Oleh: Martin Simamora
Bukan
Harmoni Tetapi Terang Masuk Kedalam Dunia dalam Kegelapan
Apa yang saya
maksudkan dengan perjumpaan Yesus Kristus dengan dunia adalah momentum dimana
Yesus secara publik tampil memulai apa yang harus dilakukan dan disampaikannya
sebagaimana Bapa-Nya menghendakinya untuk dikatakan dan dilakukannya (Yohanes
12:49, 3:11, 5:19, 7:16,8:26-28). Beginilah injil Markus menyatakan perjumpaan
Yesus Kristus dengan dunia:
Markus
1:14-15 Sesudah Yohanes ditangkap
datanglah Yesus ke Galilea
memberitakan Injil Allah, kata-Nya: "Waktunya telah genap; Kerajaan Allah sudah dekat.
Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!"
Yesus tampil setelah
Yohanes Pembaptis ditangkap. Tetapi Yesus sendiri tidak tampil karena semacam
kekosongan akibat Yohanes ditangkap, tetapi karena: waktunya telah genap. Semenjak
kelahirannya, masa kanak-kanaknya dan masa ia menjadi dewasa, ia tidak pernah
tampil sebagaimana momentum ini, sebab hanya kalau waktunya telah genap, ia
akan tampil.
Pemberitaan Yohanes
Pembaptis dan Yesus adalah sama, baik Yesus dan Yohanes Pembaptis memberitakan
atau menyerukan pertobatan. Hanya saja, Yohanes Pembaptis dalam seruan
pertobatan itu, mengintroduksi seseorang
yang sangat tinggi dan sangat mulai baginya dan bagi dunia ini. Beginilah
Yohanes Pembaptis menyatakan sosok tersebut:
"Sesudah
aku akan datang Ia yang lebih berkuasa
dari padaku; membungkuk dan membuka tali kasut-Nyapun
aku tidak layak.- Markus 1:7
Apa yang mengherankan
dalam pernyataan Yohanes Pembaptis adalah bahwa seorang yang akan datang itu
bukan saja lebih berkuasa, atau dengan kata lain, kala ia menyatakannya lebih
berkuasa, itu tidak dapat dipahami oleh konsep kekuasaan dan politik yang
bagaimanapun, sebab lebih berkuasa di sini, telah ditempatkan oleh Yohanes
Pembaptis dalam kekuatan sebuah “berkuasa” yang tak mungkin ada di dunia ini.
Dalam ungkapan kekuatan “lebih berkuasa” pada Yesus, Yohanes memasukan aspek
kemuliaan dan kekudusan sekaligus: membungkuk dan membuka tali kasut-Nyapun aku
tidak layak. Jika seorang nabi terakhir perjanjian lama yang tercakup dalam
nubuat Yesaya (Markus 1:2-3), sampai memberi hormat dan peninggian kepada Yesus dalam ekspresi kemanusiaan tertinggi dan perendahan
semacam: membungkuk dan membuka tali
kasut-itu tidak layak dilakukannya, lalu siapakah Yesus?
Yohanes Pembaptis
memang memiliki 2 bagian pada pemberitaannya: pertobatan dan siapakah ia
setelah dirinya:
Pertobatan:
"Bertobatlah dan berilah dirimu dibaptis dan Allah akan mengampuni
dosamu."-Markus 1:4
Ia setelah dirinya:
“akan datang Ia yang lebih berkuasa dari padaku; membungkuk dan membuka tali
kasut-Nyapun aku tidak layak”- Markus 1:7
Yohanes
memberikan penekanan yang sama mulianya
pada penginjilannya: pertobatan dan sosok itu begitu penting untuk diberitakan
sebagai berita mulia. Ia menempatkan sebuah koneksi yang tak terpisahkan antara
pertobatan dan sosok tersebut. Itu sebabnya Yohanes Pembaptis memberitakan
lebih lanjut mengenai sosok itu, seperti ini:
#Aku
membaptis kamu dengan air, tetapi Ia akan membaptis kamu dengan Roh
Kudus."- Markus 1:8
#Alat penampi sudah di tangan-Nya untuk
membersihkan tempat pengirikan-Nya dan untuk mengumpulkan gandum-Nya ke dalam
lumbung-Nya, tetapi debu jerami itu akan dibakar-Nya dalam api yang tidak
terpadamkan."- Yohanes 3:17
#Ia harus makin besar, tetapi aku harus
makin kecil.- Yohanes 3:30
#Siapa yang datang dari atas adalah di atas semuanya; siapa yang berasal dari
bumi, termasuk pada bumi dan berkata-kata dalam bahasa bumi. Siapa yang datang dari
sorga adalah di atas semuanya.- Yohanes 3:31
#Barangsiapa percaya kepada Anak, ia beroleh hidup
yang kekal, tetapi barangsiapa tidak taat kepada Anak, ia tidak akan
melihat hidup, melainkan murka Allah tetap ada di atasnya."- Yohanes 3:36
Yohanes Pembaptis
pada dasarnya menyatakan Yesus bukan saja harus makin besar daripada dirinya,
tetapi menyatakan bahwa Yesus adalah di
atas semuanya. Dan kala ia menyatakan bahwa Yesus adalah di atas
semuanya, pun tidak dalam ranah rivalitas yang dapat dilakukan oleh siapapun
secara kekuasaan dan politis, karena Yohanes mengaitkan “di atas semuanya”
dengan keberasalan Yesus sendiri: datang dari
sorga. Seruan pertobatan oleh Yohanes pun tidak sekedar
mengaitkan Yesus dengan pertobatan sebagai sebuah ketetapan sorga yang harus diketahui oleh
manusia, tetapi juga memberitakan Yesus adalah sumber dan pemilik hidup kekal.
Sehingga memang harus dikatakan bahwa pemberitaan pertobatan dikaitkan dengan
kehidupan kekal terletak pada Yesus Kristus sebagai pemberi dan pemilik, jika
seorang manusia taat atau menuruti apa yang dikatakan dan dikehendaki oleh
Yesus yang telah dinyatakan sebagai dari sorga. Di atas semua itu, Yohanes
Pembaptis menyampaikan bahwa Yesus juga adalah hakim yang berkuasa untuk
menentukan kehidupan kekal atau kebinasaan kekal.
Yohanes Pembaptis
telah memberitakan Yesus sebagai sosok yang sangat powerful baik di dunia ini dan di sorga di hadapan para
penguasa,takhta dan singgasana semulia apapun yang dapat dibangun dunia ini.
Apakah Yohanes Pembaptis melakukan sebuah blunder?
Apakah Yesus Kristus
menyetujui Yohanes Pembaptis? Perhatikan peristiwa ini:
Maka
datanglah Yesus dari Galilea ke Yordan kepada Yohanes untuk dibaptis olehnya. Tetapi
Yohanes mencegah Dia, katanya: "Akulah yang perlu dibaptis oleh-Mu, dan
Engkau yang datang kepadaku?" Lalu Yesus menjawab, kata-Nya kepadanya:
"Biarlah
hal itu terjadi, karena demikianlah sepatutnya kita menggenapkan
seluruh kehendak Allah." Dan Yohanespun menuruti-Nya.- Matius
3:13-15
Yesus berkata kepada
Yohanes Pembaptis: biarlah hal itu terjadi, menggenapkan seluruh kehendak
Allah. Ini membuat Yohanes semakin memahami siapakah ia setelah dirinya yang
selama ini telah diberitakannya. Pemberitaannya telah digenapi langsung oleh ia
yang diberitakannya, sementara ia sendiri menjadi bagian yang mulia dalam
peristiwa penggenapan itu, sebagai nabi perjanjian lama-satu-satunya- yang
menubuatkan dan mengalami penggenapannya.
Pemberitaan Yohanes
yang megah ini, tak terelakan bersinggungan dengan dunia dengan segala
kekuasaannya dan pemerintahannya:
Dengan
banyak nasihat lain Yohanes memberitakan Injil kepada orang banyak. Akan tetapi
setelah ia menegor raja wilayah Herodes
karena peristiwa Herodias, isteri saudaranya, dan karena segala kejahatan lain yang dilakukannya, raja itu menambah
kejahatannya dengan memasukkan Yohanes ke dalam penjara.- Lukas
3:18-20
Disharmoni pemberitaan injil terhadap dunia menemukan
wujud permulaan terkerasnya pada momentum ini. Yohanes Pembaptis yang
menyerukan pertobatan kepada dunia, pun harus menegur dunia dengan segala
kejahatannya tak peduli kepada manusia yang paling berkuasa : raja wilayah Herodes.
Pertobatan harus diberitakan dan dituntutkan kepada siapapun juga, dengan
segala konsekuensinya. Dan Yohanes harus menanggung kebencian yang tak
terlukiskan oleh siapapun:
Tetapi
pada hari ulang tahun Herodes, menarilah anak perempuan Herodias di
tengah-tengah mereka dan menyukakan hati Herodes, sehingga Herodes bersumpah
akan memberikan kepadanya apa saja yang dimintanya. Maka setelah dihasut oleh
ibunya, anak perempuan itu berkata: "Berikanlah aku di sini kepala Yohanes
Pembaptis di sebuah talam." Lalu sedihlah hati raja, tetapi karena
sumpahnya dan karena tamu-tamunya diperintahkannya juga untuk memberikannya. Disuruhnya
memenggal kepala Yohanes di penjara dan kepala Yohanes itupun dibawa orang di
sebuah talam, lalu diberikan kepada gadis itu dan ia membawanya kepada ibunya.-
Matius 14:6-11
Peristiwa ini begitu
dekat dengan Yesus dan tak mungkin terpisahkan dari dirinya yang diberitakan
oleh Yohanes Pembaptis:
Kemudian
datanglah murid-murid Yohanes
Pembaptis mengambil mayatnya dan menguburkannya. Lalu pergilah mereka memberitahukannya
kepada Yesus- Matius 14:12
Seruan di padang
gurun telah memperjumpakan Yesus dengan dunia dengan segala kehendaknya secara
keras dan tidak ada persekutuan yang bagaimanapun. Telah tiba waktunya
merupakan momentum yang memperjumpakan Yesus dengan dunia dalam cara yang jauh
dari perdamaian tetapi sebuah kebencian. Pertama-tama kepada Yohanes Pembaptis
dan pada akhirnya kepada Yesus Kristus yang datang dari sorga dan yang berkuasa
untuk memberikan hidup kekal dalam seruan bertobatlah.
Yesus tampil
dihadapan publik setelah Yohanes ditangkap penguasa dunia ini:
Sesudah
Yohanes ditangkap
datanglah Yesus ke Galilea memberitakan Injil Allah,-
Markus 1:14
Dunia sangat
menentang pemberitaan pertobatan dan kehidupan kekal hanya ada di dalam Yesus
Kristus. Dunia dengan segala kekuasaannya tidak akan suka ditegor
kejahatan-kejahatannya. Kematian dan ketakadilan akan menjadi keniscayaan kala
kejahatan-kejahatan penguasa dibongkar. Tak main-main memang, tetapi satu hal
yang pasti, tidak ada yang dapat lebih berkuasa daripada Yesus Kristus yang
secara intensif berada dalam
ketegangan-ketegangan politis yang agamis. Ia menunjukan bahwa ia lebih besar
dari siapapun di dunia ini dihadapan
para penguasa dunia dan agama yang berkolaborasi dengan kekuatan-kekuatan
politis dunia ini dengan: memerintahkan penyarungan pedang dan melakukan
mujizat kepada salah satu pemuka agama saat itu. Inilah mujizat Yesus dalam
peristiwa politik agamis:
Waktu Yesus masih
berbicara datanglah serombongan orang, sedang murid-Nya yang bernama Yudas,
seorang dari kedua belas murid itu, berjalan di depan mereka. Yudas mendekati
Yesus untuk mencium-Nya. Maka kata Yesus kepadanya: "Hai Yudas, engkau menyerahkan
Anak Manusia dengan ciuman?" Ketika mereka, yang bersama-sama dengan
Yesus, melihat apa yang akan terjadi, berkatalah mereka: "Tuhan, mestikah
kami menyerang mereka dengan pedang?" Dan seorang dari mereka menyerang
hamba Imam Besar sehingga putus telinga kanannya. Tetapi Yesus berkata:
"Sudahlah itu." Lalu Ia menjamah telinga orang itu dan
menyembuhkannya.- Lukas 22:47-50
Jadi apa yang paling
penting bagi setiap orang Kristen,
dengan demikian? Satu hal harus digenggam erat-erat: dunia ini memang tidak akan pernah bersahabat dengan kehidupan iman
yang bertumbuh dan memuliakan Yesus sebagai satu-satunya keselamatan dan sumber
hidup kekal. Dunia tidak pernah menyukai
berita sorga yang bertumpu pada Yesus, jika perlu dunia akan melakukan
segala cara untuk membungkam pemberitaan injil dengan segala kebenarannya.
Tetapi dalam kesemuanya itu, dunia tidak akan sanggup memberikan mujizat
kesembuhan terhadap luka yang ditimbulkan oleh pedang/perang oleh tangan-tangan
kotornya sendiri, sementara memiliki persekutuan-persekutuan dengan mereka yang
memegang kekuasaan religius di dunia ini.
Soli Deo Gloria
No comments:
Post a Comment