Sangat dianjurkan untuk terlebih dahulu membaca "Pengudusan - Mustahil Dilakukan Secara Manusia!" di sini
Oleh : Bob Deffinbaugh, Th.M
Oleh : Bob Deffinbaugh, Th.M
Pengantar
Orang akan merasakan emosi-emosi yang campur aduk terhadap Hukum Taurat (terkadang dituliskan hanya “Hukum”) ketika perihal ini dijumpai dalam Buku Roma. Karena didalam Roma kita mendapatkan sekaligus “kabar baik” dan “kabar buruk” terkait Hukum tersebut, Pertimbangkanlah dua perspektif yang berbeda dari Hukum ini yang diperlihatkan oleh Paulus didalam Roma :
Kabar Baik
(1)Hukum berisikan “perintah-perintah dari Tuhan”(3:2)
(2)Hukum mendefinisikan dosa dan kebenaran (7:7) dan membawa kesaksian akan kebenaran Tuhan dalam Kristus ( 3:21-22)
(3)Hukum diberikan untuk memberikan hidup (7:10; lihat Imamat 18:5)
(4) Hukum itu rohani (7:14); Hukum itu kudus dan benar dan baik ( 7:12)
Kabar Buruk
(1)Mengenal Hukum itu tanpa mematuhi perintah-perintahnya hanya membuat seseorang lebih bersalah ( Roma 1:32-2:29)
(2)Hukum itu tidak dapat menyelamatkan manusia tetapi hanya dapat menghukum manusia (Roma 3:9-20)
(3)Hukum mendatangkan murka Tuhan (4:15)
(4)Hukum datang sehingga dosa akan bertambah ( Roma 5:20)
(5)Syarat-syarat Hukum dipenuhi oleh mereka yang berjalan didalam Roh ( Roma 8:4)
(6)Hasrat-hasrat penuh dosa dibangkitkan oleh Hukum itu ( Roma 7:5,8)
(7)Dosa menggunakan Hukum itu untuk membunuh kita (Roma 7:11)
Orang akan merasakan emosi-emosi yang campur aduk terhadap Hukum Taurat (terkadang dituliskan hanya “Hukum”) ketika perihal ini dijumpai dalam Buku Roma. Karena didalam Roma kita mendapatkan sekaligus “kabar baik” dan “kabar buruk” terkait Hukum tersebut, Pertimbangkanlah dua perspektif yang berbeda dari Hukum ini yang diperlihatkan oleh Paulus didalam Roma :
Kabar Baik
(1)Hukum berisikan “perintah-perintah dari Tuhan”(3:2)
(2)Hukum mendefinisikan dosa dan kebenaran (7:7) dan membawa kesaksian akan kebenaran Tuhan dalam Kristus ( 3:21-22)
(3)Hukum diberikan untuk memberikan hidup (7:10; lihat Imamat 18:5)
(4) Hukum itu rohani (7:14); Hukum itu kudus dan benar dan baik ( 7:12)
Kabar Buruk
(1)Mengenal Hukum itu tanpa mematuhi perintah-perintahnya hanya membuat seseorang lebih bersalah ( Roma 1:32-2:29)
(2)Hukum itu tidak dapat menyelamatkan manusia tetapi hanya dapat menghukum manusia (Roma 3:9-20)
(3)Hukum mendatangkan murka Tuhan (4:15)
(4)Hukum datang sehingga dosa akan bertambah ( Roma 5:20)
(5)Syarat-syarat Hukum dipenuhi oleh mereka yang berjalan didalam Roh ( Roma 8:4)
(6)Hasrat-hasrat penuh dosa dibangkitkan oleh Hukum itu ( Roma 7:5,8)
(7)Dosa menggunakan Hukum itu untuk membunuh kita (Roma 7:11)
Tidak mengherankan bahwa orang-orang berdosa
tidak memiliki cinta terhadap Hukum, khususnya Hukum Tuhan. Semua manusia
dilahirkan sebagai orang-orang berdosa,
telah mati dalam pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosa mereka. Mereka membenci
Tuhan dan Hukum-Nya (Lihat Efesus 2:1-3). Manusia biasa tidak dapat memahami
Hukum ( Lihat 1 Korintus 2) dan secara
aktif berupaya untuk menentang dan menyingkirkannya ( Roma 8:7-8). Namun
demikina orang-orang tidak percaya menghina Hukum Tuhan bukanlah
hal yang mengherankan. Apa yang menyedihkan adalah jumlah orang-orang Kristen
yang menghina Hukum Tuhan. Hukum Tuhan
dipandang oleh sejumlah orang-orang Kristen
sebagai sesuatu yang jahat, sesuatu yang
patut kita singkirkan. Pemikiran
semacam ini yang paling sopan terkait Hukum Tuhan adalah Hukum itu kuno, sudah digantikan oleh anugerah.
Pada
sisi lainnya, banyak dosa dipandang
sebagai sesuatu yang baik dan diinginkan. Ini memang benar bagi mereka yang
tidak percaya. Tetapi kembali disini
bahkan orang-orang Kristen dapat tergoda untuk memandang dosa sebagai
sesuatu yang baik dan diinginkan,
seperti halnya Hawa yang telah melihat
pohon kematian sebagai yang didambakan, tak hanya memandanginya tetapi juga
untuk memakannya sehingga dia dapat menjadi seperti Tuhan, mengenal yang baik
dan yang jahat. Hukum Tuhan secara konsisten menerima pandangan-pandangan buruk
dari dunia, sementara dosa digembar-gemborkan dengan pandangan-pandangan atau ulasan-ulasan yang hebat. Hukum Tuhan dipandang dengan hina,
atau dengan toleransi, sementara dosa
dianggap menjadi yang diinginkan dan menarik. Jika kita harus melepaskan Hukum
itu,jangan pernah kita coba-coba untuk melakukannya.
Sementara
teks kita dalam Roma 7 bukan
satu-satunya nas yang dapat kita gunakan untuk memperlihatkan dosa yang mengerikan dan keindahan Hukum Tuhan, nas ini merupakan salah
satu yang berisikan
pernyataan-pernyataan yang paling memikat hati terkait kenyataan ini. Kata-kata
Paulus dalam Roma 7:7-13 dimaksudkan untuk meyakinkan pembacanya bahwa Hukum
itu merupakan karunia yang menakjubkan
dari Tuhan dimana orang percaya dapat dan semestinya bersukacita, dan bahwa
dosa adalah sebuah kejahatan yang
mengerikan dimana dunia akan lebih baik tanpa dosa. Kala kita mempelajari
kata-kata Paulus, perhatikan secara khusus pada kata-kata yang memperlihatkan keindahan Hukum dan kata
yang memperlihatkan keburukan dosa.
Latar Belakang
Paulus telah memfokuskan pada topik pembenaran pada bab pertama dari Roma. Sekarang pada Roma 5-8 perhatian kita beralih kepada alur pembenaran menuju pengudusan. Roma 5 adalah hal yang mendasar. Pada 11 ayat pertama Paulus mendeskripsikan manfaat-manfaat pembenaran. Pada ayat 12-21 dia menguraikan dasar-dasar hidup benar. Kebenaran dari Kristus yang menyingkirkan dan menaklukan dosa Adam dan konsekuensi-konsekuensinya bagi semua yang percaya kepada Kristus dengan iman. Pada Roma 6 Paulus memperlihatkan perlunya kita untuk menjalani kebenaran Kristus dan kebodohan untu terus menerus dalam perbudakan dosa. Pada Roma 7:1-6 Paulus beranjak ke dimensi lainnya pada karya Yesus Kristus untuk kepentingan kita—Kematiannya tidak hanya untuk dosa tetapi untuk Hukum. Kita telah mati bagi Hukum, didalam Kristus, dan kita telah dibebaskan dari kepenguasaan dosa atas diri kita ( lihat Roma 6:14).
Paulus telah memfokuskan pada topik pembenaran pada bab pertama dari Roma. Sekarang pada Roma 5-8 perhatian kita beralih kepada alur pembenaran menuju pengudusan. Roma 5 adalah hal yang mendasar. Pada 11 ayat pertama Paulus mendeskripsikan manfaat-manfaat pembenaran. Pada ayat 12-21 dia menguraikan dasar-dasar hidup benar. Kebenaran dari Kristus yang menyingkirkan dan menaklukan dosa Adam dan konsekuensi-konsekuensinya bagi semua yang percaya kepada Kristus dengan iman. Pada Roma 6 Paulus memperlihatkan perlunya kita untuk menjalani kebenaran Kristus dan kebodohan untu terus menerus dalam perbudakan dosa. Pada Roma 7:1-6 Paulus beranjak ke dimensi lainnya pada karya Yesus Kristus untuk kepentingan kita—Kematiannya tidak hanya untuk dosa tetapi untuk Hukum. Kita telah mati bagi Hukum, didalam Kristus, dan kita telah dibebaskan dari kepenguasaan dosa atas diri kita ( lihat Roma 6:14).
Kata-kata
Paulus mengindikasikan sebuah koneksi yang sangat erat antara dosa dan Hukum.
Karena hal inilah, orang dapat menjadi secara keliru menyimpulkan bahwa Hukum
itu sendiri adalah jahat dan benar bahwa Hukum adalah masalah utama kita.
Sebuah konklusi semacam ini akan disambut terutama oleh mereka penganut Libertian,
yang dengan senang menyingkirkan Hukum itu semuanya. Jika Hukum itu adalah
dosa, maka kita kita lebih baik untuk
menolaknya semuanya.
Hubungan
antara Hukum dan dosa dekat, tetapi
untuk menyimpulkan bahwa Hukum adalah dosa akan menjadi sebuah kesalahan yang
mengerikan. Pada ayat 7-13 Paulus berupaya memperlihatkan bahwa sementara Hukum
dan dosa berkaitan, keduanya sangat berbeda. Hukum itu benar; dosa adalah hal jahat menyeramkan. Natur jahat pada dosa adalah bukti didalam dosa bahwa dosa berupaya menggunakan Hukum, yang adalah baik,
untuk mencapai tujuan-tujuan jahatnya.
Jika Roma
7:7-13 mengklarifikasi hubungan antara dosa dan Hukum itu, ayat-ayat 14-25
mengeksplorasi hubungan antara Hukum dan
keinginan daging. Disini Paulus
mengontraskan natur rohani Hukum dengan
natur keinginan daging manusia. Hal ini akan diangkat pada studi
kita selanjutnya.
Struktur Teks
Struktur teks kita berkisar disekitar dua pertanyaan yang Paulus tanyakan dan jawab pada Roma 7:7-13. “Apakah Hukum adalah dosa?” pertanyaan pertama, ditemukan pada Roma 7:7. Pertanyaan kedua dicatat dalam Roma 7:13: ”Apakah Hukum bertanggungjawab atas kematianku?” Kedua pertanyaan, jika dijawab dalam kalimat afirmasi, akan menyiratkan bahwa Hukum adalah sebuah kesalahan, sesuatu yang mana manusia lebih baik tanpanya. Paul us secara tegas menolak kedua proposisi atau dalil dan memperlihatkan kebaikan Hukum dan kejahatan dosa.
Struktur teks kita berkisar disekitar dua pertanyaan yang Paulus tanyakan dan jawab pada Roma 7:7-13. “Apakah Hukum adalah dosa?” pertanyaan pertama, ditemukan pada Roma 7:7. Pertanyaan kedua dicatat dalam Roma 7:13: ”Apakah Hukum bertanggungjawab atas kematianku?” Kedua pertanyaan, jika dijawab dalam kalimat afirmasi, akan menyiratkan bahwa Hukum adalah sebuah kesalahan, sesuatu yang mana manusia lebih baik tanpanya. Paul us secara tegas menolak kedua proposisi atau dalil dan memperlihatkan kebaikan Hukum dan kejahatan dosa.
Pertanyaan Satu : Apakah Hukum adalah Dosa?
Roma 7:7-12
Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Apakah hukum Taurat itu dosa? Sekali-kali tidak! Sebaliknya, justru oleh hukum Taurat aku telah mengenal dosa. Karena aku juga tidak tahu apa itu keinginan, kalau hukum Taurat tidak mengatakan: "Jangan mengingini!" Tetapi dalam perintah itu dosa mendapat kesempatan untuk membangkitkan di dalam diriku rupa-rupa keinginan; sebab tanpa hukum Taurat dosa mati. Dahulu aku hidup tanpa hukum Taurat. Akan tetapi sesudah datang perintah itu, dosa mulai hidup, sebaliknya aku mati. Dan perintah yang seharusnya membawa kepada hidup, ternyata bagiku justru membawa kepada kematian. Sebab dalam perintah itu, dosa mendapat kesempatan untuk menipu aku dan oleh perintah itu ia membunuh aku. Jadi hukum Taurat adalah kudus, dan perintah itu juga adalah kudus, benar dan baik.
Sudahkah
kita menanyai Paulus dengan pertanyaan ,”Apakah Hukum adalah dosa?” Tanggapan
tegas dan segera akan mengakibatkan kekecewaan seketikan dengan menanyakan hal
semacam ini. Tidak seorangpun semesntinya pernah menyimpulkan bahwa Hukum
adalah dosa! Hukum Taurat memang memiliki hubungan yang dekat dengan dosa dan
kematian. Kenapa lagi kematian terhadap Hukum ( Roma 7:1-6) menjadi sarana yang
melaluinya kita dibebaskan dari perbudakan dosa ( Roma 6:14) dan hukuman kematian (Lihat Roma 7:10)? Paulus
akan mendemonstrasikan kebaikan Hukum dengan menununjukan maksudnya yang penuh kebaikan (Roma 7:7-13) dan natur
rohaninya ( Roma 7:14-25).
Pendekatan Paulus dalam teks kita ini adalah untuk mengontraskan Hukum dan dosa. Dia pertama-tama akan memperlihatkan maksud baik dan tujuan Hukum, sebagaimana telah diberikan Tuhan, dan kemudian mengontraskan penggunaan jahat dimana Hukum telah ditempatkan sedemikian oleh dosa. Hukum dimaksudkan untuk mendefiniskan dosa dan jadinya untuk membuat dosa menjadi nyata ( Roma 7:7-8). Dosa memperalat Hukum, menggunakannya untuk melipatgandakan dosa (Roma 7:8). Hukum dimaksudkan untuk memelihara dan mempromosikan hidup, tetapi dosa menggunakannya untuk membunuh kita (Roma 7:8). Hukum diberikan kepada manusia untuk menyingkapkan kebenaran kepada manusia; dosa telah menggunakan Hukum untuk memperdaya kita ( Roma 7:11).
Pendekatan Paulus dalam teks kita ini adalah untuk mengontraskan Hukum dan dosa. Dia pertama-tama akan memperlihatkan maksud baik dan tujuan Hukum, sebagaimana telah diberikan Tuhan, dan kemudian mengontraskan penggunaan jahat dimana Hukum telah ditempatkan sedemikian oleh dosa. Hukum dimaksudkan untuk mendefiniskan dosa dan jadinya untuk membuat dosa menjadi nyata ( Roma 7:7-8). Dosa memperalat Hukum, menggunakannya untuk melipatgandakan dosa (Roma 7:8). Hukum dimaksudkan untuk memelihara dan mempromosikan hidup, tetapi dosa menggunakannya untuk membunuh kita (Roma 7:8). Hukum diberikan kepada manusia untuk menyingkapkan kebenaran kepada manusia; dosa telah menggunakan Hukum untuk memperdaya kita ( Roma 7:11).
Apakah Hukum
adalah sesuatu yang jahat, sesuatu yang yang sebaiknya kita enyahkan? Hampir
dapat dipastikan tidak! Benar, Hukum merupakan sarana yang melaluinya dosa
diidentifikasi sehingga kita diperhitungkan dengan dosa. Paulus menegaskan
bahwa dia tidak akan memiliki
pengetahuan spesifik akan dosa-dosa tanpa keberadaanya diidentifikasi oleh Hukum. Hukum menandai ladang ranjau rohani yang akan kita hadapi
dalam kehidupan sehingga kita dapat menghindarinya. Hukum tidak
mengidentifikasikan hal yang baik sebagai dosa sehingga kita menjauhkan diri
untuk menikmati hal yang baik, tetapi mengindentifikasi hal yang jahat sehingga
kita dapat terhindar dari konsekuensi-konsekuensi penderitaan dosa. Tiang-tiang
rambu peringatan Hukum disekeliling air
beracun sehingga kita tidak meminumnya.
Kata-kata
Paulus dalam ayat 8-10 mengontraskan hubungan Hukum terhadap dosa dan hubungan Hukum terhadap
Paulus. Sebelum Hukum itu dating, dosa telah mati. Setelah Hukum itu datang,
dosa menjadi hidup. Sebelum Hukum itu dating, Paulus hidup. Tetapi setelah
Hukum itu dating, Paulus mati. Kontras ini dapat digambarkan dengan sangat baik sebagai berikut :
Dosa Mati
|
Paulus Hidup
|
|
Datangnya Hukum
|
||
Dosa Hidup
|
Paulus mati
|
Paulus memilih sebuah dosa spesifik, dan sebuah perintah spesifik, untuk menggambarkan maksudnya bahwa Hukum mengindentifikasi dosa. Perintah itu adalah :”Jangan mengingini milik orang lain” (Roma 7:7, lihat Keluaran 20:17; Ulangan 5:21)
Disini Paulus menyarikan perintah yang disampaikan dalam detail yang lengkap dalam Hukum Taurat . Baik dalam Keluaran dan Ulangan dimana perintah ini dicatat, Tuhan sedang memberikan contoh-contoh perbuatan menginginkan milik orang lain yang dilarang: menginginkan rumah milik orang lain, isterinya,pembantunya, dan seterusnya.[Ada sedikit variasi antara perintah yang dinyatakan dalam Keluaran 20:17 dan yang dinyatakan dalam Ulangan 5:21. Saya berpendapat ini untuk menekankan area-area spesifik terkait mengingini milik orang lain yang semata bersifat gambaran]
Perintah ini
memberikan kepada kita sebuah definisi mengingini milik orang lain: mengingini
milik orang lain adalah berhasrat untuk memiliki sesuatu yang menjadi milik kepunyaan orang lain, yang
tidak dapat menjadi milik kita secara sah. Perintah untuk tidak
mengingini milik orang lain sebagai dosa, hasrat untuk memiliki secara salah atas
sesuatu milik kepunyaan orang lain dan menginstruksikan mereka yang mau
mematuhi Tuhan untuk tidak menanggapi hasrat-hasrat jahat semacam ini.
Sedemikian baiknya perintah ini, dosa memelintir dan menyimpangkan perintah ini, menggunakan perintah ini dalam sebuah cara untuk menghasilkan semua macam terkait mengingini milik orang lain. Perintah yang sama sekali menyatakan untuk tidak mengingini milik orang lain, yang diberikan untuk menyingkapkan dosa mengingini milik orang lain, dosa telah menggunakan untuk mereproduksi dirinya sendiri berkali-kali. Perintah yang diberikan untuk memanifestasikan dosa disalahgunakan oleh dosa untuk melipatgandakan dosa.
Sedemikian baiknya perintah ini, dosa memelintir dan menyimpangkan perintah ini, menggunakan perintah ini dalam sebuah cara untuk menghasilkan semua macam terkait mengingini milik orang lain. Perintah yang sama sekali menyatakan untuk tidak mengingini milik orang lain, yang diberikan untuk menyingkapkan dosa mengingini milik orang lain, dosa telah menggunakan untuk mereproduksi dirinya sendiri berkali-kali. Perintah yang diberikan untuk memanifestasikan dosa disalahgunakan oleh dosa untuk melipatgandakan dosa.
Dengan
demikian tujuan Paulus disini menjadi dapat dinyatakan : Hukum itu baik. Dosa itu jahat,
sebagaimana hal itu terlihat dalam cara
dosa menggunakan Hukum utuk menghasilkan dosa selanjutnya dan kematian. Hukum
itu bukan dosa, karena Hukum menyingkapkan dosa. Seperti halnya x-ray bukan
sebuah tumor semata karena x ray menyingkapkan sebuah tumor, Hukum bukan dosa
karena hokum menyingkapkan dosa. Karena itu apa yang baik juga tidak dapat menjadi jahat. Hukum itu baik.
Mengapa
Paulus memilih perintah yang melarang mengingini milik orang lain dibandingkan
dengan beberapa perintah lainya? Apakah Paulus memilihnya secara acak perintah
ini, atau adakah alasana khusus mengapa dia memilihnya? Saya yakin Paulus dengan sengaja memilih perintah jangan mengingini milik orang lain karena alasan-alasan yang penting.
Pertimbangkan alasan-alasan ini mengapa jangan mengingini milik orang lain
merupakan sebuah dosa yang serius dan signifikan.
(1)Mengingini milik orang lain adalah sebuah hal didalam hati. Ini bukan sebuah soal yang dapat dinilai dari tampilan luar. Pembunuhan dan mencuri adalah tindakan dosa yang kasat mata dimana dapat segera dikenali oleh siapapun yang melihat bukti jasad seseorang atau barang-barang yang hilang. Mengingini milik orang lain adalah sebuah dosa di hati dan pikiran. Kita dapat mengingini milik orang lain, dan tak seorangpun pernah mengetahuinya. Legalisme cenderung untuk bercokol pada hal-hal eksternal, sementara Kemerdekaan Kristen sejati adalah sebuah soal di hati [Lihat Lukas 16:15]. Paulus oleh karena itu menghindari sebuah contoh yang bersifat kasat mata, sebaliknya dia memilih sebuah contoh yang tidak dapat diketahui dengan segera, sebuah dosa yang terjadi dalam hati dan pikiran.
(1)Mengingini milik orang lain adalah sebuah hal didalam hati. Ini bukan sebuah soal yang dapat dinilai dari tampilan luar. Pembunuhan dan mencuri adalah tindakan dosa yang kasat mata dimana dapat segera dikenali oleh siapapun yang melihat bukti jasad seseorang atau barang-barang yang hilang. Mengingini milik orang lain adalah sebuah dosa di hati dan pikiran. Kita dapat mengingini milik orang lain, dan tak seorangpun pernah mengetahuinya. Legalisme cenderung untuk bercokol pada hal-hal eksternal, sementara Kemerdekaan Kristen sejati adalah sebuah soal di hati [Lihat Lukas 16:15]. Paulus oleh karena itu menghindari sebuah contoh yang bersifat kasat mata, sebaliknya dia memilih sebuah contoh yang tidak dapat diketahui dengan segera, sebuah dosa yang terjadi dalam hati dan pikiran.
(2)Mengingini milik orang lain adalah
salah satu karakteristik dosa-dosa keinginan daging.
Daging kita memiliki seleranya yang kerap
berkonflik dengan kehendak Tuhan yang disingkapkan [ Sebagai contoh,
Setan telah berupaya untuk memancing
selera Tuhan kita, dalam keadaan kelaparan menggodanya untuk bertindak secara
mandiri terlepas dari kehendak Bapa
untuk memuaskan seleranya. Respon Yesus adalah ada hal-hal yang lebih penting daripada roti jasmaniah atau memuskan
selera jasmani ini (lihat Matius 4:1-4).]. Selera-selera atau
nafsu-nafsu, atau hasrat-hasrat kerap merupakan nafsu-nafsu daging yang
terlarang ( Lihat Galatia 5:16,19; Efesus 2:3; 2 Petrus 2:10). Dosa kerap
menguasai daging kita dengan membujuk nafsu-nafsu daging.
(3)Mengingini adalah sebuah akar dosa yang kerap menyebabkan
dosa-dosa lainya.
Mengingini pada dasarnya terlihat tidak
melakukan hal yang membahayakan terhadap siapapun, tetapi mengingini sangat kerap memberikan motivasi
untuk mencuri bahkan membunuh. Menempakan tanda stop pada mengingini adalah “menghentikan
dosa lainnya untuk muncul.”
(4)Mengingini adalah dosa yang paling
baik untuk menggambarkan pernyataan Paulus yang berbunyi, “Karena aku juga tidak tahu apa itu
keinginan, kalau hukum Taurat tidak mengatakan: "Jangan mengingini!" (ayat 7). Tidak semua dosa adalah criminal.
Membunuh, sumpah palsu, dan perampokan adalah dosa-dosa, dan semuanya dianggap
sebagai criminal oleh masyarakat. Hampir
semua masyarakat dimanapun di dunia ini, orang akan menemukan hokum yang
menentang dosa-dosa ini. Hukum-hukum masyarakat
berfungsi untuk menyadarkan kita bahwa jika aktivitas-aktivitas ini
adalah kriminal , maka semua itu adalah salah.
Mengingini
adalah sebuah dosa yang hampir semua masyarakat tidak mengganggapnya sebagai
sebuah kriminal. Saya tidak pernah menemukan
ada pemerintah yang memiliki sebuah hukum
yang melarang mengingini milik orang lain. Bagi dari penjelasan ini adalah
kesulitan mengidentifikasi mengingini dan membuktikan bahwa mengingini telah menjadi tindakan yang berbahaya, karena
mengingini adalah sebuah dosa didalam hati dan pikiran. Alasan lain adalah: hamper
semua orang tidak berpikir mengingini milik orang lain benar-benar hal salah.
Dalam beberapa masyarakat, seperti masyarakat kita sendiri, ada banyak bentuk
mengingini milik orang lain yang sesungguhnya dianjurkan ketimbang sebagai hal
yang dikecam.
Semuanya ini mendemonstrasikan maksud Paulus.
Kecuali Hukum Tuhan telah mengindentifikasikan mengingini milik orang lain
sebagai sebuah dosa, kita tidak akan pernah mengenalinya sebagai sebuah dosa.
Mengingini milik orang lain seperti sebuah tumor tersembunyi didalam tubuh.
Karena mengingini milik orang lain bukan hal yang kasat mata, seperti membunuh,
kita tidak mengenali natur dan keberadaannya yang mematikan . Hukum itu seperti x
Rau,menyingkapkannya, apakah itu dan memperingatkan kita bahwa kita harus
mengatasinya.
(5)Mengingini milik orang lain
digunakan Paulus tidak hanya sebagai sebuah ilustrasi atas prinsip yang sedang
dia bentangkan dalam ayat 7 tetapi juga sebagai sebuah tautan pada ilustrasinya
dari pengalaman pribadinya dalam ayat 9-11. Mengingini nampaknya diletakkan
pada akar kejatuhan manusia di Taman Eden. Pada kisah kejatuhan manusia, setiap
pohon di taman itu “menyenangkan dalam
pandangan dan baik untuk dimakan” (Kejadian 2:9). Adam dan Hawa diberikan
kepemilikan yang pada dasarnya atas
semuanya yang ada didalam taman itu dengan pengecualian pada satu pohon, pohon
pengetahuan dari yang baik dan yang jahat, buah yang dilarang untuk dimakan
oleh mereka (lihat Kejadian 2:16-17). Setan secara sukses mengarahkan perhatian
dan hasrat Hawa pada buah dari pohon
itu. Akibatnya adalah bahwa dia menjadi terarah hanya pada buah dari pohon
terlarang itu sebagai “menyenangkan dalam pandangan dan baik untuk
dimakan,” dan, sebagai tambahan , “dapat
membuatnya menjadi bijak” (Kejadian 3:6). Dosa pertamanya, oleh karena itu,
jelas adalah nafsu dagingnya—berhasrat atas apa yang bukan milik kepunyaanya, yang tidak dapat
menjadi miliknya secara sah atau benar.
Inilah yang
menjadi pemahamanku bahwa Paulus menggunakan dosa mengingini milik orang lain
sebagai sebuah ilustrasi karena ini mempersiapkan pembacanya untuk ilustrasi
yang dicatat dalam ayat 9-11. Perhatikanlah
kata-kata Paulus dalam ayat-ayat ini secara seksama:
Dahulu aku hidup tanpa hukum Taurat. Akan tetapi sesudah datang perintah itu, dosa mulai hidup, sebaliknya aku mati. Dan perintah yang seharusnya membawa kepada hidup, ternyata bagiku justru membawa kepada kematian. Sebab dalam perintah itu, dosa mendapat kesempatan untuk menipu aku dan oleh perintah itu ia membunuh aku.
Dahulu aku hidup tanpa hukum Taurat. Akan tetapi sesudah datang perintah itu, dosa mulai hidup, sebaliknya aku mati. Dan perintah yang seharusnya membawa kepada hidup, ternyata bagiku justru membawa kepada kematian. Sebab dalam perintah itu, dosa mendapat kesempatan untuk menipu aku dan oleh perintah itu ia membunuh aku.
Selanjutnya: Pertanyaan Dua : Apakah Hukum Bertanggungjawab atas Kematianku (
7:13)
The Loveliness of the Law and the Ugliness of Sin (Romans 7:7-13) | diterjemahkan dan diedit oleh : Martin Simamora
The Loveliness of the Law and the Ugliness of Sin (Romans 7:7-13) | diterjemahkan dan diedit oleh : Martin Simamora
No comments:
Post a Comment