Bacalah terlebih dahulu bagian 1 di sini
Oleh : Bob Deffinbaugh, Th.M
Kata-kata ini sungguh membingungkan. Ada sejumlah upaya untuk menjelaskan kata-kata Paulus ini. Akan tetapi dengan merenungkannya, saya berpendapat maksud Paulus dapat dimengerti [Apapun interpretasi yang akan anda putuskan, yang paling konsisten dengan teks dan kata-kata yang Paulus nyatakan, tujuan ilustrasinya jelas dan tidak dapat dibantah: dosa menyalahgunakan Hukum untuk mengakibatkan kematian Paulus] dengan sebuah dasar yang dapat dipercaya.
Oleh : Bob Deffinbaugh, Th.M
Kata-kata ini sungguh membingungkan. Ada sejumlah upaya untuk menjelaskan kata-kata Paulus ini. Akan tetapi dengan merenungkannya, saya berpendapat maksud Paulus dapat dimengerti [Apapun interpretasi yang akan anda putuskan, yang paling konsisten dengan teks dan kata-kata yang Paulus nyatakan, tujuan ilustrasinya jelas dan tidak dapat dibantah: dosa menyalahgunakan Hukum untuk mengakibatkan kematian Paulus] dengan sebuah dasar yang dapat dipercaya.
Ayat 9-11
adalah sebuah ‘misteri kematian’ versi Paulus. Paulus mengatakan kepada kita
bahwa dia telah dibunuh. Paulus memberikan kepada kita semua fakta-fakta
penting terkait kasus ini dan kemudian menantang kita untuk memecahkan
fakta-fakta penting ini. Paulus memberikan kepada kita fakta-fakta untuk
memecahkan misteri tersebut :
-Paulus sedang berbicara tentang pengalaman dirinya sendiri
-Paulus dahulu hidup, tanpa Hukum
-Sebuah perintah khusus datang
-Perintah ini dirancang untuk memberikan hidup kepada Paulus
-Dosa telah memperdaya Paulus
-Dosa telah meyakinkan Paulus untuk tidak mematuhi perintah Tuhan
-Dosa Paulus berakibat kematiannya
-Dosa telah membunuh Paulus
-Paulus sedang berbicara tentang pengalaman dirinya sendiri
-Paulus dahulu hidup, tanpa Hukum
-Sebuah perintah khusus datang
-Perintah ini dirancang untuk memberikan hidup kepada Paulus
-Dosa telah memperdaya Paulus
-Dosa telah meyakinkan Paulus untuk tidak mematuhi perintah Tuhan
-Dosa Paulus berakibat kematiannya
-Dosa telah membunuh Paulus
Kelihatannya
hanya ada satu interpretasi yang konsisten dengan konteks dan fakta-fakta yang
disediakan oleh Paulus sebagaimana yang diuraikan diatas : Paulus kala itu sedang
membicarakan pengalaman pribadinya, didalam Adam, pada saat kejatuhannya, yang telah
digambarkan dalam Kejadian 2 dan 3 dan Roma 5.
Paulus seperti halnya setiap manusia lainnya, telah berdosa didalam Adam. Pengalaman Adam adalah pengalaman setiap manusia, pengalaman setiap anak Adam. Didalam Adam, semua telah berdosa, dan semua telah mati ( Roma 5:12). Didalam Adam, Paulus dahulu hidup, tanpa Hukum. Hanya Adam dalam keadaannya tidak jatuh kedalam dosa dapat secara tepat digambarkan sebagai yang hidup terlepas dari Hukum. Selain daripada Adam dan Kristus, tidak ada orang lain dapat berkata sebagai yang hidup terlepas dari Hukum. Kita semua lahir sebagai orang-orang berdosa (Mazmur 51:5). Sejak hari kelahiran kita kita “telah mati dalam pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosa” (Efesus 2:1-3). Kita tidak pernah hidup, kecuali didalam Adam sebelum kejatuhannya. Kita tidak pernah hidup, selain daripada didalam Kristus dan karyanya pada kayu salib.
Paulus seperti halnya setiap manusia lainnya, telah berdosa didalam Adam. Pengalaman Adam adalah pengalaman setiap manusia, pengalaman setiap anak Adam. Didalam Adam, semua telah berdosa, dan semua telah mati ( Roma 5:12). Didalam Adam, Paulus dahulu hidup, tanpa Hukum. Hanya Adam dalam keadaannya tidak jatuh kedalam dosa dapat secara tepat digambarkan sebagai yang hidup terlepas dari Hukum. Selain daripada Adam dan Kristus, tidak ada orang lain dapat berkata sebagai yang hidup terlepas dari Hukum. Kita semua lahir sebagai orang-orang berdosa (Mazmur 51:5). Sejak hari kelahiran kita kita “telah mati dalam pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosa” (Efesus 2:1-3). Kita tidak pernah hidup, kecuali didalam Adam sebelum kejatuhannya. Kita tidak pernah hidup, selain daripada didalam Kristus dan karyanya pada kayu salib.
Hukum telah datang
kepada Adam ( dan lalu kepada Paulus) dalam bentuk sebuah perintah [Perintah itu lihat
ayat 8,9,10] :
"Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati."(Kejadian 2:16b-17)
Memakan dari pohon pengetahuan dari yang baik dan jahat akan mengakibatkan kematian yang pasti. Memakan dari pohon kehidupan, yang juga ada di pusat taman itu, akan mengakibatkan kehidupan kekal ( lihat Kejadian 3:22). Jadi perintah Tuhan dimaksudkan untuk memberikan hidup bagi Adam dan Hawa. Ketidakpatuhan berakibat kematian [Perintah yang Tuhan berikan kepada Adam (dan juga kepada Paulus) adalah sebuah ilustrasi yang sangat baik tentang peran Hukumm yang tidak pernah untuk menyelamatkan mereka yang mematuhinya tetapi untuk mendefinisikan dosa, memperlihatkan kepada manusia kebutuhan mereka akan keselamatan. Menjalankan Hukum tidak akan menyelamatkan Adam dan Hawa. Menjalankan Hukuk tidak akan memampukan mereka untuk memperoleh hidup yang kekal. Perintah yang Tuhan berikan kepada mereka bukan untuk memakan buah dari pohon kehidupan, yang dapat memberikan sebuah hidup yang kekal (Kejadian 3:22), tetapi perintah itu menghindarkan mereka memakan dari pohon pengetahuan dari yang baik dan jahat. Dengan mematuhi Hukum Tuhan akan mencegah Adam dan Hawa dari hukuman mati, tetapi mematuhinya tidak akan memberikan mereka hidup yang kekal. Merenungkan makna yang lebih dalam tentang Hukum yang telah diberikan kepada mereka akan membawa Adam dan Hawa untuk menyimpulkan bahwa mereka pasti mendapatkan hidup dengan memakan buah dari pohon kehidupan, yang telah mereka lakukan, dengan iman. ] Ini merupakan penggambaran pengalaman Paulus didalam Adam.
"Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati."(Kejadian 2:16b-17)
Memakan dari pohon pengetahuan dari yang baik dan jahat akan mengakibatkan kematian yang pasti. Memakan dari pohon kehidupan, yang juga ada di pusat taman itu, akan mengakibatkan kehidupan kekal ( lihat Kejadian 3:22). Jadi perintah Tuhan dimaksudkan untuk memberikan hidup bagi Adam dan Hawa. Ketidakpatuhan berakibat kematian [Perintah yang Tuhan berikan kepada Adam (dan juga kepada Paulus) adalah sebuah ilustrasi yang sangat baik tentang peran Hukumm yang tidak pernah untuk menyelamatkan mereka yang mematuhinya tetapi untuk mendefinisikan dosa, memperlihatkan kepada manusia kebutuhan mereka akan keselamatan. Menjalankan Hukum tidak akan menyelamatkan Adam dan Hawa. Menjalankan Hukuk tidak akan memampukan mereka untuk memperoleh hidup yang kekal. Perintah yang Tuhan berikan kepada mereka bukan untuk memakan buah dari pohon kehidupan, yang dapat memberikan sebuah hidup yang kekal (Kejadian 3:22), tetapi perintah itu menghindarkan mereka memakan dari pohon pengetahuan dari yang baik dan jahat. Dengan mematuhi Hukum Tuhan akan mencegah Adam dan Hawa dari hukuman mati, tetapi mematuhinya tidak akan memberikan mereka hidup yang kekal. Merenungkan makna yang lebih dalam tentang Hukum yang telah diberikan kepada mereka akan membawa Adam dan Hawa untuk menyimpulkan bahwa mereka pasti mendapatkan hidup dengan memakan buah dari pohon kehidupan, yang telah mereka lakukan, dengan iman. ] Ini merupakan penggambaran pengalaman Paulus didalam Adam.
Didalam
Taman Eden, bukan Adam yang diperdaya
tetapi Hawa ( lihat Kejadian 3:13; 1 Timotius 2:14)[ Pernyataan Paulus bahwa dosa telah
memperdayanya, merupakan satu-satunya keberatan yang saya miliki terhadap
interpretasi bahwa Paulus sedang berbicara mengenai “kejatuhan” pribadinya
didalam Adam. Bagaimana dapat Paulus diperdaya, ketika Hawa yang diperdaya
bukan Adam? Sebelum ini, saya selalu berpikir akan dosaku dan
konsekuensi-konsekuensinya sebagai yang datang
hanya melalui Adam. Namun demikian dalam catatan Kejadian yang diinspirasikan,
partisipasi Hawa dalam kejatuhan sangat menyolok.Sebagaimana dosa Adam yang
memiliki konsekuensi-konsekuensi bagi manusia, dosa Hawa memiliki konsekuensi-konsekuensi
yang menimpa semua wanita. Oleh karena itru kejatuhan merupakan akibat kolektif
dari dosa-dosa Adam dan Hawa, dan konsekuensi-konsekuensi kejatuhan datang dari
perbuatan-perbuatan keduanya. Jadi Paulus dapat dengan tepat berkata bahwa dia
telah diperdaya, ketika dia berbicara terkait partisipasinya dalam kejatuhan
dalam dosa] Setan telah memperdayai perempuan sesuai dengan natur Tuhan-kebenaran
Firman Tuhan, dan konsekuensi-konsekuensi ketidakpatuhan atas perintah-Nya.
Hawa dan suaminya mengambil bagian buah pohon ini dan mati, seperti halnya semua mereka yang telah berdosa didalam Adam telah
melakukannya semenjak itu.
Ilustrasi
ini memperlihatkan kepada kita bagaimana Paulus secara pribadi mengambil dosa
Adam. Ilustrasi ini juga menggambarkan
kebaikan Hukum Tuhan dan natur dosa yang
jahat. Penilaian semacam ini memperlihatkan kepada kita bahwa Tuhan
bermurah hati melarang manusia memakan apa
yang berasal dari pohon pengetahuan dari
yang baik dan jahat. Ini adalah perintah
yang baik. Kepatuhan terhadap perintah ini akan menjauhkan Adam dan Hawa dari
mengecap kematian. Pada sisi lain, kejatuhan manusia di Taman Eden memperlihatkan bagaimana jahatnya
dosa itu, menggunakan perintah Tuhan untuk menggoda manusia, untuk menghasilkan
menginginkan yang bukan miliknya,kemudian melanggarnya, dan akhirnya mati.
Tidak heran
Paulus dapat menyimpulkan responnya atas
pertanyaan pertama ini dengan kata-kata ini dalam Roma 7:12: “Jadi hukum Taurat adalah kudus,
dan perintah itu juga adalah kudus, benar dan baik.”
Hukum itu benar-benar bertentangan dengan apa yang menjadi pertanyaan tersirat pada ayat 7. Hukum itu bukan dosa. Hukum menyingkapkan dosa. Kepatuhan terhadap Hukum memberikan hidup. Hukum itu baik, benar dan kudus. Dosa adalah jahat. Dosa mendatangkan kematian. Dosa adalah hal yang jahat. Mereka yang mencintai Hukum membenci dosa. Mereka yang mencintai dosa membenci Hukum. Sementara Hukum tidak dapat menyelamatkan kita atau menguduskan kita, Hukum adalah sebuah karunia kemurahan hati dari Tuhan.
Hukum itu benar-benar bertentangan dengan apa yang menjadi pertanyaan tersirat pada ayat 7. Hukum itu bukan dosa. Hukum menyingkapkan dosa. Kepatuhan terhadap Hukum memberikan hidup. Hukum itu baik, benar dan kudus. Dosa adalah jahat. Dosa mendatangkan kematian. Dosa adalah hal yang jahat. Mereka yang mencintai Hukum membenci dosa. Mereka yang mencintai dosa membenci Hukum. Sementara Hukum tidak dapat menyelamatkan kita atau menguduskan kita, Hukum adalah sebuah karunia kemurahan hati dari Tuhan.
Hukum
seperti sebuah x-ray. X- ray tidak
dapat menyembuhkan kanker, tetapi hukum dapat menunjuk kanker kecuali ketika
kita tidak memiliki kesadaran akan beradaannya dan ancamannya yang teramat buruk terhadap kehidupan. Hukum menunjukan
dosa sehingga anugerah Tuhan dan belas kasih dapat memberikan kebenaran yang
tidak kita miliki—melalui Yesus Kristus, dengan iman, dan tanpa upaya manusia
untuk melayakkan dirinya. Mereka yang telah mengalami operasi oleh Tuhan, yang telah menyingkirkan kanker
dosa dan mencegah kematian, x ray Hukum merupakan pemberian kasih karunia Tuhan
yang mengagumkan. Hukum bukan dosa tetapi sebuah tanda, menunjuk dosa dan memperingatkan
kita akan konsekuensi-konsekuensinya yang mematikan.
Pertanyaan Dua: Apakah Hukum Bertanggungjawab atas Kematianku?
(Roma 7:13)
Jika demikian, adakah yang baik itu menjadi kematian bagiku? Sekali-kali tidak! Tetapi supaya nyata, bahwa ia adalah dosa, maka dosa mempergunakan yang baik untuk mendatangkan kematian bagiku, supaya oleh perintah itu dosa lebih nyata lagi keadaannya sebagai dosa.
Pertanyaan pada ayat 13 merupakan akibat kebingungan pelaku kejahatan dan instrumen kejahatan. Pertanyaan itu berasal dari kebingungan orang yang menarik pelatuk senjata yang ditembakkan oleh pelaku kejahatan, membunuh orang lain. Banyak orang ingin melenyapkan kekerasan dan kriminal di lingkungan kita dengan meniadakan penggunaan senjata-senjata, ketimbang menangani pelaku-pelaku kejahatan. Demikianlah dosa. Pertanyaan Paulus mengindikasikan bahwa beberapa orang dengan senang mengatasinya dengan Hukum berharap menyelesaikan masalah dosa dan kematian, kala sumber sumber masalahnya ada ditempat lain. Mengecam Hukum penyebab kematian, bukannya mengecam dosa, ini seperti menyaksikan polisi yang hadir di tempat kejadian perkara pembunuhan hanya untuk mengambil senjata pembunuh dan kemudian melepaskan pembunuh dengan sebuah tepukan di punggung.
“Hukum itu kudus,benar, dan baik.” Dosa itu luar biasa jahatnya. Fakta bahwa dosa akan menggunakan Hukum untuk membunuh kita merupakan bukti lebih lanjut natur dosa yang menyeramkan. Penggunaan dosa atas Hukum untuk membunuh kita seperti seorang dokter yang dengan sengaja menyalahgunakan mesin x ray untuk meradiasi seorang pasien sampai mati bukannya menemukan tempat tumor itu berada didalam tubuh pasien. Semakin instrument itu kudus, benar dan baik yang dengannya dosa mendatangkan kematian, , semakin nyata keburukan dosa itu. Dosa itu jahat,mengerikan dan buruk. Hukum itu menyenangkan—“kudus, dan benar, dan baik.”
Selanjutnya : Kesimpulan
The Loveliness of the Law and the Ugliness of Sin (Romans 7:7-13) | diterjemahkan dan diedit oleh : Martin Simamora
Pertanyaan Dua: Apakah Hukum Bertanggungjawab atas Kematianku?
(Roma 7:13)
Jika demikian, adakah yang baik itu menjadi kematian bagiku? Sekali-kali tidak! Tetapi supaya nyata, bahwa ia adalah dosa, maka dosa mempergunakan yang baik untuk mendatangkan kematian bagiku, supaya oleh perintah itu dosa lebih nyata lagi keadaannya sebagai dosa.
Pertanyaan pada ayat 13 merupakan akibat kebingungan pelaku kejahatan dan instrumen kejahatan. Pertanyaan itu berasal dari kebingungan orang yang menarik pelatuk senjata yang ditembakkan oleh pelaku kejahatan, membunuh orang lain. Banyak orang ingin melenyapkan kekerasan dan kriminal di lingkungan kita dengan meniadakan penggunaan senjata-senjata, ketimbang menangani pelaku-pelaku kejahatan. Demikianlah dosa. Pertanyaan Paulus mengindikasikan bahwa beberapa orang dengan senang mengatasinya dengan Hukum berharap menyelesaikan masalah dosa dan kematian, kala sumber sumber masalahnya ada ditempat lain. Mengecam Hukum penyebab kematian, bukannya mengecam dosa, ini seperti menyaksikan polisi yang hadir di tempat kejadian perkara pembunuhan hanya untuk mengambil senjata pembunuh dan kemudian melepaskan pembunuh dengan sebuah tepukan di punggung.
“Hukum itu kudus,benar, dan baik.” Dosa itu luar biasa jahatnya. Fakta bahwa dosa akan menggunakan Hukum untuk membunuh kita merupakan bukti lebih lanjut natur dosa yang menyeramkan. Penggunaan dosa atas Hukum untuk membunuh kita seperti seorang dokter yang dengan sengaja menyalahgunakan mesin x ray untuk meradiasi seorang pasien sampai mati bukannya menemukan tempat tumor itu berada didalam tubuh pasien. Semakin instrument itu kudus, benar dan baik yang dengannya dosa mendatangkan kematian, , semakin nyata keburukan dosa itu. Dosa itu jahat,mengerikan dan buruk. Hukum itu menyenangkan—“kudus, dan benar, dan baik.”
Selanjutnya : Kesimpulan
The Loveliness of the Law and the Ugliness of Sin (Romans 7:7-13) | diterjemahkan dan diedit oleh : Martin Simamora
No comments:
Post a Comment