F O K U S

Nabi Daud Tentang Siapakah Kristus

Ia Adalah Seorang Nabi Dan Ia Telah   Melihat Ke Depan Dan Telah Berbicara Tentang Kebangkitan Mesias Oleh: Blogger Martin Simamora ...

0 KEMUNCULAN KAIN (Bagian 1)

Oleh : DR. Keith Krell

Bagian ini akan lebih baik dipahami jika telah mempelajari : Kejatuhan Manusia  dan Buah- Buah Kejatuhan



Apakah anda  ingat dengan    filem  berjudul The Incredible Hulk? Tokoh utamanya  seorang ilmuwan bernama Dr. David Banner. Banner pada dasarnya seorang  yang sangat bersahabat. Tetapi manakala ia menjadi marah, matanya akan berubah  menjadi hijau dan dia akan berubah menjadi besar, hijau, monster yang besar . Jika anda adalah seorang yang membutuhkan   bantuan, dia akan menyelamatkanmu. Tetapi semoga Tuhan  membantumu,  jika anda adalah orang  yang  jadi sasaran  amarahnya, karena dia akan mengambilmu dan melemparkanmu  ke sisi lain ruangan seolah anda adalah sebuah boneka kain. Dr. Banner tidak suka apa yang dikerjakan  oleh kemarahan atas dirinya, keseluruhan filem tersebut dibangun disekitar  keinginan Dr. Banner untuk menemukan  sebuah pengobatan sehingga hal ini tidak akan terjadi lagi pada dirinya.



Pelajaran  yang saya pelajari dari The Incredible Hulk adalah : Jika anda tidak belajar menangani tempramenmu, maka itu akan   berubah menjadi monster  pada diri seseorang. Tempramen yang tidak terkendali akan  mengubahmu menjadi seseorang yang tidak anda inginkan. Inilah yang terjadi pada Kain dalam Kejadian 4. Dia memiliki tempramen buruk sejak semula, tetapi dia tidak menanganinya. Pada akhirnya,  tempramen ini  mengubahnya  menjadi orang lain…seorang yang jahat[Ilustrasi ini telah direvisi dan diadaptasi dari
 Marc Axelrod, Dealing with Anger: Genesis 4:1-16. http://www.sermoncentral.com/sermon.asp?SermonID=62735&ContributorID=9610.]. Akan tetapi problem Kain bukan sebuah masalah amarah; problemnya adalah sebuah masalah dalam beribadah! Ekspresi amarah yang tidak sepantasnya  adalah sebuah dosa yang merupakan gejala dari masalah yang lebih besar. Pada  Kejadian 4:1-26, kita akan  belajar dari kisah Kain bagaimana  beribadah kepada Tuhan sesuai dengan   ketentuan-ketentuan-Nya.


1. Kelahiran dua putera ( 4:1-2). Kisah kita dimulai dengan kata-kata ini: “Kemudian manusia itu bersetubuh dengan Hawa, isterinya, dan mengandunglah perempuan itu, lalu melahirkan Kain - Now the man had relations with his wife Eve, and she conceived and gave birth to Cain nasb” (4:1a). Setelah kejatuhan, Adam dan  Hawa memulai sebuah keluarga[anak kalimat yang diterjemahkan sebagai “had relations- berhubungan” adalah kata kerja dalam bahasa Ibrani “mengenal” (yada), yang berbicara tentang  pengetahuan intimasi berdasarkan pengalaman. Ini sebabnya  “Know- mengenal” kerap digunakan  untuk memaknakan “melakukan hubungan seks,” pengalaman paling intim  yang dapat dilakukan bersama-sama oleh seorang suami dan isteri]. Hawa melahirkan “Kain” yang namanya berarti, “memperoleh, mendapat, atau memiliki.” Nama  Ibraninya adalah Kain; nama Inggrisnya  menjadi “Got”[ Kelahiran Kain dihubungkan  oleh Hawa dengan kata kerja “telah mendapatkan.” Dalam bahasa Ibrani kata kerja ini terdengar sangat mirip seperti “Kain.”]. Respon Hawa terhadap kelahiran Hawa diungkapkannya dengan mengatakan, “"Aku telah mendapat seorang anak laki-laki dengan pertolongan TUHAN." (4:1b). Terjemahan  harfiah dari tanggapan Hawa ini adalah, “Aku telah mendapatkan seorang putera, Tuhan.” Beberapa siswa Alkitab menginterpretasikannya  sebagai bermakna bahwa  Hawa percaya dia telah  melahirkan Juru selamat (bandingkan dengan Kejadian 3:15). Tentu saja, ini mungkin. Berangkali lebih seperti Hawa  memahaminya dari nubuat dari Kejadian 3:15  bahwa seorang keturunannya akan membawa penebusan[Beberapa pihak percaya bahwa Hawa sedang membual bahwa dia telah menciptakan seorang manusia (Kain) sebagaimana Tuhan  telah menciptakan manusia (Adam). John H. Sailhamer, The Pentateuch as Narrative (Grand Rapids: Zondervan, 1992), 111-112; Bruce K. Waltke, Genesis: A Commentary (Grand Rapids: Zondervan, 2001), 96.]. Namun demikian, dalam pernyataan ini ada sebuah  deklarasi iman dan pengucapan syukur   yang implisit (bandingkan dengan  Kejadian 3:20)[ Kenneth A. Matthews, Genesis 1:1-11:26, Vol. 1 (Nashville: Broadman & Holman, 1996), 265; Gordon Wenham, Genesis 1-15: WBC (Waco, TX: Word, 1987), 101-102.]. Hawa mengakui bahwa Tuhan telah memampukannya untuk melahirkan seorang anak, seorang anak yang  melaluinya kelepasannya dapat segera datang. Dalam Kejadian 4:2a,  Musa mencatat, “Selanjutnya dilahirkannyalah Habel” (Kejadian 4:2a). Tidak seperti nama Kain, nama Habel tidak dijelaskan oleh Hawa. Akan tetapi kata Ibrani “Habel” adalah kata “tidak bernilai” atau “nafas,” terlihat diseluruh  Kitab Pengkhotbah. Secara tradisional dipahami, namanya mencerminkan pada sifat sementara dari eksistensinya.  Penting untuk diperhatikan bahwa istilah-istilah “saudara” dan “Habel” masing-masing muncul sebanyak tujuh kali, menekankan hubungan antara dua manusia[Juga menarik bahwa Kain, tokoh utama dalam kisah ini, disebutkan sebanyak 14  kali dalam 17 ayat]. Dalam ayat-ayat pembuka ini, Musa sedang mencoba untuk mempersiapkan kita untuk apa  yang akan datang.




[Setelah memberikan sebuah kisah singkat mengenai kelahiran dua putera tersebut, narasi berfokus pada ibadah dua bersaudara ini[Perhatikan bahwa bab ini dimulai dan diakhiri dengan subyek ibadah (4:3, 26).]. Tujuan utama dari kisah ini adalah untuk menyingkapkan jenis ibadah yang seperti apakah berkenan  bagi Tuhan]

2.Ibadah dua bersaudara (4:2b-5). Dalam Kejadian 4:2b, Musa menulis, “dan Habel menjadi gembala kambing domba, Kain menjadi petani.” Habel adalah seorang   gembala dan Kain adalah seorang petani. Kedua pekerjaan ini adalah mulia; satu pekerjaan tidak lebih baik dari satu pekerjaan lainnya.  Hal ini membawa pada sebuah pelaksanaan ibadah dalam Kejadian 4:3-5a: “Setelah beberapa waktu lamanya, maka Kain mempersembahkan sebagian dari hasil tanah itu kepada TUHAN sebagai korban persembahan; Habel juga mempersembahkan korban persembahan dari anak sulung kambing dombanya, yakni lemak-lemaknya; maka TUHAN mengindahkan Habel dan korban persembahannya itu, tetapi Kain dan korban persembahannya tidak diindahkan-Nya.” Kedua bersaudara itu membawa persembahan-persembahan kepada Tuhan sesuai dengan pekerjaan-pekerjaan mereka (Kejadian 4:3). Namun, Tuhan mengindahkan Habel dan persembahannya dan Kain beserta persembahannya tidak diindahkan (4:4b)[Penting untuk  mengetahui  bahwa kata “juga” tidak menyatakan bahwa Habel mengikuti teladan Kain dan “juga” membawa hasil-hasil pertama. Narator sangat berhati-hati disini untuk mengontraskan dua bentuk  persembahan korban. Kata “buah-hasil” (pri)  merujuk pada persembahan Kain dan  hasil pertama dari suatu usaha (bkorah)  merujuk pada Habel. Ini bukan kebetulan  dan dirancang untuk memperlihatkan bahwa Kain membawa persembahan yang “ala kadarnya” dan Habel membawa kepada Tuhan yang terbaik. Kata keterangan “juga” memodifikasi kata kerja “membawa” dan pada dasarnya bermkana bahwa Habel melakukan tindakan  yang sama (dia “telah membawa”). Dengan kata lain, “juga” tidak sedang menjelaskan apa yang dia telah bawa/persembahkan. Signifikansi ayat ini adalah KUALITAS persembahan. Habel, pertama-tama telah mempersembahkan dirinya sendiri dan kemudian membawa  bagian yang terbaik dan yang paling  mahal kepada Tuhan, Kain tidak.]. Beberapa orang bersikukuh bahwa  pertimbangan untuk hal ini adalah Habel telah mempersembahkan sebuah korban darah sementara itu Kain tidak.  Akan tetapi, tidak ada terlihat apapun yang salah dengan   persembahan  buah Kain sebagai  hal yang bertentangan dengan korban binatang.




Kemudian dalam sejarah Israel, persembahan biji-bijian dan  persembahan-persembahan  hasil panen adalah ekspresi yang sah dalam ibadah yang Tuhan terima bahkan diperintahkan[Lewis menuliskan, “Terlepas dari episode ini  (Kejadian 4:3–5) minhah (“persembahan”)muncul didalam Kitab Kejadian untuk pemberian-pemberian seperti pada kisah-kisah Yakub mempersembahkan Esau (32:14, 19, 21–22; 33:10)  dan  anak-anak  Yakub yang dibawa ke Mesir (43:11, 15, 25–26) tetapi kata tersebut tidak lagi muncul dalam sebuah  persiapan  ibadah.Istilah, yang tidak membedakan penggambaran persembangan Kain dan Habel, berangkali bermakna  “penghargaan” (1 Raja 4:21 [5: 1]; 10:25).Kata ini biasanya digunakan dalam persembahan  berupa biji-bijian (bandingkan dengan Imamat 2:1–3;  dan lain-lain) ketika dalam pelaksanaan ibadah, tetapi kata itu juga bisa merujuk pada sebuah persembahan binatang (bandingkan dengan. 1 Sam 2:17; 26:19; Mal 1:10, 13; 2:13). Lewis, “The Offering of Abel…” 482.]. Sehingga  bukan sebuah kesalaha untuk membawa sebuah persembahan korban darah,mengapa  lantas Tuhan menolak Kain dan persembahannya?




Para penulis Perjanjian Baru memberitahukan kita bahwa Tuhan mengindahkan Habel karena dia memiliki Iman (Ibrani 11:4) sementara Kain tidak memiliki Iman ( Yudas 11-13 dan 1 Yohanes 3:11-12). Oleh karena itu,  terlihat jelas bahwa Habel memiliki hubungan dengan Tuhan dan Kain  telah terpisah dari Tuhan. Sebuah prinsip penting disini: :”Tuhan  selalu memeriksa si pemberi dan penyembah sebelum Dia memeriksa pemberiannya, pelayanan, atau ibadahnya[Walter C. Kaiser, Jr., More Hard Sayings of the Old Testament (Downers Grove, IL: Intervarsity, 1992),]. Ini bermakna adalah kritikal bahwa anda  ada dalam hubungan dengan Tuhan sebelum anda beribadah atau melayani Dia. Jika tidak, ibadahmu tidak dapat diterima.



Bersambung : Bagian 2



"Raising Cain" (Genesis 4:1-26)  | diterjemahkan dan diedit oleh : Martin Simamora

No comments:

Post a Comment

Anchor of Life Fellowship , Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri - Efesus 2:8-9