Oleh : Bob Deffinbaugh, Th.M
2 Petrus 1:12-21
Karena itu aku senantiasa bermaksud mengingatkan kamu akan semuanya itu, sekalipun kamu telah mengetahuinya dan telah teguh dalam kebenaran yang telah kamu terima. Aku menganggap sebagai kewajibanku untuk tetap mengingatkan kamu akan semuanya itu selama aku belum menanggalkan kemah tubuhku ini. Sebab aku tahu, bahwa aku akan segera menanggalkan kemah tubuhku ini, sebagaimana yang telah diberitahukan kepadaku oleh Yesus Kristus, Tuhan kita. Tetapi aku akan berusaha, supaya juga sesudah kepergianku itu kamu selalu mengingat semuanya itu.
Sebab kami tidak mengikuti dongeng-dongeng isapan jempol manusia, ketika kami memberitahukan kepadamu kuasa dan kedatangan Tuhan kita, Yesus Kristus sebagai raja, tetapi kami adalah saksi mata dari kebesaran-Nya. Kami menyaksikan, bagaimana Ia menerima kehormatan dan kemuliaan dari Allah Bapa, ketika datang kepada-Nya suara dari Yang Mahamulia, yang mengatakan: "Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan." Suara itu kami dengar datang dari sorga, ketika kami bersama-sama dengan Dia di atas gunung yang kudus. Dengan demikian kami makin diteguhkan oleh firman yang telah disampaikan oleh para nabi. Alangkah baiknya kalau kamu memperhatikannya sama seperti memperhatikan pelita yang bercahaya di tempat yang gelap sampai fajar menyingsing dan bintang timur terbit bersinar di dalam hatimu.
Yang terutama harus kamu ketahui, ialah bahwa nubuat-nubuat dalam Kitab Suci tidak boleh ditafsirkan menurut kehendak sendiri, sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah.
Pengantar
Saya tidak pernah berhenti untuk terperangah pada berita-berita utama di tabloid setiap kali saya melalui pintu keluar swalayan. Judul-judulnya tidak dapat dipercaya. Berita-berita utama belum lama ini melaporkan bahwa Abraham Lincoln dahulu sempat disiumkan dari kematian selama hampir satu menit. Berita-berita utama menyatakan bahwa Elvis Presley masih hidup atau seorang wanita memiliki bayi dengan kepala seperti monyet mencuatkan berita-berita sensasional lainnya pada halaman depan. Kisah-kisah itu sangat sangat menggelikan tidak ada yang mempercayai berita-berita tersebut. Kita lebih baik tidak menganggap serius jurnalisme semacam ini.
Penyingkapan
Biblikal demikian juga tetapi sangat
jauh berbeda dari kebenaran tabloid. Penyingkapan biblikal bisa jadi serupa
dalam hal bahwa beritanya sulit untuk dipercaya. Kita membaca campur tangan
Tuhan yang ajaib dalam kehidupan manusia, akan janji-janji pengampunan
dosa-dosa dan hidup kekal dalam hadirat Tuhan—semua hal yang terlalu baik untuk
menjadi kebenaran. Namun demikian kebenaran Biblikal berbeda secara radikal
dari kebenaran tabloid karena kebenaran Alkitab selalu benar—di masa lampau,
pada masa kini, dan pada masa mendatang. Kebenaran biblikal adalah dasar
bagi hidup dan kesalehan;
hal ini bermakna untuk dipercayai
dan ditindaklanjuti dengan iman.
Para rasul
telah meyakini ketercukupan dan otoritas kitab suci, termasuk kitab suci yang datang
melalui tangan-tangan mereka dibawah inspirasi dan kendali Roh Kudus. Sebagaimana mendekati akhir pelayanan-Nya di bumi, Yesus
mulai menekankan pentingnya kitab suci (lihat Yohanes 14:25-26; 15:7; 16:12-14, 25-26; 17:17). Ketika Petrus dan
Paulus mendekati hari kepergian (kematian) mereka,mereka juga mulai menekankan pentingnya
kitab suci kepada mereka yang mereka tinggalkan (lihat Kisah Para Rasul
20:25-32; 2 Timotius 3:14-17; 4:2; 1 Petrus 1:22-2:2; 2 Petrus 1:12-21).
Dalam teks yang kini kita pelajari, Petrus menuliskan kematiannya yang sudah dipikirkannya dan ketetapannya untuk mengingatkan mereka akan hal-hal yang telah dicatat didalam kitab suci. Dia berbicara secara gamblang dari Kitab suci yang diinspirasi dan memiliki otoritas dan pentingnya kitab suci sebagai wahyu Tuhan yang final. Mari kita ingat bahwa teks yang sedang kit abaca adalah sebuah bagian dari wahyu yang diinspirasikan, yang diberikan melalui rasul-rasul, untuk pendidikan kita.
Dalam teks yang kini kita pelajari, Petrus menuliskan kematiannya yang sudah dipikirkannya dan ketetapannya untuk mengingatkan mereka akan hal-hal yang telah dicatat didalam kitab suci. Dia berbicara secara gamblang dari Kitab suci yang diinspirasi dan memiliki otoritas dan pentingnya kitab suci sebagai wahyu Tuhan yang final. Mari kita ingat bahwa teks yang sedang kit abaca adalah sebuah bagian dari wahyu yang diinspirasikan, yang diberikan melalui rasul-rasul, untuk pendidikan kita.
Sebuah Tinjauan 2 Petrus 1
Ayat 12-21 pada dasarnya mengalir dari apa yang telah Petrus tuliskan pada ayat 1-11. Pada ayat 1-4, Petrus telah memberitahukan kepada kita bahwa dari natur ilahi-Nya (kuasa, kemuliaan,keunggulan, kebenaran), Tuhan telah menyediakan semua yang diperlukan untuk hidup dan kesalehan (iman,anugerah, damai,pengetahuan, janji-janji-Nya yang bernilai), memampukan kita untuk lepas dari kerusakan yang ada didalam dunia melalui hawa nafsu dan untuk mengambil bagian dalam natur ilahi. Singkatnya, Tuhan sudah menyediakan segala hal yang kita perlukan untuk keselamatan dan pengudusan.
Pada ayat 5-7, Petrus meminta orang-orang Kristen untuk melaksanakan jalan pemuridan. Kita harus menjalankan sepenuhnya ketetapan-ketetapan ilahi dengan menjalankan kekudusan secara tekun dan penuh semangat, kesalehan dalam persaudaraan, dan kasih). Hal-hal yang mana Tuhan telah tetapkan, kita harus menjalankannya.
Ayat 12-21 pada dasarnya mengalir dari apa yang telah Petrus tuliskan pada ayat 1-11. Pada ayat 1-4, Petrus telah memberitahukan kepada kita bahwa dari natur ilahi-Nya (kuasa, kemuliaan,keunggulan, kebenaran), Tuhan telah menyediakan semua yang diperlukan untuk hidup dan kesalehan (iman,anugerah, damai,pengetahuan, janji-janji-Nya yang bernilai), memampukan kita untuk lepas dari kerusakan yang ada didalam dunia melalui hawa nafsu dan untuk mengambil bagian dalam natur ilahi. Singkatnya, Tuhan sudah menyediakan segala hal yang kita perlukan untuk keselamatan dan pengudusan.
Pada ayat 5-7, Petrus meminta orang-orang Kristen untuk melaksanakan jalan pemuridan. Kita harus menjalankan sepenuhnya ketetapan-ketetapan ilahi dengan menjalankan kekudusan secara tekun dan penuh semangat, kesalehan dalam persaudaraan, dan kasih). Hal-hal yang mana Tuhan telah tetapkan, kita harus menjalankannya.
Pada
ayat 8-11, Petrus
berbicara manfaat-manfaat menjalankan kekudusan, sebagaimana yang ditentukan
oleh Tuhan (ayat 1-4) dan diperuntukan
untuk dijalankan oleh orang-orang Kristen (ayat 5-7). Sebagai anak-anak Tuhan,
pengejaran kekudusan memastikan kita
terhindar dari keadaan yang harus
kita takuti—tidak berguna dan tidak berbuah, kebutaan dan jarak pandangan yang terbatas, keterlupaan
akan keadaan kita dahulu, yang disucikan
dari dosa dan kejatuhan. Pengejaran
kekudusan memastikan kita mencapai apa yang sangat kita inginkan sebagai
orang-orang kudus—sebuah jalan masuk
kedalam kerajaan Tuhan yang berlimpah-limpah.
Kesiapan Petrus untuk Mengingatkan
2 Petrus 1:12-15
Karena itu aku senantiasa bermaksud mengingatkan kamu akan semuanya itu, sekalipun kamu telah mengetahuinya dan telah teguh dalam kebenaran yang telah kamu terima. Aku menganggap sebagai kewajibanku untuk tetap mengingatkan kamu akan semuanya itu selama aku belum menanggalkan kemah tubuhku ini. Sebab aku tahu, bahwa aku akan segera menanggalkan kemah tubuhku ini, sebagaimana yang telah diberitahukan kepadaku oleh Yesus Kristus, Tuhan kita. Tetapi aku akan berusaha, supaya juga sesudah kepergianku itu kamu selalu mengingat semuanya itu
Adalah jelas dalam ayat 12-15 bahwa Petrus sedang bermaksud mengingatkan para pembacanya. Dia berketetapan untuk mengingatkan mereka akan apa yang telah mereka ketahui dan meyakininya sebagai kebenaran, dan Petrus mengingatkan mereka akan hal-hal yang telah dia tuliskan pada ayat-ayat 1-11 [Jika ini yang dimaksud,ayat 1-11 menyajikan kepada kita sebuah rangkuman yang sangat jelas akan kebenaran injil, kebenaran-kebenaran yang pokok bagi keselamatan dan pengudusan (atau, dalam kata-kata Petrus, “hidup dan kesalehan”).]
Komitmen Petrus untuk mengingatkan pembaca-pembacanya bukan sambil lalu atau sekedar iseng saja. Dia berkomitmen untuk “selalu mengingatkan mereka” (ayat 12). Hal ini jelas dari kata-katanya bahwa dia sedang bermaksud mengingatkan mereka untuk bertekun. Dia akan terus mengingatkan mereka sepanjang dia masih bernafas. Dia akan melakukannya juga dengan nafas akhir hayatnya.
2 Petrus 1:12-15
Karena itu aku senantiasa bermaksud mengingatkan kamu akan semuanya itu, sekalipun kamu telah mengetahuinya dan telah teguh dalam kebenaran yang telah kamu terima. Aku menganggap sebagai kewajibanku untuk tetap mengingatkan kamu akan semuanya itu selama aku belum menanggalkan kemah tubuhku ini. Sebab aku tahu, bahwa aku akan segera menanggalkan kemah tubuhku ini, sebagaimana yang telah diberitahukan kepadaku oleh Yesus Kristus, Tuhan kita. Tetapi aku akan berusaha, supaya juga sesudah kepergianku itu kamu selalu mengingat semuanya itu
Adalah jelas dalam ayat 12-15 bahwa Petrus sedang bermaksud mengingatkan para pembacanya. Dia berketetapan untuk mengingatkan mereka akan apa yang telah mereka ketahui dan meyakininya sebagai kebenaran, dan Petrus mengingatkan mereka akan hal-hal yang telah dia tuliskan pada ayat-ayat 1-11 [Jika ini yang dimaksud,ayat 1-11 menyajikan kepada kita sebuah rangkuman yang sangat jelas akan kebenaran injil, kebenaran-kebenaran yang pokok bagi keselamatan dan pengudusan (atau, dalam kata-kata Petrus, “hidup dan kesalehan”).]
Komitmen Petrus untuk mengingatkan pembaca-pembacanya bukan sambil lalu atau sekedar iseng saja. Dia berkomitmen untuk “selalu mengingatkan mereka” (ayat 12). Hal ini jelas dari kata-katanya bahwa dia sedang bermaksud mengingatkan mereka untuk bertekun. Dia akan terus mengingatkan mereka sepanjang dia masih bernafas. Dia akan melakukannya juga dengan nafas akhir hayatnya.
Faktanya,
Petrus bahkan akan berupaya untuk mengingatkan pembacanya hingga dia menarik nafas terakhirnya. Petrus tahu hari kepergiannya mendekat (ayat 14)
sebagaimana Yesus Kristus telah menunjukannnya
kepada dia (Yohanes 21:18-23).
Sebagaimana yang dia tuliskan, dia
terlihat sadar bahwa dia sedang dipakai Tuhan untuk menuliskan firman dan bahwa kata-katanya akan digunakan
Tuhan hingga kedatangan kembali Tuhan
Yesus Kristus untuk mengingatkan orang-orang kudus yang belum dilahirkan. Menuliskan surat ini
merupakan pelayanan Petrus yang berisikan mengingatkan secara panjang lebar.
Pertimbangan yang Mendasari Komitmen Petrus untuk
Mengingatkan Para Pembacanya
1 Petrus 1: 16-19
Sebab kami tidak mengikuti dongeng-dongeng isapan jempol manusia, ketika kami memberitahukan kepadamu kuasa dan kedatangan Tuhan kita, Yesus Kristus sebagai raja, tetapi kami adalah saksi mata dari kebesaran-Nya. Kami menyaksikan, bagaimana Ia menerima kehormatan dan kemuliaan dari Allah Bapa, ketika datang kepada-Nya suara dari Yang Mahamulia, yang mengatakan: "Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan." Suara itu kami dengar datang dari sorga, ketika kami bersama-sama dengan Dia di atas gunung yang kudus. Dengan demikian kami makin diteguhkan oleh firman yang telah disampaikan oleh para nabi. Alangkah baiknya kalau kamu memperhatikannya sama seperti memperhatikan pelita yang bercahaya di tempat yang gelap sampai fajar menyingsing dan bintang timur terbit bersinar di dalam hatimu.
Petrus sedang mengingatkan kita akan hal-hal yang vital tersebut bagi kehidupan-kehidupan rohani, untuk jalan keluar kita dari kerusakan yang ada didalam dunia melalui hawa nafsu, dan untuk menyatakan bukti-bukti natur ilahi didalam hidup kita. Hal-hal yang diingatkan adalah “kebenaran” (ayat 12) yang memberikan kepada kita “pengetahuan yang benar” (ayat 3,8) dari Tuhan. Terlebih penting lagi, kebenaran-kebenaran ini adalah kebenaran Tuhan, kebenaran yang berasal dari Tuhan (ayat 21) dan juga kebenaran yang telah disampaikan oleh Roh Tuhan ( ayat 20-21), melalui Anak Allah dan disaksikan oleh Bapa ( ayat 16-19).
“Kebenaran”
ini tidak disulap didalam benak Petrus
tetapi ini adalah “kebenaran” yang berasal dari Tuhan. Ini adalah
kebenaran apostolik yang Tuhan komunikasikan melalui semua
rasulnya yang diinspirasikan—tidak hanya Petrus ( perlu dicatat “kami” [Ini nampak dari 2
Petrus 3:14-16 bahwa Petrus memasukan Paulus diantara para rasul (“kami”) yang melalui mereka Tuhan telah mewahyukan
kebenaran-Nya] dalam ayat 16,18,19). Merupakan kebenaran Tuhan
Yesus untuk para rasul yang diingatkan
oleh Roh Kudus pada para rasul itu:
Yohanes 14:25-26
Semuanya itu Kukatakan kepadamu, selagi Aku berada bersama-sama dengan kamu; tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.
Yohanes 14:25-26
Semuanya itu Kukatakan kepadamu, selagi Aku berada bersama-sama dengan kamu; tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.
Ibrani 2:3-4
bagaimanakah kita akan luput, jikalau kita menyia-nyiakan keselamatan yang sebesar itu, yang mula-mula diberitakan oleh Tuhan dan oleh mereka yang telah mendengarnya, kepada kita dengan cara yang dapat dipercayai, sedangkan Allah meneguhkan kesaksian mereka oleh tanda-tanda dan mujizat-mujizat dan oleh berbagai-bagai penyataan kekuasaan dan karena Roh Kudus, yang dibagi-bagikan-Nya menurut kehendak-Nya.
Ada “rasul-rasul palsu” (lihat 2 Korintus 11:13)
yang mengklaim berbicara untuk Tuhan tetapi sebenarnya merupakan “dongeng-dongeng
yang disampaikan secara cerdik “ ( 2
Petrus 1:16). Petrus mengontraskan dongeng-dongeng ini dengan firman yang Tuhan
wahyukan melalui rasul-rasul-Nya. Untuk mendemonstrasikan kepastian (“lebih
pasti”) firman yang diwahyukan melalui rasul-rasul, Petrus beralih ke
transfigurasi Yesus Kristus dimana Yesus ada bersama dengan Yakobus dan Yohanes
(lihat Matius 17:12), yang menyaksikan transfigurasi Yesus.
Seperti
halnya nabi-nabi Perjanjian Lama, Petrus dan
rasul-rasul lainya telah
menuliskan ‘kuasa dan kedatangan Tuhan kita Yesus Kristus” (ayat
16). Rasul-rasul telah menyingkapkan
hal yang konsisten dengan nubuat-nubuat para
nabi Perjanjian Lama, tetapi
tulisan-tulisan para rasul juga
merupakan “saksi mata” atas
kisah-kisah yang dicatat. Rasul-rasul memang
menuliskan hal-hal yang mereka
dengarkan dari Yesus Kristus, tetapi mereka juga menulis sebgai saksi-saksi
dari apa yang telah mereka saksikan. Pada peristiwa transfigurasi, mereka
menyaksikan “kuasa dan kemuliaan dari
kedatangan Tuhan Yesus.” Yesus sendiri mengindikasikan bahwa mereka akan
:
Matius 16:27-28
Sebab Anak Manusia akan datang dalam kemuliaan Bapa-Nya diiringi malaikat-malaikat-Nya; pada waktu itu Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di antara orang yang hadir di sini ada yang tidak akan mati sebelum mereka melihat Anak Manusia datang sebagai Raja dalam Kerajaan-Nya."
Markus 8:38-9:1
Sebab barangsiapa malu karena Aku dan karena perkataan-Ku di tengah-tengah angkatan yang tidak setia dan berdosa ini, Anak Manusiapun akan malu karena orang itu apabila Ia datang kelak dalam kemuliaan Bapa-Nya, diiringi malaikat-malaikat kudus."
Kata-Nya lagi kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya di antara orang yang hadir di sini ada yang tidak akan mati sebelum mereka melihat bahwa Kerajaan Allah telah datang dengan kuasa."
Pada peristiwa transfigurasi Yesus, inilah tepatnya apa yang telah disaksikan Petrus dan dua rasul rekannya:
Markus 9:2-4
Enam hari kemudian Yesus membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes dan bersama-sama dengan mereka Ia naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ mereka sendirian saja. Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka, dan pakaian-Nya sangat putih berkilat-kilat. Tidak ada seorangpun di dunia ini yang dapat mengelantang pakaian seperti itu. Maka nampaklah kepada mereka Elia bersama dengan Musa, keduanya sedang berbicara dengan Yesus.
Matius 16:27-28
Sebab Anak Manusia akan datang dalam kemuliaan Bapa-Nya diiringi malaikat-malaikat-Nya; pada waktu itu Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di antara orang yang hadir di sini ada yang tidak akan mati sebelum mereka melihat Anak Manusia datang sebagai Raja dalam Kerajaan-Nya."
Markus 8:38-9:1
Sebab barangsiapa malu karena Aku dan karena perkataan-Ku di tengah-tengah angkatan yang tidak setia dan berdosa ini, Anak Manusiapun akan malu karena orang itu apabila Ia datang kelak dalam kemuliaan Bapa-Nya, diiringi malaikat-malaikat kudus."
Kata-Nya lagi kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya di antara orang yang hadir di sini ada yang tidak akan mati sebelum mereka melihat bahwa Kerajaan Allah telah datang dengan kuasa."
Pada peristiwa transfigurasi Yesus, inilah tepatnya apa yang telah disaksikan Petrus dan dua rasul rekannya:
Markus 9:2-4
Enam hari kemudian Yesus membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes dan bersama-sama dengan mereka Ia naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ mereka sendirian saja. Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka, dan pakaian-Nya sangat putih berkilat-kilat. Tidak ada seorangpun di dunia ini yang dapat mengelantang pakaian seperti itu. Maka nampaklah kepada mereka Elia bersama dengan Musa, keduanya sedang berbicara dengan Yesus.
Hal ini
juga yang dilihat oleh Paulus [Saya diherankan
mengapa kisah pertobatan Paulus dicatat tiga kali dalam Kisah Para Rasul.
Tidakkah satu catatan cukup? Kisah dalam bab 9 (ayat 1-9) dalam bentuk orang
ketiga, sementara itu catatan-catatan dalam bab 22(ayat 4-11) dan 26 (ayat
12-18) dalam bentuk orang pertama. Tetapi berangkali yang menjadi alas an uatam adalah untuk
menekankan fakta bahwa Paulus adalah rasul sejati, yang telah melihat Yesus yang telah bangkit sebagaimana juga
pada rasul-rasul lainnya.]
Kisah Para Rasul 22:6-10
Tetapi dalam perjalananku ke sana, ketika aku sudah dekat Damsyik, yaitu waktu tengah hari, tiba-tiba memancarlah cahaya yang menyilaukan dari langit mengelilingi aku. Maka rebahlah aku ke tanah dan aku mendengar suatu suara yang berkata kepadaku: Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku? Jawabku: Siapakah Engkau, Tuhan? Kata-Nya: Akulah Yesus, orang Nazaret, yang kauaniaya itu. Dan mereka yang menyertai aku, memang melihat cahaya itu, tetapi suara Dia, yang berkata kepadaku, tidak mereka dengar. Maka kataku: Tuhan, apakah yang harus kuperbuat? Kata Tuhan kepadaku: Bangkitlah dan pergilah ke Damsyik. Di sana akan diberitahukan kepadamu segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu. (lihat juga Kisah Para Rasul 9:1-9; 26:12-18; bandingkan dengan Kisah Para Rasul 1:21-22; 1 Korintus 9:1; 15:1-11).
Semua rasul telah menyaksikan kemuliaan dan kuasa Tuhan Yesus, kemuliaan yang juga akan kita lihat ketika Dia datang untuk memerintah di bumi. Rasul-rasul tidak sedang membual; mereka benar-benar telah menyaksikan hal-hal yang mereka tuliskan.
Demikian
juga dengan rasul-rasul (“kami” ayat 19) memiliki sebuah “kata profetik yang
membuatnya lebih pasti.” Saya dahulu berpikir bahwa ‘kami’ disini merujuk
kepada “kami orang-orang kudus,”tetapi dalam kasus ini tidak demikian. Petrus
menyatakan bahwa mereka, rasul-rasul (
dalam kontras dengan guru-guru palsu), memiliki sebuah firman yang lebih pasti
dari Tuhan, sebuah kata dimana ‘kami’ (‘kamu’ dalam ayat 19) sebaiknya harus memperhatikannya. Rasul-rasul
ini “ telah melihat terang,” terang, yang
adalah , kemuliaan dan kuasa Tuhan Yesus. Jika kita memperhatikan kitab suci,
Tuhan telah mewahyukan melalui mereka, kita telah memiliki semua “terang” yang
kita perlukan. Dan terang ini pasti
akan memadai untuk periode waktu sampai
kapanpun sampai tujuan-tujuan Tuhan tergenapi
dan kerajaan-Nya ditegakkan di atas
bumi. Kita tidak membutuhkan “terang”
yang lain, terutama tidak
memerlukan “terang” palsu dari “dongeng-dongeng yang disajikan secara cerdik.” Kata-kata
Petrus secara kuat menyatakan bahwa kanon
Kitab suci ditutup dan tidak ada “nubuat-nubuat” selanjutnya yang
akan disampaikan.
Selanjutnya : Bahaya Polusi Nubuatan,Kesimpulan.
Peters Readiness to Remind (2 Peter 1:12-21) | diterjemahkan dan diedit oleh : Martin Simamora
Peters Readiness to Remind (2 Peter 1:12-21) | diterjemahkan dan diedit oleh : Martin Simamora
No comments:
Post a Comment