Oleh: Martin Simamora
Tanpa
Perumpamaan Ia Tidak Berkata-Kata kepada Mereka
▬Parabolik dalam Pengajaran Yesus
Kristus
Metode
parabolik atau yang menggunakan perumpamaan telah digunakan oleh Yesus dalam
sebuah kehidupan pelayanannya dalam implementasi yang sangat prinsip sebagaimana komentar yang dikemukakan
injil Markus berikut ini:
Markus
4:34 dan tanpa perumpamaan Ia tidak berkata-kata kepada mereka,
tetapi kepada murid-murid-Nya Ia menguraikan segala sesuatu secara tersendiri.
Mengenai perumpamaan
itu sendiri, lalu seperti apakah kedudukannya? Apakah semacam imajinasi atau
karangan belaka yang kedudukannya lebih rendah daripada sabda atau firman,
sehingga bisa diasumsikan bahwa Yesus juga mengandalkan hikmat manusiawinya
sehingga sabdanya semacam ini “Sebab Aku
berkata-kata bukan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang mengutus Aku, Dialah
yang memerintahkan Aku untuk mengatakan apa yang harus Aku katakan dan Aku
sampaikan” (Yohanes 12:49) tidak senantiasa berlaku? Bahwa tak selalu Bapa
memerintahkan Yesus untuk mengatakan apa yang harus dikatakannya? Untuk
menjawab ini, atau untuk mengetahui kedudukan perumpamaan-perumpamaan dan
segenap pengajaran Yesus sendiri, mari kita memperhatikan sejumlah catatan
dalam injil-injil berikut ini:
●Matius
7:24-29 Setiap orang yang mendengar
perkataan-Ku ini dan melakukannya,
ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu. Kemudian
turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah
itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu. Tetapi setiap orang yang
mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang
bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir. Kemudian turunlah hujan dan
datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, sehingga rubuhlah rumah itu dan
hebatlah kerusakannya." Dan setelah Yesus mengakhiri perkataan ini,
takjublah orang banyak itu mendengar pengajaran-Nya, sebab Ia mengajar mereka sebagai
orang yang berkuasa, tidak seperti ahli-ahli Taurat mereka.
Yesus mengajar dengan
perumpamaan-perumpamaan, dengan demikian, bukan sama sekali menunjukan bahwa ia
adalah manusia biasa, sebagaimana pendapat orang banyak yang kerap mendengarkan
Yesus mengajar dalam metoda paraboliknya tersebut: “takjublah orang banyak itu mendengar pengajaran-Nya, sebab Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa,
tidak seperti ahli-ahli Taurat mereka”.
Satu
lagi ingin saya ajukan untuk kita perhatikan yang
menunjukan betapa perumpaan-perumpaan Yesus memiliki posisi ilahi sehingga
tidak boleh diperlakukan belaka metoda ajar yang terbuka untuk dimodifikasi dan
diinterpretasikan melampaui ketentuan-ketentuan Yesus.
Lukas 16:19-31
Orang kaya dan orang Miskin dalam
realitas kehidupan
|
Ada
seorang kaya yang selalu berpakaian jubah ungu dan kain halus, dan setiap
hari ia bersukaria dalam kemewahan. Dan ada seorang pengemis bernama Lazarus,
badannya penuh dengan borok, berbaring dekat pintu rumah orang kaya itu, dan
ingin menghilangkan laparnya dengan apa yang jatuh dari meja orang kaya itu.
Malahan anjing-anjing datang dan menjilat boroknya. Kemudian matilah orang
miskin itu
|
|
Orang kaya dan orang Miskin dalam realitas setelah kematian
|
Kemudian
matilah orang miskin itu lalu dibawa oleh malaikat-malaikat ke pangkuan
Abraham. Orang kaya itu juga mati, lalu dikubur. Dan sementara ia menderita
sengsara di alam maut ia memandang ke atas, dan dari jauh dilihatnya Abraham,
dan Lazarus duduk di pangkuannya. Lalu ia berseru, katanya: Bapa Abraham,
kasihanilah aku. Suruhlah Lazarus, supaya ia mencelupkan ujung jarinya ke
dalam air dan menyejukkan lidahku, sebab aku sangat kesakitan dalam nyala api
ini. Tetapi Abraham berkata: Anak, ingatlah, bahwa engkau telah menerima
segala yang baik sewaktu hidupmu, sedangkan Lazarus segala yang buruk.
Sekarang ia mendapat hiburan dan engkau sangat menderita. Selain dari pada
itu di antara kami dan engkau terbentang jurang yang tak terseberangi, supaya
mereka yang mau pergi dari sini kepadamu ataupun mereka yang mau datang dari
situ kepada kami tidak dapat menyeberang. Kata orang itu: Kalau demikian, aku
minta kepadamu, bapa, supaya engkau menyuruh dia ke rumah ayahku, sebab masih
ada lima orang saudaraku, supaya ia memperingati mereka dengan sungguh-sungguh,
agar mereka jangan masuk kelak ke dalam tempat penderitaan ini. Tetapi kata
Abraham: Ada pada mereka kesaksian Musa dan para nabi; baiklah mereka
mendengarkan kesaksian itu. Jawab orang itu: Tidak, bapa Abraham, tetapi jika
ada seorang yang datang dari antara orang mati kepada mereka, mereka akan
bertobat. Kata Abraham kepadanya: Jika
mereka tidak mendengarkan kesaksian Musa dan para nabi, mereka tidak juga
akan mau diyakinkan, sekalipun oleh seorang yang bangkit dari antara orang
mati."
|
F
O
K
U
S
A
J
A
R
A
N
Y
A
N
G
M
E
N
U
J
U
K
P
A
D
A
Y
E
S
U
S
|
►Apa yang menjadi fokus
Yesus dalam perumpamaan di atas tersebut? Tentu ada
pada jawaban atas pertanyaan dalam perumpamaan di atas tersebut yaitu:”tetapi kata Abraham: Ada pada mereka
kesaksian Musa dan para nabi; baiklah mereka mendengarkan kesaksian itu.
Jawab orang itu: Tidak, bapa Abraham, tetapi jika ada seorang yang datang dari
antara orang mati kepada mereka, mereka akan bertobat. Kata Abraham kepadanya: Jika mereka tidak
mendengarkan kesaksian Musa dan para nabi, mereka tidak juga akan mau
diyakinkan, sekalipun oleh seorang yang bangkit dari antara orang mati."
►Mengapa kesaksian
Musa dan para nabi menjadi jawaban Abraham, sementara Abraham sendiri pada era
hidupnya belum pernah sama sekali membaca apapun yang disebut sebagai kesaksian
Musa dan para nabi? Menjawab ini, maka satu-satunya
sumber harus datang dari Yesus. Seharusnya Yesus pernah mengajarkan tentang
kesaksian Musa dan para nabi, Adakah?
╬Penjelasan Yesus terkait Kesaksian
Musa:
Yohanes
6:45-47 Jangan kamu menyangka, bahwa Aku akan mendakwa kamu di hadapan Bapa;
yang mendakwa kamu adalah Musa, yaitu Musa, yang kepadanya kamu menaruh
pengharapanmu. Sebab jikalau kamu percaya kepada Musa, tentu kamu akan
percaya juga kepada-Ku, sebab ia telah menulis tentang Aku.
Tetapi jikalau kamu tidak percaya akan apa yang ditulisnya, bagaimanakah kamu
akan percaya akan apa yang Kukatakan?"
╬Penjelasan Yesus terkait Kesaksian Para
Nabi:
Lukas
24:25-27 Lalu Ia berkata kepada mereka: "Hai kamu orang bodoh, betapa
lambannya hatimu, sehingga kamu tidak percaya segala sesuatu, yang telah
dikatakan para nabi! Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk
ke dalam kemuliaan-Nya?" Lalu Ia menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia
dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari kitab-kitab Musa
dan segala kitab nabi-nabi.
Lukas
24:44Ia berkata kepada mereka: "Inilah perkataan-Ku, yang telah Kukatakan
kepadamu ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu, yakni bahwa harus digenapi semua yang ada tertulis tentang Aku
dalam kitab Taurat Musa dan kitab
nabi-nabi dan kitab Mazmur."
Yohanes
5:39-40 Kamu menyelidiki Kitab-kitab
Suci, sebab kamu menyangka bahwa oleh-Nya kamu mempunyai hidup yang kekal,
tetapi walaupun Kitab-kitab Suci
itu memberi
kesaksian tentang Aku, namun kamu tidak mau datang kepada-Ku untuk
memperoleh hidup itu.
Apakah isi kesaksian Musa
dan para nabi tersebut?
Jelas tentang Yesus. Apa yang menarik adalah penutup perumpamaan ini berkata
sebagaimana Yesus memang mengajarkannya tanpa melalui perumpamaan:
Dalam Perumpamaan
|
Tanpa Perumpamaan
|
Tidak, bapa
Abraham, tetapi jika ada seorang yang datang dari antara orang mati kepada
mereka, mereka akan bertobat. Kata Abraham kepadanya: Jika mereka tidak mendengarkan
kesaksian Musa dan para nabi,
mereka tidak juga akan mau diyakinkan, sekalipun oleh seorang yang bangkit dari antara orang
mati."
|
tetapi
walaupun Kitab-kitab Suci
itu memberi
kesaksian tentang Aku, namun kamu tidak mau datang kepada-Ku
|
Apa
sih pesan utama perumpamaan Yesus dalam Lukas 16:19-31 itu? Perumpamaan ini
memiliki kemegahannya tersendiri sebagaimana kemegahan-kemegahan dalam setiap
pengajaran Yesus yang secara pasti akan melahirkan penghakiman yang bersentral
pada dirinya: terpisahkan berdasarkan
apakah mereka menerimanya dengan segala sabdanya sebagai ya dan amin, atau
sebaliknya yang diungkapkan Yesus dalam sebuah ekspresi yang sangat tajam
untuk menyatakan kebenarannya yang bukan kebenaran manusia biasa tetapi Sang
Anak Manusia yang berkuasa untuk menghakimi dunia sebagaimana Bapa di sorga:
●Lukas
12:49 Aku datang untuk melemparkan
api ke bumi dan betapakah Aku harapkan, api itu telah menyala!
●Matius
10:34 Jangan kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas
bumi; Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang.
Dalam
pengajaran berwujud perumpamaan pada Lukas 16:19-31, kita sudah melihat bahwa
keseluruhannya tentang menerima Yesus
atau menolak Yesus. Siapa yang
menerimanya sebagai Dia adalah satu-satunya yang harus dikasihi dan ditaati
sebagaimana Allah adanya, maka ia akan bersamanya, yang sebaliknya akan tidak
bersamanya dan menerima penghukuman kekal.
Sekarang
perhatikan pemisahan pada perumpamaan dan pada pengajaran tanpa perumpamaan:
▬Pemisahan yang tak dapat diatasi
tanpa menerima Yesus saat masih di dunia
Dalam Perumpamaan Lukas 16:19-31
|
Tanpa Perumpamaan
|
Selain
dari pada itu di antara kami dan engkau terbentang jurang yang tak terseberangi,
supaya mereka yang mau pergi dari sini kepadamu ataupun
mereka yang mau datang dari situ kepada kami tidak dapat menyeberang
|
Maka
Yesus berkata pula kepada orang banyak, kata-Nya: "Akulah terang dunia;
barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan
ia akan mempunyai terang hidup."- Yohanes
8:12
|
Kata Yesus kepada mereka: "Hanya
sedikit waktu lagi terang ada di
antara kamu. Selama terang itu ada padamu, percayalah kepadanya, supaya kegelapan jangan menguasai kamu;
barangsiapa berjalan dalam kegelapan, ia tidak tahu ke mana ia pergi. Percayalah
kepada terang itu, selama terang itu ada padamu, supaya kamu menjadi
anak-anak terang." Sesudah berkata demikian, Yesus pergi bersembunyi
dari antara mereka.- Yohanes 12:35-36
|
Mengapa
problem “jurang yang tak teseberangi”, solusinya harus seperti ini?
“aku minta kepadamu, bapa, supaya engkau menyuruh dia ke rumah ayahku, sebab
masih ada lima orang saudaraku, supaya ia memperingati mereka dengan
sungguh-sungguh, agar mereka jangan masuk kelak ke dalam tempat penderitaan ini”
Karena
Yesus! Perhatikan betapa tajam Yesus menunjukan dirinya sebagai sumber
keterpisahan yang mematikan bagi yang tanpa Yesus sebagaimana pengajaran Yesus
berikut ini:
Kata
Yesus kepada mereka: "Hanya sedikit waktu lagi terang ada di antara kamu. Selama terang itu ada padamu,
percayalah kepadanya, supaya
kegelapan jangan menguasai kamu; barangsiapa berjalan dalam
kegelapan, ia tidak tahu ke mana ia pergi- Yohanes 12:35
Dalam
Perumpamaan
|
Tanpa
Perumpamaan
|
supaya ia memperingati mereka dengan
sungguh-sungguh, agar mereka jangan masuk kelak ke dalam tempat penderitaan ini
|
supaya
kegelapan jangan menguasai kamu; barangsiapa berjalan dalam
kegelapan, ia tidak tahu ke mana ia pergi
|
Bapa
Abraham menolak permintaan keselamatan semacam ini:
Kalau
demikian, aku minta kepadamu, bapa, supaya engkau menyuruh dia ke rumah ayahku,
sebab masih ada lima orang saudaraku, supaya ia memperingati mereka dengan
sungguh-sungguh, agar mereka jangan masuk kelak ke dalam tempat penderitaan ini
Mengapa? Karena
di dunia ini sudah ada Kitab suci (kesaksian
Musa dan para nabi) yang menuliskan
kebenaran mengenai Yesus!
Menolak
kebenaran dalam Kitab Suci maka tidak akan ada cara yang bagaimanapun sehingga
membuat seorang menjadi percaya kepada Yesus. Tidak akan kesaksian Kitab Suci
menjadi lebih meyakinkan dan lebih berwibawa jika diberitakan oleh orang mati
yang bangkit sehingga memastikan atau secara absolut menjamin orang menjadi
percaya:
Tetapi
kata Abraham: Ada
pada mereka kesaksian Musa dan para nabi; baiklah mereka mendengarkan kesaksian
itu. Jawab orang itu: Tidak, bapa Abraham, tetapi jika ada seorang yang datang
dari antara orang mati kepada mereka, mereka akan bertobat. Kata
Abraham kepadanya: Jika mereka tidak
mendengarkan kesaksian Musa
dan para nabi, mereka tidak juga akan mau diyakinkan, sekalipun oleh seorang yang bangkit dari antara orang mati."
Sehingga di dalam perumpamaan ini,
yang menjadi ketentuan-ketentuan dalam memahami parabolik diatas adalah: Ada
pada mereka kesaksian Musa dan para nabi; baiklah mereka mendengarkan
kesaksian itu.
Jadi
apakah boleh ini dipakai untuk membangun doktrin
kehidupan pernikahan pasca kebangkitan? Bolehkah dipakai untuk meneropong apa yang sama sekali tak
pernah disabdakan kitab Musa, Mazmur dan para nabi? Jawabnya jelas terlarang karena hanya akan
melahirkan penyesatan dalam maksud
ajaran Yesus dan maksud perumpamaan itu sendiri.
▬Parabolik Tidak Mudah Dipahami, Tetapi Tidak Boleh Diajarkan
Keluar Dari Pengajaran-Pengajaran Yesus yang Bersentral pada Kebenaran Dirinya
Sendiri
Pengajaran semacam
ini tidak mudah dipahami, tetapi bukan tidak dapat diajarkan berdasarkan
pemahaman yang mempelajarinya sejauh
ia sendiri tunduk secara ketat pada Yesus Kristus beserta sabda-sabdanya yang
bersentral pada diri Yesus sendiri. Ini sangat penting untuk mengatakan
bahwa pengajaran Yesus adalah bersentral pada dirinya sendiri, sebab
sebagaimana tadi kita telah melihat, Yesus sendiri menunjukan bahwa seluruh
kitab suci mengajarkan mengenai dirinya. Ketika seorang pengajar mulai bermain
dalam probabilitas-probabilitas kemanusiawiannya yang memang probable, maka
akan timbul problem serius yang menjadi benih awal lahirnya sebuah ajaran yang
sesat, seperti gagasan perkawinan setelah kematian atau setelah di sorga kelak
sebagaimana diusung oleh pendeta Erastus Sabdono [Bacalah “Penjelasan Yesus Mengenai Kebangkitan & Adakah Kehidupan Perkawinan Setelah Kebangkitan”].
Sekarang, mengapa
siapapun tidak boleh mengajarkannya keluar dari pengajaran-pengajaran Yesus
sendiri, walau itu kerap mendatangkan kesukaran tersendiri untuk memahami dan
mengajarkannya? Itu karena Yesus sendiri menempatkan pengajaran melalui
perumpamaan bukan saja sebagai sebuah metoda ajar tetapi sebagai sebuah tanda bahwa
ia adalah satu-satunya yang sanggup menggenapi kesaksian Musa dan para nabi mulai
pada aspek metodologi pengajaran untuk
menunjukan bahwa dirinya adalah kebenaran dan keselamatan tunggal dari Allah
bagi dunia:
●Matius
13:31-35 Yesus membentangkan suatu perumpamaan lain lagi kepada mereka,
kata-Nya: "Hal Kerajaan Sorga itu seumpama biji sesawi, yang diambil dan
ditaburkan orang di ladangnya. Memang biji itu yang paling kecil dari segala
jenis benih, tetapi apabila sudah tumbuh, sesawi itu lebih besar dari pada
sayuran yang lain, bahkan menjadi pohon, sehingga burung-burung di udara datang
bersarang pada cabang-cabangnya." Dan Ia menceriterakan perumpamaan ini
juga kepada mereka: "Hal Kerajaan Sorga itu seumpama ragi yang diambil
seorang perempuan dan diadukkan ke dalam tepung terigu tiga sukat sampai khamir
seluruhnya." Semuanya itu disampaikan
Yesus kepada orang banyak dalam perumpamaan, dan tanpa perumpamaan suatupun
tidak disampaikan-Nya kepada mereka, Supaya genaplah firman yang disampaikan
oleh nabi: "Aku mau membuka mulut-Ku mengatakan perumpamaan, Aku mau
mengucapkan hal yang tersembunyi sejak dunia dijadikan."
Dua kebenaran fundamental terkait pengajaran
dalam perumpamaan
Dua
kebenaran fundamental terkait pengajaran dalam perumpamaan
|
|
Perumpamaan
adalah metoda ajarnya:
|
|
Semuanya
itu disampaikan Yesus kepada orang
banyak dalam perumpamaan, dan tanpa perumpamaan suatupun tidak
disampaikan-Nya kepada mereka
|
|
Ia menggenapi kesaksian para nabi ketika mengajar dalam
perumpamaan:
|
|
Supaya genaplah firman yang disampaikan oleh
nabi: "Aku mau membuka mulut-Ku mengatakan perumpamaan, Aku mau
mengucapkan hal yang tersembunyi sejak dunia dijadikan."
|
Itu sebabnya, sekali
lagi, dalam memperlakukan perumpamaan-perumpamaan Yesus, kita tidak boleh
mengajarkannya kepada jemaat menjadi keluar dari zona pengajaran-pengajaran
Yesus mengenai dirinya sendiri dan pasti bersentral pada diri Yesus saja.
Memahami
hal ini, maka perumpamaan ini tidak mengindikasikan bahwa Yesus bersifat esoterik bagi dunia, tidak. Namun yang menjadi titik api perhatiannya
adalah: perumpamaan bukan sekedar sebuah metoda ajar yang
belaka sebagai kreativitas pemikiran Yesus dalam mendekati
audiensnya tetapi sebagai salah satu tanda bahwa Dialah yang menggenapi kesaksian
Musa dan para nabi: supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi:”Aku
mau membuka mulut-Ku mengatakan perumpamaan, Aku mau mengucapkan hal yang
tersembunyi sejak dunia dijadikan.”
What is parable?
In
the Authorized Version "parable" is a translation used of three different
terms. The Hebrew word is mashal meaning "a proverbial saying” (I Sam.
10:12; 24:14), "a prophetic figurative discourse" (Num. 23:7), a
similitude" or "parable" (Ezek. 17:2), "a poem" (Ps.
49:4), or "a riddle” (Ezek. 17:2).5 In the New Testament the word is a
translation of two Greek terms parabolē and paroimia. The former is used in the
sense of "symbol” or "type" (Heb. 9:9; 11:19), and it is used in
the Synoptics to denote “a characteristic form of the teaching of Jesus,"
(6) and the latter word is used by John (Jn. 10:6) as "dark saying"
or "figure of speech" and by Peter (2 Pet. 2:22) as
"proverb." [THE INTERPRETATION OF PARABLES, Vernon D. Doerksen,Assistant
Professor of Theology and New Testament Arizona Bible College, Grace
Theological Journal 11.2 (1970) 3-20Copyright © 1970 by Grace Theological
Seminary]
Jawab-Nya:
"Kepadamu telah diberikan rahasia Kerajaan Allah, tetapi kepada
orang-orang luar segala sesuatu disampaikan dalam perumpamaan, supaya:
Sekalipun melihat, mereka tidak menanggap, sekalipun mendengar, mereka tidak
mengerti, supaya mereka jangan berbalik dan mendapat ampun." Lalu Ia
berkata kepada mereka: "Tidakkah kamu mengerti perumpamaan ini? Kalau
demikian bagaimana kamu dapat memahami semua perumpamaan yang lain?- Markus
4:11-13
Soli Deo
Gloria
Terimakasih saya sangat diberkati, Gbu
ReplyDelete