebuah tawa lepas. Kerap penderitaan mendera batin, sebagai
buah kesendirian, bukan pertama-tama karena perang itu sendiri. Siapakah yang mendambakan akan masuk kedalam situasi yang tak dapat
dibatalkan apalagi undur diri?
Pun
Yeremia mengalaminya. Mari kita perhatikan Yeremia yang mengungkapkan perasaan hatinya:
Yeremia 15:10-12, 15-18Celaka aku, ya ibuku, bahwa engkau melahirkan aku, seorang yang menjadi buah perbantahan dan buah percederaan bagi seluruh negeri. Aku bukan orang yang menghutangkan ataupun orang yang menghutang kepada siapapun, tetapi mereka semuanya mengutuki aku. Sungguh, ya TUHAN, aku telah melayani Engkau dengan sebaik-baiknya, dan telah membela musuh di depan-Mu pada masa kecelakaannya dan kesesakannya! Dapatkah orang mematahkan besi, besi dari utara dan tembaga?.....(15) Engkau mengetahuinya; ya TUHAN, ingatlah aku dan perhatikanlah aku, lakukanlah pembalasan untukku terhadap orang-orang yang mengejar aku. Janganlah membiarkan aku diambil, karena panjang sabar-Mu, ketahuilah bagaimana aku menanggung celaan oleh karena Engkau! (16) Apabila aku bertemu dengan perkataan-perkataan-Mu, maka aku menikmatinya; firman-Mu itu menjadi kegirangan bagiku, dan menjadi kesukaan hatiku, sebab nama-Mu telah diserukan atasku, ya TUHAN, Allah semesta alam.(17) Tidak pernah aku duduk beria-ria dalam pertemuan orang-orang yang bersenda gurau; karena tekanan tangan-Mu aku duduk sendirian, sebab Engkau telah memenuhi aku dengan geram.(18) Mengapakah penderitaanku tidak berkesudahan, dan lukaku sangat payah, sukar disembuhkan? Sungguh, Engkau seperti sungai yang curang bagiku, air yang tidak dapat dipercayai.
Perjuangan
yang panjang dalam membongkar kebusukan dan kejahatan sekalipun dijamin oleh
Tuhan tak akan menyebabkan nyawanya melayang oleh kehendak manusia, namun tak
menjamin dirinya terbebas dari pergumulan-pergumulan berat yang harus
dijalaninya, seorang diri! Yeremia harus mengambil resiko yang harus
dijalaninya sendirian untuk menghadapi rancangan-rancangan jahat atas dirinya,
harus menanggung celaan-celaan. Yeremia harus menjadi seorang yang
tersendirikan oleh sebab TANGAN TUHAN SENDIRI menekan dirinya-untuk menjadi
manusia perang Tuhan terhadap ketakbenaran dan kejahatan yang merajalela dan
menjadi imperium-imperium yang pongah.
Yeremia telah
dipenuhi dengan geram Tuhan![ bandingkan dengan Yeremia 1:18-19]. Geram Tuhan telah berdiam
didalam dirinya. Siapakah yang sanggup sesaat saja berjalan bersama dengan
seorang yang hidupnya telah dijadikan Tuhan sebagai sarana pemuntah geram Tuhan
terhadap dosa yang berpesta di dalam sebuah bangsa dan negara. Sebuah skala
yang normalnya tak dapat dilakukan seorang diri!
Tentu
ini meletihkan jiwa dan dapat melukai jiwa, sendirian menanggungnya akan dengan
cepat menghidupkan kemanusiaannya yang gampang rapuh dalam sendiri menjalaninya.
Dan resiko tertinggi dan dapat terjadi pada Yeremia adalah memandang Tuhan tak
adil dan tak dapat dipercayai: “Sungguh, Engkau seperti sungai yang curang
bagiku, air yang tidak dapat dipercayai. “
Kita
harus memahami bahwa situasi yang dihadapi Yeremia adalah luar biasa, dia
telah menjadi perbincangan nasional dan diperdebatkan sebagai biang kekacauan
yang menjadi topik-topik perbincangan nasional: “seorang yang menjadi buah perbantahan dan buah percederaan bagi seluruh
negeri .“ Tak hanya sampai di situ, dia telah menjadi sasaran kutuk semua orang “tetapi mereka semuanya mengutuki aku.”
Dapat dibayangkan seorang imam yang dipenuhi dengan geram Tuhan maka jangan
berharap perkataannya mengenakan telinga dan barangkali tak ada lagi kesantunan
yang keluar dari mulutnya. Sudah menjadi sumber ketakstabilan nasional,
bermulut penuh kegeraman lagi, jadi mengutukinya adalah sebuah hal yang normal
di mata semua orang negeri itu.
Namun,
Tuhan tahu semua itu, bahwa manusia memang lemah dan tak dapat diandalkan pada
kekuatan dan daya tahannya sendiri. Maka demikian Tuhan menjawab situasi
Yeremia:
Apa
jawab Tuhan kepada Yeremia?
Yeremia 15:19Karena itu beginilah jawab TUHAN: "Jika engkau mau kembali, Aku akan mengembalikan engkau menjadi pelayan di hadapan-Ku, dan jika engkau mengucapkan apa yang berharga dan tidak hina, maka engkau akan menjadi penyambung lidah bagi-Ku. Biarpun mereka akan kembali kepadamu, namun engkau tidak perlu kembali kepada mereka.
Tuhan memahami situasi Yeremia- Dia tahu! Dan Tuhan memberikan juga sebuah peringatan keras bahwa apa yang baru saja dikatakannya itu adalah sia-sia dan tak berguna. Yeremia harus menyadari dan bertobat atas keraguannya terhadap penjaminan Tuhan pada sedia kala pada Yeremia 1:18-19. Jika dia mau kembali maka Tuhan akan kembali menjadikannya sebagai pelayan pelaksana kebenaran untuk menghakimi ketakbenaran “Jika engkau mau kembali, Aku akan mengembalikan engkau menjadi pelayan di hadapan-Ku .” Yeremia dipilih Tuhan untuk mengatakan kebenaran dan kehormatan yang ilahi atas pelayanan dirinya kepada Tuhan, dan harus itu yang dilakukannya “jika engkau mengucapkan apa yang berharga dan tidak hina, maka engkau akan menjadi penyambung lidah bagi-Ku .“
Penting
bagi orang percaya sejati-orang Kristen sejati untuk mengenali dan mengakui
tantangan-tantangan berat yang harus dihadapinya dan dalam hal itu jangan
pernah sekali-kali meragukan keandalan Tuhan
dalam menjaga dirinya. Sekali anda meragukan Tuhan maka
mulutmu akan menumpahkan kata-kata yang tak terhormat atau sampah. Jika mulutmu
menumpahkan keraguanmu terhadap Tuhan maka mulutmu sama sekali tak pantas untuk menyatakan kebenaran Tuhan.
Ketika anda jatuh dalam keraguan di dalam perang panjang menyatakan kebenaran
firman atau kebenaran hukum atau kebenaran apapun untuk menegakan keadilan dan
membongkar kejahatan dimanapun anda bekerja dan mengabdi, maka pastikanlah
bahwa mulutmu harus "memandang" pada janji
Tuhan.
Itu sebabnya Tuhan menuntaskan peringatan dan memberikan undangan kembali kepada Yeremia untuk menjadi penyambung lidah bagi Tuhan dengan sebuah pengulangan janji perlindungan sebagaimana telah disampaikan dalam Yeremia 1:18-19, kembali diutarakan dalam:
Yeremia 15:20-21Terhadap bangsa ini Aku akan membuat engkau sebagai tembok berkubu dari tembaga; mereka akan memerangi engkau, tetapi tidak akan mengalahkan engkau, sebab Aku menyertai engkau untuk menyelamatkan dan melepaskan engkau, demikianlah firman TUHAN. Aku akan melepaskan engkau dari tangan orang-orang jahat dan membebaskan engkau dari genggaman orang-orang lalim."
Tuhan baru saja melakukan pemulihan pada Yeremia untuk kembali berkualifikasi melakukan sebuah tugas besar dari-Nya!
Tuhan
hendak menegaskan bahwa kala Dia membangkitkan seseorang dengan sebuah kuasa yang
membuatnya tak dapat dicegah oleh siapapun bahkan didalam
kesendiriannya, maka Tuhanlah pemilik kuasa perlindungan dan sumber kuasa
perlindungan yang menyelimuti dan menghidupi perjuangannya. Perhatikan “AKU
MEMBUAT ENGKAU.” Jika demikian, maka siapakah yang dapat menjegalnya hingga
maksud Tuhan genap melalui diri orang
tersebut? Yeremia tak tahu seberapa jauh dia akan menjalaninya dan tak ada
siapapun yang tahu seberapa jauh dia akan berjalan sebagai seorang manusia yang
dipenuhi dengan geram Tuhan bagi segenap bangsa dan negaranya, termasuk berapa
generasi penguasa yang harus dihadapinya (bandingkan
dengan Yeremia 1:2-3 dan Yeremia 17:20).
Menjadi
seorang Yeremia yang kerap dan senantiasa mengutarakan kebenaran pasti akan
menimbulkan murka yang melahirkan kebencian yang dapat bercabang didalam
ruang-ruang gelap untuk mengikhtiarkan
maut, sehingga, memang janji perlindungan atau penjagaan Tuhan menjadi sentral
janji Tuhan bagi Yeremia. Kita dapat melihat kasus semacam ini akibat kegetolan Yeremia menyatakan kebenaran:
Yeremia 38:1-3Tetapi Sefaca bin Matan, Gedalya bin Pasyhur, Yukhal bin Selemya dan Pasyhur bin Malkia mendengar perkataan yang tidak henti-henti diucapkan oleh Yeremia kepada segenap orang banyak itu: Beginilah firman TUHAN: Siapa yang tinggal di kota ini akan mati karena pedang, karena kelaparan dan karena penyakit sampar; tetapi siapa yang keluar dari sini mendapatkan orang Kasdim, ia akan tetap hidup; nyawanya akan menjadi jarahan baginya dan ia tetap hidup. Beginilah firman TUHAN: Kota ini akan pasti diserahkan ke dalam tangan tentara raja Babel yang akan merebutnya."
Apa
yang dikatakan Yeremia, hal-hal semacam ini, adalah hal yang sebetulnya menjadi
kesia-siaan sebab sedari awal dia telah mengetahui bahwa tak ada lagi imam dan nabi yang
mendengarkan Tuhan. Menyampaikan kebenaran kepada bangsa ini adalah sebuah
resiko mahabesar sebab kebenaran bukan lagi sahabat pada waktu pagi dan pada
waktu malam. Perhatikan hal ini:
Yeremia 1:16Maka Aku akan menjatuhkan hukuman-Ku atas mereka, karena segala kejahatan mereka, sebab mereka telah meninggalkan Aku, dengan membakar korban kepada allah lain dan sujud menyembah kepada buatan tangannya sendiri.
Yeremia 2:5Beginilah firman TUHAN: Apakah kecurangan yang didapati nenek moyangmu pada-Ku, sehingga mereka menjauh dari pada-Ku, mengikuti dewa kesia-siaan, sampai mereka menjadi sia-sia?Yeremia 2:6Dan mereka tidak lagi bertanya: Di manakah TUHAN, yang menuntun kita keluar dari tanah Mesir; yang memimpin kita di padang gurun, di tanah yang tandus dan yang lekak-lekuk, di tanah yang sangat kering dan gelap, di tanah yang tidak dilintasi orang dan yang tidak didiami manusia?Yeremia 2:8Para imam tidak lagi bertanya: Di manakah TUHAN? Orang-orang yang melaksanakan hukum tidak mengenal Aku lagi, dan para gembala mendurhaka terhadap Aku. Para nabi bernubuat demi Baal, mereka mengikuti apa yang tidak berguna.
Seberapa
hitamnya sebuah negara bobrok? Jawabnya: jika
para imam (pemimpin) tidak lagi mencari Tuhan!
Tuhan sudah lenyap dari perbendaharaan mulut mereka, Tuhan sudah tak berposisi lagi
sebagai Dia yang harus digentari dan dihormati agar tak bermain-main dengan
kejahatan. Sudah lenyap.
Dan
kepada bangsa dan negara semacam inilah Yeremia berkata mengenai kebenaran?
Apakah
buahnya?
Yeremia 38:4-6Maka berkatalah para pemuka itu kepada raja: "Baiklah orang ini dihukum mati! Sebab sebenarnya dengan mengatakan hal-hal seperti itu maka ia melemahkan semangat prajurit-prajurit yang masih tinggal di kota ini dan semangat segenap rakyat. Sungguh, orang ini tidak mengusahakan kesejahteraan untuk bangsa ini, melainkan kemalangan." Raja Zedekia menjawab: "Baiklah, ia ada dalam kuasamu! Sebab raja tidak dapat berbuat apa-apa menentang kamu!" Maka mereka mengambil Yeremia dan memasukkannya ke dalam perigi milik pangeran Malkia yang ada di pelataran penjagaan itu; mereka menurunkan Yeremia dengan tali. Di perigi itu tidak ada air, hanya lumpur, lalu terperosoklah Yeremia ke dalam lumpur itu.
Konspirasi
jahat untuk menghilangkan secara paksa seorang manusia pun dilancarkan. Seorang
imam yang setia kepada kebenaran dan berjalan sendirian demi kebenaran yang
hidup di dalam dirinya, kini berhadapan dengan konspirasi jahat yang
membahayakan nyawanya.
Sekalipun
Tuhan menjanjikan perlindungan yang keras dan kokoh, realitas bahayanya akan
senantiasa mengejar tanpa letih dan tanpa kehilangan semangat untuk membunuh
kebenaran!
Namun,
sebagaimana Tuhan telah berjanji dan sebagai satu-satunya yang benar dan
pemilik kebenaran yang telah memilih Yeremia sebagai bejana kegeramannya, maka
tak ada yang dapat menghentikan atau melenyapkan Yeremia hingga maksud-Nya
melalui Yeremia tergenapi. Perhatikan bagaimana Yeremia dapat luput dari
situasi yang amat kritis ini:
Yeremia 38:7-13Tetapi ketika didengar Ebed-Melekh, orang Etiopia itu--ia seorang sida-sida yang tinggal di istana raja--bahwa Yeremia telah dimasukkan ke dalam perigi--pada waktu itu raja sedang duduk di pintu gerbang Benyamin-- maka keluarlah Ebed-Melekh dari istana raja itu, lalu berkata kepada raja: Ya tuanku raja, perbuatan orang-orang ini jahat dalam segala apa yang mereka lakukan terhadap nabi Yeremia, yakni memasukkan dia ke dalam perigi; ia akan mati kelaparan di tempat itu! Sebab tidak ada lagi roti di kota. Lalu raja memberi perintah kepada Ebed-Melekh, orang Etiopia itu, katanya: "Bawalah tiga orang dari sini dan angkatlah nabi Yeremia dari perigi itu sebelum ia mati!" Ebed-Melekh membawa orang-orang itu dan masuk ke istana raja, ke gudang pakaian di tempat perbendaharaan; dari sana ia mengambil pakaian yang buruk-buruk dan pakaian yang robek-robek, lalu menurunkannya dengan tali kepada Yeremia di perigi itu. Berserulah Ebed-Melekh, orang Etiopia itu, kepada Yeremia: "Taruhlah pakaian yang buruk-buruk dan robek-robek itu di bawah ketiakmu sebagai ganjal tali!" Yeremiapun berbuat demikian. Kemudian mereka menarik dan mengangkat Yeremia dengan tali dari perigi itu. Demikianlah Yeremia tinggal di pelataran penjagaan itu.
Yeremia
di dalam sebuah kesendirian yang ekstrim, itu bukan karena dia tak mau berteman,
sebab memang kejahatan telah bertumbuh subur
bahkan didalam korpsnya sendiri-di dalam departemennya sendiri-
departemen imam. Yeremia di dalam sebuah
kesendirian, bukan karena dia terlampau fanatik dan lupa bahwa ini bukanlah
dunia yang sempurna. Yeremia pun pada saat itu sedang belajar dari Tuhan secara langsung bahwa di
dalam dunia yang tak ideal seperti ini
pun tak ada ruang untuk berkompromi dan hanya berbisik-bisik ketika menyatakan
kebenaran. Kebenaran harus diucapkan dengan lantang dan keras tanpa
sembunyi-sembunyi. Yeremia pun baru belajar secara susah payah betapa kerasnya
berjuang untuk hidup didalam kebenaran yang diimaninya itu- bukankah dia
seorang imam?
Tuhan
tidak ingin dia diam didalam kebenaran yang diketahuinya. Dia harus tampil
berdiri penuh keberanian (sebab Tuhan telah menjamin keselamatannya)sebagai
imam yang mengetahui kebenaran dan harus berani melawan para imam lainya yang
menyembunyikan kebenaran bahkan menjadi agen-agen setan demi kenyamanan hidup.
Yeremia
telah terampas hidupnya dari sebuah kenormalan kebanyakan orang-orang beriman
lainnya, oleh satu sebab : Tuhan tidak menyetujui orang percaya atau pelayananya
berdiam kala ketakbenaran sudah menggerogoti lingkungannya mulai dari
"departemennya" hingga kehidupan berbangsa dan bernegara. Bahkan seluruh rakyat!
Yeremia,
pada pembicaraan tatar-politik- sebagai sebuah negara teokrasi
seperti Israel purba, adalah seorang pejabat publik yang berjuang mulai
didalam departemennya dan kemudian harus menghadapi segenap negeri. Ini bukan
kisah khusus Yeremia, walau ya... apa yang kita pelajari adalah kisah khusus
Israel jelang pembuangan Babel yang
menyakitkan (Bacalah Yeremia 38:14-28) sebagai sebuah bentuk penghukuman Tuhan
atas sebuah bangsa dan negara yang
menyerongkan dan menguburkan kebenaran secara hidup-hidup. Namun harus diinsafi bahwa penyimpangan -penyimpangan keji semacam ini dapat dijumpai pada negara manapun di muka bumi ini, hingga detik ini!
Dalam hal Israel,Tuhan menghukum
bangsa dan negara (kerajaan) ini dengan menyerahkan kehormatan dan harga diri
bangsa itu kepada sebuah bangsa asing yang kuat dan perkasa!
Kita
tak dapat memandang rendah ketika Tuhan menghakimi sebuah bangsa dan negara,
sebab kita tak pernah sungguh-sungguh tahu apa kesudahan sebuah bangsa dan
negara yang sedang berada di dalam timbangan murkanya yang adil dan benar.
Sebagai
orang Kristen sudahkah anda lantang mengutarakan kebenaran? Saatnya belajar
namun tak berlambat-lambat, saatnya membuat keputusan sekalipun anda harus
mengambil resiko dimusuhi oleh kolega satu kantor, satu departemen atau bahkan
seluruh korps kebanggaanmu. Dan harus oleh sebuah sebab: anda mengenal
kebenaran sejati, kebenaran yang telah membebaskan anda!
Jadi,
janganlah gentar terhadap mereka!
Sebagaimana firman Tuhan kepada Yeremia.
Yohanes
8:32-36
dan
kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu."
Jawab mereka: "Kami adalah keturunan Abraham dan tidak pernah menjadi
hamba siapapun. Bagaimana Engkau dapat berkata: Kamu akan merdeka?" Kata
Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang
berbuat dosa, adalah hamba dosa. Dan hamba tidak tetap tinggal dalam rumah,
tetapi anak tetap tinggal dalam rumah. Jadi apabila Anak itu memerdekakan
kamu, kamupun benar-benar merdeka."
AMIN
Segala
Kemuliaan Bagi TUHAN
No comments:
Post a Comment