Oleh : Arthur W. Pink
Bacalah lebih dulu bagian 2
Credit: anewhouse.com.au
Delusi Iblis
Kembali kita mengutip Amsal 14:12 – “Ada jalan yang disangka orang lurus, tetapi ujungnya menuju maut.” Telah dikemukakan dengan kebenaran yang besar bahwa jalan ke Neraka diaspal dengan niat-niat baik. Akan ada banyak orang dalam Danau Api yang dimulai hidup dengan niat-niat baik, resolusi-resolusi yang tulus dan hal-hal ideal yang diagungkan—mereka yang adil dalam urusan-urusan mereka, adil dalam transaksi-transaksi mereka dan dermawan dalam seluruh jalan-jalan mereka; orang-orang yang membanggakan diri mereka sendiri dengan integritas mereka, tetapi yang berupaya menjustifikasi diri mereka dihadapan Tuhan dengan kebenaran diri mereka sendiri, orang-orang yang bermoral, penuh belas kasih dan murah hati, tetapi yang tidak pernah melihat diri mereka sebagai bersalah, tersesat, orang-orang berdosa yang pantas ke neraka lagi membutuhkan seorang Juru selamat, hal semacam ini “disangka lurus.” Jalan semacam ini yang menyerahkan dirinya pada pikiran duniawi dan ini merekomendasikan jalan yang dikira lurus kepada banyak orang yang terdelusi saat ini. Delusi Iblis adalah : bahwa kita dapat diselamatkan oleh usaha-usaha kita sendiri, dan dibenarkan dihadapan Tuhan oleh perbuatan-perbuatan baik kita sendiri; padahal, Tuhan mengatakan kepada kita dalam Firman-Nya- “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman … bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri” (Efesus 2:8-9)
Persetujuan Intelektual –atau-Iman yang Menyelamatkan?
Beberapa tahun lalu penulis menjadi
teman dekat dengan seorang
yang adalah seorang pengkhotbah awam dan
seorang “pekerja Kristen” yang antusias. Selama lebih tujuh tahun teman ini
telah terlibat dalam khotbah dihadapan publik
dan aktivitas-aktivitas religius, tetapi dari ekspresi-ekspresi dan
kalimat-kalimat tertentu yang dia
gunakan, penulis telah meragukan apakah sahabatnya seorang pria yang “sudah
dilahirkan kembali”. Ketika kita
mulai untuk menanyainya, telah diketahui bahwa dia adalah seorang sahabat yang sangat tidak mengenali
Kitab suci dengan sempurna dan mendorong
sahabat kami untuk
mempelajari Firman bagi dirinya
sendiri, dengan harapan bahwa jika dia masih belum diselamatkan Tuhan akan
berkenan untuk menyingkapkan Juru
selamat yang dia butuhkan. Satu malam untuk sukacita kami, orang yang
telah memberitakan Injil (?) selama
tujuh tahun, telah mengaku bahwa dia
baru saja menemukan Kristus pada malam
sebelumnya. Dia telah mengakui
bahwa dia telah menyajikan “Kristus yang ideal” tetapi bukan Kristus di Salib.
Penulis percaya ada ribuan yang seperti pengkhotbah ini,berangkali, telah dibesarkan di Sekolah Minggu, telah diajarkan mengenai kelahiran, kehidupan, dan pengajaran-pengajaran Yesus Kristus, yang percaya kepada kesejarahan pribadi-Nya, yang secara tidak teratur berupaya untuk mempraktekan panduan-panduan-Nya, dan yang berpikir bahwa itu adalah semua hal yang penting bagi keselamatan mereka. Kadang-kadang, kelas ini ketika mereka mencapai kedewasaan pergi kedalam dunia ini, menghadapi serangan-serangan ateis dan kafir dan dikatakan bahwa pribadi seperti Yesus dari Nazareth tidak pernah hidup. Tetapi kesan-kesan pada hari-hari awal tidak dapat dihapus dengan mudah, dan mereka masih kokoh dengan deklarasi mereka bahwa mereka “percaya kepada Yesus Kristus.” Namun, ketika iman mereka diperiksa, hanya saja terlalu sering ditemukan bahwa walaupun mereka percaya banyak hal tentang Yesus Kristus mereka tidak sungguh-sungguh percaya kepada Dia.
Mereka percaya dengan Kepala bahwa orang semacam ini telah atau pernah hidup ( dan, kerena mereka percaya dengan khayalan ini sehingga oleh karena itu mereka diselamatkan), tetapi mereka tidak pernah menjatuhkan senjata-senjata peperangan mereka melawan Dia, memberikan diri mereka kepada Dia, tidak juga sungguh-sungguh percaya dengan hati mereka kepada-Nya. Penerimaan terbuka atas sebuah doktrin orthodoks tentang pribadi Kristus tanpa hati yang dimenangkan oleh Dia dan hidup yang terdedikasi kepada Dia, merupakan fase lainnya yang “disangka orang lurus” tetapi ujung daripadanya adalah “menuju maut”. Semata persetujuan intelektual terhadap realita pribadi Kristus, dan yang tidak bergerak lebih lanjut, adalah fase lainnya dari jalan yang “ disangka orang lurus” tetapi yang akhir daripadanya “menuju maut” atau dengan kata lain, adalah aspek lain dari injil Satan.
Jalan Lebar –atau-Jalan Sempit
Penulis percaya ada ribuan yang seperti pengkhotbah ini,berangkali, telah dibesarkan di Sekolah Minggu, telah diajarkan mengenai kelahiran, kehidupan, dan pengajaran-pengajaran Yesus Kristus, yang percaya kepada kesejarahan pribadi-Nya, yang secara tidak teratur berupaya untuk mempraktekan panduan-panduan-Nya, dan yang berpikir bahwa itu adalah semua hal yang penting bagi keselamatan mereka. Kadang-kadang, kelas ini ketika mereka mencapai kedewasaan pergi kedalam dunia ini, menghadapi serangan-serangan ateis dan kafir dan dikatakan bahwa pribadi seperti Yesus dari Nazareth tidak pernah hidup. Tetapi kesan-kesan pada hari-hari awal tidak dapat dihapus dengan mudah, dan mereka masih kokoh dengan deklarasi mereka bahwa mereka “percaya kepada Yesus Kristus.” Namun, ketika iman mereka diperiksa, hanya saja terlalu sering ditemukan bahwa walaupun mereka percaya banyak hal tentang Yesus Kristus mereka tidak sungguh-sungguh percaya kepada Dia.
Mereka percaya dengan Kepala bahwa orang semacam ini telah atau pernah hidup ( dan, kerena mereka percaya dengan khayalan ini sehingga oleh karena itu mereka diselamatkan), tetapi mereka tidak pernah menjatuhkan senjata-senjata peperangan mereka melawan Dia, memberikan diri mereka kepada Dia, tidak juga sungguh-sungguh percaya dengan hati mereka kepada-Nya. Penerimaan terbuka atas sebuah doktrin orthodoks tentang pribadi Kristus tanpa hati yang dimenangkan oleh Dia dan hidup yang terdedikasi kepada Dia, merupakan fase lainnya yang “disangka orang lurus” tetapi ujung daripadanya adalah “menuju maut”. Semata persetujuan intelektual terhadap realita pribadi Kristus, dan yang tidak bergerak lebih lanjut, adalah fase lainnya dari jalan yang “ disangka orang lurus” tetapi yang akhir daripadanya “menuju maut” atau dengan kata lain, adalah aspek lain dari injil Satan.
Jalan Lebar –atau-Jalan Sempit
Dan sekarang, dimanakah kamu berdiri?Apakah kamu di jalan yang “disangka orang lurus,” tetapi yang ujung-unjungnya maut; atau, apakah kamu di Jalan Sempit yang memimpinmu kepada hidup? Sudahkah kamu sungguh-sungguh telah meninggalkan Jalan Lebar yang menuntun kepada kematian? Sudahkah kasih Kristus telah menciptakan dalam hatimu sebuah kebencian dan horor terhadap semua yang tidak disukai bagi Dia? Apakah kamu berhasrat agar Dia “memerintah atas” mu? (Lukas 19:14). Apakah kamu sepenuhnya bergantung pada kebenaran dan darah-Nya bagi penerimaanmu dengan Tuhan?
“Agama” – atau- Iman?
Mereka yang percaya kepada sebuah bentuk kesalehan lahiriah/terlihat, seperti baptisan atau “konfirmasi”, mereka yang religius karena ini dianggap sebagai sebuah tanda yang patut/dapat dihormati; mereka yang hadir di gereja atau kapel karena itu adalah fashion untuk dilakukan; dan, mereka yang bersatu dengan Denominasi tertentu karena mereka menduga hal seperti ini sebuah langkah yang akan memampukan mereka untuk menjadi orang-orang Kristen, sedang berada di jalan yang “ujungnya menuju maut”- kematian rohani dan kekal. Akan tetapi motif-motif kami murni, akan tetapi mulia niat-niat kami, akan tetapi baik maksud dari tujuan-tujuan kami, akan tetapi tulus upaya-upaya kami, Tuhan tidak akan menerima kita sebagai anak-anak-Nya, sampai kita menerima Anak-Nya.
“Kepercayaan Gampangan” –atau-Iman
yang Disertai Pertobatan?
Satu lagi bentuk daya tarik menipu injil Satan adalah menggerakan para pengkhotbah untuk menghadirkan
pengorbanan Kristus dan kemudian mengatakan kepada para pendengarnya
bahwa semua yang Tuhan mintakan dari mereka adalah untuk “percaya” kepada Anak-Nya. Dengan demikian ribuan jiwa yang tidak merasakan atau menunjukan kesedihan dan penyesalan karena telah melakukan sesuatu yang keliru yakni meyakini kebenaran yang sesungguhnya
salah dengan berpikir bahwa mereka telah diselamatkan. Tetapi Kristus telah
berkata, “Kecuali kamu
bertobat, kamu semua akan binasa dengan cara demikian” (Lukas
13:3). Bertobat
adalah membenci dosa, bersedih atas
dosa,berbalik dari dosa. Itu adalah hasil dari Roh membuat
hati penuh sesal dihadapan Tuhan. Tidak ada selain sebuah hati yang menyesal
dapat secara aman percaya pada Tuhan
Yesus Kristus.
Kembali: ribuan diperdaya menyangka bahwa mereka “telah menerima Kristus” sebagai “Juru selamat
pribadi” mereka yang tidak pertama-tama
telah menerima Dia sebagai TUHAN mereka. Anak Allah tidak datang untuk
menyelamatkan umat-Nya dalam dosa mereka, tetapi “dari dosa-dosa mereka”
(Matius 1:21). Menjadi diselamatkan dari
dosa-dosa, adalah untuk diselamatkan
dari mengabaikan dan menghina otoritas Tuhan, adalah meninggalkan perjalanan kehendak diri sendiri dan
menyenangkan diri sendiri,itu adalah “meninggalkan
jalan kita” (Yesaya 55:7).Itu adalah berserah pada otoritas Tuhan, menyerahkan
diri pada kekuasaan-Nya, memberikan diri kita untuk diperintah oleh Dia. Orang
yang tidak pernah mengambil ”kuk” Yesus
bagi dirinya, bukan orang yang sungguh-sungguh dan secara tekun
berupaya untuk menyenangkan Dia dalam semua detail kehidupannya, dan walau
begitu menyangka bahwa dia sedang “beristirahat pada Karya Kristus yang telah
selesai” adalah orang yang diperdaya
oleh Iblis.
Kesimpulan
Pada bab ke-7 Injil Matius ada dua firman yang memberikan kita hasil kurang lebih dari Injil Kristus dan injil palsu Setan. Pertama. Dalam ayat 13 dan 14,” Masuklah melalui pintu yang sesak itu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melaluinya; karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan, dan sedikit orang yang mendapatinya." Kedua; dalam ayat 22 dan 23, “Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat (berkhotbah) demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"
Ya, pembacaku, adalah mungkin untuk bekerja didalam nama Kristus, dan bahkan untuk mengkhotbahkan nama-Nya, dan walaupun dunia mengenal kita, dan Gereja mengenal kita, namun menjadi tidak dikenal Tuhan! Betapa pentingnya kemudian untuk mencari tahu ada dimanakah kita sesungguhnya; untuk memeriksa diri kita sendiri dan melihat apakah kita berada didalam iman; untuk mengukur diri kita dengan Firman Tuhan dan melihat kalau kita sedang diperdaya oleh Musuh terselubung kita; untuk mengetahui apakah kita sedang membangun rumah kita di atas pasir, atau apakah rumah dibangun diatas Batu Karang yang adalah Kristus Yesus. Semoga Roh Kudus menyelidiki hati kita, mematahkan kehendak-kehendak kita, membunuh permusuhan kita terhadap Tuhan; mengerjakan didalam kita sebuah pertobatan mendalam dan sejati, dan mengarahkan pandangan kita pada Domba Allah yang telah menghapus dosa dunia.
Pada bab ke-7 Injil Matius ada dua firman yang memberikan kita hasil kurang lebih dari Injil Kristus dan injil palsu Setan. Pertama. Dalam ayat 13 dan 14,” Masuklah melalui pintu yang sesak itu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melaluinya; karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan, dan sedikit orang yang mendapatinya." Kedua; dalam ayat 22 dan 23, “Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat (berkhotbah) demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"
Ya, pembacaku, adalah mungkin untuk bekerja didalam nama Kristus, dan bahkan untuk mengkhotbahkan nama-Nya, dan walaupun dunia mengenal kita, dan Gereja mengenal kita, namun menjadi tidak dikenal Tuhan! Betapa pentingnya kemudian untuk mencari tahu ada dimanakah kita sesungguhnya; untuk memeriksa diri kita sendiri dan melihat apakah kita berada didalam iman; untuk mengukur diri kita dengan Firman Tuhan dan melihat kalau kita sedang diperdaya oleh Musuh terselubung kita; untuk mengetahui apakah kita sedang membangun rumah kita di atas pasir, atau apakah rumah dibangun diatas Batu Karang yang adalah Kristus Yesus. Semoga Roh Kudus menyelidiki hati kita, mematahkan kehendak-kehendak kita, membunuh permusuhan kita terhadap Tuhan; mengerjakan didalam kita sebuah pertobatan mendalam dan sejati, dan mengarahkan pandangan kita pada Domba Allah yang telah menghapus dosa dunia.
Selesai
No comments:
Post a Comment