GEREJA
KRISTEN INJILI NUSANTARA (GKIN)
”REVIVAL”
”REVIVAL”
Kebaktian Minggu : Jam 09.00 di Hotel Sylvia Lt.4; Pemahaman
Alkitab : Rabu, Jam 17.00 di Hotel Dewata
Khotbah Minggu, 20 Mei
2012
Serial Khotbah 7
Jemaat (Part 2b)
By. Pdt. Esra Alfred Soru,
STh, MPdK.
Wah 2:8-11 – (8) "Dan tuliskanlah kepada malaikat
jemaat di Smirna: Inilah firman dari Yang Awal dan Yang Akhir, yang telah mati
dan hidup kembali: (9) Aku tahu kesusahanmu dan kemiskinanmu – namun engkau
kaya -- dan fitnah mereka, yang menyebut dirinya orang Yahudi, tetapi yang
sebenarnya tidak demikian: sebaliknya mereka adalah jemaah Iblis. (10) Jangan
takut terhadap apa yang harus engkau derita! Sesungguhnya Iblis akan
melemparkan beberapa orang dari antaramu ke dalam penjara supaya kamu dicobai
dan kamu akan beroleh kesusahan selama sepuluh hari. Hendaklah engkau setia
sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan. (11) Siapa
bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat:
Barangsiapa menang, ia tidak akan menderita apa-apa oleh kematian yang
kedua."
Pada bagian sebelumnya (2a), saya sudah membahas teks ini dalam 2 bagian besar :
a. Kota dan Jemaat Smirna : di mana kota Smirna adalah suatu kota
yang sangat indah, kota yang sangat maju, tetapi
juga kota
pluralis yang kafir. Di tengah-tengah kota
seperti inilah hidup suatu gereja Kristen, jemaat Smirna.
b. Penderitaan
Jemaat Smirna : di mana jemaat Smirna mengalami aniaya dari pemerintah
Romawi, mereka mengalami kemiskinan yang hebat dan juga mereka difitnah oleh
orang-orang Yahudi. Sekarang kita akan melanjutkan pembahasan kita.
III.
PENGHIBURAN TUHAN BAGI JEMAAT SMIRNA.
Jemaat di Smirna mengalami penderitaan
yang sangat hebat tetapi dalam penderitaan jhebat seperti itu, Tuhan Yesus
memberikan penghiburan bagi mereka. Tuhan tidak pernah tinggal diam di dalam
penderitaan gereja-Nya karena pada hakikatnya semua kejahatan yang dilakukan
terhadap gereja-Nya adalah kejahatan terhadap Dia sebagai kepala gereja itu.
Semua aniaya yang ditimpakan pada gereja adalah aniaya bagi-Nya. Bandingkan :
Kis 9:1-5 –
(1) Sementara itu berkobar-kobar hati Saulus untuk mengancam dan membunuh
muridmurid Tuhan. Ia menghadap Imam Besar, (2) dan meminta surat
kuasa dari padanya untuk dibawa kepada majelis-majelis Yahudi di
Damsyik, supaya, jika ia menemukan laki-laki atau perempuanyang mengikuti Jalan Tuhan, ia
menangkap mereka dan membawa mereka ke Yerusalem. (3)
Dalam perjalanannya ke Damsyik, ketika
ia sudah dekat kota
itu, tiba-tiba cahaya memancar dari langit mengelilingi dia. (4) Ia rebah ke
tanah dan kedengaranlah olehnya suatu suara yang berkata kepadanya:
"Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku?" (5) Jawab
Saulus: "Siapakah Engkau, Tuhan?" Kata-Nya: "Akulah Yesus
yang kauaniaya itu.
Dan karena
itu dalam penderitaan yang hebat dari jemaat-Nya, Tuhan pasti memberikan
penghiburanbagi gereja-Nya. Nah kalau begitu penghiburan macam apakah yang
diberikan Tuhan kepada jemaat Smirna?
a. Tuhan menyatakan bahwa Ia tahu semua penderitaan mereka.
Wah 2:9 - Aku
tahu kesusahanmu dan kemiskinanmu …dan fitnah mereka, yang menyebut
dirinya orang Yahudi,…
Perlu
diketahui bahwa kata-kata “Aku tahu” dari Tuhan Yesus ini dipergunakan
secara bervariasi dalam surat
kepada ketujuh jemaat sesuai dengan kondisi jemaat masing-masing.
Wah 2:1-2 –
(1) "Tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Efesus:…(2) Aku
tahu segala
pekerjaanmu: baik jerih payahmu maupun
ketekunanmu….
Wah 2:12-13
– (12) "Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Pergamus: … (13) Aku
tahu di mana engkau diam, yaitu di sana,
di tempat takhta Iblis;…”
Wah 2:18-19
– (18) "Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Tiatira:… (19) Aku
tahu segala pekerjaanmu: baik kasihmu maupun imanmu, baik pelayananmu maupun
ketekunanmu…”
Wah 3:1 -
"Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Sardis: … Aku tahu segala
pekerjaanmu: engkau dikatakan hidup, padahal
engkau mati!
Wah 3:7-8 –
(7) "Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Filadelfia:… (8) Aku
tahu segalapekerjaanmu: …Aku tahu bahwa kekuatanmu tidak seberapa,
namun engkau menuruti firman-Ku dan engkau tidak menyangkal nama-Ku.
Wah 3:14-15
– (14) "Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Laodikia:… (15) Aku
tahu segala pekerjaanmu: engkau tidak dingin dan tidak panas….
Semua
ini menunjukkan bahwa apa saja yang terjadi dengan atau di dalam gereja-Nya
Tuhan pasti tahu. Tidak ada yang tersembunyi di hadapan-Nya.
Jakob
P.D. Groen – Aku
tahu :… Kristus membelah kulit dan melihat isi kehidupan mereka. Sesudah
menyelidiki keadaan jemaat-jemaat, Dia menasehati mereka. (Aku Datang
Segera – Tafsiran Kitab Wahyu, hal. 39).
Mengapa
Tuhan bisa tahu segala sesuatu yang terjadi di dalam gereja-Nya? Jelas karena
Dia adalah Allah yang Mahatahu, tetapi dari kitab Wahyu sendiri kita mendapati
suatu penglihatan yang menarik dari Yohanes :
Wah 1:12-13
– (12) Lalu aku berpaling untuk melihat suara yang berbicara kepadaku. Dan
setelah aku berpaling, tampaklah kepadaku tujuh kaki dian dari emas.
(13) Dan di tengah-tengah kaki dian itu ada seorang serupa Anak
Manusia…
Anak Manusia
di sini jelas adalah Yesus. Dan Yesus berada di tengah-tengah 7 kaki dian emas
itu. Tetapi Ia bukan hanya berada di tengah kaki dian
itu melainkan juga berjalan-jalan di antaranya.
Wah 2:1 -
"….Inilah firman dari Dia, yang memegang ketujuh bintang itu di tangan
kanan-Nya dan berjalan di antara ketujuh kaki dian emas itu.
TL :
"….Bahwa inilah sabda daripada Dia yang memegang ketujuh bintang di tangan
kanan-Nya itu, yang berjalan ke sana
kemari di antara ketujuh kaki dian emas itu
Jadi Yesus
berjalan ke sana
kemari di antara 7 kaki dian emas itu. Lalu kalau begitu kaki dian emas itu
apa?
Wah 1:20 -
Dan rahasia ketujuh bintang yang telah kaulihat pada tangan kanan-Ku dan
ketujuh kaki dian emas itu: ketujuh bintang itu ialah malaikat ketujuh jemaat
dan ketujuh kaki dian itu ialah ketujuh jemaat."
Ya! 7 kaki
dian emas itu adalah 7 jemaat yang dibicarakan di dalam kitab Wahyu ini. Dan dikatakan
bahwa Yesus berjalan kian kemari di antara 7 jemaat itu. Ini tidak boleh
diartikan bahwa Kristus hanya berjalan di tengah 7 jemaat ini saja dan tidak
pada jemaat-jemaat yang lain. 7 jemaat ini hanyalah contoh dari gereja Tuhan di
segala tempat dan waktu dan karena itu harus di artikan bahwa Kristus berada di
tengah-tengah dan berjalan di antara semua gereja-Nya tanpa terkecuali (termasuk
gereja kita GKIN “REVIVAL”).
Jadi
berjalannya Kristus di antara 7 kaki dian emas itu berarti bahwa Tuhan Yesus
selalu berada di antara gereja-Nya. Ia tidak pernah meninggalkan
gereja-gereja-Nya.
William
Barclay – Ia berjalan
di antara ketujuh kaki dian emas itu. Kaki-kaki dian itu adalah jemaat-jemaat.
Ungkapan ini mengatakan kepada kita bahwa Kristus tidak pernah lelah berkarya di
tengah jemaat-Nya. Dia tidak terikat pada satu jemaat saja; di manapun orang
berkumpul untuk menyembah nama-Nya, Kristus ada di sana. (Pemahaman Alkitab Setiap Hari :
Wahyu Kepada Yohanes Pasal 1-5, hal. 90-91).
Jakob
P.D. Groen – Bukan
hanya sekedar berjalan-jalan tetapi bergaul dengan mereka. Dia memperhatikan
keadaan ketujuh jemaat. Dia menjaga, melindungi, menolong dan menasihati mereka.
(Aku Datang Segera – Tafsiran Kitab Wahyu, hal. 39).
Jadi boleh
dikatakan bahwa karena Kristus terus berjalan di antara gereja-Nya, maka Ia
tahu segala sesuatu yang terjadi di dalam atau yang dialami oleh gereja-Nya. Karena
itu jikalau gereja-Nya menderita, Dia tahu, jikalau gereja-Nya dalam persoalan,
Dia tahu, jikalau gereja-Nya butuhuang untuk pelayanan, pembangunan, IMB, dll,
Dia tahu, jikalau ada dosa dan kemunafikan dalamgereja, Dia tahu, jikalau ada penipu
dan pencuri kolekte di dalam gereja, Dia tahu, jikalau ada kesuaman di dalam
gereja, Dia tahu, jikalau ada perpecahan di dalam gereja, kebencian satu sama lainnya,
saling fitnah dan menjatuhkan, Dia tahu, jikalau ada pelayanan yang tidak
sungguhsungguh / motivasi yang salah di dalam pelayanan, Dia tahu, dll.
Homer
Hailey: Ia yang ada di
tengah-tengah mereka mengetahui segala sesuatu tentang setiap gereja dan setiap
orang yang membentuk gereja itu; tidak ada apa pun yang tersembunyi dari mata-Nya,
‘sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia yang
kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab’ (Ibr 4:13).
Apakah itu adalah pekerjaan, kesusahan, atau keadaan sekitar yang sangat berat
yang menguji iman dari para orang kudusNya, Ia tahu!(Revelation, an
Introduction and Commentary, hal. 117-118).
Jikalau
Tuhan tahu semua hal yang terjadi di dalam gereja-Nya, maka Dia juga pasti tahu
akan penderitaan/aniaya yang dialami gereja di Smirna dan karena itu Ia
menyatakan secara eksplisit kepada mereka “Aku tahu kesusahanmu dan
kemiskinanmu …dan fitnah mereka….”Sesungguhnya inilah penghiburan bagi
jemaat Smirna yang sementara mengalami penderitaanyang hebat. Bahwa Tuhan tahu
penderitaan mereka itu saja sudah cukup memberikan penghiburan.
Terkadang di
dalam penderitaan dan problem yang hebat, kita membutuhkan orang lain untuk dapat
mendengarkan semua pengeluhan dan rasa sakit kita. Bukan untuk menyelesaikan
problemkita tetapi sekedar untuk mendengarkan saja. Ada yang mengatakan bahwa seorang psikiater /
consoler yang baik adalah orang yang mempunyai kemampuan / bersedia
mendengar semua yang diceritakan pasiennya tanpa mengguruinya dengan
nasihat-nasihat yang banyak.
Karena kebutuhan
semacam inilah yang membuat ada banyak orang yang mengeluh karena tidak ada orang
yang mau tahu / mengerti dengan kesulitan yang ia hadapi. Mungkin karena tidak
ada seseorang yang bisa mengerti / dapat menjadi tempat curhat maka sebagian
orang memilih untuk menulis semua yang dialaminya dalam sebuah diary atau
buku harian. Tetapi sebagian yang lain secara diam-diam lalu mengakhiri
hidupnya dengan membunuh diri.
Contohnya
kasus bunuh diri di kali/jembatan Liliba. Setelah diselidik ternyata diketahui
dari buku hariannya bahwa ia membunuh diri karena hubungan dengan pacarnya
tidak disetujui/direstui orang tuanya. Tuhantahu kebutuhan ini dan karena itu
dalam penderitaan yang hebat dari gereja-Nya, Tuhan mengatakan “Aku tahu
kesusahanmu….”. Ini saja sudah merupakan penghiburan besar bagi jemaat
Smirna.
Sebelumnya
sudah saya jelaskan bahwa jemaat Smirna juga mengalami kemiskinan yang sangat hebat.
Dan untuk kemiskinan ini pun, Tuhan Yesus berkata “Aku tahu kemiskinanmu”. Ini
juga seharusnya menjadi penghiburan bagi setiap gereja yang miskin atau juga
setiap saudara yang hidup dalam kemiskinan.
Budi
Asali – Tuhan
menghibur orang Kristen di Smirna dengan mengatakan ‘Aku tahu
kemiskinanmu’.
Kalau saudara adalah
orang Kristen yang miskin, maka pengetahuan Tuhan akan kemiskinan saudara juga
seharusnya menghibur saudara. Tuhan bukannya melupakan saudara atau keadaan
saudara. Sebaliknya Ia tahu akan keadaan saudara, dan Ia tahu
segala kebutuhan saudara (bdk. Mat 6:32b - “Akan tetapi Bapamu yang di sorga
tahu, bahwa kamu membutuhkan semuanya itu”), dan pasti akan
memberikan kebutuhan saudara itu pada waktunya.
Tetapi ada
satu hal yang perlu diperhatikan bahwa sekalipun Tuhan mengetahui segala
kesusahan dari jemaat Smirna, pengetahuan ini tidak serta merta membuat Dia
mengangkat atau melenyapkan semua penderitaan mereka. Yesus tidak berkata“Aku
tahu kesusahanmu dan karena itu Aku akan mengangkat kesusahanmu”. Yesus
tidak berkata “Aku tahu kemiskinanmu dan karena itu Aku akan
menjadikan engkau kaya”. Tidak! Dia hanya berkata “Aku tahu kesusahanmu”
tanpa mengangkat kesusahan itu. Ia malah menubuatkan datangnya kesusahan yang
baru.
Wah 2:9-10 –
(9) Aku tahu kesusahanmu dan kemiskinanmu…dan fitnah mereka, yang menyebut
dirinya orang Yahudi,…(10) …Sesungguhnya Iblis akan melemparkan beberapa
orang dari antaramu ke dalam penjara supaya kamu dicobai dan kamu akan
beroleh kesusahan selama sepuluh hari….”
Beasley-Murray
: Tuhan tahu tentang
situasi ini, tetapi Ia tidak mau ikut campur. Ia tidak membuang kemiskinan
mereka, Ia tidak membela pengikut-pengikut-Nya menghadapi fitnahan orang-orang
Yahudi, juga Ia tidak menggagalkan rencana busuk Setan yang akan menimbulkan pemenjaraan
dan kematian bagi beberapa orang. Ia hanya menguatkan hati mereka untuk
bertahan.
Mengapa
tidak lebih dari ini? Penulis Kitab Ayub bergumul dengan problem ini, dan
begitu juga dengan orang-orang kudus Allah sejak saat itu. Yohanes tidak
memberikan jawaban, tetapi seluruh kitabnya ditulis dalam keyakinan bahwa
Gereja Kristus mempunyai pekerjaan menderita bersama dengan Tuhannya, supaya
gereja itu bisa ikut menikmati kemuliaan-Nya dalam kerajaan yang telah Ia
menangkan untuk umat manusia. (Revelation : The New Century Bible
Commentary on Revelation, hal.81).
Kata-kata
ini khususnya harus direnungkan dan dihayati oleh orang-orang yang menganut Teologia
Kemakmuran atau ajaran yang mengatakan bahwa kalau ikut Kristus semua problem pasti
beres, semua penyakit pasti sembuh dan sebagainya. Karena itu jangan heran
bahwa tidak selamanya Tuhan mengangkat penderitaan saudara. Tidak selamanya
Tuhan mau menyingkirkan kesusahan saudara. Tidak selamanya Tuhan mau
menyembuhkan saudara. Tidak selamanya Tuhan mau menjawab doa saudara. Tuhan
kadang tetap membiarkan saudara berada dalam penderitaan agar saudara mengambil
bagian di dalam penderitaan-Nya dan karena itu juga saudara akan mengambil
bagian dalam kemuliaan-Nya kelak.
1 Pet 4:13 –
“…bersukacitalah, sesuai dengan bagian yang kamu dapat dalam penderitaan
Kristus, supaya kamu juga boleh bergembira dan bersukacita pada waktu Ia
menyatakan kemuliaan- Nya.
Karena itu
belajarlah untuk dihiburkan bukan dengan terangkatnya semua penderitaan,
kesusahan dan kemiskinan tetapi dengan fakta bahwa Tuhan benar-benar tahu akan
semuanya penderitaan, kesuahan atau kemiskinan kita. Fakta bahwa Tuhan tahu
semua penderitaan jemaat-Nya sekali lagi adalah penghiburan bagi setiap kita.
John
Stott - Ini adalah
penghiburan yang besar dan manis. Salah satu kebutuhan terbesar kita dalam
kesukaran adalah seseorang kepada siapa kita bisa menceritakan / mensharingkannya.
Kita ingin melepaskan beban kita kepada seseorang yang mengerti. Yesus Kristus
adalah penghiburan dunia yang terbesar.... Betapa pun dalamnya kesedihan kita
atau betapa pun besarnya penderitaan kita, Ia tahu dan peduli. (What
Christ Thinks of the Church, - hal. 47).
Pada tahun 1800-an, tepatnya 1819, di
Irlandia lahirlah seorang anak yang lalu diberi nama Joseph M. Scriven oleh
orang tuanya.
Joseph M. Scriven dibesarkan dalam keluarga yang cukup berada, dan ia pun mendapat pendidikan yang baik. Pada tahun 1842 ia tamat dari universitas. Ia hendak melangsungkan pernikahannya dengan seorang gadis Irlandia yang cantik. Tapi sayang sekali, sehari sebelum hari perkawinan mereka, gadis tunangan Joseph Scriven mengalami kecelakaan dan mati tenggelam. Scriven sangat patah hati. Di samping itu, ia pun mulai menghadapi persoalan dengan keluarganya, karena iaikut golongan agama Kristen yang tidak disetujui oleh mereka. Ia punlalu pindah ke Kanada (1844) dan menjadi guru di sebuah sekolah,kemudian ia menjadi pendidik khusus untuk anak-anak dalam sebuahkeluarga yang kaya. Di sini ia bertemu dengan seorang gadis kaya dan bertunangan dengannya.
Tapi ia kembali mengalami nasib sial. Beberapa hari sebelum pernikahan mereka, tunangannya jatuh sakit dan lalu meninggal. Dalam kesedihan yang sangat Scriven pun menyingkir dari tempat yang ramai. Ia tinggal seorang diri dalam sebuah pondok di pinggir danau.
Uang dan tenaganya ia gunakan demi orang miskin. Ia mencari anak-anak yatim piatu supaya dapat ditolongnya. Ia bekerja sebagai tukang kayu sukarela bagi para janda yang kekurangan. Ia bahkan memberikan pakaiannya sendiri kepada orang-orang yang lebih memerlukannya. 10 tahun setelah Joseph Scriven pindah ke Kanada, ibunya di Irlandia sakit keras dan sangat sedih. Ia sama sekali tidak mempunyai cukup uang untuk pergi ke Irlandia menemani ibunya yang sakit itu namun ia mendapat akal untuk menghibur ibunya. Seorang diri di kamarnya, ia menuliskan sebuah syair tentang Yesus yang dapat menjadi sahabat bagi orang-orang yang lemah. Satu salinan ia kirimkan kepada ibunya di Irlandia. Satu lagi ia simpan, dan segera melupakannya. Beberapa tahun kemudian, Joseph Scriven sendiri jatuh sakit. Seorang tetangga yang merawat dia menemukan di kamarnya salinan syair tadi. Ia senang akan isinya, dan bertanya kepada Scriven tentang sumbernya. Joseph Scriven lalu menceritakan asal usul karangannya tersebut. Pada waktu yang lain, seorang tetangga lain lagi bertanya kepada Joseph Scriven, apakah memang dialah yang mengarang syair itu. Scriven menjawab : "Yah...Tuhan dan saya mengerjakannya bersama-sama." Menjelang akhir hidupnya, Joseph Scriven tidak lagi memiliki rumah sendiri. Ada kalanya ia menginap dengan satu keluarga, ada kalanya dengan keluarga yang lain. Pada tahun 1886, dalam usia 67 tahun, ia sedang tinggal di rumah seorang kawan.
Lalu ia jatuh sakit keras. Kawannya menunggui dia siang dan malam. Tetapi pada suatu malam kawannya meninggalkan kamarnya sebentar tetapi sekembalinya ia tidak menemukan Scriven di kamarnya. Teman dan tetangga segera dipanggil. Mereka mulai mencari Scriven yang hilang itu. Akhirnya mereka menemukan dia dalam sebuah kali yang tidak jauh dari rumah kawannya (Lihat gambar sebelah kiri). Ia sudah menjadi mayat. Tidak ada seorang pun yang tahu penyebab kematiannya.
Joseph M. Scriven dibesarkan dalam keluarga yang cukup berada, dan ia pun mendapat pendidikan yang baik. Pada tahun 1842 ia tamat dari universitas. Ia hendak melangsungkan pernikahannya dengan seorang gadis Irlandia yang cantik. Tapi sayang sekali, sehari sebelum hari perkawinan mereka, gadis tunangan Joseph Scriven mengalami kecelakaan dan mati tenggelam. Scriven sangat patah hati. Di samping itu, ia pun mulai menghadapi persoalan dengan keluarganya, karena iaikut golongan agama Kristen yang tidak disetujui oleh mereka. Ia punlalu pindah ke Kanada (1844) dan menjadi guru di sebuah sekolah,kemudian ia menjadi pendidik khusus untuk anak-anak dalam sebuahkeluarga yang kaya. Di sini ia bertemu dengan seorang gadis kaya dan bertunangan dengannya.
Tapi ia kembali mengalami nasib sial. Beberapa hari sebelum pernikahan mereka, tunangannya jatuh sakit dan lalu meninggal. Dalam kesedihan yang sangat Scriven pun menyingkir dari tempat yang ramai. Ia tinggal seorang diri dalam sebuah pondok di pinggir danau.
Uang dan tenaganya ia gunakan demi orang miskin. Ia mencari anak-anak yatim piatu supaya dapat ditolongnya. Ia bekerja sebagai tukang kayu sukarela bagi para janda yang kekurangan. Ia bahkan memberikan pakaiannya sendiri kepada orang-orang yang lebih memerlukannya. 10 tahun setelah Joseph Scriven pindah ke Kanada, ibunya di Irlandia sakit keras dan sangat sedih. Ia sama sekali tidak mempunyai cukup uang untuk pergi ke Irlandia menemani ibunya yang sakit itu namun ia mendapat akal untuk menghibur ibunya. Seorang diri di kamarnya, ia menuliskan sebuah syair tentang Yesus yang dapat menjadi sahabat bagi orang-orang yang lemah. Satu salinan ia kirimkan kepada ibunya di Irlandia. Satu lagi ia simpan, dan segera melupakannya. Beberapa tahun kemudian, Joseph Scriven sendiri jatuh sakit. Seorang tetangga yang merawat dia menemukan di kamarnya salinan syair tadi. Ia senang akan isinya, dan bertanya kepada Scriven tentang sumbernya. Joseph Scriven lalu menceritakan asal usul karangannya tersebut. Pada waktu yang lain, seorang tetangga lain lagi bertanya kepada Joseph Scriven, apakah memang dialah yang mengarang syair itu. Scriven menjawab : "Yah...Tuhan dan saya mengerjakannya bersama-sama." Menjelang akhir hidupnya, Joseph Scriven tidak lagi memiliki rumah sendiri. Ada kalanya ia menginap dengan satu keluarga, ada kalanya dengan keluarga yang lain. Pada tahun 1886, dalam usia 67 tahun, ia sedang tinggal di rumah seorang kawan.
Lalu ia jatuh sakit keras. Kawannya menunggui dia siang dan malam. Tetapi pada suatu malam kawannya meninggalkan kamarnya sebentar tetapi sekembalinya ia tidak menemukan Scriven di kamarnya. Teman dan tetangga segera dipanggil. Mereka mulai mencari Scriven yang hilang itu. Akhirnya mereka menemukan dia dalam sebuah kali yang tidak jauh dari rumah kawannya (Lihat gambar sebelah kiri). Ia sudah menjadi mayat. Tidak ada seorang pun yang tahu penyebab kematiannya.
Beberapa tahun kemudian syair karangan Scriven itu sampai ke tangan seorang ahli musik Amerika bernama Charles Converse (lihat gambar sebelah kiri). Dan Charles Converse pun menciptakan nada dan musik bagi syair tersebut dan menyebut lagu itu sebagai “Lagu Penghiburan Karangan Orang Sedih." Pada tahun 1875, seorang penginjil bernama Ira D. Sankey menerbitkan sebuah buku nyanyian rohani dan ia memasukkan “Lagu Penghiburan Karangan Orang Sedih" itu pada urutan terakhir bukunya.
Tidak
disangka justru lagu itu lalu menjadi terkenal kemana-mana sampai ke seluruh dunia. Lalu lagunya bagaimana?
What a
Friend we have in Jesus, all our sins and griefs to bear!
What a
privilege to carry everything to God in prayer!
O what
peace we often forfeit, O what needless pain we bear,
All
because we do not carry everything to God in prayer.
Have we
trials and temptations? Is there trouble anywhere?
We should
never be discouraged; take it to the Lord in prayer.
Can we
find a friend so faithful who will all our sorrows share?
Jesus
knows our every weakness; take it to the Lord in prayer.
Are we
weak and heavy laden, cumbered with a load of care?
Precious
Savior, still our refuge, take it to the Lord in prayer.
Do your
friends despise, forsake you? Take it to the Lord in prayer!
In His
arms He’ll take and shield you; you will find a solace there.
Blessed
Savior, Thou hast promised Thou wilt all our burdens bear
May we
ever, Lord, be bringing all to Thee in earnest prayer.
Soon in
glory bright unclouded there will be no need for prayer
Rapture,
praise and endless worship will be our sweet portion there.
Lagu ini diterjemahkan ke dalam bahasa
Indonesia menjadi “Yesus ada Sobat Kita” atau “Yesus kawan yang
sejati” (Kidung Jemaat No. 453).
Ya! Benar
sekali syair dari Joseph Scriven ini. Yesus adalah Kawan yang sejati bagi kita
yang lemah, tiap hal boleh dibawa dalam doa pada-Nya. Karena itu di dalam
penderitaan yang hebat, di dalam kemiskinan yang mencekik, di dalam fitnahan
yang menyakitkan dan segala kesusahan dalam bentuk apa pun, janganlah saudara
kecewa dan berputus asa, ada Tuhan Yesus yangmengetahui semuanya itu. Ingat
juga sebuah lagu rohani lain yang syairnya berbunyi demikian :
“Tuhan Yesus setia Dia sahabat kita,
dalam s’gala susahku, selalu membimbingku. Dia mengerti bahasa, tetesan air
mata, waktu badai mengamuk dan gelombang menderu, Tuhan Yesus setia”.
b. Tuhan menyatakan
diri sebagai Yang Awal dan Yang Akhir, yang telah mati dan bangkit.
Wah 2:8 -
"Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Smirna: Inilah firman dari
Yang Awal dan Yang Akhir, yang telah mati dan hidup kembali
Tuhan tahu penderitaan jemaat Smirna
dan dalam surat-Nya kepada jemaat ini, ia mengawalinya dengan menyebut diri-Nya
sebagai “Yang Awal dan Yang Akhir, yang telah mati dan hidup kembali”.
Kata-kata ini jelas bukan hanya bertujuan untuk memperkenalkan diri-Nya
tetapi ada kaitannya dengan penderitaan yang dialami jemaat Smirna. Dengan kata
lain kata-kata ini bermanfaat untuk memberikan penghiburan kepada jemaat Smirna
di tengah-tengah penderitaan, kemiskinan dan fitnahan yang mereka alami. Tetapi
bagaimana kata-kata ini bisa menjadi penghiburan bagi jemaat Smirna yang
menderita?
Mari kita perhatikan frasa demi frasa.
Mari kita perhatikan frasa demi frasa.
Yang Awal.
Pulpit
Commentary - ‘Aku
adalah yang Awal / Pertama’; yaitu ‘Aku adalah kepala dan
permulaan
dari segala sesuatu; semua diperintah dan diatur sesuai dengan kehendak-Ku;
tidak ada sesuatu yang terjadi secara kebetulan; tidak ada apa pun yang tertinggal
tanpa diurus’.
Jika
demikian maka penderitaan yang dialami oleh jemaat Smirna diatur oleh Tuhan.
Penderitaan
mereka ada dalam kontrol Tuhan. Mereka menderita karena Tuhan tetapi mereka juga
tidak mungkin mengalami lebih dari yang sementara mereka derita jika Tuhan
tidak mengijinkannya. Tidak ada yang kebetulan dalam penderitaan mereka. Ini
memang benar! Penderitaan bahkan mati hidup manusia ada di tangan Tuhan. Jika
sudah saatnya mati orang tidak bisa lari kemana-mana. Tapi jika belum saatnya
mati, tidak akan mungkin bisa mati. Karena itu ketika kita menderita bahkan
berada dalam baha penganiayaan sekalipun, percayalah bahwa semua masih ada ada
dalam kontrol Tuhan. Kesadaran akan hal ini akan membawa penghiburan yang besar
bagi kita.
Yang Akhir.
Pulpit
Commentary - Dan
Yang Akhir’; yaitu ‘Pada waktu manusia dan Setan telah
melakukan
segala usaha mereka, dan tidak ada apa pun yang tersisa yang bisa mereka
lakukan, dan mereka akan pergi ke tempat mereka sendiri, Aku akan tetap
tinggal, dan kerajaan-Ku tidak akan berakhir. Karena itu, ingatlah, Allah yang
kekal adalah perlindunganmu, dan di bawahmu ada lengan yang kekal’.
Ya! Tuhan
kita bukan hanya Tuhan yang mengawali sejarah tetapi juga yang mengakhiri
sejarah
tetapi Ia sendiri tidak pernah berawal dan berakhir. Tidakkah mendapatkan perlindungan
dari seorang seperti ini adalah penghiburan besar bagi kita?
Yang telah mati dan hidup kembali.
Pulpit
Commentary – Yang
telah mati’; yaitu ‘Aku telah masuk ke dalam segala sesuatu
yang mungkin ada di depanmu. Aku, oleh
kehendak-Ku sendiri, turun ke dalam kesakitan dan kegelapan kematian; Aku tahu
segala sesuatu tentang hal itu, hai umat-Ku, dan Aku tahu bagaimana perasaanmu,
karena dalam segala hal Aku dicobai seperti engkau. Dan Aku masuk ke dalam
kematian supaya Aku bisa menolongmu dengan lebih baik. Dan lihatlah, Aku
hidup!
Dosa dan
neraka melakukan yang terburuk terhadap-Ku, tetapi lihatlah, Aku hidup
selamalamanya’.
William
Barclay - Kristus Yang
Bangkit adalah Dia yang telah mengalami hal terburuk yang dapat dilakukan hidup
ini terhadap-Nya. Ia telah mati dalam derita Salib. Apa pun yang dialami orang
Kristen Smirna, pernah dialami Yesus Kristus. Yesus Kristus dapat menolong, karena
Ia tahu hal terburuk dalam kehidupan dan bahkan telah mengalami pahitnya
kematian.
Kristus Yang Bangkit telah menaklukkan
hal terburuk yang dapat dilakukan hidup ini. Ia menang atas derita dan
kematian; dan Ia menawarkan kepada kita jalan menuju hidup yang penuh
kemenangan melalui diri-Nya. (Pemahaman Alkitab Setiap Hari : Wahyu
Kepada Yohanes Pasal 1-5, hal. 121-122).
Ya benar! Kita mungkin takut terhadap
kematian tetapi Yesus sudah pernah mengalaminya dan menang atas maut. Ia bahkan
menjamin kemenangan bagi kita sekalipun kita harus mati.
Memang
berita tentang penderitaan, kematian, dan kebangkitan Kristus bukan hanya
pentinguntuk penginjilan, tetapi juga penting untuk penghiburan, khususnya bagi
orang kristen yang menderita / dianiaya karena Kristus.
c. Tuhan mengatakan
bahwa mereka kaya.
Wah 2:9 -
Aku tahu kesusahanmu dan kemiskinanmu -- namun engkau kaya
Tuhan tidak hanya mengatakan bahwa Ia
tahu kemiskinan jemaat Smirna,
Ia bahkan memberikan pernyataan
bahwa mereka kaya. Sudah jelas bahwa kaya yang dimaksudkan di sini bukanlah kekayaan
secara materi. Alkitab berulang kali berbicara tentang kekayaan tetapi tidak
mengacu kepada hal-hal materi melainkan kekayaan secara rohani.
Yak 2:5 – “…Bukankah Allah memilih
orang-orang yang dianggap miskin oleh dunia ini untuk menjadi kaya dalam
iman …”
1 Tim 6:18 - Peringatkanlah agar mereka
itu berbuat baik, menjadi kaya dalam kebajikan, suka memberi dan membagi
1 Kor 1:5 - Sebab di dalam Dia kamu
telah menjadi kaya dalam segala hal: dalam segala macam perkataan dan segala
macam pengetahuan,
Jadi biarpun jemaat Smirna sangat miskin
tetapi Tuhan memuji mereka juga karena mereka kaya secara rohani. Ini jelas menunjukkan
bahwa kemiskinan tetap memungkinkan orang Kristen untuk bisa dekat dengan
Tuhan, menyenangkan Tuhan, dan memuliakan Tuhan! Lebih dari itu, orang Kristen
Smirna bukan hanya miskin tetapi juga mengalami banyak penderitaan / kesusahan
/ penganiayaan. Tetapi mereka toh bisa menjadi orang-orang yang sangat rohani!
Karena itu jangan menjadikan problem uang atau pun penderitaan sebagai alasan
untuk tidak bisa bertumbuh dalamiman! Kemiskinan memang mempersulit orang
Kristen dalam belajar Firman Tuhan (tak bisa beli buku, dsb), berbakti kepada
Tuhan (tak ada mobil / uang transportasi), melayani Tuhan (karena harus terus
bekerja), dsb.
Karena itu kalau orang Kristen bisa tetap setia kepada Tuhan di tengah-tengah kemiskinannya, maka itu merupakan hal yang luar biasa. Jadi pada waktu orang Kristen Smirna menghadapi kemiskinan mereka dengan tetap setia kepada Tuhan, maka faktor
Karena itu kalau orang Kristen bisa tetap setia kepada Tuhan di tengah-tengah kemiskinannya, maka itu merupakan hal yang luar biasa. Jadi pada waktu orang Kristen Smirna menghadapi kemiskinan mereka dengan tetap setia kepada Tuhan, maka faktor
kemiskinan
itu memberikan nilai tambah terhadap kesetiaan mereka, dan sekaligus memperkaya
mereka secara rohani. Sebaliknya orang kaya bisa lebih leluasa dalam belajar
Firman Tuhan, berbakti kepada Tuhan, melayani Tuhan, dsb. Dan karena itu, orang
kaya harus malu kalau, sekalipun mereka tidak mempunyai problem keuangan,
mereka tidak bisa mempunyai rohani sebaik orang yang miskin!
Pujian
Kristus kepada jemaat yang miskin ini juga bisa menjadi penghiburan bagi mereka
karena mereka tahu bahwa Tuhan menilai mereka bukan dari apa yang kelihatan
tetapi dari apa yang tidak kelihatan. Kita mungkin berbeda dalam tingkatan
ekonomi (ada yang kaya ada yang miskin) tetapi pertanyaan yang harus kita
renungkan adalah apakah kita juga kaya di hadapan Tuhan atau tidak?
Luk 12:21 -
Demikianlah jadinya dengan orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri,
jikalau ia tidak kaya di hadapan Allah."
Demikianlah
penghiburan-penghiburan yang diberikan oleh Tuhan kepada gereja-Nya yang
menderita termasuk bagi kita semua jika kita berada dalam penderitaan. Ia tahu
kesusahan kita, Ia memberikan kekuatan kepada kita bahwa Ia yang mengontrol
jalannya sejarah sebagai Yang Awal dan Yang Akhir di mana tidak ada satu
peristiwa pun yang terjadi secara kebetulan, bahwa Ia telah mati dan bangkit lagi
dan dengan demikian menjamin kemenangan bagi kita yang menderita bahkan mati
karena iman, Ia menilai kita bukan dari apa yang kelihatan secara jasmani, Ia
menilai kita secara rohani. enar sekali, di dalam penderitaan yang hebat,
tekanan hidup yang berat, Ia memberikan penghiburan abadi bagi gereja-Nya.
2 Tes 2:16 - Dan Ia, Tuhan kita Yesus
Kristus, dan Allah, Bapa kita, yang dalam kasih karunia-Nya telah mengasihi
kita dan yang telah menganugerahkan penghiburan abadi dan pengharapan
baik kepada kita.
IV. NASIHAT
TUHAN BAGI JEMAAT SMIRNA.
Tuhan bukan
hanya memberikan penghiburan kepada jemaat Smirna tetapi juga memberikan
nasihat kepada mereka di tengah-tengah penderitaan mereka. Lalu nasihat apa
sajakah yang diberikan Kristus kepada mereka?
a.
Tuhan menasihati mereka agar jangan takut.
Wah 2:10 – Jangan
takut terhadap apa yang harus engkau derita! …”
Jadi di
dalam menghadapi penderitaan yang sementara mereka alami, mereka tidak boleh
takut. Demikian juga di dalam menghadapi penderitaan yang akan mereka alami
(ayat 10), mereka juga harus tidak takut. Adanya nasihat untuk jangan takut ini
menunjukkan bahwa keadaan pada saat itu memang menakutkan. Perhatikan bahwa
Tuhan bukan berkata: ‘Jangan takut, karena Aku akan melindungi
sedemikian rupa sehingga engkau tidak akan menderita’! Tetapi Ia
berkata: ‘Jangan takut terhadap apa yang harus engkau derita!’ Berarti
penderitaan itu pasti ada tetapi kitadinasihatkan agar tidak menjadi takut di
tengah-tengah penderitaan. Bandingkan :
1 Pet 3:14 – “…Tetapi sekalipun kamu
harus menderita juga karena kebenaran, kamu akan berbahagia. Sebab itu janganlah
kamu takuti apa yang mereka takuti dan janganlah gentar”.
Ini tidak berarti bahwa rasa takut itu
benar-benar harus tidak ada di dalam diri kita pada saat kita menderita karena
iman pada Kristus. Kadang rasa takut itu muncul tanpa bisa dikontrol walaupun kita
tahu bahwa kita seharusnya tidak boleh takut. Steve Gregg mengatakan bahwa arti
kata-kata “tidak takut” di sini adalah bahwa kita tidak boleh menyerah / tunduk
terhadap ancaman.
Steve
Gregg – Bagaimana pun,
‘tidak takut’ tidak harus berarti tidak adanya rasa takut secara total, tetapi
penolakan untuk menyerah / tunduk pada ancaman / intimidasi, sehingga ancaman untuk
disakiti tidak menyebabkan mereka meninggalkan kewajiban kepada Kristus. (Revelation:
Four Views : A Parallel Commentary, hal. 67).
Jadi biar
pun kita takut menghadapi ancaman-ancaman atas nyawa kita sekalipun, tetapi
kita tidak boleh menyerah dan menyangkali iman kita. Ketidaktakutan semacam ini
bisa ada kalau kita mengingat bahwa Kristus juga sudah mati tetapi Ia sudah
bangkit.
H. L.
Ellison : Karena
Kristus dibangkitkan dari antara orang mati, kematian fisik tidak boleh membuat
kita takut, sekalipun itu bisa sangat menyakitkan. (Daily Bible Commentar,
hal. 458).
b.
Tuhan menasihati mereka agar mereka setia sampai mati.
Wah 2:10 –
“…Hendaklah engkau setia sampai mati,…
Perhatikan
bahwa Yesus tidak berjanji akan menjaga supaya mereka tidak mati dibunuh,
tetapi sebaliknya berkata bahwa mereka harus setia sampai mati. Ini menunjukkan
bahwa bisa saja Tuhan membiarkan seorang Kristen dalam kemiskinan dan
penganiayaan / penderitaan, sampai mati! Bandingkan :
Ibr 11:35-37
– (35) “…Tetapi orang-orang lain membiarkan dirinya disiksa dan tidak
mau menerima pembebasan, supaya mereka beroleh kebangkitan yang lebih baik.
(36) Ada pula
yang diejek dan didera, bahkan yang dibelenggu dan dipenjarakan.
(37) Mereka dilempari,digergaji, dibunuh dengan pedang; mereka mengembara
dengan berpakaian kulit domba dan kulit kambing sambil menderita
kekurangan, kesesakan dan siksaan.
Jakob
P.D. Groen – Hendaklah
engkau setia : orang yang tetap setia mengakui Yesus sebagai Kristus, harus
sadar bahwa ada kemungkinan ia akan dibunun oleh karena kesetiaannya. Orang Kristen
tidak perlu mengharapkan penghormatan atau kekayaan di dunia. Mereka harus
selalu bersedia menderita bahkan mati bagi nama Yesus. (Aku Datang Segera
– Tafsiran Kitab Wahyu, hal. 46).
Kata-kata ‘hendaklah
engkau setia sampai mati’ di ini tidak sekedar berarti ‘setialah sampai
kamu mati’ tetapi ‘setialah sekalipun itu harus dibayar dengan nyawamu’.
Dan kesetiaan yang harus dibayar dengan nyawa ini bukanlah perkara
mudah.
Homer Hailey - “Seperti yang diperhatikan
oleh Lenski, adalah mudah untuk menulis tentang hal-hal seperti ini pada saat
sedang duduk dalam ruangan belajar yang menyenangkan, dikelilingi oleh
kesenangan hidup modern dan keadaan hidup yang menyenangkan, tetapi akan sangat
berbeda untuk mempraktekkan nasihat ini di depan penderitaan dan ancaman
kematian. (Revelation, an Introduction and Commentary, hal.127).
Karena itu
jangan terlalu percaya diri pada saat enak / aman, dan sesumbar bahwa saudara
berani mati syahid untuk Kristus. Petrus melakukan itu, dan ia justru
menyangkal Yesus sebanyak 3 kali.
Memang di sini diperintahkan untuk
setia sampai mati tetapi tanpa kekuatan dari Tuhan, tidak ada kita yang bisa
bertahan. Nasihat untuk setia ini diberikan kepada kita semua tetapi secara
khusus diberikan kepada jemaat Smirna. Dan beberapa tahun setelah surat kepada jemaat
Smirna ini diterima, terjadilah sebuah peristiwa besar di jemaat Smirna. Ini
terkait dengan seorang yang bernama Polycarpus yang mati syahid. Kematian
syahid dari Polycarpus merupakan ketaatanterhadap kata-kata “hendaklah
engkau setia sampai mati” ini.
Berikut ini kisah tentang Polycarpus yang saya ambil dan gabungkan dari beberapa sumber.
Berikut ini kisah tentang Polycarpus yang saya ambil dan gabungkan dari beberapa sumber.
Polycarpus
adalah murid teman sekaligus murid dari rasul Yohanes (cucu murid Tuhan Yesus)
yang pada saat itu menjabat sebagai uskup di gereja Smirna (Ia sudah sangat tua
pada saat itu yakni sekitar 101 tahun). ia juga adalah guru dari salah seorang
bapak gereja yang terkenal yakni Irenaeus.
Pada tahun
156 M propinsi Asia dipimpin oleh seorang
Gubernur Romawi bernama Statius Quadratus. Dan pada saat itulah terjadi
penganiayaan besar terhadap jemaat-jemaat Kristen di wilayah Asia Kecil
termasuk jemaat Smirna karena mereka menolak mengakui kaisar Romawi sebagai
Tuhan. Ada
banyak orang Kristen yang dibunuh pada masa itu. Sebagai pemimpin jemaat,
Polycarpus menjadi sasaran penganiayaan dari orang-orang kafir dan karena itu
maka murid-muridnya lalu mengasingkan dia ke sebuah tempat persembunyian yang
aman walaupun sebenarnya ia tidak mau. Sepanjang dalam masa persembunyian ini, Polycarpus
menghabiskan waktunya untuk berdoa bagi jemaatnya yang sementara berada dalam
aniaya.
Pada suatu hari ada acara perlombaan
umum di stadion olahraga kota
Smirna dan entah bagaimana awalnya, tiba-tiba saja orang-orang mulai berteriak "Enyahlah
kaum ateis; tangkap Polycarpus".
Tetapi ketika mereka menyerbu gereja
Smirna, Polycarpus tidak didapatnya di sana.
Para serdadu Romawi lalu menangkap salah
seorang budak dan menyiksanya sampai ia terpaksa memberitahukan tempat
persembunyian Polycarpus.
Pasukan Romawi pun lalu bergerak menuju tempat persembunyian Polycarpus tetapi sebelum mereka tiba di tempat tersebut, para murid Polycarpus sudah mendahului mereka dan hendak membawa lari Polycarpus tetapi kali ini Polycarpus menolak. Ia berkata pada murid-muridnya bahwa ia telah mendapat penglihatan dalam mimpinya semalam bahwa bantal yang ditidurinya terbakar api dan itu sebagai simbol bahwa ia akan dibakar hidup-hidup.
Pasukan Romawi pun lalu bergerak menuju tempat persembunyian Polycarpus tetapi sebelum mereka tiba di tempat tersebut, para murid Polycarpus sudah mendahului mereka dan hendak membawa lari Polycarpus tetapi kali ini Polycarpus menolak. Ia berkata pada murid-muridnya bahwa ia telah mendapat penglihatan dalam mimpinya semalam bahwa bantal yang ditidurinya terbakar api dan itu sebagai simbol bahwa ia akan dibakar hidup-hidup.
Dengan
sangat berani Polycarpus menunggu kedatangan para tentara Romawi yang hendak
menangkapnya. Dan pada saat para tentara itu sudah tiba di depan rumahnya,
Polycarpus yang saat itu berada di lantai 2 menengadahkan wajahnya ke atas
sambil berkata : “Jadilah kehendak-Mu”.
Ia lalu turun menemui para tentara yang hendak menangkapnya itu. Satu hal yang menarik adalah ketika mereka hendak menangkapnya, Polycarpus memerintahkan murid-muridnya untuk menyediakan makanan dan minuman bagi semua tentara itu dan apa saja yang mereka perlukan. Ia lalu meminta waktu kepada pemimpin pasukan itu untuk berdoa selama 1 jam.
Ia lalu turun menemui para tentara yang hendak menangkapnya itu. Satu hal yang menarik adalah ketika mereka hendak menangkapnya, Polycarpus memerintahkan murid-muridnya untuk menyediakan makanan dan minuman bagi semua tentara itu dan apa saja yang mereka perlukan. Ia lalu meminta waktu kepada pemimpin pasukan itu untuk berdoa selama 1 jam.
Tetapi ia
berdoa dengan sangat bersungguh-sungguh sehingga mencapai 2 jam. Ia berdoa
sedemikian rupa sampai dikatakan bahwa orang-orang kafir yang mengawasinya pun
tersentuh hati pemandangan penyembahan seperti itu. Selesai berdoa ia pun
digiring menuju pusat kota
Smirna. Sementara dalam perjalanan, kepala tentara yang sudah jatuh kasihan
kepada Polycarpus berkata kepada : "Apa ruginya mengatakan 'Kaisar
adalah Tuhan' dan memberikan persembahan lalu kau dibebaskan?" Namun,
Polycarpus tetap tegak dalam pendiriannya. Ia berkata kepada kepala tentara itu
: “Bagiku hanya Yesus Kristuslah Tuhan”.
Akhirnya kereta yang membawa Polycarpus ke kota pun tiba. Ia digiring ke tengah-tengah stadion olahraga kota Smirna dan diadili di sana langsung oleh Gubernur Statius Quadratus. Berikut ini adalah gambar stadion kota tempat diadilinya Polycarpus. Dan juga gambar tentang Polycarpus yang diadili di antara massa yang ada.
Akhirnya kereta yang membawa Polycarpus ke kota pun tiba. Ia digiring ke tengah-tengah stadion olahraga kota Smirna dan diadili di sana langsung oleh Gubernur Statius Quadratus. Berikut ini adalah gambar stadion kota tempat diadilinya Polycarpus. Dan juga gambar tentang Polycarpus yang diadili di antara massa yang ada.
Pada saat ia
memasuki arena itu ada suara dari sorga yang mengatakan, "Kuatkan
hatimu
Polycarpus
dan hadapi orang itu." Gubernur Statius Quadratus lalu mengajukan pertanyaanpertanyaan yang
dijawab secara berani oleh Polycarpus. Berikut ini dialognya :
Gubernur : Polycarpus, maukah engkau mengakui bahwa Kaisar Romawi adalah Tuhan?Polycarpus : Tidak!Gubernur : Tahukah engkau bahwa penolakanmu bisa saja mengakhiri nyawamu hai orang tua? Kasihilah usia lanjutmu sendiri”. Jadi katakanlah bahwa Kaisar adalah Tuhan!Polycarpus : Sekali lagi aku katakan tidak!Gubernur : Engkau keras kepala hai orang tua busuk! Sekarang “Bersumpahlah, kutukilah Kristus, dan aku akan membebaskan engkau’.Polycarpus : "Delapan puluh enam tahun aku telah melayani Dia, dan Dia tidak pernahmelakukan kesalahan apa pun kepadaku. Bagaimana aku dapat menghujat Rajaku yangmenyelamatkan aku?"Gubernur : Jadi engkau menolak?Polycarpus : Ya! Sia-sia engkau mendesak aku supaya aku bersumpah demi nasib baik kaisar, dan berpura-pura untuk tidak tahu siapa dan apa aku ini. Dengarlah! Aku menyatakan dengan keberanian, aku adalah seorang Kristen!Gubernur : Aku akan melemparkan engkau kepada binatang-binatang buas, jika engkau tidak mengubah pikiranmu!Polycarpus : Bawalah binatang-binatang buas itu kemari karena aku tidak akan mengubah pikiranku dari yang baik kepada yang lebih jelek.Gubernur : Apakah engkau meremehkan / menghina binatang-binatang buas itu? Aku akan menaklukkan semangatmu dengan nyala api. Aku akan membakarmu hidup-hidup!
Polycarpus : Engkau mengancamku dengan api yang menyala sebentar saja lalu setelah itu segera padam tetapi engkau tidak tahu ada api yang menantikan orang-orang jahat seperti engkau, api penghakiman yang akan datang dari penghukuman kekal’. Apa lagi yang kau tunggu? Mengapa engkau berlambat-lambat? Ayo, lakukan kehendakmu! Wujudkanlah apa yang engkau inginkan’.Segera setelah kata-katanya ini, sang Gubernur menjatuhkan hukuman mati kepada Polycarpus dengan cara dibakar hidup-hidup. Masyarakat pun beramai-ramai mengumpulkan kayu (terutama orang Yahudi dari Synagoge of Satan / Jemaat Iblis itu) dan membuat kobaran api yang besar. Mereka hendak mengikatkan Polycarpus pada sebatang kayu agar ia tidak bisa meloncat keluar dari dalam api itu tetapi Polycarpus menolaknya dan berkata kepada mereka : "Biarkan aku seperti ini, tidak diikat. Karena Dia yang memberikan aku kemampuan untuk menantang api, Dia juga akan memberiku kekuatan untuk menahan keganasannya”.
Polycarpus pun melepaskan jubahnya dan menghadap pada kobaran api itu, dan ia memanjatkan doa agung dengan suara yang lantang :
“Ya Tuhan
Allah Yang Mahakuasa, Bapa dari Anak yang Kau kasihi dan berkati, Yesus
Kristus, yang melalui-Nya kami telah menerima pengetahuan penuh mengenai
Engkau, Allah para malaikat dan kuasa, dan semua ciptaan, dan semua orang
benar, yang hidup di hadapan-Mu, aku mengucap syukur kepada-Mu karena Engkau
telah mempercayaiku pada hari dan jam ini, bahwa aku boleh minum, bersama para
martir, dari cawan Kristus, untuk mengalami kebangkitan masuk ke kehidupan
kekal, baik jiwa maupun tubuh di dalam keabadian Roh Kudus. Dan semoga hari ini
aku diterima di antara mereka yang ada di hadapan-Mu, sebagai korban yang baik
dan layak diterima, sebagaimana Engkau, Allah tanpa kesalahan dan Allah
kebenaran, telah mempersiapkannya sendiri
dan telah memperlihatkan serta memenuhinya. Karena inilah aku juga memuji Engkau, aku memuliakan Engkau melalui Imam Besar, Yesus Kristus Anak-Mu yang terkasih, yang abadi dan sorgawi, yang melalui-Nya kemuliaan ada pada-Mu beserta Dia dan Roh Kudus, sekarang dan zaman-zaman yang akan datang. Amin!”
dan telah memperlihatkan serta memenuhinya. Karena inilah aku juga memuji Engkau, aku memuliakan Engkau melalui Imam Besar, Yesus Kristus Anak-Mu yang terkasih, yang abadi dan sorgawi, yang melalui-Nya kemuliaan ada pada-Mu beserta Dia dan Roh Kudus, sekarang dan zaman-zaman yang akan datang. Amin!”
Segera
setelah doa ini, Polycarpus pun berjalan masuk dengan penuh keberanian dan
keterangan ke dalam kobaran api yang besar itu. Polycarpus pun hangus terbakar
dan mati tetapi memuliakan Tuhan lewat kematiannya. Ada juga kisah yang mengatakan bahwa
kobaran api itu ditiup oleh angin sehingga mengarah ke tempat lain dan karena
itu tidak menyentuh tubuh Polycarpus secara menyeluruh dan karena itu maka
seorang tentara menusukkan tombaknya ke arah Polycarpus dan membunuhnya dan
selanjutnya ia terbakar dalam nyala api itu (lihat gambar di atas).
Polycarpus, pemimpin gereja Smirna itu telah meneladani dan melaksanakan kata-kata Tuhannya dalam surat kepada gerejanya di Smirna ‘hendaklah engkau setia sampai mati’. Demikianlah kisah kemartiran Polycarpus.
Polycarpus, pemimpin gereja Smirna itu telah meneladani dan melaksanakan kata-kata Tuhannya dalam surat kepada gerejanya di Smirna ‘hendaklah engkau setia sampai mati’. Demikianlah kisah kemartiran Polycarpus.
Bagaimana
dengan kita? Beranikah kita setia sampai mati?
V. JANJI
TUHAN BAGI JEMAAT SMIRNA.
Setelah
nasihat diberikan bagi jemaat Smirna agar mereka jangan takut dan juga setia
sampai mati, Tuhan lalu memberikan satu janji. Janji apakah itu?
a.
Mereka akan diberikan mahkota kehidupan.
Wah 2:10 –
Jangan takut terhadap apa yang harus engkau derita! …. Hendaklah engkau setia sampai
mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan.
Inilah janji
Kristus bagi setiap orang yang setia kepada-Nya di dalam penderitaan sekalipun.
Di dalam bahasa Yunani ada 2 kata yang sama-sama berarti “mahkota” yakni
“DIADEMA” dan “STEPANOS”.
“DIADEMA”
menunjuk kepada mahkota kerajaan yang dipakai oleh raja-raja karena jabatan /
warisan yang mereka terima. “STEPANOS” adalah mahkota yang diberikan
kepada orang
biasa karena prestasi tertentu. Kata “STEPANOS” ini sama artinya dengan nama Stefanus
atau Stefani sehingga Stefanus atau Stefani artinya adalah mahkota. Nah, kata
“mahkota” di dalam Wah 2:10 ini menggunakan kata “STEPHANOS”.
Berarti ini
bukan menunjuk pada mahkota sebagai seorang raja melainkan mahkota yang dimiliki
oleh seseorang karena suatu prestasi atau kemenangan. Latar belakang penggunaan
kata ini kepada jemaat di Smirna adalah sebagaimana sudah saya jelaskan bahwa
di kota Smirna
ada gelanggang / stadion olahraga di mana banyak perolombaan dilakukan di
sana, maka
setiap pemenang dari perlombaan-perlombaan itu selalu diberikan suatu mahkota
yang yang dibuat dari daun salam dan bunga-bunga. Dari tradisi semacam inilah
Yesus Kristus berkata bahwa untuk jemaat-Nya yang telah menang di dalam
berbagai macam pencobaan dan penderitaan, Ia akan mengaruniakan mahkota
kehidupan kepada mereka, sebuah mahkota yang tidak bisa rusak seperti yang
diberikan kepada para pemenang di stadion Smirna.
Jakob
P.D. Groen – Mahkota
kehidupan: bukan mahkota raja, melainkan mahkota kemenangan. Pada zaman
itu, orang yang menang dalam pertandingan olahraga menerima mahkota dari daun hijau
dan bunga-bunga. Demikian pula orang Kristen yang menang dalam pencobaan akan menerima
pahalanya. Mereka akan menerima mahkota yang tidak dapat rusak atau hilang,
yaitu kehidupan. Tidak sia-sia mereka mengorbankan diri. Walaupun kita mati
demi nama Yesus, kita memperoleh kehidupan kekal. Itulah penghiburan besar bagi
orang yang hidup dalam bayangbayang maut. (Aku Datang Segera – Tafsiran
Kitab Wahyu, hal. 46).
Apakah
saudara mau menerima mahkota seperti itu? Kalau ya, belajarlah setia kepada
Tuhan walaupun di dalam mengiring Dia, di dalam melayani Dia saudara harus
banyak menderita bahkan nyawa menjadi taruhannya.
William Barclay
- Dalam kehidupan ini
mungkin kesetiaan orang Kristen akan menghasilkan mahkota duri, namun dalam
kehidupan yang akan datang kesetiaannya pasti akan nendatangkan baginya mahkota
kemuliaan. (Pemahaman Alkitab Setiap Hari : Wahyu Kepada Yohanes Pasal
1-5, hal. 124).
Agnes
Maria Layantara –
Tuhan menjanjikan mahkota kehidupan hanya diberikan kepada orang-orang yang
setia sampai mati. Kalau suatu saat Anda diperhadapkan oleh dua pilihan, yaitu Yesus
atau nyawa, jangan berpikir dua kali. Kristus harus Anda pertahankan. Kita
harus setia sampai mati. Jangan takut mati karena kalau memang belum waktunya
mati, Anda tidak akan mati walaupun pedang sudah menancap di tubuh Anda.
Seperti Rasul Paulus pada waktu dirajam batu. Semua orang mengira dia sudah
mati sehingga orang-orang meninggalkannya. Ketika orang-orang pergi, Rasul
Paulus bangkit dan menginjil kembali. (Wahyu Tuhan Bagi Gereja-Nya, hal.
26).
Maukah
saudara? Beranikah saudara?
b.
Mereka tidak akan menderita oleh kematian kedua.
Wah 2:11 –
“Barangsiapa menang, ia tidak akan menderita apa-apa oleh kematian yang kedua."
Istilah “kematian
kedua” ini hanya ada dalam kitab Wahyu (Wah 20:6,14; 21:8). Kelihatannya istilah
ini menunjuk pada penghukuman kekal di dalam neraka. Ide tentang adanya
kematian kedua ini jelas berhubungan dengan kematian pertama yakni saat
seseorang meninggal dunia.
Demikian
juga dengan kelahiran, ada kelahiran pertama yakni saat seseorang lahir dari
rahim ibunya dan ada kelahiran kedua saat seseorang lahir dari Roh. Karena
Yesus kristus berkata bahwa “jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh,
ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah” maka dapatlah dikatakan bahwa
:
Pulpit
Commentary - Ia yang
dilahirkan dua kali hanya bisa mati satu kali, tetapi ia yang dilahirkan hanya satu
kali akan mati dua kali. Maksudnya adalah jika seseorang hanya dilahirkan 1
kali (yakni dari rahim ibunya) tanpa dilahirkan yang kedua kalinya (yakni dari
Roh), maka ia akan mengalami kematian 2 kali yakni saat meninggal dunia dan
kebinasaan di neraka. Sedangkan bagi yang lahir 2 kali yakni lahir dari rahim
ibunya dan lahir dari Roh, maka ia hanya akan mengalami kematian pertama
(meninggal dunia) dan tidak akan mengalami kematian kedua (binasa di neraka).
Nah, orang-orang yang setia sampai akhir adalah orang-orang pilihan Tuhan. Atau
orang-orang pilihan Tuhan adalah orang-orang yang akan setia sampai akhir.
Karena itu untuk orang-orang yang setia sampai akhir / menang dalam pencobaan
dan penderitaan, jaminan dari Tuhan adalah mereka tidak akan mengalami kematian
kedua atau binasa di neraka.
Inilah 2
janji Kristus bagi gereja atau jemaat-Nya yang berada di tengah penderitaan
yang hebat. Saya tidak tahu apa penderitaan yang saudara hadapi di dalam
pengiringan saudara kepada Yesus dan di dalam pelayanan saudara, saya juga
tidak tahu penderitaan macam apa yang akan dialami oleh gereja kita (GKIN
“REVIVAL”) di waktu-waktu yang akan datang, tetapi marilah kita semua bertekat
untuk setia sampai mati kepada Kristus, Tuhan dan Juruselamat kita sambil berpegang
pada janji Firman Tuhan :
2 Kor 4:17 -
Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan
kekalyang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan
kami.
Maukah dan
beranikah saudara?
- AMIN -
No comments:
Post a Comment