F O K U S

Nabi Daud Tentang Siapakah Kristus

Ia Adalah Seorang Nabi Dan Ia Telah   Melihat Ke Depan Dan Telah Berbicara Tentang Kebangkitan Mesias Oleh: Blogger Martin Simamora ...

Showing posts sorted by date for query Bob Deffinbaugh. Sort by relevance Show all posts
Showing posts sorted by date for query Bob Deffinbaugh. Sort by relevance Show all posts

0 TRANSFIGURASI Bagian 2

Bacalah terlebih dahulu bagian 1 di sini

Oleh :  Bob Deffinbaugh, Th.M




Perkiraan Murid-Murid Terhadap Yesus
(9:20)



Yesus sendiri   hampir tidak  tertarik  mendengarkan  komentar  mengenai penerimaan orang banyak sebab Dia menyebabkan  murid-murid-Nya menghadapi isu jati diri-Nya dan menyingkapkan implikasi-implikasi  terkait jati diri-Nya terhadap pelayanan-Nya dan pelayanan mereka. Dan karena itu Dia mengajukan pertanyaan, “Tetapi kamu, siapakah katamu  Aku ini?” (Lukas 9:20, terjemahanku) [ Terjemahan ini merefleksikan teks asli yang menempatkan kata pengganti (kamu) dalam posisi yang paling empatik yang mungkin dalam bahasa Yunani].


Pengisahan Lukas  terkait jawaban Petrus  dikombinasikan dengan apa yang dicatat Markus dan Matius. Petrus, sebagai yang bertipe juru bicara bagi murid-murid lainnya[“St. Chrysastom  secara cantik telah menggambarkan Petrus sebagai “mulut  para rasul.”.” Edersheim, Life and Times, II, hal. 80.], telah menjawab dengan dua macam pengakuan. Pertama, Yesus adalah Mesias bagi orang –orang Yahudi saleh yang menanti dalam kecemasan. Yesus adalah Christos, Yang Diurapi.

0 TRANSFIGURASI Bagian 1


Oleh :  Bob Deffinbaugh, Th.M

Lukas 9:18-36



Pengantar


Dalam salah satu filem-filem klasik Kristen yang  hebat di abad ke 19 berjudul ‘The Training of The Twelve,’  Dr. A.B. Bruce berkata terkait  peristiwa transfigurasi Kristus yang  terdapat dalam Firman Tuhan dimana dia  dalam hal ini lebih suka melewatkannya  tanpa penjelasan [A. B. Bruce, The Training of the Twelve, (Grand Rapids: Kregel, 1971), hal. 190]. Sebagaimana kita ketahui dari teks Alkitab, tanggapan Petrus yang tidak dianggap penting  terkait peristiwa transfigurasi adalah tanggapan yang sepenuhnya sebuah kesalahan, karena kita diberitahu bahwa Petrus tidak menyadari apa yang sedang dia katakan  ( Lukas 9:33 “Dan ketika kedua orang itu hendak meninggalkan Yesus, Petrus berkata kepada-Nya: "Guru, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Baiklah kami dirikan sekarang tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia." Tetapi Petrus tidak tahu apa yang dikatakannya itu.”).



Beruntung bagi  Petrus dan bagi kita, Tuhan telah memberikan kesempatan istimewa kepada dia untuk membagikan kepada kita pandangan yang  lebih dalam (dan menginspirasi) dalam epistle Petrus yang kedua (bandingkan dengan 2 Petrus 1:15-19 “Tetapi aku akan berusaha, supaya juga sesudah kepergianku itu kamu selalu mengingat semuanya itu. Sebab kami tidak mengikuti dongeng-dongeng isapan jempol manusia, ketika kami memberitahukan kepadamu kuasa dan kedatangan Tuhan kita, Yesus Kristus sebagai raja, tetapi kami adalah saksi mata dari kebesaran-Nya. Kami menyaksikan, bagaimana Ia menerima kehormatan dan kemuliaan dari Allah Bapa, ketika datang kepada-Nya suara dari Yang Mahamulia, yang mengatakan: "Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan." Suara itu kami dengar datang dari sorga, ketika kami bersama-sama dengan Dia di atas gunung yang kudus. Dengan demikian kami makin diteguhkan oleh firman yang telah disampaikan oleh para nabi. Alangkah baiknya kalau kamu memperhatikannya sama seperti memperhatikan pelita yang bercahaya di tempat yang gelap sampai fajar menyingsing dan bintang timur terbit bersinar di dalam hatimu.).

0 Kebangkitan dan Hidup - Bagian 3 Selesai


Bacalah terlebih dahulu bagian 1 di sini dan bagian 2 di sini


Oleh :  Bob Deffinbaugh, Th.M





(2)Kelegaan didalam Janji KristusIni membawa kita kepada basis kedua terkait kelegaan dalam kehadiran kematian, dan itu adalah  janji dari Tuhan kita kala Dia berkata ,


(25) Jawab Yesus: "Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, (26) dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya. (Yohanes 11:25,26a)



Janji Yesus kepada dua bersaudari tersebut, bahkan disampaikan  pada saat  pemberitahuan  awal sakit yang diderita Lazarus adalah : bahwa sakit yang dideritanya tidak akan berujung pada kematian ( ayat 3,4). Janji dari sang  Guru adalah sumber  kelegaan besar, bahkan dalam ketidakhadiran-Nya. Tetapi bagi kita, janji itu adalah jaminan kekal ketika Tuan  kita sendiri bangkit dalam kemenangan dari kubur. Jika kematian tidak dapat menahan Dia, maka tidak juga ada yang bisa menghalangi antara Dia dan kita.  Pengharapan kita akan hidup setelah  kubur didasarkan pada janji-Nya, dan janji-Nya adalah pasti karena kuasa-Nya atas kematian dan kubur (bandingkan dengan 1 Korintus 15:12  dan seterusnya).

0 Kebangkitan dan Hidup - Bagian 2


Foto:asiaone.com
Bacalah terlebih dahulu bagian 1 di sini


Oleh :  Bob Deffinbaugh, Th.M




Kelegaan dalam Kemungkinan akan Kematian
(Yohanes 11:7-16)




Kepedulian utama murid-murid bukan terhadap  kesedihan atas kematian Lazarus (karena mereka  belum memahami bahwa dia memang telah mati-ayat 13), tetapi atas kemungkinan,  atau lebih tepatnya lagi, probabilitas atas kematian yang dapat menimpa diri mereka sendiri jika mereka pergi ke Yudea bersama dengan Yesus. Setelah dua hari kematian Lazarus, Yesus menyatakan kepada murid-murid-Nya [“Dari hal tidak disebutkannya nama Petrus dan Tomas yang menonjol, hal ini setidaknya telah menimbulkan keraguan, apakah semua murid ada di sana.” Edersheim, Life and Times, II, hal. 313, catatan kaki no. 1.] bahwa  mereka akan pergi ke Yudea. Bagi mereka, ini adalah bunuh diri (ayat 8 “Murid-murid itu berkata kepada-Nya: "Rabi, baru-baru ini orang-orang Yahudi mencoba melempari Engkau, masih maukah Engkau kembali ke sana?"). Pada titik  ketakutan akan masa depan terkait kepastian yang nampak pasti semacam ini, Yesus telah meletakan prinsip lainnya bagi orang-orang Kristen di  generasi  manapun terkait bahaya dalam melayani sang Guru :

0 Kebangkitan dan Hidup - Bagian 1

Oleh :  Bob Deffinbaugh, Th.M



(Yohanes 11:1-53)


Saya hendak membagikan kepada saudara-saudari sebuah peristiwa mujizat terbesar  dalam  hidup dan pelayanan Yesus, membangkitkan Lazarus dari kubur. Sebuah kisah yang hanya dicatat dalam injil Yohanes, bab 11 [Ahli-ahli Liberal  kebanyakan menggunakan fakta semacam ini, menyatakan ketiadaan mujizat ini dalam injil-injil synoptik (Matius, Markus dan  Lukas) sebagai bukti bahwa tidak pernah ada sama sekali mujizat semacam ini. Shepard merangkumkan posisi  orthodox   ketika dia menulis, “Tidak ada dasar yang kuat untuk mempertanyakan ketepatan literal  dari catatan evangelikal ini. Keberatan yang dikemukakan, bahwa mujizat ini tidak disebutkan oleh injil-injil synoptik, diimbangi  oleh fakta  bahwa  injil Yohanes juga tidak menyebutkan pembangkitan anak perempuan Yairus  (Matius 9:22,26) dan juga tidak menyebutkan kisah  anak janda di Nain (Lukas 7:11-17). Fakta yang ada, Yohanes memberikan penekanan spesial dalam injilnya pada pelayanan Yerusalem dan Yudea,  sementara itu pada injil-injil Synoptik  lebih menekankan pada pelayanan Galilea. Terlebih lagi,  ketajaman detail yang dramatis, penggambaran pribadi-pribadi yang luar  biasa, dan banyaknya peristiwa yang menyentuh  catatan  sejarah, menyingkirkan ruang untuk meragukannya, bahwa seorang saksi mata telah menuliskan kejadian ini. Yohanes menggunakan kisah ini untuk memperlihatkan pribadi ilahi dari Juru selamat. Tanda ini terkait dengan  keseluruhan argumen yang tak terpisahkan  dari injil ke-empat. Dia yang mempertanyakannya akan juga meragukan keilahian Kristus dan kebangkitan-Nya dari kematian.” J. W. Shepard, The Christ of the Gospels (Grand Rapids: Eerdmans, 1939), hal 432.Untuk diskusi yang lebih utuh  terkait isu-isu ini, bandingkan dengan  Leon Morris, The Gospel According to John (Grand Rapids: Eerdmans, 1971), hal. 532-536. Interpretasi-interpreatasi liberal lainnya didiskusikan dan disanggah oleh  Alford Edersheim, The Life and Times of Jesus the Messiah (Grand Rapids: Eerdmans, New American Edition 1965), II, hal. 310-312.].

0 Waktu Bagi Israel Untuk Membuat Keputusan! (Bagian 3 Selesai) : Kala Percaya Bukan Sekedar Percaya

Bacalah terlebih dahulu bagian 1 di sini dan bagian 2 di sini



Oleh :  Bob Deffinbaugh, Th.M






Reaksi Populer
(Yohanes 6:60-65)




Pengajaran mengenai roti hidup  menyingkapkan bahwa  konsep Yesus mengenai Kerajaan Allah  berbeda sama sekali  dengan  harapan-harapan umum/populer  yang diyakini oleh massa di Israel. Sebagai akibatnya, ada reaksi negatif, “Sesudah mendengar semuanya itu banyak dari murid-murid Yesus yang berkata: "Perkataan ini keras, siapakah yang sanggup mendengarkannya?" (Yohanes 6:60)



Orang banyak ini tidak menjadi  gusar karena mereka tidak dapat memahami apa yang Yesus telah katakan tetapi karena secara tepat mereka memahami perkataan Yesus dengan sangat baik. Tidak sukar untuk memahaminya tetapi sukar untuk  menjalankan kehidupan dalam pemahaman demikian, karena penjelasan Yesus   tidak selaras dengan pandangan-pandangan mereka  terhadap Kerajaan Allah ,yang telah  terdistorsi.

Sekali lagi Yesus tidak berupaya memodifikasi atau meninjau ulang doktrin-Nya  agar  tidak kehilangan dukungan populer. Dia sebaliknya malah mempertajam isu tersebut. Jika mereka menjadi terjatuh dengan pengajaran-Nya  betapa  lebih  tertekannya lagi mereka pada saat kenaikan Yesus untuk kembali  berada di sebelah kanan Bapa (ayat 62).

0 Waktu Bagi Israel Untuk Membuat Keputusan! (Bagian 2) : Kala Pengharapan yang Digenggam Materialistik Belaka

Bacalah terlebih dahulu bagian 1 di sini



Oleh :  Bob Deffinbaugh, Th.M






Berjalan di atas Air
(6:16-21)



Yesus Kristus lalu membubarkan kerumunan orang banyak tersebut, dia sendiri pergi  untuk berdoa ( Matius 14:23). Dia  semula bisa jadi  bermaksud  hendak pergi berjalan menuju ke sisi lain danau tersebut, kala kerumunan orang banyak telah tiba di sana. Melihat dari kejauhan di  gunung tempatnya  berdoa, Yesus dapat melihat murid-murid-Nya sedang berjuang mendayung, dan  Yesus bergegas  untuk melintasi danu untuk membantu mereka. Kala Yesus  mendekat, mereka mengira bahwa mereka sedang melihat hantu, dan berteriak dalam ketakutan (Markus 6:49,50). Dengan segera, ketika Yesus ada didalam  kapal kecil itu, angin menjadi tenang dan mereka  mengarah ke tujuan mereka. Ketakjuban murid-murid terkait dengan kekerasan hati mereka ( Markus 6:51-52).Hal terutama, Markus menginformasikan kepada kita bahwa mereka tidak memahami  soal roti-roti itu ( Yohanes 6:52 : .."Bagaimana Ia ini dapat memberikan daging-Nya kepada kita untuk dimakan").


Jika  saya memahami nas ini secara tepat, insiden  pada roti-roti ini semestinya membuktikan bahwa Yesus  pastilah lebih besar daripada Musa.  Andaikan saja  murid-murid  memiliki kesadaran bahwa mereka sedang berada   dengan Orang yang  pasti lebih besar daripada Musa,  maka sebagaimana Tuhan telah  menyediakan roti dari atas,  maka Dia dapat membuat  sebuah jalan melalui  perairan. Mereka semestinya tidak perlu menjadi terkejut sama sekali dengan apa yang telah terjadi, karena  peristiwa itu adalah akibat wajar yang logis dengan memberi  makan  5.000 orang.

0 Waktu Bagi Israel Untuk Membuat Keputusan! (Bagian 1)


Oleh :  Bob Deffinbaugh, Th.M

Berangkali kita semua  pernah mengalami kedatangan tamu yang jumlahnya  diluar perkiraan kita, maksudnya, tamu yang datang jumlahnya  jauh lebih besar dari yang telah ditetapkan. Dan kala tamu sudah mulai berdatangan dan memperhatikan  jumlahnya lebih besar maka untuk mengantisipasinya maka isteri mengolah sejumlah makanan yang dimasak dengan oven. Ditengah-tengah keasyikan menjamu para tamu,  tanpa disadari asap memenuhi ruangan dan segera saja menyadari bahwa asap pasti berasal dari oven  model lama tanpa indikator  yang sedang digunakan, dan kekuatiran besar segera melanda ketika  isteri melihat bahwa makanan didalam oven telah menghitam, bahkan menjadi abu. Situasi sungguh   mencemaskan sebab itu berarti persediaan makanan untuk menjamu semua tamu pasti tidak cukup, pasti sangat kurang.



Anda dapat membayangkan kekuatiran yang melanda rumah kami pada saat  itu. Situasi semacam ini berangkali dapat dibandingkan dengan situasi yang tercatat dalam Yohanes bab 6 dimana disuatu tempat sekitar 20.000 orang hadir dan menanti jamuan makan malam. Ini, sebagaimana anda nanti mengetahuinya, merupakan situasi yang dihadapi Yesus Kristus dan murid-muridnya sebelum mujizat memberi makan 5000  orang untuk yang  laki-laki saja terjadi.

0 Terang Dunia ( Yohanes 9:1-41) - Bagian 3 Selesai


Bacalah terlebih dahulu bagian 1 di sini dan bagian 2 di sini



Oleh :  Bob Deffinbaugh, Th.M




Mengesampingkan untuk sesaat fakta bahwa orang ini memang benar-benar telah disembuhkan, dan disembuhkan oleh Yesus, mereka menyelediki pada cara kesembuhan. Berangkali dengan melakukan penyelidikan pada  hal ini akan memberikan kepada orang Farisi sebuah tumpuan dan dengan demikian memampukan mereka untuk menyudutkan Yesus. Dan itu sebabnya mereka mereka bertanya satu  kali lagi bagaimana mujizat itu terjadi.

Kesabaran orang ini telah menyingkirkan kejengkelan. Dia   sangat tahu sekali bahwa mereka hanya memiliki kepentingan untuk menemukan kesalahan Yesus. Orang ini membalikkan keadaan  investigatornya dan mengajukan  sebuah pertanyaan kepada mereka :” "Telah kukatakan kepadamu, dan kamu tidak mendengarkannya; mengapa kamu hendak mendengarkannya lagi? Barangkali kamu mau menjadi murid-Nya juga?" (Yohanes 9:27).



Disini motivasi pihak Farisi terkuak telanjang. Mereka tidak mencari kebenaran, tetapi secarik bukti yang dapat mereka gunakan melawan Yesus, untuk membuktikan bahwa Dia bukan Mesias. Mereka tidak mencari untuk kepentingan mereka  apalagi  untuk kepentingan  orang banyak yang secara umum masih menganggap Yesus sebagai yang paling  pantas menjadi kandidat Mesias.

0 Terang Dunia ( Yohanes 9:1-41) - Bagian 2


Courtesy of Jesus Heals a Blind Man
Bacalah terlebih dahulu bagian 1 di sini



Oleh :  Bob Deffinbaugh, Th.M



Penyembuhan  pada orang buta ini bukan hal yang biasa dari beberapa sudut pandang. Paling utama dari semuanya, sebagaimana telah kita perhatikan sebelumnya, penyembuhan itu terlihat sepenuhnya sebagai inisiatif Tuhan. Maka, juga, kesembuhan itu tidak ditandai dengan  kesederhanaan yang terjadi pada penyembuhan-penyembuhan lainnya (bandingkan dengan Mat 9:27-30; 20:30-34). Yesus membuat    lumpur  dari debu dan ludah-Nya. Dengan campuran ini, Dia mengurapi kedua mata orang tersebut dan kemudian mengirimnya  ke kolam Siloam [Nampaknya ada hal signifikan bagi Yohanes pada kolam Siloam, dimana dia menginformasikan pada kita apa yang dilakukan di kolam pada  “mengirimnya ke kolam” (Yoh 9: 7), tetapi sulit untuk menentukan secara  tepat apa yang Yohanes maksudkan untuk kita tangkap. Charles Eerdman berpendapat, “Yesus secara terus menerus mendeklarasikan bahwa Dia sendiri telah diutus/dikirim  oleh  Tuhan, dan dia sekarang sedang mengisyaratkan   bahwa hanya dia  yang dapat menyembuhkan; bahwa dia telah memenuhi semua berkat yang dapat  terjadi di Siloam. Setiap hari perayaan  tabernakel  sebuah persembahan anggur telah dibawa dari kolam itu, untuk menunjukan pemberian-pemberian dari Tuhan bagi umat-Nya. Yesus sekarang sedang berkata bahwa  sebagaimana air Siloam akan membersihkan lumpur dari  kedua mata orang itu, demikian juga dia, Siloam sejati, , Dia yang dikirim  Tuhan, akan melenyapkan kebutaan jasmani, dan juga akan memulihkan penglihatan rohani bagi dunia.” Charles Eerdman, The Gospel of John (Philadelphia: Westminster Press, 1944), hal. 86.],memerintahkannya untuk membersihkan di sana. Ketika dia kembali dengan penglihatannya, maka  nampaknya   Yesus telah lama pergi.

0 Terang Dunia ( Yohanes 9:1-41) - Bagian 1


Yesus menyembuhkan orang buta di kolam Siloam
Foto : Travel ipodmember:Lraleigh


Pengantar


Pada tahun 167 SM, pasukan Antiochus menghentikan semua bentuk persembahan korban-korban Yahudi. Rakyat  Yerusalem, dibawah kepemimpinan
Mattathias, memberontak dan kemudian melarikan diri ke gurun. Tempat persembunyian mereka kemudian segera diketahui, dan pasukan-pasukan pemburu menuntut agar mereka bertobat dan menyerahkan diri.

Orang-orang Yahudi menolak untuk menyerah, tetapi mereka juga menolak untuk melakukan perlawanan karena saat itu adalah hari Sabat. Mereka tidak memblokade jalan-jalan masuk kedalam gua-gua mereka  atau melakukan perlawanan dalam bentuk apapun. Kira-kira 1000 pria, wanita, dan anak-anak meninggal tanpa perlawanan, karena mereka menganggap hari Sabat adalah kudus [“Man for Sabbath or Sabbath for Man?” William L. Coleman, Eternity, September, 1977, hal. 58.]



Kematian 1000 orang merupakan hasil dari keyakinan sepenuh hati bahwa Sabat tidak boleh dilanggar. Walaupun peristiwa telah terjadi hampir dua abad lampau sebelum penyembuhan orang buta yang dicatat dalam Yohanes bab 9, peristiwa itu memberikan sebuah rasa tentang intensitas keyakinan akan orang-orang Yahudi yang  bersungguh-sungguh pada apa yang diyakininya bahwa Sabat tidak dapat dilanggar. Sebagaimana  faktanya  rentang  waktu antara hari-hari Mathias dan Kristus tidak melemahkan keyakinan ini, tetapi memperkuatnya.

0 Ketabahan Orang-Orang Kudus dan Kemurnian Injil - Bagian 5 - Selesai


Bacalah terlebih dahulu bagian1 di sini  , bagian 2 di sini  bagian 3 di sini dan bagian 4 di sini



Oleh :  Bob Deffinbaugh, Th.M






Sebuah Kata Penyemangat dan Sebuah  Ucapan Berkat
2 Tesalonika 3:4-5



(4) Dan kami percaya dalam Tuhan, bahwa apa yang kami pesankan kepadamu, kamu lakukan dan akan kamu lakukan.(5) Kiranya Tuhan tetap menujukan hatimu kepada kasih Allah dan kepada ketabahan Kristus.



Paulus sekarang sedang memberikan semangat atau dorongan kepada orang-orang kudus di Tesalonika dengan secara terbuka mengekspresikan keyakinannya bahwa mereka akan terus memperhatikan  perintah-perintah Tuhan melalui para rasul, ketimbang menerima pengajaran palsu dari para penipu. Keyakinan yang dimiliki Paulus  tidak mengabaikan kesetiaan  jemaat Tesalonika di masa lalu, dan terus bertumbuh  dan  bertekun, tetapi  hal ini menegaskan bahwa keyakinan utama Paulus adalah didalam Tuhan, yang secara berdaulat membawakan keselamatan bagi  mereka, dan dengan demikian akan membawa mereka secara aman hingga kesudahan (kematian mereka atau kedatang kembali Tuhan). Itu sebabnya Paulus mengatakan kepada  jemaat Tesalonika ini bahwa Paulus   yakin akan mereka didalam  Tuhan.

0 Ketabahan Orang-Orang Kudus dan Kemurnian Injil - Bagian 4


Bacalah terlebih dahulu bagian1 di sini  , bagian 2 di sini dan bagian 3 di sini



Oleh :  Bob Deffinbaugh, Th.M






Doa, Kemurnian, dan Pekabaran Injil
2 Tesalonika 3:1-3




(1) Selanjutnya, saudara-saudara, berdoalah untuk kami, supaya firman Tuhan beroleh kemajuan dan dimuliakan, sama seperti yang telah terjadi di antara kamu, (2) dan supaya kami terlepas dari para pengacau dan orang-orang jahat, sebab bukan semua orang beroleh iman.(3) Tetapi Tuhan adalah setia. Ia akan menguatkan hatimu dan memelihara kamu terhadap yang jahat.


Orang dapat dengan mudah melihat bagaimana 2 Tesalonika 2:13-17 berhubungan dengan kesalahan  terkait Hari Tuhan, tetapi saya akan berpendapat bahwa ayat 1-3 pada bab 3 ini juga secara ketat bertalian dengan instruksi Paulus dalam bab 2, memberikan semacam  penutup untuk soal ini. Hal ini diindikasikan  oleh “Akhirnya” ( pada LAI BIS  2 Tes 3:1 “Akhirnya, Saudara-saudara, berdoalah untuk kami. Berdoalah supaya berita dari Tuhan dapat terus tersebar dengan cepat dan diterima dengan baik, sama seperti yang sudah terjadi padamu dahulu”)  yang digunakan Paulus pada permulaan ayat 1. “Akhirnya” ini memberitahukan pembaca bahwa Paulus kini sedang menyimpulkan argumen  bab 2.

0 Ketabahan Orang-Orang Kudus dan Kemurnian Injil - Bagian 3


Ilustrasi : JUMP
Foto: blog.lifeway.com

Bacalah terlebih dahulu bagian1 di sini  dan bagian 2 di sini



Oleh :  Bob Deffinbaugh, Th.M




2 Tesalonika 2:15

Sebab itu, berdirilah teguh dan berpeganglah pada ajaran-ajaran yang kamu terima dari kami, baik secara lisan, maupun secara tertulis.



Kita  pertama-tama harus mengamati bahwa Paulus berbicara mengenai kebenaran yang  harus mereka pegang teguh sebagai “ tradisi-tradisi yang kami ajarkan kepadamu.” Setidaknya ada dua jenis tradisi dalam Perjanjian Baru. Jenis pertama adalah tradisi buruk—tradisi-tradisi ini berasal dari manusia yang bertentangan dengan Firman Tuhan :


Tetapi jawab Yesus kepada mereka: "Mengapa kamupun melanggar perintah Allah demi adat istiadat nenek moyangmu? (Matius 15:3)


Hati-hatilah, supaya jangan ada yang menawan kamu dengan filsafatnya yang kosong dan palsu menurut ajaran turun-temurun dan roh-roh dunia, tetapi tidak menurut Kristus. (Kolose 2:8)

0 Ketabahan Orang-Orang Kudus dan Kemurnian Injil - Bagian 2

Bacalah terlebih dahulu bagian1 di sini


Oleh : Bob Deffinbaugh, Th.M






Injil : Seberapa Kokoh Sebuah Fondasi





1Tesalonika  2:13-17

Kata-kata  Rasul Paulus memberikan kepada kita sebuah fondasi yang kokoh karena kata-kata ini merangkumkan   berita injil  yang murni, yang dengannya kita telah selamat, dan yang diatasnya kita berdiri:



2 Tesalonika 2:13-17
Akan tetapi kami harus selalu mengucap syukur kepada Allah karena kamu, saudara-saudara, yang dikasihi Tuhan, sebab Allah dari mulanya telah memilih kamu untuk diselamatkan dalam Roh yang menguduskan kamu dan dalam kebenaran yang kamu percayai .Untuk itulah Ia telah memanggil kamu oleh Injil yang kami beritakan, sehingga kamu boleh memperoleh kemuliaan Yesus Kristus, Tuhan kita. Sebab itu, berdirilah teguh dan berpeganglah pada ajaran-ajaran yang kamu terima dari kami, baik secara lisan, maupun secara tertulis. Dan Ia, Tuhan kita Yesus Kristus, dan Allah, Bapa kita, yang dalam kasih karunia-Nya telah mengasihi kita dan yang telah menganugerahkan penghiburan abadi dan pengharapan baik kepada kita, kiranya menghibur dan menguatkan hatimu dalam pekerjaan dan perkataan yang baik.



Dalam ayat 13 dan 14, Paulus merangkumkan berita Injil. Ini merupakan sebuah  rangkuman yang selektif dari Injil.  Kedua ayat tersebut tidak menekankan pengudusan [Sebuah subyek yang telah dibahwa Paulus sebelumnya dalam  1 Tesalonika, khususnya 4:1-12] atau perubahan-perubahan yang semestinya terjadi sebagai sebuah akibat beriman kepada Yesus. Ini karena Paulus sedang menekankan kedaulatan Tuhan dalam keselamatan kita, ketimbang dosa manusia dan  keadaan tak berpengharapan tanpa  Kristus. Dalam menjabarkannya, Paulus menekankan kepastian keselamatan kita dan keamanan setiap orang kudus, yang  menjadi kunci bagi  ketekunan atau ketabahan ditengah-tengah penganiayaan.

0 Ketabahan Orang-Orang Kudus dan Kemurnian Injil - Bagian 1

credit : frontpagemag.com

Oleh : Bob Deffinbaugh, Th.M



2Tesalonika 2:13-3:5
Akan tetapi kami harus selalu mengucap syukur kepada Allah karena kamu, saudara-saudara, yang dikasihi Tuhan, sebab Allah dari mulanya telah memilih kamu untuk diselamatkan dalam Roh yang menguduskan kamu dan dalam kebenaran yang kamu percayai. Untuk itulah Ia telah memanggil kamu oleh Injil yang kami beritakan, sehingga kamu boleh memperoleh kemuliaan Yesus Kristus, Tuhan kita. Sebab itu, berdirilah teguh dan berpeganglah pada ajaran-ajaran yang kamu terima dari kami, baik secara lisan, maupun secara tertulis. Dan Ia, Tuhan kita Yesus Kristus, dan Allah, Bapa kita, yang dalam kasih karunia-Nya telah mengasihi kita dan yang telah menganugerahkan penghiburan abadi dan pengharapan baik kepada kita, kiranya menghibur dan menguatkan hatimu dalam pekerjaan dan perkataan yang baik. Selanjutnya, saudara-saudara, berdoalah untuk kami, supaya firman Tuhan beroleh kemajuan dan dimuliakan, sama seperti yang telah terjadi di antara kamu, dan supaya kami terlepas dari para pengacau dan orang-orang jahat, sebab bukan semua orang beroleh iman. Tetapi Tuhan adalah setia. Ia akan menguatkan hatimu dan memelihara kamu terhadap yang jahat. Dan kami percaya dalam Tuhan, bahwa apa yang kami pesankan kepadamu, kamu lakukan dan akan kamu lakukan. Kiranya Tuhan tetap menujukan hatimu kepada kasih Allah dan kepada ketabahan Kristus.



Pengantar

Dua tahun lalu ( artikel ini 3 Oktober 2010), saya diundang untuk berbicara di sebuah konfrensi di sebuah tempat di dunia ini dimana orang-orang Kristen disana mengalami sebuah penganiayaan besar karena iman mereka kepada  Tuhan Yesus. Ada beberapa hal mengapa saya harus menolak undangan ini, tetapi saya ingat berpikir, “Apa yang mungkin dapat saya kataka  kepada orang-orang ini? Mereka sedang mengalami penderitaan yang sangat besar karena iman mereka, tetapi saya hidup dalam kehidupan yang relatif  aman dan mudah. Apa yang dapat dilakukan oleh orang seperti saya untuk dikatakan kepada orang seperti mereka?” Saya sekarang tahu  teks Alkitab apa yang dapat saya  gunakan untuk memberikan semangat kepada orang-orang kudus yang teraniaya—teks kita,  karena teks ini dituliskan oleh Rasul Paulus  untuk melayani mereka yang sedang menghadapi sebuah penganiayaan yang  hebat.


1 Tesalonika 1:6
Dan kamu telah menjadi penurut kami dan penurut Tuhan; dalam penindasan yang berat kamu telah menerima firman itu dengan sukacita yang dikerjakan oleh Roh Kudus,

0 Peringatan Rasul Petrus :Nubuat-Nubuat dalam Kitab Suci Tidak Boleh Ditafsirkan Sembarangan (Bagian 2 SELESAI)

Bacalah terlebih dahulu bagian 1 di sini


Oleh : Bob Deffinbaugh, Th.M






Bahaya Polusi Nubuatan

2 Petrus 1:20-21
Yang terutama harus kamu ketahui, ialah bahwa nubuat-nubuat dalam Kitab Suci tidak boleh ditafsirkan menurut kehendak sendiri, sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah.


Firman Tuhan adalah “terang” Tuhan bagi manusia. Petrus telah memperingatkan kita  mengenai  percaya kepada “dongeng-dongeng yang disajikan secara  cerdik” dari manusia, sebagai hal yang bertentangan dengan  “nubuatan-nubuatan dari Firman Tuhan yang “lebih pasti.” Sementara  beberapa dongeng manusia itu membawa pada kesesatan melalui “nubuat-nubuat” lain dan bukan yang berasal dari Firman Tuhan, sehingga adalah juga mungkin bagi manusia untuk mengajarkan kepalsuan  dengan mendistorsikan nas-nas firman Tuhan. Inilah bahaya yang sedang diulas oleh Petrus dalam ayat 20 dan 21. Dia akan kembali berbicara mengenai distorsi nubuatan dalam kaitannya dengan epistle  atau surat Rasul Paulus dalam bab 3 :
Anchor of Life Fellowship , Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri - Efesus 2:8-9