F O K U S

Nabi Daud Tentang Siapakah Kristus

Ia Adalah Seorang Nabi Dan Ia Telah   Melihat Ke Depan Dan Telah Berbicara Tentang Kebangkitan Mesias Oleh: Blogger Martin Simamora ...

Showing posts with label Tokoh didalam Alkitab. Show all posts
Showing posts with label Tokoh didalam Alkitab. Show all posts

0 Mujizat Roti - Bagian 2- Selesai

Bacalah terlebih dahulu bagian 1 di sini


Oleh : J. Hampton Keathley, III, Th.M


Perintah Elisa ( 2 Raja-Raja 4:42b)

"Berikanlah kepada orang-orang itu, supaya mereka makan.” Elisa, seorang  yang sepenuhnya dikuasai  Tuhan Allah dan didorong dan dtuntun oleh prinsip  Firman-Nya telah melihat peristiwa ini sebagai sebuah kesempatan yang luar biasa. Ini salah satu situasi yang mendemonstrasikan prinsip-prinsip yang terdapat dalam Roma 8:28 dan 32. Sehingga peristiwa ini merupakan sebuah  kesempatan untuk mengajar dan mendemonstrasikan dua kebenaran penting.

Pertama, peristiwa ini mengajarkan mereka: siapa dan apakah Tuhan bagi mereka sebagai pengajar-pengajar  Firman Tuhan. Dialah yang dapat memultiplikasikan apa yang menjadi kebutuhan-kebutuhan mereka, apapun juga yang menjadi kebutuhan mereka selagi mereka melakukan  pelayanan kepada sebuah bangsa yang mengalami paceklik  secara rohani. Tetapi peristiwa ini juga mengajarkan mereka sesuatu mengenai tanggungjawab mereka   agar mereka pergi keluar untuk menyebarkan Firman dan melayani orang. Mereka harus mengambil apapun yang telah Tuhan sediakan dan menggunakannya, percaya kepada Tuhan untuk melipatgandakannya sebanyak yang pantas menurut Tuhan.

0 Mujizat Roti - Bagian 1



Oleh : J. Hampton Keathley, III, Th.M


Pengantar



Ketika anda mempelajari  kehidupan dan pelayanan Elisa, mudah untuk melihat  bagaimana karakter dan pekerjaan-pekerjaannya menyerupai banyak hal yang  menjadi ciri pelayanan Yesus Kristus. Kisah seseorang dari Baal-salisa  ini sangat   mirip dengan kisah memberi  makan 5.000 orang atau mujizat melipatgandakan roti dan ikan. Kelaparan yang terjadi dalam kisah yang mendahuluinya : tentang sup  beracun yang masih memiliki pengaruhnya dalam kejadian ini ( 2 Raja-Raja 4:38-41). Ada penekanan pada tepung yang  menetralisir sup beracun tersebut, sebuah gambaran tentang Yesus dan Firman-Nya, satu-satunya penawar untuk berbagai racun dunia ini. Disini penekanannya akan sama, hanya saja sekarang, dimensi lain ditambahkan, yaitu tanggungjawab kita untuk percaya kepada Tuhan untuk melipatgandakan apa yang telah Dia berikan kepada kita ketika kita membagikan Dia kepada orang lain.

Sebagaimana murid-murid belajar dari peristiwa memberi  makan kepada 5.000 orang, demikian juga di sini kita melihat sekelompok nabi yang berkumpul disekeliling Elisa karena kepada mereka inilah Tuhan telah memberikan tanggungjawab untuk membawa Firman-Nya kepada sebuah bangsa  pemuja berhala. Tugas ini  sulit, jika bukan sebuah tugas yang  mustahil terlepas  dari pemampuan ilahi dari Tuhan. Mereka  akan menghadapi kesulitan-kesulitan pribadi, penganiayaan-penganiayaan, saat-saat kekurangan, dan banyak kesulitan-kesulitan lainya yang hanya dapat dicukupkan oleh Tuhan. Dalam teks ini,mereka dipanggil untuk percaya kepada Tuhan dan percaya kepada-Nya akan semua kebutuhan dan tanggungjawab mereka.  Saat kita mengaitkan  hal ini dengan kehidupan kita sendiri, mari kita mengajukan sepasang  pertanyaan yang saling berkaitan :

0 Peringatan Rasul Petrus :Nubuat-Nubuat dalam Kitab Suci Tidak Boleh Ditafsirkan Sembarangan (Bagian 2 SELESAI)

Bacalah terlebih dahulu bagian 1 di sini


Oleh : Bob Deffinbaugh, Th.M






Bahaya Polusi Nubuatan

2 Petrus 1:20-21
Yang terutama harus kamu ketahui, ialah bahwa nubuat-nubuat dalam Kitab Suci tidak boleh ditafsirkan menurut kehendak sendiri, sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah.


Firman Tuhan adalah “terang” Tuhan bagi manusia. Petrus telah memperingatkan kita  mengenai  percaya kepada “dongeng-dongeng yang disajikan secara  cerdik” dari manusia, sebagai hal yang bertentangan dengan  “nubuatan-nubuatan dari Firman Tuhan yang “lebih pasti.” Sementara  beberapa dongeng manusia itu membawa pada kesesatan melalui “nubuat-nubuat” lain dan bukan yang berasal dari Firman Tuhan, sehingga adalah juga mungkin bagi manusia untuk mengajarkan kepalsuan  dengan mendistorsikan nas-nas firman Tuhan. Inilah bahaya yang sedang diulas oleh Petrus dalam ayat 20 dan 21. Dia akan kembali berbicara mengenai distorsi nubuatan dalam kaitannya dengan epistle  atau surat Rasul Paulus dalam bab 3 :

0 Peringatan Rasul Petrus :Nubuat-Nubuat dalam Kitab Suci Tidak Boleh Ditafsirkan Sembarangan (Bagian 1)


Oleh : Bob Deffinbaugh, Th.M

2 Petrus 1:12-21
Karena itu aku senantiasa bermaksud mengingatkan kamu akan semuanya itu, sekalipun kamu telah mengetahuinya dan telah teguh dalam kebenaran yang telah kamu terima. Aku menganggap sebagai kewajibanku untuk tetap mengingatkan kamu akan semuanya itu selama aku belum menanggalkan kemah tubuhku ini. Sebab aku tahu, bahwa aku akan segera menanggalkan kemah tubuhku ini, sebagaimana yang telah diberitahukan kepadaku oleh Yesus Kristus, Tuhan kita. Tetapi aku akan berusaha, supaya juga sesudah kepergianku itu kamu selalu mengingat semuanya itu.


Sebab kami tidak mengikuti dongeng-dongeng isapan jempol manusia, ketika kami memberitahukan kepadamu kuasa dan kedatangan Tuhan kita, Yesus Kristus sebagai raja, tetapi kami adalah saksi mata dari kebesaran-Nya. Kami menyaksikan, bagaimana Ia menerima kehormatan dan kemuliaan dari Allah Bapa, ketika datang kepada-Nya suara dari Yang Mahamulia, yang mengatakan: "Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan." Suara itu kami dengar datang dari sorga, ketika kami bersama-sama dengan Dia di atas gunung yang kudus. Dengan demikian kami makin diteguhkan oleh firman yang telah disampaikan oleh para nabi. Alangkah baiknya kalau kamu memperhatikannya sama seperti memperhatikan pelita yang bercahaya di tempat yang gelap sampai fajar menyingsing dan bintang timur terbit bersinar di dalam hatimu.


Yang terutama harus kamu ketahui, ialah bahwa nubuat-nubuat dalam Kitab Suci tidak boleh ditafsirkan menurut kehendak sendiri, sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah.


Pengantar

Saya tidak  pernah berhenti untuk  terperangah pada  berita-berita utama di tabloid setiap kali saya melalui pintu keluar    swalayan. Judul-judulnya tidak dapat dipercaya. Berita-berita  utama belum lama  ini melaporkan  bahwa Abraham Lincoln dahulu sempat disiumkan dari kematian selama hampir satu menit. Berita-berita utama  menyatakan bahwa  Elvis Presley masih hidup atau seorang wanita memiliki  bayi dengan   kepala seperti  monyet mencuatkan berita-berita sensasional  lainnya pada halaman depan. Kisah-kisah itu sangat sangat  menggelikan  tidak ada yang mempercayai berita-berita tersebut. Kita    lebih baik tidak menganggap serius jurnalisme semacam ini.

Penyingkapan Biblikal  demikian juga tetapi sangat jauh berbeda dari kebenaran tabloid. Penyingkapan biblikal bisa jadi serupa dalam  hal bahwa beritanya sulit  untuk dipercaya. Kita membaca campur tangan Tuhan yang ajaib dalam kehidupan manusia, akan janji-janji pengampunan dosa-dosa dan hidup kekal dalam hadirat Tuhan—semua hal yang terlalu baik untuk menjadi kebenaran. Namun demikian kebenaran Biblikal berbeda secara radikal dari kebenaran tabloid karena kebenaran Alkitab selalu benar—di masa lampau, pada masa kini, dan pada masa mendatang. Kebenaran biblikal adalah dasar bagi  hidup dan  kesalehan;  hal ini bermakna  untuk dipercayai dan  ditindaklanjuti dengan iman.

0 Nilai Agung dalam Kebangkitan Yesus Kristus – Bagian 4 Selesai


Bacalah terlebih dahulu bagian 1 di  sini ,bagian 2 di sini dan bagian 3 di sini


Oleh : Bob Deffinbaugh, Th.M


Kesimpulan


Jika  respon kita terhadap kebangkitan Kristus sedemikian signifikannya, apa yang mencegah seseorang --yang sepenuh hati percaya kepada kebangkitan-Nya-- dari keselamatan dimana kematian, penguburan, dan kebangkitannya dijanjikan untuk diberikan? Saya percaya ada beberapa alasan mengapa beberapa orang yang percaya kepada kebangkitan tidak selamat.


Pertama, kita gagal  memahami kondisi diri kita yang sebenarnya terkait dengan kematian dan kebangkitan Kristus. Karena Yesus Kristus tidak bersalah, Anak Allah yang tanpa dosa, kematian-Nya adalah untuk kepentingan kita, dan bukan untuk dosa-dosa Yesus . Petrus menyatakannya seperti ini :

1 Petrus 2:22-25
Ia tidak berbuat dosa, dan tipu tidak ada dalam mulut-Nya. Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkannya kepada Dia, yang menghakimi dengan adil. Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh. Sebab dahulu kamu sesat seperti domba, tetapi sekarang kamu telah kembali kepada gembala dan pemelihara jiwamu.

Jika Kristus tidak mati bagi dosa-dosa-Nya, tetapi untuk dosa-dosa manusia, maka pertama-tama kita harus mengakui bahwa kita adalah orang-orang berdosa, dan yang   Dia  bawa ke atas kayu salib adalah dosa-dosa kita. Dalam sebuah cara yang sangat pribadi, dosa-dosaku yang menempatkan Yesus di kayu salib.

0 Nilai Agung dalam Kebangkitan Yesus Kristus – Bagian 3


Bacalah terlebih dahulu bagian 1 di  sini  dan bagian 2 di sini



Oleh : Bob Deffinbaugh, Th.M



Pentingnya Respon Kita Terhadap Kebangkitan Kristus



Hingga disini berangkali hanya sedikit saja hal yang baru dari apa yang telah saya katakan kepada anda. Sangat berharap  memang benar demikian. Tetapi walaupun   faktanya  ada banyak  orang yang percaya akan hal-hal yang telah saya katakan, sejumlah dari mereka tidak  benar-benar dilahirkan kembali. Percaya kepada kebangkitan Yesus Kristus saja tidak berarti menyelamatkan manusia.



Saya diingatkan akan kisah di Matius mengenai kebangkitan Yesus Kristus. Dia mengatakan kepada kita bahwa para prajurit yang menjaga kubur dimana   Yesus Kristus  telah dikuburkan sangat ketakutan oleh  kejadian-kejadian yang menyertai kebangkitan Kristus, dan  ketakutan oleh penampakan malaikat, yang menggulingkan batu penutup kubur :



Matius 28:2-4
Maka terjadilah gempa bumi yang hebat sebab seorang malaikat Tuhan turun dari langit dan datang ke batu itu dan menggulingkannya lalu duduk di atasnya. Wajahnya bagaikan kilat dan pakaiannya putih bagaikan salju. Dan penjaga-penjaga itu gentar ketakutan dan menjadi seperti orang-orang mati.

Walaupun hal semacam ini dialami mereka, tidak ada bukti bahwa orang-orang ini menjadi beriman kepada Kristus. Sebaliknya, mereka telah menerima bayaran, dan telah menjadi   bagian sebuah konspirasi untuk menutup-nutupi kebangkitan :

0 Nilai Agung dalam Kebangkitan Yesus Kristus – Bagian 2

Michelangelo's Last Judgement-
Ressurection of the dead

Oleh : Bob Deffinbaugh, Th.M


Bacalah terlebih dahulu bagian 1 di sini



Kebangkitan Yesus Kristus Sebuah Keharusan



Kebangkitan Yesus Kristus signifikan karena  merupakan hal yang harus terjadi. Ada beberapa alasan mengapa kebangkitan  perlu terjadi, dan kita akan mempertimbangkan beberapa diantaranya dibawah ini:



(1)Kebangkitan Kristus diperlukan untuk membuktikan  Klaim Yesus Kristus   . Yesus Kristus secara nyata telah mengklaim sebagai Anak Allah, yang merupakan dasar mengapa  para pemimpin-pemimpin agama  berkonspirasi untuk membunuhnya (bandingkan dengan Yohanes 19:7). Kebangkitan merupakan bukti bahwa  Yesus Kristus yang  telah mengklaim menjadi : Anak Allah :



dan menurut Roh kekudusan dinyatakan oleh kebangkitan-Nya dari antara orang mati, bahwa Ia adalah Anak Allah yang berkuasa, Yesus Kristus Tuhan kita (Roma 1:4)

0 [Pelajaran 3] Yusuf : Seorang Pria Beriman 3: Tuhan Memaksudkannya Untuk Kebaikan


Yusuf dari Budak Menjadi
Penguasa

Bacalah terlebih dahulu bagian sebelumnya :  Apakah Ketekunan Orang Percaya Itu?  [Pelajaran 1] Yusuf : Seorang Pria Yang Beriman 1 :Menanggapi Penolakan, dan bagian dua  tentang Yusuf di sini


Oleh : Melanie Newton



Ini adalah bagian akhir studi tentang Yusuf terkait topik ini



Kejadian 42-45; 50:15-22


Latar Belakang


Mimpi mengerikan Firaun  telah menjadi kenyataan: sebuah bencana kelaparan yang  dahsyat  melanda  bumi,  dengan  perdana menteri Firaun yang  bijak, telah mempersiapkan negerinya untuk menghadapi kehancuran yang sedang datang, dan Mesir adalah negara yang melimpah. Kembali ke Kanaan, keluarga Yusuf mengalami kelaparan. Saudara-saudaranya ( kecuali Benyamin) melakukan perjalanan untuk membeli bahan pangan. Lebih dari 20 tahun telah berlalu sejak mereka menjebloskan Yusuf ke sebuah lubang dalam yang sempit. Yusuf kini hidup sebagai seorang  berpakaian dan berbicara sebagai orang  Mesir, dan saudara-saudaranya putus asa tidak mengenali dia selagi mereka berdiri dihadapannya, seorang pejabat yang sangat berkuasa, memohon untuk mendapatkan makanan.   Tetapi Yusuf mengenali mereka. Orang  hanya dapat membayangkan keterkejutannya selagi dia melihat mereka. Dia harus mengetahui, tanpa mengungkapkan identitasnya,  apakah mereka masih membenci dirinya atau  telah menyesali bersedih atau bersalah atas perbuatan-perbuatan jahat mereka. Dia harus tahu jika orang-orang brutal ini telah berubah dalam pikiran dan hatinya. Yusuf memutuskan untuk menguji mereka secara keras, karena situasi yang menyakitkan cenderungan untuk menyingkapkan karakter seseorang yang sesungguhnya.

0 [Pelajaran 2] Yusuf : Seorang Pria Beriman 2: Diuji Melalui Godaan


credit: cosmo.ph

Oleh : Melanie Newton


Kejadian 39-41


Melalui kesulitan yang menyiksa, Yusuf  memilih untuk mempercayakan dirinya kepada Tuhan dengan segala hal yang sedang terjadi pada dirinya kala itu. Oleh karena itulah, dia  mampu melanjutkan kehidupannya, berupaya untuk melakukan hal terbaik dalam setiap hal yang diminta dari dirinya. Upaya-upayanya telah diberkati  oleh Tuhan dan telah diperhatikan oleh Potifar, yang pada akhirnya mempercayakan kepada Yusuf setiap hal kedalam tangan Yusuf. Kemudian,  ketika Yusuf dihormati dengan kuasa dan otoritas, dia dalam paksaan diperhadapkan dengan godaan.

Studi Hari Pertama

  1. Baca Kejadian 39:1-19. Gambarkanlah keadaan-keadaan sulit yang dialami Yusuf. 
  2. Jenis konflik-konflik emosi apakah yang dihadapi Yusuf dalam bayangan anda selagi dikejar  oleh keinginan isteri Potifar yang tak bisa ditolak hari demi hari?
  3. Bagaimana Yusuf menghadapi godaan rayuan ini?
  4. Bagaimana respon Yusuf mendemonstrasikan sikapnya :

    • Terhadap dosa?
    • Terhadap Tuhan?
    • Terhadap mereka yang percaya kepadanya?

0 Buatlah Sebuah Perjanjian yang Baru Bersamaku: Kita Akan Menyelesaikannya Didalam Iman



Memperlakukan berakhirnya tahun 2012 seperti berakhirnya kehidupanmu.Kemudian anda  menjadi begitu amat senangnya bahwa anda  bisa memulai sebuah hidup yang baru esok hari-hari ini.
Bagi beberapa dari kita, tak hanya berakhirnya tahun 2012, tetapi demikian juga dengan sebuah kehidupan pelayanan. Ketika jam berdentang menunjukan tengah malam, saya akan menyerahkan kepemimpinan senior Gereja Baptis Bethlehem kepada Jason Meyer  (dengan diliputi penuh pengucapan syukur karena kebaikan Tuhan). Saya masih tetap   bertugas hingga 31 Maret 2013, tetapi secara efektif, masa kepemimpinanku  berakhir. Sehingga tidak  hanya saya harus memulai sebuah kehidupan  baru  untuk  hari esok (sebagaimana telah dimasuki), saya harus memulai sebuah era baru kehidupan (sebagaimana yang sedang dijalani saat ini).


Berikut ini adalah apa yang saya khotbahkan untuk diriku sendiri, dan untuk anda juga, jika anda ingin mendengarkannya: pelayanan-pelayanan dan kehidupan yang panjang dan efektif dapat berakhir dengan sangat buruk. Jangan biarkan hal ini terjadi. Selesaikanlah dalam iman.

Saya hanya mengambil satu contoh, Asa, raja Yehuda, yang memerintah dari 911 hingga 870 SM.  Dia telah memulainya dengan sangat baik. Dia menjalaninya dengan baik. Dan dia telah mengakhirinya dalam  ketidakpercayaan yang bodoh. Hal itu memang terjadi. Kisah ini diceritakan dalam 2 Tawarikh 14-16. Buatlah Perjanjian denganku, oleh anugerah, tidak akan dibiarkan hal semacam itu terjadi.

0 Apa yang Anda Benci Tentang Yesus? – Bagian 1




Kerap kali ketika saya bertatap muka dengan orang-orang non Kristen dalam sebuah dialog rohani, merupakan hal yang umum untuk mendengarkan   sebuah keluhan berantai tentang gereja, perilaku orang-orang Kristen munafik, dan seterusnya. Beberapa kritisme benar adanya sementara yang  lainnya tidak memiliki dasar kebenarannya. Akan tetapi, karena orang-orang Kristen sejati  tidak  berdasarkan pada kemanusiaannya  atau hal-hal yang duniawi, tetapi lebih kepada manusia rohaninya yang telah dikuduskan.  Saya berupaya melakukan sebisa saya untuk membawa mereka kembali kepada Yesus dan mengarahkan mereka untuk tertuju pada Yesus saja.  Sebuah pertanyaan yang biasanya saya kemukakan, “ Saya mendengarkan apa yang anda katakan, tetapi mari kita bicara tentang Yesus  satu menit saja. Katakan padaku, apa yang kamu benci dari Yesus?”

0 Dia adalah Tuhan yang Sama, Dahulu dan Sekarang, dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru


Funscrape.com

Keluaran 33:11
Dan TUHAN berbicara kepada Musa dengan berhadapan muka seperti seorang berbicara kepada temannya.”
Pada permukaannya, Tuhan didalam Perjanjian Lama terlihat menjadi begitu berbeda secara radikal dibandingkan dengan dalam Perjanjian Baru. Dalam  Perjanjian Lama, Dia  terlihat bergitu berkuasa, kudus, menghukum, murka, dan  cemburu. Dalam Perjanjian Baru, dalam  wujud Yesus, Dia terlihat baik, mengasihi, lemah lembut,dan pengampun. Bagaimana kita mempertemukan Keilahian yang demikian berkuasa, memerintahkan penghancuran kota-kota yang tak terhitung jumlahnya dengan  Yesus yang berlutut membela wanita  pelacur?

Kuncinya adalah menyadari konteksnya. Dalam Perjanjian Lama, konteksnya adalah Tuhan  yang memilki hubungan dengan  bangsa yang  telah Dia pilih untuk mewakili kekudusan-Nya dan mengajarkan dunia mengenai Dia. Dalam  Perjanjian Baru, dan sekarang dalam era gereja, konteksnya adalah Tuhan yang memiliki hubungan dengan pribadi-pribadi dan gereja yang telah Dia pilih untuk mewakili kekudusan-Nya dan  mengajarkan dunia  mengenai Dia. Ada beberapa area dimana  tindakan-tindakan-Nya dalam Perjanjian Lama dapat dibandingkan dengan pekerjaan-Nya dalam Perjanjian Baru, dan dalam kehidupan kini di saat ini.

0 Mengapa Tuhan memberikan kepada kita empat Injil?


Interwoven Gospels : a diligent study of  gospels
Tanya :”Mengapa Tuhan memberikan kepada kita empat Injil?”

Jawab : Berikut ini beberapa alasan mengapa Tuhan memberikan empat Injil ketimbang hanya satu:

1)Untuk memberikan sebuah gambar mengenai Kristus  yang lebih lengkap. Sementara keseluruhan Alkitab diinspirasi oleh Tuhan ( 2 Timotius 3:16), Tuhan menggunakan penulis-penulis manusia dengan latar belakang-latar belakang berbeda untuk menyelesaikan tujuan-tujuan-Nya melalui tulisan mereka. Setiap  penulis injil  memiliki sebuah tujuan yang khas dibalik injilnya dan dalam menjalankan tujuan-tujuan tersebut, setiap injil menekankan aspek-aspek yang berbeda dari pribadi dan pelayanan Yesus Kristus.

Matius menuliskan injilnya untuk pembaca Yahudi, dan salah satu dari tujuan-tujuannya,yaitu untuk memperlihatkan silsilah  keturunan Yesus dan penggenapan nubuat-nubuat Perjanjian Lama, bahwa Dia adalah Mesias yang telah lama dinantikan, dan dengan demikian sepatutnya dipercayai. Penekanan Matius adalah: bahwa Yesus adalah Raja yang dijanjikan, “Anak Daud,” yang akan menduduki tahkta Israel selama-lamanya ( Matius 9:27; 21:9).

0 KEBENARAN TUHAN ( 3 Selesai) :"Kamu membenarkan diri di hadapan orang, tetapi Allah mengetahui hatimu. Sebab apa yang dikagumi manusia, dibenci oleh Allah"


Lukas 16:15
Lalu Ia berkata kepada mereka: "Kamu membenarkan diri di hadapan orang, tetapi Allah mengetahui hatimu. Sebab apa yang dikagumi manusia, dibenci oleh Allah."

Kebenaran Tuhan didalam Perjanjian  Baru

Jika kebenaran dan keadilan adalah jantung Perjanjian Lama, maka  kebenaran dan keadilan adalah jantung perselisihan antara Yesus dan orang-orang  farisi dan ahli-ahli  taurat,  yang dapat kita temukan diantaranya : Matius 23, Lukas 16:15, dan Filipi 3:1-11.

Pada awal sekali perlayanan Yesus di muka bumi, Yesus memulai dengan mempertajam perbedaan interpretasi-Nya terhadap pengajaran Perjanjian Lama mengenai kebenaran dengan  apa yang  diajarkan oleh para ahli taurat dan orang farisi. Pada kenyataan-Nya, Yesus tidak menawarkan sebuah interpretasi yang “baru” tentang kebenaran atau  tentang Hukum itu; sebaliknya Yesus berupaya menegakan kembali pemahaman yang tepat mengenai kebenaran  sebagaimana yang diajarkan oleh  kitab Hukum dan kitab Nabi-Nabi, Yesus berulang kali menggunakan  formula  seperti ini , “Kamu telah  mendengar ada  dikatakan…” (“Ini adalah apa yang diajarkan oleh  orang  farisi dan ahli taurat…”), “ Tetapi aku mengatakan kepadamu…” ( Tetapi Perjanjian Lama memaksudkan  agar dimengerti seperti ini…”).

Orang-orang farisi dan ahli taurat berpikir diri mereka sebagai acuan dan standard kebenaran. Mereka merasa bahwa mereka, semua mereka, adalah orang benar. Yesus mengejutkan mereka semua ketika Dia berkata,

0 KEBENARAN TUHAN (2) :” TUHAN menguji orang benar dan orang fasik, dan Ia membenci orang yang mencintai kekerasan.”



Wikipedia : John Martin - Sodom and Gomorrah
Mazmur 11:5

TUHAN menguji orang benar dan orang fasik, dan Ia membenci orang yang mencintai kekerasan.

Kebenaran Tuhan dan Bangsa Israel
Kebenaran Tuhan harus terlihat dalam setiap tindakan-nya dengan bangsa Israel :

1 Samuel 12:6-7
(6) Lalu berkatalah Samuel kepada bangsa itu: "Tuhanlah saksi, yang mengangkat Musa dan Harun dan yang menuntun nenek moyangmu keluar dari tanah Mesir. (7) Maka sebab itu, berdirilah supaya aku bersama-sama dengan kamu berhakim di hadapan TUHAN mengenai segala perbuatan keselamatan TUHAN yang telah dikerjakan-Nya kepadamu dan kepada nenek moyangmu.

Kebenaran Tuhan dalam hubungannya dengan bangsa Israel memiliki beragam manifestasi :
(1) Tuhan mengungkapkan kebenaran-Nya dengan menyatakan kehendak-Nya dan firman-Nya kepada Dunia melalui bangsa Israel.

Ulangan 4:5-8
(5) Ingatlah, aku telah mengajarkan ketetapan dan peraturan kepadamu, seperti yang diperintahkan kepadaku oleh TUHAN, Allahku, supaya kamu melakukan yang demikian di dalam negeri, yang akan kamu masuki untuk mendudukinya (6) Lakukanlah itu dengan setia, sebab itulah yang akan menjadi kebijaksanaanmu dan akal budimu di mata bangsa-bangsa yang pada waktu mendengar segala ketetapan ini akan berkata: Memang bangsa yang besar ini adalah umat yang bijaksana dan berakal budi(7) Sebab bangsa besar manakah yang mempunyai allah yang demikian dekat kepadanya seperti TUHAN, Allah kita, setiap kali kita memanggil kepada-Nya? (8) Dan bangsa besar manakah yang mempunyai ketetapan dan peraturan demikian adil seperti seluruh hukum ini, yang kubentangkan kepadamu pada hari ini?

0 KEBENARAN TUHAN (1) :” Masakan Hakim segenap bumi tidak menghukum dengan adil?”


Abraham memohon kepada Tuhan untuk kepentingan Sodom & Gomora
Copyright: Cook Communications Ministries
Kejadian 18:
(25) Jauhlah kiranya dari pada-Mu untuk berbuat demikian, membunuh orang benar bersama-sama dengan orang fasik, sehingga orang benar itu seolah-olah sama dengan orang fasik! Jauhlah kiranya yang demikian dari pada-Mu! Masakan Hakim segenap bumi tidak menghukum dengan adil?" (26) TUHAN berfirman: "Jika Kudapati lima puluh orang benar dalam kota Sodom, Aku akan mengampuni seluruh tempat itu karena mereka."
Pengantar
Kebenaran Tuhan,  merupakan salah satu atribut Tuhan yang sangat mengemuka dalam nas-nas kitab suci, atribut ini juga salah satu yang sangat  sulit untuk didefinisikan. Pada dasarnya, membedakan kebenaran Tuhan dari kekudusan-Nya atau kebaikan-Nya terlihat sulit. Lagi pula, kebenaran Tuhan  sebenarnya  merupakan sinonim bagi keadilan-Nya :

Sementara di  dalam hampir pada umumnya Perjanjian Lama kata adil berarti “lurus,” dan  kata tersebut dalam Perjanjian Baru berarti  “sama,” dalam sebuah pemahaman moral keduanya bermakna “benar.” Ketika Tuhan berkata bahwa Tuhan itu adil, kita sedang mengatakan bahwa Dia selalu  melakukan apa yang benar, apa yang  harus dilakukan, dan Dia melakukannya secara konsisten, tanpa memihak atau prasangka. Kata adil  dan kata benar merupakan kata-kata yang identik baik didalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.  Terkadang para penerjemah menerapkan kata asli  “adil” dan pada lain waktu menggunakan “benar”  tanpa alasan yang nyata (bandingkan Nehemia 9:8 dan 9:33 dimana kata yang sama digunakan). Tetapi kata manapun yang mereka gunakan, kata itu pada dasarnya merupakan hal yang sama. Kata yang digunakan pasti berkaitan dengan tindakan-tindakan Tuhan.  Tindakan-tindakan yang selalu benar dan adil.

Kebenaran Tuhan ( atau keadilan) pada dasarnya merupakan ungkapan kekudusan-Nya. Jika Dia  suci tak terbatas, maka Dia pastilah menentang semua dosa, dan penentangan   terhadap dosa pasti didemonstrasikan dalam  perlakuan-Nya pada ciptaan-ciptaan-Nya. Ketika kita membaca bahwa Tuhan  benar atau adil, kita sedang dijaminkan bahwa tindakan-tindakan-Nya terhadap kita  ada didalam kesepakatan sempurna dengan natur-Nya yang kudus.--- Richard L. Strauss, The Joy of Knowing God, (Neptune, New Jersey: Loizeaux Brothers, 1984), hal. 140.

0 KEKUDUSAN TUHAN (5 Selesai) : "sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus"


Ananias and Sapphira – Raphael – Wikipedia entry on Ananias and Sapphira
1 Petrus 1:
16) sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus.(17) Dan jika kamu menyebut-Nya Bapa, yaitu Dia yang tanpa memandang muka menghakimi semua orang menurut perbuatannya, maka hendaklah kamu hidup dalam ketakutan selama kamu menumpang di dunia ini.
Kekudusan Tuhan dan Gereja
(Kisah Para Rasul 5:1-16; 1 Korintus 11:17-34)

Kisah Ananias dan Safira merupakan kisah  yang dikenal baik oleh orang-orang Kristen. Pada masa-masa awal gereja, ada perhatian  yang besar terhadap mereka yang miskin. Ketika kebutuhan meningkat, orang-orang percaya/kudus akan menjual beberapa benda miliknya dan menyerahkannya di kaki para rasul untuk didistribusikan (lihat Kisah Para Rasul 2:44-45; 4:34-37). Ananias dan Safira juga melakukannya, tetapi tidak dengan sepenuh hati dan dalam sebuah cara  tipu daya. Mereka telah menjual sebuah properti tetapi mengambil kembali sebagian dari hasil penjualan untuk diri mereka sendiri. Mereka  menyerahkan sisanya kepada para rasul seolah-olah itulah jumlah keseluruhannya. Ketika dosa mereka terungkap oleh Petrus, dia mempersoalkan dengan mereka, dan mereka berdua mati. Ketakutan besar melanda seluruh gereja, belum lagi masyarakat sekitarnya.

0 KEKUDUSAN TUHAN (4) : “Mengapa orang ini berkata begitu? Ia menghujat Allah”


UB David
Markus 2:7-...
"Mengapa orang ini berkata begitu? Ia menghujat Allah. Siapa yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah sendiri?"(8) Tetapi Yesus segera mengetahui dalam hati-Nya, bahwa mereka berpikir demikian, lalu Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu berpikir begitu dalam hatimu?
Kekudusan Yesus Kristus
Janji-janji kedatangan Mesias dalam Perjanjian Lama menjadi semakin spesifik, hingga janji-janji itu menjadi terbukti bahwa Mesias tidak hanya manusia tetapi juga Tuhan (lihat Yesaya 9:6-7; Mika 5:2). Dengan demikian, Dia  haruslah yang  kudus. Dan demikianlah, ketika  malaikat memberitahukan kepada Maria mengenai anak yang akan dilahirkan secara ajaib dari dirinya, seorang perawan, malaikat itu berkata,” "Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah. (Lukas 1:35)

Sepanjang hidup dan pelayanan Yesus Kristus di bumi, semakin jelas bahwa Yesus bukanlah manusia pada umumnya;  jelas sekali, Dia lebih dari sekedar nabi dan lebih dari sekedar manusia biasa. Yesus adalah Anak Allah. Bahkan setan-setan mengakui dia sebagai  yang kudus dari Tuhan” (Markus 1:24; Lukas 4:34). Hal-hal yang Yesus ucapkan dan lakukan menandai Dia sebagai  Orang yang  menegakan kepala dan  pundaknya diatas manusia-manusia biasa lainya. Petrus adalah seorang nelayan profesional, namun ketika dia mematuhi instruksi-instruksi Yesus, hasilnya menakjubkan. Respon  Petrus  tepat :

Lukas 5:8
Ketika Simon Petrus melihat hal itu iapun tersungkur di depan Yesus dan berkata: "Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku ini seorang berdosa."

0 KEKUDUSAN TUHAN (3) : Celakalah aku!... Sebab aku ini seorang yang najis bibir namun mataku telah melihat Sang Raja, yakni TUHAN semesta alam."

Yesaya 6 :  (5) Lalu kataku: "Celakalah aku! aku binasa! Sebab aku ini seorang yang najis bibir, dan aku tinggal di tengah-tengah bangsa yang najis bibir, namun mataku telah melihat Sang Raja, yakni TUHAN semesta alam." (6) Tetapi seorang dari pada Serafim itu terbang mendapatkan aku; di tangannya ada bara, yang diambilnya dengan sepit dari atas mezbah. (7) Ia menyentuhkannya kepada mulutku serta berkata: "Lihat, ini telah menyentuh bibirmu, maka kesalahanmu telah dihapus dan dosamu telah diampuni."

Yesaya dan Kekudusan Tuhan
(Yesaya 6:1-10)
(1) Dalam tahun matinya raja Uzia aku melihat Tuhan duduk di atas takhta yang tinggi dan menjulang, dan ujung jubah-Nya memenuhi Bait Suci (2) Para Serafim berdiri di sebelah atas-Nya, masing-masing mempunyai enam sayap; dua sayap dipakai untuk menutupi muka mereka, dua sayap dipakai untuk menutupi kaki mereka dan dua sayap dipakai untuk melayang-layang. (3) Dan mereka berseru seorang kepada seorang, katanya: "Kudus, kudus, kuduslah TUHAN semesta alam, seluruh bumi penuh kemuliaan-Nya!" (4) Maka bergoyanglah alas ambang pintu disebabkan suara orang yang berseru itu dan rumah itupun penuhlah dengan asap (5) Lalu kataku: "Celakalah aku! aku binasa! Sebab aku ini seorang yang najis bibir, dan aku tinggal di tengah-tengah bangsa yang najis bibir, namun mataku telah melihat Sang Raja, yakni TUHAN semesta alam." (6) Tetapi seorang dari pada Serafim itu terbang mendapatkan aku; di tangannya ada bara, yang diambilnya dengan sepit dari atas mezbah. (7) Ia menyentuhkannya kepada mulutku serta berkata: "Lihat, ini telah menyentuh bibirmu, maka kesalahanmu telah dihapus dan dosamu telah diampuni." (8) Lalu aku mendengar suara Tuhan berkata: "Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?" Maka sahutku: "Ini aku, utuslah aku!" (9) Kemudian firman-Nya: "Pergilah, dan katakanlah kepada bangsa ini: Dengarlah sungguh-sungguh, tetapi mengerti: jangan! Lihatlah sungguh-sungguh, tetapi menanggap: jangan! (10) Buatlah hati bangsa ini keras dan buatlah telinganya berat mendengar dan buatlah matanya melekat tertutup, supaya jangan mereka melihat dengan matanya dan mendengar dengan telinganya dan mengerti dengan hatinya, lalu berbalik dan menjadi sembuh."

Kematian Uzia nampaknya telah mengakhiri sebuah era, era keemasan , bagi Yehuda. “Era baik” telah berakhir,  “era sukar” menyongsong sebagaimana  diperlihatkan ayat 9 dan 10. Pelayanan Yesaya dijalankan --menurut sudut pandang seorang manusia-- disaat paling sulit yang mungkin  untuk terjadi. Pelayanan Yesaya tidak akan dianggap sebuah pelayanan yang sukses ( sebagaimana banyak nabi Perjanjian Lama yang berhasil).

0 HIKMAT TUHAN (3 Selesai) : "Aku Akan Membinasakan Hikmat Orang-Orang Berhikmat & Kearifan Orang-Orang Bijak Akan Kulenyapkan."


gambar : Redlands Chess Club
(19) Karena ada tertulis: "Aku akan membinasakan hikmat orang-orang berhikmat dan kearifan orang-orang bijak akan Kulenyapkan."- 1 Korintus 1
Kejatuhan Adam dan Hawa nampaknya  sebuah  peristiwa  yang jauh,  peristiwa  yang terjadi dalam sejarah kuno  yang tak  ada hubungannya, tetapi jangan tertipu dengan persepsi salah semacam ini. Kita harus banyak belajar dari Hawa untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari kita. Sebagaimana yang didorong oleh Paulus, kita harus  berupaya menjadi bijak akan apa yang baik dan mengabaikan apa yang jahat : Roma 16:19b :

Tetapi aku ingin supaya kamu bijaksana terhadap apa yang baik, dan bersih terhadap apa yang jahat.  
Kita  harus belajar untuk fokus kepada hasrat akan apa yang baik dan mendisiplinkan hasrat-hasrat yang membawa kepada kehancuran :
Anchor of Life Fellowship , Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri - Efesus 2:8-9