Tabut Perjanjian/Tabut Tuhan sumber :bible-history.com |
Oleh : Bob Deffinbaugh, Th.M
Pengantar
Ada hari-hari, tidak peduli seberapa cermatnya kita merencanakan dan mengorkestrasikan peristiwa-peristiwa, semuanya menjadi berantakan begitu saja. Inilah yang terjadi pada Raja Daud. Setelah Daud menduduki kota Yebus, dia didalam hatinya berencana untuk mendapatkan kembali tabut perjanjian (disini disebut “tabut Tuhan”), yang telah disembunyikan di rumah Abinadab di Kiriat Yearim [Kiriat-Yearim di sini disebut Baale-Yehuda dalam 1 Tawarikh 13. Pada Yosua 15, yang berbicara mengenai warisan suku Yehuda, kota ini disebut Baalah (Yosua 15:9-11), dan kemudia disebut Kiriat-Yearim (15:9).]. Daud secara cermat berdiskusi dengan para pemimpin bangsa ini, dan kemudian inilah langkah yang dilakukan oleh segenap bangsa itu :
(1) Daud berunding dengan pemimpin-pemimpin pasukan seribu dan pasukan seratus dan dengan semua pemuka. (2) Berkatalah Daud kepada seluruh jemaah Israel: "Jika kamu anggap baik dan jika diperkenankan TUHAN, Allah kita, baiklah kita menyuruh orang kepada saudara-saudara kita yang masih tinggal di daerah-daerah orang Israel, dan di samping itu kepada para imam dan orang-orang Lewi yang ada di kota-kota yang dikelilingi tanah penggembalaan mereka, supaya mereka berkumpul kepada kita.(3) Dan baiklah kita memindahkan tabut Allah kita ke tempat kita, sebab pada zaman Saul kita tidak mengindahkannya." (4) Maka seluruh jemaah itu berkata, bahwa mereka akan berbuat demikian, sebab usul itu dianggap baik oleh segenap bangsa itu. (5) Lalu Daud mengumpulkan semua orang Israel dari sungai Sikhor di Mesir sampai ke jalan yang menuju Hamat, untuk menjemput tabut Allah dari Kiryat-Yearim.( 1 Tawarikh 13:1-5) [Apa yang dipaparkan oleh penulis 1 dan 2 Samuel secara ringkas dalam 2 Samuel 6:1, dipaparkan dengan detail yang jauh lebih rinci oleh penulis Tawarikh]
Semua perincian bagaimana memindahkan tabut tersebut ke Yerusalem telah
dipikirkan secara menyeluruh dan persiapan-persiapan yang diperlukan telah
dilakukan. Sebuah kereta baru telah diadakan untuk membawa tabut sejauh sekitar
6 mil atau lebih ke Timur dan sedikit ke selatan Yerusalem. Perjalanan ini
akan melalui sejumlah perubahan ketinggian karena Kiriat- Yearim terletak di
daerah perbukitan, dan demikian juga dengan Yerusalem, tetapi diantara keduanya
terhampar area yang lebih rendah, yang berarti ada beberapa manuver tanjakan dan turunan pada bukit. Ada
sebuah sukacita besar saat Daud dan orang-orang Israel membawa tabut tersebut ke
Yerusalem. Daud dan orang-orang yang menyertainya merayakan dengan segenap
kekuatan mereka ( 1 Tawarikh 13:8;
bandingkan dengan 2 Samuel 6:5). Segala
macam jenis instrumen musik dan penyanyi
berpartisipasi dalam selebrasi ini, dan dari konteks ini, kita dapat
menyimpulkan bahwa ada tarian yang antusiastik juga.
Foto : Kiriat-Yearim dari utara- Courtesy of the Pictorial Library of Bible Lands. (BiblePlaces.com) bible.org |
Sekonyong-konyong sesuatu menjadi salah, dan seekor lembu hampir membalikan kereta. Kita tidak diberitahu apa yang telah terjadi. Berangkali lembu itu tersandung, atau berangkali lembu-lembu itu terkejut oleh gerak antusiastik pada sebagian orang yang menari terlampau dekat. Entah bagaimana, untuk sesaat lamanya lembu itu lepas kendali, dan gerakannya turut menggoyangkan kereta, menyebabkan tabut menjadi terguncang sedemikian rupa sehingga tabut itu kelihatannya akan terlempar keluar dari kereta. Pikiran bahwa tabut akan hancur menghujam tanah sangat mempengaruhi Uza, yang berjalan tepat di samping kereta yang dekat dengan tabut itu. Secara naluriah, dia mengulurkan tangannya dan menahan tabut itu agar tetap ada di tempatnya. Ketika dia melakukan hal itu, Tuhan menimpakan kematian padanya. Selebrasi mendadak hening berhenti. Suka cita berubah menjadi takjub dan bingung. Suka cita Daud berubah menjadi amarah, karena Tuhan telah “menghujani paradenya.” Semua yang telah dilakukan Daud untuk menghormati Tuhan. Apakah Tuhan tidak mengerti? Mengapa Dia membunuh orang yang telah membantu selama bertahun-tahun merawat tabut itu? Mengapa Tuhan merusak sebuah peristiwa yang mengagumkan ini?
Daud ingin tabut Tuhan ada di Yerusalem, ada bersama dengan dia. Kini Uza telah mati, Daud tidak mau melanjutkannya, dipenuhi ketakutan membawa tabut ada dekat dengan dia di Yerusalem. Dia telah memutuskan adalah lebih aman untik menyimpan tabut di sebuah tempat jauh yang aman, sampai dia akhirnya dapat memahami apa kesalahan yang telah terjadi. Apakah masalahnya? Apa yang menjadi salah? Dan apakah solusinya? Teks alkitab tidak pernah benar-benar memberitahukan kepada kita. Itu seperti teka-teki atau rahasia yang dimaksudkan untuk kita pecahkan sendiri. Jawabannya ada didalam Alkitab, sebagaimana yang akan kita lihat, dan ada aplikasinya untuk kehidupan kita hari ini, tepat sebagaimana juga untuk mereka diwaktu lampau. Namun juga ada dimensi lain pada kisah ini yang tidak kita sebutkan, dan itu adalah kisah Mikhal, yang juga “menghujani Parade Daud.” Dari kisah ini juga kita mempunyai pelajaran-pelajaran untuk dipelajari. Mari kita dengarkan dan kemudian mempelajari apa yang Roh Tuhan miliki untuk kita dalam teks ini.
Tuhan Menghujani
Parade Daud
( 2 Samuel 6:1-11)
(1) Daud mengumpulkan pula semua orang pilihan di antara orang Israel, tiga puluh ribu orang banyaknya. (2) Kemudian bersiaplah Daud, lalu berjalan dari Baale-Yehuda dengan seluruh rakyat yang menyertainya, untuk mengangkut dari sana tabut Allah, yang disebut dengan nama TUHAN semesta alam yang bertakhta di atas kerubim. (3) Mereka menaikkan tabut Allah itu ke dalam kereta yang baru setelah mengangkatnya dari rumah Abinadab yang di atas bukit. Lalu Uza dan Ahyo, anak-anak Abinadab, mengantarkan kereta itu. (4) Uza berjalan di samping tabut Allah itu, sedang Ahyo berjalan di depan tabut itu. (5) Daud dan seluruh kaum Israel menari-nari di hadapan TUHAN dengan sekuat tenaga, diiringi nyanyian, kecapi, gambus, rebana, kelentung dan ceracap. (6) Ketika mereka sampai ke tempat pengirikan Nakhon, maka Uza mengulurkan tangannya kepada tabut Allah itu, lalu memegangnya, karena lembu-lembu itu tergelincir. (7) Maka bangkitlah murka TUHAN terhadap Uza, lalu Allah membunuh dia di sana karena keteledorannya itu; ia mati di sana dekat tabut Allah itu. (8) Daud menjadi marah, karena TUHAN telah menyambar Uza demikian hebatnya; maka tempat itu disebut orang Peres-Uza sampai sekarang. (9) Pada waktu itu Daud menjadi takut kepada TUHAN, lalu katanya: "Bagaimana tabut TUHAN itu dapat sampai kepadaku?" (10) Sebab itu Daud tidak mau memindahkan tabut TUHAN itu ke tempatnya, ke kota Daud, tetapi Daud menyimpang dan membawanya ke rumah Obed-Edom, orang Gat itu. (11) Tiga bulan lamanya tabut Tuhan itu tinggal di rumah Obed-Edom, orang Gat itu, dan TUHAN memberkati Obed-Edom dan seisi rumahnya.
( 2 Samuel 6:1-11)
(1) Daud mengumpulkan pula semua orang pilihan di antara orang Israel, tiga puluh ribu orang banyaknya. (2) Kemudian bersiaplah Daud, lalu berjalan dari Baale-Yehuda dengan seluruh rakyat yang menyertainya, untuk mengangkut dari sana tabut Allah, yang disebut dengan nama TUHAN semesta alam yang bertakhta di atas kerubim. (3) Mereka menaikkan tabut Allah itu ke dalam kereta yang baru setelah mengangkatnya dari rumah Abinadab yang di atas bukit. Lalu Uza dan Ahyo, anak-anak Abinadab, mengantarkan kereta itu. (4) Uza berjalan di samping tabut Allah itu, sedang Ahyo berjalan di depan tabut itu. (5) Daud dan seluruh kaum Israel menari-nari di hadapan TUHAN dengan sekuat tenaga, diiringi nyanyian, kecapi, gambus, rebana, kelentung dan ceracap. (6) Ketika mereka sampai ke tempat pengirikan Nakhon, maka Uza mengulurkan tangannya kepada tabut Allah itu, lalu memegangnya, karena lembu-lembu itu tergelincir. (7) Maka bangkitlah murka TUHAN terhadap Uza, lalu Allah membunuh dia di sana karena keteledorannya itu; ia mati di sana dekat tabut Allah itu. (8) Daud menjadi marah, karena TUHAN telah menyambar Uza demikian hebatnya; maka tempat itu disebut orang Peres-Uza sampai sekarang. (9) Pada waktu itu Daud menjadi takut kepada TUHAN, lalu katanya: "Bagaimana tabut TUHAN itu dapat sampai kepadaku?" (10) Sebab itu Daud tidak mau memindahkan tabut TUHAN itu ke tempatnya, ke kota Daud, tetapi Daud menyimpang dan membawanya ke rumah Obed-Edom, orang Gat itu. (11) Tiga bulan lamanya tabut Tuhan itu tinggal di rumah Obed-Edom, orang Gat itu, dan TUHAN memberkati Obed-Edom dan seisi rumahnya.
Kita menemukan apa yang salah di sini dengan kembali ke sejarah Israel pada waktu Tuhan memberikan
Israel Hukum, ketika Dia telah memberikan kepada mereka instruksi-instruksi terkait pembangunan dan
pemindahan tabut itu. Ini adalah kata-kata Tuhan yang diucapkan kepada Musa
terkait tabernakel dan tabut perjanjian.
(8) Dan mereka harus membuat tempat kudus bagi-Ku, supaya Aku akan diam di tengah-tengah mereka. (9) Menurut segala apa yang Kutunjukkan kepadamu sebagai contoh Kemah Suci dan sebagai contoh segala perabotannya, demikianlah harus kamu membuatnya." (10) Haruslah mereka membuat tabut dari kayu penaga, dua setengah hasta panjangnya, satu setengah hasta lebarnya dan satu setengah hasta tingginya. (11) Haruslah engkau menyalutnya dengan emas murni; dari dalam dan dari luar engkau harus menyalutnya dan di atasnya harus kaubuat bingkai emas sekelilingnya. (12) Haruslah engkau menuang empat gelang emas untuk tabut itu dan pasanglah gelang itu pada keempat penjurunya, yaitu dua gelang pada rusuknya yang satu dan dua gelang pada rusuknya yang kedua. (13) Engkau harus membuat kayu pengusung dari kayu penaga dan menyalutnya dengan emas. (14) Haruslah engkau memasukkan kayu pengusung itu ke dalam gelang yang ada pada rusuk tabut itu, supaya dengan itu tabut dapat diangkut. (15) Kayu pengusung itu haruslah tetap tinggal dalam gelang itu, tidak boleh dicabut dari dalamnya. (16) Dalam tabut itu haruslah kautaruh loh hukum, yang akan Kuberikan kepadamu. (17) Juga engkau harus membuat tutup pendamaian dari emas murni, dua setengah hasta panjangnya dan satu setengah hasta lebarnya. (18) Dan haruslah kaubuat dua kerub dari emas, kaubuatlah itu dari emas tempaan, pada kedua ujung tutup pendamaian itu. (19) Buatlah satu kerub pada ujung sebelah sini dan satu kerub pada ujung sebelah sana; seiras dengan tutup pendamaian itu kamu buatlah kerub itu di atas kedua ujungnya. (20) Kerub-kerub itu harus mengembangkan kedua sayapnya ke atas, sedang sayap-sayapnya menudungi tutup pendamaian itu dan mukanya menghadap kepada masing-masing; kepada tutup pendamaian itulah harus menghadap muka kerub-kerub itu. (21) Haruslah kauletakkan tutup pendamaian itu di atas tabut dan dalam tabut itu engkau harus menaruh loh hukum, yang akan Kuberikan kepadamu. (22) Dan di sanalah Aku akan bertemu dengan engkau dan dari atas tutup pendamaian itu, dari antara kedua kerub yang di atas tabut hukum itu, Aku akan berbicara dengan engkau tentang segala sesuatu yang akan Kuperintahkan kepadamu untuk disampaikan kepada orang Israel." (Keluaran 25:8-22)
Ketika tabernakel untuk kali pertama siap, hadirat Tuhan hadir di sana pada tabernakel itu :
(34) Lalu awan itu menutupi Kemah Pertemuan, dan kemuliaan TUHAN memenuhi Kemah Suci, (35) sehingga Musa tidak dapat memasuki Kemah Pertemuan, sebab awan itu hinggap di atas kemah itu, dan kemuliaan TUHAN memenuhi Kemah Suci. (Keluaran 40:34-35)
Tuhan telah memberikan instruksi-instruksi yang sangat jelas mengenai tabut Tuhan. Dia tidak hanya telah memberikan intsruksi-instruksi yang spesifik tentang bagaimana seharusnya tabut itu dibuat, Dia telah menunjukan siapa yang seharusnya membawanya dan bagiaman seharusnya tabut itu dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain. Pada Bilangan 5, Tuhan memberitahukan secara tepat bagaimana seharusnya tabernakel itu seharusnya diturunkan dan dibawa ke tempat perhentian selanjutnya. Secara khusus perhatikan kata-kata pada ayat 15:
(15) Setelah Harun dan anak-anaknya selesai menudungi barang-barang kudus dan segala perkakas tempat kudus, pada waktu perkemahan akan berangkat, barulah orang Kehat boleh masuk ke dalam untuk mengangkat barang-barang itu; tetapi janganlah mereka kena kepada barang-barang kudus itu, nanti mereka mati. Jadi itulah barang-barang di Kemah Pertemuan yang harus diangkat bani Kehat.(Bilangan 4:15; lihat juga Bilangan 7:9)
Kita mesti mengingat dari Keluaran 25:14-15 bahwa tabut memiliki gelang-gelang, yang melaluinya kayu pengusung dimasukan, dan tiang-tiang pengusung merupakan sarana bagi orang-orang Kehat untuk memindahkan tabut.
(8) Dan mereka harus membuat tempat kudus bagi-Ku, supaya Aku akan diam di tengah-tengah mereka. (9) Menurut segala apa yang Kutunjukkan kepadamu sebagai contoh Kemah Suci dan sebagai contoh segala perabotannya, demikianlah harus kamu membuatnya." (10) Haruslah mereka membuat tabut dari kayu penaga, dua setengah hasta panjangnya, satu setengah hasta lebarnya dan satu setengah hasta tingginya. (11) Haruslah engkau menyalutnya dengan emas murni; dari dalam dan dari luar engkau harus menyalutnya dan di atasnya harus kaubuat bingkai emas sekelilingnya. (12) Haruslah engkau menuang empat gelang emas untuk tabut itu dan pasanglah gelang itu pada keempat penjurunya, yaitu dua gelang pada rusuknya yang satu dan dua gelang pada rusuknya yang kedua. (13) Engkau harus membuat kayu pengusung dari kayu penaga dan menyalutnya dengan emas. (14) Haruslah engkau memasukkan kayu pengusung itu ke dalam gelang yang ada pada rusuk tabut itu, supaya dengan itu tabut dapat diangkut. (15) Kayu pengusung itu haruslah tetap tinggal dalam gelang itu, tidak boleh dicabut dari dalamnya. (16) Dalam tabut itu haruslah kautaruh loh hukum, yang akan Kuberikan kepadamu. (17) Juga engkau harus membuat tutup pendamaian dari emas murni, dua setengah hasta panjangnya dan satu setengah hasta lebarnya. (18) Dan haruslah kaubuat dua kerub dari emas, kaubuatlah itu dari emas tempaan, pada kedua ujung tutup pendamaian itu. (19) Buatlah satu kerub pada ujung sebelah sini dan satu kerub pada ujung sebelah sana; seiras dengan tutup pendamaian itu kamu buatlah kerub itu di atas kedua ujungnya. (20) Kerub-kerub itu harus mengembangkan kedua sayapnya ke atas, sedang sayap-sayapnya menudungi tutup pendamaian itu dan mukanya menghadap kepada masing-masing; kepada tutup pendamaian itulah harus menghadap muka kerub-kerub itu. (21) Haruslah kauletakkan tutup pendamaian itu di atas tabut dan dalam tabut itu engkau harus menaruh loh hukum, yang akan Kuberikan kepadamu. (22) Dan di sanalah Aku akan bertemu dengan engkau dan dari atas tutup pendamaian itu, dari antara kedua kerub yang di atas tabut hukum itu, Aku akan berbicara dengan engkau tentang segala sesuatu yang akan Kuperintahkan kepadamu untuk disampaikan kepada orang Israel." (Keluaran 25:8-22)
Ketika tabernakel untuk kali pertama siap, hadirat Tuhan hadir di sana pada tabernakel itu :
(34) Lalu awan itu menutupi Kemah Pertemuan, dan kemuliaan TUHAN memenuhi Kemah Suci, (35) sehingga Musa tidak dapat memasuki Kemah Pertemuan, sebab awan itu hinggap di atas kemah itu, dan kemuliaan TUHAN memenuhi Kemah Suci. (Keluaran 40:34-35)
Tuhan telah memberikan instruksi-instruksi yang sangat jelas mengenai tabut Tuhan. Dia tidak hanya telah memberikan intsruksi-instruksi yang spesifik tentang bagaimana seharusnya tabut itu dibuat, Dia telah menunjukan siapa yang seharusnya membawanya dan bagiaman seharusnya tabut itu dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain. Pada Bilangan 5, Tuhan memberitahukan secara tepat bagaimana seharusnya tabernakel itu seharusnya diturunkan dan dibawa ke tempat perhentian selanjutnya. Secara khusus perhatikan kata-kata pada ayat 15:
(15) Setelah Harun dan anak-anaknya selesai menudungi barang-barang kudus dan segala perkakas tempat kudus, pada waktu perkemahan akan berangkat, barulah orang Kehat boleh masuk ke dalam untuk mengangkat barang-barang itu; tetapi janganlah mereka kena kepada barang-barang kudus itu, nanti mereka mati. Jadi itulah barang-barang di Kemah Pertemuan yang harus diangkat bani Kehat.(Bilangan 4:15; lihat juga Bilangan 7:9)
Kita mesti mengingat dari Keluaran 25:14-15 bahwa tabut memiliki gelang-gelang, yang melaluinya kayu pengusung dimasukan, dan tiang-tiang pengusung merupakan sarana bagi orang-orang Kehat untuk memindahkan tabut.
Tabut
menyertai orang-orang Israel kemanapun mereka pergi ketika mereka berada
di gurun. Tabut itu berada di depan
orang-orang Israel kala mereka
melintasi Sungai Yordan ( Yosua 3:14-17). Kita mendapatkan bahwa tabut cukup sering disebutkan dalam 1 dan 2 Samuel.
Samuel tidur dekat tabut ketika
kanak-kanak ( 1 Samuel 3:3). Ketika orang Israel dikalahkan oleh
orang-orang Filistin, mereka secara
serampangan membawa tabut itu kedalam
medan pertempuran sebagai semacam mantra. Mereka tidak hanya kalah dalam pertempuran tetapi mereka juga
kehilangan tabut itu ( 1 Samuel 4). Dua bab selanjutnya (5-6) dari 1 Samuel
merupakan kisah bagaimana Tuhan mewabahi orang-orang Filistin, sehingga mereka
akhirnya memutuskan tidak menginginkan tabut itu ada diantara mereka. Apa yang paling menarik adalah cara mereka
memilih untuk memindahkan tabut itu kembali kedalam territorial Israel. Para
imam Filistin dan para peramal telah
memberikan instruksi-instruksi kepada para pemimpin Filistin terkait bagaimana tabut itu seharusnya
dipindahkan. Perhatikan instruksi-instruksi ini dan akibat dari
instruksi-instruksi tersebut :
(7) Oleh sebab itu ambillah dan siapkanlah sebuah kereta baru dengan dua ekor lembu yang menyusui, yang belum pernah kena kuk, pasanglah kedua lembu itu pada kereta, tetapi bawalah anak-anaknya kembali ke rumah, supaya jangan mengikutinya lagi.(8) Kemudian ambillah tabut TUHAN, muatkanlah itu ke atas kereta dan letakkanlah benda-benda emas, yang harus kamu bayar kepada-Nya sebagai tebusan salah, ke dalam suatu peti di sisinya. Dan biarkanlah tabut itu pergi. (9) Perhatikanlah: apabila tabut itu mengambil jalan ke daerahnya, ke Bet-Semes, maka Dialah itu yang telah mendatangkan malapetaka yang hebat ini kepada kita. Dan jika tidak, maka kita mengetahui, bahwa bukanlah tangan-Nya yang telah menimpa kita; kebetulan saja hal itu terjadi kepada kita."(10) Demikianlah diperbuat orang-orang itu. Mereka mengambil dua ekor lembu yang menyusui, dipasangnya pada kereta, tetapi anak-anaknya ditahan di rumah. (11) Mereka meletakkan tabut TUHAN ke atas kereta, juga peti berisi tikus-tikus emas dan gambar benjol-benjol mereka. (12) Lembu-lembu itu langsung mengikuti jalan yang ke Bet-Semes; melalui satu jalan raya, sambil menguak dengan tidak menyimpang ke kanan atau ke kiri, sedang raja-raja kota orang Filistin itu berjalan di belakangnya sampai ke daerah Bet-Semes. ( 1 Samuel 6:7-12)
(7) Oleh sebab itu ambillah dan siapkanlah sebuah kereta baru dengan dua ekor lembu yang menyusui, yang belum pernah kena kuk, pasanglah kedua lembu itu pada kereta, tetapi bawalah anak-anaknya kembali ke rumah, supaya jangan mengikutinya lagi.(8) Kemudian ambillah tabut TUHAN, muatkanlah itu ke atas kereta dan letakkanlah benda-benda emas, yang harus kamu bayar kepada-Nya sebagai tebusan salah, ke dalam suatu peti di sisinya. Dan biarkanlah tabut itu pergi. (9) Perhatikanlah: apabila tabut itu mengambil jalan ke daerahnya, ke Bet-Semes, maka Dialah itu yang telah mendatangkan malapetaka yang hebat ini kepada kita. Dan jika tidak, maka kita mengetahui, bahwa bukanlah tangan-Nya yang telah menimpa kita; kebetulan saja hal itu terjadi kepada kita."(10) Demikianlah diperbuat orang-orang itu. Mereka mengambil dua ekor lembu yang menyusui, dipasangnya pada kereta, tetapi anak-anaknya ditahan di rumah. (11) Mereka meletakkan tabut TUHAN ke atas kereta, juga peti berisi tikus-tikus emas dan gambar benjol-benjol mereka. (12) Lembu-lembu itu langsung mengikuti jalan yang ke Bet-Semes; melalui satu jalan raya, sambil menguak dengan tidak menyimpang ke kanan atau ke kiri, sedang raja-raja kota orang Filistin itu berjalan di belakangnya sampai ke daerah Bet-Semes. ( 1 Samuel 6:7-12)
Tidak
mengejutkan bahwa orang-orang Filistin memilih untuk memindahkan tabut dengan
sebuah kereta baru, ditarik oleh dua
ekor sapi. Pertama, orang-orang Filistin tidak memiliki Hukum, sehingga pastilah mereka
tidak mengetahui bagaimana Tuhan telah menginstruksi
pemindahan tabut. Lebih jauh lagi, dimanakah mereka menemukan orang Kehat
untuk membawanya? Lebih terpenting lagi
bagi orang-orang Filistin, metoda pemindahan tabut ini memberikan kepada mereka
sebuah tes, sehingga mereka dapat menentukan apakah semua wabah yang menimpa
mereka memang sungguh-sungguh tangan Tuhan atau semata “kebetulan buruk”saja. Fakta
bahwa dua sapi mau meninggalkan anak-anak mereka dan tanpa seorang pengendali,
sapi-sapi itu menarik kereta itu masuk kedalam territorial terlalu sulit untuk
menjadi sebuah kebetulan. Ini merupakan
tangan Tuhan.
Problemnya
adalah, bahwa orang-orang Israel mengimitasi orang-orang Filistin ketimbang
mematuhi Tuhan. Saya yakin bahwa instruksi-instruksi yang telah diberikan Tuhan
didalam Hukum semata terlupakan
ketimbang memang dengan sengaja
diabaikan atau tidak dipatuhi. Tabut itu
tidak pernah dibawa selama bertahun-tahun lamanya. Tabut itu telah lama tidak beredar, tidak digunakan,
ada dirumah Abinadab selama 20 tahun lamanya sebelum dikembalikan dan digunakan
untuk keperluan tertentu ( lihat 1
Samuel 7:2; 14:18-19). Mudah untuk melihat mengapa tak seorangpun memperhatikan
secara khusus instruksi-instruksi yang
telah diberikan oleh Tuhan untuk pemindahannya
di gurun.
Disamping
semua hal ini, siapa yang mau mebawa
tabut dengan tangan ketika tabut itu
dapat saja dibawa dengan kereta lembu?
Andai saja saya hidup di zaman tersebut, saya
ingin menggunakan kereta lembu juga, terutama jika saya adalah salah
satu dari orang-orang yang dipilih untuk membawa tabut dipundakku. Ini masuk
akal. Cara itu lebih mudah. Tetapi cara demikian bukan merupakan cara Tuhan
yang telah dituliskan. Dan metoda yang telah Tuhan tetapkan bukan saja sebuah cara yang tidak masuk akal. Itu
adalah aturan yang memiliki alas an-alasannya. Alasan menyentuh tabut
merupakan tindakan serius diungkapkan kepada kita dalam ayat 2 dari teks kita :
(2) Kemudian bersiaplah Daud, lalu berjalan dari Baale-Yehuda dengan seluruh rakyat yang menyertainya, untuk mengangkut dari sana tabut Allah, yang disebut dengan nama TUHAN semesta alam yang bertakhta di atas kerubim. ( 2 Sam 6:2)
Dalam Keluaran 25, Tuhan telah mengatakan kepada Musa bahwa Dia akan menemuinya dan berbicara kepada dia dari atas tabut, diantara kerubim ( 25:22). Tuhan memilih untuk memanifestasikan kehadiran-Nya didalam tabernakel, khususnya dari tabut. Ketika kemuliaan Tuhan pertama-tama memenuhi tabernakel, bahkan Musa tidak dapat masuk ke dalam (Keluaran 40:34-35). Manusia berdosa tidak dapat terlalu dekat dengan Tuhan yang kudus.
(2) Kemudian bersiaplah Daud, lalu berjalan dari Baale-Yehuda dengan seluruh rakyat yang menyertainya, untuk mengangkut dari sana tabut Allah, yang disebut dengan nama TUHAN semesta alam yang bertakhta di atas kerubim. ( 2 Sam 6:2)
Dalam Keluaran 25, Tuhan telah mengatakan kepada Musa bahwa Dia akan menemuinya dan berbicara kepada dia dari atas tabut, diantara kerubim ( 25:22). Tuhan memilih untuk memanifestasikan kehadiran-Nya didalam tabernakel, khususnya dari tabut. Ketika kemuliaan Tuhan pertama-tama memenuhi tabernakel, bahkan Musa tidak dapat masuk ke dalam (Keluaran 40:34-35). Manusia berdosa tidak dapat terlalu dekat dengan Tuhan yang kudus.
Tidak heran
Uza terjatuh mati karena meletakan tangannya pada tabut itu. Tabut itu kudus.
Tabut itu tidak boleh disentuh. Siapapun yang menyentuhnya akan mati. Dengan
menggunakan kayu-kayu pengusung, manusia dapat memindahkan tanpa menyentuh tabut itu sendiri. Dan
orang-orang ini berjaan dengan langkah
yang sama satu sama lain, memberikan stabilitas pada tabut. Menempatkan tabut
diatas kereta lembu membuat tabut rentan
terhadap gerekan kereta yang kurang
stabill, dan membuatnya cenderung
jatuh dari kereta. Satu-satunya cara
untuk menghindari kejadian seperti ini adalah menahan tabut dengan tangan, sebagaimana yang
dilakukan Uza, dan mati.
Daud dan
mereka yang terlibat dalam memindahkan tabut telah salah dalam beberapa
hal. Pertama,mereka
telah kehilangan kagum dan hormat yang harus dimiliki untuk kekudusan Tuhan. Kedua,mereka
telah melupakan instruksi-instruksi jelas yang telah Tuhan turunkan dalam hukum Taurat untuk memindahkan tabut. Dan ketiga, mereka telah melupakan sebuah pelajaran sulit yang
telah dipelajari pada masa lalu mereka
yang tidak terlampau jauh. Ketika tabut dikembalikan kepada orang-orang Israel
oleh Filistin, kecerobohan pada bagian sejumlah orang Israel telah mereka bayar
dengan nyawa mereka :
(19) Dan Ia membunuh beberapa orang Bet-Semes, karena mereka melihat ke dalam tabut TUHAN; Ia membunuh tujuh puluh orang dari rakyat itu. Rakyat itu berkabung, karena TUHAN telah menghajar mereka dengan dahsyatnya. (20) Dan orang-orang Bet-Semes berkata: "Siapakah yang tahan berdiri di hadapan TUHAN, Allah yang kudus ini? Kepada siapakah Ia akan berangkat meninggalkan kita?" (21) Lalu mereka mengirim utusan kepada penduduk Kiryat-Yearim dengan pesan: "Orang Filistin telah mengembalikan tabut TUHAN; datanglah dan angkutlah itu kepadamu." ( 1 Sam 6:19-21)
Betapa ironinya bukan melihat orang-orang Israel mengimitasi orang-orang Filistin. Ketakhormatan orang-orang Filistin telah membawa wabah atas kota-kota mereka. Mereka menjadi takut pada Tuhan dan terutama pada tabut-Nya, dan berupaya untuk mengirimkannya kepada orang lain di tempat lain. Kini, ketika tabut dikembalikan kepada orang-orang Israel, mereka tidak menghormati dan dipukuli oleh Tuhan sehingga mereka juga ingin mengirimkan tabut itu kepada orang lain. Pelajaran dari 1 Samuel 6 sudah dilupakan oleh 2 Samuel 6, dan bolehkah saya mengingatkan anda bahwa dalam teks aslinya, dua kitab ini sesungguhnya satu kitab. Beberapa tahun, atau beberapa bab, dan pelajaran-pelajaran telah dipelajari dalam cara yang sulit semuanya itu kemudian dilupakan dengan cepat. Mengapa kita mendapatkan lebih mudah untuk menghidupkan (mengulang) kembali sejarah daripada belajar dari sejarah itu?
Selanjutnya : Akhirnya Sampai Di Rumah
When God Rained on David’s Parade (2 Samuel 6:1-23) |diterjemahkan dan diedit oleh : Martin Simamora
(19) Dan Ia membunuh beberapa orang Bet-Semes, karena mereka melihat ke dalam tabut TUHAN; Ia membunuh tujuh puluh orang dari rakyat itu. Rakyat itu berkabung, karena TUHAN telah menghajar mereka dengan dahsyatnya. (20) Dan orang-orang Bet-Semes berkata: "Siapakah yang tahan berdiri di hadapan TUHAN, Allah yang kudus ini? Kepada siapakah Ia akan berangkat meninggalkan kita?" (21) Lalu mereka mengirim utusan kepada penduduk Kiryat-Yearim dengan pesan: "Orang Filistin telah mengembalikan tabut TUHAN; datanglah dan angkutlah itu kepadamu." ( 1 Sam 6:19-21)
Betapa ironinya bukan melihat orang-orang Israel mengimitasi orang-orang Filistin. Ketakhormatan orang-orang Filistin telah membawa wabah atas kota-kota mereka. Mereka menjadi takut pada Tuhan dan terutama pada tabut-Nya, dan berupaya untuk mengirimkannya kepada orang lain di tempat lain. Kini, ketika tabut dikembalikan kepada orang-orang Israel, mereka tidak menghormati dan dipukuli oleh Tuhan sehingga mereka juga ingin mengirimkan tabut itu kepada orang lain. Pelajaran dari 1 Samuel 6 sudah dilupakan oleh 2 Samuel 6, dan bolehkah saya mengingatkan anda bahwa dalam teks aslinya, dua kitab ini sesungguhnya satu kitab. Beberapa tahun, atau beberapa bab, dan pelajaran-pelajaran telah dipelajari dalam cara yang sulit semuanya itu kemudian dilupakan dengan cepat. Mengapa kita mendapatkan lebih mudah untuk menghidupkan (mengulang) kembali sejarah daripada belajar dari sejarah itu?
Selanjutnya : Akhirnya Sampai Di Rumah
When God Rained on David’s Parade (2 Samuel 6:1-23) |diterjemahkan dan diedit oleh : Martin Simamora
No comments:
Post a Comment