Oleh : Bob Deffinbaugh, Th.M
Signifikansi kebangkitan Yesus Kristus kerap dilewatkan atau terdistorsi oleh gereja-gereja di Amerika. Kerap kali, perayaan peristiwa Kebangkitan Yesus Kristus lebih sebagai sebuah ritual “keluar dari kubur,” ketimbang sebagai sebuah ibadah dan selebrasi kebangkitan Yesus Kristus. Banyak pengkhotbah evangelikal memanfaatkan momentum ini untuk menyampaikan khotbah apologetik, berupaya memperlihatkan kebangkitan Yesus Kristus merupakan sebuah fakta sejarah—dan memang demikian adanya. Saya meyakininya,akan tetapi, dari banyak orang-orang non Kristen yang menghadiri ibadah-ibadah perayaan kebangkitan Yesus Kristus mengakui bahwa kebangkitan Kristus adalah sebuah fakta. Hanya saja mereka tidak mengenali dan mengambil langkah berdasarkan signifikansinya atau nilai agung yang terkandung . Untuk alasan inilah saya menyampaikan ulasan ini kepada orang-orang tidak percaya yang religius, yang percaya pada fakta kebangkitan Yesus Kristus dari kematian, tetapi yang gagal menangkap signifikasinya bagi dirinya sendiri. Saya akan berupaya untuk mendemonstrasikan signifikansi kebangkitan Kristus dengan memfokuskan pada keunikannya, perlunya, dan pentingnya kebangkitan itu.
Keunikan Kebangkitan Kristus
Signifikansi kebangkitan Yesus Kristus harus dilihat dalam keunikan-keunikan kebangkitan-Nya dari kematian. Ada sejumlah sisi keunikan-keunikan kebangkitan Yesus Kristus yang akan menjadi perhatian kita :
(1)Kebangkitan Yesus Kristus adalah unik karena Keilahiannya. Signifikansi dalam peristiwa kebangkitan saling bertautan dengan signifikansi pribadi yang dibangkitan. Bukan semata manusia yang telah bangkit dari kematian pada pagi di hari kebangkitannya, dia adalah Anak Allah. Pada seluruh kehidupan-Nya, Yesus telah mengklaim dirinya adalah Anak Allah, sebuah klaim yang menjadi dasar bagi para pemimpin agama untuk mengupayakan kematiannya (bandingkan dengan Yohanes 8:31-59). Dia hadapan kematian Yesus Kristus, seorang prajurit berdiri didekatnya mendeklarsikan,”sungguh orang ini adalah Anak Allah!” (Markus 15:39). Dibalik ini, kebangkitan merupakan bukti positif bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah, bahkan sebagaimana yang telah Dia deklarasikan (bandingkan dengan Roma 1:3-4).
Dalam tulisannya tentang kebangkitan Kristus, salah satu argumen Petrus adalah: jika Yesus Kristus sungguh-sungguh Tuhan, tidaklah mungkin bagi Tuhan untuk tetap mati, membusuk didalam sebuah kubur (bandingkan dengan Kisah Para Rasul 2:24-32). Siapapun manusia yang bangkit dari kematian pastilah hal itu dinilai bukan hal yang biasa-biasa; demikian juga Anak Allah yang telah bangkit dari kematian. Karena itu orang tidak dapat memandang kebangkitan Yesus Kristus dalam cara yang terlalu serius.
(2)Kebangkitan Yesus unik karena kematian yang mendahului
dan Kebangkitannya yang harus terjadi. Kematian Kristus merupakan
kematian orang yang tanpa dosa, untuk kepentingan orang-orang berdosa. Selama bertahun-tahun
ada orang yang berupaya memperlihatkan
bahwa kematian Yesus Kristus tidak
semulia yang diyakini. Sejumlah pihak
berpendapat bahwa peristiwa kematiannya merupakan kebodohan Yesus yang mengakibatkan
kematiannya sendiri. Puncaknya, mereka akan berkata, Yesus telah membuat
klaim-klaim sinting yang menyatakan Tuhan adalah dirinya sendiri, dan Dia secara
gigih menentang para pemimpin agama dengan cara menyerang dan mengecam
mereka dihadapan publik. Tidak mengherankan dia mati, beberapa orang akan
berkata, karena ‘orang’ ini tidak memilik nalar untuk mengenali kemanusiaannya
sendiri atau diplomasi untuk menenangkan kekuatan struktur kala itu.
Hampir semua
orang tidak akan nekat melihat Yesus lebih dari itu, tetapi akan lebih melihat
kematian Kristus sebagai sebuah tragedi besar. Peristiwa yang dialami oleh Yesus
bukanlah kebodohan Yesus sendiri, tetapi merupakan plot jahat dari sejumlah manusia
yang merasa terancam, yang berupaya
mengakibatkan kematian Yesus secara prematur , sebelum Dia dapat menegakan
kerajaannya yang ideal di muka bumi.
Kematian Kristus adalah unik, namun hal itu, dikarenakan kematian Yesus adalah sebuah bagian dari rencana kekal Tuhan bahwa Kristus akan mati sebagai domba korban tak bersalah, sebagai sebuah substitusi pembayaran atas dosa-dosa manusia. Korban-korban didalam sistem Perjanjian Lama telah memprediksikan Dia yang harus datang sebagai “Domba Allah yang menghapus dosa-dosa dunia” ( Yohanes 1:29; bandingkan dengan 1 Korintus 5:7). Dari kekekalan masa lampu, Kristus telah dirancangkan sebagai korban yang sempurna, tanpa cela atau cacat, yang kematiannya dapat menebus dosa-dosamanusia ( Yesaya 53; Ibrani 9:11-14; 1 Petrus 1:18-20; 2:21-25).
(3) Kebangkitan Yesus Kristus unik sebagai sebuah peristiwa yang tidak disangka-sangka [ Kebangkitan Yesus Kristus merupakan sebuah peristiwa yang tidak sama sekali baru dan telah ada sejumlah peristiwa sejenis, dalam artian, oleh sejumlah pria dan perempuan yang kembali hidup setelah mereka meninggal, tetapi tidak ada satupun kasus “kebangkitan” yang dialami individu-individu itu yang telah menerima tubuh-tubuh yang telah dimuliakan, tubuh yang tidak dapat rusak dan mengalami kematian] Belum pernah terjadi sebelumnya ada orang yang telah bangkit dari kematian dalam sebuah cara dimana dia sepenuhnya telah ditransformasikan dan sehingga tak tersentuh oleh jari-jari kematian yang dingin. KebangkitanYesus Kristus merupakan kebangkitan pertama yang “genuine”-asli, baru ini yang pernah terjadidimanapun dan kapanpun dalam sejarah manusia. Kebangkitannya dirujukan sebagai “ buah sulung,” karena akan ada yang akan mengalami apa yang telah Yesus alami ( 1 Korintus 15:23)
Selanjutnya : Kebangkitan YesusKristus yang Mutlak Diperlukan
The Significance of the Resurrection | diterjemahkan dan diedit oleh : Martin Simamora
Kematian Kristus adalah unik, namun hal itu, dikarenakan kematian Yesus adalah sebuah bagian dari rencana kekal Tuhan bahwa Kristus akan mati sebagai domba korban tak bersalah, sebagai sebuah substitusi pembayaran atas dosa-dosa manusia. Korban-korban didalam sistem Perjanjian Lama telah memprediksikan Dia yang harus datang sebagai “Domba Allah yang menghapus dosa-dosa dunia” ( Yohanes 1:29; bandingkan dengan 1 Korintus 5:7). Dari kekekalan masa lampu, Kristus telah dirancangkan sebagai korban yang sempurna, tanpa cela atau cacat, yang kematiannya dapat menebus dosa-dosamanusia ( Yesaya 53; Ibrani 9:11-14; 1 Petrus 1:18-20; 2:21-25).
(3) Kebangkitan Yesus Kristus unik sebagai sebuah peristiwa yang tidak disangka-sangka [ Kebangkitan Yesus Kristus merupakan sebuah peristiwa yang tidak sama sekali baru dan telah ada sejumlah peristiwa sejenis, dalam artian, oleh sejumlah pria dan perempuan yang kembali hidup setelah mereka meninggal, tetapi tidak ada satupun kasus “kebangkitan” yang dialami individu-individu itu yang telah menerima tubuh-tubuh yang telah dimuliakan, tubuh yang tidak dapat rusak dan mengalami kematian] Belum pernah terjadi sebelumnya ada orang yang telah bangkit dari kematian dalam sebuah cara dimana dia sepenuhnya telah ditransformasikan dan sehingga tak tersentuh oleh jari-jari kematian yang dingin. KebangkitanYesus Kristus merupakan kebangkitan pertama yang “genuine”-asli, baru ini yang pernah terjadidimanapun dan kapanpun dalam sejarah manusia. Kebangkitannya dirujukan sebagai “ buah sulung,” karena akan ada yang akan mengalami apa yang telah Yesus alami ( 1 Korintus 15:23)
Selanjutnya : Kebangkitan YesusKristus yang Mutlak Diperlukan
The Significance of the Resurrection | diterjemahkan dan diedit oleh : Martin Simamora
No comments:
Post a Comment