Oleh : Erwan
Dalam tradisi penghargaan Oscar, ada satu jenis penghargaan yang cukup menarik untuk direnungkan, yaitu penghargaan pemeran pendukung terbaik (best supporting actor/actress). Penghargaan ini menarik, karena yang dihargai bukan pemeran utamanya.
Pemeran utama
tentu tidak memenuhi syarat untuk dipertimbangkan dalam kategori ini. Siapa yang dapat
masuk ke dalam nominasi? Mereka adalah pemeran yang tugasnya hanyalah mendukung
pemeran utama.
Di dalam cerita Alkitab, tidak perlu dipertanyakan lagi siapa “pemeran” utamanya, bukan
dalam arti acting, tetapi dalam arti yang menempati peran terpenting dalam cerita. Kita
semua tahu bahwa Dia adalah Yesus Kristus. Namun, siapa saja yang dapat disebut
“pemeran-pemeran pendukung terbaik”?
Kita harus berhati-hati untuk tidak memakai paradigma kompetisi untuk menilai dan
membandingkan tokoh-tokoh dalam Alkitab. Di atas digunakan bentuk jamak “pemeran-pemeran”,
yang berarti yang “terbaik” dapat lebih dari satu, dan kata “terbaik” harus diberi
tanda kutip untuk memisahkan maknanya dari konotasi kompetisi, yang biasa terjadi dalam
malam-malam penghargaan Oscar, di mana hanya ada satu yang terbaik.
Saya yakin salah satu “pemeran pendukung terbaik” adalah Yohanes Pembaptis. Yang
mengagumkan dari Yohanes adalah bahwa jiwa, karakter, dan sikapnya kepada Yesus persis
menunjukkan apa yang dimaksud dengan pendukung terbaik. Pendukung terbaik adalah
orang yang benar-benar sadar tempatnya bukan di tengah. Pemeran pendukung harus sadar
bahwa dia tidak boleh merebut pusat perhatian.
Akhirnya, sebenarnya kata pendukung pun tidak cocok lagi jika digunakan untuk
menggambarkan pelayanan Yohanes dan tokoh-tokoh Alkitab lainnya. Pendukung
(supporting role) berkonotasi diperlukan oleh pemeran utama dan menjadi penyokong
berdirinya pemeran utama. Yohanes lebih cocok disebut pemeran pembantu terbaik, dalam
arti seperti pembantu rumah tangga. Kualitas dan kebesaran Yohanes, yang membuatnya
dapat dinilai sebagai pembantu terbaik, terletak pada prinsipnya: “Ia harus makin besar, tetapi
aku harus makin kecil” (Yoh 3:30). Ini adalah paradoks kebesaran seorang pelayanan Tuhan:
semakin seorang pelayanan membesarkan Tuannya dan mengecilkan dirinya, semakin baik
dia berperan sebagai seorang pelayanan.
Bagaimana dengan kehidupan pelayanan kita? Gereja tidak bebas dari persaingan dan
anggota gereja tidak bebas dari pengejaran pengakuan. Hamba-hamba Tuhan, majelismajelis,
aktivis-aktivis, pengurus-pengurus, dan lain-lain, jika tidak berhati-hati dapat saja
berambisi untuk menjadi yang “terbaik”, tanpa memegang prinsip Yohanes Pembaptis.
Pemeran pembantu terbaik adalah orang yang bekerja untuk semakin membesarkan Kristus
dan semakin mengecilkan diri. Tanpa berhati-hati, bisa-bisa kita semakin membesarkan diri
dan mengecilkan Kristus dalam pelayanan kita. Pada saat itu, tentunya keinginan kita tidak
lagi menjadi pemeran pembantu terbaik, tetapi pemeran utama terbaik.
bulletinpillar.org
bulletinpillar.org
No comments:
Post a Comment