Oleh: Martin Simamora
Keselamatan Dari
Tuhan, Bukan Melalui Perjuangan atau Fanatisme Hidup Kudus, dan Taurat
Tidak Pernah Ada
Dualitas pada Keselamatan
Hanya Datang Dari Allah
Kalau kita
membicarakan satu satunya keselamatan, maka bukan merupakan konsepsi dan tidak
akan pernah sebuah rivalitas di antara alternatif alternatif lainnya. Alkitab
sama sekali tidak pernah membicarakan konteks yang demikian. Bahkan hal ini
tetap begitu jelas dalam peristiwa negatif atau peristiwa kelam. Mari kita
perhatikan teks ini yang juga akan menjadi sentral pada khotbah kali ini :
Lukas
11:49-51 (TB) Sebab itu hikmat Allah
berkata: Aku akan mengutus kepada
mereka nabi-nabi dan rasul-rasul dan separuh dari antara nabi-nabi dan
rasul-rasul itu akan mereka bunuh dan mereka aniaya, supaya dari angkatan ini
dituntut darah semua nabi yang telah tertumpah sejak dunia dijadikan, mulai
dari darah Habel sampai kepada darah Zakharia yang telah dibunuh di antara
mezbah dan Rumah Allah. Bahkan, Aku berkata kepadamu: Semuanya itu akan
dituntut dari angkatan ini.
Apa yang menarik dari
teks ini, fakta para pembawa kebenaran yang tidak tunggal: “mereka nabi-nabi
dan rasul-rasul” namun tidak sedikitpun mengindikasikan kemajemukan kebenaran
atau keberagaman “hikmat Allah” terkait keselamatan. Kebenaran ini telah
diungkapkan oleh Yesus sebagai kebenaran “sejak
dunia dijadikan.” Jadi dengan demikian, Yesus Kristus dalam hal ini sedang
membicarakan kebenaran Allah yang telah ada sejak pra eksistensi Israel! Walau
Yesus adalah Mesias yang dijanjikan bagi Israel dan datang dari bangsa ini, spektrum
peruntukannya adalah bagi dunia dan sejak permulaan waktu sejarah manusia.
Konteks Lukas 11:49-51 adalah Yesus yang sedang mengecam bangsa Israel sebagai
bangsa yang begitu berlumuran darah, sekaligus menunjukan kalau hanya bangsa
ini saja yang memiliki para nabi dan para rasul yang datang dari satu-satunya
Allah. Hanya dari bangsa ini saja dan tidak akan ada dari bangsa lain manapun
juga, sementara kebenaran yang diterima bangsa ini telah merupakan kebenaran
yang telah dinyatakan sejak sebelum Israel itu sendiri ada: “supaya dari angkatan ini dituntut darah
semua nabi yang telah tertumpah sejak dunia dijadikan, mulai dari darah Habel
sampai kepada darah Zakharia yang telah dibunuh di antara mezbah dan Rumah
Allah. Bahkan”
Yesus Kristus tidak
membicarakan banyak varian atau administrasi jalan keselamatan yang pernah
ditawarkan pada zaman demi zaman, tetapi membicarakan kejahatan manusia
terhadap para nabi pembawa suara dan kehendak Tuhan terhadap manusia. Yesus
menunjukan pemberontakan manusia yang merupakan pemerintahan dosa dalam rupa
paling keji: membunuh para nabi kudus Allah yang sama sekali tidak datang dengan
kekerasan dan bala tentara perkasa. Coba kita perhatikan sabda Sang Kristus
berikut ini:
Lukas
11:47-48 (TB) Celakalah kamu, sebab kamu
membangun makam
nabi-nabi, tetapi nenek moyangmu telah membunuh mereka. Dengan
demikian kamu mengaku, bahwa kamu membenarkan perbuatan-perbuatan nenek
moyangmu, sebab mereka telah membunuh nabi-nabi itu dan kamu
membangun makamnya.
Dan tak ada satu
sanggahan yang bagaimanapun dari para pemimpin agama Yahudi sejak pertama kali
Yesus menunjuk pada makam makam para nabi yang kematiannya karena pembunuhan.
Ini sebuah percakapan yang begitu mencekam saat Yesus membangkitkan peristiwa
peristiwa keji yang telah dikubur kedalam sejarahnya yang tertulis dalam
makam-makam yang dibangun secara megah.
Para tokoh, pemuka
dan cendikiawan agama Yahudi tidak bisa membantahnya, itu terlalu telak. Mereka
harus membuka front front perlawanan baru untuk melawan Yesus. Sekali lagi
nampaknya mereka
kelak harus menguburkan seorang nabi Israel. Walau tidak pada momen
saat itu:
Lukas
11:53-54 (TB) Dan setelah Yesus
berangkat dari tempat itu, ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi terus-menerus mengintai
dan membanjiri-Nya dengan rupa-rupa soal.
Untuk itu mereka
berusaha memancing-Nya, supaya mereka dapat menangkap-Nya berdasarkan sesuatu
yang diucapkan-Nya.
Yesus begitu tinggi mengangkat masalah pembunuhan para
nabi Allah, bukan karena sebuah penghormatan atau sebuah penghakiman untuk
membela korps nabi. Bukan, tetapi karena kebenaran tunggal bagi dunia yang
dibawa oleh berbagai nabi kudus Allah yang kesemuanya menuliskan tentang
diri-Nya sebagai kulminasi maksud para nabi itu menuliskan kitabnya
masing-masing. Coba perhatikan beberapa hal perkataan Yesus mengenai para nabi
itu dan sejumlah peristiwa terkait yang dicatat dalam Alkitab:
Yohanes
5:46 Sebab jikalau kamu percaya kepada Musa, tentu kamu akan percaya juga
kepada-Ku, sebab ia telah menulis tentang Aku.
Yesus
tidak main-main dengan apa yang diucapkannya. Ia melontarkan sebuah peringatan
terkait percaya kepada ucapannya identik dengan percaya kepada Musa:
Yohanes
5:47 Tetapi jikalau kamu tidak percaya akan apa yang ditulisnya, bagaimanakah kamu akan percaya akan apa
yang Kukatakan?"
Ini
sendiri bukan hal yang asing. Bahwa bangsa Israel percaya bahwa para nabi
termasuk Musa memang menuliskan tentang Mesias yang dijanjikan Allah. Pada
Yesus Kristus sungguh teramat sukar untuk menyangkali bahwa Yesus adalah Dia
yang dituliskan oleh para nabi:
Yohanes
1:45 Filipus bertemu dengan Natanael dan berkata kepadanya: "Kami telah
menemukan Dia, yang disebut oleh Musa dalam kitab Taurat dan oleh
para nabi, yaitu Yesus, anak Yusuf dari Nazaret."
Yesus
bahkan secara terbuka dalam ibadah-ibadah di rumah ibadat menunjukan bahwa
dirinya adalah Dia yang ditulis dan dimaksudkan oleh para nabi kudus dan terhormat bagi bangsa Israel.
Coba lihat ini:
Lukas
4:16-23 Ia datang ke Nazaret
tempat Ia dibesarkan, dan menurut kebiasaan-Nya pada hari Sabat Ia masuk ke rumah ibadat,
lalu berdiri hendak membaca dari Alkitab. Kepada-Nya diberikan
kitab nabi Yesaya dan setelah
dibuka-Nya, Ia menemukan nas, di mana ada tertulis: Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab
Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang
miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada
orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan
orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang."
Kemudian Ia menutup kitab itu, memberikannya kembali kepada pejabat, lalu
duduk; dan mata semua orang dalam rumah ibadat itu tertuju kepada-Nya. Lalu Ia
memulai mengajar mereka, kata-Nya: "Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu
mendengarnya." Dan semua orang itu membenarkan Dia dan mereka
heran akan kata-kata yang indah yang diucapkan-Nya, lalu kata mereka:
"Bukankah Ia ini anak Yusuf?" Maka berkatalah Ia kepada mereka:
"Tentu kamu akan mengatakan pepatah ini kepada-Ku: Hai tabib, sembuhkanlah
diri-Mu sendiri. Perbuatlah di sini
juga, di
tempat asal-Mu ini, segala yang kami dengar yang telah terjadi di
Kapernaum!"
Begitu
sukar untuk membantah Kristus secara argumentatif, selain mengatakan ia adalah
orang sakit jiwa: “Hai tabib, sembuhkanlah dirimu sendiri.” Tempat asalmu di sini,
dan di tempat asalnya inilah ia ditolak. Kita mesti mengerti bahwa “tempat
asalmu di sini” merupakan sebuah sejarah hitam dan sekaligus sebuah tempat yang
harus menjadi tempat tinggal Yesus, sekalipun ia dilahirkan di Bethlehem
sebagaimana juga kitab suci telah lebih dulu menuliskannya. Namun, sejak
peristiwa kelam yang hendak memburu nyawa seorang anak bernama Yesus Sang
Kristus itu, ia untuk beberapa lamanya terdampar di Mesir hingga genap waktunya
Ia harus berada di tempat di mana ia seharusnya berada, tepat sebagaimana nabi
Tuhan menuliskannya:
Lukas
2:19-23 Setelah Herodes mati, nampaklah
malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi di Mesir, katanya: "Bangunlah,
ambillah Anak itu serta ibu-Nya dan berangkatlah ke tanah Israel, karena mereka
yang hendak membunuh Anak itu, sudah mati." Lalu Yusufpun bangunlah,
diambilnya Anak itu serta ibu-Nya dan pergi ke tanah Israel. Tetapi setelah
didengarnya, bahwa Arkhelaus menjadi raja di Yudea menggantikan Herodes,
ayahnya, ia takut ke sana. Karena dinasihati dalam mimpi, pergilah Yusuf ke
daerah Galilea. Setibanya di sana iapun tinggal di sebuah kota yang bernama Nazaret.
Hal itu terjadi supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi-nabi, bahwa
Ia akan disebut: Orang Nazaret.
Ada
banyak nabi tetapi hanya ada satu
kebenaran saja: tentang Juruselamat manusia. Kitapun melihat kebenaran ini
dalam pengajaran Yesus setelah kebangkitannya dari antara orang mati akibat
penyaliban: Lukas 24:44-47
Lukas 4:16-23 ditutup
oleh Yesus dengan sebuah statement yang memilukan yang menunjukan betapa
berdarahnya sejarah manusia melalui
sebuah bangsa pilihan terhadap satu kebenaran berita keselamatan dari Allah.
Beginilah Yesus menutup kehadirannya di rumah ibadat itu:
Lukas
4:24 Dan kata-Nya lagi: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya tidak ada nabi
yang dihargai di tempat asalnya.
Yesus menunjukan
kesejarahan kelam manusia terhadap berita keselamatan dari Allah: menolak.
Tidak pernah ada satu kebutuhan alami dari dalam diri manusia untuk menerima
keselamatan dari Allah. Bahkan Yesus via nabi Elia menunjukan kekelaman jiwa
manusia yang buta dan tak berdaya dalam menemukan keselamatan itu. Melalui
sebuah wujud kekelaman jiwa manusia yang begitu mencengangkan:
Lukas
4:25-27 Dan Aku berkata kepadamu, dan kata-Ku ini benar: Pada zaman Elia
terdapat banyak perempuan janda di Israel ketika langit tertutup selama tiga
tahun dan enam bulan dan ketika bahaya kelaparan yang hebat menimpa seluruh
negeri. Tetapi Elia diutus bukan kepada
salah seorang dari mereka, melainkan kepada seorang
perempuan janda di Sarfat, di tanah Sidon. Dan pada zaman nabi Elisa
banyak orang kusta di Israel dan tidak ada seorangpun dari mereka yang ditahirkan, selain dari pada
Naaman, orang
Siria itu."
Satu berita
keselamatan oleh banyak nabi Allah yang kesemuanya menunjuk pada Yesus Kristus
sebagai nabi terakhir yang menggenapi nubuat nabi Yesaya: Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab
Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang
miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada
orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan
orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang."
Jadi kalau Yesus adalah nabi maka ia bukan hanya nabi tetapi Sang Penggenap
Firman Allah! Tetapi apa yang menyebabkan
manusia tidak dapat menerima keselamatan tunggal dari Allah adalah kenyataan
manusia yang mengerikan: sekalipun kusta tidak juga membutuhkan kesembuhan yang
lebih tinggi yaitu datang kepada Juruselamat. Ironi ketakberdayaan manusia ini, secara
sempurna-kemudian-dipertontonkan kembali oleh Yesus Kristus:
Dalam
perjalanan-Nya ke Yerusalem Yesus menyusur perbatasan Samaria dan Galilea. Ketika
Ia memasuki suatu desa datanglah sepuluh orang kusta menemui Dia. Mereka
tinggal berdiri agak jauh dan berteriak: "Yesus, Guru, kasihanilah kami!"
Lalu Ia memandang mereka dan berkata: "Pergilah, perlihatkanlah dirimu
kepada imam-imam." Dan sementara mereka di tengah jalan mereka menjadi
tahir. Seorang dari mereka, ketika melihat bahwa ia telah sembuh, kembali
sambil memuliakan Allah dengan suara nyaring, lalu tersungkur di depan kaki
Yesus dan mengucap syukur kepada-Nya. Orang itu adalah seorang Samaria. Lalu Yesus
berkata: "Bukankah kesepuluh orang tadi semuanya telah menjadi tahir? Di
manakah yang sembilan orang itu? Tidak adakah di antara mereka yang kembali untuk
memuliakan Allah selain dari pada orang asing ini?" Lalu Ia
berkata kepada orang itu: "Berdirilah dan pergilah, imanmu telah menyelamatkan
engkau."- Lukas 17:11-19
Jika era nabi Elia
yang sembuh hanya seorang Siria, maka di era nabi Yesus Sang Kristus, hanya
seorang Samaria yang kembali untuk tidak sekedar tahir jasmaniah tetapi
tahirlah jiwanya untuk menerima keselamatan satu-satunya dari Allah dalam Yesus
Kristus.
Tentu saja tidak akan
ada satu pun bangsa Israel mau menerima kritik, peringatan dan sejarah kelamnya
dibangkit-bangkitkan. Mereka mengusir dan berupaya keras membunuhnya
sebagaimana yang sudah-sudah:
Mendengar
itu sangat marahlah semua orang yang
di rumah ibadat itu. Mereka bangun, lalu menghalau Yesus ke luar
kota dan membawa Dia ke tebing gunung, tempat kota itu terletak, untuk melemparkan Dia dari tebing itu.-
Lukas 4:28-29
Kali itu, mereka
tidak bisa menangkap dan membunuhnya sebab apa yang disampaikan Sang Kristus
adalah sejarah dan kebenaran perjalanan iman bangsa pilihan dan yang sangat
dikasihi Allah secara ekstraordinari. Saya tidak main-main menyatakan ini
karena Yesus sendiri menunjukan kebesaran kasihnya kepada bangsa yang
mati-matian mau membunuhnya ini dalam sebuah komparasi yang begitu vulgar untuk
dijinakan oleh bengisnya hati manusia dalam sandera dosa:
Maka
datanglah seorang perempuan Kanaan dari daerah itu dan berseru:
"Kasihanilah aku, ya Tuhan, Anak Daud, karena anakku perempuan kerasukan
setan dan sangat menderita." Tetapi Yesus sama sekali tidak menjawabnya.
Lalu murid-murid-Nya datang dan meminta kepada-Nya: "Suruhlah ia pergi, ia
mengikuti kita dengan berteriak-teriak." Jawab Yesus: "Aku diutus
hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel." Tetapi perempuan
itu mendekat dan menyembah Dia sambil berkata: "Tuhan, tolonglah
aku." Tetapi Yesus menjawab: "Tidak patut mengambil roti yang
disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing."- Matius
15:21-26
Dirinya adalah yang
ditulis oleh para nabi sebagai sebuah janji yang telah dibuat Allah bahkan
sebelum Israel sebagai bangsa ada di muka bumi ini! Kita tadi melihat Yesus
berkata “sejak dunia ada” dan bukan “sejak Israel sebagai bangsa ada.”
Sebelum Israel ada, Allah telah memilih
sebuah bangsa sejak dunia ada dan belum ada bangsa-bangsa. Inilah bingkai
sejarah besar yang menjelaskan “tidak
patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada
anjing” dapat memiliki keberakhiran yang sejak dunia ada telah dipersiapkan
Allah yang salah satu penggenpannya adalah ini: “Kata perempuan itu: "Benar
Tuhan, namun anjing itu makan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya." Maka
Yesus menjawab dan berkata kepadanya: "Hai ibu, besar imanmu, maka jadilah
kepadamu seperti yang kaukehendaki." Dan seketika itu juga anaknya sembuh.”-
Matius 15:27-28.
Kita harus tahu bahwa
momen ini merupakan momen paling blak blakan antara Yesus dengan
bangsa yang kepada bangsa itulah dirinya diperuntukan secara khusus, bukan
kepada bangsa manapun. Sang Kristus sungguh sungguh datang untuk menyatakan
kebenaran dan menyingkapkan menara menara kegelapan yang dirawat oleh bangsa
pilihan ini. Jika mereka demikian, maka apalagi yang dapat diceritakan kepada
bangsa lain. Sebetulnya ketika Yesus berkata: “tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan
melemparkannya kepada anjing” maka inilah satu-satunya ekspresi bahasa atau
sastra yang dapat memberikan impresi yang tertajam pada benak dan jiwa manusia
bahwa manusia tidak memiliki nilai apapun pada dirinya untuk memiliki
keselamatan. Israel tidak bisa pongah dengan keistimewaannya sebab menolak roti
kehidupan Yesus berarti maut; jika Israel tanpa keistimewaan sebagai bangsa
pilihan, ia pun tak ada bedanya dengan perempuan non Israel itu. Baik bangsa
pilihan dan non bangsa pilihan tidak memiliki kebenaran keselamatan yang mampu
menandingi sekedar remah roti yang dimiliki Yesus. Asalkan memiliki remah roti
Yesus, ia mengalami keselamatan jiwa dan memiliki kehidupan persekutuan dengan
Yesus. Tidak heran Yesus tentang dirinya
berkata: “Kata Yesus kepada
mereka: "Akulah
roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan
barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi (Yohanes 6:35),”
tetapi sedihnya dan tragisnya, Israel menolak roti itu, jangankan remahnya!
Lihat apa yang dikatakan Yesus: “Tetapi Aku telah berkata kepadamu:
Sungguhpun kamu
telah melihat Aku, kamu tidak percaya (Yohanes 6:36).”
Mengapa Israel walau
melihat tetapi tetap tidak percaya, namun perempuan itu bisa begitu ngotot
untuk sekedar remahnya? Apakah penjelasan fenomena ini? Hanya Yesus yang
sanggup menjelaskan kegilaan jiwa manusia yang menolak untuk diselamatkan- saya
katakan kegilaan jiwa manusia ini hanya Yesus yang dapat menjelaskan, sebab
rasionalitas manusia tidak mungkin menolak keselamatan-, perhatikan ini: “Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan
datang kepada-Ku, dan barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang. Sebab
Aku telah turun dari sorga bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk
melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku. Dan inilah kehendak Dia yang
telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku
jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman. Sebab
inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang, yang melihat Anak dan yang
percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal, dan supaya Aku membangkitkannya
pada akhir zaman."(Yohanes 6:37-40).
Mereka menolak
satu-satunya jalan keselamatan itu yang telah diberitakan oleh para nabi mereka
sendiri; mereka menolak sama sekali roti itu, tidak tahu bahwa mereka dalam
status bangsa pilihan itu membutuhkan keselamatan yang disediakan oleh Allah
sendiri. Mereka pikir kebaikan dan ketaatan pada taurat, dan pengetahuan mereka
tentang siapakah dan bagaimanakah seharusnya Mesias itu adalah kebenaran itu,
bukan pada apa yang dikemukakan Yesus. Perhatikan penolakan Israel ini terhadap
Sang Roti Hidup: “Maka bersungut-sungutlah orang Yahudi tentang Dia, karena Ia
telah mengatakan: "Akulah roti yang telah turun dari sorga."- Yohanes
6:41. Mereka secara rasional paham bahwa Yesus adalah keselamatan satu-satunya
dari sorga, tetapi menolak datang kepada Yesus,
Perjumpaan-perjumpaan
blak blakan ini, sejak mula telah
dinilai oleh para pemuka sebagai penghinaan. Coba perhatikan kecaman ini:
Lukas
11:45 (TB) Seorang dari antara ahli-ahli
Taurat itu menjawab dan berkata kepada-Nya: "Guru, dengan berkata demikian, Engkau menghina
kami juga."
Di momen ini, kita
dapat melihat bahwa Yesus adalah seorang Guru atau Rabi yang terhormat bahkan
bagi para ahli Taurat. Tetapi dalam hal ini Yesus lebih dari seorang Rabi,
sebagaimana terlihat dari paparan tajam yang menelanjangi martabat para pemuka
agama Yahudi tersebujiwaLukas 11:39-44 (TB)
Tetapi Tuhan berkata kepadanya: "Kamu orang-orang Farisi, kamu membersihkan bagian luar dari cawan dan
pinggan, tetapi bagian dalammu penuh rampasan dan kejahatan.” Ini adalah
problem kebejatan jiwa manusia, yaitu: hanya mampu melihat kesucian berdasarkan
perbuatan dan tidak mampu melihat kesucian berdasarkan perbuatan itu, sama
sekali tak berkuasa untuk menguduskan jiwa dihadapan Allah. Sementara tubuh
daging ini fana, mengapa mereka tidak gelisah dengan ketaksucian jiwa mereka?
Hanya satu jawabnya: jiwa yang terkutuk dalam maut sudah mati terhadap
kebutuhan untuk dikuduskan Allah dalam tubuh daging yang bernafas dan hidup.
Dapat dimengerti
kemudian, kecaman Yesus senantiasa merupakan komparasi realitas suci lahiriah
versus jiwa dalam belenggu dosa:
Hai orang-orang bodoh, bukankah Dia
yang menjadikan bagian luar, Dia juga yang menjadikan bagian dalam? Akan
tetapi, berikanlah isinya sebagai sedekah dan sesungguhnya semuanya akan
menjadi bersih bagimu. Tetapi celakalah kamu, hai orang-orang Farisi, sebab
kamu membayar persepuluhan dari selasih, inggu dan segala jenis sayuran, tetapi
kamu mengabaikan keadilan dan kasih Allah. Yang satu harus dilakukan dan yang
lain jangan diabaikan. Celakalah kamu, hai orang-orang Farisi, sebab kamu suka
duduk di tempat terdepan di rumah ibadat dan suka menerima penghormatan di
pasar. Celakalah kamu, sebab kamu sama seperti kubur yang tidak memakai tanda;
orang-orang yang berjalan di atasnya, tidak mengetahuinya."
Itu adalah deret
penghakiman yang luar biasa, menelanjangi kebusukan jiwa spiritualitas yang
terkenal akan kemuliaanya. Wajarlah jika diantara mereka menanggapi Yesus: jika begitu engkau menghina kami.
Ini relasi yang
begitu janggal dan tak diharapkan untuk terjadi, sementara para pemuka agama
Yahudi sejatinya memiliki pengharapan sangat tinggi bahwa Yesus adalah Mesias
yang selama ini dinantikan. Hanya bangsa ini yang memiliki akan janji ini dalam
sebuah relasi yang berkekuatan tetap berdasarkan kehendak Allah. Kekuatannya
bisa kita tinjau hingga jauh ke belakang seperti ini:
Yesaya
1:2-3 (TB) Dengarlah, hai langit, dan
perhatikanlah, hai bumi, sebab TUHAN berfirman: "Aku membesarkan anak-anak
dan mengasuhnya, tetapi mereka memberontak terhadap Aku. Lembu mengenal
pemiliknya, tetapi Israel tidak; keledai mengenal palungan yang disediakan
tuannya, tetapi umat-Ku tidak memahaminya."
Bangsa ini adalah
anak anak yang diasuh sendiri oleh Allah. Tetapi tidak membuatnya istimewa
dalam keberdosaan sehingga :
-tidak menerima murka Allah akibat kejahatan mereka:
Yesaya
1:4-7 (TB) Celakalah bangsa yang
berdosa, kaum yang sarat dengan kesalahan, keturunan yang jahat-jahat,
anak-anak yang berlaku buruk! Mereka meninggalkan TUHAN, menista Yang
Mahakudus, Allah Israel, dan berpaling membelakangi Dia.Di mana kamu mau
dipukul lagi, kamu yang bertambah murtad? Seluruh kepala sakit dan seluruh hati
lemah lesu.Dari telapak kaki sampai kepala tidak ada yang sehat: bengkak dan
bilur dan luka baru, tidak dipijit dan tidak dibalut dan tidak ditaruh minyak.Negerimu
menjadi sunyi sepi, kota-kotamu habis terbakar; di depan matamu orang-orang
asing memakan hasil dari tanahmu. Sunyi sepi negeri itu seolah-olah
ditunggangbalikkan orang asing.
-sangat membutuhkan kasih karunia Allah agar tidak binasa akibat
keberdosaan:
Yesaya
1:9, 18 (TB) Seandainya TUHAN semesta
alam tidak meninggalkan pada kita sedikit orang yang terlepas, kita sudah
menjadi seperti Sodom, dan sama seperti Gomora.Marilah, baiklah kita beperkara!
— firman TUHAN — Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih
seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi
putih seperti bulu domba.
Bangsa ini sejatinya
tidak lagi memiliki hidup dari Allah, selain kebinasaan. Hanya karena kasih
karunia yang memperhitungkan kasih Allah sendiri sehingga Allah memilihkan
pengampunan berdasarkan diri-Nya sajalah, agar bangsa ini terselamatkan-tanpa
mengabaikan betapa mereka pada dasarnya sungguh menjijikan dalam dosa. Ini
diungkapkam dalam bahasa yang sangat tajam dan menunjukan kasih Allah tampil dalam murka Allah yang menyala-nyala:
Yesaya
1:9 (TB) Seandainya TUHAN semesta alam tidak meninggalkan pada kita sedikit
orang yang terlepas, kita sudah menjadi seperti Sodom, dan sama seperti
Gomora.
Kita harus paham
bahwa dalam kitab nabi Yesaya ini, berita kasih karunia Allah berbicara secara
korelatif dengan ketidakmampuan pelaksanaan ketentuan ketentuan Taurat yang
seharusnya meredakan dan mendamaikan murka Allah terhadap kemegahan dosa. Coba
perhatikan ini:
Yesaya
1:11-15 (TB) "Untuk apa itu korbanmu yang banyak-banyak?"
firman TUHAN; "Aku sudah jemu akan korban-korban bakaran berupa domba
jantan dan akan lemak dari anak lembu gemukan; darah lembu jantan dan
domba-domba dan kambing jantan tidak Kusukai. Apabila kamu datang untuk
menghadap di hadirat-Ku, siapakah yang menuntut itu dari padamu, bahwa kamu menginjak-injak pelataran Bait
Suci-Ku? Jangan lagi membawa persembahanmu yang tidak sungguh, sebab baunya
adalah kejijikan bagi-Ku. Kalau
kamu merayakan bulan baru dan sabat atau mengadakan pertemuan-pertemuan, Aku
tidak tahan melihatnya, karena perayaanmu itu penuh kejahatan. Perayaan-perayaan
bulan barumu danpertemuan-pertemuanmu yang tetap, Aku benci melihatnya;
semuanya itu menjadi beban bagi-Ku, Aku telah payah menanggungnya. Apabila kamu
menadahkan tanganmu untuk berdoa, Aku akan memalingkan muka-Ku, bahkan sekalipun
kamu berkali-kali berdoa, Aku tidak akan mendengarkannya, sebab tanganmu penuh
dengan darah.
Jika
Allah memalingkan muka-Nya, Siapakah Manusia yang Dapat Menemukan-Nya Kembali?
Walau mereka
beribadah kepada Allah, mereka jahat. Dan kita melihat momen di masa purba yang
jauh dari kedatangan Yesus, namun menunjukan fakta kejahatan yang menyelimuti
para tokoh agama itu. Lihat pada bagian kitab nabi Yesaya ini:
Yesaya
1:11-15 (TB) "Untuk apa itu
korbanmu yang banyak-banyak?" firman TUHAN; "Aku sudah jemu akan
korban-korban bakaran berupa domba jantan dan akan lemak dari anak lembu
gemukan; darah lembu jantan dan domba-domba dan kambing jantan tidak Kusukai. Apabila
kamu datang untuk menghadap di hadirat-Ku, siapakah yang menuntut itu dari
padamu, bahwa kamu menginjak-injak pelataran Bait Suci-Ku?Jangan lagi membawa
persembahanmu yang tidak sungguh, sebab baunya adalah kejijikan bagi-Ku. Kalau
kamu merayakan bulan baru dan sabat atau mengadakan pertemuan-pertemuan, Aku
tidak tahan melihatnya, karena perayaanmu itu penuh kejahatan. Perayaan-perayaan
bulan barumu dan pertemuan-pertemuanmu yang tetap, Aku benci melihatnya;
semuanya itu menjadi beban bagi-Ku, Aku telah payah menanggungnya. Apabila kamu
menadahkan tanganmu untuk berdoa, Aku akan memalingkan muka-Ku, bahkan
sekalipun kamu berkali-kali berdoa, Aku tidak akan mendengarkannya, sebab
tanganmu penuh dengan darah.
Bangsa ini memang
bangsa pilihan tetapi itu sendiri (bahwa mereka bangsa pilihan) bukan tiket
keselamatan, sebab bangsa pilihan ini sendiri berada dalam murka Allah yang tak
dapat dihapus berdasarkan pertobatan diri sendiri dan membangun kesucian hidup
berdasarkan perjuangan diri sendiri, karena tidak ada manusia yang sanggup
menguduskan diri tanpa Allah terlebih dahulu harus menguduskannya. Sebab tidak
ada kekudusan produksi jiwa yang berjuang sanggup mengundang hadirat Allah yang
menguduskan dirinya, sebelum Ia pertama-tama dapat membuat dirinya tidak dalam
murka Allah. Tidak ada satu manusia dalam sejarah manusia bersama Allah, dapat
menemukan dirinya sedemikian rupa membuat Allah berbahagia sehingga Allah tidak
lagi mengingat dosa manusia itu sehingga masuk dalam hubungan yang dipulihkan.
Hanya pengudusan
Allah yang sanggup mengakhiri murka Allah terhadap keberdosaan mereka:
Yesaya
1:18-20 (TB) Marilah, baiklah kita
beperkara! — firman TUHAN — Sekalipun
dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun
berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba.
Jika kamu menurut dan mau mendengar, maka kamu akan memakan hasil baik dari
negeri itu. Tetapi jika kamu melawan dan memberontak, maka kamu akan dimakan
oleh pedang." Sungguh, TUHAN yang mengucapkannya.
Tuhan di sini adalah
juruselamat dan pengudusan mereka, yang memungkinkan mereka meninggalkan hidup
dalam pemberontakan dan masuk kedalam hidup dalam pendamaian. Pengontrasannya
sangat tak terbayangkan pada dua posisi berbeda itu: memakan hasil yang baik Vs dimakan
oleh pedang.
Pilihan yang tak
memberi tempat pada hukum taurat, bahkan sebagai sekedar alternatif
jalan keselamatan, karena di sini taurat hanya menjadi alat bukti yang
menunjukan betapa jahatnya mereka/manusia dalam beribadah kepada Tuhan. Sekaligus
betapa mereka membutuhkan kasih karunia Allah dan satu satunya Juruselamat yang
dari Tuhan. Sebagaimana pada peristiwa Sodom Gomora dan pada peristiwa yang
direkam dalam kitab nabi Yesaya.
Pada kitab nabi
Yesaya ini,bahkan dipastikan bangsa ini mutlak membutuhkan Juruselamat dari
ketersanderaan mereka dalam ketakberdayaan mereka terhadap kuasa dosa,
sekalipun mereka memiliki taurat Tuhan. Coba perhatikan berita dalam nabi
Yesaya ini:
Yesaya 53:1-12
(TB) Siapakah yang percaya kepada berita
yang kami dengar, dan kepada siapakah tangan kekuasaan TUHAN dinyatakan? Sebagai
taruk ia tumbuh di hadapan TUHAN dan sebagai tunas dari tanah kering. Ia tidak
tampan dan semaraknya pun tidak ada sehingga kita memandang dia, dan rupa pun
tidak, sehingga kita menginginkannya. Ia dihina dan dihindari orang, seorang
yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan; ia sangat dihina,
sehingga orang menutup mukanya terhadap dia dan bagi kita pun dia tidak masuk
hitungan. Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan
kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul
dan ditindas Allah. Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia
diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan
bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh. Kita
sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri,
tetapi TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian. Dia dianiaya,
tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak
domba yang dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan
orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya. Sesudah
penahanan dan penghukuman ia terambil, dan tentang nasibnya siapakah yang
memikirkannya? Sungguh, ia terputus dari negeri orang-orang hidup, dan karena
pemberontakan umat-Ku ia kena tulah. Orang menempatkan kuburnya di antara
orang-orang fasik, dan dalam matinya ia ada di antara penjahat-penjahat,
sekalipun ia tidak berbuat kekerasan dan tipu tidak ada dalam mulutnya. Tetapi
TUHAN berkehendak meremukkan dia dengan kesakitan. Apabila ia menyerahkan
dirinya sebagai korban penebus salah, ia akan melihat keturunannya, umurnya
akan lanjut, dan kehendak TUHAN akan terlaksana olehnya. Sesudah kesusahan
jiwanya ia akan melihat terang dan menjadi puas; dan hamba-Ku itu, sebagai
orang yang benar, akan membenarkan banyak orang oleh hikmatnya, dan kejahatan
mereka dia pikul. Sebab itu Aku akan membagikan kepadanya orang-orang besar sebagai
rampasan, dan ia akan memperoleh orang-orang kuat sebagai jarahan, yaitu
sebagai ganti karena ia telah menyerahkan nyawanya ke dalam maut dan karena ia
terhitung di antara pemberontak-pemberontak, sekalipun ia menanggung dosa
banyak orang dan berdoa untuk pemberontak-pemberontak.
Teks di atas adalah
mengenai eksistensi yang sangat janggal untuk dikenali begitu saja karena
setidak-tidaknya karakteristik ini:
Yesaya
53:10 (TB) Tetapi TUHAN berkehendak meremukkan dia dengan kesakitan.
Apabila ia menyerahkan dirinya sebagai korban penebus salah, ia akan melihat keturunannya,
umurnya akan lanjut, dan kehendak TUHAN akan terlaksana olehnya.
Ada kurban penebus salah yang sukar sekali
dikenali untuk mungkin ada , sebab di sini tidak bicara tentang kurban berwujud hewan sebagaimana dikenal
dan diatur dalam ketentuan Taurat.
Tetapi pada Yesaya
ini, juga kita melihat bahwa memang tak terelakan satu satunya keselamatan
datang dari Allah dan kerjanya terlepas dari ketentuan yang diatur dalam
Taurat. Coba perhatikan ini:
Yesaya
43:11-14 (TB) Aku, Akulah TUHAN dan tidak ada
juruselamat selain dari pada-Ku.Akulah
yang memberitahukan, menyelamatkan dan mengabarkan, dan bukannya allah asing
yang ada di antaramu. Kamulah saksi-saksi-Ku," demikianlah firman TUHAN,
"dan Akulah Allah. Juga seterusnya Aku tetap Dia, dan tidak ada yang dapat
melepaskan dari tangan-Ku; Aku melakukannya, siapakah yang dapat
mencegahnya?" Beginilah firman TUHAN, Penebusmu, Yang Mahakudus, Allah Israel:
"Oleh karena kamu Aku mau menyuruh orang ke Babel dan mau membuka semua
palang-palang pintu penjara, dan sorak-sorai orang Kasdim menjadi keluh kesah.
Tidak ada alternatif terkait
bagaimana keselamatan dari Allah bagi dunia ini: “tidak ada juruselamat selain
dari pada Allah,” dan itu adalah ini: Tetapi TUHAN berkehendak meremukkan dia
dengan kesakitan. Apabila ia menyerahkan dirinya sebagai korban penebus salah.
Allah adalah Penebus,
merupakan tindakan Allah tanpa dasar Taurat yang memerlukan manusia melakukan
bagiannya. Tetapi telah dinyatakan Allah jijik dengan usaha pendamaian yang
diupayakan manusia walau menurut ketentuan Taurat. Jika hanya Tuhan
Juruselamatnya, maka menjadi bukan saja rasional, tetapi itulah satu satunya
jalan keselamatan bagi bangsa ini. Tanpa ini, walau mereka bangsa pilihan,
seharusnya mereka sudah sama dengan Sodom dan Gomorah.
Percakapan
Yesus dengan para pemuka agama Yahudi, wajar menimbulkan
keterhinaan sebab penghakiman Yesus tadi membuat mereka tidak layak
menuntun orang lain kepada keselamatan yang telah diberitakan sejak sebelum
bangsa Israel itu sendiri ada. Perhatikan ujaran Yesus ini:
Lukas
11:44, 46, 52 (TB) Celakalah kamu, sebab
kamu sama seperti kubur yang tidak memakai tanda; orang-orang yang berjalan di
atasnya, tidak mengetahuinya." Tetapi Ia menjawab: "Celakalah kamu
juga, hai ahli-ahli Taurat, sebab kamu meletakkan beban-beban yang tak terpikul
pada orang, tetapi kamu sendiri tidak menyentuh beban itu dengan satu jari pun.
Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat, sebab kamu telah mengambil kunci
pengetahuan; kamu sendiri tidak masuk ke dalam dan orang yang berusaha untuk
masuk ke dalam kamu halang-halangi."
Dengan kata lain,
penghakiman ini menyatakan tidak ada
keselamatan berasal dari dunia, bahkan juga tidak akan datang dari
bangsa yang merupakan pilihan. Bahkan
Yesus dalam sejumlah kesempatan menunjukan bahwa bangsa pilihan ini sungguh
celaka, jika saja Allah tidak datang untuk menebus mereka! Coba perhatikan ini:
Matius
15:24-26 (TB) Jawab Yesus: "Aku
diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel." Tetapi
perempuan itu mendekat dan menyembah Dia sambil berkata: "Tuhan, tolonglah
aku." Tetapi Yesus menjawab: "Tidak patut mengambil roti yang
disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing."
Pada kesempatan lain,
Yesus meniscayakan kebinasaan bagi siapapun bangsa pilihan yang menolak
keselamatan dari Allah dalam diri-Nya saja, secara demonstratif dan ultimatum:
Matius
10:5-7, 11-15 (TB) Kedua belas murid itu
diutus oleh Yesus dan Ia berpesan kepada mereka: "Janganlah kamu menyimpang ke jalan bangsa
lain atau masuk ke dalam kota orang Samaria, melainkan pergilah kepada
domba-domba yang hilang dari umat Israel.
Pergilah dan beritakanlah: Kerajaan Sorga sudah dekat. Apabila kamu masuk kota
atau desa, carilah di situ seorang yang layak dan tinggallah padanya sampai
kamu berangkat. Apabila kamu masuk rumah orang, berilah salam kepada mereka. Jika
mereka layak menerimanya, salammu itu turun ke atasnya, jika tidak, salammu itu
kembali kepadamu. Dan apabila seorang tidak menerima kamu dan
tidak mendengar perkataanmu, keluarlah dan tinggalkanlah rumah atau kota itu
dan kebaskanlah debunya dari kakimu. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya pada hari penghakiman
tanah Sodom dan Gomora akan lebih ringan tanggungannya dari pada kota itu."
Ini adalah
penginjilan masif dan intensif yang dilakukan oleh orang-orang berkebangsaan
Yahudi kepada bangsanya sendiri dengan konsekuensi fatal, tanpa ada semacam
jalan keselamatan lain oleh karena sebuah keistimewaan kebangsaan pilihan Tuhan
sendiri:
Matius
10:7, 14-15 (TB) Pergilah dan
beritakanlah: Kerajaan Sorga sudah dekat. Dan apabila seorang tidak menerima
kamu dan tidak mendengar perkataanmu, keluarlah dan tinggalkanlah rumah atau
kota itu dan kebaskanlah debunya dari kakimu. Aku berkata kepadamu:
Sesungguhnya pada hari penghakiman tanah Sodom dan Gomora akan lebih ringan
tanggungannya dari pada kota itu."
Uniknya konsekuensi
yang harus menimpa mereka akibat penolakan "Kerajaan Allah" sudah
dekat: penghakiman tanah Sodom dan Gomora akan lebih ringan tanggungannya dari
pada kota itu.
Kerajaan Allah telah
dekat menjadi terang yang menerangi bahwa bangsa ini membutuhkan Juruselamat
dari Allah, jika tidak maka penghakiman mereka diperhitungkan lebih berat
daripada Sodom dan Gomora. Dan ini bicara kemurkaan Allah yang tidak akan
pernah dianggap remeh oleh bangsa ini:
Kejadian
19:24-25 (TB) Kemudian TUHAN menurunkan
hujan belerang dan api atas Sodom dan Gomora, berasal dari TUHAN, dari langit; dan
ditunggangbalikkan-Nyalah kota-kota itu dan Lembah Yordan dan semua penduduk
kota-kota serta tumbuh-tumbuhan di tanah.
Keistimewaan bangsa
ini tidak hendak memuliakan sebuah bangsa tetapi, menyingkapkan kemuliaan Allah
yang masih mau berbelas kasih karena kasihnya yang begitu besar kepada manusia
yang seharusnya binasa berdasarkan keadilan penghakiman-Nya. Jika tanpa
berdasarkan kasih karunia atau berdasarkan keadilan, maka seharusnya mereka
semua binasa saja.
Keistimewaan bangsa
ini pada puncaknya menunjukan bahwa mereka memang satu satunya bangsa yang
menerima kebenaran dan keselamatan dari Allah, dan seharusnyalah mereka yang
pertama tama menerimanya:
Yohanes
5:39-40, 44-47 (TB) Kamu menyelidiki
Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa oleh-Nya kamu mempunyai hidup yang
kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku, namun
kamu tidak mau datang kepada-Ku untuk memperoleh hidup itu. Bagaimanakah kamu
dapat percaya, kamu yang menerima hormat seorang dari yang lain dan yang tidak
mencari hormat yang datang dari Allah yang Esa? Jangan kamu menyangka, bahwa
Aku akan mendakwa kamu di hadapan Bapa; yang mendakwa kamu adalah Musa, yaitu
Musa, yang kepadanya kamu menaruh pengharapanmu. Sebab jikalau kamu percaya
kepada Musa, tentu kamu akan percaya juga kepada-Ku, sebab ia telah menulis
tentang Aku. Tetapi jikalau kamu tidak percaya akan apa yang ditulisnya,
bagaimanakah kamu akan percaya akan apa yang Kukatakan?"
Ingatlah bahwa Yesus
sendiri menunjukan kemutlakan dirinya bagi keselamatan Israel, tanpa
sebuah pencadangan akan adanya alternatif keselamatan di luar jalan
Yesus ini:
Yohanes
6:27-29 (TB) Bekerjalah, bukan untuk
makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai
kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu; sebab
Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah, dengan meterai-Nya." Lalu kata
mereka kepada-Nya: "Apakah yang harus kami perbuat,
supaya kami mengerjakan pekerjaan yang dikehendaki Allah?" Jawab Yesus
kepada mereka: "Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah,
yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus
Allah."
Berdasarkan kitab
nabi-nabi, Yesus menunjukan dirinya satu satunya Juruselamat, tanpa cadangan
jalan keselamatan lainnya berdasarkan keistimewaan Israel sebagai bangsa
pilihan:
Yohanes
6:45 (TB) Ada tertulis dalam kitab
nabi-nabi: Dan mereka semua akan diajar oleh Allah. Dan setiap orang, yang
telah mendengar dan menerima pengajaran dari Bapa, datang kepada-Ku.
Allah sendiri yang
menentukan Yesus sebagai keselamatan bagi bangsa ini. Coba lihat ini juga:
Yohanes
6:47, 51 (TB) Aku berkata kepadamu:
Sesungguhnya barangsiapa percaya, ia mempunyai hidup yang kekal. Akulah roti
hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan
hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan
Kuberikan untuk hidup dunia."
Dan sebagaimana saya
kemukakan tentang juruselamat manusia sebagai penebus dosa dalam kitab nabi
Yesaya adalah sukar untuk bisa dimengerti memang ada, karena tidak diatur dalam
taurat, maka demikian juga pengajaran Yesus tentang keselamatan yang datang
dari dirinya dan terlihat terlepas sama sekali dari Taurat:
Yohanes
6:52 (TB) Orang-orang Yahudi bertengkar antara sesama mereka dan
berkata: "Bagaimana Ia ini dapat memberikan daging-Nya kepada kita untuk
dimakan."
Ini tidak membuat
Yesus kemudian menetapkan ketetapan keselamatan lain di luar dirinya dengan
tetap menyatakan admistrasi taurat memiliki keampuhannya tersendiri. Malah ia
menegaskan ketertutupan jalan jalan lain yang bagaimanapun:
Yohanes
6:53-55 (TB) Maka kata Yesus kepada
mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jikalau kamu tidak makan daging
Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu. Barangsiapa
makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan
membangkitkan dia pada akhir zaman. Sebab daging-Ku adalah benar-benar makanan
dan darah-Ku adalah benar-benar minuman.
Mengapa Yesus berkata
dagingku adalah benar benar makanan, karena taurat hanya mengatur kurban daging
yang benar benar dari hewan yang dikurbankan dan dalam hal ini hendak
mengatakan bahwa Yesus tidak sedang memperlakukan dirinya dalam konteks senilai
dengan kurban dalam ketentuan Taurat, sebaliknya lebih tinggi:
Yohanes
6:56-58 (TB) Barangsiapa makan daging-Ku
dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia. Sama seperti Bapa
yang hidup mengutus Aku dan Aku hidup oleh Bapa, demikian juga barangsiapa yang
memakan Aku, akan hidup oleh Aku. Inilah roti yang telah turun dari sorga,
bukan roti seperti yang dimakan nenek moyangmu dan mereka telah mati.
Barangsiapa makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya."
Dikatakan lebih
tinggi, karena Yesus adalah kurban hidup yang melahirkan relasi yang
menguduskan untuk memampukan manusia membangun kekudusan sehari-hari
karena jiwanya dalam persekutuan Allah
yang mau menebusnya dari ketidakudusan yang mendatangkan murka Allah.
Dan ini adalah
pengajaran di rumah ibadat!
Yohanes
6:59 (TB) Semuanya ini dikatakan Yesus
di Kapernaum ketika Ia mengajar di rumah ibadat.
Sebuah pengajaran
terbuka yang dan disampaikan secara gamblang di tempat yang
terhormat, mengajarkan kepada kita bahwa ketika mengatakan keselamatan hanya datang
dari Allah dalam Yesus Kristus, bukan sebuah rivalitas dan apalagi semacam
dualitas keselamatan dalam satu kitab, atau dualitas satu-satunya keselamatan.
Tidak
Ada Dualitas Pada Keselamatan dari Allah
Tidak
pernah ada semacam dualitas pada satu-satunya keselamatan:
berdasarkan status sebagai bangsa pilihan dan berdasarkan beriman kepada Yesus.
Allah
tidak pernah meninggalkan Israel sendirian, dan kita
tahu bahwa janji Mesias bagi bangsa ini tetap diberitakan dalam penginjilan
perdana akbar di kolong langit ini, keistimewaan bangsa ini tetap ditekankan,
namun dengan menempatkan Mesias sebagai sentralnya, bahwa bangsa ini telah
menerima Mesias yang telah dijanjikan pertama-tama bagi mereka:
Kisah
Para Rasul 2:36 Jadi seluruh kaum Israel harus tahu dengan pasti, bahwa
Allah telah membuat Yesus, yang kamu salibkan itu, menjadi Tuhan dan
Kristus."
Kisah
Para Rasul 3:11- 15 Karena orang itu tetap mengikuti Petrus dan Yohanes, maka seluruh
orang banyak yang sangat keheranan itu datang mengerumuni mereka di serambi yang
disebut Serambi Salomo. Petrus melihat orang banyak itu lalu
berkata: "Hai
orang Israel, mengapa kamu heran tentang kejadian itu dan mengapa
kamu menatap kami seolah-olah kami membuat orang ini berjalan karena kuasa atau
kesalehan kami sendiri? Allah Abraham, Ishak dan Yakub, Allah nenek moyang kita
telah memuliakan Hamba-Nya, yaitu Yesus yang kamu serahkan dan tolak di depan
Pilatus, walaupun Pilatus berpendapat, bahwa Ia harus dilepaskan. Tetapi kamu
telah menolak Yang Kudus dan Benar, serta menghendaki seorang pembunuh sebagai
hadiahmu. Demikianlah Ia, Pemimpin kepada hidup, telah kamu bunuh, tetapi Allah
telah membangkitkan Dia dari antara orang mati; dan tentang hal itu kami adalah
saksi.
Israel itu sebagai
bangsa tetap istimewa, namun kini sentralitasnya pada 2 hal: kitab-kitab para
nabi yang memberitakan Mesias bagi mereka telah genap dan Yesus sedari semula
diuntukan bagi mereka SEBAGAI KRISTUS/MESIAS.
Kisah
Para Rasul 3;18-21 Tetapi dengan jalan demikian Allah telah menggenapi apa yang
telah difirmankan-Nya dahulu dengan perantaraan nabi-nabi-Nya, yaitu bahwa
Mesias yang diutus-Nya harus menderita. Karena itu sadarlah dan bertobatlah,
supaya dosamu dihapuskan, agar Tuhan mendatangkan waktu kelegaan, dan mengutus Yesus, yang
dari semula diuntukkan bagimu sebagai Kristus. Kristus itu harus
tinggal di sorga sampai waktu pemulihan segala sesuatu, seperti yang difirmankan Allah dengan
perantaraan nabi-nabi-Nya yang kudus di zaman dahulu.
Kisah
Para Rasul 3:22 Bukankah telah dikatakan Musa: Tuhan Allah akan membangkitkan bagimu
seorang nabi dari antara saudara-saudaramu, sama seperti aku:
Dengarkanlah dia dalam segala sesuatu yang akan dikatakannya kepadamu.
Israel pasca Yesus
bangkit dan naik ke sorga tetap sebuah bangsa yang sungguh istimewa di muka
bumi ini. Mustahil tidak memberitakan bangsa ini kala memberitakan keselamatan
yang dating dari Allah hanya dalam Yesus. Dalam hal ini keistimewaan bangsa ini
tidak memuliakan bangsa ini sebagai superior terhadap bangsa lain manapun juga,
tetapi menunjukan betapa tidak ada satu manusia dari bangsa manapun tidak
memerlukan keselamatan dari Allah. Dalam hal ini, harus berhati-hati untuk
tidak terjebak dalam pengistimewaan yang politis dan superioritas ras- bukan
sama sekali! Coba perhatikan bahwa sejak dulu bangsa ini membutuhkan
keselamatan dari Allah:
Kisah
Para Rasul 3:24-25 Dan semua nabi yang pernah berbicara, mulai dari
Samuel, dan sesudah dia, telah bernubuat tentang zaman ini. Kamulah yang
mewarisi nubuat-nubuat itu dan mendapat bagian dalam perjanjian yang telah
diadakan Allah dengan nenek moyang kita, ketika Ia berfirman kepada Abraham: Oleh
keturunanmu semua bangsa di muka bumi akan diberkati.
Keistimewaan Israel
hanya menunjukan bahwa siapapun anda dan apapun kebangsaanmu, membutuhkan
Juruselamat dunia: Yesus sebagai Mesias.
Soli Deo Gloria
No comments:
Post a Comment