Gereja
Kristen Injili Nusantara (GKIN)
R E V I V A L
Kebaktian
Minggu : Jam 09.00 di Hotel Sylvia Lt.4; Pemahaman Alkitab : Rabu, Jam 17.00 di
Hotel Dewata
Khotbah Minggu, 29 April
2012
YESUS
DAN ORANG KUSTA
Mat 8:1-3 – (1) Setelah Yesus turun dari bukit, orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia. (2)Maka datanglah seorang yang sakit kusta kepada-Nya, lalu sujud menyembah Dia dan berkata: "Tuan,jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan aku." (3) Lalu Yesus mengulurkan tangan-Nya, menjamah orangitu dan berkata: "Aku mau, jadilah engkau tahir." Seketika itu juga tahirlah orang itu dari pada kustanya.
Kisah yang baru kita baca ini adalah kisah yang sama yang
dicatat dalam Injil Markus 1:40-45 dan Luk 5:12-16. Di dalam pasal 5-7 Injilnya,
Matius mencatat tentang pengajaran Yesus di bukit dan setelah itu dalam pasal
8-9, ia menulis tentang mujizat-mujizat yang dilakukan Yesus sebanyak10 mujizat
di awali dengan kisah penyembuhan orang kusta ini. Nah, kisah penyembuhan orang
kusta ini terletak dalam pasal 8:1-4 menunjukkan bahwa peristiwa ini terjadi
persis setelah Yesus mengajar di bukit. Ini terlihat dari konteksnya :
Mat 8:1-2 – (1) Setelah Yesus turun dari bukit,
orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia. (2)Maka datanglah seorang yang
sakit kusta kepada-Nya,….”
Kita akan mempelajari kisah ini dalam beberapa bagian :
I. PENYAKIT KUSTA.
Penyakit kusta ini nama lainnya adalah “lepra” atau “hansen”
sesuai dengan nama penemu virusnyasekaligus obatnya yakni seorang ilmuwan
Norwegia bernama Gerhard Henrik Armauer Hansen pada tahun 1837.
Pada zaman Yesus, di Palestina ada cukup banyak orang yang terkena sakit kusta ini. Dan
Pada zaman Yesus, di Palestina ada cukup banyak orang yang terkena sakit kusta ini. Dan
boleh dikatakan bahwa penyakit kusta pada masa itu tidak
dilihat sebagai sebuah persoalan medismelainkan sebuah persoalan teologis di
mana kusta dianggap sebagai sebuah penyakit kutukan atautanda bahwa seseorang
tidak berkenan / dihukum di hadapan Allah. Mengapa sampai ada anggapan demikian?
Karena dalam Perjanjian Lama dalam beberapa kasus, kusta terjadi sebagai akibat
langsungdari hukuman Tuhan kepada orang-orang tertentu.
a. Miryam.Miryam dihukum Tuhan dengan penyakit kusta karena mengata-ngatai dan iri hati terhadap Musa.
Bil 12:1-2;9-10 – (1) Miryam serta Harun mengatai Musa berkenaan dengan perempuan Kushyang diambilnya, sebab memang ia telah mengambil seorang perempuan Kush. (2) Kata mereka:"Sungguhkah TUHAN berfirman dengan perantaraan Musa saja? Bukankah dengan perantaraankita juga Ia berfirman?" Dan kedengaranlah hal itu kepada TUHAN… (9) Sebab itu bangkitlahmurka TUHAN terhadap mereka, lalu pergilah Ia. (10) Dan ketika awan telah naik dari ataskemah, maka tampaklah Miryam kena kusta, putih seperti salju; ketika Harun berpaling kepadaMiryam, maka dilihatnya, bahwa dia kena kusta!
b. Gehazi.Gehazi (bujangnya Elisa) dihukum dengan kusta karena meminta pemberian dari Naaman yang sebelumnya sudah ditolak Elisa.
2 Raj 5 – (21) Lalu Gehazi mengejar Naaman dari belakang. Ketika Naaman melihat ada orangberlari-lari mengejarnya, turunlah ia dengan segera dari atas kereta untuk mendapatkan dia danberkata: "Selamat!" (22) Jawabnya: "Selamat! Tuanku Elisa menyuruh aku mengatakan: Baru sajadatang kepadaku dua orang muda dari pegunungan Efraim dari antara rombongan nabi. Baiklahberikan kepada mereka setalenta perak dan dua potong pakaian." (23) Naaman berkata: "Silakan,ambillah dua talenta." Naaman mendesak dia, dan membungkus dua talenta perak dalam duapundi-pundi dan dua potong pakaian,.. (25) Baru saja Gehazi masuk dan tampil ke depan tuannya,berkatalah Elisa kepadanya: "Dari mana, Gehazi?" Jawabnya: "Hambamu ini tidak pergi ke manamana!"(26) Tetapi kata Elisa kepadanya: "Bukankah hatiku ikut pergi, ketika orang itu turun dari atas keretanya mendapatkan engkau? Maka sekarang, engkau telah menerima perak dan denganitu dapat memperoleh kebun-kebun, kebun zaitun, kebun anggur, kambing domba, lembu sapi,budak laki-laki dan budak perempuan, (27) tetapi penyakit kusta Naaman akan melekatkepadamu dan kepada anak cucumu untuk selama-lamanya." Maka keluarlah Gehazi daridepannya dengan kena kusta, putih seperti salju.
c. Raja Uzia.2 Taw 26 – (16) Setelah ia menjadi kuat, ia menjadi tinggi hati sehingga ia melakukan hal yangmerusak. Ia berubah setia kepada TUHAN, Allahnya, dan memasuki bait TUHAN untukmembakar ukupan di atas mezbah pembakaran ukupan. (17) Tetapi imam Azarya mengikutinyadari belakang … dan berkata kepadanya: "Hai, Uzia, engkau tidak berhak membakar ukupankepada TUHAN, … (19) Tetapi Uzia, dengan bokor ukupan di tangannya untuk dibakar menjadimarah. Sementara amarahnya meluap terhadap para imam, timbullah penyakit kusta padadahinya di hadapan para imam di rumah TUHAN, dekat mezbah pembakaran ukupan. (20) Imamkepala Azarya dan semua imam lainnya memandang kepadanya, dan sesungguhnya, ia sakitkusta pada dahinya. Cepat-cepat mereka mengusirnya dari sana, dan ia sendiri tergesa-gesakeluar, karena TUHAN telah menimpakan tulah kepadanya. (21) Raja Uzia sakit kusta sampai kepada hari matinya,…”
Karena itulah maka orang Yahudi lalu beranggapan bahwa
penyakit kusta adalah penyakit dari Tuhan.Pada zaman sekarang kusta / lepra ini
sudah ditemukan obatnya dan penderita kusta bisa sembuh tapipada masa itu belum
ada obatnya. Bahkan para tabib terkenal pada saat itu pun tidak pernah
berupayauntuk menemukan obat bagi sakit kusta karena mereka percaya bagaimana
pun sakit ini tidak bisadisembuhkan karena ini adalah penyakit yang diberikan
langsung oleh Allah. Hanya Allahlah yang bisa menyembuhkan sakit kusta ini.
Bandingkan ini dengan kata-kata raja Israel ketika Arammengirimkan surat kepadanya agar dapat menyembuhkan sakit kustanya Naaman :
Bandingkan ini dengan kata-kata raja Israel ketika Arammengirimkan surat kepadanya agar dapat menyembuhkan sakit kustanya Naaman :
2 Raj 5:7 - Segera sesudah raja Israel
membaca surat
itu, dikoyakkannyalah pakaiannya serta berkata:"Allahkah aku
ini….sehingga orang ini mengirim pesan kepadaku, supaya kusembuhkanseorang dari
penyakit kustanya? …”
Penyakit kusta ini pada masa itu adalah penyakit yang
sangat mengerikan dan membuat pengidapnya sangat menderita.
E.W.C. Masterman -
Tidak ada penyakit lain yang bisa mematikan manusia melalui penderitaanyang
bertahun-tahun dan mengerikan seperti penyakit kusta." (Dictionary
of Christ and the Gospels,hal. 205).
Lalu bagaimana sesungguhnya penderitaan orang yang sakit
kusta?
a. Penderitaan fisik.
Penyakit kusta ini disebabkan oleh satu virus yang namanya “mycobacterium leprae”Penyakit kusta ini dimulai dengan munculnya bintil-bintil kecil pada bagian-bagian tubuh tertentu
Bintil-bintil kecil ini makin lama makin banyak dan besar dan berisi nanah.
Lalu bintil-bintil yang berisi nanah ini pecah sehingga area yang kulit yang diserang semakin membesar. Lama kelamaan seluruh tubuh penderita kusta akan dipenuhi dengan bintil-bintilsemacam ini dan nanah yang sukar mengering. Bahkan ada kalanya bintil-bintil dengan nanahyang memenuhi seluruh tubuh penderita itu menjadi pecah sehingga nampak sangat mengerikan dan menakutkan.
Di bagian tangan dan kaki, kusta ini bisa menyerang dengan hebat sampai membuat luka-lukayang menganga dan dalam.
Bagian wajah pun tidak ketinggalan. Penyakit ini sampai merontokkan seluruh alis mata dan bulumata korban di samping luka-luka yang memenuhi wajah penderita.
Sampai taraf tertentu dia menyerang bola mata sehingga mata bisa membelalak bahkan bisa sampai tertutup seluruhnya.Dalam keadaan wajah yang mengerikan semacam ini seringkali penderita kusta sangat menakutkan sehingga ada yang lalu membungkus seluruh tubuh dan wajahnya dengan kain /perban.
Penyakit kusta ini juga menyerang sistem saraf ditandai dengan hilangnya daya rasa pada bagian-bagian tubuh tertentu disusul dengan otot-otot yang melemah, namun ada juga, urat otot yangmengencang sehingga jari-jari tangan mencengkeram terus menerus.
Dalam tahap selanjutnya jari-jari tangan dan kaki menjadi
putus / tanggal bahkan bisa sampai putus seluruh kaki dan tangan penderita.
Seiring dengan kehancuran tubuh, tali suara di kerongkongan pun menjadi bengkak, suara sipenderita menjadi parau, serta nafas terengah-engah. Penyakit kusta yang demikian itu bisaberlangsung selama 9 tahun, dan akan mengakibatkan kemunduran mental, bahkan pingsan taksadarkan diri (atau koma), dan akhirnya penderita bisa meninggal dunia.
b. Penderitaan psikis.
Dari penjelasan di atas terlihat bahwa penderita kusta mengalami penderitaan fisik yang luar biasa.Tapi sesungguhnya penderitaan fisik yang dialami penderita kusta pada masa itu tidak sebanding dengan penderitaan psikis yang dialaminya.
Penyakit kusta saat itu dianggap sebagai sebuah kenajisan sehingga si penderita juga dianggap najis. Kepada penderita kusta dikenakan pakaian yang tercabik-cabik dan rambutnya harus dibiarkan terurai, ia harus menutupi mukanya dan harusberteriak : Najis! Najis! Ia harus diasingkan dari masyarakat.
Im 13:44-46 -
(44) maka orang itu sakit kusta, dan ia
najis, dan imam harus menyatakan dianajis, karena penyakit yang di
kepalanya itu. (45) Orang yang sakit kusta harus berpakaian yangcabik-cabik,
rambutnya terurai dan lagi ia harus menutupi mukanya sambil
berseru-seru:Najis! Najis! (46) Selama ia kena penyakit itu, ia tetap
najis; memang ia najis; ia harus tinggalterasing, di luar perkemahan
itulah tempat kediamannya.
Teriakan najis! Najis! ini sebenarnya adalah peringatan
bagi orang lain supaya tidak mendekatidirinya / menjauh darinya jika tidak maka
orang itu akan menjadi najis pulaJ.J.de Heer - Orang sakit kusta pada
waktu itu menderita secara hebat. Bukan saja karenapenyakit itu sering
lambat-laun merusak tubuh mereka, melainkan juga karena mereka dibuangdari
masyarakat. Mereka tidak boleh mendekati orang yang sehat. (Tafsiran
Alkitab Injil Matius,hal. 134).
Bandingkan :
Luk 17:12-13 – (12) Ketika
Ia memasuki suatu desa datanglah
sepuluh orang kusta menemui Dia.Mereka tinggal berdiri agak jauh (13)
dan berteriak: "Yesus, Guru, kasihanilah kami!"
Bahwa penderita kusta benar-benar dikucilkan dari
masyarakat terlihat dari komentar Barclay berikut ini :
William Barclay – Pada
zaman Yesus di Yerusalem semua penderita penyakit kusta dilarang memasuki kota Yerusalem kota-kota
lain yang bertembok keliling. Di dalam synagoge ada ruangan khusus yang
terpencil yang dikhususkan bagi mereka. Ruangan itu biasanya dalam ukuran
sempit sekali, dan disebut Mekhitsah. Di dalam hukum agama Yahudi ada 61
macamsentuhan yang bisa menajiskan. Yang pertama adalah menyentuh mayat, dan
yang keduamenyentuh penderita kusta.
Jadi penderita penyakit kusta memang dianggap hampir sama denganorang yang sudah mati. Kalau terjadi bahwa ada penderita kusta yang menyandarkan kepalanya ke sebuah rumah, maka seluruh rumah itu pun menjadi najis.
Menyapa atau memberi salam kepada penderita kusta di tempat umum pun dianggap melanggar hukum. Tak boleh ada orangyang mendekati penderita penyakit kusta kurang dari ½ meter. Kalau ada angin yang bertiup dariarah penderita kusta, maka semua orang harus menyingkir paling sedikit sejauh 50 meter.
Para rabi Yahudi tidak akan mau membeli makanan apa pun yang dijual di jalan yang dilewati penderita penyakit kusta. Bahkan ada seorang rabi yang bangga karena ia selalu mengusir penderita kusta dengan jalan melemparinya dengan batu. Sedang rabi yang lain lebih suka bersembunyi atau menyingkir jauh-jauh kalau melihat ada orang yang sakit kusta. (Pemahaman Alkitab Setiap Hari : Matius 1-10, hal. 482-483).
Jadi penderita penyakit kusta memang dianggap hampir sama denganorang yang sudah mati. Kalau terjadi bahwa ada penderita kusta yang menyandarkan kepalanya ke sebuah rumah, maka seluruh rumah itu pun menjadi najis.
Menyapa atau memberi salam kepada penderita kusta di tempat umum pun dianggap melanggar hukum. Tak boleh ada orangyang mendekati penderita penyakit kusta kurang dari ½ meter. Kalau ada angin yang bertiup dariarah penderita kusta, maka semua orang harus menyingkir paling sedikit sejauh 50 meter.
Para rabi Yahudi tidak akan mau membeli makanan apa pun yang dijual di jalan yang dilewati penderita penyakit kusta. Bahkan ada seorang rabi yang bangga karena ia selalu mengusir penderita kusta dengan jalan melemparinya dengan batu. Sedang rabi yang lain lebih suka bersembunyi atau menyingkir jauh-jauh kalau melihat ada orang yang sakit kusta. (Pemahaman Alkitab Setiap Hari : Matius 1-10, hal. 482-483).
Lebih parah itu adalah mereka kadang dianggap sebagai orang
yang sudah mati.
William Barclay – Abad
pertengahan, yang memberlakukan Hukum Musa. Imam, yang memakaistolanya dan
membawa salib, menuntun orang kusta ke gereja dan melaksanakan
pelayananpenguburan untuknya. Orang kusta adalah seseorang yang dianggap sudah
mati meskipun masihhidup. (Pemahaman Alkitab Setiap Hari : Injil Markus, hal.
69).
William Barclay – Ia harus
mengenakan pakaian hitam agar semua orang tahu. Ia juga harustinggal di rumah
orang kusta. Ia tidak boleh masuk ke dalam gereja, tetapi sementara kebaktian
digereja berlangsung, ia boleh mengintip melalui lubang dinding gereja yang
memang khusus dibuatbagi orang kusta. (Pemahaman Alkitab Setiap Hari :
Injil Markus, hal. 69).
Jadi penyakit kusta adalah penyakit yang benar-benar telah
memisahkan manusia dari sesamanya.Penderita penyakit kusta benar-benar
tersingkir dari sesamanya! Inilah penderitaan psikis / batindari penderita
kusta. Demikianlah gambaran tentang penderitaan orang yang sakit kusta.
II. TINDAKAN SI KUSTA & RESPON YESUS.
Dengan latar belakang tentang penyakit kusta yang sudah
kita bahas, sekarang mari kita lihat apa yangterjadi dengan orang kusta yang
bertemu dengan Yesus ini dan bagaimana respon Yesus terhadapnya.
Mat 8:2 – Maka datanglah seorang yang sakit kusta
kepada-Nya, lalu sujud menyembah Dia dan berkata: "Tuan, jika Tuan
mau, Tuan dapat mentahirkan aku."
Perhatikan bahwa ayat tersebut mengatakan bahwa orang kusta
ini datang kepada Yesus.
Dari ayat 2 ini kita bisa melihat bahwa ada hal-hal indah yang terkandung dalam tindakan dan kata-kata si kusta ini :
Dari ayat 2 ini kita bisa melihat bahwa ada hal-hal indah yang terkandung dalam tindakan dan kata-kata si kusta ini :
a. Dia datang dengan keyakinan bahwa Yesus mau menerima dia.
Dari ayat 1 terlihat bahwa Yesus baru saja selesai mengajar
di bukit dan banyak orang masih bersama-sama dengan Yesus ketika si kusta ini
datang menemuinya.
Mat 8:1-2 – (1) Setelah Yesus turun dari bukit, orang
banyak berbondong-bondong mengikuti Dia. (2) Maka datanglah seorang yang sakit
kusta kepada-Nya,….”
Dari sini terlihat bahwa si kusta ini terlalu berani
mengingat aturannya adalah bahwa ia tidakboleh mendekati orang-orang yang
sehat. Menurut aturan sebenarnya bahkan ia harus berteriak“Najis! Najis!” untuk
mencegah rombongan Yesus itu mendekati dia tetapi ia justru melakukanyang
sebaliknya. Ia datang kepada Yesus! Lalu mengapa dia berani melakukan tindakan
yangbertentangan dengan aturan yang ada? Kelihatanya karena dia percaya / yakin
bahwa Yesus mau menerima dia dan berbelas kasihan kepadanya.
William Barclay - Tak
akan ada orang sakit kusta yang berani mendekati seorang ahli Taurat atau rabi
Yahudi. Penderita penyakit kusta tahu, bahwa ia pasti akan dilempari dengan
batu dan diusir.
Tetapi penderita yang satu ini tokh datang mendekati Yesus.
Ia tidak akan melakukan hal itu kalau ia tidak mempunyai keyakinan yang penuh
bahwa Yesus mau menerima dirinya. Ia tidak merasasangat najis untuk datang
kepada Yesus. (Pemahaman Alkitab Setiap Hari : Matius 1-10, hal. 484).
Tetapi dari mana keyakinan ini bisa tumbuh di dalam
hatinya?
B.J. Boland - Agaknya
si sakit itu telah mendengar tentang Yesus, dan percaya bahwa Yesusadalah sang
Mesias (= sang Kristus). Menurut anggapan orang Yahudi, dalam zaman
keselamatan(yang akan tiba di waktu datangnya sang Mesias), juga penyakit kulit
yang mereka sebutkan zara'at, akan ditiadakan (bnd. Luk. 7:22 yang
mengingatkan kita kepada Yes. 35:5,8; 29:18-19; 61:1). (Tafsiran Alkitab
Injil Lukas, hal. 123)
Karena itulah dia datang dengan keyakinan bahwa Kristus
pasti menerima dia. Senajis apa pun dia, sehina apa pun dia, sekotor apa pun
dia, semengerikan apa pun dia, dia percaya Kristus pastimau menerima dia. Lalu
bagaimana respon Kristus terhadap keberanian si kusta ini?
Mat 8:3 - Lalu Yesus mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang
itu…”
Ini menunjukkan bahwa Yesus menerima si kusta itu. Yesus
tidak bertindak seperti para ahliTaurat dan para rabi Yahudi yang menghindari
orang kusta, atau mengusirnya bahkan
melemparinya dengan batu. Ia menerima orang kusta itu
bahkan mengulurkan tangan-Nya danmenjamahnya.
Ini menjadi satu pelajaran penting bagi kita bahwa Kristus mau menerima setiap
Ini menjadi satu pelajaran penting bagi kita bahwa Kristus mau menerima setiap
orang yang datang kepada-Nya. Karena itu sebagaimana si
kusta yakin bahwa Kristus akanmenerima dirinya, keyakinan yang sama seharusnya
dimiliki oleh kita semua. Tidak boleh seorangpun dari antara kita yang merasa
terlalu najis, terlalu berdosa, terlalu kotor/hina, terlalu kecil danremeh
untuk diterima oleh Kristus. Kristus pernah berkata :
Yoh 6:37 - Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan barangsiapadatang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang.
BIS – Semua orang yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang
kepada-Ku. Aku tidak akanmenolak siapa pun yang datang kepada-Ku.
Seringkali ketika kita jatuh dalam dosa yang berat / besar
apalagi secara berulang-ulang, ada satu perasaan tidak berani / tidak layak
untuk datang kepada Kristus. Mungkin perasaan kita sama seperti perasaan si
bungsu dalam cerita anak yang hilang.
Luk 15:19 - aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa;
jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan bapa Tapi dari jaminan yang Kristus
berikan ini, dan dari respon sang ayah kepada pertobatan si bungsu dalam kisah
anak yang hilang (di mana ia menyambut dengan gembira si anak bungsu), asalkan kita
bersungguh-sungguh, kita boleh percaya bahwa Ia tidak akan pernah menolak kita.
Dia tidak pernah menolak para pemungut cukai yang datang kepada-Nya, Dia tidak menolak para pelacur yang datang kepada-Nya, Dia tidak pernah menolak orang-orang berdosa yang datang kepada- Nya, Dia menyambut mereka semua. Dan ini satu jaminan bagi kita bahwa kita pun tidak akan ditolak oleh-Nya jika kita datang kepada Dia.
Dia tidak pernah menolak para pemungut cukai yang datang kepada-Nya, Dia tidak menolak para pelacur yang datang kepada-Nya, Dia tidak pernah menolak orang-orang berdosa yang datang kepada- Nya, Dia menyambut mereka semua. Dan ini satu jaminan bagi kita bahwa kita pun tidak akan ditolak oleh-Nya jika kita datang kepada Dia.
Fakta ini juga mengajarkan kita bahwa apabila kita
mempunyai masalah yang berat seperti yang dialami oleh si kusta, penderitaan,
sakit penyakit, masalah/persoalan (dalam studi, pekerjaan, Rumah Tangga,
pelayanan, dsb), kita boleh datang kepada Kristus dan mengharapkan pertolongan-Nya.
b. Dia datang dengan penghormatan yang tinggi kepada Tuhan.
Selain datang dengan kayakinan akan diterima oleh Kristus,
si kusta ini juga datang dengan penghormatan yang tinggi kepada Kristus.
Mat 8:2 – Maka datanglah seorang yang sakit kusta
kepada-Nya, lalu sujud menyembah Dia dan berkata: "Tuan, jika Tuan
mau, Tuan dapat mentahirkan aku."
Kata “sujud menyembah” di sini menggunakan kata
Yunani “PROSKUNEO” dan kata ini tidak pernah dipakai untuk arti yang lain
selain menyembah para dewa / yang ilahi.
Dengan demikian sangat mungkin bahwa si kusta ini memang mempercayai Yesus sebagai Sang Mesias dan karena itu juga kata “KURIOS” yang digunakan di dalam ayat ini seharusnya diartikan “Tuhan” (seperti TL) dan bukan “tuan” (seperti TB).
Dengan demikian sangat mungkin bahwa si kusta ini memang mempercayai Yesus sebagai Sang Mesias dan karena itu juga kata “KURIOS” yang digunakan di dalam ayat ini seharusnya diartikan “Tuhan” (seperti TL) dan bukan “tuan” (seperti TB).
Mat 8:2 (TL) - Maka datanglah seorang yang kena bala zaraat
sujud menyembah Dia sambil katanya, "Ya Tuhan, jikalau kiranya Tuhan
kehendaki, niscaya Tuhan dapat mentahirkan hamba.
Dengan demikian dari penggunaan sikap “sujud menyembah” dikaitkan
dengan penyebutan “Kurios” bagi Yesus, harus diartikan bahwa si kusta
ini memang benar-benar menghormati Yesus.
Dua hal ini juga harus ada pada diri kita yakni kepercayaan
kepada Yesus sebagai Tuhan dan diikuti dengan penghormatan yang tinggi
kepada-Nya. Ada
banyak orang menghormati Yesus tetapi tidak percaya bahwa Dia adalah Tuhan
seperti Islam yang menghormati Yesus sebagai nabi tetapi tidak percaya Dia
adalah Tuhan. Seperti Saksi Saksi Yehuwa dan Unitarianisme yang menghormati
Yesus sebagai penghulu malaikat tetapi tidak percaya Dia sebagai Tuhan dalam pengertian
yang sesungguhnya.
Seperti kaum Liberalisme maupun golongan New Age Movement yang menghormati Yesus sebagai seorang guru moral tetapi tidak percaya Dia sebagai Tuhan, dll.
Seperti kaum Liberalisme maupun golongan New Age Movement yang menghormati Yesus sebagai seorang guru moral tetapi tidak percaya Dia sebagai Tuhan, dll.
Penghormatan seperti ini tidak ada gunanya. Karena Yesus
menuntut penghormatan kepada-Nya sama seperti penghormatan kepada Allah.
Yoh 5:23 - supaya semua orang menghormati Anak sama
seperti mereka menghormati Bapa. Barangsiapa tidak menghormati Anak, ia
juga tidak menghormati Bapa, yang mengutus Dia.
Jikalau penghormatan kepada-Nya kurang dari penghormatan
kepada Allah, sesungguhnya kita tidak pernah menghormati Dia.
Sebaliknya ada banyak orang percaya bahwa Yesus adalah
Tuhan tetapi tidak menghormati-Nya. Di sini si kusta menghormati Yesus melalui
sikap tubuhnya yakni “sujud menyembah” tetapi penghormatan itu sendiri
sangat luas pengertiannya sehingga kita harus berupaya menghormati Tuhan dalam
segala aspek hidup kita.
Salah satu contoh misalnya di dalam ibadah. Kita bias menghormati Tuhan di dalam ibadah melalui sikap tubuh kita maupun cara berpakaian kita dan juga ketertiban di dalam beribadah. Ada orang yang sementara beribadah dan ada telepon masuklebih memilih menerima telpon dan mengganggu ibadah daripada mematikannya. Ini sikap tidak
Salah satu contoh misalnya di dalam ibadah. Kita bias menghormati Tuhan di dalam ibadah melalui sikap tubuh kita maupun cara berpakaian kita dan juga ketertiban di dalam beribadah. Ada orang yang sementara beribadah dan ada telepon masuklebih memilih menerima telpon dan mengganggu ibadah daripada mematikannya. Ini sikap tidak
hormat kepada Tuhan.
Suatu kali ketika Billy Graham sementara berdoa, pembantunya mengetuk pintu dan menyampaikan bahwa ada telepon dari Presiden Amerika Serikat. Billy Graham menjadi
Suatu kali ketika Billy Graham sementara berdoa, pembantunya mengetuk pintu dan menyampaikan bahwa ada telepon dari Presiden Amerika Serikat. Billy Graham menjadi
marah kepada pembantunya dan menyuruh dia mengatakan kepada
Presiden : “Bilang pada Pak Presiden, saya sementara berbicara dengan Raja
di atas segala raja”. Ini adalah sikap hormat yang sangat tinggi
kepada Tuhan. Ingat, Doa Bapa Kami memang mengajarkan kepada kita bahwa Allah
itu adalah Bapa kita, tetapi Dia adalah Bapa yang di Sorga.
Sorga di sini harus ditafsirkan sebagai suatu penghormatan tentang keilahian, otoritas, kuasa, kekudusan, kemuliaan dan kebesaran Allah. Karena itu walaupun Dia adalah Bapa yang bisa didekati dengan penuh keakraban, tetapi juga harus didekati dengan penuh penghormatan dan ketakutan karena Dia Allah, kudus, mulia dan besar.
Sorga di sini harus ditafsirkan sebagai suatu penghormatan tentang keilahian, otoritas, kuasa, kekudusan, kemuliaan dan kebesaran Allah. Karena itu walaupun Dia adalah Bapa yang bisa didekati dengan penuh keakraban, tetapi juga harus didekati dengan penuh penghormatan dan ketakutan karena Dia Allah, kudus, mulia dan besar.
c. Dia datang dengan sikap merendahkan diri dan kepasrahan
yang mutla kepada Tuhan.
Hal berikut yang bisa dicatat dari si kusta ini adalah dia
datang dengan penuh kerendahan dan kepasrahan kepada Yesus. Kerendahan diri dan
kepasrahan yang saya maksudkan adalah bahwa dia datang kepada Tuhan dengan
kata-kata yang sangat indah : “jika Tuhan mau”.
Mat 8:2 – Maka datanglah seorang yang sakit kusta
kepada-Nya, lalu sujud menyembah Dia dan berkata: "Tuan, jika Tuan mau,
Tuan dapat mentahirkan aku."
Perhatikan bahwa si kusta sama sekali tidak menuntut agar
ia ditahirkan/disembuhkan. Ini menunjukkan kerendahan dirinya. Ia seolah-olah
mengatakan : "Aku tahu, bahwa aku tiada berharga; aku tahu bahwa
semua orang pasti akan menyingkirkan aku dan tidak mau mengambil peduli
terhadap diriku; aku tahu bahwa aku tak berhak meminta apa-apa darimu; tetapi
barangkali dengan kemurahan ilahimu engkau menyatakan kuasamu meskipun
kepada orang yang seperti aku ini."
Di samping itu ini juga adalah bentuk kepasrahan kepada kehendak
Tuhan. Dia mengharapkan sesuatu dari Tuhan tapi dia tidak ingin memaksakan
kehendaknya kepada Tuhan. Ini seharusnya menjadi teladan penting bagi kita. Doa
sebenarnya adalah suatu bentuk perendahan diri dan kepasrahan kepada Tuhan dan
bukannya pemaksaan kehendak kepada Tuhan.
J.J.de Heer - “…orang
kusta itu memperlihatkan contoh doa yang benar: orang kusta itu tidak mau
"memaksa" Yesus; ia hanya mengakui bahwa Yesus berkuasa, tetapi ia
menyerahkan kepada Yesus apakah Dia mau memakai kuasa itu untuk memberi
penyembuhan. (Tafsiran Alkitab Injil Matius, hal.
134-135).
B.J. Boland - “…si
sakit menyerahkan keputusannya kepada Yesus ("jika Tuan mau . . .").
Dengan demikian ia menjadi teladan bagi semua orang yang mengharapkan kesembuhan
dengan jalan berdoa! Tidak boleh sekali-kali dikatakan: asal engkau
betul-betul percaya, maka tidak dapat tidak engkau disembuhkan; kalau engkau
tidak disembuhkan, itu adalah bukti bahwa engkau kurang percaya! Tidak! Justru
orang percaya menyerahkan hidupnya ke tangan Allah; ia tidak menuntut, tetapi
memohon. (Tafsiran Alkitab Injil Lukas, hal. 122-123)
Matthew Henry - Kita
harus memohon belas kasihan-Nya; kita tidak boleh menuntut belas kasihan Allah
ini seperti kita menagih utang, tetapi kita harus dengan rendah hati memintanya
seperti kita minta pertolongan, "Tuhan, jika Tuhan mau. Aku
bersimpuh di kaki-Mu, dan jika aku binasa, aku akan binasa di situ." (Injil
Matius 1-14, hal. 337)
Jangan sekali-kali memaksakan kehendak kita di dalam doa
kepada Tuhan melainkan
berpasrahlah kepada kehendak-Nya. Saya pernah mendengar
seorang pengkhotbah (mantan Islam) yang berdoa untuk kesembuhan orang-orang
sakit. Dalam doanya ia berkata : “Tuhan, saya minta malam ini Engklau
menyembuhkan orang-orang sakit ini, jika tidak maka saya akan kembali masuk
Islam”. Saya kaget sekali dengan doa semacam ini. Ini contoh doa yang mau
memaksaTuhan mengikuti kehendak kita. Saya juga membaca di internet satu contoh
doa. Berikut ini doanya :
“Ya Tuhan, kalau memang dia jodohku, dekatkanlah….
Tapi kalau bukan jodohku, jodohkanlah…..
Jika dia tidak berjodoh denganku, maka jadikanlah kami
berjodoh…
Kalau dia bukan jodohku, jangan sampai dia dapat jodoh yang
lain selain aku….
Kalau dia tidak bisa dijodohkan denganku, jangan sampai dia
dapat jodoh yang lain, biarkan dia tidak berjodoh sama seperti diriku…
Dan saat dia tidak memiliki jodoh, jodohkanlah kami
kembali….
Kalau dia jodoh orang lain, putuskanlah! Jodohkanlah dengan
aku….
Jika dia tetap menjadi jodoh orang lain, biar orang itu
ketemu jodoh dengan yang lain dankemudian jodohkan kembali dia denganku….
Amin!
Lagi-lagi ini adalah contoh doa yang memaksa Tuhan menuruti
kehendak si pendoa.
Alangkah indahnya ketika si kusta berkata “Tuhan, jika
Tuhan mau…” dan Yesus pun memberi jawab kepadanya :
Mat 8:3 - Lalu Yesus mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang
itu dan berkata: "Aku mau, jadilah engkau tahir."….”
d. Dia datang dengan keyakinan yang teguh kepada kuasa
Tuhan.
Si kusta ini juga datang dengan suatu keyakinan akan kuasa
Tuhan.
Mat 8:2 – Maka datanglah seorang yang sakit kusta
kepada-Nya, lalu sujud menyembah Dia dan berkata: "Tuan, jika Tuan mau, Tuan
dapat mentahirkan aku."
BBE - And a leper came and gave him worship, saying,
Lord, if it is your pleasure, you have power to make me clean (Engkau mempunyai
kuasa untuk mentahirkanku).
Alkitab Bahasa Sabu - Pa
dhara awe naanne ta dakka ke heddau do paddha nadato. Ta la lakku rutu ke no pa
hedhapa Yesus, jhe lii no, "Ama, kinga ddhei Ama, do nara ma ta peie ya ri Ama (karena
Bapak dapat menyembuhkan saya)
Sama sekali tidak kelihatan adanya sedikit keraguan di
dalam kata-katanya. Ia percaya penuh pada kuasa Yesus yang sanggup
menyembuhkannya. Menurut para rabi Yahudi, penyakit kusta adalah satu-satunya
penyakit yang tidak bisa disembuhkan. Tetapi orang ini yakin, bahwa Yesus dapat
melakukan hal-hal yang tidak dapat dilakukan oleh orang lain. Ia tidak merasa
bahwa penyakitnya tidak bisa disembuhkan ketika ia datang kepada Yesus. Dan
keyakinannya terbukti dengan apa yang terjadi selanjutnya dari apa yang dikatakan
dan dilakukan Yesus kepadanya :
Mat 8:3 - Lalu Yesus mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang
itu dan berkata: "Aku mau, jadilah engkau tahir." Seketika itu
juga tahirlah orang itu dari pada kustanya.
Kiranya keyakinan yang sama seperti yang ada di dalam diri
si kusta itu juga ada di dalam diri setiap anak Tuhan.
William Barclay - Dan
setiap orang memang tidak boleh merasa, bahwa penyakit atau dosanya tidak dapat
dihapuskan, selama Yesus Kristus ada. Selama Yesus Kristus hidup maka tidak ada
penyakit jasmani maupun dosa yang tidak bisa dihapuskan-Nya. (Pemahaman
Alkitab Setiap Hari : Matius 1-10, hal. 484)
Ya! Kita harus yakin akan kuasa Allah. Yakin akan kuasa
Allah bahwa Ia sanggup melakukan segala perkara, Ia sanggup menyembuhkan kita
(jika Ia mau), Ia sanggup mengampuni kita, Ia sanggup melepaskan kita, Ia
sanggup menolong kita, Ia sanggup memberkati kita.
- AMIN -
No comments:
Post a Comment