F O K U S

Nabi Daud Tentang Siapakah Kristus

Ia Adalah Seorang Nabi Dan Ia Telah   Melihat Ke Depan Dan Telah Berbicara Tentang Kebangkitan Mesias Oleh: Blogger Martin Simamora ...

Showing posts with label Satu Kurban dosa. Show all posts
Showing posts with label Satu Kurban dosa. Show all posts

0 Inilah Anak yang Kukasihi, Dengarkanlah Dia



Oleh: Martin Simamora


Mereka Mempersoalkan Di Antara Mereka Apa yang Dimaksud Dengan "Bangkit Dari Antara Orang Mati”



 (Catatan Kecil nan Penting terkait siapakah Yesus dan Kebangkitannya dari Antara Orang Mati)


Apakah yang ada dalam benak dan menjadi pengharapan para muridnya ketika beberapa diantara mereka dilibatkan dalam sebuah momentum yang megah dan penuh kegemilangan yang semacam ini:

▀Markus 9:2-3 Enam hari kemudian Yesus membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes dan bersama-sama dengan mereka Ia naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ mereka sendirian saja. Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka, dan pakaian-Nya sangat putih berkilat-kilat. Tidak ada seorangpun di dunia ini yang dapat mengelantang pakaian seperti itu.

Mengalami Yesus berubah rupa di depan mata mereka akan menjadi pengalaman yang sangat berkesan dan membangkitkan pengharapan mesianik untuk mencapai kulminasi bahwa tidak akan pernah ada satu manusia dalam segenap lintasan waktu yang akan datang  adalah mesias sejati. Yesus berubah rupa merupakan pengalaman indrawi visual yang tidak mudah untuk  menggambarkan kemegahannya seperti apa. Namun jelas kemegahannya terlalu sukar untuk dapat dipotret secara jitu ke dalam kata-kata, tak akan mampu kata-kata manusia sama baiknya dengan mata menangkapnya untuk dirasakan oleh jiwa. Dan begitulah kata-kata begitu sukar untuk memotretkannya bagi yang tidak melihatnya, tetapi cukup memadai untuk mengatakan bahwa “Yesus berubah rupa” menunjukan betapa Ia sungguh mahamulia: “pakaiannya sangat putih berkilat-kilat. Tidak ada seorangpun di dunia ini yang dapat mengelantang pakaian seperti itu.

Itu  bukan satu-satunya pengalaman indrawi visual pertama, ada satu lagi dan inilah yang akan menunjukan kepada murid-muridnya bahwa kemuliaan dirinya, siapakah dirinya dan apakah tujuan kedatangannya tak akan pernah dapat ditangkap oleh pengalaman indrawi visual dan pengertian mereka akan apakah kehendak Allah di dalam dan melalui Sang Mesias itu. Perhatikanlah peristiwa berikutnya:

▀Markus 9:4 Maka nampaklah kepada mereka Elia bersama dengan Musa, keduanya sedang berbicara dengan Yesus.

0 Dan Ia berkata kepada mereka:



Oleh: Martin Simamora
"Inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang”
(Renungan Jumat Agung)


Sebelum peristiwa salib berlangsung, satu peristiwa yang tak dipahami sedikitpun oleh para murid-Nya, namun diterima sebagai sebuah jamuan makan malam yang paling monumental yang belakangan akan menjelaskan bagi mereka sendiri keagungan maksud kematian dan kemuliaan Sang Mesias bagi banyak orang. Kita harus memperhatikan bahwa pada momen ini, Yesus menyingkapkan daya jangkau kematian kepada jiwa banyak orang yang akan datang. Mari kita terlebih dahulu melihat bagaimana Yesus Sang Mesias mendeklarasikan dirinya sebagai  mahamulia dihadapan dunia ini:

▀Markus 14:22 Dan ketika Yesus dan murid-murid-Nya sedang makan, Yesus mengambil roti, mengucap berkat, memecah-mecahkannya lalu memberikannya kepada mereka dan berkata: "Ambillah, inilah tubuh-Ku."

KJV  And as they did eat, Jesus took bread, and blessed, and brake it, and gave to them, and said, Take, eat: this is my body

Ambillah, inilah tubuh-Ku.” Inilah perkataan yang sungguh membingungkan sekaligus perkataan yang keras untuk diterima banyak orang, sehingga banyak murid yang meninggalkannya dan tidak mengikutnya lagi:

Yohanes 6:51-52 Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia." Orang-orang Yahudi bertengkar antara sesama mereka dan berkata: "Bagaimana Ia ini dapat memberikan daging-Nya kepada kita untuk dimakan."

Yohanes 6:60,66  Sesudah mendengar semuanya itu banyak dari murid-murid Yesus yang berkata: "Perkataan ini keras, siapakah yang sanggup mendengarkannya?"… Mulai dari waktu itu banyak murid-murid-Nya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia

Bagaimana mungkin itu harus terjadi? Tetapi sebetulnya ini lebih besar daripada bagaimana mungkin. Pertanyaan seharusnya yang mesti diajukan adalah: mengapa Yesus sedemikian memutlakan tubuhnya dalam sebuah cara yang membuat siapapun tanpa diri Sang Mesias tidak akan menerima berkat keselamatan dalam sebuah ikatan janji keselamatan yang dimeteraikan dengan darahnya sendiri:

0 Catatan Penting Jelang Jumat Agung hingga Kebangkitannya dari Antara Orang Mati:



Oleh: Martin Simamora

Momen-Momen Terpenting Dalam Kehidupan Umat Manusia Tanpa Allah, Oleh Allah Agar Keselamatan Adalah Kehidupan Bagi Manusia yang Percaya Kepada-Nya


Bagi  Sang Kristus, Ia harus melakukan apa yang telah menjadi kehendak Bapa-Nya agar segala maksud Allah tergenapi hingga pada titik-titik paling menentukan yang harus dihadapinya:

Markus 14:1-2 Hari raya Paskah dan hari raya Roti Tidak Beragi akan mulai dua hari lagi. Imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat mencari jalan untuk menangkap dan membunuh Yesus dengan tipu muslihat, sebab mereka berkata: "Jangan pada waktu perayaan, supaya jangan timbul keributan di antara rakyat."

Matius 26:1-4Setelah Yesus selesai dengan segala pengajaran-Nya itu, berkatalah Ia kepada murid-murid-Nya: Kamu tahu, bahwa dua hari lagi akan dirayakan Paskah, maka Anak Manusia akan diserahkan untuk disalibkan. Pada waktu itu berkumpullah imam-imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi di istana Imam Besar yang bernama Kayafas, dan mereka merundingkan suatu rencana untuk menangkap Yesus dengan tipu muslihat dan untuk membunuh Dia.

Ini momen dimana  kesengsaraan dan kematiannya bukan saja semakin dekat tetapi sedang menuju gerbang pewujudannya. Kita tahu sekali bahwa Yesus telah bukan saja mempersiapkan murid-muridnya untuk memasuki sebuah fase yang tak terjelaskan dalam rasionalitas manusia, tetapi mengajarkannya sebagai kebenaran yang mencengangkan siapapun. Mencengangkan siapapun:

Markus 8:31-33 Kemudian mulailah Yesus mengajarkan kepada mereka, bahwa Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan bangkit sesudah tiga hari. Hal ini dikatakan-Nya dengan terus terang. Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia. Maka berpalinglah Yesus dan sambil memandang murid-murid-Nya Ia memarahi Petrus, kata-Nya: "Enyahlah Iblis, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia."

Kita harus memahami bahwa Yesus tidak mengajarkan ini sebagai sebuah kegilaan gagasan yang sedang dipaksakan untuk diterima oleh para muridnya, dalam sejumlah kesempatan Ia bahkan terlihat begitu tenang memberikan ruang kepada para muridnya yang lebih luas untuk menunjukan sebuah penolakan dan sebuah kebimbangan yang tak tertahankan untuk ditanggung oleh manusia:

0 Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita

Oleh: Martin Simamora

Supaya Dalam Dia Kita Dibenarkan oleh Allah

Pernyataan tersebut dapat anda temukan dalam  2 Korintus 5:21 yang merupakan sebuah konklusi yang menakjubkan dari seorang rasul Paulus. Ia menyatakan bahwa Yesus yang tak berdosa sama sekali dalam totalitasnya, telah dibuat oleh Allah menjadi dosa. Tetapi ketakjuban itu tak sampai disitu saja, karena Paulus menunjukan apakah tujuan Allah membuatnya menjadi dosa karena kita, yaitu supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah. Inilah satu-satunya manusia yang dijadikan berdosa untuk menghasilkan pembenaran bagi kita dalam sebuah cara yang menunjukan bahwa sekalipun Ia telah dibuat-Nya berdosa, sama sekali tak menjadikan Yesus adalah taklukan dosa, tetapi seorang penakluk dan pembebas manusia dari kuasa dosa, yang dalam bahasa Paulus: dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah. Wujud bahwa memang benar Yesus telah dibuat Allah menjadi dosa, sungguh begitu vulgar, dan pasti siapapun akan sulit untuk tidak mengatakan bahwa Dia adalah manusia berdosa, jika tidak mengapa Allah membiarkannya dalam sengsara dan salib? Mari kita perhatikan rentet catatan Alkitab berikut ini yang akan mengantarkan kita untuk mendapatkan gambaran besar pada bagaimana Yesus memasuki sebuah fase kehidupan sebagai seorang pesakitan atau terdakwa dengan dakwaan seorang manusia yang sangat bersalah dan sangat tercela, sekalipun ia terbukti secara publik sebagai manusia tanpa salah sama sekali:

0 Perjalanan yang Tidak Bisa Dilakukan Manusia Berdasarkan Kekuatannya Sendiri

Oleh: Martin Simamora

Ketika Yesus Menyatakan Limitasi Diri Manusia yang Tak Siapapun Dapat Melintasinya Sendirian


Pada satu kesempatan, Petrus menyergap pengajaran Yesus dengan sebuah penentangan yang sangat keras dalam tindakan dan seruan yang tak pernah terbayangkan olehnya sendiri akan dikemukakan terhadap Guru yang begitu dikagumi dan diyakini sebagai penggenap pengharapan mesianik sebagaimana diyakini dalam kepercayaan berdasarkan pemahaman kitab suci yang telah diajarkan oleh  para pengajar bangsa Yahudi. Selama ini kemanapun dan apapun pengajaran yang dikemukakan Yesus kepada para muridnya tidak pernah menimbulkan sebuah argumen yang sekeras ini, melahirkan sebuah emosi yang tak dapat dikuasai oleh tubuh, dan lidah tak kuasa menahan untuk tak menghardik, mengecam Yesus. Tak terbayangkan bagi Petrus untuk meghardik Yesus dan apalagi melihat Yesus yang dalam pandangannya telah melontarkan sebuah pengajaran yang melampaui kebenaran tertinggi yang bagaimanapun yang selama ini diyakini oleh iman bangsa ini sebagai umat Tuhan. Yesus nampaknya terlihat berada di luar kebenaran yang berlandaskan kitab suci, atau setidaknya Yesus telah melakukan tafsir ajaran kitab suci berdasarkan dirinya sendiri sebagai sentralitas kebenaran itu sendiri. Sungguh ini sebuah pengajaran yang asing, sungguh asing dan mustahil untuk dipercayai begitu saja. Mari kita membaca dahulu ketegangan diri Petrus karena tak kuasa mendengar Yesus mengucapkan hal yang sungguh asing untuk diakui sebagai kebenaran, apalagi kebenaran suci-kitab suci:

Matius 16:21-22 Sejak waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga.  Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia, katanya: "Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau."

bandingkan dengan KJV
From that time forth began Jesus to shew unto his disciples, how that he must go unto Jerusalem, and suffer many things of the elders and chief priests and scribes, and be killed, and be raised again the third day. Then Peter took him, and began to rebuke him, saying, Be it far from thee, Lord: this shall not be unto thee.

Ini benar-benar sebuah Limitasi yang dinyatakan Yesus. Bahwa pengikutan terhadap Yesus untuk kali pertamanya melahirkan realita keterbatasan manusia untuk beriman lebih lanjut. Ini benar- benar limitasi yang siapapun tak dapat melintasinya. Ada 2 hal yang gamblang dinyatakan Yesus, yang menunjukan ketidakmungkinan bagi manusia untuk mempercayainya begitu saja. Itu memang kebenaran. Mari kita memperhatikan 2 faktor penting ini:


Apa yang harus dialami: menanggung banyak penderitaan
Sumber atau penyebab: tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat

0 Jalan Keselamatan Bukan Rivalitas Kebenaran-Kebenaran



Oleh: Martin Simamora


 Keselamatan Dari Tuhan, Bukan Melalui Perjuangan atau Fanatisme Hidup Kudus, dan Taurat
Tidak Pernah Ada Dualitas pada Keselamatan
Hanya Datang Dari Allah



Kalau kita membicarakan satu satunya keselamatan, maka bukan merupakan konsepsi dan tidak akan pernah sebuah rivalitas di antara alternatif alternatif lainnya. Alkitab sama sekali tidak pernah membicarakan konteks yang demikian. Bahkan hal ini tetap begitu jelas dalam peristiwa negatif atau peristiwa kelam. Mari kita perhatikan teks ini yang juga akan menjadi sentral pada khotbah kali ini :

Lukas 11:49-51 (TB)  Sebab itu hikmat Allah berkata: Aku akan mengutus kepada mereka nabi-nabi dan rasul-rasul dan separuh dari antara nabi-nabi dan rasul-rasul itu akan mereka bunuh dan mereka aniaya, supaya dari angkatan ini dituntut darah semua nabi yang telah tertumpah sejak dunia dijadikan, mulai dari darah Habel sampai kepada darah Zakharia yang telah dibunuh di antara mezbah dan Rumah Allah. Bahkan, Aku berkata kepadamu: Semuanya itu akan dituntut dari angkatan ini.

Apa yang menarik dari teks ini, fakta para pembawa kebenaran yang tidak tunggal: “mereka nabi-nabi dan rasul-rasul” namun tidak sedikitpun mengindikasikan kemajemukan kebenaran atau keberagaman “hikmat Allah” terkait keselamatan. Kebenaran ini telah diungkapkan oleh Yesus sebagai kebenaran “sejak dunia dijadikan.” Jadi dengan demikian, Yesus Kristus dalam hal ini sedang membicarakan kebenaran Allah yang telah ada sejak pra eksistensi Israel! Walau Yesus adalah Mesias yang dijanjikan bagi Israel dan datang dari bangsa ini, spektrum peruntukannya adalah bagi dunia dan sejak permulaan waktu sejarah manusia. Konteks Lukas 11:49-51 adalah Yesus yang sedang mengecam bangsa Israel sebagai bangsa yang begitu berlumuran darah, sekaligus menunjukan kalau hanya bangsa ini saja yang memiliki para nabi dan para rasul yang datang dari satu-satunya Allah. Hanya dari bangsa ini saja dan tidak akan ada dari bangsa lain manapun juga, sementara kebenaran yang diterima bangsa ini telah merupakan kebenaran yang telah dinyatakan sejak sebelum Israel itu sendiri ada: “supaya dari angkatan ini dituntut darah semua nabi yang telah tertumpah sejak dunia dijadikan, mulai dari darah Habel sampai kepada darah Zakharia yang telah dibunuh di antara mezbah dan Rumah Allah. Bahkan


Yesus Kristus tidak membicarakan banyak varian atau administrasi jalan keselamatan yang pernah ditawarkan pada zaman demi zaman, tetapi membicarakan kejahatan manusia terhadap para nabi pembawa suara dan kehendak Tuhan terhadap manusia. Yesus menunjukan pemberontakan manusia yang merupakan pemerintahan dosa dalam rupa paling keji: membunuh para nabi kudus Allah yang sama sekali tidak datang dengan kekerasan dan bala tentara perkasa. Coba kita perhatikan sabda Sang Kristus berikut ini:

0 Konsekuensi-Konsekuensi yang Tak Tertanggungkan



Oleh: Martin Simamora

“jika engkau ke kiri, maka aku ke kanan, jika engkau ke kanan, maka aku ke kiri”

Kredit foto: news.uchicago.edu
Terkadang manusia membuat pilihan-pilihan yang tak bijaksana, pilihan-pilihan yang tidak mendatangkan hal-hal signifikan dalam hidupnya, malahan menggiring mereka kepada tragedi demi tragedi. Tetapi dalam hal itupun mereka tidak tahu apapun, sebab tak satupun manusia mau menjemput tragedi. Seorang  anak pergi bersama dengan temannya, mengendari sepeda motor dan si anak tidak tahu kalau temannya sedang  berada di bawah pengaruh obat-obatan atau alkohol dan berakhir pada sebuah  kecelakaan tragis, keduanya meniggal dunia. Atau, pada lain peristiwa, seorang anak gadis memutuskan untuk meminum minuman dengan kadar alkohol ringan-berpikir itu aman bagi dirinya sebagaimana biasanya-yang mengakibatkan dirinya kehilangan keawasan secara lambat laun, ia,singkat cerita, hamil dan terkena penyakit menular seksual. Kita melihat di sini, dari segelintir contoh sederhana ini, nyata terlihat betapa keputusan-keputusan kecil dapat memberikan konsekuensi-konsekuensi signifikan. Saya katakan  keputusan-keputusan kecil, karena pada umumnya memang terlihat sama sekali tidak berbahaya. Ya… seperti menyantap makanan-makanan lezat yang membuat tubuh menjadi kegemukan karena juga tidak memiliki kebiasaan berolah raga atau pola hidup sehat, kemudian mengalami sakit jantung. Bagaimana kita dapat melindungi diri kita sendiri dari membuat pilihan-pilihan salah. Lebih sukar lagi, sebab banyak pilihan-pilihan tersebut adalah hal sepele dan sama sekali tidak terlihat salah, namun memberikan konsekuensi-konsekuensi fatal bagi kehidupannya sendiri.

Kita membuat pilihan-pilihan, kerap, untuk tujuan lebih baik atau untuk mengatasi problem. Sebuah problem memerlukan keputusan untuk menghasilkan sebuah aksi yang dapat membebaskan manusia dari problem-problemnya. Dan manusia memiliki  kebijaksanaan dan pengetahuan untuk membuat keputusan terhadap sebuah masalah. Mari kita melihat kasus ini:

0 Allah Bukan Manusia

Oleh: Martin Simamora


Siapakah Yesus, Apakah Tujuan “Ia Telah Menjadi Manusia”, Mati & Bangkit dari Antara Orang Mati
Dan setelah Ia selesai mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi –Ibrani 1:3

NatGeo- Sermon on the mount

Ketika siapapun membaca:

Allah bukanlah manusia, sehingga Ia berdusta bukan anak manusia, sehingga Ia menyesal. Masakan Ia berfirman dan tidak melakukannya, atau berbicara dan tidak menepatinya?- Bilangan 23:19

Lagi Sang Mulia dari Israel tidak berdusta dan Ia tidak tahu menyesal; sebab Ia bukan manusia yang harus menyesal."- 1 Samuel 15:29

Aku tidak akan melanggar perjanjian-Ku, dan apa yang keluar dari bibir-Ku tidak akan Kuubah- Mazmur 89:34

Melalui sabda-sabda semacam ini, Allah ingin menyatakan bahwa sementara Ia menurunkan sabda-sabdanya ke dalam dunia ini melalui dan kepada manusia-manusia yang mampu berbicara dan tidak menepatinya atau berjanji dan tidak melakukannya atau berkata dan bertindak dan kemudian menyesali akan perbuataannya sendiri, Allah tidak demikian sama sekali!  Sabda-sabda diatas menjadi begitu pentingnya untuk diketahui oleh manusia, bahwa:

-Allah bukanlah manusia, sehingga berdusta
-Allah bukanlah anak manusia sehingga Ia menyesal
-Allah berfirman maka pasti dilakukannya
-Allah berjanji maka pasti ditepatinya
-Allah tidak tahu menyesal
-Allah bukan manusia  yang harus menyesali apapun keputusan dan perbuatan dirinya

(sehingga menjadi dasar penting untuk memahami bagian -bagian Alkitab yang menggunakan kosa kata humanis "menyesal" untuk menunjukan maksud betapa apa yang telah terjadi sebuah kedukaan atau kesedihan yang mendalam bagi Allah kala manusia melakukannya)

Dan hal yang sama diucapkan oleh Yesus. Perhatikan serangkaian perkataan-perkataan Yesus berikut ini:

Lukas 21:29-33 Lalu Yesus mengatakan perumpamaan ini kepada mereka: "Perhatikanlah pohon ara atau pohon apa saja. Demikian juga, jika kamu melihat hal-hal itu terjadi, ketahuilah, bahwa Kerajaan Allah sudah dekat. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya angkatan ini tidak akan berlalu, sebelum semuanya terjadi. Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu."

Jika perkataan Yesus tidak akan berlalu  sementara langit dan bumi akan berlalu, bukankah itu bermakna Allah bukan manusia, sementara Yesus adalah manusia??

0 Ketika Tuhan Mencintaiku:

Oleh: Martin Simamora

IA Tak Pernah Setengah Hati


Sangat berguna untuk terlebih dahulu membaca:”DALAM KEMATIAN


Sekalipun ketika romantisme jiwaku menyelimutiku dan sedang menenggelamkan jiwaku untuk merenangi hingga ke kedalamannya, tetapi harus terus terang kukatakan, kutaksanggup menggapai dasarnya,  karena sebetulnya manusia di sepanjang usia hidupnya, tak pernah menjadi seorang Master atau Doktor cinta. Apa yang sebetulnya terjadi, yang kutemui adalah, ada begitu banyak jurang yang sekalipun sempit namun begitu dalam menjurangkan rasa-rasa cinta untuk mewujud sempurna berdasarkan kemampuanku untuk melahirkannya dan menghadirkannya, apalagi itu hidup dalam keabadian pengharapan yang dilantunkan oleh jiwa cinta yang begitu penuh hasrat. 

Seharusnya sebagaimana telah saja jadwalkan dalam skemaku, seharusnya sekarang sudah masuk ke “Tinjauan 6G,” tetapi, yang ini harus terlebih dahulu kutuliskan.


Bagaimana Tuhan? Pernahkan Ia  menunjukannya pada manusia, bahwa IA mencintainya? Dengan malu-malukah, tersipu-sipukah, atau begitu tajam menghujam jiwamu? Ungkapan cinta-Nya telah begitu kuat untuk memesona jiwaku. Seharusnya, siapapun juga yang membacanya tak akan sanggup untuk berkata bahwa Tuhan itu sesuatu yang abstrak dan tidak tertarik untuk membangun jalinan atau hubungan cinta yang begitu personal, mesra sampai-sampai itu menghasut jiwamu untuk bukan saja menyandarkan jiwamu kepada-Nya, tetapi menyerahkan dirimu  kepada-Nya, agar: Dia yang membina hidupmu, Dia yang merancangkan dan mewujudkan masa depanmu, dan hanya pada-Nya saja cinta sucimu di dunia ini.


Ketika Tuhan  menunjukan cintanya, maka tak ada satupun manusia yang dapat mengatakan dan mewujudkannya sebagaimana Dia. Perhatikanlah ini:


Yesaya 49:15-16 Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya, sehingga ia tidak menyayangi anak dari kandungannya? Sekalipun dia melupakannya, Aku tidak akan melupakan engkau. Lihat, Aku telah melukiskan engkau di telapak tangan-Ku; tembok-tembokmu tetap di ruang mata-Ku.

0 Kambing Kurban Penghapus Dosa

Oleh: Charles L.Feinberg,Th.D.,Ph.D

Dallas Theological Seminary- Department Of Semitics and Old Testament                

Kambing Kurban Penghapus Dosa Di Imamat 16

Memang telah diakui dalam segala aspek bahwa Imamat 16 merupakan salah satu puncak gunung di Kitab Suci. Dengan kejernihan yang cemerlang dan kekuatan seremoni-seromoni dan ketetapan-ketetapan Hari Penebusan yang digambarkan oleh Musa. Delitzsch telah menyebutkannya secara baik bahwa Hari Penebusan dalam Imamat ini merupakan Jumat Agungnya Perjanjian Lama. Tak ada lagi kebenaran-kebenaran yang menonjol  yang mungkin untuk menggugah pikiran orang percaya/pengikut Kristus daripada yang telah disajikan  dalam bab Imamat ini (C.H.Mackintosh, Notes on Leviticus, hal.277-302). Mackintosh menyatakan: Catatan-catatan yang dipaparkan Imamat bab 16 dilingkupi bagian-bagian inspirasi yang paling berharga dan penting…”(ibid., hal.277). Hari Penebusan merupakan yang paling penting di dalam sistem Mosaik, karena pada hari itu penghapusan dosa telah diberikan dalam ekspresinya yang tertinggi. Situasinya dalam cara terbaik telah dapat dijelaskan. Dalam bangsa Israel ada banyak dosa telah dilakukan baik dilakukan dengan sengaja atau penuh kemauan dan dilakukan secara tak sengaja. Untuk yang pertama tidak kurban yang mungkin tersedia untuk dilakukan (Maz 51:16); untuk pelanggaran dan dosa jenis kedua persembahan-persembahan kurban telah dispesifikasikan menurut natur pelanggaran, ketika orang berdosa telah menyadari dosanya. Akan tetapi, manakala orang berdosa tetap tidak menyadari kesalahannya, tidak ada persembahan kurban yang dibawa dan dosa-dosa tersebut tetap ada dalam makna tidak dapat diperhitungkan dalam persembahan kurban tersebut. Jika kondisi ini terus menerus tidak dapat dipulihkan, sistem kurban akan mengalami kegagalan akan tujuan ultimatnya. Untuk memenuhi kebutuhan yang mendesak dan senantiasa ada dalam Israel Tuhan telah melembagakan Hari Penebusan dengan ritualnya yang impresif (bandingkan dengan Keil dan Delitzsch, The Pentateuch in Biblical Commentary on The Old Testament,II, 394-395). Kellog telah menyatakan dengan kejernihan:“Dalam Hari Penebusan, hukum persembahan-persembahan hewan kurban melanjutkan pencapaian tujuan ekspresi tertingginya; kekudusan dan anugerah seperti yang ada pada Allah Israel, pewahyuan terpenuh dari persembahan-persembahan kurban tersebut. Karena agungnya Hari Penebusan seperti ini, kita menatap peninggian melampaui nilainya dalam diri setiap orang. Jika setiap kurban  telah menunjuk kepada Kristus, inilah hal yang paling dipancarkan dari semua kurban tersebut. Apa yang diungkapkan Yesaya 53 itu terhadap nubuat-nubuat Mesianik, bahwa, kita secara benar berkata, Imamat 16 merupakan keseluruhan sistem tipe-tipe Mosaik—bunga penggenapan yang paling komplit pada simbolisme Mesianik. Seluruh kurban-kurban persembahan telah menunjuk pada Kristus, Sang Imam Besar agung dan Kurban masa mendatang; tetapi kurban satu ini…dengan sebuah keistimewaan yang tidak dijumpai pada jenis-jenis kurban yang manapun”(S.H.Kellogg, The Book of Leviticus, hal.272).
Anchor of Life Fellowship , Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri - Efesus 2:8-9