gothamist.com : The Titanic Sunk 100 Year Ago |
April 2012
menandai seratus tahun tenggelamnya Titanic, sebuah kapal yang bertanggungjawab atas dimulainya
debat panjang mengenai siapa dan apa
penyebab kapal tersebut tenggelam. “Titanic, pernah dikenal sebagai “kapal yang
tidak dapat tenggelam,” menabrak sebuah gunung es dan tenggelam di
sebelah selatan Newfoundland pada pelayaran perdananya. Hari-hari menjelang
pelayaran perdana, seorang karyawan White Star Line sesumbar , Tuhan sendiri
tidak dapat menenggelamkan kapal itu.” Tempat terakhir tenggelamnya rongsokan kapal tersebut tetap
menjadi misteri hingga 1985 ketika oceanographer Bob Ballard menemukan Titanic
lebih dari dua mil dibawah kegelapan yang pekat sama sekali. Para penyelam laut
dalam mengkonfirmasikan laporan-laporan yang dikemukakan para korban yang
selamat bahwa kapal tersebut telah terbelah menjadi dua bagian.; bagian haluan
dan buritan telah ditemukan ditempat terpisah.” Ironisnya kehancuran Titanic
yang telah dimulai satu abad lalu masih berlangsung hingga kini. Sebuah bakteri
baru yang ditemukan telah dan
hingga kini masih memakan besi lambung kapal sejak peristiwa tragis yang menimpanya pada 14 April 1912. Seorang insinyur dari
Dalhousie University mengatakan dalam sebuah rilis, “Disamping bagian-bagian yang terbuat dari kuningan,
pada akhirnya tidak akan ada yang
tersisa dari Titanic kecuali sebuah noda karat di dasar samudera.”-- CBC News –
Bacteria Dissolving Titanic – 2010
TITANIC survivors on way to rescue ship CARPATHIA(Library of Congress flickr) |
Sebagai
penggemar Titanic, saya telah melakukan sedikit studi mengenai bencana-bencana maritim. Struktur super
dari baja pada Titanic secara harafiah terbelah setengah bagian oleh
kekuatan-kekuatan yang tak terbayangkan dan
berserakan di sebuah area yang luas, peristiwa atas kejadian ini secara kuat menyatakan bahwa Tuhan telah
menjangkaunya dari surga, pada malam malapetaka itu, untuk mementahkan arogansi
kebanggaan manusia yang diumbarkan. Apakah
tenggelamnya kapal merupakan ganjaran
ilahi? Sementara beberapa orang ada yang berpendapat
demikian, yang lainnya tidak yakin. Sebuah
katastropik yang tak terelakan, seperti Titanic, hampir selalu
diakibatkan oleh keputusan-keputusan yang
fatal ( seperti tautan pada sebuah rantai) yang datang secara bersamaan dan menambatkan orang-orang dalam sebuah kejadian tunggal dengan harapan
yang kecil untuk dapat lolos. Untuk
Titanic, sudah terlihat peringatan-peringatan mengenai
bongkahan-bongkahan besar es dan tindakan-tindakan yang tidak bertanggungjawab oleh Kapten Smith yang memainkan peran-peran penting pada tenggelamnya kapal
yang diimpin-impikan itu.
Dilema yang tak
terelakan
Seorang pengomentar online berkata tentang bencana tersebut, “tenggelamnya kapal
tersebut tidak ada kaitannya dengan ganjaran ilahi dan setiap halnya terkait
dengan pengoperasian kapal yang sembrono oleh kapten dan awak kapalnya. Mereka
terlampau percaya diri dan belum mengenal baik kapal itu. Titanic adalah kapal
yang luar biasa tetapi sulit untuk dikendalikan, sebagaimana yang disaksikan
oleh kapal sejenis lainnya Olympic yang bertabrakan dengan HMS Hawke
beberapa bulan sebelumnya. Kedua kapal
identik…sangat besar, sangat bertenaga, dan sangat baru.”
Titanic and Survivors - Genuine 1912 Footage
Titanic and Survivors - Genuine 1912 Footage
New York Tribune, November 27, 1910(Library of Congress flickr) |
Sementara kesombongan manusia terlihat menjadi alasan terbaik yang menyebabkan berakhirnya Titanic, yang lainnya menunjuk kepada Alkitab dan karyawan yang berkata “ Tuhan sendiri tidak dapat menenggelamkan kapal itu.” Sentimen atau pandangan dari komentar yang bijak ini diyakini oleh hampir semua pemilik, kru dan para penumpang Titanic. Dapatkah “klaim tidak dapat tenggelam” yang diyakini secara luas oleh begitu banyak orang menghasilkan sebuah tantangan langsung terhadap kedaulatan Tuhan? Tidakah Yesus berkata, “…Ada firman: Jangan engkau mencobai Tuhan, Allahmu (Lukas 4:12)!" Bukankah semua murka milik Tuhan ( Roma 12:19)?
Apa yang dikatakan Alkitab?
Sementara murka Tuhan merupakan sebuah kemungkinan,
pandangan saya adalah : Tuhan tidak menenggelamkan Titanic. Tuhan saat ini
(sebagaimana Dia dahulu) bekerja dalam
anugerah dan kebenaran melalui Yesus Kristus
( Yohanes 1:17). Ya, Tuhan telah mengetahui tentang komentar pegawai
tersebut dan sentimen yang diyakini oleh
begitu banyak orang. Tuhan telah mengetahui akhir dari permulaan ( Yesaya 46:10), mengizinkan orang-orang
yang angkuh dan semberono untuk merencanakan perjalanan mereka
sendiri menuju kehancuran ( Amsal
16:25). Tuhan telah mengetahui Titanic akan
terobek setengah bagian tubuhnya
dan oleh bobotnya sendiri tenggelam ke dasar
laut. Tuhan telah mengetahui Titanic pada akhirnya akan terurai
menjadi tak tersisa sama sekali tak lebih daripada sebuah noda karat diatas lantai samudera. Ironisnya, Tuhan sekarang mengizinkan
Titanic untuk melanjutkan pelayaran perdananya tetapi kali ini ditenagai oleh bakterium
yang akan membawa dia ke sebuah pelabuhan baru yang disebut oblivion ( atau keadaan dilupakan/ tak
disadari lagi keberadaannya).
Titanic Being Eaten by Destructive Bacteria Dec. 7, 2010 - A new bacterium isolated from the Titanic wreck is accelerating the wreck's disintegration into a pile of dust. Shown here are "rusticles," or icicle-shaped formations of rust created in part by the bugs. - Discovery News |
Anugerah Tuhan untuk saat ini sebagaimana dahulu bagi mereka diatas Titanic. Tujuan anugerah Tuhan adalah untuk menyelamatkan jiwa-jiwa dan ketika diperlukan juga tubuhnya. Sementara beberapa orang percaya selamat dari tenggelamnya kapal itu, yang lainnya tidak selamat. Pelajaran bagi kita semua adalah tidak seorangpun dijamin hidup melampaui momen yang telah ditentukan. Namun demikian, gambar-gambar transformasi Titanic dari kapal samudera yang agung menjadi sebuah noda karat diatas lantai samudera merupakan pengingat yang sangat besar dan menyedihkan akan kedaulatan Tuhan dan kekekalan, dan kefanaan kemanusiaan kita .
Mazmur 39:5,11
Sungguh, hanya beberapa telempap saja Kautentukan umurku; bagi-Mu hidupku seperti sesuatu yang hampa. Ya, setiap manusia hanyalah kesia-siaan! Sela Engkau menghajar seseorang dengan hukuman karena kesalahannya, dan menghancurkan keelokannya sama seperti gegat; sesungguhnya, setiap manusia adalah kesia-siaan belaka. Sela
Did God Sink The Titanic. By Jim Allen | diterjemahkan oleh : Martin Simamora
No comments:
Post a Comment