Oleh: Arthur W. Pink
KEADILAN ALLAH (5)
Bacalah lebih dulu bagian 4
Kedua, alokasi-alokasi PROVIDENCE (pelaksanaan Renaca Allah) cenderung mengkonfirmasi sebuah perintah yang harus dipatuhi hati nurani,
dan memanifestasikan keadilan-Nya yang adalah Tuhan atas semua. Providence meyakini sesuai dengan fakta-fakta preservasi/pemeliharaan dan pemerintahan atas ciptaan-ciptaan, berdasarkan pada naturnya masing-masing. Adakah, kemudian, indikasi-indikasi apapun akan sebuah pemerintahan moral atas orang-orang? Baik pengalaman dan pengamatan memberitahukan kita bahwa kebaikan dan kejahatan telah diadakan untuk sebuah tujuan khusus, dan poin yang sekarang kita cuatkan adalah—apakah hal-hal ini muncul untuk diberikan kepada orang-orang dalam setiap derajat berdasarkan pada perilaku mereka, yang dipertimbangkan sebagai baik atau jahat secara moral?
Memang benar ini bukan pertanyaan
yang gampang dijawab untuk memuaskan banyak
orang, secara khusus jika mereka dalam suasana hati yang muram; namun demikian,
Kitab suci mencatat begitu banyak contoh
keadilan Allah dalam menghukum dosa dan memberikan imbalan pada kebenaran-kebenaran, dimana orang saleh tidak dapat meragukan realita
prinsip ini.
Diantara demonstrasi-demonstrasi yang lebih mengesankan/mudah terlihat, kita mengatakan malaikat-malaikat-malaikat berdosa yang tidak disayangkan/diluputkan, karena Allah “melemparkan mereka ke dalam neraka dan dengan demikian menyerahkannya ke dalam gua-gua yang gelap untuk menyimpan mereka sampai hari penghakiman” ( 2 Petrus 2:4); penyapuan mahluk hidup dunia tua dengan banjir (Kejadian 7:19-20); penghancuran kota-kota Sodom dan Gomorah (Kejadian 19:24); pemusnahan Firaun yang angkuh dan pasukan-pasukannya di Laut Merah (Keluaran 15:4); bencana-bencama yang menimpa orang-orang Yahudi pemberontak, khususnya pemindahan mereka ke Babilonia dan kemudian diikuti dengan pengusiranmereka olah orang-orang Roma.
Sejarah sekuler juga mencatat banyak demontrasi-demonstrasi penghukuman yang ditimpakan Allah pada mereka yang melawan umat-Nya. Contoh-contoh intervensi Allah dalam kehidupan bangsa-bangsa masih dapat diamati, dan tidak akan terlewatkan oleh mereka yang perhatian pada apa yang sedang berlangsung di sekeliling mereka, dan dengan setia percaya bahwa tidak seekor burung Pipit tidak dapat jatuh ke tanah tanpa sepengetahuan Allah Maha Tinggi.
Hal seperti penghukuman
setimpal dengan kesalahan yang diperbuatnya (retributive justice), yang
dilakukan Allah juga terlihat dalam kasus individual-individual.
Ketika
orang-orang Israel menangkap orang Kanaan bernama Adoni Bezek dan memotong ibu jari tangan dan kakinya, dia mengakui,
“Aku
dahulu memotong ibu jari tangan dan kaki
tujuh puluh raja, makan sisa-sisa makanan dari bawah meja makanku. Sekarang
Allah telah membalaskannya padaku untuk apa yang telah aku lakukan kepada
mereka” (Hakim-Hakim 1:7). Darah Ahab
dijilati anjing-anjing tepat ditempat
dimana darah Nabot telah ditumpahkan ,1 Raja-Raja 22:37,38:
Raja sudah mati!" Maka pulanglah mereka ke Samaria, lalu mereka menguburkan raja di Samaria. Ketika kereta itu dicuci di tepi telaga Samaria, maka darah raja dijilat anjing, sedang perempuan-perempuan sundal mandi di tempat itu, sesuai dengan firman TUHAN yang telah diucapkan-Nya.
Izebel lebih bersalah dari dia: Ahab mengizinkan—tetapi Izebel
telah merancangnya. Ahab segera setelah itu
merendahkan dirinya, dan karena itu telah menerima penguburan terhormat;
tetapi Izebel
telah
dimakamkan didalam perut anjing-anjing(1 Raja-Raja 21:23, 2 Raja-Raja 9:10)
Haman
telah
dieksekusi persis pada sula yang
dia telah persiapkan sebelumnya untuk Mordekhai (Ester 7:10). Henry III dari Prancis telah dibunuh dikamar yang sama dimana pembantaian
keji telah direncanakan, dan Charles IX mati menumpahkan darahnya sendiri di
tempat tidur.
Sedemikian gamblangnya petunjuk Providence (Pelaksanaan rencana Allah)
bahwa Pemerintah dunia ini dilengkapi dengan keadilan, kita mendapatkan bahwa orang kafir
kuno bersatu dalam mengakui kepercayaannya dalam penghukuman Tuhan yang setimpal dengan kesalahan yang dilakukan
seseorang atas setiap hal yang dianggap
salah.
"ilustrasi"- credit: marineinsight.com |
Prinsip penghukuman Allah setimpal
dengan perbuatan jahat yang dilakukan juga muncul dalam kehidupan umat Tuhan
sendiri.
- Yakub mengamankan
berkat Ishak dengan sekeping tipu daya, menyaru sebagai saudaranya
Esau—dan setelah tujuh tahun
mengabdi berat dengan Laban (Kejadian 29:18-20),
Leah yang tidak cantik telah diberikan kepadanya sebagai pengganti (tidak seperti dijanjikan) saudara perempuannya (Kejadian 29:27-30)
yang cantik, Rahel (Kejadian 29:17).
-
Ketika Yusuf tidak
melunak pada permohonan –permohonan yang diajukan saudara-saudaranya, mereka
berseru,” "Betul-betullah
kita menanggung akibat dosa kita terhadap adik kita itu: bukankah kita melihat
bagaimana sesak hatinya, ketika ia memohon belas kasihan kepada kita, tetapi
kita tidak mendengarkan permohonannya. Itulah sebabnya kesesakan ini menimpa
kita" (Kejadian 42:21).
-
Asa,
yang menghukum Nabi dengan memasungnya (penjara), setelah itu menderita sakit
pada kakinya (2
Taw 16:10).
- Paulus yang telah menyetujui untuk merajami Stefanus, ya, telah membantu dalam penghukuman Stefanus, Karena para pembunuh Stefanus telah meletakan baju-baju mereka di kakinya; dan oleh karena itu Paulus sendiri setelah itu dirajami dan berpikir telah mati, Kisah Para Rasul 14:19,20:
Tetapi datanglah orang-orang Yahudi dari Antiokhia dan Ikonium dan mereka membujuk orang banyak itu memihak mereka. Lalu mereka melempari Paulus dengan batu dan menyeretnya ke luar kota, karena mereka menyangka, bahwa ia telah mati. Akan tetapi ketika murid-murid itu berdiri mengelilingi dia, bangkitlah ia lalu masuk ke dalam kota. Keesokan harinya berangkatlah ia bersama-sama dengan Barnabas ke Derbe.
Ini jauh lebih bernilai untuk diperhatikan, karena Barnabas, yang adalah rekannya (Kisah Para Rasul 14:12)—yang telah memberikan pemberitaan Injil yang sama-sama menyerang tidak dirajam.
Dan masih ada. Tanpa kesalahan
melakukan dugaan dan dan tak
bersimpati yang mana Juru selamat kita
telah menyatakan hukuman keras, ketika:
-
membicarakan orang-orang Galilea yang darahnya telah dicampurkan oleh Pilatus dengan korban-korban sajian mereka (Lukas 13:1), dan orang-orang tewas ditimpa menara Siloam yang runtuh (Lukas 13:4)—namun ada saat-saat dimana kita tidak bisa tidak untuk mengakui, “ Benar, ada Allah yang menghakimi di dunia ini!” (Mazmur 58:11). Ketika kita melihat, seperti biasanya kita melihatanya, dosa-dosa dari orang-orang tersebut mengingatkan kita— oleh sifatnya yang sangat hakiki akan penghukuman mereka; dan ketika kita terkadang memandang orang berdosa dipukuli dengan tongkat murka selagi dia sedang melakukan pelanggaran, kita tidak dapat ragu bahwa Penguasa dunia ini adalah hakim yang adil.
"sebuah bangunan pabrik runtuh menewaskan banyak pekerja" Credit: businessinsider.com |
membicarakan orang-orang Galilea yang darahnya telah dicampurkan oleh Pilatus dengan korban-korban sajian mereka (Lukas 13:1), dan orang-orang tewas ditimpa menara Siloam yang runtuh (Lukas 13:4)—namun ada saat-saat dimana kita tidak bisa tidak untuk mengakui, “ Benar, ada Allah yang menghakimi di dunia ini!” (Mazmur 58:11). Ketika kita melihat, seperti biasanya kita melihatanya, dosa-dosa dari orang-orang tersebut mengingatkan kita— oleh sifatnya yang sangat hakiki akan penghukuman mereka; dan ketika kita terkadang memandang orang berdosa dipukuli dengan tongkat murka selagi dia sedang melakukan pelanggaran, kita tidak dapat ragu bahwa Penguasa dunia ini adalah hakim yang adil.
Tetapi mungkin diajukan keberatan, bahwa pemberian imbalan atau penghukuman
yang setimpal bukan hal yang berlangsung secara
reguler atau seragam, pada keseluruhannya, perlakuan yang diterima orang-orang dari providence Allah, sedikit yang terhubungkan
dengan karakter dan perilaku mereka—ya, orang jahat dibandingkan dengan orang benar, jauh lebih
sukses orang jahatnya.
- Kemakmuran orang jahat dan penderitaan-penderitaan orang benar disepanjang abad-abad telah menjadikan sebuah masalah akut, dan itu adalah pengamatan Ayub, “Tetapi amanlah kemah para perusak, dan tenteramlah mereka yang membangkitkan murka Allah, mereka yang hendak membawa Allah dalam tangannya” (Ayub 12:6). Daud telah mendeklarasikan, “Aku melihat seorang fasik yang gagah sombong, yang tumbuh mekar seperti pohon aras Libanon” (Mazmur 37:35).
Business Fraud- RiaNovosti |
-
Asaf
meratap, “Sebab
aku cemburu kepada pembual-pembual, kalau aku melihat kemujuran orang-orang fasik. Sebab kesakitan tidak ada pada mereka, sehat dan gemuk
tubuh mereka; mereka tidak mengalami kesusahan manusia, dan mereka tidak kena
tulah seperti orang lain” (Mazmur 73:3-5).
-
Setelah mendeklarasikan,” Engkau memang
benar, ya TUHAN,,” Yeremia menanyakan
Tuhan, “Mengapakah
mujur hidup orang-orang
fasik, sentosa semua orang yang berlaku
tidak setia?” (Yeremia 12:1).
-
Habakuk
juga telah menyelidiki, “Mengapa Engkau
memandangi orang-orang yang berbuat khianat itu dan Engkau berdiam diri,
apabila orang fasik menelan orang yang lebih benar dari dia?” (Habakuk 1:13).
- Pada masa Maleakhi ada mereka yang bersungut-sungut, "Adalah sia-sia beribadah kepada Allah. Apakah untungnya kita memelihara apa yang harus dilakukan terhadap-Nya dan berjalan dengan pakaian berkabung di hadapan TUHAN semesta alam? Oleh sebab itu kita ini menyebut berbahagia orang-orang yang gegabah: bukan saja mujur orang-orang yang berbuat fasik itu, tetapi dengan mencobai Allahpun, mereka luput juga" (Mal 3:14,15).
Jawaban
apakah yang mungkin diberikan untuk pertanyaan-pertanyaan seperti ini?
Pertama, Firman Allah sungguh-sungguh secara memadai telah mendeklarasikan ketidaksukaan-Nya terhadap orang yang jahat, dan pujian/keberkenan-Nya terhadap orang benar, sekalipun Providence-Nya tidak. “Oleh karena hukuman terhadap perbuatan jahat tidak segera dilaksanakan, maka hati manusia penuh niat untuk berbuat jahat” (Pengkhotbah 8:11). Walaupun surat perintah telah ditandatangani—namun eksekusinya mungkin ditunda untuk sejumlah alasan. Dosa tidak kurang menjijikannya bagi Allah, karena Dia dengan segera menimpakan penghukumannya.
- Dia menunda penghukuman
untuk memperlihatkan kesabarannya yang
tak terhingga. Dia
menanggung “dengan kesabaran yang sangat banyak, bejana-bejana kemurkaan
(bandingkan
dengan Roma 9:18-24).”
-
Beberapa orang, seperti Manase
dan Saulus
dari Tarsus, diluputkan, bahwa mereka dapat menjadi monumen-monumen
anugerah-Nya yang berdaulat.
- Demikian, juga, Allah memiliki alasan-alasan bijak untuk menunda upah-upah orang benar: bahwa iman dapat diuji, kesabaran dibangun, dan anugerah-Nya yang memadai menopang dibawa penderitaan-penderitaan yang didemonstrasikan.
Kedua, ini harus lebih lagi dicamkan secara definitif dalam benak bahwa ada penghukuman-penghukuman lainnya disamping penderitaan-penderitaan tampak luar/lahiriah, dan ada imbalan-imbalan/upah-upah lainnya selain kemakmuran material.
credit: glogster.com |
Sayangnya, bahwa kita sedemikian telah melupakan hal ini. Penghakiman-penghakiman tak terlihat adalah penghakiman yang paling menakutkan dari semuanya. Menjadi sepenuhnya ditinggalkan oleh Allah pada kebutaan pikiran, kekerasan hati, dan teror-teror hati nurani—adalah jauh lebih buruk daripada kehilangan atau kesakitana jasmani apapun! Siapa yang dapat mengukur perasaan Kain ketika dia berteriak, “Penghukumanku lebih besar daripada apa yang dapat kutanggung!” (Kejadian 4:13).
Siapa yang dapat menentukan/mengukur kedalaman perasaan menyesal Yudas sebelum dia pergi menggantung dirinya sendiri! Sebaliknya, kemurahan Allah diungkapkan pada umat-Nya dalam berkat-berkat rohani yang Dia curahkan atas mereka. Meskipun orang-orang jahat tidak menghargainya, jika saja mereka menyadari senyuman Bapa surgawinya! Yang mana adalah rumah-rumah dan tanah-tanah yang lebih baik—atau kenyamanan- kenyamanan dari sebuah Roh sukacita dan sebuah damai yang melampaui semua pengertian? Jaminan Anak Allah bernilai lebih daripada perak dan emas!
Ketiga, Providence tidak boleh dipandang sepotong-potong—tetapi didalam keseluruhannya; atau tidak boleh setengah-setengah—tetapi didalam keseluruhan dan koneksinya. Kita disyaratkan memiliki kesabaran dalam jiwa-jiwa kita pada perihal ini, juga, pada waktu-Nya sendiri, Allah akan membuat ini tanpa salah secara gamblang pada sebuah semesta yang telah disusun,bahwa Dia adalah seorang Penguasa dan Hakim yang adil. Dan sementara itu, Allah memiliki alasan-alasan yang baik untuk belum melakukan sebuah demonstrasi penuh pada keadilan-Nya, dengan secara terbuka memberikan imbalan atau menghukum orang-orang berdasarkan perbuatan-perbuatannya.
Ini adalah hari kesabaran-Nya dan bukan murka-Nya—ini adalah hari ketika kita dipanggil untuk
berjalan dengan iman dan bukan dengan melihat.
Itu adalah kegagalan kita untuk meninjau
Providence sebagai sebuah keseluruhan, dimana sedemikian sering membuat
kita berkata sama dengan Yakub, “Semua hal-hal ini melawanku (Kejadian 42:36),” ketika dalam kenyataan”segala sesuatu
bekerja bersama-sama untuk kebaikan bagi mereka yang mengasihi Allah
(Roma 8:28).” Tetapi itu hanya
akan terjadi di masa yang akan datang,
bahwa fakta yang megah ini akan
sepenuhnya dinyatakan. “sekarang kita melihat dalam cermin suatu gambaran yang
samar-samar, tetapi nanti kita akan melihat muka dengan muka. Sekarang aku
hanya mengenal dengan tidak sempurna, tetapi nanti
aku akan mengenal dengan sempurna, seperti aku sendiri dikenal” ( 1 Korintus
13:12), dan betapa sebuah perbedaan yang tak terukurkan perbedaan yang akan
terjadi!
Keempat, kemenangan khidmat keadilan Allah, akan sepenuhnya Nampak pada Hari yang akan datang. Orang benar dan orang jahat menerima keadilan Allah tetapi permulaan-permulaan akan upah/imbalan dan penghukumannya dalam kehidupan ini.
Walaupun orang jahat tidak sama sekali tanpa penghukuman, tetapi penghukuman-penghukuman ini adalah permulaan kesedihan-kesedihan, jika kita menghargai baik pemberian imbalan atau hukuman dari Allah secara fisik atau kekal.
Alasan untuk hal ini
tidaklah sukar untuk ditemukan: Jika
Allah belum juga menghukum dosa manapun
di sini—maka tidak seorangpun akan
percaya ada Allah; jika Dia
harus menghukum semua dosa di sini—tidak
ada yang akan takut pada penghukuman yang akan datang.
“Ia telah menetapkan suatu hari, pada waktu mana Ia dengan adil akan menghakimi dunia” (Kisah Para Rasul 17:31)—dimana akan menjadi sebuah pemeriksaan judisial resmi yang megah bagi segenap umat manusia, dimana Hakim Agung akan tampil dalam kehormatan-Nya. Saat ini Allah melakukannya tetapi sesi-sesi kecil—tetapi kemudian akan ada, “Hari murka dan penyingkapan penghukuman Allah yang benar’ (Roma 2:5). Sekarang penghukuman Allah dimanifestasikan sedikit di sini dan sedikit di sana—tetapi nanti terhadap semua. Sekarang pemberian imbalan atau hukuman dibayarkan secara rahasia—tetapi nanti secara terbuka. Sekarang penghukuman hanyalah temporer—tetapi nanti kekal. Sehingga, juga, dengan memberikan imbalan pada orang benar: di sini (dunia) mereka hanya memiliki permulaan keselamatan mereka, kepenuhan keselamatan sedang disimpan untuk dunia yang akan datang; karena di sini (dunia), juga, kita harus berjalan oleh iman dan bukan oleh melihat.
“Ia telah menetapkan suatu hari, pada waktu mana Ia dengan adil akan menghakimi dunia” (Kisah Para Rasul 17:31)—dimana akan menjadi sebuah pemeriksaan judisial resmi yang megah bagi segenap umat manusia, dimana Hakim Agung akan tampil dalam kehormatan-Nya. Saat ini Allah melakukannya tetapi sesi-sesi kecil—tetapi kemudian akan ada, “Hari murka dan penyingkapan penghukuman Allah yang benar’ (Roma 2:5). Sekarang penghukuman Allah dimanifestasikan sedikit di sini dan sedikit di sana—tetapi nanti terhadap semua. Sekarang pemberian imbalan atau hukuman dibayarkan secara rahasia—tetapi nanti secara terbuka. Sekarang penghukuman hanyalah temporer—tetapi nanti kekal. Sehingga, juga, dengan memberikan imbalan pada orang benar: di sini (dunia) mereka hanya memiliki permulaan keselamatan mereka, kepenuhan keselamatan sedang disimpan untuk dunia yang akan datang; karena di sini (dunia), juga, kita harus berjalan oleh iman dan bukan oleh melihat.
Akhirnya, mari kita memperlihatkan sekali lagi bahwa dibawah pemberian-pemberian Providence, pemerintahan eksternal Allah bekerja sedemikian rupa untuk menyediakan dunia dengan sebuah saksi memadai akan keadilan retributif( memberikan imbalan dan hukuman sesuai dengan perbuatan), untuk memberikan peringatan yang gamblang akan apa yang diharapkan pada dunia yang akan datang.
Credit: yustisi.com |
Contoh-contoh
peristiwa dimana kita melihat
pembalasan Tuhan terhadap para pelaku kejahatan, memperlihatkan bahwa Penguasa dunia ini bukan
tidak mempedulikan atau juga tidak membedakan
atas perbuatan-perbuatan ciptaan-ciptaan-Nya.
Perbuatan-perbuatan tersebut diperhitungkan untuk meningkatkan sebuah
pengharapan yang ada dimasa mendatang, keadilan Allah akan menjadi lebih terbuka dan sepenuhnya
terpampang.
Ketakpedulian Tuhan tidak dapat disimpulkan secara
adil dari penderitaan-penderitaan orang
benar, karena penderitaan-penderitaan orang benar
telah diimbangi dengan penghiburan-penghiburan rohani yang membuat
mereka bersukacita penuh dalam kesengsaraan-kesengsaraan mereka; dan belas kasih
dipadu dengan keadilan pada orang jahat dalam berkat-berkat mereka yang
bersifat sesaat di dunia ini.
Tetapi pada Hari akhir, itu akan sepenuhnya didemonstrasikan bahwa Allah adalah seorang Hakim, selalu mengacu secara ketat pada Hukum yang Dia telah kerangkakan bagi pemerintahan dunia ini. Lebih lagi, pada Hari itu, bahkan orang jahat akan secara memadai dibebaskan dari berbagai tipu daya Setan untuk dapat memahami kebenaran penghakiman mereka dalam hal pelaksanaan-pelaksanaan-Nya pada diri mereka.
Bersambung ke Bagian 6
The Justice of God |diterjemahkan dan diedit oleh : Martin Simamora
No comments:
Post a Comment