Bacalah terlebih dahulu bagian 1 di sini
Oleh : Bob Deffinbaugh, Th.M
Berjalan di atas Air
(6:16-21)
Yesus Kristus lalu membubarkan kerumunan orang banyak tersebut, dia sendiri pergi untuk berdoa ( Matius 14:23). Dia semula bisa jadi bermaksud hendak pergi berjalan menuju ke sisi lain danau tersebut, kala kerumunan orang banyak telah tiba di sana. Melihat dari kejauhan di gunung tempatnya berdoa, Yesus dapat melihat murid-murid-Nya sedang berjuang mendayung, dan Yesus bergegas untuk melintasi danu untuk membantu mereka. Kala Yesus mendekat, mereka mengira bahwa mereka sedang melihat hantu, dan berteriak dalam ketakutan (Markus 6:49,50). Dengan segera, ketika Yesus ada didalam kapal kecil itu, angin menjadi tenang dan mereka mengarah ke tujuan mereka. Ketakjuban murid-murid terkait dengan kekerasan hati mereka ( Markus 6:51-52).Hal terutama, Markus menginformasikan kepada kita bahwa mereka tidak memahami soal roti-roti itu ( Yohanes 6:52 : .."Bagaimana Ia ini dapat memberikan daging-Nya kepada kita untuk dimakan").
Oleh : Bob Deffinbaugh, Th.M
Berjalan di atas Air
(6:16-21)
Yesus Kristus lalu membubarkan kerumunan orang banyak tersebut, dia sendiri pergi untuk berdoa ( Matius 14:23). Dia semula bisa jadi bermaksud hendak pergi berjalan menuju ke sisi lain danau tersebut, kala kerumunan orang banyak telah tiba di sana. Melihat dari kejauhan di gunung tempatnya berdoa, Yesus dapat melihat murid-murid-Nya sedang berjuang mendayung, dan Yesus bergegas untuk melintasi danu untuk membantu mereka. Kala Yesus mendekat, mereka mengira bahwa mereka sedang melihat hantu, dan berteriak dalam ketakutan (Markus 6:49,50). Dengan segera, ketika Yesus ada didalam kapal kecil itu, angin menjadi tenang dan mereka mengarah ke tujuan mereka. Ketakjuban murid-murid terkait dengan kekerasan hati mereka ( Markus 6:51-52).Hal terutama, Markus menginformasikan kepada kita bahwa mereka tidak memahami soal roti-roti itu ( Yohanes 6:52 : .."Bagaimana Ia ini dapat memberikan daging-Nya kepada kita untuk dimakan").
Jika saya memahami nas ini secara tepat,
insiden pada roti-roti ini semestinya
membuktikan bahwa Yesus pastilah lebih
besar daripada Musa. Andaikan saja murid-murid
memiliki kesadaran bahwa mereka sedang berada dengan
Orang yang pasti lebih besar daripada
Musa, maka sebagaimana Tuhan telah menyediakan roti dari atas, maka Dia dapat membuat sebuah jalan melalui perairan. Mereka semestinya tidak perlu
menjadi terkejut sama sekali dengan apa yang telah terjadi, karena peristiwa itu adalah akibat wajar yang logis dengan
memberi makan 5.000 orang.
Percakapan tentang Roti Hidup
(Yohanes 6:22-59)
Mujizat memberi makan 5.000 orang adalah sebuah tanda ( Yohanes 6:14 Ketika orang-orang itu melihat mujizat yang telah diadakan-Nya, mereka berkata: "Dia ini adalah benar-benar nabi yang akan datang ke dalam dunia." ) yang menunjuk pada sebuah kebenaran rohani yang lebih dalam mengenai pribadi Yesus Kristus. Yohanes adalah penulis yang mencatat pengajaran yang membicarakan “roti hidup” yang disampaikan oleh Yesus Kristus pada hari berikutnya. Kerumunan orang banyak menginterpretasikan mujizat ini dalam pemahaman mereka akan pengharapan-pengharapan mesianik yang telah terdistorsi. Karena Yesus bukanlah jenis mesias seperti yang mereka bayangkan itu, Yesus membuat kerumunan orang banyak itu berada dalam belantara gurun kekecewaan. Dalam pengajarannya ini, Yesus mengindikasikan signifikansi programnya, mengoreksi kekeliruan-kekeliruan pemahaman yang ada didalam benak mereka.
(Yohanes 6:22-59)
Mujizat memberi makan 5.000 orang adalah sebuah tanda ( Yohanes 6:14 Ketika orang-orang itu melihat mujizat yang telah diadakan-Nya, mereka berkata: "Dia ini adalah benar-benar nabi yang akan datang ke dalam dunia." ) yang menunjuk pada sebuah kebenaran rohani yang lebih dalam mengenai pribadi Yesus Kristus. Yohanes adalah penulis yang mencatat pengajaran yang membicarakan “roti hidup” yang disampaikan oleh Yesus Kristus pada hari berikutnya. Kerumunan orang banyak menginterpretasikan mujizat ini dalam pemahaman mereka akan pengharapan-pengharapan mesianik yang telah terdistorsi. Karena Yesus bukanlah jenis mesias seperti yang mereka bayangkan itu, Yesus membuat kerumunan orang banyak itu berada dalam belantara gurun kekecewaan. Dalam pengajarannya ini, Yesus mengindikasikan signifikansi programnya, mengoreksi kekeliruan-kekeliruan pemahaman yang ada didalam benak mereka.
Kerajaan mesianik yang sedang dinantikan oleh orang-orang Yahudi sepenuhnya bersifat materialistik. Edersheim terkait hal ini menggambarkan hal ini demikian :
“Apa yang sedang mereka nantikan, adalah sebuah Kerajaan Allah—bukan didalam kebenaran, sukacita, dan damai didalam Roh Kudus, tetapi Kerajaan Allah didalam makanan dan minuman—sebuah kerajaan dengan mujizat bangket/perjamuan makan di gurun bagi Israel, dan berbagai mujizat berkualitas rendah- murahan yang memikat hati orang-orang bukan Yahudi. Belum lagi menyebutkan bangket Mesianik yang memukau dalam pesona kegairahan realisme inderawi yang ditunggu, atau belum lagi membicarakan pencapaian-pencapaian yang dicari-cari, setiap figur nabi-nabi yang telah berbajukan kecemerlangan pada hari-hari itu telah pertama-tama dimaknai secara harafiah dan kemudian dibesar-besarkan, hingga deskripsi-deskripsi yang sangat agung puitis dari pengharap Mesianik telah menjadi karikatur-karikatur yang paling tidak tepat lagi menjijikan. Pohon menghasilkan buah setiap hari, atau setidaknya setiap minggu atau dua minggu, untuk memberikan mereka kekayaan, inilah ladang-ladang yang mereka panen; gandum berdiri tegak seperti pohon-pohon palem, dan menjadi matang dan ditampi tanpa usaha kerja. Berkat-berkat yang sama juga terjadi pada tanaman anggur; pohon-pohon biasa akan menghasilkan buah-buah kecil, dan setiap pohon menghasilkan buah, di setiap musim, akan ditemukan di Palestina dalam kelimpahan dan kelebatan yang hanya dapat dilahirkan oleh imajinasi terliar “[Edersheim, Life and Times, II, hal. 28.].
Tidak menemukan Yesus di tempat itu dimana 5.000 orang telah
diberi makan, orang banyak itu kemudian melakukan perjalanan ke Kapernaum dan
ketika mereka menemukan Dia, mereka bertanya, "Rabi, bilamana
Engkau tiba di sini?" (Yohanes 6:25)
Berangkali mereka telah merasakan mujizat lainnya telah terjadi dan berharap untuk mendapatkan pejelasan detail dari Yesus. Tetapi Yesus menyingkirkan pertanyaan ini, untuk mengetahui motivasi sebenaranya dalam mencari Dia. Kerumunan orang banyak ini tidak mencari Dia karena diri-Nya yang hadir tetapi pada pada pemberian-pemberian-Nya. Bukan Yesus yang telah mereka cari, tetapi semacam “masyarakat yang hebat” dimana orang-orang tidak perlu lagi bekerja agar dapat makan. Untuk menjelaskan hal ini dalam cara yang lain, mereka tidak menerima mujizat-mujizat yang telah terjadi sebelumnya sebagai sebuah tanda, tetapi hanya mujizat belaka ( Yohanes 6:26). Mereka tidak menimbang tujuan mujizat itu, tetapi hanya mencari pengabadian mujizat. Hal yang terlihat hanyalah semacam mentalitas “antrian sup” yang telah tersingkap pada mereka yang mencari Yesus. Mata mereka tidak tertuju pada pribadi Yesus, tetapi pada penyedian kebutuhan.
Berangkali mereka telah merasakan mujizat lainnya telah terjadi dan berharap untuk mendapatkan pejelasan detail dari Yesus. Tetapi Yesus menyingkirkan pertanyaan ini, untuk mengetahui motivasi sebenaranya dalam mencari Dia. Kerumunan orang banyak ini tidak mencari Dia karena diri-Nya yang hadir tetapi pada pada pemberian-pemberian-Nya. Bukan Yesus yang telah mereka cari, tetapi semacam “masyarakat yang hebat” dimana orang-orang tidak perlu lagi bekerja agar dapat makan. Untuk menjelaskan hal ini dalam cara yang lain, mereka tidak menerima mujizat-mujizat yang telah terjadi sebelumnya sebagai sebuah tanda, tetapi hanya mujizat belaka ( Yohanes 6:26). Mereka tidak menimbang tujuan mujizat itu, tetapi hanya mencari pengabadian mujizat. Hal yang terlihat hanyalah semacam mentalitas “antrian sup” yang telah tersingkap pada mereka yang mencari Yesus. Mata mereka tidak tertuju pada pribadi Yesus, tetapi pada penyedian kebutuhan.
Sebagai sebuah tanda, memberi makan 5.000 orang mengsignifikansi bahwa Yesus adalah sebuah pribadi yang harus ditimbang secara serius. Lebih dari ini, Dia harus diakui sebagai Orang yang pada-Nya Tuhan telah menetapkan meterai-Nya ( Yohanes 6: 27 “Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu; sebab Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah, dengan meterai-Nya."). Kembali kita melihat bahwa mujizat-mujizat Yesus telah digenapi untuk mengotentikan klaim-klaim Yesus Yesus adalah Anak Allah, Mesias Israel. Yang mereka cari bukan pribadi Yesus, tetapi kuasa-Nya. "Apakah yang harus kami perbuat, supaya kami mengerjakan pekerjaan yang dikehendaki Allah?" (Yohanes 6:28).
Mereka beranggapan
Yesus tidak ada bedanya dengan orang Yahudi lainya. Jika Dia dapat
melakukan mujizat-mujizat semacam itu, maka mereka juga dapat melakukannya.
Mereka semata meminta Dia bagaimana caranya untuk menduplikasi pekerjaan-pekerjaan yang
telah Dia lakukan. Menurut Yesus, satu-satunya pekerjaan yang dapat diterima
Tuhan (dan dikerjakan oleh Tuhan) adalah pekerjaan iman. "Inilah pekerjaan
yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah
diutus Allah."(Yohanes 6:29)
Orang-Orang Yahudi berpikir bahwa Yesus sedang berusaha
untuk mengalihkan perhatian mereka dari
roti yang terjadi satu hari sebelumnya kepada diri-Nya.
Akibatnya, mereka mendesak Dia untuk membuat beberapa tanda spektakuler untuk
memverifikasi klaim bahwa Dia adalah Mesias : Tanda apakah yang
Engkau perbuat, supaya dapat kami melihatnya dan percaya kepada-Mu?
(Yohanes 6:30)
Disini tantangan telah dilemparkan kepada Yesus. “Jika anda adalah Mesias, buktikanlah!” “Jika Musa menyediakan roti di gurun selama 40 tahun, mari kita lihat Anda melakukan yang lebih baik.” Dengan ini, mereka telah mendesak bahwa Yesus semestinya menghasilkan roti yang lebih baik dan untuk jangka waktu yang lebih lama.
Disini tantangan telah dilemparkan kepada Yesus. “Jika anda adalah Mesias, buktikanlah!” “Jika Musa menyediakan roti di gurun selama 40 tahun, mari kita lihat Anda melakukan yang lebih baik.” Dengan ini, mereka telah mendesak bahwa Yesus semestinya menghasilkan roti yang lebih baik dan untuk jangka waktu yang lebih lama.
Tetapi inilah poin yang sesungguhnya. Mereka telah mengarahkan fokus mereka hanya pada sebuah
roti fisik. Kini mereka mengarahkan mata
mereka pada Yesus sebagai satu-satunya instrumen yang melaluinya roti sudah diberikan. Pada puncaknya, bukan Musa
yang telah memberikan roti, tetapi Tuhan. Manna adalah roti dari surga.
Yesus telah datang tidak semata
sebagai penyedia roti, tetapi sebagai roti dari surga. Superioritas atas
Musa tidak hanya terjadi selama periode makanan diberikan tetapi efek yang
dihasilkan dari makanan roti itu. Roti yang telah diberikan di gurun tidak
memberikan hidup yang kekal, karena mereka semua telah mati (ayat 49). Roti yang
telah Tuhan sediakan didalam Kristus adalah jauh lebih baik, karena Roti itu
memberikan hidup kekal. Mereka yang memakan Roti itu tidak akan pernah
lapar atau haus lagi karena apa yang
telah disediakannya ( ayat 50,51).
Walaupun Yesus telah menarik orang banyak dengan
pekerjaan-pekerjaan-Nya, Dia telah menolak mereka oleh firman-firman-Nya seperti dicatat dalam
Yohanes 6:32-59. Kata-kata-Nya memang kebenaran yang diperlukan pada saat itu,
mengoreksi pemahaman-pemahaman yang keliru terkait Mesias dan Kerajaan-Nya dan
untuk meredakan demam pengharapan-pengharapan kedatangan kembali Mesias dalam
kemegahan dan kuasa yang besar. Apa yang tidak Dia tuntaskan dengan menjauhkan
diri ke sebuah tempat yang pelosok, Dia
telah tuntaskan dengan penajarannya tentang roti hidup. Kita akan merangkum
pengajaran Yesus dalam enam pernyataan yang
tajam .
(1) Isunya bukan
mengenai roti jasmaniah, tetapi rohani. Kerajan yang dicari
oleh orang-orang Yahudi secara eksklusif adalah yang material, sementara
yang hendak dibangun oleh Yesus yang
terutama (bukan secara eksklusif) adalah rohani. Dia tidak dating untuk
menyediakan makanan jasmaniah, tetapi untuk memuaskan kelaparan rohani manusia
dengan pemberian keselamatan yang cuma-Cuma.
Sehingga, klaim Yesus dapat
mengklaim bahwa program-Nya jauh lebih superior terhadap Musa.
(2)Kerajaan Kristus tidak ditegakkan oleh perbuatan-perbuatan baik (sebagaimana yang dikira Israel), tetapi pada dasar iman (ayat 29).
(3)Kristus tidak datang sebagai seorang pekerja spektakuler yang ajaib tetapi sebagai seorang yang menakjubkan. Ada sebuah pendambaan didalam diri Israel pada saat itu (sebagaimana dalam masa kita) akan hal spektakuler. Itu sebabnya mengapa Setan menantang Yesus untuk melakukan sebuah lompatan menantang yang mematikan dari menara bait allah ( Matius 4:5-6). Hal yang membuat orang banyak mengerumuni Yesus adalah penyediaan roti yang spektakuler dan mujizat-mujizat hebat Yesus. Mereka mencari perbuatan-perbuatan dan mengabaikan sang Pembuat. Dialah yang menakjubkan. Bukan terutama pada perbuatan-perbuatan-Nya. Orang banyak itu hanya mengejar perbuatan-perbuatan spektakuler.
(2)Kerajaan Kristus tidak ditegakkan oleh perbuatan-perbuatan baik (sebagaimana yang dikira Israel), tetapi pada dasar iman (ayat 29).
(3)Kristus tidak datang sebagai seorang pekerja spektakuler yang ajaib tetapi sebagai seorang yang menakjubkan. Ada sebuah pendambaan didalam diri Israel pada saat itu (sebagaimana dalam masa kita) akan hal spektakuler. Itu sebabnya mengapa Setan menantang Yesus untuk melakukan sebuah lompatan menantang yang mematikan dari menara bait allah ( Matius 4:5-6). Hal yang membuat orang banyak mengerumuni Yesus adalah penyediaan roti yang spektakuler dan mujizat-mujizat hebat Yesus. Mereka mencari perbuatan-perbuatan dan mengabaikan sang Pembuat. Dialah yang menakjubkan. Bukan terutama pada perbuatan-perbuatan-Nya. Orang banyak itu hanya mengejar perbuatan-perbuatan spektakuler.
(4)Mereka yang masuk kedalam Kerajaan Kristus melakukannya
dengan sarana –sarana pemilihan dan penarikan yang ilahi. Orang
Yahudi menduga bahwa dengan kebajikan terkait asal-usul bangsa mereka dan perbuatan-perbuatan
agama, telah dijamin akan sebuah tempat
bagi mereka didalam Kerajaan. Mereka
berpikir bahwa mereka dapat memanipulasi
Mesias untuk dapat mengadopsi konsepsi mereka mengenai Kerajaan. Sangat
berlawanan dengan kebenaran, yang disingkapkan oleh Yesus Kristus Tuhan kita.
Jalan masuk menuju Kerajaan pada puncaknya bukan sebuah masalah pilihan kita,
tetapi pilihan Tuhan. Bukan kita yang membawa Tuhan bagi diri kita, tetapi Tuhan yang menarik kita kepada diri-Nya sendiri.
Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang (Yohanes 6:37)
Tidak ada seorangpun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku, dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman (Yohanes 6:44)
Setiap orang Israel tidak memiliki sebuah kursi yang telah dialokasikan di Kerajaan, tetapi hanya yang tunduk kepada peraturan Yesus sebagai Mesias mereka. Isu satu-satunya adalah menerima Kristus atau menolak Dia (bandingan dengan Yohanes 6:36,40,45,47).
(5) Kerajaan Yesus Kristus bukan semata untuk saat ini, tetapi juga untuk kekekalan. Kita terkadang berkata bahwa di usia kita sebagai “generasi saat ini.” Dengan ini kita sedang menunjukan bahwa mereka yang hidup di masa kini hanya untuk saat ini saja. Demikian juga dengan Israel dalam manifestasi Tuhan sebagai Mesias. Konsep mereka mengenai Kerajaan adalah material bukan rohani. Kerajaan untuk saat ini, bukan untuk masa mendatang. Kerajaan Yesus Kristus adalah untuk saat ini dan masa mendatang. Manifestasi saat ini yang terutama adalah rohani, diikuti dengan dimensi yang lebih bersifat fisik dan material di masa yang mendatang. Jadi inilah yang telah dibicarakan Tuhan mengenai aspek-aspek masa mendatang dari Kerajaan-Nya ketombang apa yang diinginkan orang-orang Yahudi saat itu juga.
Sebab inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang, yang melihat Anak dan yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal, dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman (Yohanes 6:40)
Tidak ada seorangpun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku, dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman (Yohanes 6:44)
Sesungguhnya barangsiapa percaya, ia mempunyai hidup yang kekal (Yohanes 6:47)
(6)Semboyan Kerajaan bukan pemuasan diri sendiri, tetapi pengorbanan diri sendiri. Orang-orang Yahudi mencari Kerajaan yang sebesar-besarnya akan memenuhi kepentingan mereka. Mereka telah memproyeksikan keinginan-keinginan diri mereka sendiri kedalam konsep mesias. Mereka tidak memiliki maksud masuk kedalam Kerajaan yang mengajarkan pengorban diri dan penyangkalan, apalagi seorang Mesias yang mau mati, ketimbang membebaskan mereka dari penguasa tiran Roma. Tetapi Yesus menegaskan takdir-Nya yaitu memberikan tubuh-Nya dan darah-Nya bagi orang-orang lain :
(51) Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia." (53) Maka kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu. (54) Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman. (55) Sebab daging-Ku adalah benar-benar makanan dan darah-Ku adalah benar-benar minuman.(Yohanes 51,53-55)
Selanjutnya : Reaksi Populer,Keputusan 12 Murid
Israel’s Hour of Decision (John 6:1-71)| diterjemahkan dan diedit oleh : Martin Simamora
No comments:
Post a Comment