F O K U S

Nabi Daud Tentang Siapakah Kristus

Ia Adalah Seorang Nabi Dan Ia Telah   Melihat Ke Depan Dan Telah Berbicara Tentang Kebangkitan Mesias Oleh: Blogger Martin Simamora ...

Showing posts with label Martin Simamora. Show all posts
Showing posts with label Martin Simamora. Show all posts

1 Mari Menjadi Orang Kristen yang Mengenal Politik (4)



Oleh: Martin Simamora

Apakah Politik & Mengapa Penting Bagi Kita?
Sebelumnya: Bagian3



Demokrasi, Apakah Itu?
Kata demokrasi begitu akrab di telinga kita sehingga menjadi sebuah kosa kata yang tak mewah untuk diucapkan dalam obrolan sehari-hari hingga di layar-layar televisi kita di rumah. Tetapi apakah demokrasi itu sebenarnya? Dalam ilmu Politik ada 2 pendekatan untuk menjelaskannya, mengenali pendekatan-pendekatan tersebut, kita akan menjadi lebih tepat dalam memahami fenomena-fenomena politik yang gegap gempita di tengah-tengah masyarakat kita.

Prosedural & Substantif
Dalam definisi-definisi politik ada 2 tipe definisinya: definisi ‘prosedural’ dan definisi ‘substantif’. Robert Dahl (1971) memulai definisi demokrasi adalah mengenai kesetaraan politik dan memberikan setiap orang sebuah kesetaraan suara dalam mengemukakan pendapat bagaimana sebuah negara seharusnya diperintah. Ia kemudian memperinci apakah prosedur-prosedur atau institusi-institusi yang dibutuhkan untuk menghantarkan kesetaraan politik demokrasi. Merujuk pada definisi Dahl, jika salah satu karakteristik ini tidak ada, maka masyarakat tersebut disebut non demokrasi:

●Pemilu-pemilu yang bebas dan adil
●Hak universal untuk ikut memilih dalam pemilihan politik
●Kebijakan-kebijakan  sebuah pemerintah keluar berdasarkan pada hasil pemilu
●Warga Negara memilik hak untuk menjadi kandidat-kandidat
●Kebebasan ekspresi dan informasi
●Kebebasan untuk berorganisasi

0 Seri Raja-Raja Di Bumi & Allah Di Sorga: Nebukadnezar Sang Raja Segala Raja (1)



Oleh: Martin Simamora

Kegelisahan Politik Maha Raja Di Muka Bumi yang Diberkati Oleh Allah

Nebukadnezar, Penguasa Adi Daya Dalam Berkat Tuhan
Salah satu titik peristiwa dalam Alkitab yang senantiasa memukauku adalah kala mendapatkan  Allah yang disembah Israel adalah Allah yang tak seperti siapapun membayangkannya dalam kecenderungan-kecenderungan  idiosyncratic atau Allah yang individual hanya pada dunia Yahudi atau sebagaimana begitu eksklusifnya hanya untuk dunia bangsa Israel, bukan Allah segala bangsa dengan totalitas pemerintahannya atas segenap belahan dunia. Saya akan membuka serial ini dengan Nebukadnezar. Mengapa saya memilih raja ini atau tepatnya sang Maha Raja ini sebagai permulaan seri ini, sebab raja ini adalah raja yang kerajaannya secara dahsyat menjajah  Yerusalem dan memperbudak orang-orang Ibrani,  dan sekaligus diungkapkan bahwa kekuasaannya yang demikian adalah kuasa yang datang dari Tuhan baginya. Mari kita memperhatikan keterangan kitab Daniel ini:

Kerajaan Babel Menginvasi Yerusalem
Kerajaan Babel dalam Berkat Tuhan
Pada tahun yang ketiga pemerintahan Yoyakim, raja Yehuda, datanglah Nebukadnezar, raja Babel, ke Yerusalem, lalu mengepung kota itu. Tuhan menyerahkan Yoyakim, raja Yehuda, dan sebagian dari perkakas-perkakas di rumah Allah ke dalam tangannya. Semuanya itu dibawanya ke tanah Sinear, ke dalam rumah dewanya; perkakas-perkakas itu dibawanya ke dalam perbendaharaan dewanya- Daniel 1:1-2
Ya tuanku raja, raja segala raja, yang kepadanya oleh Allah semesta langit telah diberikan kerajaan, kekuasaan, kekuatan dan kemuliaan, dan yang ke dalam tangannya telah diserahkan-Nya anak-anak manusia, di manapun mereka berada, binatang-binatang di padang dan burung-burung di udara, dan yang dibuat-Nya menjadi kuasa atas semuanya itu--tuankulah kepala yang dari emas itu.- Daniel 2:37-38
Fokus:
●Kerajaan Babel Mengepung kota Yerusalem
●Tuhan menyerahkan  Raja Yehuda kedalam tangan kekuasaan kerajaan Babel
●Tuhan menyerahkan sebagaian perkakas-perkakas di rumah Allah dan dibawa ke tanah Sinear ke dalam perbendaharaan rumah Dewanya

Fokus:
●Raja Babel adalah raja segala raja
●Allah semesta langit telah memberikan kerajaan, kekuasaan, kekuatan dan kemuliaan
●Allah semesta langit telah menyerahkan umat manusia dimanapun berada kedalam tangan raja Babel, termasuk burung-burung di udara, dan yang dibuat-Nya menjadi kuasa atas semuanya

Kalau saya menuliskan bahwa Nebukadnezar adalah Maha Raja di muka bumi, ini saya maksudkan dalam sebuah kedaulatan dan keotoritasan yang tak main-main. Dalam hal ini seharusnya kita bisa memahami mengapa Kitab Daniel  membahasakan kejatuhan dan perbudakan Yerusalem dalam ekspresi yang menunjukan bahwa peristiwa tersebut merupakan ketetapan dan kehendak Allah sendiri:

Daniel 1:2 Tuhan menyerahkan Yoyakim, raja Yehuda, dan sebagian dari perkakas-perkakas di rumah Allah ke dalam tangannya. Semuanya itu dibawanya ke tanah Sinear, ke dalam rumah dewanya; perkakas-perkakas itu dibawanya ke dalam perbendaharaan dewanya

0 Relasi Yesus Penggenap Hukum Taurat Dengan Kekudusan Hidup



Oleh: Martin Simamora


Maka Jika Matamu yang Kanan Menyesatkan Engkau, Cungkillah dan Buanglah Itu

Pertanyaan Pertama
Membaca Matius 5:29  akan seperti membaca sebuah perintah yang  begitu gelap untuk mungkin dilakukan oleh siapapun, maka pertanyaan pertamanya adalah, apakah itu serius dan dalam makna sebenarnya? Tetapi jika Yesus yang bersabda maka jika anda seorang Kristen sejati, maka dirimu harus memastikan jiwamu sendiri bahwa Yesus tidak pernah berbicara omong kosong, sesuatu yang keseriusannya melampaui pengertianmu dan kekuatanmu untuk bersikap serius pasti tak tersangkali telah Yesus utarakan. Jika tidak demikian dan jika itu keseriusannya masih dalam rentang kemampuan kita maka tak mungkin perintah ini menunjukan deret ketakberdayaan jiwa untuk mentaatinya:

Cungkilah dan buanglah itu
 Penggalah dan buanglah itu
karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa dari pada tubuhmu dengan utuh masuk neraka

Banyak ketentuan kehidupan rohani yang dipresentasikan oleh Yesus Kristus kehadapan masyarakat di eranya, termasuk ke hadapan para tokoh-tokoh agama sezamannya adalah kehidupan kudus yang begitu ketat, bahwa setiap orang yang tak mampu atau tak fit untuk mentaatinya akan segera berpaling dari ketentuan kehidupan kudus seperti ini dalam keputusasaan, berteriak,”Ini adalah sebuah perkataan yang sukar; siapa yang kuat mendengarkannya?” Tetapi haruskah kita mempertahankan kebenaran itu bagi diri kita sebagaimana adanya, ataukah menurunkan perintah-perintah Allah pada tatar kebiasaan-kebiasaan dan kecenderungan-kecenderungan manusia untuk berdosa?Tidakkah kita harus sebaliknya mendeklarasikan seluruh nasihat Allah tersebut  dan menegakan nasihat Allah tersebut pada ketinggian setinggi otoritas firman atau perkataannya? Mengapa demikian? Karena kalau kita mau memperhatikan nasihat Yesus tersebut, kita akan melihat bahwa memang Yesus sendiri tak memberikan ruang probabilitas atau kemungkinan bagia siapapun juga untuk meletakan posisi nasihat kehidupan kudus ini sebagai sebuah non literal. Tentu saja ini akan membutuhkan penjelasan lebih lanjut, jika perintah itu non literal lalu bagaimana harus mempertahankan bahwa ketinggian kekudusan yang dimintakan Yesus adalah literal kudus tak bercela. Saya tidak akan masuk ke area tersebut untuk kesempatan ini. Tetapi saya mengajak anda untuk membaca rangkaian kalimat yang menunjukan bahwa nasihat hidup kudus setinggi ini tak pernah dimaksudkannya sebagai sebuah kudus yang bisa disesuaikan pada kemaksimalan manusia untuk mungkin mencapainya, tetapi memang kudus pada kemuliaan Tuhan yang adalah kudus dengan ketinggian yang tak dapat didekati oleh manusia, perhatikan ini:

0 Kisah-Kisah PerjalananYesus Menurut Injil (5)



Oleh: Martin Simamora

Roh Memimpin Dia Ke Padang Gurun: Untuk Dicobai Iblis Sementara Berpuasa 40 Hari

Ilustrasi: daya dosa pada kedagingan kita dalam rupa godaan

Segera sesudah itu Roh memimpin Dia ke padang gurun
Ini adalah salah satu perjalanan yang sukar untuk dipahami begitu saja, sebab pertama-tama injil menunjukan bahwa Roh memimpin Yesus ke padang gurun untuk dicobai iblis? Bagaimana mungkin hal ini dapat terjadi, Allah memimpin Yesus masuk ke dalam pencobaan. Injil Markus memberikan catatan yang lugas dan tajam tentang perjalanan Yesus tersebut:

Markus 1:12-13 Segera sesudah itu Roh memimpin Dia ke padang gurun. Di padang gurun itu Ia tinggal empat puluh hari lamanya, dicobai oleh Iblis. Ia berada di sana di antara binatang-binatang liar dan malaikat-malaikat melayani Dia. 

Perjalanan dalam pimpinan Allah ini telah memperhadapkan kepada kita sebuah kompleksitas yang membuat siapapun tak mudah untuk memahami Allah sebagaimana Allah seharusnya berdasarkan konsepsi manusia yang  meletakan perilaku Allah tak semestinya demikian. Tadi saya mengatakan bahwa ini hanyalah salah satu perjalanan yang sukar untuk dipahami, dan untuk memberikan spektrum yang lebih megah lagi, saya akan menggandengkannya dengan satu kisah lain yang memiliki substansi yang sangat identik dalam hal relasi Allah dengan iblis dalam sebuah kejanggalan yang memusingkan. Perhatikan tabel berikut ini:



Roh Memimpin

Pikiran Allah

Tetapi Yesus Mengetahui Pikiran Mereka

Markus 1:12-13 Segera sesudah itu Roh memimpin Dia ke padang gurun. Di padang gurun itu Ia tinggal empat puluh hari lamanya, dicobai oleh Iblis. Ia berada di sana di antara binatang-binatang liar dan malaikat-malaikat melayani Dia.

Lukas 11:17-18 Tetapi Yesus mengetahui pikiranSebab kamu berkata, bahwa Aku mengusir setan dengan kuasa Beelzebul.
Lukas 11:18,20 Jikalau Iblis itu juga terbagi-bagi dan melawan dirinya sendiri, bagaimanakah kerajaannya dapat bertahan?.. Tetapi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Allah, maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu.


Bagaimana mungkin Allah dan kejahatan berjumpa dalam modus operandi seperti: Roh memimpin dan pikiran Allah?

0 Mari Menjadi Orang Kristen yang Mengenal Politik (3)



Oleh: Martin Simamora

Apakah Politik & Mengapa Penting Bagi Kita?




Sebelumnya: Bagian2


Pilihan Rasional Anda Sebagai Pemilih?
Memahami Mengapa Memilih A dan Bukan Memilih B, dan Seterusnya
Apakah maksudnya?  Asumsi permulaan pilihan rasional dalam ilmu politik adalah, bahwa aktor-aktor politik seperti para pemilih, para politisi, partai-partai, atau kelompok-kelompok kepentingan- berperilaku ‘secara rasional’. Secara rasional dalam konteks ini tidak berarti bahwa aktor-aktor tersebut selalu secara cermat mengkalkulasi biaya-biaya dan manfaat-manfaat dari setiap keputusan yang mereka buat. Sebaliknya, secara rasional, maksudnya bahwa para aktor telah memiliki seperangkat preferensi-preferensi yang telah dapat diidentifikasikan pada hasil-hasil kebijakan atau political, dan manakala diperhadapkan dengan sebuah pilihan politik, para aktor politik tersebut akan cenderung untuk memilih opsi yang mereka  lebih sukai (yang memberikan mereka ‘utilitas’ paling tinggi). Jadi, sebagai contoh, jika seorang pemilih lebih menyukai Partai A daripada Partai B dan lebih menyukai Partai B daripada Partai C, tetapi masih belum ada kandidat dari Partai A yang muncul dalam sebuah pemilihan tertentu, pemilih tersebut secara rasional memilih Partai B daripada Partai C.

Para Pemilih Dalam “Dilemma Tawanan-Tawanan” Kala Berinteraksi Dengan Peluang-Peluang Politik Terbaik yang Diharapkannya

0 Mari Menjadi Orang Kristen yang Mengenal Politik (2)



Oleh: Martin Simamora

Apakah Politik & Mengapa Penting Bagi Kita?
Sebelumnya: Bagian1

Akan tetapi, hampir keseluruhan  paruh kedua abad keduapuluh, disiplin ilmu politik tetap terbagi dua antara serangkaian variasi pendekatan-pendekatan teoritikal dan metodologikal, yang bekerja hampir sama sekali terisosikan satu sama lainnya (Almond,1998). Sebagai contoh, satu grup ilmuwan telah mengadaptasi sejumlah gagasan-gagasan teoritikal tentang perilaku-perilaku aktor dalam ilmu ekonomi untuk dalam upaya untuk menjelaskan perilaku para pemilih, partai-partai politik, kelompok-kelompok kepentingan, para wakil rakyat/legislator/senator atau para birokrat. Ini berdasarkan pada apa yang telah diasumsikan oleh kelompok ilmuwan ini bahwa para aktor politik tersebut telah didorong oleh kepentingan diri sendiri dan kalkulasi-kalkulasi strategi, pendekatan ini kemudian dikenal sebagai “pendekatan pilihan rasional” dalam ilmu politik. Beberapa ilmuwan terkemuka dalam pendekatan ini adalah Kenneth Arrow, Anthony Downs, William Riker, Mancur Olson, William Niskanen dan Kenneth Shepsle.

Kelompok ilmuwan politik lainnya telah mengadaptasi gagasan-gagasan teoritikal baru dalam  ilmu Sosiologi tentang penentu-penentu sosial dan budaya pada perilaku dalam upaya untuk menjelaskan formasi negara-negara, perilaku dan organisasi partai-partai politik, bagaimana warga negara memilih dalam pemilihan umum, dan mengapa sejumlah negara menjadi negara-negara demokrasi yang stabil sementara lainnya tidak. Beberapa-beberapa pakar terkemuka dalam gagasan ini lebih condong pada pendekatan sosiologikal terhadap perilaku adalahSeymour Martin Lipset, Gabriel Almond, Philip Converse, Stein Rokkan, Samuel Huntington dan Arend Lijphart. Untuk mendemukan lebih banyak lagi pemikiran-pemikiran dan karya-karya ilmuwan-ilmuwan politik besar era 1950-an, 1960-an dan 1970-an, anda bisa menemukannya di internet dengan memasukan nama-nama mereka pada mesin-mesin pencari  di internet.

0 Kisah-Kisah Perjalanan Yesus Menurut Injil (4)



Oleh: Martin Simamora

Ke Danau Genesaret Memanggil Petrus: "Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk 
menangkap ikan."


Yesus Bersama Seorang Nelayan Bertolak Ke Tempat yang Dalam Untuk Menangkap Ikan
Injil Lukas memberikan catatan yang sangat penting terkait apakah yang menjadi tujuan Yesus di bumi ini melalui rangkaian perjalanan-perjalanan yang dilakukannya:
Tetapi Ia berkata kepada mereka: "Juga di kota-kota lain Aku harus memberitakan Injil Kerajaan Allah sebab untuk itulah Aku diutus."- Lukas 4:43

Lalu bagaimanakah hal tersebut akan diwujudkannya? Bagaimana  memberitakan Injil Kerajaan Allah akan diwujudkannya. Salah satu strategi yang dilakukannya sebagaimana yang menjadi kehendaknya akan kita temukan dalam perjalanannya yang membawanya tiba di pantai danau Genesaret:

Lukas 5:1-4Pada suatu kali Yesus berdiri di pantai danau Genesaret, sedang orang banyak mengerumuni Dia hendak mendengarkan firman Allah. Ia melihat dua perahu di tepi pantai. Nelayan-nelayannya telah turun dan sedang membasuh jalanya. Ia naik ke dalam salah satu perahu itu, yaitu perahu Simon, dan menyuruh dia supaya menolakkan perahunya sedikit jauh dari pantai. Lalu Ia duduk dan mengajar orang banyak dari atas perahu. Setelah selesai berbicara, Ia berkata kepada Simon: "Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan."

Sementara orang banyak tak henti-hentinya mengikuti Yesus Kristus untuk mendengarkan firman Allah yang diberitakan dengan pengajaran yang penuh kuasa. Yesus yang telah mempresentasikan dirinya sebagai penggenap nubuat nabi Yesaya (Lukas 4:17-21) dan telah mendemonstrasikan bahwa ia adalah penggenap dengan menaklukan berbagai penyakit dan pemerintahan setan atas banyak manusia (Lukas 4:40-41) telah menjadikan dirinya sendiri sebagai sentral tunggal kebenaran sebagaimana kebenaran kitab suci. kali ini mereka menyaksikan Yesus bersama dengan seorang nelayan untuk menangkap ikan.

0 Mari Menjadi Orang Kristen yang Mengenal Politik (1)



Oleh: Martin Simamora

Apakah Politik & Mengapa Penting Bagi Kita?

Sebuah Pengantar yang Sangat Penting Bagi Kita Semua

Pada 17 Desember 2010, seorang pemuda di Tunisia bernama Mohamed Bouazizi membakar dirinya sendiri. Tindakannya tersebut merupakan protesnya terhadap penyitaan buah-buahan dan sayur-mayur dagangannya yang biasa dijajakannya di kaki lima, salah satu dari banyak bentuk pelecehan dan frutrasi yang telah dialami Bouazizi oleh aparatur Negara Tunisia. Pada malam itu kerusuhan-kerusuhan dan rentetan protes merebak disaentero ibukota Tunisia dalam amarah memuncak melihat ada seorang yang tersudutkan sehingga harus mengambil tindakan seperti itu. Protes kemudian berkembang sangat cepat menjadi sebuah  gerakan yang jauh lebih signifikan, berubah menjadi protes-protes anti pemerintah dan tidak lagi secara khusus berfokus pada apa yang dialami Bouazizi. Pada 13 Januari 2011, Mohsen Bouterfif, dalam  sebuah tindakan yang terlihat sangat menyerupai, menghidupkan api pada dirinya sendiri di sebuah kota kecil di provinsi Tebessa yang berbatasan langsung dengan Aljazair. Ia sedang memprotes ketakmampuannya untuk mendapatkan pekerjaan dan perumahan. Pada minggu sebelumnya, empat orang lainnya di Aljazair telah juga berupaya membakar dirinya sendiri dalam waktu bersamaan ketika negeri tersebut juga telah dilanda sejumlah kerusuhan dan ketegangan sipil di sejumlah tempat terpisah. Hanya dalam waktu empat hari kemudian, seorang pria Mesir membakar dirinya sendiri di luar gedung parlemen, kembali dalam protes menentang kondisi-kondisi ekonomi yang dialaminya dan frustrasinya terhadap kelambanan respon pemerintah terhadap masalah-masalahnya. Dalam 10 hari, protes-protes anti pemerintah dalam skala besar telah merebak di Kairo. Sebelum  berakhirnya bulan tersebut, Muammar Gadaffi di Libya telah secara terbuka menyatakan kegusarannya pada bangkitnya peristiwa-peristiwa yang melanda negara-negara tetangga di Afrika Utara.

0 Kisah-Kisah Perjalanan Yesus Menurut Injil (3)




Oleh: Martin Simamora



Dari Galilea Ke Kota-Kota Lain
Memberitakan Tahun Rahmat Tuhan : Menaklukan Pemerintahan Iblis yang Memperbudak Manusia Dalam Kuasa Maut


Ditolak Di Nazareth,Disambut Di Kapernaum
Yesus dan pengajarannya telah menimbulkan penolakan dan penerimaan dalam ia mengadakan atau melakukan pekerjaan-pekerjaan Allah di dalam dan melalui dirinya. Pada kisah perjalanan ini, kita akan melihat kontrasnya yang begitu tajam:

Nazareth
Kapernaum
►Di Rumah Ibadat
Lukas 4:20-27 Kemudian Ia menutup kitab itu, memberikannya kembali kepada pejabat, lalu duduk; dan mata semua orang dalam rumah ibadat itu tertuju kepada-Nya. Lalu Ia memulai mengajar mereka, kata-Nya: "Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya." Dan semua orang itu membenarkan Dia dan mereka heran akan kata-kata yang indah yang diucapkan-Nya, lalu kata mereka: "Bukankah Ia ini anak Yusuf?" Maka berkatalah Ia kepada mereka: "Tentu kamu akan mengatakan pepatah ini kepada-Ku: Hai tabib, sembuhkanlah diri-Mu sendiri. Perbuatlah di sini juga, di tempat asal-Mu ini, segala yang kami dengar yang telah terjadi di Kapernaum!" Dan kata-Nya lagi: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya tidak ada nabi yang dihargai di tempat asalnya. Dan Aku berkata kepadamu, dan kata-Ku ini benar: Pada zaman Elia terdapat banyak perempuan janda di Israel ketika langit tertutup selama tiga tahun dan enam bulan dan ketika bahaya kelaparan yang hebat menimpa seluruh negeri. Tetapi Elia diutus bukan kepada salah seorang dari mereka, melainkan kepada seorang perempuan janda di Sarfat, di tanah Sidon. Dan pada zaman nabi Elisa banyak orang kusta di Israel dan tidak ada seorangpun dari mereka yang ditahirkan, selain dari pada Naaman, orang Siria itu."
►Di Rumah Ibadat
Lukas 4:31-35 Kemudian Yesus pergi ke Kapernaum, sebuah kota di Galilea, lalu mengajar di situ pada hari-hari Sabat. Mereka takjub mendengar pengajaran-Nya, sebab perkataan-Nya penuh kuasa. Di dalam rumah ibadat itu ada seorang yang kerasukan setan dan ia berteriak dengan suara keras: Hai Engkau, Yesus orang Nazaret, apa urusan-Mu dengan kami? Engkau datang hendak membinasakan kami? Aku tahu siapa Engkau: Yang Kudus dari Allah. Tetapi Yesus menghardiknya, kata-Nya: "Diam, keluarlah dari padanya!" Dan setan itupun menghempaskan orang itu ke tengah-tengah orang banyak, lalu keluar dari padanya dan sama sekali tidak menyakitinya.

►Di Rumah Simon Petrus
Lukas 4:40-41 Ketika matahari terbenam, semua orang membawa kepada-Nya orang-orang sakitnya, yang menderita bermacam-macam penyakit. Iapun meletakkan tangan-Nya atas mereka masing-masing dan menyembuhkan mereka. Dari banyak orang keluar juga setan-setan sambil berteriak: "Engkau adalah Anak Allah." Lalu Ia dengan keras melarang mereka dan tidak memperbolehkan mereka berbicara, karena mereka tahu bahwa Ia adalah Mesias.
Penolakan
Mendengar itu sangat marahlah semua orang yang di rumah ibadat itu. Mereka bangun, lalu menghalau Yesus ke luar kota dan membawa Dia ke tebing gunung, tempat kota itu terletak, untuk melemparkan Dia dari tebing itu.-Lukas 4:28-29
Penerimaan
Dan semua orang takjub, lalu berkata seorang kepada yang lain, katanya: "Alangkah hebatnya perkataan ini! Sebab dengan penuh wibawa dan kuasa Ia memberi perintah kepada roh-roh jahat dan merekapun keluar." Dan tersebarlah berita tentang Dia ke mana-mana di daerah itu.-Lukas 4:36-37

Ketika hari siang, Yesus berangkat dan pergi ke suatu tempat yang sunyi. Tetapi orang banyak mencari Dia, lalu menemukan-Nya dan berusaha menahan Dia supaya jangan meninggalkan mereka.-Lukas 4:42

Apa yang sangat penting untuk menjadi perhatian kita, sementara injil mencatat perjalanan Yesus mengalami sekaligus penolakan dan penerimaan yang sangat tajam pada respon masyarakat dalam memandang Yesus, injil mencatat terjadinya perjumpaan keras  dengan kekuatan-kekuatan spiritual yang memusuhi Yesus.

0 Kisah-Kisah Perjalanan Yesus Menurut Injil (2)


Oleh: Martin Simamora

Dari Nazareth Ke Sungai Yordan Untuk Menggenapi Kehendak Allah: Dialah Itu!


Perjalanan dan Penantian yang Akbar Di Muka Bumi
Tiga injil memberikan kesaksian perjalanan Yesus yang sangat unik ini:

Matius 3:13
Markus 1:9
Luke 3:21
Maka datanglah Yesus dari Galilea ke Yordan kepada Yohanes untuk dibaptis olehnya.
Pada waktu itu datanglah Yesus dari Nazaret di tanah Galilea, dan Ia dibaptis di sungai Yordan oleh Yohanes.
Ketika seluruh orang banyak itu telah dibaptis dan ketika Yesus juga dibaptis dan sedang berdoa, terbukalah langit

Setidaknya ada dua hal sangat mendasar mengapa perjalanan ini menjadi sangat unik. Pertama, pada sisi Yesus, ia melakukan perjalanan ini atas kehendaknya sendiri berdasarkan satu-satunya tujuan yang sudah secara pasti harus digenapi yaitu menggenapi kehendak Allah; kedua, pada sisi Yohanes Pembaptis, ia secara pasti tahu bahwa akan anda seseorang yang sedang melakukan perjalanan menuju dirinya untuk melakukan sesuatu yang sama sekali ia tidak mengenalnya dan ia belum pernah membicarakannya. Karena itulah perjalanan Yesus darri Nazareth di tanah Galilea menuju sungai Yordan merupakan perjalanan Yesus terunik terkait penggenapan kehendak Allah. Mari kita memperhatikan tabel berikut ini:

Kesaksian tentang Yesus oleh


Yohanes Pembaptis
Yesus Kristus
Aku membaptis kamu dengan air sebagai tanda pertobatan, tetapi Ia yang datang kemudian dari padaku lebih berkuasa dari padaku dan aku tidak layak melepaskan kasut-Nya. Ia akan membaptiskan kamu dengan Roh Kudus dan dengan api- Matius 3:11
Lalu Yesus menjawab, kata-Nya kepadanya: "Biarlah hal itu terjadi, karena demikianlah sepatutnya kita menggenapkan seluruh kehendak Allah." Dan Yohanespun menuruti-Nya.- Matius 3:15

Yesus belum pernah mendengarkan khotbah Yohanes Pembaptis  yang dikumandangkannya di gurun mengenai seorang yang dinantikannya tanpa mengetahui siapakah dia dan bagaimanakah rupanya.

Matius 3:1-2 Pada waktu itu tampillah Yohanes Pembaptis di padang gurun Yudea dan memberitakan: Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!

0 Kisah-Kisah Perjalanan Yesus Kristus Menurut Injil (1)


Oleh: Martin Simamora

Yesus Di Kota Nain: Seorang Nabi Besar Telah Muncul Di Tengah-Tengah Kita


Yesus Di Kota Nain
Hari itu, Ia ada memasuki kota Nain. Itu adalah sebuah hari sebagaimana hari-hari biasanya bagi Yesus untuk menjalankan apa yang menjadi misinya sebagaimana telah dikumandangkannya sendiri dihadapan jemaat Tuhan di Nazaret, di rumah ibadat: “Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang." (Lukas 4:18-19). Diikuti banyak orang yang begitu takjub dengan pengharapan yang mereka sendiri belum dapat memastikannya, Yesus tetap menjadi magnet yang begitu besar dalam pengaruh dan kuasa. Yesus menjadi figur yang begitu penting untuk diikuti agar dapat dilihat apakah yang dikatakan dan dilakukannya dan kali ini  kota Nain menjadi salah satu tempat yang begitu penting untuk menyatakan siapakah Yesus dan apakah klaimnya yang berbunyi seperti ini di Nazaret: "Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya." (Lukas 4:21) adalah benar?

Inilah yang  Yesus lakukan di kota Nain sebagaimana injil Lukas mencatatkannya bagi kita:

Lukas 7:11-16Kemudian Yesus pergi ke suatu kota yang bernama Nain. Murid-murid-Nya pergi bersama-sama dengan Dia, dan juga orang banyak menyertai-Nya berbondong-bondong. Setelah Ia dekat pintu gerbang kota, ada orang mati diusung ke luar, anak laki-laki, anak tunggal ibunya yang sudah janda, dan banyak orang dari kota itu menyertai janda itu. Dan ketika Tuhan melihat janda itu, tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, lalu Ia berkata kepadanya: "Jangan menangis!" Sambil menghampiri usungan itu Ia menyentuhnya, dan sedang para pengusung berhenti, Ia berkata: "Hai anak muda, Aku berkata kepadamu, bangkitlah!" Maka bangunlah orang itu dan duduk dan mulai berkata-kata, dan Yesus menyerahkannya kepada ibunya. Semua orang itu ketakutan dan mereka memuliakan Allah, sambil berkata: "Seorang nabi besar telah muncul di tengah-tengah kita," dan "Allah telah melawat umat-Nya."

Di kota Nain ada orang mati, bukan peristiwa yang mencengangkan karena kematian pasti menghampiri setiap manusia. Tak ada manusia yang tak mengenali satu takdir kesudahannya di muka bumi ini yaitu tak ada satupun manusia yang akan kekal hidupnya. Tak hanya dahulu, bahkan hingga era nuklir dan penjelajahan angkasa luar kini, pun manusia mengakui tak ada satu teknologi apapun yang sanggup menghadang hari kematian seorang manusia. Tetapi di kota Nain, apa yang mencengangkan adalah adanya seorang manusia yang begitu saja berkata kepada kematian yang telah menguasai seorang manusia dari kehidupannya di muka bumi ini sebagai yang berkuasa atas kematian itu sendiri. Perhatikanlah ucapannya ini: Hai anak muda, Aku berkata kepadamu, bangkitlah!

Kematian bukanlah argumen yang dapat dipatahkan oleh argumen. Kematian, sebaliknya adalah sebuah kebinasaan badaniah dari kehidupannya di muka bumi ini yang mengecualikan dirinya dari peradaban manusia-manusia yang masih hidup dalam sebuah cara yang begitu membusukannya. Coba bandingkan dengan hal ini untuk memahaminya: “Tuhan, ia sudah berbau, sebab sudah empat hari ia mati” (Yohanes 11:39). Tetapi bagaimana mungkin Yesus terhadap kematian berkata Hai anak muda, Aku berkata kepadamu, bangkitlah! Di tengah-tengah tangisan kedukaan seorang ibu terhadap anaknya?

1 Yesus Kristus & Perumpamaan-Perumpamannya:Sepenting & Sekudus Apakah?



Oleh: Martin Simamora

Tanpa Perumpamaan Ia Tidak Berkata-Kata kepada Mereka

Parabolik dalam Pengajaran Yesus Kristus
Metode parabolik atau yang menggunakan perumpamaan telah digunakan oleh Yesus dalam sebuah kehidupan pelayanannya dalam implementasi yang sangat  prinsip sebagaimana komentar yang dikemukakan injil Markus berikut ini:

Markus 4:34 dan tanpa perumpamaan Ia tidak berkata-kata kepada mereka, tetapi kepada murid-murid-Nya Ia menguraikan segala sesuatu secara tersendiri.

Mengenai perumpamaan itu sendiri, lalu seperti apakah kedudukannya? Apakah semacam imajinasi atau karangan belaka yang kedudukannya lebih rendah daripada sabda atau firman, sehingga bisa diasumsikan bahwa Yesus juga mengandalkan hikmat manusiawinya sehingga sabdanya semacam ini “Sebab Aku berkata-kata bukan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang mengutus Aku, Dialah yang memerintahkan Aku untuk mengatakan apa yang harus Aku katakan dan Aku sampaikan” (Yohanes 12:49) tidak senantiasa berlaku? Bahwa tak selalu Bapa memerintahkan Yesus untuk mengatakan apa yang harus dikatakannya? Untuk menjawab ini, atau untuk mengetahui kedudukan perumpamaan-perumpamaan dan segenap pengajaran Yesus sendiri, mari kita memperhatikan sejumlah catatan dalam injil-injil berikut ini:

●Matius 7:24-29 Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu. Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, sehingga rubuhlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya." Dan setelah Yesus mengakhiri perkataan ini, takjublah orang banyak itu mendengar pengajaran-Nya, sebab Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa, tidak seperti ahli-ahli Taurat mereka.

Yesus mengajar dengan perumpamaan-perumpamaan, dengan demikian, bukan sama sekali menunjukan bahwa ia adalah manusia biasa, sebagaimana pendapat orang banyak yang kerap mendengarkan Yesus mengajar dalam metoda paraboliknya tersebut: “takjublah orang banyak itu mendengar pengajaran-Nya, sebab Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa, tidak seperti ahli-ahli Taurat mereka”.

0 Penjelasan Yesus Mengenai Kebangkitan & Adakah Kehidupan Perkawinan Setelah Kebangkitan


Oleh: Martin Simamora


“Apabila Orang Bangkit Dari Antara Orang Mati, Orang Tidak Kawin Dan Tidak Dikawinkan Melainkan Hidup Seperti Malaikat Di Sorga”

Apakah Ada Kebangkitan?

Dilemma Saduki Soal Kebangkitan  : Ikatan Perkawinan & Keluarga Setelah Kebangkitan, Bagaimana?
Ketika  Yesus Kristus menjelaskan kebangkitan atau kehidupan setelah kematian, maka Ia secara tegas menautkannya dengan  siapakah Allah terhadap maut, apakah Ia berdaulat penuh ataukah tidak. Yesus menegaskan bahwa Allah berkuasa atas maut sehingga maut bahkan tak dapat menahan pemerintahan-Nya atas semua manusia di sepanjang masa. Dalam percakapannya dengan salah satu kelompok Yahudi, Saduki yang tak mempercayai atau menolak kebangkitan orang mati, Yesus menegaskan dengan sebuah ungkapan yang menunjukan bahwa maut tak berkuasa menahan Allah untuk membangkitkan siapapun yang ingin dibangkitkannya untuk menerima kehidupan kekal-Nya: Ia bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup. Mari kita melihat dialog penting dan sangat rasional untuk diperhadapkan dengan Yesus yang dalam pengajarannya sendiri mengajarkan kebangkitan pada  dirinya sendiri dan kepada semua manusia  pada kedatangannya yang kedua kali:

Markus 12:18-22 Datanglah kepada Yesus beberapa orang Saduki, yang berpendapat, bahwa tidak ada kebangkitan. Mereka bertanya kepada-Nya: Guru, Musa menuliskan perintah ini untuk kita: Jika seorang, yang mempunyai saudara laki-laki, mati dengan meninggalkan seorang isteri tetapi tidak meninggalkan anak, saudaranya harus kawin dengan isterinya itu dan membangkitkan keturunan bagi saudaranya itu. Adalah tujuh orang bersaudara. Yang pertama kawin dengan seorang perempuan dan mati dengan tidak meninggalkan keturunan. Lalu yang kedua juga mengawini dia dan mati dengan tidak meninggalkan keturunan. Demikian juga dengan yang ketiga. Dan begitulah seterusnya, ketujuhnya tidak meninggalkan keturunan. Dan akhirnya, sesudah mereka semua, perempuan itupun mati.

Orang Saduki tidak saja bertanya, tetapi juga mengajukan dilemma kepada Yesus yang mengajarkan kebangkitan manusia ada dan pasti akan terjadi. Perhatikan bagaimana orang Saduki tersebut mengajukan dilemma kebangkitan orang mati:

Guru, Musa menuliskan perintah ini untuk kita: Jika seorang, yang mempunyai saudara laki-laki, mati dengan meninggalkan seorang isteri tetapi tidak meninggalkan anak, saudaranya harus kawin dengan isterinya itu dan membangkitkan keturunan bagi saudaranya itu. Adalah tujuh orang bersaudara. Yang pertama kawin dengan seorang perempuan dan mati dengan tidak meninggalkan keturunan. Lalu yang kedua juga mengawini dia dan mati dengan tidak meninggalkan keturunan. Demikian juga dengan yang ketiga. Dan begitulah seterusnya, ketujuhnya tidak meninggalkan keturunan. Dan akhirnya, sesudah mereka semua, perempuan itupun mati.

Dilemma: Tujuh suami tersebut  Pada hari kebangkitan, bilamana mereka bangkit, siapakah yang menjadi suami perempuan itu? Sebab ketujuhnya telah beristerikan dia." (Markus 12:23)

Apakah jawaban Yesus?
Anchor of Life Fellowship , Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri - Efesus 2:8-9