F O K U S

Nabi Daud Tentang Siapakah Kristus

Ia Adalah Seorang Nabi Dan Ia Telah   Melihat Ke Depan Dan Telah Berbicara Tentang Kebangkitan Mesias Oleh: Blogger Martin Simamora ...

0 Kemerdekaan Orang Kristen Di Dalam Kristus(2)



Oleh: Martin Simamora

Kemerdekaan Orang Kristen Di Dalam Kristus(2)

 Bacalah lebih dulu Bagian 1

Sekarang, apakah penghakiman oleh seorang hakim bernama Yesus Kristus itu dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya? Benarkah vonisnya yang membebaskan perempuan itu dari hukuman mati adalah sebuah kebenaran yang tak akan menyalahi Hukum Taurat tersebut?  Yesus memberikan sebuah jawaban atau penjelasan  yang sangat definitif:
Yohanes 8:15-16

“Kamu menghakimi menurut ukuran manusia, Aku tidak menghakimi seorangpun, dan jikalau Aku menghakimi, maka penghakiman-Ku itu benar,...”


Tindakan penghakiman oleh Hakim Yesus sebagaimana yang telah kita lihat pada Yohanes 8:11 dengan demikian adalah sebuah penghakiman yang benar; bahwa Sang Hakim memutuskan  bersalah namun memberikan vonis membebaskannya dari hukuman yang sepatutnya ditimpakan padanya adalah keputusan  hakim yang benar.

Yesus sebetulnya baru saja menyatakan bahwa dirinya adalah seorang Hakim yang secara pasti memberikan penghakiman yang benar, Dia adalah hakim yang benar. Dan Yesus pun dalam hal ini memenuhi tuntutan hukum Taurat tentang keabsahan deklarasinya atau kesaksiannya  bahwa Ia adalah Hakim Yang Benar ( tak mungkin salah!):



Yohanes 8:16
“...sebab Aku tidak seorang diri, tetapi Aku bersama dengan Dia yang mengutus Aku.”


Ini, teks ini adalah penjelasan Yesus yang sangat terkait dengan apa yang dituntut hukum Taurat, sebagaimana  Yesus sendiri katakan:

Yohanes 8:17
Dan dalam kitab Tauratmu ada tertulis, bahwa kesaksian dua orang adalah sah;[bandingkan dengan Ulangan 19:15]


Dengan kata lain keputusan Yesus dalam penghakiman itu  bukan keputusannya seorang diri namun Yesus memutuskannya bersama dengan Bapa yang mengutusnya; bahwa kesaksian dan keputusan yang lahir dari diri Yesus merupakan keputusan yang juga dikehendaki oleh Bapa yang mengutusnya. Pola semacam ini juga termasuk kesaksian diri Yesus akan siapakah dia. Ketika dia berkata bahwa dia  diutus oleh Bapa maka dalam hal ini Bapa pun bersaksi demikian; kala dia bersaksi bahwa dia adalah terang dunia (Yohanes 8:12) saat semua hakim itu pergi, pun dalam hal ini Bapa bersaksi hal yang sama.


Namun, apa yang jauh lebih besar dan teramat megah bukan karena Yesus memenuhi tuntutan hukum Taurat terkait ketentuan minimal: dua saksi, namun kesaksian Yesus bahwa dia  berasal dari atau datang dari tempat asal hukum Taurat itu sendiri. Perhatikan hal berikut ini:

Aku tahu, dari mana Aku datang dan ke mana Aku pergi. Tetapi kamu tidak tahu, dari mana Aku datang dan ke mana Aku pergi” –Yohanes 8:14.


Teks ini, ketika berkata “dari mana Aku datang” dan “kemana Aku pergitidak bisa dipahami sebagai lokasi-lokasi di dunia ini! Ketika Yesus berkata “Aku bersama dengan Dia yang mengutus Aku (Yohanes 8:16),” harus dipahami sebagai lokasi dimana Allah bertakhta atau berdiam,bacalah Yohanes 1:1,2,14 kemudian bandingkan dengan Yohanes 17:5, 17:24 sehingga anda dapat  memahaminya.


Sehingga Yesus sebetulnya mengatakan bahwa penghakimannya adalah penghakiman yang kudus dan benar oleh sebab keputusan Yesus merupakan kehendak Bapa sebagai Pengutusnya dan Yesus sendiri datang dari tempat dimana Bapa berada. Yesus adalah Hakim yang ilahi! (bandingkan dengan Yohanes 8:15-16).


Penghakiman Yesus yang membebaskan terdakwa dari hukum yang diatur dalam Taurat  Musa dengan demikian tak dapat diganggu gugat oleh karena diputuskan dalam sebuah pengadilan ilahi yang diselenggarakan di bumi.




Sang Terang Hidup, Hukum Taurat & Manusia Berdosa
Inilah momen paling krusial bagi manusia. Momen  yang tercipta oleh pernyataan Yesus yang secara luar biasa menyingkapkan dirinya sebagai kebenaran tertinggi dan tersempurna yang  sanggup mengatasi kelemahan pada diri manusia:


Yohanes 8:12
Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak, kata-Nya: "Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup."



Kelemahan manusia yang tak dapat ditanggulangi oleh hukum Taurat, sebab kekudusan hukum Taurat  malah membuat manusia semakin nyata sebagai budak-budak dosa. Perhatikan teks berikut ini, yang akan menjadi pasangan yang sangat bagus bagi kita untuk memahami mengapa Yesus mengajak para pengikut Taurat Musa menjadi pengikut Yesus. Saya akan mengambil    bagian  Surat  Roma yang sangat   berguna untuk memahami Yohanes 8:12 :


Roma 7:9-14
(9) Dahulu aku hidup tanpa hukum Taurat. Akan tetapi sesudah datang perintah itu, dosa mulai hidup,(10) sebaliknya aku mati. Dan perintah yang seharusnya membawa kepada hidup, ternyata bagiku justru membawa kepada kematian.(11) Sebab dalam perintah itu, dosa mendapat kesempatan untuk menipu aku dan oleh perintah itu ia membunuh aku.

(12) Jadi hukum Taurat adalah kudus, dan perintah itu juga adalah kudus, benar dan baik.(13) Jika demikian, adakah yang baik itu menjadi kematian bagiku? Sekali-kali tidak! Tetapi supaya nyata, bahwa ia adalah dosa, maka dosa mempergunakan yang baik untuk mendatangkan kematian bagiku, supaya oleh perintah itu dosa lebih nyata lagi keadaannya sebagai dosa.(14) Sebab kita tahu, bahwa hukum Taurat adalah rohani, tetapi aku bersifat daging, terjual di bawah kuasa dosa.


Pada bagian pertama, kita telah melihat bahwa dalam penentangannya terhadap para ahli Taurat dan dalam penghakimannya yang menghasilkan vonis bebas pada terdakwa, sama sekali Yesus tidak memperlihatkan penentangan pada hukum Taurat itu sendiri. Dia meneguhkan bahwa sepatutnyalah berdasarkan hukum Taurat si terdakwa harus mati.  Jadi dalam pandangan Yesus, hukum Taurat adalah benar dan memang memiliki kuasa untuk menentukan hukuman.



Sekarang mari kita lihat:
Relasi hukum Taurat dan manusia dalam pandangan rasul Paulus:

(1)Hukum Taurat membenderangkan realita manusia yang hidup dalam kendali dosa. Taurat membuat dosa dalam manusia itu nyata dan hidup.
(2)Pada saat yang bersamaan, saat dosa  nyata dan hidup didalam diri manusia oleh sorot  hukum Taurat, maka manusia itu sendiri mati. Manusia ditaklukan oleh dosa, atau dengan kata lain dosa yang berkuasa atau memiliki kehidupan atas manusia dan bukan manusia yang menguasai dosa  atau memiliki kuasa kehidupan atas dirinya sendiri sehingga sanggup memenuhi tuntutan hukum Taurat
(3)Manusia  oleh sebab dosa yang  menjadi penguasa atau pemilik kehidupan atas dirinya maka menjadi tak berdaya untuk memenuhi tuntutan hukum Taurat. Jikalau manusia memiliki kuasa penuh atas dirinya maka dosa dapat ditaklukannya dan jika hal itu terjadi maka manusia dapat memenuhi tuntutan hukum Taurat,  sehingga membawa kehidupan. Apa yang terjadi atau realitanya adalah  manusia yang ditaklukan oleh dosa (dosa adalah penakluk dan tua atas diri manusia itu sendiri) atau kuasa dosa senantiasa memuslihatkan manusia sehingga terbelenggu didalam ketakberdayaan untuk memenuhi tuntutan hukum. Gagalnya manusia memenuhi tuntutan hukum itu telah mendatangkan deretan berbagai bentuk hukuman akibat pelanggaran. Manusia gagal oleh kelemahannya dalam memenuhi Taurat.
(4)Hukum Taurat memvonis manusia secara legal sebagai orang-orang berdosa yang layak dihukum mati.



Nilai Hukum Taurat beserta kandungan-kandungannya dalam pandangan rasul Paulus:
(1)Hukum Taurat itu Kudus
(2)Perintah didalamnya Kudus
(3)Perintah didalamnya benar
(4)Perintah didalamnya  baik


Jika memang hukum Taurat itu kudus, benar dan baik, lalu mengapa hasilnya bagiku adalah kematian (gagal memenuhi atau menggenapi tuntutannya)?Apakah hukum Taurat adalah kematian?
Penjelasan atau jawaban rasul Paulus: Sekali-kali tidak!

Lalu apakah kegunaan  hukum Taurat itu jika kehadirannya tak membuatku berhasil memenuhi tuntutannya?
Penjelasan atau jawaban rasul Paulus:” supaya oleh perintah itu dosa lebih nyata lagi keadaannya sebagai dosa.”

Jika manusia secara alami telah dikuasai secara total oleh dosa - tuan atas kehidupan manusia itu sehingga manusia itu sendiri mati atau tak pernah menjadi pengendali absolut atas keinginan-keinginan dosa atau senantiasa diperbudak dosa, apakah kemudian manusia itu masih senantiasa sanggup  melihat dosa sebagai sebuah dosa dan tidak melihat dosa sebagai sebuah kebenaran dalam dunia manusia yang diperbudak  atau dituani oleh dosa? Dalam kehidupan sehari-hari kita  bahkan bisa menakar adanya dusta putih dan tidak ada sebuah kegentaran yang menyergap – bahwa Tuhan yang Kudus sangat  jijik dengan sebuah dusta putih. Istilah dusta atau bohong putih (untuk tujuan kebaikan) itu sendiri sudah menunjukan bahwa semakin lama dosa atau perbuatan-perbuatan dosa itu telah kehilangan jati diri sejatinya sebagai sebuah dosa atau ketakudusan di mata manusia-manusia yang tanpa kecuali (kecuali manusia Yesus) telah dituani atau dihidupi oleh dosa!


Hukum Taurat dengan perintah-perintah-Nya seperti di dalam Keluaran 20:1-17 akan memastikan dosa adalah dosa dan tak pernah dosa adalah kebenaran. Hukum Taurat akan memastikan kejahatan adalah kejahatan dan tak pernah kejahatan adalah kebenaran. Hukum Taurat akan memastikan bahwa seorang pria yang menginginkan isteri orang  lain  adalah dosa dan tak pernah memiliki dasar kebenaran untuk dilakukan. Hukum Taurat akan memastikan bahwa mencuri dalam segala bentuknya dan dalam segala derajatnya adalah dosa dan tak akan pernah sama sekali memiliki tempat terhormat di mata Tuhan. Tuhan tak akan pernah berkenan dengan manusia yang memuji dan menyanjung kejahatan baik itu di dalam keinginan dan di dalam tindakan! Hukum Taurat bagaikan  monumen kebenaran ilahi yang Tuhan pancangkan agar manusia mengetahui bahwa sekalipun manusia-manusia meredefinisi dosa didalam segala pendekatan dan filsafatnya, bagi Tuhan tetaplah dosa. Hal ini harus tetap ada oleh sebab Allah adalah kudus!


Jadi oleh Hukum Taurat apa yang disebut sebagai dosa akan semakin terang atau nyata keadaan dosa itu dan juga dosa tak akan pernah mendapatkan ruang untuk bermetamorfosa  menjadi sebuah kebenaran sekalipun telah menjadi kebenaran bagi manusia-manusia!


Sekarang kita melihat bahwa mengikuti hukum Taurat untuk mendapatkan kehidupan adalah mustahil oleh sebab dosalah yang menjadi tuan atas manusia. Sebuah kelemahan yang tak ditanggulangi oleh hukum Taurat, sebab hukum itu hanya menyorot secara terang dosa manusia itu agar  nyata senyata-nyatanya dan menegaskan bahwa dosa dan manusia berdosa  tak dapat melarikan diri dari kekudusan Tuhan yang senantiasa memburunya.


Hukum Taurat pada finalnya telah berhasil membuktikan secara legal bahwa manusia telah terjual di bawah kuasa dosa. Sifat Hukum Taurat yang rohani atau kudus tak akan sanggup  dipenuhi tuntutan-tuntutannya oleh manusia berdosa.



Ketika rasul Paulus berkata bahwa oleh perintah itu  ia membunuh aku, secara demonstratif dan  terang benderang, sebagaimana telah kita saksikan pada diri perempuan yang tertangkap tangan berzinah dan diperhadapkan oleh ahli-ahli Taurat kepada Yesus. Yesus tahu bahwa oleh ketentuan Taurat maka perempuan tersebut harus dihukum mati. Inilah yang dimaksud Paulus dengan:

(1)Oleh perintah itu ia membunuh aku
(2)Dosa lebih nyata lagi keadaannya sebagai dosa
(3)Terjual dibawah kuasa dosa


Berzinah adalah dosa, namun tak ada yang dapat tahu apakah dosa itu dan konsekuensinya, mengapa dosa  pasti memiliki konsekuensi legal atau hukum yang mutlak dan tak dapat dihindari. Ketika berzinah dan dosa-dosa atau kejahatan memiliki sanksi-sanksinya atau tak memiliki konsekuensi apapun, maka memang tak akan pernah dikatakan sebagai dosa sekalipun dapat dikatakan sebagai salah dan terlarang. Oleh Hukum Taurat yang kudus maka perbuatan semacam itu telah ditetapkan secara terang adalah perbuatan dosa atau tak kudus. Kita menjadi dapat semakin memahami mengapa Yesus bertanya kepada para hakim licik tersebut: “Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu.”


Adakah diantara manusia yang tak dituani oleh dosa sebagaimana yang juga telah dikemukakan oleh rasul Paulus? Apakah anda berani mengatakan bahwa dosa tak berkuasa pada tubuh daging ini sementara anda sekalipun orang percaya sedang  hidup didalam tubuh jasmani yang masih setia melayani hasrat-hasrat dosa (bandingkan dengan  Roma 7:15-20).




Sang Terang Manusia Adalah Pembebas Manusia Dari Kematian Pasti Yang diakibatkan Kegagalan Manusia Memenuhi Hukum Taurat

Ketika Yesus berkata, pasca pengadilan perempuan  yang  berzinah itu, :

"Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup." – Yohanes 8:12


Maka Yesus sedang menunjukan  jalan keluar yang mengatasi kemustahilan manusia untuk mendapatkan kehidupan melalui hukum Taurat. Ada satu poin tunggal yang secara pasti hanya Yesus yang memilikinya  dan hanya dia yang dapat memberikannya kepada manusia yang mati (karena dosa yang hidup di dalamnya bukan dirinya): “TERANG HIDUP.”


Tanpa Yesus atau tetap mengikuti Hukum Musa maka manusia hanya berjumpa dengan jati diri sebenarnya : mati tak memiliki hidup. Manusia diliputi oleh kegelapan yang tak dapat diatasi dengan mengikuti  Hukum Musa yang hanya memastikan kelemahan mematikan pada diri manusia.


Akulah terang dunia (bandingkan dengan Yohanes 1:4-5). Ini adalah deklarasi terbuka bagi manusia bahwa kini telah ada terang dalam  gelapnya pengharapan manusia akibat belenggu kegelapan dosa yang ditegaskan dan dibenderangkan oleh hukum Taurat.


Deklarasi yang disertai dengan sebuah solusi tunggal yang  sangat berbeda  dengan Hukum Taurat itu sendiri. Yaitu: Yesus. Sang Pembebas berkata  ikutlah Aku dan dalam mengikut dia tidak akan berjalan dalam kegelapan. Yesus  langsung membidik apa yang tak mungkin bagi setiap manusia yang mengikut Taurat sebagai jalan untuk memiliki kehidupan, bahwa tak mungkin keluar dari kegelapan (kuasa dosa yang berkuasa/hidup di dalam diri/membunuh setiap manusia  yang telah jatuh ke dalam dosa). Ini tak dapat dilakukan oleh Taurat dan hanya dapat dilakukan oleh Yesus.


Saat Yesus membenarkan penghukuman mati bagi  terhukum (yang berzinah) maka Yesus memperlihatkan betapa manusia itu memang berada di dalam kegelapan. Ketika Yesus memvonis bebas atau melepaskan terhukum dari kematian maka Yesus sedang menunjukan bagaimana kuasanya  memang berkuasa untuk memberikan terang hidup kepada manusia. Apa yang tak mungkin dipenuhi manusia dan diberikan  oleh hukum Taurat  dipenuhi sekaligus oleh Yesus. Manusia tak dapat memenuhi tuntutan hukum  Taurat, Yesus sanggup (hanya Yesus yang tak berdosa) sehingga dia berotoritas untuk menghentikan hukuman mati tersebut dan Yesus sanggup  memenuhinya sebab Yesus memberikan kehidupan pada manusia yang mengharapkan kehidupan dari memenuhi hukum Taurat itu.



Mengikut Yesus memiliki hidup, mengikut  hukum Taurat tinggal didalam dosa dan kematian atau tak memiliki kehidupan. Ini sebuah kontras yang tajam namun secara bersamaan kedua-duanya baik Hukum Taurat dan Yesus Kristus secara bersama-sama menunjukan ketakberdayaan manusia atas dosa dan kebutuhan mutlak manusia akan seorang Juruselamat yang mau menyelematkan manusia.


Yesus secara  cuma-cuma memberikan hidup dengan melepaskan hukuman mati kepada perempuan itu sekalipun saat itu dia adalah pelanggar hukum Taurat yang legal untuk dihukum mati (baik Yesus dan ahli-ahli Taurat bersepakat dalam hal ini). Namun Yesus adalah Pembebas dari kegelapan sehingga  penting untuk berkata: IKUTLAH AKU.


Hanya satu solusi untuk lepas dari kegelapan dosa, yaitu IKUT Yesus. Oleh sebab hanya Dia yang dapat memberikan apa yang tak dapat diberikan oleh hukum Taurat:  Terang kehidupan!


Kehidupan mengikut dia adalah kehidupan yang tak mengikuti lagi keinginan dosa atau memberi tempat bagi dosa untuk menjadi tuan atas dirimu. Sebuah kehidupan baru akan berlangsung bersama Yesus: “Tidak lagi berjalan di dalam kegelapan.” Dialah yang menjadi terang pandu bagi saya dan anda sebab sejak kita memiliki terang hidup didalam diri ini maka  terang itu akan menuntunmu bagaimana untuk tidak menjadi taklukan dosa atau taklukan kematian.


Mengikut Yesus adalah  teramat vital, sebab didalam anda mengikut atau tidak mengikut Yesus maka pada keduanya bekerja firman Yesus berikut ini:


“Karena itu tadi Aku berkata kepadamu, bahwa kamu akan mati dalam dosamu; sebab jikalau kamu tidak percaya, bahwa Akulah Dia, kamu akan mati dalam dosamu."- Yohanes 8:24


Dua kali Yesus menekankan konsekuensi maut jika tidak  percaya/ tidak mengikut Dia: KAMU AKAN MATI DALAM DOSAMU.


Saya meminta anda untuk memperhatikan “jika tidak percaya, mati Dalam dosamu.” Dalam mengikut Yesus anda diberi kuasa untuk melawan dosa yang bekerja di dalam dirimu. Hukum Taurat membenderangkan keberdosaanmu namun tak memberimu kuasa untuk dapat melawan kuasa-kuasa dosa, sementara Yesus membenderangkan dirinya didalammu sebagai  pemberi hidup bagimu sehingga mengalami kemenangan demi kemenangan dan bangkit dari kegagalan-kegagalan. Mengikut atau percaya kepada Yesus dengan demikian adalah memiliki kehidupan terang didalam dirimu yang tak dapat ditaklukan oleh kegelapan. Inilah fondasi  ilahi kehidupan rohanimu, perjalanan rohani, peperangan rohanimu, dan perjuanganmu sebagai seorang yang telah diselamatkan.



Tak ada sebuah kegelapan  total yang tak dapat ditembus oleh Terang yang ada didalammu, sehingga tak ada sebuah kata untuk menyerah dan tinggal didalam kelemahan-kelemahanmu dan menjadi bulan-bulanan dosa di sepanjang hidupmu. Karena Yesus maka anda tak lagi perlu berputus asa dan menyerah sebab Dia berkata “MENGIKUT AKU, MEMPUNYAI TERANG HIDUP.”


Bersambung ke Bagian 3

AMIN
Segala Kemuliaan Hanya Bagi TUHAN




No comments:

Post a Comment

Anchor of Life Fellowship , Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri - Efesus 2:8-9