GEREJA KRISTEN INJILI NUSANTARA (GKIN)
”REVIVAL”
”REVIVAL”
Kebaktian
Minggu : Jam 09.00 di Hotel Sylvia Lt.4; Pemahaman Alkitab : Rabu, Jam 17.00 di
Hotel Dewata
Khotbah Minggu, 22 April 2012
Serial Khotbah 7 Jemaat (Part 1)
EFESUS : JEMAAT YANG KEHILANGAN KASIH YANG SEMULA
An ocean wave crashing… by Sean Davey Photography
flickr.com
|
By. Pdt. Esra Alfred Soru, STh,
MPdK.
Wah 2:1-7 – (1)
"Tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Efesus: Inilah firman dari Dia,
yang memegang ketujuh bintang itu di tangan kanan-Nya dan berjalan di antara
ketujuh kaki dian emas itu. (2) Aku tahu segala pekerjaanmu: baik jerih payahmu
maupun ketekunanmu. Aku tahu, bahwa engkau tidak dapat sabar terhadap
orang-orang jahat, bahwa engkau telah mencobai mereka yang menyebut dirinya
rasul, tetapi yang sebenarnya tidak demikian, bahwa engkau telah mendapati
mereka pendusta. (3) Dan engkau tetap sabar dan menderita oleh karena nama-Ku;
dan engkau tidak mengenal lelah. (4) Namun demikian Aku mencela engkau, karena
engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula. (5) Sebab itu ingatlah betapa
dalamnya engkau telah jatuh! Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang semula
engkau lakukan.Jika tidak demikian, Aku akan datang kepadamu dan Aku akan
mengambil kaki dianmu dari tempatnya, jikalau engkau tidak
bertobat. (6) Tetapi ini yang ada padamu, yaitu engkau membenci segala
perbuatanpengikut-pengikut Nikolaus, yang juga Kubenci. (7) Siapa bertelinga,
hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat:
Barangsiapa menang, dia akan Kuberi makan dari pohonkehidupan yang ada di Taman
Firdaus Allah."
Di dalam kitab Wahyu pasal 2-3 kita mendapati adanya surat kepada 7 jemaat di Asia Kecil (Turki sekarang). Surat ini memang ditulis oleh Rasul Yohanes, tetapi sebenarnya itu adalah FirmanTuhan kepada masing-masing jemaat. Yohanes hanya diperintahkan untuk mencatatnya.
Wah 1:10-11 – (10) Pada hari Tuhan aku dikuasai oleh Roh dan aku mendengar dari belakangku suatu suara yang nyaring, seperti bunyi sangkakala, (11) katanya: "Apa yang engkau lihat, tuliskanlah didalam sebuah kitab dan kirimkanlah kepada ketujuh jemaat ini: ke Efesus, ke Smirna, ke Pergamus, ke Tiatira, ke Sardis, ke Filadelfia dan ke Laodikia."
Nah,
teks yang baru saja kita baca ini adalah surat
kepada jemaat di Efesus. Efesus sekarang adalah koya Ayyasulug di Turki.
Dikatakan di dalam ayat 1 :Wah 2:1 – "Tuliskanlah kepada malaikat
jemaat di Efesus: ….”
Ini
tidak berarti bahwa jemaat Efesus mempunyai malaikat penjaga seperti tafsiran
beberapa orang bahwamasing-masing gereja ada malaikat penjaganya. Kata
“malaikat” (Ibr. “Malakh”; Yun. “Angelos”) artidasarnya adalah
“utusan” sehingga seorang manusia yang diutus pun dapat disebut sebagai “malak”
atau “angelos”.
Ayub
1:14 - datanglah seorang pesuruh (MAL’AK) kepada Ayub dan berkata:
"Sedang lembu sapimembajak dan keledai-keledai betina makan rumput di
sebelahnya,
Luk
9:52 - dan Ia mengirim beberapa utusan (ANGELOS) mendahului Dia. Mereka
itu pergi, lalu masuk ke suatu desa orang Samaria
untuk mempersiapkan segala sesuatu bagi-Nya.
Jadi
kata “malaikat” di sini kelihatannya menunjuk pada utusan Injil / pemimpin
jemaat / gembala jemaat/ penatua / pendeta gereja Efesus. (Demikian juga dengan
6 jemaat lain yang menerima surat
Yohanes ini). Jadi saya bisa dikatakan sebagai “malaikat jemaat Revival”.
Dalam
surat ini kita
melihat adanya pujian, celaan dan juga peringatan bagi mereka. Kita akan
membahas teks ini dalam 3 bagian besar :
I.
JEMAAT EFESUS ADALAH JEMAAT YANG HEBAT / BAGUS.
Jemaat
Efesus ini sebenarnya adalah jemaat yang hebat dan bagus :
a.
Jemaat ini didirikan dan dilayani oleh tokoh-tokoh yang hebat-hebat.
Ada
kemungkinan bahwa Pauluslah yang mendirikan jemaat Efesus ini bersama dengan
Priskiladan Akwila dalam perjalanan misinya yang ke 2 sekitar tahun 52 M (Kis
18:19).
Kis
18:19-21 – (19) Lalu sampailah mereka di Efesus. Paulus meninggalkan Priskila
dan Akwila di situ. Ia sendiri masuk
ke rumah ibadat dan berbicara dengan orang-orang Yahudi.
Tetapi
karena dalam Kis 18:20-21 diceritakan bahwa Paulus meninggalkan Efesus,
sedangkanPriskila dan Akwila tetap di Efesus maka ada yang beranggapan bahwa
pendiri gereja Efesusbukan Paulus tetapi Priskila dan Akwila.
Kis
18:20-21 –(20) Mereka minta kepadanya untuk tinggal lebih lama di situ,
tetapi ia tidak mengabulkannya. (21) Ia minta diri dan berkata: "Aku
akan kembali kepada kamu, jika Allah menghendakinya." Lalu
bertolaklah ia dari Efesus.
Manapun
yang benar, Paulus atau Priskila dan Akwila, jelas mereka adalah orang hebat.
Ingat bahwa Priskila dan Akwila pernah memberikan katekisasi ulang kepada
seorang pengkhotbah hebat yakni Apolos.
Selanjutnya
dalam perjalanan misinya yang ketiga, Paulus singgah ke Efesus dan melayani
gereja ini selama kira-kira 3 tahun (bdk. Kis 19:1-8,10,22 Kis 20:31).
Kis
19:1.8,10 – (1) Ketika Apolos masih di Korintus, Paulus sudah menjelajah
daerah-daerah pedalaman dan tiba di Efesus. … (8) Selama tiga bulan Paulus
mengunjungi rumah ibadat di situ dan mengajar dengan berani. Oleh
pemberitaannya ia berusaha meyakinkan mereka tentang Kerajaan Allah (10)
Hal ini dilakukannya dua tahun lamanya, sehingga semua penduduk Asiamendengar
firman Tuhan, baik orang Yahudi maupun orang Yunani.
Kis
20:31 - Sebab itu berjaga-jagalah dan ingatlah, bahwa aku tiga tahun lamanya,
siang malam, dengan tiada berhenti-hentinya menasihati kamu masing-masing
dengan mencucurkan air mata. Jemaat ini pernah untuk beberapa saat dilayani
oleh Apolos.
Kis
18:24 – (24) Sementara itu datanglah ke Efesus seorang Yahudi bernama Apolos,
yang berasal dari Aleksandria. Ia seorang yang fasih berbicara dan sangat mahir
dalam soal-soal Kitab Suci. (27) Karena Apolos ingin menyeberang ke Akhaya, saudara-saudara
di Efesus mengirimsurat kepada murid-murid di situ, supaya mereka menyambut
dia. …”
Selain
itu Timotius juga pernah melayani di sana.
Ini didapatkan dari tradisi (cerita turun temurun dari mulut ke mulut), tetapi
juga dari 1Tim 1:3-dst.
1
Tim 1:3 - Ketika aku hendak meneruskan perjalananku ke wilayah Makedonia, aku
telah mendesak engkau supaya engkau tinggal di Efesus dan menasihatkan
orang-orang tertentu, agar mereka jangan mengajarkan ajaran lain.
Rasul
Yohanes juga pernah tinggal dan melayani di Efesus. Ini tidak diceritakan dalam
Kitab Suci,tetapi hanya dinyatakan oleh tradisi.
Homer
Hailey: Tradisi mengatakan bahwa setelah kematian Paulus kota itu menjadi rumah Yohanes
untuk waktu yang lama. (Revelation, an Introduction and Commentary, hal.
120).
Leon
Morris - Tradisi mengatakan bahwa Yohanes tinggal di sana pada masa tuanya. (Tyndale
Bible Commentary – Revelation, hal. 59).
Robert
H. Mounce bahkan mengatakan bahwa di antara para tokoh yang pernah melayani kota Efesus ini, rasul Yohanes adalah yang paling dekat
dengan kota
itu.
b.
Jemaat ini sangat giat di dalam pekerjaan Tuhan.
Wah
2:2 – Aku tahu segala pekerjaanmu: baik jerih payahmu…”
Kata
“jerih payah” di sini menggunakan kata Yunani “KOPOS” yang bisa berarti bekerja
keras, bersusah payah atau bekerja membanting tulang.
TL -
Aku tahu segala perbuatanmu dan kelelahan ….
BIS
- Aku tahu apa yang kalian buat: Kalian bekerja keras …”
William
Barclay – Ciri khas kata ini ialah bahwa ia mengungkapkan suatu
jerih payah yangmenuntut semua pikiran dan tenaga dari pelaku. (Pemahaman
Alkitab Setiap Hari : Wahyu Kepada Yohanes Pasal 1-5, hal.
91).
Jadi
mereka bukanlah jemaat yang santai-santai atau melayani seadanya seperti banyak
gereja pada masa kini.
Pulpit
Commentary: Ini menunjukkan kesenangan ilahi terhadap kualitas maupun
kuantitas dari pekerjaan mereka. Itu berat, sepenuh hati, sungguh-sungguh.
Banyak orang yang bekerja untuk Tuhan melakukannya seakan-akan hanya dengan
satu tangan, atau bahkan dengan satu jari.
Mereka
adalah jemaat yang serius dan mati-matian dalam pelayanan tanpa mengenal lelah.
Bagaimana dengan kita? Apakah kita sudah bekerja keras di dalam
pelayanan-pelayanan kita? Ataukah kita melayani dengan santai dan seadanya
saja?
c.
Jemaat ini bertekun.
Wah
2:2 - Aku tahu segala pekerjaanmu: baik jerih payahmu maupun ketekunanmu….”
Tekun
dalam hal apa? Tekun dalam iman mereka kepada Kristus. John Stott mengatakan
bahwa gereja Efesus ini mendapatkan oposisi lokal yang hebat karena kota Efesus merupakan tempat pertemuan dari banyak agama
(suatu kota
pluralis). Efesus adalah salah satu pusat penyembahan kaisar Romawi di propinsi
itu.
William
Barclay - Efesus juga mempunyai kuil-kuil terkenal bagi kaisar
Romawi yang
didewakan,
Claudius dan Nero; dan kemudian hari ada tambahan kuil untuk Kaisar Hadrian dan
Severus. Di Efesus agama kafir sangat kuat. (Pemahaman Alkitab Setiap
Hari : Wahyu Kepada Yohanes Pasal 1-5, hal. 87).
Dan
lebih hebat lagi adalah Efesus merupakan pusat penyembahan kepada Dewi Diana /
Artemis dengan kuilnya yang sangat terkenal (salah 1 dari 7 keajaiban dunia
pada masa lalu).
Kis
19:28 - Mendengar itu meluaplah amarah mereka, lalu mereka berteriak-teriak,
katanya: "Besarlah Artemis dewi orang Efesus!"
Berikut
ini adalah patung dewi Artemis beserta kuilnya di Efesus.
Dari penelitian
arkeologi terhadap puing-puing kuil Artemis ini diperkirakan bahwa kuil Artemis
ini dulunya berbentuk seperti gambar berikut ini :
William
Barclay - Selain menjadi pusat agama, kuil Artemis juga menjadi
pusat kejahatan dan kebejatan moral. Kuil itu mempunyai hak suaka; semua
penjahat akan dilindungi jika mereka dapat masuk ke kuil tersebut. Kuil itu
juga memiliki ratusan pendeta perempuan yang berperan sebagai
pelacur kudus. Semua ini menjadikan Efesus sebagai tempat yang terkenal dengan kejahatannya.
(Pemahaman Alkitab Setiap Hari : Wahyu Kepada Yohanes Pasal 1-5, hal.
88).
Dengan
kondisi semacam ini maka gereja / orang Kristen Efesus dibenci oleh banyak
orang di sana,
dan bahkan diboikot sehingga mereka kehilangan langganan dalam bisnis, dan
bahkan mendapatkan problem dalam berbelanja. Bahkan mungkin ada penganiayaan
secara fisik terhadaporang Kristen di Efesus. Meskipun demikian mereka tetap
bertekun dalam iman mereka.
Bandingkan
dengan pasal 2:3 :
Wah
2:3 - Dan engkau tetap sabar dan menderita oleh karena nama-Ku…”
Apa
artinya sabar di sini? Sabar di sini berarti bahwa mereka tidak menjadi kecewa,
marah, bersungut-sungut, lari dari Tuhan, dsb. Bagaimana dengan saudara? Jika
saudara dibenci karena iman saudara, atau karena saudara aktif di gereja
Revival, apakah saudara mau bertekun atau tidak?
d.
Jemaat ini gigih dalam menghadapi rasul-rasul palsu dan ajaran-ajaran sesat.
Wah
2:2 – “…Aku tahu, bahwa engkau tidak dapat sabar terhadap orang-orang jahat,
bahwa engkau telah mencobai mereka yang menyebut dirinya rasul, tetapi yang
sebenarnya tidak demikian, bahwa engkau telah mendapati mereka pendusta.
Dikatakan
bahwa mereka tidak dapat sabar terhadap orang-orang jahat. Orang-orang jahat di
sini bukanlah orang-orang jahat biasa melainkan rasul-rasul palsu yang
menyebarkan ajaran-ajaran sesat. Perhatikan bahwa ketidaksabaran mereka
terhadap para penyesat ini justru dipuji oleh Yesus. Ini cocok / sejalan dengan
celaan rasul Paulus terhadap kesabaran orang Korintus dalam menghadapi pengajar
sesat.
2
Kor 11:4 - Sebab kamu sabar saja, jika ada seseorang datang memberitakan
Yesus yang lain dari pada yang telah kami beritakan, atau memberikan kepada
kamu roh yang lain dari pada yang telah kamu terima atau Injil yang lain dari
pada yang telah kamu terima”.
Ketidaksabaran
mereka terhadap ajaran-ajaran sesat ini lalu diwujudkan dengan mereka berhasil membuktikan
kepalsuan dari ajaran rasul-rasul palsu itu. Mereka mengalahkan rasul-rasul
palsu.
Bahwa
gereja Efesus bisa membongkar penyesatan / kepalsuan rasul-rasul palsu itu,
menunjukkan bahwa gereja Efesus sangat kuat dalam doktrin. Mengapa bisa
disimpulkan demikian? Karena penyesatan oleh nabi palsu boleh dikatakan selalu
terjadi dalam persoalan doktrin. Ini berarti pula bahwa para pemimpin jemaat
ini dengan tekun mengajarkan doktrin kepada jemaatnya sehingga mereka semua
kuat dalam doktrin dan sanggup mengalahkan para rasul palsu.
Bandingkan dengan banyak gereja sekarang yang sama sekali tidak ada pengajaran doktrin. Semua khotbah hanya melulu masalah moral / praktika sehingga biar pun sudah bertahun-tahun seseorang menjadi anggota gereja, pengertian mereka terhadap ajaran Kristen sangat minim.
Bandingkan dengan banyak gereja sekarang yang sama sekali tidak ada pengajaran doktrin. Semua khotbah hanya melulu masalah moral / praktika sehingga biar pun sudah bertahun-tahun seseorang menjadi anggota gereja, pengertian mereka terhadap ajaran Kristen sangat minim.
e.
Jemaat ini tidak menjadi bosan dalam mengiring Tuhan.
Wah
2:3 - Dan engkau tetap sabar dan menderita oleh karena nama-Ku; dan engkau
tidak mengenal lelah
KJV
- And hast borne, and hast patience, and for my name's sake hast laboured,
and hast not fainted (tidak menjadi lemah / tak bersemangat).
NIV
– You have persevered and have endured hardships for my name, and have not
grown weary. (tidak menjadi lelah / bosan).
Kata-kata
ini berhubungan dengan kalimat sebelumnya yakni sabar menderita. Karena itu
makna ayat ini adalah ketika mereka mengikut / melayani Tuhan dan ada banyak
penderitaan, mereka tidak menjadi lelah / bosan / jenuh. Memang dalam mengikut
/ melayani Tuhan selalu ada banyak serangan setan / penderitaan. Ada 2 kemungkinan dalam
menghadapi semua itu yakni sabar dan terus bertekun dalam ikut / melayani Tuhan
atau menjadi lelah, bosan, kehilangan semangat. Yang mana yang cocok dengan
hidup saudara? Apakah dengan penderitaan / persoalan / masalahmasalah yang
saudara hadapi membuat saudara menjadi bosan beribadah, bosan belajar Firman Tuhan,
bosan berdoa, dsb? Jemaat Efesus ternyata tidak menjadi lelah / bosan di
tengah-tengah penderitaan yang mereka alami.
f.
Jemaat ini membenci kejahatan.
Wah
2:6 - Tetapi ini yang ada padamu, yaitu engkau membenci segala perbuatan
pengikutpengikut Nikolaus, yang juga Kubenci.
Ada
macam-macam pandangan tentang kaum “Nikolaus” ini tetapi yang pasti ini semacam
suatu aliran sesat yang lebih menyimpang secara praktis daripada secara
doktrinal. Mungkin seperti “Children of God”. Gereja Efesus dipuji
karena mereka membenci perbuatan-perbuatan yang jahat dari aliran tersebut.
Apakah saudara juga membenci kejahatan-kejahatan yang terjadi di sekitar
saudara? Ataukah bersikap acuh tak acuh saja dan menganggap semuanya sebagai
hal yang wajar?
Leon
Morris : Sekalipun kasih adalah sikap Kristen yang khas, kasih
terhadap yang baik
membawa
hal yang cocok dengannya yaitu kebencian terhadap apa yang salah....
Perhatikan bahwa adalah perbuatannya dan bukan orangnya yang merupakan obyek kebencian itu. (Tyndale Bible Commentary : Revelation, hal. 61).
Perhatikan bahwa adalah perbuatannya dan bukan orangnya yang merupakan obyek kebencian itu. (Tyndale Bible Commentary : Revelation, hal. 61).
Homer
Hailey: Anak Allah yang tidak membenci kejahatan tidak mengasihi
kebenaran
(Revelation,
an Introduction and Commentary, hal. 123).
Jadi
berarti jemaat di Efesus adalah jemaat yang mengasihi kebenaran.
6
fakta ini menunjukkan kepada kita bahwa jemaat Efesus adalah jemaat yang sangat
bagus/hebat. Dan untuk 3 hal terakhir (giat dalam pekerjaan Tuhan, bertekun,
dan bersemangat dalam menghadapi ajaran-ajaran sesat) mereka dipuji secara
langsung oleh kristus sendiri.
Wah
2:2 - Aku tahu segala pekerjaanmu: baik jerih payahmu maupun
ketekunanmu. Aku tahu, bahwa engkau tidak dapat sabar terhadap
orang-orang jahat, bahwa engkau telah mencobai mereka yang menyebut dirinya
rasul, tetapi yang sebenarnya tidak demikian, bahwa engkau telah mendapati mereka
pendusta.
Bagaimana
dengan gereja kita? Apakah gereja kita mempunyai spirit seperti gereja Efesus
ini?
II.
CELAAN TERHADAP JEMAAT EFESUS.
Biarpun
gereja Efesus ini sangat bagus/hebat, tetapi gereja ini dicela oleh Kristus.
Wah
2:4 - Namun demikian Aku mencela engkau,…”
Tadi kita melihat ada pujian dari Tuhan kepada jemaat Efesus ini tetapi sekarang kita melihat adanya celaan bagi mereka. Ini menunjukkan bahwa Tuhan bersikap fair; memuji apa yang baik dan mengkritik apa yang jelek. Ini berbeda dengan kebanyakan kita. Ada orang yang hanya memuji terus tidak pernah mengkritik, ada orang yang mengkritik terus tidak pernah memuji, ada orang yang memuji juga tidak, mengkritik juga tidak.
Lalu
dalam hal apa jemaat Efesus dicela?
Wah
2:4 - Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan
kasihmu yang semula.
Jadi
jemaat Efesus dikritik/dicela karena mereka telah kehilangan kasih mula-mula.
Tetapi kasih apakah yang hilang dari mereka? Kasih kepada Allah atau kasih
kepada sesama? Ada
penafsir- penafsir yang mengatakan bahwa kasih yang dimaksudkan di sini adalah
kasih kepada Allah dan bukan kepada sesama tetapi ada juga yang mengatakan
bahwa kasih yang dimaksudkan di sini adalah kasih kepada sesama dan bukan kasih
kepada Allah.
Tetapi menurut saya kita tidak bisa memisahkan antara kasih kepada Allah dan kasih kepada sesama. Keduanya berhubungan dengan erat.
Tetapi menurut saya kita tidak bisa memisahkan antara kasih kepada Allah dan kasih kepada sesama. Keduanya berhubungan dengan erat.
1
Yoh 4:20-21 – (20) Jikalau seorang berkata: "Aku mengasihi Allah,"
dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa
tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi
Allah, yang tidak dilihatnya. (21) Dan perintah ini kita terima dari Dia: Barangsiapa
mengasihi Allah, ia harus juga mengasihi saudaranya. Jadi orang yang tidak
mengasihi Allah pasti akan mengasihi sesamanya dan orang yang tidak mengasihi
sesamanya pasti tidak mengasihi Allah.
Robert
H. Mounce - Kasih pribadi yang mendingin kepada Allah secara tak
terhindarkan menghasilkan hilangnya hubungan yang harmonis di dalam tubuh
orang-orang percaya. (New International Commentary of the
New Testament, hal. 88).
Karena
itu saya berpendapat bahwa jemaat Efesus telah kehilangan kasih mereka baik
kepada Allah maupun sesama.
a.
Mereka kehilangan kasih kepada Allah.
Pada
waktu Paulus menulis surat
Efesus, gereja Efesus masih berkobar-kobar dalam kasihnya kepada Allah.
Efs
6:24 - Kasih karunia menyertai semua orang, yang mengasihi Tuhan kita Yesus
Kristus dengan kasih yang tidak binasa.
BIS
- Semoga Allah memberkati Saudara semua yang mengasihi Tuhan kita Yesus
Kristus dengan kasih yang tak dapat padam. Hormat kami, Paulus
Tetapi
sekarang gereja Efesus telah meninggalkan kasih yang semula / pertama itu.
Kalau memang mereka meninggalkan kasih mereka yang mula-mula kepada Tuhan,
bagaimana mungkin mereka masih bisa giat di dalam Tuhan, bertekun di dalam
iman, gigih menghadapi ajaran sesat, dll? Ya,bisa saja mereka masih dengan
semangat dan kegigihan melakukan semua itu tapi semua itu berkembang menjadi
sesuatu kebiasaan atau keharusan tapi tidak atas dasar kasih kepada Allah.
Misalnya
saja saya. Saya bisa saja gigih (dan memang saya gigih) dalam mempersiapkan
khotbah atau bahan Pelajaran Alkitab atau bahkan berdebat dengan para penyesat,
tetapi bisa saja itu dilakukan karena memang itu sudah tugas saya atau hobi
saya tapi sebenarnya hati saya telahdingin kepada Allah. Saya melakukan semua
itu tidak lagi karena saya mengasihi Allah. Hal yangsama bisa terjadi pada
saudara.
Saudara mungkin masih aktif kebaktian, mengajar Sekolah Minggu, mengajar katekisasi, terlibat dalam pelayanan-pelayanan komisi, memimpin liturgi, bermain musik, menjalankan tugas-tugas kemajelisan saudara tetapi semuanya hanya karena kewajiban yang sudah seharusnya demikian dan bukan karena hati saudara berkobar-kobar dalam
Saudara mungkin masih aktif kebaktian, mengajar Sekolah Minggu, mengajar katekisasi, terlibat dalam pelayanan-pelayanan komisi, memimpin liturgi, bermain musik, menjalankan tugas-tugas kemajelisan saudara tetapi semuanya hanya karena kewajiban yang sudah seharusnya demikian dan bukan karena hati saudara berkobar-kobar dalam
kasih
kepada Allah. Sejujurnya hati saudara sudah dingin kepada Allah. Adakah itu
yang terjadi pada saudara? Kalau ya, mungkinkah saudara telah kehilangan kasih
yang mula-mula itu?
Renungkan
ini sungguh-sungguh!
b.
Mereka kehilangan kasih kepada sesama.
Perhatikan
ayat ini :
Efs
1:15 - Karena itu, setelah aku mendengar tentang imanmu dalam Tuhan Yesus dan tentang
kasihmu terhadap semua orang kudus.
Ini
berarti bahwa pada mulanya jemaat Efesus hidup dalam kasih yang sangat indah
antara satudengan yang lainnya. Tetapi sangat mungkin bahwa semangat mereka
dalam pelayanan telahmembuat kasih di antara mereka menjadi renggang bahkan
hilang. Api kasih yang pernah menyaladi dalam hati seorang kepada yang lain
telah padam. Bahkan tidak mustahil api yang lain yangjustru berkobar di hati
mereka terhadap yang lain. Api kebencian, iri hati, dengki, kecemburuan, dsb.
Jakob
P.D. Groen – “…dalam hal kasih, jemaat di Efesus sudah mulai mengalami
penurunan. Kasih pertama tidak ada lagi. Mereka sibuk melawan ajaran palsu,
sehingga mulai melalaikan perintah kasih dalam kehidupan persekutuan orang
Kristen. (Aku Datang Segera – Tafsiran Kitab Wahyu, hal.
39).
William
Barclay – “…sukacita dari kasih persaudaraan mereka telah lenyap.
Pada masa-masa awal anggota jemaat Efesus benar-benar saling mengasihi;
pertikaian tidak pernah muncul; hati siap bersimpati dan tangan siap menolong.
Namun, sesuatu yang salah telah terjadi.
Tampaknya upaya mereka untuk memburu para penyesat telah mematikan cinta kasih mereka. Ortodoksi atau upaya memelihara ajaran gereja harus dibayar dengan hilangnya persahabatan sejati. Jika initerjadi, ortodoksi membayar harga mahal. Seluruh ortodoksi di dunia tidak akan menggantikantempat kasih. (Pemahaman Alkitab Setiap Hari : Wahyu Kepada Yohanes Pasal 1-5, hal. 94).
Tampaknya upaya mereka untuk memburu para penyesat telah mematikan cinta kasih mereka. Ortodoksi atau upaya memelihara ajaran gereja harus dibayar dengan hilangnya persahabatan sejati. Jika initerjadi, ortodoksi membayar harga mahal. Seluruh ortodoksi di dunia tidak akan menggantikantempat kasih. (Pemahaman Alkitab Setiap Hari : Wahyu Kepada Yohanes Pasal 1-5, hal. 94).
Adakah
ini juga yang menjadi persoalan di dalam jemaat kita? Apakah api kasih yang
pernah menyala di antara kita semua sejak gereja ini didirikan masih tetap
menyala hingga hari ini?
Ataukah
mulai memudar bahkan padam? Lebih dari itu mungkinkah ada api lain yakni
kebencian, iri hati, dengki, kecemburuan, kejengkelan, kecurigaan yang mulai
menyala di antara kita terhadap sesama kita?
Renungkanlah semua ini!
Renungkanlah semua ini!
Di
bagian I sudah diperlihatkan bahwa jemaat Efesus ini adalah jemaat yang
bagus/hebat. Biarpun demikian hilangnya kasih mula-mula (terhadap Tuhan dan
sesama) membuat mereka tetap dicela oleh Tuhan. Ini berarti bahwa semangat di
dalam pelayanan tidak bisa menggantikan kasih kepada Tuhan dan sesama,
ketekunan di dalam iman tidak bisa menggantikan kasih kepada Tuhan dan sesama, kemurnian
doktrinal tidak bisa menggantikan kasih kepada Tuhan dan sesama, kebencian
terhadapkejahatan tidak bisa menggantikan kasih kepada Tuhan dan sesama, dll.
Mengapa demikian? Karena
itu
adalah hukum yang terutama.Mat 22:36-39 – (36) "Guru, hukum manakah yang
terutama dalam hukum Taurat?" (37) Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah
Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan
segenap akal budimu. (38) Itulah hukum yang terutama dan yang pertama.
(39) Dan hukum
yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti
dirimu sendiri. (40) Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat
dan kitab para nabi."
Mark
12:33 - Memang mengasihi Dia dengan segenap hati dan dengan segenap
pengertian dan dengan segenap kekuatan, dan juga mengasihi sesama manusia seperti
diri sendiri adalah jauh lebih utama dari pada semua korban bakaran
dan korban sembelihan.
Karena
itu sekalipun jemaat Efesus adalah jemaat yang hebat tetapi mereka tetap dicela
karena mereka kehilangan kasih mereka yang mula-mula. Hal yang sama bisa
terjadi pada kita. Sebagus apa pun gereja kita, segigih apa pun kita melayani,
sekuat apa pun doktrin kita, tapi kalau kita sampai kehilangan kasih, semua itu
tidak akan ada artinya. Tuhan akan mencela kita!
Bandingkan :
Bandingkan :
1
Kor 13:1-3 – (1) Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia
dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan
gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing. (2) Sekalipun
aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui segala rahasia dan
memiliki seluruh pengetahuan; dan sekalipun aku memiliki iman yang sempurna
untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama
sekali tidak berguna. (3) Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala
sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika
aku tidak mempunyai kasih, sedikit pun tidak ada faedahnya bagiku.
Renungkanlah
semuanya ini!
III.
NASIHAT DAN ANCAMAN BAGI JEMAAT EFESUS.
Setelah
Tuhan mencela jemaat Efesus,
Ia lalu memberikan nasihat kepada
mereka.
Wah
2:5 - Sebab itu ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh! Bertobatlah dan
lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan….:”
Dari
ayat ini terlihat bahwa keadaan kehilangan kasih kepada Tuhan dan sesama
dianggap sebagai sebuah kejatuhan. Tetapi di sini Alkitab Indonesia (TB) kurang
tepat terjemahannya. Bandingkan : NASB: ‘Remember therefore from where you
have fallen’ (Sebab itu ingatlah dari mana engkautelah jatuh).
NIV:
‘Remember the height from which you have fallen!’ (Sebab itu
ingatlah ketinggian dari mana engkau telah jatuh).
RSV:
‘Remember then from what you have fallen’ (Sebab itu ingatlah dari
apa engkau telah jatuh).
Jadi
di sini Tuhan memberikan nasihat agar jemaat Efesus melihat ke belakang untuk
mengingat kembali kapan / pada titik mana mereka mengalami kejatuhan itu. Atau
dengan kata lain, bagi orang yang telah meninggalkan kasih yang mula-mula, hal
pertama yang harus dilakukan adalah melihat ke belakang untuk mengingat-ingat
di mana / kapan ia meninggalkan kasih yang mula-mula itu, danuntuk
membandingkan keadaan pada waktu ia masih mempunyai kasih yang mula-mula
dengankeadaan sekarang setelah ia meninggalkan kasih yang mula-mula itu. Ini
mencakup mengingat saat pertobatan kita, saat berjalan bersama Tuhan, jawaban
doa, berkat Firman Tuhan, kemajuan iman dan
pengudusan,
kemenangan atas godaan / pencobaan, dsb. Ingat semua itu dan kalau saudara
dapati keadaan saudara sekarang sudah sangat jauh dari keadaan saudara dulu,
maka kembalilah kepada Tuhan dengan kasih yang berkobar-kobar.
Israel
pernah kehilangan kasih kepada Allah. Dan Allah berfirman :
Yer
2:2 "- “…Beginilah firman TUHAN: Aku teringat kepada kasihmu pada masa
mudamu, kepada cintamu pada waktu engkau menjadi pengantin, bagaimana
engkau mengikuti Aku di padang
gurun, di negeri yang tiada tetaburannya.
TL –
“…Demikianlah firman Tuhan: Bahwa Aku lagi ingat akan rindumu tatkala engkau
muda, akan kasihmu tatkala engkau penganten, tatkala engkau mengikut Aku di
padang Tiah, yaitu di padang tekukur.
BIS
– “…"Hai Israel,
Kuingat betapa kau setia di kala engkau masih muda; betapa besar cintamu
ketika kita berbulan madu. Ke padang
gurun Aku kauikuti melalui daerah yang tidak ditanami Ayat ini
menunjukkan bahwa Tuhan merindukan saat-saat seperti dulu di mana saudara
begitu mengasihi Dia dengan kasih yang berkobar-kobar. Jikalau Tuhan
saja merindukan itu, tidakkah engkau juga merindukannya? Demikian juga
kalau kita dapati bahwa ternyata kasih kita kepada sesama kita di dalam
jemaat ini mulai memudar bahkan dingin, marilah kita kembali mengingat bagaimana
kehidupan kasih kita mula-mula, bagaimana kita saling mengasihi, saling
menolong, saling mendukung dalam jemaat ini. Kalau ada kesalahan,
marilah kita saling mengampuni dan saling
menerima
agar kita bisa hidup seperti dulu lagi. Ingatlah semua itu dan kembalilah
kepada kasih mulamula itu.
Wah
2:5 - Sebab itu ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh! Bertobatlah dan
lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan….:”
KJV
– “…repent, and do the first works…” (bertobatlah, dan lakukanlah pekerjaan-pekerjaan
pertama).
Jadi,
setelah kita tahu tindakan apa yang menyebabkan kita meninggalkan kasih pertama
itu, maka kita harus bertobat (mengaku dosa dan membuang dosa). Setelah itu
kita harus kembali melakukan ‘pekerjaan pertama’, yaitu pekerjaan yang kita
lakukan pada waktu kita masih mempunyai ‘kasih yang pertama’. Mungkin saudara
merasa heran akan perintah ini, karena bukankah gereja Efesus adalah orang-orang
yang sudah bekerja keras bagi Tuhan? Memang, tetapi ingatlah bahwa dalam 1 Kor
13:1- 3 Paulus berkata bahwa semua perbuatan baik / pelayanan tidak ada gunanya
kalau tidak ada kasih.
Jadi
Kristus tidak menghendaki seadanya pekerjaan (asal melayani), tetapi ia
menghendaki pekerjaan yang dilandasi oleh kasih kepada-Nya! Maukah saudara?
Tuhan
bukan saja memberikan nasihat tetapi juga ancaman.
Wah
2:5 – “…Jika tidak demikian, Aku akan datang kepadamu dan Aku akan mengambil
kaki dianmu dari tempatnya, jikalau engkau tidak bertobat.
Adam
Clarke: Karena di sini ada gambaran kaki dian dalam Kemah Suci
dan Bait Allah, yang tidak bisa disingkirkan tanpa menyingkirkan seluruh
pelayanan Imamat, maka ancaman di sini menunjukkan bahwa jika mereka tidak
bertobat dsb, Ia akan membuat mereka tidak mempunyai gereja; mereka akan tidak
mempunyai pendeta, tidak lagi mempunyai Firman dan sakramen, dan tidak lagi
mendapatkan kehadiran Tuhan Yesus.
Ancaman
yang sama diberikan kepada seluruh gereja Tuhan termasuk kita. Jikalau kita
sampai kehilangan kasih mula-mula kita baik kepada Tuhan maupun sesama, dan
kita tetap tidak mau bertobat, maka Tuhan akan mencabut kaki dian itu dari kita
sehingga gereja kita menjadi musnah dan hanya tinggal kenangan saja. Dalam faktanya
ancaman Tuhan ini berlaku.
Gereja Efesus akhirnya musnah dari dunia ini dan sekarang hanya tinggal puing-puing sejarah saja.
Gereja Efesus akhirnya musnah dari dunia ini dan sekarang hanya tinggal puing-puing sejarah saja.
Steve
Gregg - Memang, sekarang tidak ada kota atau gereja di lokasi
Turki yang dulunya adalah Efesus. Islam telah ditegakkan di daerah di mana
Paulus pernah memberitakan Injil secara menyeluruh (Kis 19:10). Alangkah
berbedanya sejarah dari daerah itu, andaikata gereja itu terus mempraktekkan
kasih mula-mulanya. (Ef 1:15). Revelation: Four Views : A Parallel
Commentary, hal. 65)
John
Stott: Ia memperingati mereka bahwa jika mereka tidak mentaati
perintah-Nya, dan tidak bertobat, keberadaan gereja mereka akan diakhiri secara
memalukan…. Tidak ada gereja yang mempunyai tempat yang aman dan permanen dalam
dunia. Gereja diuji secara terus menerus.
Jika
kita menilai dari surat yang ditulis oleh Uskup Ignatius dari Antiokhia kepada
gereja Efesus pada awal abad kedua, gereja ini hidup kembali sesuai seruan
Kristus. Ignatius menggambarkannya dengan ungkapan yang bersemangat. Tetapi belakangan
gereja itu tergelincir lagi, dan pada abad pertengahan kesaksian kristennya
dihapuskan. ‘Setasiun kereta api kecil dan hotel dan beberapa rumah orang miskin
di Ayasaluk, yang sekarang menguasai reruntuhan kota itu, merupakan suatu
gambaran / pernyataan
yang hidup tentang penghakiman / hukuman / nasib tragis yang menimpa Efesus dan
gerejanya’ (H.B. Swete, The Apocalypse of St. John: hal 27). Selain itu,
tidak ada apapun kecuali reruntuhan dan tanah berlumpur / berawa.
Seorang
pelancong yang mengunjungi desa itu ‘menemukan hanya tiga orang
Kristen di sana’ tulis Trench (hal 81) ‘dan mereka ini tenggelam dalam
ketidaktahuan dan sikap acuh tak acuh sedemikian rupa sehingga hampir tidak
pernah mendengarnama Paulus atau Yohanes’.
Peringatan Kristus kepada Efesus ini juga cocok bagi kita sekarang. Terang gereja kita sendiri akan dipadamkan jika kita secara tegar tengkuk bertekun dalam penolakanuntuk mengasihi Kristus. What Christ Thinks of the Church, hal. 33).
Peringatan Kristus kepada Efesus ini juga cocok bagi kita sekarang. Terang gereja kita sendiri akan dipadamkan jika kita secara tegar tengkuk bertekun dalam penolakanuntuk mengasihi Kristus. What Christ Thinks of the Church, hal. 33).
Berikut
ini puing-puing gereja Efesus berdasarkan olah arkeologi :
Mengapa
Yesus justru menghancurkan / memusnahkan gereja-Nya sendiri? Karena Bagi Yesus,
gereja yang telah kehilangan kasih adalah gereja yang tidak layak untuk tetap
dipertahankan.
Pulpit
Commentary: Tuhan kita Yesus tidak menginginkan keberadaan lebih lama
dari suatu gereja yang kasihnya menurun. Gereja yang dingin tidak mewakili dan
tidak bisa mewakili Yesus dalam dunia ini; gereja itu tidak lagi mengerjakan
tujuan pembentukan gereja, dan karena itu tidak ada alas an mengapa gereja itu
harus dilanjutkan.
Semua
ini menunjukkan pada kita bahwa kehilangan kasih pertama / semula bukanlah
suatu dosa yang remeh! Ancaman dan penggenapan ini membuat kita harus secara
serius dan dengan segera, membenahi gereja kita, khususnya kalau gereja kita
serupa dengan gereja Efesus atau bahkan lebih jelek.
-
AMIN -
No comments:
Post a Comment