Oleh : Edwin Yamauchi,Ph.D (Professor of History)
Sihir Dalam Dunia Alkitab (3)
Pemantera Ular Mesir- credit: Universitas Wales, Swansea |
Bacalah
lebih dulu Bagian 2
Ular-ular
Salah
satu bahaya besar yang dihadapi
orang-orang dunia purba yang mengupayakan proteksi sihir adalah ular-ular
beracun[102]. Di gurun Sinai, Tuhan telah
mengirimkan sebuah penghukuman ‘ular-ular tedung’ (וַיְשַׁלַּ֨ח
הַשְּׂרָפִ֔ים - vay·shal·lach has·se·ra·fim) untuk mendatangkan
penderitaan pada umat pemberontak hingga mereka bertobat[103].
Mereka secara ajaib telah disembuhkan ketika mereka telah memandang seekor ular
tembaga yang dibuat untuk dipandang dan ditempatkan pada sebuah tiang (Bilangan
21:4-9). Walau sejumlah pihak telah menilai hal ini sebagai sebuah tindakan
sihir penyembuhan alternatif[104], para
rabi telah memahami bahwa mereka telah disembuhkan bukan karena pandangan mata
mereka pada ular tembaga tersebut, tetapi anugerah Tuhan melalui pertobatan dan iman mereka[105]. Hanya Yahweh
yang dapat menyembuhkan, bukan dewa-dewa ular apapun atau amulet-amulet Mesir[106]. Kemudian kala orang-orang Israel membuat Nehushtan
atau ular tembaga yang menjadi obyek penyembahan berhala, Hizkia telah menghancurkanya,
2 Raja-Raja 18:4[107]
Dialah yang menjauhkan bukit-bukit pengorbanan dan yang meremukkan tugu-tugu berhala dan yang menebang tiang-tiang berhala dan yang menghancurkan ular tembaga yang dibuat Musa, sebab sampai pada masa itu orang Israel memang masih membakar korban bagi ular itu yang namanya disebut Nehustan.
Para
penyihir Mesir tahu bagaimana mengubah
seekor kobra menjadi berwujud tongkat (Keluaran 7:8-13), berangkali dengan
memberikan tekanan pada leher ular tersebut[108].
Para pawang atau pemantera tradisional ular India memainkan sebuah suling[109] Namun melihat
faktanya, semua ular, dan bukan hanya ‘ular
berbisa yang tuli’[Mazmur 58:4-5], adalahtuli, para pawang ular sangat berupaya menarik perhatian ular-ular tersebut
oleh gerakan-gerakannya[110]
Pada
tahun 1968 sebuah rumusan kata mantra
melawan gigitan ular dari Ugarit (RS
24.244=UT507) telah dipublikasikan[111]. Sejumlah teks
telah mendapatkan banyak tanggapan sebanyak diskusi-diskusinya. Para penerjemah
membedakan pada apakah memberi lebih banyak
bobot pada yang bersifat mitologi atau elemen-elemen yang bersifat magis
pada teks tersebut[112]. Pada yang
bersifat mitologi berhubungan dengan upaya pembujukan untuk mendapatkan persetujuan
antara seorang dewi Mare dan dewa Horan. Akan tetapi, ada relatif kecil ketidaksetujuan mengenai terjemahan
baris 4-5, yang dituliskan Young:
My fate is the bite of a snake,The sting of the serpentc qšr,From him let the charmer exhaust,From him he should remove the venom.[113]
Apa
yang menjadi minat khusus ahli Perjanjian Lama adalah fakTa bahwa kata dalam bahasa Ugarit untuk ‘pemantera/pemikat’ adalah turunan dari bentuk kata-kata Ibrani
untuk pemantera/pawang ular dalam
Perjanjian Lama. Kata-kata tersebut secara literal מלחשים - melahashim ‘para pemantera’ dari kata kerja חשי.
Teks
Yesaya 3:3 ‘ahli dalam mantera; tidak
untuk diterjemahkan sebagai ‘yang
memiliki kekuatan yang fasih untuk melakukannya’(mengikuti Targum, Vulgata,
Syriac) tetapi sebagai ‘pemantera yang
pintar’ (versi NIV)[114] Dalam Yeremia 8:17
Tuhan mengancam untuk mengirimkan ular-ular berbisa yang tidak dapat dimanterai
:Lihatlah, Aku melepaskan ke antaramu
ular-ular beludak, yang tidak dapat dimanterai, yang akan memagut kamu,
demikianlah firman TUHAN." Pengkhotbah 10:11 berhubungan dengan amsal,
‘Jika ular memagut sebelum mantera diucapkan, maka tukang mantera (הַלָּשֽׁוֹן לעַבַ yang
secara literal bermakna ‘ahli lidah’).
Sebuah
keluarga yang bekerja membangun tembok bersama dengan Nehemia (Nehemia 3:12)
memiliki nama yang sangat tak lazim yang memiliki arti asli ‘pemantera’ atau ‘pemantera/pawang
ular.’[115]. Adalah mencengangkan bahwa inilah
satu-satunya kasis dimana seorang pria memiliki
anak-anak perempuan bekerja dengannya membangun tembok.
Amulet-Amulet
Salah
satu dari sarana-sarana magis/sihir adalah proteksi melawan bahaya-bahaya
seperti ular-ular, mata iblis, dan setan-setan dengan mengenakan amulet-amulet[116]
Obyek-obyek semacam ini telah ditemukan di Mesopotamia dari era pra sejarah[117].
Bahkan dewa Marduk bergantung pada sebuah amulet dalam konfliknya dengan
Tiamat[118].
Amulet-amulet
adalah obyek-obyek magis, biasanya dikenakan pada leher. Amulet-amulet
tersebut bahkan ada yang tanpa tanda atau tulisan padanya atau dengan
tanda atau tulisan[116]. Pada amulet yang tanpa tanda atau
tulisan adalah babi astragali (tulang-tulang
kaki babi) telah ditemukan oleh Paul Lapp di kota kuno Taanach[119].
Pada amulet yang memilki tanda atau tulisan adalah tablet Arslan Tash (abad
ke 7 SM) dari Syria[120]
Sejumlah
ayat dalam kitab suci dapat diambil menjadi sebuah rujukan pada obyek-obyek
yang digunakan sebagai amulet-amulet. Anting-anting yang dikubur oleh Yakub di
bawah pohon Ek, Kejadian 35:4 “Mereka
menyerahkan kepada Yakub segala dewa asing yang dipunyai mereka dan
anting-anting yang ada pada telinga mereka, lalu Yakub menanamnya di bawah
pohon besar yang dekat Sikhem [121].” Ornamen-ornamen berbentuk bulan sabit yang
diambil Gideon dari leher-leher unta(Hakim-Hakim
8:21). Amulet-amulet ini dugunakan baik
oleh para pria (Hakim-Hakim 8:26)
dan oleh para perempuan sebagai amulet-amulet penghias. Amulet-amulet
berbentuk bulan sabit, yang semacam ini
telah ditemukan misal di Tell el-Ajjul dan masih digunakan oleh orang-orang Arab
masa kini. Sebagaimana John Gray mengamati:
The nomads have always observed astral cults . The crescents were used as amulets on the camels or as ornaments; and today blue beads of glass are often hung on children, animals, and even on motor-buses and cars among the more primitive Arabs, to avert the influence of the evil eyePara nomaden selalu memperhatikan dan melaksanakan pemujaan astral-berhubungan dengan bintang. Bentuk bulan sabit telah digunakan sebagai amulet-amulet pada unta-unta atau sebagai ornamen-ornamen; dan kini manik-manik kaca berwarna biru kerap dikalungkan pada anak-anak, hewan-hewan, dan bahkan pada kendaran bis-bis dan kendaraan-kendaraan pada orang-orang Arab yang lebih primitif, untuk mencegah pengaruh mata iblis.[122]
Pernyataan
dalam Amsal 17:8 ‘Hadiah suapan adalah seperti mestika di mata yang memberinya, adalah sebuah rujukan untuk חן
– אֶֽבֶן־,
yang
secara literal bermakna sebuah ‘batu
berkah’(KJV,RV ‘batu mulia’; RSV ‘batu magis’). Pemahamannya adalah gagasan bahwa seseorang
dapat mengandalkan sebuah suap seperti sebuah amulet sihir[123].
McKane akan mengalimatkan kembali
pernyataan itu: ‘Sebuah suap bekerja
seperti sihir’.[124]
Sekalipun
kecaman biblikal dalam Yesaya 3 pada beragam hal yang bersifat ornamen- ornamen amulet termasuk לְּחָשִֽׁים (ayat 20) – jimat/amulet,
orang-orang Yahudi di sepanjang masa
terus menggunakan amulet-amulet yang dilarang hukum termasuk juga pilakteri (dua kubus hitam kecil dari kulit yang menyimpan sekeping
perkamen bertuliskan ayat Ulangan 6:4-9,
Ulangan 6: 13-21 dan Keluaran 13:1-16: satu kubus diikatkan pada tangan kiri
dan satunya lagi pada kening selama doa pagi harian oleh para pria Yahudi ortodoks dan konservatif-ditambahkan oleh editor Anchor). Sebuah
amulet khas Yahudi berikutnya bertuliskan:
An effective amulet, tested and tried, against the evil eye and evil spirits, for grace,against imprisonment and the sword, for intelligence, to be able to instruct people in moral, against all sorts of disease and reverses, and against loss of property; ‘In the nameof Shaddai, who created heaven and earth, and in the name of the angel Raphael...’[126]
Sebuah amulet/jimat efektif, telah diuji dan telah dicoba, melawan mata iblis dan roh-roh jahat, untuk anugerah, melawan pemenjaraan dan pedang, untuk kecerdasan, untuk dimampukan memerintahkan orang dalam moral, melawan segala macam penyakit dan kebalikan-kebalikan, dan melawan kerugian harta benda;’Dalam nama Shaddai, yang telah menciptakan langit dan bumu, dan dalam nama malaikat Rafael...’
Amulet-amulet
atau jimat-jimat secara luas digunakan dalam dunia Greco-Roman[127]
Bahkan kaisar Agustus (Suetonius, Aug.90)
membawa serta kemanapun sekeping kulit anjing laut sebagai proteksi melawan
petir. Meskipun kita tak dapat pasti dengan apa yang disebut ’amulet-amulet
Gnostik[128]
yang telah digunakan oleh orang-orang Gnostik, hal ini telah dituding sebagai penggunaan sihir oleh
bapa-bapa gereja[129]
Satu teks yang mempesona adalah apa yang terkadang
digunakan oleh orang-orang Kristen yang lebih maju sebagai sebuah jimat adalah
persegi SATOR-ROTAS yang terkenal
SATORAREPOTENETOPERAROTAS
Ini
semacam palindrom –yang dalam persegi itu dapat dibaca lebih dari satu arahan.Lebih jauh lagi,
huruf-huruf tersebut dapat disusun ulang untuk membentuk kata-kata ‘Bapa Kami’
dan Alfa dan Omega dalam bahasa Latin, sebuah persegi yang berasal dari Kristen
telah diajukan.
Kami
sekarang telah memiliki 11 contoh persegi semacam ini, termasuk yang ditemukan
di Conimbriga, Portugal pada 1971, dan satu lagi telah ditemukan di Manchester
pada 1978. Dua contoh paling awal datang
dari reruntuhan kota Pompeii, yang telah terkubur bersama Herculaneum oleh letusan gunung Vesuvius pada 79 Masehi[131]
Walaupun poinnya masih
diperselisihkan, persegi-persegi ini dapat diambil sebagai bukti
kehadiran orang-orang Kristen dalam praktek-praktek magis atau sihir[132]
Kesimpulan
Begitu
jelas dari firman-firman Tuhan sendiri, dari penemuan-penemuan
arkeologi dan teks-teks di luar Alkitab bahwa Firman Tuhan telah datang kepada
orang-orang Yahudi dan orang-orang Kristen yang telah hidup dalam sebuah dunia
yang telah sangat disesaki dengan kepercayaan-kepercayaan dan praktek-praktek
magis atau sihir. Pewahyuan Alkitab tidak datang kepada manusia-manusia tanpa
dosa tetapi menjangkau mereka dalam situasi-situasi budaya mereka.
Walau
memang demikian adanya bahwa kebergantungan pada sihir sangat
tidak cocok dengan kesederhanaan percaya pada Tuhan, kita tidak
boleh memaklumi atau memuluskan praktek-praktek yang bersifat magis
seperti kebergantungan pada mandrake
sebagai aprodisiak[133]
Allah
yang berdaulat mengutuk
penyembahan berhala, namun demikian telah menggunakan para pemuja
berhala untuk tujuan-tujuan-Nya. Dia telah menggunakan kepercayaan pada
nekromansi (praktek berkomunikasi dengan orang mati) untuk menegur Saul, dan
astrologi yang sangat terkenal untuk memandu orang Majus menuju Bethlehem.
Tuhan telah berbicara melalui nabi palsu Bileam, dan bahkan melalui keledai
Bileam. Karena
itu, akan menjadi sebuah kesimpulan yang
salah sama sekali untuk mencari panduan Tuhan dari ringkikan keledai-keledai[134]
ooOoo
Diterjemahkan, diedit dan diringkas untuk kepentingan pembaca
oleh: Martin Simamora, dari: Magic in the Biblical
World,” Tyndale
Bulletin 34 (1983): 169-200.
Catatan kaki
102 Among the unpublished texts discovered at
Ebla are spells directed at serpents and scorpions, according to G. Pettinato, The
Archives of Ebla (Garden City: Doubleday, 1931) 192.
103 The snakes in question were probably Carpet
vipers, which are numerous, aggressive and highly venomous. See G. S. Cansdale,
All the Animals of the Bible Lands (Exeter: Paternoster, 1970; Grand Rapids:
Zondervan, 1970) 206-208.
104 Some scholars view the tale as aetiological,
or see behind the text allusions to an Egyptian or Canaanite serpent cult. See
Karen R. Joines, ‘The Bronze Serpent in the Israelite Cult’, JBL 87 (1968)
245-256; idem,Serpent Symbolism in the Old Testament (Haddonfield: Haddonfield
House, 1974): R. S. Boraas, ‘Of Serpents and Gods’, Dialog 17 (1978) 273-279.
105 A. Cohere, ed., The Soncino Chumash (London:
Soncino, 1947) 907.
106 The Cobra or Uraens was one of the chief deities
of Egypt. See J. Vandier,La religion égyptienne (Paris: Presses Universitaires
de France, 1949) 39, 42, 67. According to E. A. W. Budge, Egyptian Magic (New
Hyde Park: University Books, 1958 reprint of the 1899 edition) 59: ‘The amulet of
the serpent’s head was placed on the dead body to keep it from being bitten by
snakes’. We have stelae depicting Horus, standing on crocodiles and wringing in
his hands scorpions and serpents. See R. Otto, ‘Gott als Better in Ägypten’,
Tradition and Glaube, ed. Gert Jeremias et
al. (Göttingen: Vandenhoeck & Ruprecht, 1971) 19; F. Lexa,La magie dan l’Égypte
antique de l’Ancien Empire... (Paris: Geuthner, 1925) 11, 66 ff, plates 27-30.
See also Brier, Ancient Egyptian Magic 290, 294-2957 ANET 2 326
107 D. M. Beegle, Moses, The Servant of Yahweh
(Ann Arbor: Pryor Pettingill,1979)313-314. Joines (‘The Bronze Serpent’,
245-246, notes 2-5) lists examples of seven bronze se rpents recovered from
Megiddo, Gezer, Hazor, and Shechem. For the gilded snake
found at the Egyptian shrine at Tirana, see B. Rothenberg,Timna (London: Thames
and Hudson, 1972); Suzanne Singer, ‘“From These Hills...”’, Biblical
Archaeology Review 4.2 (1978) 16-25.
108 Kitchen, ‘Magic’ in The Illustrated Bible
Dictionary, II, 934.
109 Cf. N. L. Corkill, ‘Snake Specialists in
Iraq’, Iraq (1939) 45-52.
110 Cansdale, All the Animals 206.
111 C. Virolleaud, ‘yes nouveaux textes
mythologiques et liturgiques de Ras Shamra’,Ugaritica 5 (Paris: Mission de Ras
Shamra, !968) 564-574; M. Astour, ‘Two Ugaritic Serpent Charms’,JNES 27 (1968)
13-36.
112 See D. Pardee, ‘A Philological and Prosodic analysis
of the Ugaritic Serpent Incantation UT607’,Journal of the Ancient Near Eastern
Society of Columbia University 10 (1976) 73-107; and M. Tsevat, ‘Den
Schlangentext von Ugarit UT 607...’, UF 11 (1979) 759-778, who summarize
earlier discussions
113 D. W. Young, ‘The Ugaritic Myth of the God Hðōrān
and the Mare’,UF11 (1979) 343.
114 E. J. Kissane, Isaiah (Dublin; Browne &
Nolan, 1960) 36.
115 F. Michaeli,Les livres des Chroniques,
d’Esdras et de Néhémie (Neuchâtel: Delachaux & Niestlé, 1967) 316; H.
Brockington, Ezra, Nehemiah and Esther (Loneon: Nelson, 1969) 139.
116 A. Wiedemann, Die Amulette der alter
Aegypter (Leipzic: C. Hinrichs, 1910); E. A. W. Budge, Amulets and Talismans (New
Hyde Park: University Books, 1961 reprint of 1930 edition); J. Marquès-Rivière,
Amulettes, Talismans et Pentacles (Paris: Payot, 1972); F. M. and J. H. Schwartz,
‘Engraved Gems in the Collection of the American Numismatic Society:1. Ancient
Magical Amulets’,Museum Notes 24 (1979) 149-197
117 Beatrice L. Goff, Symbols of Prehistoric
Mesopotamia (New Haven: Yale University, 1963).
118 H. W. F. Saggs, The Greatness That Was
Babylon (New York: Hawthorn Books, 1962) 303. For amulets from Mesopotamia, see
MIT 383-386; G. Wilhelm, ‘Ein neues Lamaštu-Amulett’, ZA 69 (1979) 34-40.
119 P. A. Lapp, The Tale or the Tell (Pittsburgh:
Pickwick, 1975) 97-98.
120 See ANET3658; in addition to the
bibliography listed there, see A. Caquot, ‘observations sur 1a première tablette
magique d’Arslan Tash’, Journal of the Ancient Near Eastern Society of Columbia
University 5 (1973) 45-51; G. Garbini, ‘Gli incantesimi fenici di Arslan Tas’,
Oriens Antiquus 20 (1931) 277-294.
121 J. Skinner, A Critical and Exegetical
Commentary on Genesis (Edinburgh: T. & T. Clark, 1930) 423. For illustrations
see D. J. Wiseman, ‘Amulets’, The Illustrated Bible Dictionary , 1, 46-47.
122 J. Gray, Joshua, Judges and Ruth (London:
Nelson, 1967). 312. These crescent ornaments were culled in Greek ---------- and
in Latin lunulae
123 D. Kidner, The Proverbs (Leicester: IVP,
1964; Chicago: Inter-Varsity, 1964) 124; R. B. Y. Scott, Proverbs, Ecclesiastes
(Garden City: Doubleday, (1965) 110.
124 W. McKane, Proverbs (London: SCM, 1970;
Philadelphia: Westminster, 1970) 502.
125 On phylacteries, see Y. Yadin, Tefilin from
Qumran (Jerusalem: Israel Exploration Society, 1969)
126 Trachtenberg, Jewish Magic 139. On Jewish
amulets or amulets found in Palestine, see MIT 393-394; B.Lifshitz, ‘Einige
Amulette aus Caesarea Palaestinae’,ZDPV
80 (1964) 80-34; T. Schrire, Hebrew Amulets (London: Routledge & Kegan
Paul, 1966); J. T. Milik, ‘Une amulette judéo-aramēenne’,Bib 48 (1967) 450-451;E.
R. Goodenough, Jewish Symbols in the Greco-Roman Period (Princeton; Princeton
University, 1962), XIII, 53; T. Shrire, ‘Samaritan Amulets, “Yat” and Exodus
14:20’,IEJ22 (1972) 153-155; J. Kaplan, ‘A Second Samaritan Amulet from Tel Aviv’,IEJ25
(1975) 157-159; J. Bowman, ‘Five Persian Jewish Amulets’,Abr-Nahrain17
(1976-77) 13-19; J. Kaplan, ‘A Samaritan Amulet from Corinth’,IEJ30 (1980)
196-198; L. Y.Rahmani, ‘A Magic Amulet from Nahariyya’,HTR74 (1981) 387-397.
127 See MIT 388-389; H. J. Rose, ‘A Blood
Staunching Amulet’, HTR 44 (1951) 59-60; B. M. Metzger, ‘A Magical Amulet for
Curing Fever’, Historical and Literary Studies (Leiden: Brill, 1968; Grand
Rapids: Eerdmans, 1966) 104-109.
128 Appearing on these amulets is the name
Abrasax, which was the name of the ruler of the heavens in the system of the
Gnostic Basilides. Cf. Schwartz, ‘Engraved Gems’ 155 ff; M. Philonenko, ‘Une
intaille magiqueau nom de IAO,Semitica 30 (1980) 57-60.
129 See R. M. Grant, W.,Gnosticism(London:
Collins, 1961; New York: Harper & Brothers, 1961) 23, 30, 34,37.
.
131 The impress of a cross on the wall of a
building at Herculaneum has also been taken as evidence of the presence of
Christians. J. Deiss, Herculaneum (New York: Thomas Y. Crowell, 1966) 68-69; J.
Finegan, The Archeology of the New Testament (Princeton:
Princeton University, 1969) 249-250.
132 See F. V. Filson, ‘were There Christians in
Pompeii?’BA2 (1939) 13-16; C. Kraeling, ‘The Sator Acrostic’, Crozer Quarterly 22
(1945) 28-38; J. Meysing, ‘Le diagramme Sator-Arepo’, Revue des sciences
religieuses 40 (1966) 321-352; D. Fishwick, ‘on the origin of the Rotas-Sator
Square’, HTR 57 (1964) 39-53; H. Polge, ‘La fausse énigme du carré magique’, RHR
175 (1969) 155-163; C. J. Hemer, ‘The Manchester Rotas-Sator Square’, FT 105
(1978) 36-40; H. Hoffmann, ‘Sator-Quadrat’, PE Supplementary Volume XV (1978)
477-565; E. Dinckler, ‘Miscellanea Archaeologiae Christianae’, TR 46 (1981)
219-224.
133 As does J. S. Wright, ‘Magic and Sorcery’, The
Illustrated Bible Dictionary, II, 933, when he says of the mandrakes, ‘Since
modern investigations have shown that primitive medicines often contain some
element that is really effective, it would be foolish to dismiss this example
as magic’
134 The complex subject of ‘Diseases, Demons.
and Exorcism s’ will be treated by the author in another essay.
No comments:
Post a Comment