Oleh: Martin Simamora
“Banyak Kejahatan
Yang Dinilai Dunia Bukan Dosa & Banyak
Dosa Yang Dinilai Dunia Bukan Kejahatan”
Di “hariku” ini, saya ingin
menuliskan sesuatu yang amat personal namun tidak eksklusif, ini adalah refleksi
yang begerak ke luar dari pengalaman-pengalaman pribadiku, yang sayangnya tidak
bisa saya utarakan di sini. Namun, apa yang menjadi poin besarnya adalah: semua
manusia bahkan orang-orang Kristen sekalipun bisa terjebak di dalam situasi yang
digambarkan sebagaimana judul di atas. Saya akan sajikan sebuah situasi
yang dihadapi seorang politisi dan birokrat Kerajaan Persia, yang beriman dan setia kepada Tuhan, di dalam
Alkitab, untuk membantu para pembacaku apakah sesungguhnya yang sedang saya
bicarakan kali ini. Tentu saya harus berkata bahwa Daniel adalah salah satu
subyek paling menarik bagi saya sejak
kala saya mengecap sekolah politik di Universitas Parahyangan, Bandung. Ini
adalah sosok seorang politisi yang tak menyayangkan nyawanya, masa depan, atau
apapun juga. Daniel, jika dia hidup saat ini, saya pastikan akan digunjingkan
oleh publik sebagai seorang politisi
yang terlampau idealis. Hal yang amat
janggal untuk dikatakan sekedar idealis sebetulnya sebab bagaimanapun
tak ada kebenaran didalam mencuri kecil-kecilan uang atau kekayaan kerajaan.
Mari segera kita melihat Daniel: