Oleh: Melissa Kruger
Kasih Pada Allah Yang Tiada Toleransi
Credit: Brent Staples- The New York Times |
Tetapi pernahkan kamu mempertimbangkan bahwa tolerasi tidak pernah didorong dalam Alkitab? Buah Roh memasukan kasih dan kebaikan, tetapi hilang dari daftar tersebut adalah toleransi. Faktanya, orang-orang Kristen tidak dipanggil untuk bertoleransi, karena kita melayani Allah yang intoleran.
Coba pertimbangkan
sejumlah kisah dari Perjanjian Lama :
- Taman: Allah tidak menoleransi dosa Adam dan Hawa. Dia tidak menerima gaya hidup memilih untuk memakan dari pohon pengetahuan baik dan jahat. Dia telah mengusir mereka dari Eden dan menempatkan seorang malaikat dengan pedang-pedang berapi untuk menjaga jalan masuk sehingga mereka tidak dapat kembali.
- Nuh dan Bah : Meskipun versi yang disterilkan dari kisah ini didetailkan secara menyenangkan dalam buku-buku cerita anak, kita tidak dapat lupa bahwa kisah ini adalah mengenai penghakiman yang besar. Bukannya gambar kerusakan tsunami yang ditampilkan, malahan diisi dengan binatang-binatang yang tersenyum. Bah itu mencakup terror, penderitaan, dan kematian. Itu adalah peristiwa katastropik dimana hanya satu keluarga yang selamat.
- Uza: Salah satu kisah yang paling tidak nyaman terkait intoleransi Allah ditemukan dalam 2 Samuel 6. Kisah ini menarasikan upaya Uza untuk menjaga tabut TUHAN setelah seekor lembu tersandung pada perjalanan kembali ke Israel. Ketika dia menjangkau dan menyentuh tbut itu (yang jelas sebuah tindakan terlarang), Allah tidak berkata, “Baiklah, hatinya benar. Aku tahu dia hanya berupaya untuk membantu.” Respon naluriah Uza berjumpa dengan murka Allah yang sangat kuat, dan Uza segera saja jatuh dan mati.
Kita dapat menemukan dan disepanjang Perjanjian Lama, menimbang Akhan, Korah, anak-anak Harun, dan orang-orang Kanaan, dan penduduk Sodom dan Gomorah, hanya menamakan sedikit diantaranya. Semua telah binasa oleh langsung tangan Allah. Dia tidak menoleransi dosa mereka; dia telah menghukum mereka.
PENGHAKIMAN YANG LEBIH
BESAR
Jangan sampai kita agaknya berpikir Yesus menggambarkan
sebuah Allah yang berbeda daripada Allah
dari Perjanjian Lama, pikirkan , menimbang pengajarannya kepada murid-murid dalam Matius 10:14-15 :
(1 4) Dan apabila seorang
tidak menerima kamu dan tidak mendengar perkataanmu, keluarlah dan
tinggalkanlah rumah atau kota itu dan kebaskanlah debunya dari kakimu. (15) Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya pada hari penghakiman tanah
Sodom dan Gomora akan lebih ringan tanggungannya dari pada kota itu."
Yesus sedang mengklaim sebuah penghakiman yang LEBIH BESAR daripada Sodom dan Gomorah bagi mereka yang menolak pesan injil. Dia telah memperingatkan banyak orang percaya bahwa mereka mengenal dia, hanya untuk mempelajari bahwa mereka telah menolak kata-kata ini “ Pergi dariku, semua kamu para pekerja jahat!” (Matius 7:21-23; Lukas 13:22-27). Bukannya mendapatkan disambut masuk kedalam kerajaan Allah, mereka akan menemukan diri mereka dalam sebuah tempat ratap tangis dan kertak gigi.
Baik Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru memperlihatkan Allah yang tidak bertoleransi pada dosa. Namun ada satu kisah dalam Kitab suci yang mendemonstrasikan intoleransi Allah yang paling jelas.
Itu adalah kisah salib.
An 1849 Currier & Ives lithograph shows the tumult surrounding Jesus' crucifixion Credit : Today.com |
Ambil pandangan segar pada realita menakutkan dan tidak nyaman pada salib. Disini seorang manusia tidak bersalah –telah dicambuk, dipukuli, dipaku ke salib, menanggung dosa-dosa dunia. Karena kamu. Karena saya. Apakah ini gambar Allah yang tidak toleran yang mengabaikan kejahatan? Tidak, ini adalah sebuah gambar mengerikan murka dan penghakiman Allah. Kisah yang tidak masuk akal jika Allah adalah Allah yang toleran.
Salib mendemonstrasikan karakter Allah dalam semua kompleksitasnya. Ini memperlihatkan kasihnya, kebaikannya, dan belas kasih yang bersatu dalam keadilan, kekudusan, dan murka-Nya. Salib secara sempurna mendemonstrasikan Allah yang melampaui pemahaman. Allah memberikan kita sebuah kilasan kemuliaan kasih-Nya bagi kita. Kasih Allah bukan sebuah kasih yang toleran. Kasih yang jauh lebih baik. Itu adalah kasih sebuah kasih penebusan.
Toleransi
adalah Tidak Kasih
credit:parent24.com |
Dosa harus ditebus. Menoleransi kejahatan sama dengan menyangkal keadilan. Allah melepaskan murkanya yang penuh pada kejahatan karena dia baik. Jika kebaikan menoleransi kejahatan, kebaikan berhenti menjadi baik. Penolakan untuk bertoleransi pada dosa, kemudian, adalah sebuah bagian esensial mengasihi orang –orang lain juga. Itu mungkin toleran bagi seorang ibu untuk membiarkan anak-anaknya bermain di jalanan yang ramai atau berlari dengan gunting, tetapi itu bukan mengasihi pada akhirnya.
Kita juga mesti membenci dosa karena dosa sangat berbahaya, bahkan jika kita tidak selalu memahami bahaya yang mungkin diakibatkannya. Sebagai anak tidak mewaspadai bahwa sebuah mobil mungkin dengan cepat muncul, kita mesti memahami bahwa kita tidak menyadari semua bahaya dosa. Allah, Pencipta kita yang penuh kasih memahami diri kita seutuhnya daripada kita, menawarkan atau mengundang kita untuk menjauh dari yang jahat dan menemukan kehidupan melimpah dalam dia saja. Hidup diluar kehendak Allah yang telah diwahyukan pada puncaknya tidak menggenapi; itu membawa kesengsaraan dan kekosongan.
Sebagai umatnya, kemudian, bagaimana kita semestinya hidup? Roma 12 memberikan wawasan yang sangat menolong:
Hendaklah kasih
menjadi tulus. Muaklah pada apa yang
jahat; pegang kuat apa yang baik.
Kasihilah satu sama lain dengan kasih sayang persaudaraan…Jangan satupun
membalaskan kejahatan dengan kejahatan, tetapi
berpikirlah untuk melakukan apa yang
terhormat dalam pandangan semua orang. Jika mungkin, sejauh itu
bergantung padamu, hiduplah secara damai
dengan semua orang. Jadilah orang yang dikasihi, jangan pernah menuntut balas atas dirimu sendiri, tetapi
tinggalkanlah itu pada murka Allah, karena
ada tertulis, “Pembalasan adalah milikku, Aku akan membalaskan, kata
Tuhan.” Sebaliknya, “Jika musuhmu lapar, beri dia makan; jika dia haus, beri
dia sesuatu untuk diminum; karena dengan melakukan hal yang demikian, kamu akan
menumpukan bara diatas kepalanya. “Jangan
dikalahkan oleh kejahatan, tetapi atasilah kejahatan dengan kebaikan.
Alah memanggil kita untuk jijik/muak dengan kejahatan, meskipun disaat yang sama memperingatkan kita untuk tidak menjadi agen-agen murkanya. Kita harus benci dengan tindakan mencuri sambil memperlihatkan belas kasih dan kasih pada orang yang mencuri. Mengasihi orang tidak bermakna kita harus menerima pilihan-pilihan yang mereka buat. Itu bermakna kita secara terbuka menyambut dan menerima semua yang datang masuk kedalam kehidupan-kehidupan kita dengan sebuah hati yang mengerti dan pesan pengharapan injil. Kita mengasihi orang ketika kita memanggil mereka keluar dari dosa, masuk kedalam relasi dengan Raja Yesus. Mengasihi orang tidak boleh menjadi definisi dunia tentang toleran , tetapi itu adalah jalan terbaik menuju kasih.
The Loving Intolerance God- The Gospel Coalition | diterjemahkan dan diedit oleh : Martin Simamora
No comments:
Post a Comment