Oleh: Martin Simamora
Kemerdekaan
Orang Kristen Di Dalam Kristus(8)
Lukas 1:20- ilustrasi: tanais.info |
Bacalah
lebih dulu bagian 7
Kita telah melihat apakah
yang memenjara semua manusia dan siapakah Yesus sehingga dia telah dikenali
oleh nabiah Hanna sebagai Sang Pembebas (Lukas 2:38), dikenali oleh Elisabet
sebagai dia Sang Penguasa Absolut atas
segala ciptaan (Lukas 1:43), dan Yohanes Pembaptis menyebutnya sebagai Anak domba Allah (Yohanes 1:29). Dan
ketika Yohanes Pembaptis menyebut Yesus sebagai Anak domba Allah maka sebetulnya
itu melampaui apapun yang dapat dibayangkan, sebab dibalik sebutan semacam itu,
sedang diindikasikan bahwa apa yang akan dilakukan oleh Yesus adalah sebuah
tindakan yang sama sekali belum pernah ada satu manusiapun pernah dan memiliki
kapasitas untuk melakukannya! Sebuah tindakan yang tak mudah bahkan akan dikatakan sebagai mustahil untuk
dapat dilakukan oleh seorang Mesias,
Rabbi, Pemimpin, atau bahkan Pembebas sebagaimana dipahami oleh bangsa Yahudi [jika anda membaca saja Lukas 1:70-74 dan
kemudian membandingkan dengan Yohanes
1:29 serta Sang Surya Pagi yang justru harus berakhir sebagai kurban, maka ini
adalah sebuah realita terkeras untuk dapat dikunyah oleh bangsa Yahudi terkait
Mesias yang dinantikan- kita akan meninjau ini pada bagian-bagian mendatang].
Yohanes Pembaptis sebetulnya
telah mengumandangkan bahwa Sang Rabbi Sang Messias Sang Pembebas Sang Terang
Dunia, bukan hanya sepenuhnya manusia namun sekaligus didalam kesepenuhannya
sebagai manusia, dia juga sepenuhnya
ilahi. Dan itu sukar untuk dibuktikan dihadapan manusia, apalagi saat
Sang Kristus datang kepada Yohanes Pembaptis. Perhatikan apa yang
dikumandangkan oleh Yohanes Pembaptis mengenai Sang Rabbi ini:
Yohanes
1:15 Yohanes memberi kesaksian tentang Dia dan berseru, katanya: "Inilah
Dia, yang kumaksudkan ketika aku berkata: Kemudian dari padaku akan datang Dia yang telah mendahului aku,
sebab Dia telah ada sebelum aku."
Kita tahu sekali bahwa Yohanes
Pembaptis selagi di dalam kandungan telah melonjak kegirangan saat
berjumpa dengan bayi (Yesus) yang bahkan masih didalam kandungan! Ya...
saat Maria mengunjungi Elisabet (Lukas
1:41). Jelas sekali, ketika Yohanes Pembaptis berkata “Dia telah ada sebelum aku”
bukan sama sekali hendak mengatakan bahwa Yesus telah lebih
dahulu dikandung (bandingkan dengan
perkataan Yesus pada Yohanes 8:58) daripada dirinya, sebab Yohanes
Pembaptis lebih dahulu dikandung, jauh lebih tua daripada Yesus, sebagaimana
dikatakan oleh malaikat Gabriel kepada Maria! Mari sejenak kita lihat:
Lukas
1:26-38
(26)Dalam
bulan yang keenam Allah menyuruh malaikat Gabriel pergi ke sebuah kota di
Galilea bernama Nazaret,(27) kepada seorang perawan yang bertunangan dengan
seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria.(28) Ketika
malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata: "Salam, hai
engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau."(29) Maria
terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hatinya, apakah arti
salam itu.(30) Kata malaikat itu kepadanya: "Jangan
takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di
hadapan Allah.(31) Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan
melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus.(32)
Ia
akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah
akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya,(33) dan Ia akan menjadi
raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak
akan berkesudahan."(34) Kata Maria kepada malaikat itu: "Bagaimana
hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?"(35)
Jawab
malaikat itu kepadanya: "Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah
Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang
akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah.(36) Dan
sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, iapun sedang mengandung seorang anak
laki-laki pada hari tuanya dan inilah bulan yang keenam bagi dia, yang disebut
mandul itu.(37) Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil."(38)
Malaikat
Gabriel mengunjungi Maria, pada saat
usia kandungan Elisabet telah
memasuki bulan keenam. Sehingga “Dia
telah ada sebelum aku,” jelas di luar ruang dan waktu di dunia ini.
Yohanes Pembaptis sedang membicarakan
eksistensi Yesus yang datang dari Allah
(bandingkan dengan Yohanes 1:1-2,14)
Mengapa
Yohanes Pembaptis menyebut Yesus sebagai “Anak
domba Allah?” Ini adalah sebuah sebutan yang mengindikasikan sebuah
kematian atau dia kelak akan dikorbankan sebagai kurban atau korban penghapus dosa yang
direncanakan dan dikehendaki sebagaimana telah menjadi ketetapan Allah
(bandingkan dengan Imamat 16, Ibrani 9:11-14, Ibrani 10:1-3).
Jika Yesus adalah “Anak domba Allah?” Apakah Yesus akan menjadi korban penghapus dosa? Yohanes
Pembaptis sudah menjawabnya sejak dini, bahwa Yesus adalah Sang Penghapus dosa
(Yohanes 1:29) dalam sebuah misi
kedatangan Mesias sebagai Anak domba Allah. Tidak ada cara lain!
Segelap
apakah Keadaan Manusia & Benarkah
Didalam Ketakberdayaan Total Untuk Menanggulanginya?
Sehingga
pertanyaan yang harus diangkat adalah: seberapa
gelapkah kegelapan di dunia ini sehingga
tak dapat ditanggulangi oleh manusia atau harus dengan kedatangan Mesias
sebagai Anak domba Allah? Jawaban
untuk pertanyaan ini dengan demikian telah menjadi pasti tanpa sebuah
ruang sepekulasi apalagi untuk banyak opsi atau alternatif solusi. Memandang
kepada apa yang sedang Allah lakukan pada momentum kelahiran Yohanes Pembaptis dan Yesus Kristus Sang
Immanuel kita akan melihat sebuah kemutlakan baik pada cara penyelamatan oleh
Allah dan sebuah kemutlakan keadaan
manusia yang dipenjara oleh kegelapan. Tentu
pada waktu mengatakan Yesus Sang
Immanuel maka ini adalah sebuah sebutan yang akan dipahami sebagai melampaui
mesias (bandingkan dengan Matius 1:23, Yohanes 1:14). Sama halnya dengan Yesus
adalah Anak domba Allah.
Kita
telah melihat persoalan kegelapan yang memenjara dunia beserta isinya, dan
mengapa mutlak membutuhkan Sang Terang, melalui Injil Yohanes, pada bagian 7 sebelumnya. Sekarang kita akan memandang persoalan ini melalui Injil Lukas, dan saya akan memulainya dari
kelahiran Yohanes Pembaptis:
Lukas
1:5-25
(5)
Pada
zaman Herodes, raja Yudea, adalah seorang imam yang bernama Zakharia dari
rombongan Abia. Isterinya juga berasal dari keturunan Harun, namanya Elisabet.(6)
Keduanya
adalah benar di hadapan Allah dan hidup menurut segala perintah dan
ketetapan Tuhan dengan tidak bercacat.(7) Tetapi
mereka tidak mempunyai anak, sebab Elisabet mandul dan keduanya telah lanjut
umurnya.(8) Pada suatu kali, waktu tiba giliran rombongannya,
Zakharia melakukan tugas keimaman di hadapan Tuhan.(9) Sebab
ketika
diundi, sebagaimana lazimnya, untuk menentukan imam yang bertugas,
dialah yang ditunjuk untuk masuk ke dalam Bait Suci dan membakar
ukupan di situ.(10) Sementara itu seluruh umat berkumpul di
luar dan sembahyang. Waktu itu adalah waktu pembakaran ukupan.(11) Maka
tampaklah kepada Zakharia seorang malaikat
Tuhan berdiri di sebelah kanan mezbah pembakaran ukupan.(12) Melihat
hal itu ia terkejut dan menjadi takut.(13) Tetapi
malaikat itu berkata kepadanya: "Jangan takut, hai Zakharia, sebab doamu telah dikabulkan
dan Elisabet, isterimu, akan melahirkan seorang anak laki-laki bagimu dan
haruslah engkau menamai dia Yohanes.(14) Engkau akan bersukacita dan bergembira,
bahkan banyak orang akan bersukacita atas kelahirannya itu.(15) Sebab ia akan
besar di hadapan Tuhan dan ia tidak akan minum anggur atau minuman keras dan ia
akan penuh dengan Roh Kudus mulai dari rahim ibunya;(16) ia akan membuat banyak
orang Israel berbalik kepada Tuhan, Allah mereka,(17)
dan ia akan berjalan
mendahului Tuhan dalam roh dan kuasa Elia untuk membuat hati bapa-bapa berbalik
kepada anak-anaknya dan hati orang-orang durhaka kepada pikiran orang-orang
benar dan dengan demikian menyiapkan bagi Tuhan suatu umat yang layak bagi-Nya."...(24)
Beberapa
lama kemudian Elisabet, isterinya, mengandung dan selama lima bulan ia tidak
menampakkan diri, katanya (25) Inilah suatu perbuatan Tuhan bagiku, dan
sekarang Ia berkenan menghapuskan aibku di depan orang.
Pada
satu kesempatan melalui pengundian, imam Zakaria mendapatkan giliran melakukan tugas keimaman di hadapan Tuhan. Apa yang luar biasa
adalah apa yang terjadi selanjutnya: Saat dia masuk ke dalam Bait Suci dan membakar ukupan, tampaklah malaikat Tuhan
berdiri di sebelah kanan mezbah pembakaran ukupan. Jelas ini adalah
peristiwa yang tak lazim dan tak diantisipasi sama sekali oleh Zakaria,
dan kunjungan malaikat Tuhan ini sungguh
mendatangkan ketakutan yang luar biasa, sehingga malaikat Tuhan berkata: “Jangan Takut.” Hari itu Tuhan memilih
Zakaria untuk melayani bait Allah melalui sebuah pengundian, tak ada yang
kebetulan dalam hal ini, namun memang Zakaria telah dinantikan oleh Tuhan untuk
masuk kedalam bait suci [bandingkan
dengan Amsal 16:33, Yosua 14:2]
Tak
hanya sampai di situ, malaikat itu melanjutkan perkataannya yang diluar dugaan
Zakaria (bandingkan dengan Lukas 1:18), merupakan jawaban atas kerinduannya
untuk memiliki seorang anak. Di usia senja dia mendapatkan jawabannya di saat
dia sedang melayani bait Allah. Sementara seluruh umat berkumpul di luar dan
sembahyang, Zakaria justru mendapatkan
jawaban doa pribadinya- bahkan lebih besar. Apakah memang benar
demikian, bahwa malaikat di dalam bait Allah semata memberikan jawaban pengabulan doa yang telah lama di
nantikan? Faktanya, malaikat itu bukan
SEMATA memberikan jawaban pengabulan atas doa kedua pasangan suami isteri
lanjut usia, sebab sekalipun memang Elisabet, isterinya akan
mengandung namun anak tersebut pada dasarnya telah dipisahkan (bahkan dalam realitanya dipisahkan dari ayah
dan ibunya : Lukas 1:90- dia besar tidak dihadapan orang tuanya namun dihadapan Tuhan)
atau dipilih untuk menjadi alat di dalam
genggaman tangan Tuhan, untuk melayani maksud Tuhan yang begitu megah. Zakaria dan
Elisabet akan dan memang bersukacita
(Lukas 1:58), namun perhatikan hal ini:
(1) ia akan besar
di hadapan Tuhan
(2) ia tidak akan
minum anggur atau minuman keras
(3) dan ia akan
penuh dengan Roh Kudus mulai dari rahim ibunya
(4) dan ia akan penuh dengan
Roh Kudus mulai dari rahim ibunya
(5) ia akan membuat
banyak orang Israel berbalik kepada Tuhan, Allah mereka
(6) ia akan
berjalan mendahului Tuhan dalam roh dan kuasa Elia
Malaikat
Tuhan sedang memberikan jawaban yang
melampaui kepentingan pribadinya atau apa yang menjadi kebutuhan akan jawaban
doanya. Zakaria tahu sekali dengan demikian bahwa anak yang akan dimilikinya adalah anak yang
telah dikhususkan oleh Tuhan, bahkan secara lahiriah dia telah dikhususkan
menjadi seorang yang tidak minum anggur atau minuman keras dan dibesarkan di
hadapan Tuhan, dia harus dipisahkan dari
dunia ini-kegelapan pekat ini dan mengikut
kemana Tuhan menuntuNnya pergi, sebab Roh Kudus memenuhi dirinya.
Tetapi
apa yang lebih luar biasa adalah pernyataan malaikat yang berbunyi “penuh
dengan Roh Kudus mulai dari
rahim ibunya.” Sejak dari dalam kandungan! Apakah dia mesias yang dijanjikan itu? Jelas bukan
kalau kita memperhatikan poin 6. Dia bukan yang
dijanjikan itu sendiri, namun dia harus mendeklarasikan kedatangan dia
yang dijanjikan itu (bacalah kesaksian Yohanes Pembaptis mengenai siapakah dirinya
pada Yohanes 1:19-28). Kini sebuah transisi hebat sedang mulai terjadi ketika Roh Allah
berdiam bukan didalam media-media kudus
benda mati seperti bait suci namun
berdiam di dalam manusia-manusia yang dipilih dan dipersiapkan secara khusus
oleh Tuhan (yang saya maksud Yohanes Pembaptis dapat mengetahui siapakah Yesus sebab Roh Kudus berdiam di dalamnya-dia berjumpa dengan Allah dan mengetahui kehendak-Nya tepat pada dirinya yang dipenuhi oleh Roh), bahkan sejak sebelum kelahirannya! Bahkan kelak Yohanes adalah seorang yang hidup di luar
bait suci atau dia bukanlah seorang yang berada didalam sistem peribadatan yang
diatur di dalam kitab Musa sehingga tak aneh kala antara dirinya dan para
pemimpin agama resmi terjadi sebuah kebingungan yang pelik( bacalah Yohanes 1:19-28). Bait suci tidak lagi
menjadi sentral pengumandangan kabar
baik, namun gurun dan oleh seorang yang
bahkan bukan merupakan pejabat formal di dalam bait suci dimana kebenaran kitab
Musa, kitab nabi-nabi dan Mazmur dikumandangkan!
Pada
poin dipenuhi Roh Kudus sejak di dalam
kandungan, juga membuat jelas untuk dapat dipahami, mengapa saat Yohanes
Pembaptis saat masih berada di dalam kandungan
ibunya dapat melonjak kala Maria yang baru saja diberitahu mengandung
sang Mesias menyapa Elisabet ibunya, hal itu terjadi, tak lain dan tak bukan
karena Roh Kudus yang memenuhi Yohanes Pembaptis memampukannya sekalipun masih berada didalam kandungan dapat mengenali
Yesus yang sedang dikandung oleh Maria! Kita dapat berkata bahwa, bukan hanya Simeon, Hana, dan Elisabet sudah dapat mengenali sang Mesias bahkan
sejak dalam kandungan, namun bahkan kalai Yohanes Pembaptis masih berada di dalam kandungan, pun dapat
mengenalinya oleh karena Roh Kudus! Dan pada puncaknya kita dapat berkata bahwa
mengenal siapakah Yesus sangat bersentral kepada Allah yang memampukan
seseorang untuk mengenalinya sebagai keselamatan yang datang dari Tuhan!
Kabar
yang diberikan oleh malaikat kepada
Zakaria dengan demikian telah menggeser pusat
penantian keselamatan yang dijanjikan oleh Tuhan dari bait Allah kepada
Yohanes Pembaptis yang dipenuhi Roh Kudus dan berada di luar bait suci, di gurun. Penerimaan kabar gembira di bait
suci oleh Zakaria juga adalah momentum terakhir bagi lamanya sebuah penantian lama akan kedatangan sang Mesias, bahkan saat sang
Mesias masih dalam proses pembuahan ajaib oleh Roh Kudus, sebagaimana malaikat
Gabriel memberitakan kepada Maria bahwa dia akan mengandung seorang Mesias pada
saat dia belum menikah dengan calon suaminya.
Perhatikanlah nubuat sang
ayahanda Yohanes Pembaptis setelah dia terlepas dari kebisuannya
(Lukas 1:18-21) setelah dia menuliskan nama anak tersebut –yang diperdebatkan
(Lukas 1:59-62)-sesuai dengan apa yang disuruhkan oleh malaikat di bait Allah (Lukas 1:63-65) :
Semenjak
Yohanes Pembaptis lahir dan bertumbuh dewasa dihadapan Tuhan maka di alam
terbuka dan bukan di dalam bait suci, kabar akan hadirnya sang Mesias dikumandangkan:
Lukas
1:67-79
(67)
Dan
Zakharia, ayahnya, penuh dengan Roh Kudus, lalu bernubuat, katanya (68) Terpujilah
Tuhan, Allah Israel, sebab Ia melawat umat-Nya dan membawa kelepasan baginya,
(69) Ia menumbuhkan sebuah tanduk keselamatan bagi kita di dalam keturunan
Daud, hamba-Nya itu, (70) --seperti yang telah difirmankan-Nya sejak purbakala
oleh mulut nabi-nabi-Nya yang kudus—(71) untuk melepaskan kita dari
musuh-musuh kita dan dari tangan semua orang yang membenci kita,(72) untuk
menunjukkan rahmat-Nya kepada nenek moyang kita dan mengingat akan
perjanjian-Nya yang kudus,(73) yaitu sumpah yang diucapkan-Nya kepada
Abraham, bapa leluhur kita, bahwa Ia mengaruniai kita,(74) supaya kita,
terlepas dari tangan musuh, dapat beribadah kepada-Nya tanpa takut,(75) dalam
kekudusan dan kebenaran di hadapan-Nya seumur hidup kita.(76) Dan engkau, hai anakku, akan disebut nabi Allah Yang
Mahatinggi; karena engkau akan berjalan
mendahului Tuhan untuk mempersiapkan jalan bagi-Nya,(77) untuk memberikan kepada umat-Nya pengertian akan keselamatan yang berdasarkan pengampunan dosa-dosa mereka,(78) oleh rahmat
dan belas kasihan dari Allah kita, dengan mana
Ia akan melawat kita, Surya pagi dari tempat yang tinggi,(79)
untuk menyinari mereka yang diam dalam kegelapan dan dalam naungan maut untuk mengarahkan kaki kita kepada jalan damai
sejahtera."
Saat
Zakaria penuh dengan Roh Kudus dan bernubuat, dan kala tiba mengenai apa yang
akan dilakukan anaknya, maka kita tahu bahwa Yohanes Pembaptis bukanlah mesias yang dinantikan itu, namun seorang
nabi Allah Yang Mahatinggi.
Namun
apa yang sangat monumental adalah: nubuat
tersebut telah menghasilkan momentum yang sangat ilahi terhadap keadaan dunia
yang dikuasai kegelapan:
(1)keselamatan
yang berdasarkan pengampunan
(2)Keselamatan
oleh rahmat dan belas kasihan dari Allah kita
(3)Keselamatan
yang dibawa oleh Sang Surya pagi (anatolē) yang terbit dari timur
(4)Sang
Surya Pagi itu bukan datang dari dunia atau dari bawah namun datang dari atas
atau dari tempat yang tinggi (upsous)
(5)Sang
Surya pagi itu menerangi manusia-manusia yang tanpa kecuali (harus dikatakan
demikian sebab tak ada yang tak membutuhkan terang Surya pagi) berada di dalam
kegelapan (skotei) dan dalam naungan (skia= bayangan) maut (thanatou= kematian)
(6)Sang
Surya pagi itu akan melakukan penuntunan (kateuthunai=meluruskan) kaki-kaki
manusia yang diselamatkan agar melangkah kepada jalan damai sejahtera (sebuah
kontras tajam terhadap keadaan sebelumnya : diam dalam kegelapan dan dalam
naungan maut)
Terlihat
nyata didalam nubuat yang diucapkan oleh
Zakaria, bahwa segenap manusia berada
didalam kesegenapan gelap, tanpa ada sebuah pengecualian. Mesias yang
digambarkan sebagai Sang Surya pagi menunjukan bahwa sebagaimana dunia tanpa matahari maka
kegelapan gulita akan abadi menyelimutinya maka demikianlah Yesus Kristus terhadap situasi segenap manusia, bahwa tanpa
Yesus-Sang Surya pagi maka kegelapan gulita saja adanya tanpa ada yang dapat
diperbuat oleh manusia untuk menanggulanginya. Sebuah ketakberdayaan yang
mematikan. Nubuat tersebut bahkan berkata ‘diam
dalam kegelapan dan dalam naungan
maut.” Untuk menggambarkan ketakberdayaan semua manusia; untuk
menggambarkan betapa manusia tanpa kecuali membutuhkan Yesus Sang Terang Sang
Surya pagi!
Dengan
demikian, ini pun merupakan kebutuhan Zakaria yang tak terelakan, sekalipun dia
adalah seorang yang “benar di hadapan Allah dan hidup menurut
segala perintah dan ketetapan Tuhan dengan tidak bercacat” (Lukas
1:6), pun dia membutuhkan Sang Surya pagi.
Inilah
momentum menjelang masuknya Sang Surya Pagi, kala Zakaria mengumandangkanya dan kala Yohanes
Pembaptis meneriakannya (bandingkan
dengan Yohanes 1:23). Inilah momentum ketika segala sesuatu yang dituliskan
oleh para nabi Perjanjian Lama sedang
mengalami momentum-momentum pewujudan termegahnya yang sangat dekat: ”seperti
yang telah difirmankan-Nya sejak purbakala oleh mulut nabi-nabi-Nya yang kudus”
Lukas 1:70 (bandingkan dengan: Ibrani 1:1-2 Setelah pada zaman dahulu Allah
berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan
perantaraan nabi-nabi, maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita
dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak
menerima segala yang ada. Oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta.).
Inilah
momentum keselamatan berdasarkan pengampunan dosa-dosa dan bukan berdasarkan ketentuan-ketentuan
hukum Taurat – Kitab Musa. Inilah yang
menjelaskan mengapa Yesus Sang Terang Sang Rabbi Sang Mesias sekalipun
menyetujui kebenaran hukum Taurat namun tak memvonis wanita berzinah itu dengan
hukuman mati, namun memberi vonis bebas sebagai tanda pengampunan- rahmat dan
belas kasihan dari Allah yang diberikan oleh Sang Mesias Sang Terang.
Inilah yang menjelaskan mengapa sekalipun orang kaya itu dapat memenuhi semua
tuntutan hukum Taurat namun dimatanya tetap “kurang atau tak memadai” sebab tetap ada sebuah kegelapan yang
teramat kuat di dalam dirinya sehingga pada akhirnya lebih memilih bersedih takut
kehilangan kekayaan daripada meninggalkan kekayaan dan mengikut Yesus Sang Terang sehingga memiliki kehidupan
kekal- sebuah keotentikan betapa hebatnya kegelapan itu membeliti jiwa manusia
sekalipun dihadapannya berdiri Sang
Terang Sang Mesias (Yohanes 3:19) dan sekalipuin dia sukses memenuhi tuntutan
Taurat!
Bagi
Allah, semua manusia berada
di dalam kegelapan dan didalam naungan maut, sebagaimana dinubuatkan oleh Imam
Zakaria! Sebuah kondisi absolut
yang tak dapat ditanggulangi manusia selain hanya dapat ditanggulangi oleh Sang
Surya Pagi- Yesus Kristus.
Dan
jika manusia berada didalam kegelapan dan didalam naungan maut, maka memang dapat dipahami Yesus berkata
kepada para murid-muridnya:
Markus
10:24 (24)Murid-murid-Nya tercengang mendengar perkataan-Nya itu. Tetapi Yesus
menyambung lagi: "Anak-anak-Ku, alangkah sukarnya masuk ke dalam Kerajaan
Allah (25)Lebih mudah seekor
unta melewati lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan
Allah."(26) Mereka makin gempar dan berkata seorang
kepada yang lain: "Jika demikian, siapakah yang dapat diselamatkan?"(27)
Yesus memandang mereka dan berkata:
"Bagi
manusia hal itu tidak mungkin, tetapi bukan demikian bagi Allah. Sebab segala
sesuatu adalah mungkin bagi Allah."
Sebagaimana
telah kita pelajari, ini adalah dialog antara Yesus dan para murid terkait
orang kaya yang bertanya “apa
yang harus kulakukan untuk dapat
memiliki kehidupan kekal.- Markus 10:17” Dan tak ada yang dapat
dilakukan manusia jika masuk ke sorga adalah berdasarkan apa yang dapat
dilakukan oleh seorang manusia. Bahkan seorang
Zakaria yang melakukannya secara sempurna termasuk di antara manusia yang membutuhkan Sang Surya
Pagi untuk hadir di dunia yang gelap ini.
Mustahil
bagi manusia untuk mengupayakan dirinya untuk dapat memiliki kehidupan kekal,
namun tidak demikian bagi Allah. Mengapa Yohanes Pembaptis kemudian mengatakan
bahwa Sang Mesias adalah Anak domba
Allah? Apakah hubungan antara Yesus Anak domba Allah yang
dikumandangkan oleh Yohanes Pembaptis dan pernyataan Yesus “bagi manusia hal itu tidak mungkin, tetapi
bukan demikian bagi Allah.” Apakah yang dapat dilakukan oleh Yesus, yang
merupakan kemustahilan untuk dilakukan oleh manusia untuk memiliki kehidupan kekal?
Kita
akan melihatnya pada bagian 9. Sementara itu, pelajarilah bagian ini, dan ada baiknya keseluruhan
serial ini jika anda belum pernah membacanya sama sekali. Bacalah dan
renungkanlah, saya berdoa agar kiranya Yesus Sang Mesias Sang Terang Sang Surya Pagi berkenan untuk menyinari dirimu sehingga
kegelapan segera sirna seketika dan anda dapat melihat, mengenali dan berlari
kepada Yesus Kristus Sang Terang Sang Mesias yang akan memerdekakan anda dari
belenggu kegelapan dosa ini. Dalam kasih karunia Tuhan, saya akan tetap
menuliskan bagian-bagian selanjutnya, walau
saya juga harus berterus terang bahwa untuk saat ini saya tak
terhindarkan tidak bisa hadir di blog
ini setiap hari, untuk menyajikannya secara
teratur, setiap harinya.
AMIN
Segala
Kemuliaan Hanya Bagi TUHAN
No comments:
Post a Comment