Bacalah terlebih dahulu bagian 1 di sini ,bagian 2 di sini dan bagian 3 di sini
Oleh : Bob Deffinbaugh, Th.M
Empat Pelajaran Penting Bagi Kita
Teks ini dipenuhi dengan pelajaran-pelajaran bagi kita. Pertama, ada pelajaran-pelajaran yang dapat kita pelajari dari Uza. Kita tidak tahu banyak mengenai Uza. Kita tidak tahu pasti tentang hubungannya dengan Tuhan. Kita tidak tahu apa motivasinya pada waktu meraih dan menyentuh tabut. Pada umumnya saya cenderung untuk menilai dia dalam keraguan. Saya cenderung untuk berpikir bahwa dia sebenarnya kuatir tabut itu mungkin jatuh ke tanah, dan menyentuh tabut itu tidak terlihat baginya menjadi sebuah masalah serius jika dia sedang berupaya untuk menyelamatkan tabut itu.
Kita tahu
bahwa Uza tumbuh besar bersama dengan tabut didalam rumahnya ( 1 Sam 7:1-2; 2 Sam 6:2-4). Apakah dia
menjadi terlalu terbiasa dengan benda-benda kudus? Ini pasti sebuah
kemungkinan. Bahaya yang sama juga ada bagi kita. Setiap minggu kita mengenang
karya penebusan Kristus di salib Kalvari dengan merayakan komuni di meja
perjamuan Tuhan. Orang-orang kudus di Korintus mulai melihat hal ini sebagai
sebuah ritual, dan perilaku mereka di meja perjamuan tidak menyenangkan Tuhan.
Paulus berkata kepada orang-orang kudus
ini bahwa mereka telah gagal untuk “menilai
tubuh secara benar” (1 Korintus 11:29). Karena kegagalan ini, sejumlah orang
Korintus telah terserang penyakit, dan
beberapa orang bahkan mati ( 1 Korintus 11:30). Marilah kita sepenuhnya menyadari
akan kekudusan Tuhan dan kesakralan
ibadah kita, Tuhan tidak menganggap ringan
ketidaksensitifan kita terhadap kekudusan-Nya.