Funscrape.com Keluaran 33:11 Dan TUHAN berbicara kepada Musa dengan berhadapan muka seperti seorang berbicara kepada temannya.” |
Pada
permukaannya, Tuhan didalam Perjanjian Lama terlihat menjadi begitu berbeda
secara radikal dibandingkan dengan dalam Perjanjian Baru. Dalam Perjanjian Lama, Dia terlihat bergitu berkuasa, kudus, menghukum,
murka, dan cemburu. Dalam Perjanjian
Baru, dalam wujud Yesus, Dia terlihat
baik, mengasihi, lemah lembut,dan pengampun. Bagaimana kita mempertemukan
Keilahian yang demikian berkuasa, memerintahkan penghancuran kota-kota yang tak
terhitung jumlahnya dengan Yesus yang
berlutut membela wanita pelacur?
Kuncinya
adalah menyadari konteksnya. Dalam Perjanjian Lama, konteksnya adalah
Tuhan yang memilki hubungan dengan bangsa yang
telah Dia pilih untuk mewakili kekudusan-Nya dan mengajarkan dunia
mengenai Dia. Dalam Perjanjian Baru, dan
sekarang dalam era gereja, konteksnya adalah Tuhan yang memiliki hubungan
dengan pribadi-pribadi dan gereja yang telah Dia pilih untuk mewakili kekudusan-Nya
dan mengajarkan dunia mengenai Dia. Ada beberapa area dimana tindakan-tindakan-Nya dalam Perjanjian Lama
dapat dibandingkan dengan pekerjaan-Nya dalam Perjanjian Baru, dan dalam
kehidupan kini di saat ini.
Standard-standard Personal : walaupun faktanya dalam Perjanjian
Lama, Tuhan secara umum berurusan dengan
orang-orang Israel sebagai sebuah bangsa, Dia masih memiliki
pengharapan-pengharapan terhadap perilaku individual. Yang paling terkenal
adalah yang tertuang didalam 10 Perintah Tuhan ( Keluaran 20:1-17). Dalam
Perjanjian Baru, Matius 5 memberikan beberapa pengharapan terhadap pribadi-pribadi pada era gereja, termasuk peringatan untuk melakukan apapun yang perlu agar menjauhkan diri dari
tindakan dosa :
Matius 5:29-30
Maka jika matamu yang kanan menyesatkan engkau, cungkillah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa, dari pada tubuhmu dengan utuh dicampakkan ke dalam neraka. Dan jika tanganmu yang kanan menyesatkan engkau, penggallah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa dari pada tubuhmu dengan utuh masuk neraka.
Matius 5:29-30
Maka jika matamu yang kanan menyesatkan engkau, cungkillah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa, dari pada tubuhmu dengan utuh dicampakkan ke dalam neraka. Dan jika tanganmu yang kanan menyesatkan engkau, penggallah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa dari pada tubuhmu dengan utuh masuk neraka.
Standard-standard
korporat : Imamat
dan Ulangan dipenuhi dengan
harapan-harapan Tuhan bagi orang-orang Israel secara keseluruhan : hanya menyembah Dia (Keluaran 34:14),
menjalankan Sabat (Keluaran 16:29) dan perayaan-perayaan (Keluaran 11 dan 12; Ulangan 16:16; Imamat 23:27-28), dan
mengikuti perintah-perintahnya tanpa kebimbangan ( Bilangan 14). Perjanjian Baru juga mengandung
perintah-perintah untuk tubuh korporat yang baru—gereja. Gereja tidak
boleh membiarkan adanya hati-hati yang tidak bertobat ( 1 Korintus 5:1-2), tetapi
mengikuti serangkaian instruksi untuk
menjauhkan diri dari dosa ,Matius 18:15-20 :
"Apabila saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia di bawah empat mata. Jika ia mendengarkan nasihatmu engkau telah mendapatnya kembali. Jika ia tidak mendengarkan engkau, bawalah seorang atau dua orang lagi, supaya atas keterangan dua atau tiga orang saksi, perkara itu tidak disangsikan. Jika ia tidak mau mendengarkan mereka, sampaikanlah soalnya kepada jemaat. Dan jika ia tidak mau juga mendengarkan jemaat, pandanglah dia sebagai seorang yang tidak mengenal Allah atau seorang pemungut cukai. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya apa yang kamu ikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kamu lepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga. Dan lagi Aku berkata kepadamu: Jika dua orang dari padamu di dunia ini sepakat meminta apapun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di sorga. Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam Nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka."
"Apabila saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia di bawah empat mata. Jika ia mendengarkan nasihatmu engkau telah mendapatnya kembali. Jika ia tidak mendengarkan engkau, bawalah seorang atau dua orang lagi, supaya atas keterangan dua atau tiga orang saksi, perkara itu tidak disangsikan. Jika ia tidak mau mendengarkan mereka, sampaikanlah soalnya kepada jemaat. Dan jika ia tidak mau juga mendengarkan jemaat, pandanglah dia sebagai seorang yang tidak mengenal Allah atau seorang pemungut cukai. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya apa yang kamu ikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kamu lepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga. Dan lagi Aku berkata kepadamu: Jika dua orang dari padamu di dunia ini sepakat meminta apapun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di sorga. Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam Nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka."
Konsekuensi-konsekuensi
Personal : Tuhan menjatuhkan konsekuensi-konsekuensi bagi
mereka yang tidak mematuhi-Nya baik dalam Perjanjan Lama dan Perjanjian Baru.
Tuhan membunuh Akhan dalam Yosua 7. Tuhan mengambil anak Daud sebagai akibat
perzinahan Daud dengan Betsyeba ( 2 Samuel 12:15-23). Dan Tuhan menahan Musa
dan Harun untuk memasuki Tanah Kudus setelah ketidakpatuhan mereka (Bilangan 20:24; Ulangan 34:4). Sama
halnya dengan Perjanjian Baru, Ananias dan Safira jatuh mati setelah berdusta tentang persembahan mereka (Kisah Para Rasul
5:1-11), dan Yesus menghardik Petrus ketika Petrus menyangkali tujuan Yesus (
Markus 8:31-33). Dalam 1 Yohanes 5:16, kita belajar bahwa ada kasus-kasus dimana
sebuah dosa individual begitu memilukan sedemikian rupa, untuk perlindungan gereja dan kehormatan nama
Tuhan, Tuhan mengizinkan orang itu mati.
Konsekuensi-Konsekuensi Korporat : Ini berangkali area utama dimana Tuhan terlihat
berbeda dibandingkan Perjanjian Lama dengan Perjanjian Baru. Bagaimana dapat
penghancuran Sodom, Gomorah, dan orang-orang Kanaan dapat dipertemukan dengan
apapun juga dalam Perjanjian Baru? Jawabannya kembali pada konteksnya. Israel
dan tanah Israel telah dipandang kudus, dipisahkan, dan dibebaskan dari
pengaruh tuhan-tuhan palsu. Agar Israel
menjadi sebuah bangsa yang kudus, bangsa-bangsa yang begitu luar biasa jahatnya
yang berdiam harus dimusnahkan. Ini
bukanlah negari-negari dengan sedikit
orang berdosa. Mereka adalah bangsa-bangsa yang dijalankan dengan jahat. Kejadian
18:22-33 berkata bahkan tidak ditemukan
10 orang benar di Sodom. Faktanya, orang yang paling benar di Sodom adalah
Lot—orang yang menawarkan anak-anak perempuannya untuk diperkosa beramai-ramai.
Tuhan berurusan dengan orang utamanya dalam tingkatan sebuah bangsa. Dalam
Perjanjian Baru, Tuhan berurusan dengan individu-individu dan dengan tubuh-tubuh orang percaya—gereja-gereja. Wahyu 2 dan 3 memberikan daftar
kesalahan-kesalahan dan kebaikan-kebaikan beberapa jemaat, dan kitab 1 Korintus dipenuhi denan panduan Paulus—dan terkadang frustrasi—dengan gereja di Korintus.
Otoritas Memerintah : Ini adalah area lainnya yang
menjadi dasar anggapan perbedaan
Tuhan dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru terlihat menyolok. Dalam
Perjanjian Lama, Tuhan mengembankan
otoritas pada Israel untuk mengeksekusi para penyihir ( Imamat 20:27), para
pezinah ( Imamat 20:10), dan anak-anak yang tidak hormat ( Ulangan 21:18-21).
Perjanjian Baru mengatakan bahwa orang-orang berdosa yang tidak bertobat harus
dikucilkan (Matius 18:15-20). Mengapa berbeda? Karena hukum sipil diberikan kepada aparat berwenang sipil. Pada Israel
dalam Perjanjian Lama, para imam dan
hakim merupakan hukum sipil. Dalam era
gereja, otoritas sipil diberikan kepada
pemerintah-pemerintah bangsa dan regional, bukan pada gereja. Gereja tidak memiliki hak untuk
mengimplementasikan penghukuman pada masyarakat secara luas.
Peran
Roh Kudus : Ini adalah
contoh lain pada perubahan konteks
antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, dan ini berkaitan langsung dengan lima poin sebelumnya. Dengan
kebangkitan dan kenaikan Yesus dan
disebarkannya injil keluar dari
bangsa Israel, peran Roh Kudus berubah untuk mengakomodasi situasi yang baru
ini. Ketimbang membatasi keterlibatan-Nya secara langsung ke beberapa nabi,
imam-imam, dan raja-raja, Dia sekarang
berdiam dan menuntun setiap orang percaya. Ketimbang menempatkan pusat penyembahan yang tersentral
pada sebuah bangsa terpilih ( Keluaran 40:34), Dia sekarang menempati setiap hati orang percaya ( 1
Korintus 6:19). Ini merupakan hubungan yang lebih personal, bermakna bahwa
Tuhan tidak lagi terutama berhadapan
dengan kita melalui otoritas spiritual dan para pemimpin sipil, tetapi secara
langsung ( Filipi 2:13), yang juga berarti kita menjadi lebih bertanggungjawab
atas tindak-tanduk kita (2 Timotius 2:15 : Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan
Allah sebagai seorang pekerja yang tidak usah malu, yang berterus terang
memberitakan perkataan kebenaran itu.)
Cinta kasih : Kejadian 4:15 adalah salah satu
dari contoh-contoh utama cinta kasih
terhadap seorang individual yang tidak pantas untuk menerimanya. Kain telah
membunuh saudaranya, dan penghukuman
atas pembunuhan adalah kematian. Tuhan tidak hanya menunda penghukuman, Dia menempatkan sebuah tanda
pada Kain untuk melindungi dia dari mereka yang
ingin melakukan pembalasan dendam. Pada Kejadian 17:20, Tuhan
memperlihatkan cinta kasih ketika Dia menjanjikan kepada Ismael menjadi bapak
sebuah bangsa yang besar. Dan dalam 1 Raja-Raja 19:1-21, Dia memberikan
peristirahatan, makanan dan seorang pengganti kepada Elia yang sudah keletihan.
Kasih sayang Yesus dalam Perjanjian Baru sangat menonjol. Dia sangat baik
kepada wanita pezinah ( Yohanes 8:1-11), bermurah hati kepada wanita non Yahudi ( Matius 15:21-28),
dan sabar terhadap para murid-Nya yang
lambat untuk mengerti (Matius
8:26). Tetapi Tuhan yang menghibur Hagar
dan Tuhan yang menyembuhkan perempuan kebangsaan Siro-Fenisia –Yunani (Markus
7:25-30) adalah Tuhan yang sama.
Persahabatan :
adalah mudah untuk membayangkan Yesus meninggal jejak kaki di tanah, bercanda dengan Petrus, atau
duduk di meja Maria dan Marta, berterimakasih
pada Marta atas makanan. Yesus begitu terbuka dan baik sehingga Yohanes mendapat julukan “murid yang dikasihi Yesus.”
Ini merupakan persahabatan yang sama
dipertunjukan Tuhan dalam Perjanjian Lama. Keluaran 33:11 berkata : ” Dan TUHAN berbicara kepada Musa dengan berhadapan muka seperti seorang berbicara kepada temannya.”
Daud begitu dekat dengan Tuhan, sehingga mau mengikuti dan percaya pada Dia,
sehingga Daud disebut “ seorang
yang berkenan di hati Tuhan” ( 1
Samuel 13:14; Kisah Para Rasul 13:22).
Tujuan : Tujuan Tuhan dalam Perjanjian Lama
dan Perjanjian baru sama: memilih orang yang tidak layak untuk menerima
perhatian-Nya, memungkinkan mereka untuk memperlihatkan kemuliaan dan
kebenaran-Nya, dan mengutus mereka untuk mengajarkan dunia mengenai Dia. Abraham
dan orang-orang Israel tidak melakukan
apapun agar mendapatkan perhatian Tuhan
( Ulangan 7:7-9), dan demikian juga dengan kita ( Efesus 2:8-9). Tuhan memilih
Israel untuk mematuhi Dia dan menjadi kudus ( Keluaran 19:5-6), sebagaimana Dia
lakukan bagi kita ( Roma 12:1). Dan Dia
mengembankan baik pada Israel ( Kejadian 22:18) dan orang-orang percaya era gereja ( Matius
28:19-20) untuk mempersembahkan karunia keselamatan Tuhan kepada dunia.
Ulangan 7:7-9
(7)Bukan karena lebih banyak jumlahmu dari bangsa manapun juga, maka hati TUHAN terpikat olehmu dan memilih kamu--bukankah kamu ini yang paling kecil dari segala bangsa? (8) tetapi karena TUHAN mengasihi kamu dan memegang sumpah-Nya yang telah diikrarkan-Nya kepada nenek moyangmu, maka TUHAN telah membawa kamu keluar dengan tangan yang kuat dan menebus engkau dari rumah perbudakan, dari tangan Firaun, raja Mesir.(9) Sebab itu haruslah kauketahui, bahwa TUHAN, Allahmu, Dialah Allah, Allah yang setia, yang memegang perjanjian dan kasih setia-Nya terhadap orang yang kasih kepada-Nya dan berpegang pada perintah-Nya, sampai kepada beribu-ribu keturunan,
Efesus 2:8-9
(8) Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, (9) itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.
Tuhan tidak berubah; konteksnya yang telah berubah.
Dia tidak lagi terutama berhubungan
dengan dunia melalui sebuah bangsa
berdaulat, tetapi melalui individu-individu dan gereja. Ini berdampak pada
bagaimana kita memandang skala karya-Nya. Dimana dalam Perjanjian Lama, sebuah
bangsa secara keseluruhan bisa
dihancurkan, kita melihat hari ini seorang pembunuh berseri ditangkap dan
dihukum. Dimana sebelumnya, bangsa Israel telah diasingkan karena ketakpatuhan
mereka, sekarang seorang pastor yang berdosa dikeluarkan dari pelayanan. Dan
dengan ukuran yang sama, dimana
sebelumnya Tuhan telah memperlihatkan penderitaan yang panjang pada orang pilihan-Nya ketika mereka memberontak
melawan-Nya, Dia sekarang memperlihatkan
bahwa kemurahan yang sama kepada kita
ketika kita memilih hal dunia melampaui Firman Tuhan. Kekudusan Tuhan, hasrat
kasih , pembatasan, dan kemarahan tidak ada bedanya; kita kini melihatnya
pada tingkat personal ketimbang tingkat bangsa. Dan itu berarti
kita dapat mengalami kasih dan pengampunan-Nya pada tingkat personal juga.
compellingtruth.org | diterjemahkan oleh : Martin Simamora
compellingtruth.org | diterjemahkan oleh : Martin Simamora
No comments:
Post a Comment