Oleh: Martin Simamora
Kemerdekaan Orang Kristen Di Dalam Kristus(3)
Bacalah
lebih dulu bagian 2
Kemerdekaan di dalam
Kristus. Mengapa judul ini memberikan makna bahwa kemerdekaan yang sedang
dimaksud adalah sebuah kemerdekaan yang membebaskan namun sekaligus menarik
atau memasukanmu ke dalam sebuah dunia yang
baru. Teks yang telah kita lihat dan pelajari sebelumnya, telah
menunjukan perihal ini:
Yohanes 8:10-11 Lalu Yesus bangkit berdiri dan berkata kepadanya: "Hai perempuan, di manakah mereka? Tidak adakah seorang yang menghukum engkau?" Jawabnya: "Tidak ada, Tuhan." Lalu kata Yesus: "Akupun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang."
Dari seorang dibawah
ketentuan hukum dan sanksinya yang seharusnya membunuhnya, oleh Yesus Kristus
dibebaskan sehingga memiliki hidup sebagai sebuah pemberian oleh sebab vonis
Hakim Yesus yang membebaskan dan melepaskannya sebagai orang merdeka dengan
perintah jangan berbuat dosa lagi.
Jangan kembali lagi! Ini bukan syarat
kebebasan, tetapi buah kebebasan yang diberikan oleh Sang Pembebas. Sehingga
seorang Kristen yang menilai ini sebagai semacam syarat, sungguh keliru. Anda
dibebaskan bukan untuk melayani dosa tetapi hidup oleh vonisnya yang memerdekakanmu, perintahnya atau firmannya!
Disini kita melihat bahwa
kemerdekaan di dalam Kristus adalah pelepasan olehnya dari hukuman atau
kematian akibat pelanggaran. Namun
pemerdekaan ini tidak menghasilkan semacam “kenetralan” atau kehidupan yang
tanpa tuan.Dalam hal ini Yesus berkata “pergilah,
dan jangan berbuat dosa lagi.” Sebagai Sang
Hakim yang telah memvonis bebas maka Yesus memerintahkan agar dia jangan
berbuat dosa lagi. Jangan lagi di dalam kemerderkaan yang diberikan-Nya,
dihidupi dalam dosa. Hidup dahulu sudah berlalu oleh karena kehidupan yang
diberikan [dibebaskan dari hukuman mati] oleh Yesus, dan kehidupan yang
diberikannya adalah hari atau era yang baru, janganlah berbuat dosa lagi adalah
perintah Sang Hakim yang telah membebaskan secara cuma-cuma dan sebetulnya tak
ada sedikitpun bukti meringankan baginya - bahkan tertangkap basah sedang
melakukan dosa, Yohanes 8:4.
Faktanya manusia senantiasa
akan tertangkap basah sedang melakukan dosa, kita sudah melihat tak terkecuali
pada ahli-ahli Taurat. Yesus sudah menegaskan keberadaan semacam ini dalam
Yohanes 8: 5, “tak ada satupun yang tak berdosa.” Di mata Tuhan tak ada satu
pun manusia yang tak tertangkap basah berdosa bahkan dari yang tertua sekalipun
(Yohanes 8:9).
Sang
Terang Hidup & Tak Ada Satupun Manusia Yang Baik Dalam Pandangannya
Siapapun mutlak harus
memahami siapakah Yesus dan apakah yang dikemukakannya atau dikatakannya atau
difirmankannya. Ketika anda membaca Yohanes 8:12 “Akulah terang dunia,” maka
kita sedang mendengarkan sebuah deklarasi dan sekaligus penghakiman atau vonis
global atas semua penduduk dunia :“semua tanpa kecuali berada di dalam
kegelapan.” Itu sebabnya Yesus secara
gamblang setelah menyatakan dirinya
adalah terang dunia, dia menyatakan ‘barangsiapa
mengikut Aku, ia tidak akan berjalan di dalam kegelapan.”
Pernyataan Yesus ini adalah
pandangan Yesus kepada semua manusia. Tak hanya manusia-manusia kala itu di
dalam dunia Yesus,namun semua manusia di segenap bola dunia. Yesus sedang memberitahukan kepada setiap
manusia masalah terkrusial atau terpenting bagi setiap manusia, yang sayangnya
tak akan dapat ditanggulangi di luar diri Yesus.
Yesus tak pernah memberi
pujian sekalipun kepada manusia-manusia yang dipandang manusia lainnya sebagai manusia
“yang baik”. Tak pernah.
Bahkan siapapun yang berpikir dan berupaya membuktikan bahwa dirinya telah
memenuhi tuntutan hukum Taurat akan tak
bernilai sebagaimana yang diharapkan dan
dikehendaki oleh Yesus. Mari kita sejenak bergeser kepada sebuah percakapan
yang sangat luar biasa menunjukan realita ini:
Markus 10:17-22(17) Pada waktu Yesus berangkat untuk meneruskan perjalanan-Nya, datanglah seorang berlari-lari mendapatkan Dia dan sambil bertelut di hadapan-Nya ia bertanya: "Guru yang baik, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?" (18) Jawab Yesus: "Mengapa kaukatakan Aku baik? Tak seorangpun yang baik selain dari pada Allah saja.(19) Engkau tentu mengetahui segala perintah Allah: Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, jangan mengurangi hak orang, hormatilah ayahmu dan ibumu!"(20) Lalu kata orang itu kepada-Nya: "Guru, semuanya itu telah kuturuti sejak masa mudaku."(21) Tetapi Yesus memandang dia dan menaruh kasih kepadanya, lalu berkata kepadanya: "Hanya satu lagi kekuranganmu: pergilah, juallah apa yang kaumiliki dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku."(22) Mendengar perkataan itu ia menjadi kecewa, lalu pergi dengan sedih, sebab banyak hartanya.
Ini
adalah dialog seseorang dengan Yesus. Mendatangi Yesus penuh antusias dan penuh
percaya diri (sambil berlari-lari)
bahwa ia telah memiliki segala sesuatu untuk diperkenan penuh oleh Yesus.
Orang
tersebut mengajukan pertanyaan “idaman” :”Guru yang baik, apa yang harus kuperbuat
untuk memperoleh hidup yang kekal.”
Ini adalah sebuah pertanyaan yang sangat
penuh percaya diri terkait kemampuan dirinya untuk menggapai kekekalan.
Jelas orang ini memiliki pandangan dan keyakinan bahwa pada dirinya ada hal
baik yang berguna untuk kekekalan. Dapat dipahami jika dia menyapa Yesus bukan
semata Guru, namun Guru yang baik, sebagai sebuah nilai baik yang dinilainya sebagai dapat untuk
dimiliki oleh manusia. Namun perlu diperhatikan bahwa “yang baik” di sini terkait dengan apa yang
dapat dilakukan manusia sebagaimana tuturnya “apa yang harus kuperbuat.”
Jawaban
Yesus sungguh mencengangkan siapapun juga, sebab terkait “yang baik,” inilah jawaban Yesus : “Tak seorangpun yang baik selain dari pada Allah saja”,
sebuah jawaban yang menutup sejak dini
sebuah kemungkinan positif untuk jawab atas pertanyaannya : “apa yang harus kuperbuat untuk
memperoleh hidup yang kekal?” Bagi Yesus, tak ada manusia yang baik! Ini adalah vonis mematikan
dan menutup segala kemungkinan mengaitkan perbuatan manusia itu sendiri untuk
memperoleh hidup yang kekal.
Semakin
jelas terlihat kala Yesus melanjutkan
jawaban dan dialognya dengan orang tersebut. Apa yang akan kita baca berikut
ini adalah salah satu bukti keadaan manusia yang begitu rapuh dan mustahil
untuk berupaya sendiri dalam memperoleh hidup yang kekal. Mari kita lihat:
“Engkau tentu mengetahui segala perintah Allah: Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, jangan mengurangi hak orang, hormatilah ayahmu dan ibumu!"
Yesus
langsung mengangkat apa yang dituntut oleh hukum Taurat. Sangat terkait dengan apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal.
Kemudian beginilah jawab
orang tersebut:
Markus 10:20 Lalu kata orang itu kepada-Nya: "Guru, semuanya itu telah kuturuti sejak masa mudaku."
Ini
adalah jawaban yang luar biasa. Orang ini bahkan berkata, “sejak masa mudaku.”
Mungkinkah dia memang benar melakukanya ataukah dia sedang berdusta kepada
Yesus?
Kita akan mengetahui apakah
ini adalah jawaban jujur atau sebaliknya, bombastis atau dusta besar belaka,
berdasarkan respon Yesus:
Markus 10:21 Tetapi Yesus memandang dia dan menaruh kasih kepadanya, lalu berkata kepadanya: "Hanya satu lagi kekuranganmu
Ini
adalah jawaban Yesus yang menunjukan bahwa orang tersebut tidak sedang membual
atau sedang berdusta. Dia memang melakukan atau memenuhi tuntutan-tuntutan
hukum Taurat itu sejak masa mudanya. Berkata apa adanya, dan sebuah antusiasme
yang juga apa adanya dia. Namun,
sekaligus Yesus MENYINGKAPKAN bahwa apa yang baru saja dia saksikan mengenai apa yang telah diperbuatnya, ternyata di mata
Yesus sama sekali tidak memadai untuk memperoleh hidup yang kekal. Yesus berkata: Hanya satu
lagi kekuranganmu. Kurang, tidak memadai!
[NIV “One thing you lack” KJV “One thing thou lackest” Aramaic Bible in Plain English “You have one thing missing” ; Yun: usterei : tertinggal atau tidak mencukupi/tidak memadai].
Pernyataan
Yesus “hanya satu lagi kekuranganmu” seketika itu juga telah menghancurkan gambaran
dirinya sebagai yang baik dan memiliki kepantasan atau kecukupan untuk
dapat memiliki hidup yang kekal.
Apakah satu yang kurang itu? Ini
adalah penjelasan Yesus:
“pergilah, juallah apa yang kaumiliki dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku.”
Jika
pertanyaannya adalah “apa yang
harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?” Maka
itulah jawaban Yesus. Jika anda berpikir bahwa
apa yang anda perbuat akan menentukan keselamatanmu maka Yesus baru saja memperlihatkan bahwa
perbuatan-perbuatan baik yang mampu anda lakukan tetaplah tidak cukup atau
kurang. Kurang dan tidak cukup adalah sebuah kegagalan total dan bukan
kegagalan sedikit!
Saya
ingin anda untuk melihat kualitas perbuatan baik orang ini, bukanlah
berkualitas rendah. Perhatikan hal berikut ini:
Orang tersebut melakukan hal ini sejak masa mudanya : Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, jangan mengurangi hak orang, hormatilah ayahmu dan ibumu!
Masa
mudanya sungguh “luar biasa” dalam karakter. Sangat jarang bahkan teramat sukar
mendapatkan kehidupan masa muda yang memiliki nilai-nilai moral yang diakui
oleh Yesus!
Tetapi
bahkan! Untuk sebuah performa moral dan karakter yang sedemikian mulia ini (saya sungguh-sungguh mengatakan mulia sebab pada
level dunia apa-apa yang diperbuatnya sungguh langkah dan sungguh sukar),
pun YESUS BERKATA MASIH KURANG UNTUK DAPAT MEMILIKI KEHIDUPAN YANG KEKAL.
Apa maknanya? Maknanya orang tersebut
terhilang dari kehidupan yang disediakan
Allah bagi siapapun yang dapat secara sempurna memenuhi standar-standard
ilahi yang ditetapkan bagi
manusia-manusia fana.
Yesus
memang menunjukan kasihnya kepadanya, namun jika orang itu menuntut perbuatan-perbuatan
apa agar memiliki kehidupan kekal maka tak ada sebuah ruang bagi kekurangan
sesedikit apapun juga.
Menjual
seluruh milik hidup, seluruh apa pun yang dapat engkau beli oleh pencapaianmu, oleh prestasimu dan oleh
apa yang memang merupakan upah jerih payahmu, adalah hal yang tak mungkin dan
mustahil. Yesus menyuruhnya untuk menjual SEMUA. Ini bukan kiasan, sebab ini
adalah dalam arti sebenarnya. Jual semuanya sampai anda tak lagi memiliki
apapun juga, sehingga anda hanya tinggal melihat pada Yesus, sehingga anda orang kaya itu hanya memiliki Yesus yang paling berharga bagi dirinya! Mengapa tak memiliki apapun juga setelah menjual? Sebab anda harus
memberikannya kepada orang-orang miskin! Anda harus juga miskin dari segala keterpautan atau keterpesonaan pada kemilau kemuliaan dunia (dari segala belenggu keduniaan), selain harus
sempurna memenuhi tuntutan Taurat, minimal seperti prestasi orang tersebut. Kita tahu, bahkan prestasi orang tersebut masih kurang bagi Yesus!
Saya
ingin katakan, adalah mungkin ada orang
yang begitu luhur dalam karakter dan perilaku namun tidak menjadi dasar sama
sekali untuk diakui oleh Yesus sebagai sudah memadai untuk memiliki hidup kekal. Inilah problem terbesar dan mengerikan yang disajikan oleh Yesus bagi umat manusia yang berpikir bahwa
dirinya dapat memiliki hidup kekal oleh upayanya sendiri.
Orang
itu tak kuasa untuk memenuhinya, dan kesedihan yang tak terkatakan menerkam
jiwanya tanpa ada satu penghiburan sebab memang itulah yang harus dilakukan
jika ingin oleh perbuatan-perbuatannya
menggapai kehidupan kekal.
Markus 10:22 Mendengar perkataan itu ia menjadi kecewa, lalu pergi dengan sedih, sebab banyak hartanya.
Jawaban
Yesus itu mengecewakan dan menyedihkannya. Sebab apa yang diperintahkan Yesus
adalah apa yang paling disayanginya. Bahkan sebetulnya dalam teks ini, Yesus
menunjukan jantung problem manusia yang mengakibatkan manusia mustahil untuk
melakukan perbuatan-perbuatan yang membuatnya dapat memiliki kehidupan kekal.
Sekalipun itu adalah firman Yesus sendiri, yang berbunyi jualah apa yang kaumiliki!
Yesus
bahkan tak menyuruh sesuatu yang berada diluar jangkauannya, namun terkait apa
yang ada didalam kepemilikan dan kuasa dirinya : APA YANG DIMILIKI! Apakah yang
lebih menarik antara HARTA DUNIA Vs HIDUP KEKAL? Kita baru saja melihat bahwa
sekalipun manusia itu memiliki kemauan untuk hidup kekal namun manusia didalam
dirinya ada sebuah “virus” mengerikan yang
seketika membuat hidup kekal menjadi teramat buram ketika Yesus
menyentuh apa yang paling menjadi masalah manusia yang tak terobati oleh
manusia itu sendiri: cinta
atau terikat dengan dunia ini!
Ketika Yesus berkata:
Markus 10:23Lalu Yesus memandang murid-murid-Nya di sekeliling-Nya dan berkata kepada mereka: "Alangkah sukarnya orang yang beruang masuk ke dalam Kerajaan Allah."
Maka ada 2 poin krusial yang
melekat:
(1)Alangkah sukarnya, terkait dengan apa yang menjadi pertanyaan orang tersebut : “apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup kekal.”(2)Sekalipun ayat ini terkait dengan orang kaya, namun tema besarnya adalah masuk ke dalam kerajaan Sorga dalam hubunganya APA YANG HARUS KUPERBUAT.
Dan
memang pada akhirnya Yesus telah mendeklarasikan bahwa terkait
apa yang harus kulakukan untuk memiliki kehidupan yang kekal adalah sukar.
Perhatikan pernyataan Yesus berikut ini:
Markus 10:24Murid-murid-Nya tercengang mendengar perkataan-Nya itu. Tetapi Yesus menyambung lagi: "Anak-anak-Ku, alangkah sukarnya masuk ke dalam Kerajaan Allah.
Jawaban
Yesus ini: ALANGKAH SUKARNYA terkait masuk ke dalam Kerajaan Allah terkait
dengan pertanyaan: ”Apakah yang harus saya perbuat agar
dapat masuk ke dalam kerajaan Allah atau memiliki kehidupan kekal?”
Jika
anda berpikir, kuncinya ada pada dirimu atau bersentral pada apa yang harus
anda lakukan, maka YESUS sendiri telah menjawabnya: ALANGKAH SUKARNYA.
Apa
yang dimaksud dengan ALANGKAH SUKARNYA? Perhatikan hal ini:
Markus 10:25 Lebih mudah seekor unta melewati lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah."
“Lebih
mudah seekor unta melewati lobang jarum” dalam komparasi atau perbandingan
seorang manusia kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah adalah sebuah kepastian untuk sebuah KEMUSTAHILAN. Sebab
Unta MUSTAHIL melewati lobang jarum!
Sekali
lagi, ini bukan spesifik pada seorang kaya, namun universal bagi semua kelas
atau kasta manusia. Perhatikan respon para murid dan jawaban Yesus berikut ini:
Markus 10:26 Mereka makin gempar dan berkata seorang kepada yang lain: "Jika demikian, siapakah yang dapat diselamatkan?"
Jika
orang kaya yang dapat memenuhi tuntutan
Taurat dan dibenarkan oleh Yesus saja masih kurang atau tak memenuhi SKALA
SEMPURNA PERBUATAN-PERBUATAN UNTUK MEMILIKI HIDUP KEKAL, lalu SIAPAKAH YANG DAPAT DISELAMATKAN?
Murid-murid
Yesus sangat paham sekali apa makna
dialog antara orang kaya itu dengan Yesus. Seorang kaya yang dapat dikatakan sebagai bermoral
mulia bahkan dalam makna ketentuan-ketentuan Hukum Musa! Ternyata manusia tersebut dinyatakan masih kurang dalam
perbuatannya.
Manusia
mustahil untuk dapat memiliki kehidupan
kekal jika itu dijangkarkan pada diri manusia untuk melakukan
perbuatan-perbuatan. Bahkan sekalipun anda berpikir dan dapat mengunjukan bahwa sudah memenuhinya, pun
di mata Tuhan tak memadai atau kurang atau tak sempurna!
Perbuatan-perbuatan
baik tetaplah hal yang diapresiasi di mata Tuhan, namun tak membuat
manusia dengan demikian adalah baik,
sebab hanya Allah saja yang baik.
Perbuatan-perbuatan baik dan memperhatikan
tuntutan-tuntutan moral adalah
tetap bernilai di mata Tuhan, sebab
apa yang dituntut oleh hukum adalah apa yang tak dapat dilakukan oleh manusia
dalam sebuah ketekunan dan kesungguhan sempurna atau dengan kata lain oleh
tuntutan hukum itu semakin ternyata
bahwa manusia lebih mencintai kejahatan daripada kebaikan.
Ketika
orang kaya itu lebih memilih bersedih daripada miskin, sebetulnya adalah
refleksi nyata manusia secara keseluruhan bahwa manusia tak benar-benar
berkuasa atas dirinya untuk menginginkan dan melakukan sesuai dengan
keinginannya. Bandingkan dengan :
Yohanes 3:19 Dan inilah hukuman itu: Terang telah datang ke dalam dunia, tetapi manusia lebih menyukai kegelapan dari pada terang, sebab perbuatan-perbuatan mereka jahat.
Dan
sesungguhnya demikianlah natur orang
kaya yang antusias untuk memiliki hidup kekal, namun kala Yesus memberi satu
petunjuk lagi yang kurang, dia lebih memilih untuk mempertahankan kepunyaannya
(kegelapan dunia) yang tak dapat menolong apapun. Dia memilih meninggalkan
Yesus dan segala perintahnya terkait APA YANG HARUS KUPERBUAT.
Jika
manusia ditinggalkan pada posisi demikian selama-lamanya maka memang tak ada
yang dapat selamat! Begitu tinggi tuntutan Tuhan itu sehingga manusia yang
dikuasai dosa itu mustahil berdaya untuk memenuhi perintah-perintah Tuhan itu.
Pertanyaan
orang kaya terkait keselamatan dan apa yang mampu dan tak mampu dilakukannya
telah menunjukan bahwa manusia mustahil memiliki keselamatan oleh dirinya
sendiri. Dan Yesus memastikan kondisi ini, bahwa memang mustahil keselamatan
dapat dijangkau oleh manusia pada poin usaha atau uapayanya sendiri:
Markus 10:27 Yesus memandang mereka dan berkata: "Bagi manusia hal itu tidak mungkin, tetapi bukan demikian bagi Allah. Sebab segala sesuatu adalah mungkin bagi Allah."
Yesus
mengatakan terkait apa yang dapat
dilakukan manusia untuk memiliki kehidupan kekal, jawabnya adalah MUSTAHIL. Tak
ada jalan tengah dan tak ada jalan alternatif untuk menanggulangi kebuntuan ini
pada dunia manusia. Lalu bagaimana?
Beginilah jawaban Yesus:
tetapi bukan demikian bagi Allah. Sebab segala sesuatu adalah mungkin bagi Allah."
Ini
adalah ketakberdayaan manusia, dan kebergantungan total manusia pada Allah
terkait bagaimana dia dapat memiliki kehidupan kekal. Teks ini pun tak dapat
anda jadikan dasar bahwa di dalam anugerah Allah maka orang Kristen tak perlu
lagi memperhatikan bagaimana dia hidup, sebab Yesus dalam hal ini pun
memberikan apresiasi terhadap orang kaya tersebut. Hanya saja apa yang diapresiasi
Yesus pada dirinya tak cukup, kurang
untuk menjadi dasar bagi setiap manusia untuk memiliki kehidupan kekal.
Perbuatan baik bernilai namun hampa nilai untuk menjadi dasar memiliki
kehidupan kekal.
Kita
akan berjumpa lagi pada bagian berikutnya, di dalam kasih setia Tuhan saya akan
melanjutkannya dan bersama-sama kita akan melihat bagaimana Allah membuat
mungkin bagi manusia untuk memiliki hidup yang kekal itu. Sampai berjumpa
pada bagian selanjutnya.
Karena
itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti
orang bebal, tetapi seperti orang arif, dan pergunakanlah waktu yang ada,
karena hari-hari ini adalah jahat. – Efesus 5:15-16
Bersambung ke bagian 4
AMIN
Segala
Kemuliaan Hanya Bagi TUHAN
No comments:
Post a Comment