Oleh: Martin Simamora
Siapakah
Yesus, Apakah Tujuan “Ia Telah Menjadi Manusia”, Mati & Bangkit dari Antara
Orang Mati
Dan setelah Ia
selesai mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di
tempat yang tinggi –Ibrani 1:3
NatGeo- Sermon on the mount |
Ketika siapapun membaca:
Allah
bukanlah
manusia,
sehingga Ia berdusta bukan anak manusia, sehingga Ia menyesal.
Masakan Ia berfirman dan tidak melakukannya, atau berbicara
dan tidak menepatinya?- Bilangan 23:19
Lagi
Sang Mulia dari Israel tidak berdusta
dan Ia tidak
tahu menyesal; sebab Ia
bukan manusia yang harus
menyesal."- 1 Samuel 15:29
Aku tidak akan
melanggar perjanjian-Ku, dan apa yang keluar dari bibir-Ku tidak akan Kuubah-
Mazmur 89:34
Melalui sabda-sabda
semacam ini, Allah ingin menyatakan bahwa sementara Ia menurunkan
sabda-sabdanya ke dalam dunia ini melalui dan kepada manusia-manusia yang mampu
berbicara dan tidak menepatinya atau berjanji dan tidak melakukannya atau
berkata dan bertindak dan kemudian menyesali akan perbuataannya sendiri, Allah
tidak demikian sama sekali! Sabda-sabda
diatas menjadi begitu pentingnya untuk diketahui oleh manusia, bahwa:
-Allah
bukanlah manusia, sehingga berdusta
-Allah
bukanlah anak manusia sehingga Ia menyesal
-Allah
berfirman maka pasti dilakukannya
-Allah
berjanji maka pasti ditepatinya
-Allah
tidak tahu menyesal
-Allah
bukan manusia yang harus menyesali
apapun keputusan dan perbuatan dirinya
(sehingga menjadi dasar penting untuk memahami bagian -bagian Alkitab yang menggunakan kosa kata humanis "menyesal" untuk menunjukan maksud betapa apa yang telah terjadi sebuah kedukaan atau kesedihan yang mendalam bagi Allah kala manusia melakukannya)
Dan hal yang sama diucapkan oleh Yesus.
Perhatikan serangkaian perkataan-perkataan Yesus berikut ini:
Lukas
21:29-33 Lalu Yesus mengatakan
perumpamaan ini kepada mereka: "Perhatikanlah pohon ara atau pohon apa
saja. Demikian juga, jika kamu melihat hal-hal itu terjadi, ketahuilah, bahwa
Kerajaan Allah sudah dekat. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya angkatan ini
tidak akan berlalu, sebelum semuanya terjadi. Langit
dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu."
Jika perkataan Yesus tidak akan
berlalu sementara langit dan bumi akan
berlalu, bukankah itu bermakna Allah bukan manusia, sementara Yesus adalah
manusia??
Matius 5:17- 18 Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum
Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya,
melainkan untuk menggenapinya.
Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi
ini, satu iota atau satu titikpun tidak
akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi.
Jika IA adalah Yang Berfirman dan
Melakukannya, sementara Yesus berkata terhadap hukum Taurat dan Kitab para
nabi: Aku datang untuk mengenapinya dalam ketakbercelaan semacam ini: satu iota
atau satu titikpun tidak akan ditiadakan tetapi “semuanya terjadi” berdasarkan
Aku datang untuk menggenapinya. Bukankah
hanya Allah saja yang dapat menggenapi sabdanya secara tak bercela,
sementara Yesus adalah manusia-bagaimana mungkin ia berkata sebagaimana hanya
Allah saja yang dapat?
Allah
bukan manusia! Tetapi bukankah Alkitab dan umat
Kristen sendiri menyatakan juga bahwa
Yesus dilahirkan oleh seorang dara bernama Maria yang menunjukan bahwa
ia memang benar-benar manusia?! Lalu bagaimana mungkin umat Kristen juga
mempercayai Ia juga Ilahi? Bahwa Ia adalah Allah?! Beginilah Alkitab
pada injil Lukas menjelaskan kelahiran Yesus:
Lukas
1:26-29 Dalam bulan yang keenam Allah menyuruh malaikat Gabriel pergi ke sebuah
kota di Galilea bernama Nazaret, kepada seorang perawan yang bertunangan dengan
seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria. Ketika
malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata: "Salam, hai engkau yang
dikaruniai, Tuhan menyertai engkau." Maria terkejut mendengar perkataan
itu, lalu bertanya di dalam hatinya, apakah arti salam itu. Kata malaikat itu
kepadanya: "Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di
hadapan Allah. Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan
seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus.
Yesus dikatakan sebagai manusia yang
dilahirkan oleh seorang perempuan yang adalah manusia biasa juga. Jadi
memang Yesus adalah manusia. Tetapi, bukankah Allah bukan manusia?!
Sekalipun Yesus dilahirkan dalam kemanusiaan yang
utuh namun disaat yang sama kemanusiaannya tidak tunduk pada kemanusiawian yang
terikat pada hukum-hukum biologis manusia. Hal ini sendiri disuarakan oleh
Maria:
Lukas
1:34 Kata Maria kepada malaikat itu: "Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?"
Bagi Maria, pernyataan malaikat tersebut bukan
saja janggal atau aneh, tetapi mustahil karena mengandung dan melahirkan harus
memenuhi ketentuan hukum biologis yang
bekerja bagi manusia jika hendak memiliki keturunan. Sebagai perempuan saleh,
Maria berkata: “bagaimana hal itu
mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?”
Malaikat tersebut selanjutnya menjelaskan penjelasan terpenting yang bukan hanya
menjawab pertanyaan Maria tetapi akan menjelaskan kemanusiaan seperti apakah
yang dimiliki Yesus. Kemanusiaan sejati
seperti apakah yang dimiliki oleh Yesus. Mari kita memperhatikan penjelasan
teramat penting ini:
Lukas
1:35 Jawab malaikat itu kepadanya: "Roh
Kudus akan turun atasmu dan kuasa
Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan
kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah.
Jawaban dan penjelasan malaikat tersebut tetap
tidak memberikan penjelasan yang rasional selain hanya menyatakan Siapakah
Yesus dan mengapa Ia adalah sebagaimana dinyatakan malaikat tersebut. Coba kita
memperhatikan penjelasan malaikat tersebut, justru menampilkan 3 tokoh yang
terlampau besar untuk menjelaskan bagaimana ia bisa mengandung. Tidak ditemukan
semacam gagasan bayi tabung atau teknologi-teknologi surga yang tetap
melibatkan seorang pria dalam pembuahan, selain Maria akan menerima:
-Roh
Kudus
-Kuasa
Allah Yang Mahatinggi
-Anak
Allah
Mengapa Yesus disebut Anak Allah
sementara Yesus adalah manusia? Apakah
Yesus sebuah bentuk keilahian yang lebih rendah daripada Allah dan Roh
Kudus?
Ini sukar untuk dijelaskan dan
diselami manusia, tak masuk akal!
Tetapi malaikat itu berkata kepada Maria:
Lukas 1:37 Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil."
yang dijawab oleh
Maria:
Lukas 1:38 "Sesungguhnya aku ini
adalah hamba Tuhan; jadilah padaku
menurut perkataanmu itu." Lalu malaikat itu meninggalkan dia.
yang menunjukan bahwa hingga ia
berkata demikian, ia tetap seorang perempuan yang tak sanggup untuk memahami
bahwa ia akan mengandung dan melahirkan seorang bayi sementara ia tak bersuami
dan tak disentuh oleh seorang pria apapun. Maria hanya sanggup berkata dalam
ketakmengertiannya: “aku ini adalah
hamba Tuhan.” Ia hamba karena itu Ia
bukan Tuhan atau bukan pada posisi untuk membantah atau membela diri dan
martabat dirinya dihadapan manusia-tak bersuami namun mengandung?? Ia berkata jadilah
padaku menurut perkataanmu itu.
Sejak saat itulah Maria telah masuk ke dalam apa
yang disebut oleh malaikat itu : engkau
beroleh kasih karunia di hadapan Allah
(Lukas 1:30). Kasih karunia yang tidak terpahaminya selain hanya menjadi hamba
kehendak Tuhan!
Siapakah
Yesus sejak dalam kandungan, dengan demikian? Adakah
penjelasan tanpa spekulasi? Tentang siapakah Yesus sejak dalam kandungan,
malaikat tersebut menyediakannya bagi kita sebagaimana Injil Lukas
mencatatkannya bagi kita:
-Ia
adalah manusia: engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang
anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus-Lukas 1:31
-Ia
adalah Allah: Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi-
Lukas 1:32
Sejak dalam kandungan ia adalah manusia dan ia
adalah Allah yang disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Terminologi Anak Allah
Yang Mahatinggi ini sangat unik karena dengan demikian istilah “Anak” tidak akan menunjukan:
-relasi Yesus yang inferior atau lebih
rendah daripada Allah, karena ia adalah Anak Allah Yang Mahatinggi yang
berelasi dengan Allah Yang Mahatinggi:
“akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi”
(Lukas 1:32)
“kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau” (Lukas 1:35)
-relasi yang bersifat biologis pada “Anak”
tetapi menunjukan kedekatannya yang tak terpisahkan dengan Allah bahkan sejak
detik pertama ia adalah anak manusia sejati dalam kandungan seorang perempuan
bernama Maria, ia memiliki relasi yang tak terpisahkan dengan Roh Kudus dan
Allah:
"Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang
akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak
Allah- Lukas 1:35
Turun kepada Maria sehingga Roh Kudus dan Allah memiliki relasi
yang nyata dengan Yesus sekalipun Ia adalah manusia.
Apa yang baru saja kita baca adalah Yesus
sebagaimana disaksikan didalam Alkitab. Kita baru saja membaca bagaimana
Alkitab menjelaskan Allah bukan manusia masuk kedalam dunia ini dalam rupa
manusia. Surat Ibrani terkait ini
memberikan penjelasan yang sangat
kuat tentang siapakah Yesus itu. Mari
kita memperhatikannya:
Ibrani
1:1-4 Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara
berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi, maka pada
zaman akhir ini Ia telah berbicara
kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan
sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta. Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala
yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan. Dan setelah Ia
selesai mengadakan penyucian dosa,
Ia duduk di
sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi, jauh lebih
tinggi dari pada malaikat-malaikat, sama seperti nama yang dikaruniakan
kepada-Nya jauh lebih indah dari pada nama mereka.
Penjelasan Surat Ibrani ini adalah penjelasan bagi
orang-orang Yahudi Kristen yang dibuka dengan apakah tujuan kelahiran Yesus
sebagai manusia ke dalam dunia ini. Di sini telah menjadi lebih kuat untuk
dikatakan bahwa Yesus memang Anak Allah
Yang Mahatinggi dalam makna bukan
merupakan allah yang lainnya lagi, diluar Allah itu sendiri. Ini ditegaskan dengan menyatakan bahwa Yesus adalah:
-Cahaya
kemuliaan Allah
-Gambar
wujud Allah
Sehingga memang tidak pernah terjadi tritheisme atau
adanya 3 allah yang berbeda satu sama lain, tetapi hanya ada satu Allah saja
yang memiliki penciptaan dan pemerintahan oleh Anak yang datang atau berasal
dari Allah itu sendiri:
“Setelah
pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada
nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi, maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan
perantaraan Anak-Nya, yang telah
Ia tetapkan sebagai yang berhak
menerima segala yang ada”
Siapakah
Yesus terhadap Allah atau apakah Yesus itu sebenarnya?
Beginilah Alkitab pada Surat Ibrani menjelaskannya:
A Ia telah berbicara kepada kita
dengan perantaraan Anak-Nya
Kalau Yesus adalah Allah yang bersabda
kepada manusia dengan mengutus dia yang kemudian dinamai Yesus, maka
jelas sekali hanya ada 1 sabda, 1 kehendak dan 1 pemerintahan. Tidak ada sabda
Yesus dan tidak ada sabda Allah dan apalagi pemerintahan Anak sebagai berbeda
dengan pemerintahan Allah.
Ini sendiri dinyatakan oleh Yesus:
Yohanes 12:49 Sebab Aku berkata-kata bukan dari diri-Ku sendiri, tetapi
Bapa, yang mengutus Aku, Dialah yang memerintahkan Aku untuk mengatakan apa
yang harus Aku katakan dan Aku sampaikan
Yohanes 5:19 Maka Yesus menjawab mereka,
kata-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Anak tidak dapat mengerjakan
sesuatu dari diri-Nya sendiri, jikalau tidak Ia melihat Bapa mengerjakannya;
sebab apa yang dikerjakan Bapa, itu juga
yang dikerjakan Anak.
Yohanes 7:16 Jawab Yesus kepada
mereka: "Ajaran-Ku tidak berasal
dari diri-Ku sendiri, tetapi dari Dia yang telah mengutus Aku.
Yohanes 8:26 akan tetapi Dia, yang
mengutus Aku, adalah benar, dan apa yang
Kudengar dari pada-Nya, itu yang Kukatakan kepada dunia."
Yohanes 8:28 Maka kata Yesus:
"Apabila kamu telah meninggikan Anak Manusia, barulah kamu tahu, bahwa Akulah
Dia, dan bahwa Aku tidak berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri, tetapi Aku berbicara
tentang hal-hal, sebagaimana diajarkan Bapa kepada-Ku.
Yohanes 14:10 Tidak percayakah engkau,
bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku? Apa yang Aku
katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa,
yang diam di
dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaan-Nya.
Relasi Yesus dengan Allah terjadi
sejak sebelum ia memiliki kemanusiaannya di dalam rahim Maria, ibunya, karena
untuk mengatakan Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku, itu sendiri sebuah
kesatuan yang bersifat kekal dan harus
memiliki kekekalan yang sama kekalnya dengan Allah sementara ia memang manusia. Surat Ibrani
sendiri memiliki penjelasan soal Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku dalam
cara yang berbeda namun menunjukan hal yang sama bahwa memang “Aku di dalam
Bapa dan Bapa di dalam Aku” merupakan kebenaran Yesus sebagaimana Ia telah
bersabda:
Ibrani 10:5 Karena itu ketika Ia masuk
ke dunia, Ia berkata: "Korban dan persembahan tidak Engkau
kehendaki--tetapi Engkau telah
menyediakan tubuh bagiku--.
Jika dikatakan Ia masuk ke dunia, maka
Ia
telah ada sebelum Ia ada; bahwa Ia telah ada dalam kekekalan sebelum
Ia sendiri ada di dalam waktu dan tempat dengan memiliki tubuh kemanusiaanya
(materi). Bahwa Ia telah ada sebelum Ia
ada, itu sendiri telah dinyatakan oleh
Yesus:
Yohanes 8:58 Kata Yesus kepada mereka:
"Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah ada."
Yohanes 17: 5 Oleh sebab itu, ya Bapa,
permuliakanlah Aku pada-Mu sendiri dengan kemuliaan yang Kumiliki di hadirat-Mu sebelum dunia
ada.
Yohanes 17:24 …agar mereka memandang
kemuliaan-Ku yang telah Engkau berikan kepada-Ku, sebab Engkau telah mengasihi Aku sebelum dunia
dijadikan.
Yohanes 6:26 Dan bagaimanakah, jikalau
kamu melihat
Anak Manusia naik ke tempat di mana Ia sebelumnya berada?
B.Penyuci Manusia dari kecemaran dan kuasa dosa
Ini hendak menyatakan bahwa Allah
membenci dosa dan dosa mendatangkan penghukuman- dosa bukan hal yang menyukakan
Allah. Ini hendak menyatakan bahwa manusia tidak dapat mendatangkan penyucian atas dirinya sendiri atas dosanya sehingga bisa masuk kedalam hidup yang kekal. “Dan setelah Ia mengadakan penyucian dosa,”
itu menjelaskan apakah tujuan-Nya masuk ke dunia ini dengan tubuh manusia
melalui peristiwa kelahiran alami tetapi tanpa peristiwa biologis yang
bagaimanapun juga tetap memiliki tubuh kemanusiaan sebagaimana yang dimiliki manusia.
Apakah benar, Yesus memiliki kuasa
terhadap dosa manusia-manusia, sementara ia sendiri adalah manusia? Pernahkah Yesus
sekali saja menyatakan Ia dapat mengampuni dosa dan kemudian meluputkannya dari
ketentuan-ketentuan hukum Taurat atau hukum Allah terkait dosa? Mari perhatikan
hal berikut ini:
Markus 2:1-8,10 Kemudian, sesudah
lewat beberapa hari, waktu Yesus datang lagi ke Kapernaum, tersiarlah kabar,
bahwa Ia ada di rumah. Maka datanglah orang-orang berkerumun sehingga tidak ada
lagi tempat, bahkan di muka pintupun tidak. Sementara Ia memberitakan firman
kepada mereka, ada orang-orang datang membawa kepada-Nya seorang lumpuh,
digotong oleh empat orang. Tetapi mereka tidak dapat membawanya kepada-Nya
karena orang banyak itu, lalu mereka membuka atap yang di atas-Nya; sesudah
terbuka mereka menurunkan tilam, tempat orang lumpuh itu terbaring. Ketika
Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu: "Hai
anak-Ku, dosamu sudah diampuni!" Tetapi di situ ada juga duduk beberapa
ahli Taurat, mereka berpikir dalam hatinya: Mengapa orang ini berkata begitu?
Ia menghujat Allah. Siapa yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah
sendiri? Tetapi Yesus segera mengetahui dalam hati-Nya, bahwa mereka berpikir
demikian, lalu Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu berpikir begitu
dalam hatimu?... Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa
mengampuni dosa"
Kita harus memahami bahwa kuasa
mengampuni dosa oleh Yesus disini sekuat dan sekuasa pada Allah ketika
mengampuni dosa seorang manusia. Itu sebabnya saat Yesus berkata demikian, para
ahli Taurat segera berpikir bahwa Yesus
telah menghujat Allah, karena hanya Allah yang mengampuni dosa manusia!
Siapakah
Yesus? Menjelaskannya lebih dari sekedar kompleks karena
tidak ada satu bentuk intelektualitas yang dapat menerima kebenaran semacam ini.
Para ahli Taurat telah membuktikannya: Siapa
yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah sendiri?
Apakah
Yesus Allah? Tapi
mengapa Ia manusia juga? Problemnya, Yesus tidak pernah menyatakannya
secara terbuka dan berulang-ulang. Apa yang Yesus tunjukan hanyalah bukti-bukti
yang lebih kuat dari perkataan, yaitu perbuatannya yang menyimpulkan
sebagaimana penghakiman para ahli taurat: siapa yang dapat mengampuni dosa
selain dari pada Allah sendiri!
Apakah Ia Allah? Ini bukan jawaban
yang sederhana karena harus merujuk pada siapakah Yesus sendiri dan bagaimana
Ia sendiri menyatakan dirinya kepada dunia selama ia ada di dunia dan tinggal
di tengah-tengah manusia. Mari kita memperhatikan penjelasan Surat Ibrani
berikut ini:
Ibrani 2:7 Namun Engkau telah membuatnya untuk waktu yang
singkat sedikit lebih rendah dari pada
malaikat-malaikat, dan telah memahkotainya dengan kemuliaan dan
hormat,
Ibrani 2:9 Tetapi Dia, yang untuk waktu
yang singkat dibuat sedikit lebih rendah
dari pada malaikat-malaikat, yaitu Yesus, kita lihat, yang oleh
karena penderitaan maut, dimahkotai dengan kemuliaan dan hormat, supaya oleh
kasih karunia Allah Ia mengalami maut bagi semua manusia.
Ibrani 2:14 Karena anak-anak itu
adalah anak-anak dari darah dan daging, maka Ia juga menjadi sama dengan mereka dan
mendapat bagian dalam keadaan mereka, supaya oleh kematian-Nya Ia
memusnahkan dia, yaitu Iblis, yang berkuasa atas maut;
Menjawab apakah Ia Allah, tak terlepas
dari siapakah
ia sementara ia adalah manusia! Surat Ibrani kepada orang-orang
Yahudi memberikan penjelasan mahapenting terkait kemanusiaan Yesus:
1.
Dan ketika Ia membawa pula Anak-Nya yang
sulung ke dunia, Ia berkata: "Semua malaikat Allah harus menyembah
Dia."- Ibrani 1:6
2.
Karena
itu ketika Ia masuk ke dunia, Ia
berkata: "Korban dan persembahan tidak Engkau kehendaki--tetapi Engkau telah menyediakan tubuh bagiku--.Ibrani
10:5
3.
Namun
Engkau telah membuatnya untuk waktu yang singkat sedikit lebih
rendah dari pada malaikat-malaikat- Ibrani 2:7
Siapakah
ia sementara ia adalah manusia menjadi sangat penting ketimbang mengejar
membabi buta apakah ia adalah Allah,
karena sentral pemberitaan Alkitab sendiri adalah: Allah mengutus-Nya menjadi
manusia. Seketika anda menyadari bahwa sentral pemberitaan Alkitab adalah Allah
mengutusnya menjadi manusia maka segera anda akan begitu sukar untuk secara
membabi buta mengejar penjelasan super lugas bahwa ia adalah Allah. Kerena
harus disadari bahwa tujuan kedatangannya kedalam dunia ini bukan agar manusia
secara gampang mengenali ia adalah Allah sekalipun ia adalah Anak Allah yang
Mahatinggi. Mari kita memperhatikan hal-hal
yang menunjukan bahwa Ia memang diutus dalam sebuah keadaan yang lebih
rendah untuk menunjukan bahwa Ia adalah Allah:
1.Allah memang membawa Anak-Nya ke dalam
dunia dalam kedaan yang lebih rendah untuk memungkinkannya dikenali sebagai
Allah: “Ketika Ia masuk ke dunia, engkau telah
menyediakan tubuh bagiku.” Ini menunjukan keadaan lebih rendah
bukanlah kehakikatan kekal padanya, sebagaimana Yesus sendiri telah
menyatakannya:
Yohanes 17: 5 Oleh sebab itu, ya Bapa,
permuliakanlah Aku pada-Mu sendiri dengan kemuliaan yang Kumiliki di hadirat-Mu sebelum dunia
ada.
Yohanes 17:24 …agar mereka memandang
kemuliaan-Ku yang telah Engkau berikan kepada-Ku, sebab Engkau telah mengasihi Aku sebelum dunia
dijadikan.
Yohanes 6:26 Dan bagaimanakah, jikalau kamu melihat Anak
Manusia naik ke tempat di mana Ia sebelumnya berada?
Kita
harus secara jujur menyatakan bahwa memang akan terjadi ketegangan yang tak
mudah bagi siapapun untuk menerima kebenaran semacam ini, sebab memahami kemanusiaan Yesus sebagai akibat: “Engkau telah membuatnya untuk waktu yang singkat sedikit
lebih rendah dari pada malaikat-malaikat” akan begitu
mustahil untuk diterima kecuali konflik-konflik bagi manusia semacam ini
dilepaskan saja. Yesus secara terbuka menunjukan konflik ini sebagai hal yang
otentik sekali kala berkata: “bagaimanakah jikalau kamu melihat Anak
Manusia naik ke tempat di mana Ia sebelumnya berada?” Yang menunjukan adanya
sebuah kesementaraan pada kerendahan Yesus dalam kemanusiaannya yang ternyata
memiliki ketinggian yang tak mungkin diterima atau dimengerti oleh manusia!
2.
Keadaan lebih rendah itu adalah memiliki
tubuh sebagaimana manusia: ‘Karena anak-anak itu adalah anak-anak dari
darah dan daging, maka Ia juga menjadi sama dengan mereka dan mendapat bagian
dalam keadaan mereka” (Ibrani 2:14).
Maka lengkaplah Ia semakin sukar
untuk dikenali sebagai Allah, sebab “tubuh yang dipersiapkan Allah bagi-Nya
saat masuk ke dalam dunia” ternyata didesain
Allah sedemikian rupa sehingga Yesus sama dengan mereka dan mendapat
bagian dalam keadaan mereka. Terkait ini, bahkan Yesus
mengajarkannya setelah Ia bangkit dari kematian:
Lukas
24:36- Dan sementara mereka bercakap-cakap tentang hal-hal itu, Yesus tiba-tiba
berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata kepada mereka: "Damai
sejahtera bagi kamu!" Mereka terkejut dan takut dan menyangka bahwa mereka
melihat hantu. Akan tetapi Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu
terkejut dan apa sebabnya timbul keragu-raguan di dalam hati kamu? Lihatlah tangan-Ku dan kaki-Ku:
Aku sendirilah ini; rabalah
Aku dan lihatlah, karena
hantu tidak ada daging dan tulangnya,
seperti yang kamu lihat ada pada-Ku."
Apa
yang kita saksikan di sini adalah Yesus sedang mengkomunikasikan dengan
tubuhnya yang dapat mengalami kematian dan kehancuran tentang kebangkitannya
dengan menunjukan suratan yang telah
ditorehkan kematian kepada tubuhnya yang telah menang dari kematian itu
sendiri. Itu sebabnya Ia berkata:
-lihatlah tanganku
-lihatlah kakiku
-rabahlah aku
-aku ada daging
-aku ada tulangnya
Sebagaimana
juga pada peristiwa ini:
Yohanes
20:27 Kemudian Ia berkata kepada
Tomas: "Taruhlah jarimu
di sini dan lihatlah
tangan-Ku, ulurkanlah
tanganmu dan cucukkan ke dalam
lambung-Ku dan jangan engkau tidak
percaya lagi, melainkan percayalah."
Apakah pemberitaan termulia dan
terakbar dan pada apakah ditintakan, siapakah yang
menintakannya dan siapakah pemberitanya? Tak terbantahkan lagi jawabannya
secara berurutan adalah:
-kematian
dan kebangkitannya dari antara orang mati
-pada
tubuhnya
-maut
dan kematian sebagaimana telah disabdakan Yesus sebelumnya
-Yesus
yang sebelumnya telah mati dan dikuburkan namun sekarang telah bangkit
Saya
ingin menyatakan, bahwa sentralitas pemberitaan Yesus bukanlah manusia yang tak bersalah namun
dikorbankan atau dikambinghitamkan, namun ia tetap setia pada Allah sehingga ia
terbukti adalah manusia yang suci atau manusia martir atau manusia yang ilahi. Bukan itu sama sekali! Mengapa?
Karena hanya tubuh Yesus saja yang
sanggup masuk ke dalam kematian dan menaklukannya dan menuliskan apa yang menimpa tubuhnya selama ia berada
dalam kematian, tepat pada tubuhnya sendiri. Inilah tubuh yang bersabda kepada
manusia, bukan lagi perkataan Yesus tetapi tubuhnya menyabdakan sendiri kepada
manusia-para muridnya bagaimana Ia telah mengalahkan maut sekalipun maut itu
sanggup meremukan tubuhnya. Sekali lagi perhatikan bagaimana Yesus memberikan
tubuhnya sendiri untuk bersabda kepada para muridnya:
"Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tangan-Ku, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambung-Ku dan
jangan engkau tidak percaya lagi,
melainkan percayalah."
Itu
sebabnya menjadi sama seperti manusia ketika dikenakan pada Yesus harus
dijelaskan sebagaimana Yesus dan tubuhnya
telah menjelaskan. Ia sama seperti manusia tidak ada kaitannya dengan
kualitas-kualitas dosa yang bekerja pada tubuh manusia. Sekalipun ia sama
dengan manusia sehubungan dengan tubuhya itu, itu semua sama sekali tidak boleh
dilepaskan oleh ketakberdayaan Yesus
untuk menjadi semacam allah lain yang lebih rendah dari Allah dan dapat berfirman
dan bertindak pada dirinya sendiri:
Yohanes 14:10 Tidak percayakah engkau, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku? Apa yang Aku
katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa,
yang diam di
dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaan-Nya.
Harus dikatakan bahwa penjelasan
Yesus pada Yohanes 14:10 adalah
penjelasan tunggal untuk memahami apakah
yang dimaksudkan dengan:
Ibrani 2:14 Karena anak-anak itu
adalah anak-anak dari darah dan daging, maka Ia juga menjadi sama dengan mereka dan
mendapat bagian dalam keadaan mereka
Bukan sama sekali menunjukan sebagaimana manusia dikuasai dosa maka Yesus
pun karena tubuhnya itu pun masuk ke dalam
keadaan dikuasai dosa sehingga ia sendiri harus berjuang mati-matian
untuk menaklukan dosa. Jika demikian maka kematiannya tidak mungkin sama sekali
diasosiasikan dengan:
Ibrani 2:14 … Ia juga menjadi sama dengan mereka dan
mendapat bagian dalam keadaan mereka, supaya
oleh kematian-Nya Ia memusnahkan dia, yaitu Iblis, yang berkuasa atas maut;
Karena PENYUCIAN DOSA dikaitkan dengan
MEMUSNAHKAN IBLIS YANG BERKUASA ATAS MAUT maka hanya jika tubuh Yesus dan Yesus
sendiri tidak dalam pemerintahan maut, ia dapat mengalahkan maut SAAT IA
SENDIRI MATI dalam KUBUR, bukan pada saat Ia bangkit. Bukankah Maut dan
Pemerintahan Maut dan Kemenangan Yesus ditorehkan oleh maut dan kuasa
kebangkitan pada tubuh yang telah terlebih dahulu menjadi mayat dan dikuburkan?
Bukankah Yesus memberitakannya dengan tubuh yang dipenuhi berita kematian dan
berita kebangkitannya?!
Dan Yesus sendiri telah memberitakan
kebenaran ini secara tajam:
Yohanes 12:23-24 Tetapi Yesus menjawab
mereka, kata-Nya: "Telah tiba saatnya Anak
Manusia dimuliakan. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam
tanah dan mati, ia tetap satu biji saja;
tetapi jika ia
mati, ia akan menghasilkan banyak buah.
Yohanes 12:27 Sekarang jiwa-Ku terharu
dan apakah
yang akan Kukatakan? Bapa, selamatkanlah
Aku dari saat ini? Tidak, sebab untuk itulah Aku datang ke dalam saat ini.
Jika Ia Allah, masakan bisa mati? Allah
tidak bisa dan mustahil mati tetapi isu utamanya bukan “masakan Tuhannya
Kristen bisa mati? Bukan itu! Tetapi bagaimana Allah mendesain penebusan
manusia di dalam kekekalan bersama Roh
Kudus dan Anak melalui kematian Anak karena dikenakan Allah dengan tubuh
manusia yang telah dipersiapkannya. Jadi ketika Yesus berkata “untuk itulah Aku
datang ke dalam saat ini,” Ia tidak sedang menyatakan Tuhan bisa mati
sebagaimana manusia, tetapi Ia datang dalam desain dan kehendak Bapa untuk menggenapi
apapun yang telah dituliskan Allah didalam Kitab Suci.
Bukan Tuhan yang bisa mati! Tak pernah
diberitakan Alkitab secara demikian. Tetapi Ia adalah Sang Firman yang dibuat
Allah dalam sementara waktu menjadi sama dengan manusia agar dapat mengalami
kematian yang menaklukan pemerintahan iblis:
Ibrani 2:9- Tetapi Dia, yang untuk waktu yang singkat dibuat sedikit
lebih rendah dari pada malaikat-malaikat, yaitu Yesus, kita lihat, yang
oleh karena penderitaan maut, dimahkotai dengan kemuliaan dan hormat, supaya oleh kasih karunia Allah
Ia mengalami maut bagi semua
manusia
Ibrani 2:14 Karena anak-anak itu
adalah anak-anak dari darah dan daging, maka Ia juga menjadi sama dengan mereka dan
mendapat bagian dalam keadaan mereka,
supaya
oleh kematian-Nya
Ia memusnahkan
dia, yaitu Iblis,
yang berkuasa atas maut;
Hanya yang berdarah dan berdaging yang
dapat mati! Tetapi Yesus berbeda sama sekali sekalipun sama karena dalam
keadaan yang sama seperti manusia, ia dalam kematiannya MEMUSNAHKAN IBLIS.
Ini benar sekali, karena Yesus sendiri
mengaitkan Ia datang untuk mati dikaitkannya dengan KEBANGKITAN dan PENAKLUKAN
IBLIS DALAM KEMATIAN:
Yohanes 12:31 Sekarang berlangsung
penghakiman atas dunia ini: sekarang
juga penguasa dunia ini akan dilemparkan ke luar;
Yohanes 12:32 dan Aku, apabila Aku ditinggikan dari bumi,
Aku akan menarik
semua orang datang kepada-Ku." Ini dikatakan-Nya untuk
menyatakan bagaimana caranya Ia akan
mati.
Allah
bukan manusia! Itu sebuah kebenaran absolut. Tetapi
secara bersamaan kita harus memahami ketika Allah merendahkan Ia yang dibawanya
masuk ke dalam dunia dengan memberikannya tubuh manusia, tidak bermakna Allah
adalah manusia! Karena tidak ada ada satupun manusia yang berjuang
mati-matian menjadi Allah dapat
memiliki kuasa menaklukan iblis tepat pada saat ia sendiri mengalami kematian dan lalu dengan tubuhnya sendiri yang telah
mengalami kematian,
mengalami kubur, mengalami menaklukan iblis dalam kematian,
memiliki kebangkitan
menjadikan tubuhnya sebagai penyabda
kebenarannya itu sendiri!
Itu sebabnya Yesus
sendiri adalah sebagaimana firman ini telah bersabda:
Allah
bukanlah
manusia,
sehingga Ia berdusta bukan anak manusia, sehingga Ia menyesal.
Masakan Ia berfirman dan tidak melakukannya, atau berbicara
dan tidak menepatinya?- Bilangan 23:19
Hal ini pun menjadi
momentum penting untuk dijelaskan Yesus. Menjelaskan kebenaran ini:
Lalu
jawab orang banyak itu: "Kami
telah mendengar dari hukum Taurat, bahwa Mesias tetap hidup
selama-lamanya; bagaimana mungkin Engkau mengatakan, bahwa Anak Manusia harus
ditinggikan? Siapakah Anak Manusia itu?"- Yohanes 12:34
Kepada
para murid-muridnya:
Lukas
24:19-21 "Apa yang terjadi dengan Yesus orang Nazaret. Dia adalah seorang
nabi, yang berkuasa dalam pekerjaan dan perkataan di hadapan Allah dan di depan
seluruh bangsa kami. Tetapi imam-imam kepala dan pemimpin-pemimpin kami telah
menyerahkan Dia untuk dihukum mati dan mereka telah
menyalibkan-Nya. Padahal kami dahulu
mengharapkan, bahwa Dialah yang datang untuk
membebaskan bangsa Israel. Tetapi sementara itu telah lewat tiga
hari, sejak semuanya itu terjadi.
Lukas
24:25 Lalu Ia berkata kepada mereka: "Hai kamu orang bodoh, betapa
lambannya hatimu, sehingga kamu tidak percaya segala sesuatu, yang telah
dikatakan para nabi! Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk ke
dalam kemuliaan-Nya?" Lalu Ia menjelaskan
kepada mereka apa yang tertulis tentang
Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai
dari kitab-kitab Musa dan segala
kitab nabi-nabi.
Apakah Yesus telah
berdusta karena Ia telah gagal menjadi Mesias bahkan mati? Ataukah semua telah
gagal untuk memahami bahwa Mesias harus mengalami kematian dengan tujuan
sebagaimana telah disaksikan oleh kitab Suci? Sebagaimana dinyatakan Yesus:
Lukas
24:44 Ia berkata kepada mereka: "Inilah perkataan-Ku, yang telah Kukatakan
kepadamu ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu, yakni bahwa harus digenapi
semua yang ada tertulis tentang Aku dalam
kitab Taurat Musa dan kitab nabi-nabi dan kitab Mazmur."
Yesus
mati dalam kemanusiaannya, tetapi ia tidak mati sebagaimana manusia pada umumnya karena
kematiannya memiliki maksud untuk menghasilkan kehidupan kepada siapa yang
percaya, menerima dan hidup bagi Yesus berdasarkan hidup yang telah diberikan
kepadanya, hidup yang lepas dari pemerintahan maut:
Yohanes
5:24-25 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku
dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan
tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup. Aku
berkata kepadamu: Sesungguhnya saatnya akan tiba dan sudah tiba, bahwa
orang-orang mati akan mendengar suara Anak Allah, dan mereka yang mendengarnya,
akan hidup.
Tujuan
Allah terhadap Yesus sangat erat kaitannya dengan mengapa Ia menjadi manusia
dan mengapa Ia harus mengalami kematian yang mengucurkan darah di salib itu.
Surat Ibrani kepada jemaat Tuhan yang adalah orang-orang Yahudi
menjelaskannya begini:
Ibrani
9: 11-28 Tetapi Kristus telah datang sebagai Imam Besar untuk hal-hal yang baik
yang akan datang: Ia telah melintasi kemah yang lebih besar dan yang lebih
sempurna, yang bukan dibuat oleh tangan manusia, --artinya yang tidak termasuk
ciptaan ini, - dan Ia telah masuk satu kali untuk
selama-lamanya ke dalam tempat yang kudus bukan dengan membawa darah domba
jantan dan darah anak lembu, tetapi dengan membawa darah-Nya sendiri. Dan
dengan itu Ia telah mendapat kelepasan yang kekal. Sebab, jika darah domba
jantan dan darah lembu jantan dan percikan abu lembu muda menguduskan mereka
yang najis, sehingga mereka disucikan secara lahiriah, betapa
lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diri-Nya
sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat, akan menyucikan
hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat
beribadah kepada Allah yang hidup. Karena itu Ia adalah
Pengantara dari suatu perjanjian yang baru, supaya mereka yang telah terpanggil
dapat menerima bagian kekal yang dijanjikan, sebab Ia telah mati untuk menebus
pelanggaran-pelanggaran yang telah dilakukan selama perjanjian yang pertama. Sebab
di mana ada wasiat, di situ harus diberitahukan tentang kematian pembuat wasiat
itu. Karena suatu wasiat barulah sah, kalau pembuat wasiat itu telah mati,
sebab ia tidak berlaku, selama pembuat wasiat itu masih hidup. Itulah sebabnya,
maka perjanjian yang pertama tidak disahkan tanpa darah. Sebab sesudah Musa
memberitahukan semua perintah hukum Taurat kepada seluruh umat, ia mengambil
darah anak lembu dan darah domba jantan serta air, dan bulu merah dan hisop,
lalu memerciki kitab itu sendiri dan seluruh umat, sambil berkata: "Inilah
darah perjanjian yang ditetapkan Allah bagi kamu." Dan
juga kemah dan semua alat untuk ibadah dipercikinya secara demikian dengan
darah. Dan hampir segala sesuatu disucikan menurut hukum Taurat dengan darah,
dan tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan. Jadi segala sesuatu yang
melambangkan apa yang ada di sorga haruslah ditahirkan secara demikian, tetapi
benda-benda sorgawi sendiri oleh persembahan-persembahan yang lebih baik dari
pada itu. Sebab
Kristus bukan masuk ke dalam tempat kudus buatan tangan manusia yang hanya
merupakan gambaran saja dari yang sebenarnya,
tetapi ke dalam sorga sendiri untuk menghadap hadirat Allah guna kepentingan
kita. Dan Ia bukan masuk untuk berulang-ulang mempersembahkan diri-Nya
sendiri, sebagaimana Imam Besar setiap tahun masuk ke dalam tempat
kudus dengan darah yang bukan darahnya sendiri. Sebab jika demikian Ia harus
berulang-ulang menderita sejak dunia ini dijadikan. Tetapi sekarang Ia
hanya satu kali saja menyatakan diri-Nya, pada zaman akhir untuk menghapuskan
dosa oleh korban-Nya. Dan sama seperti manusia ditetapkan untuk
mati hanya satu kali saja, dan sesudah itu dihakimi, demikian pula Kristus
hanya satu kali saja mengorbankan diri-Nya untuk menanggung dosa
banyak orang. Sesudah itu Ia akan menyatakan diri-Nya sekali lagi
tanpa menanggung dosa untuk menganugerahkan keselamatan kepada mereka, yang menantikan Dia.
Yesus,
kemanusiaannya, kematian dan kuasa serta tujuannya, kebangkitan dan kenaikannya
hanya tersedia didalam kebenaran yang dinyatakan Yesus sendiri dan disebarkan
oleh para rasulnya. Itulah sebabnya dalam salah sebuah epistelnya, rasul
Yohanes memulainya dengan memberitakan kemanusiaan Yesus, tubuh kematian dan
tubuh kebangkitannya sebagai sumber sabda satu-satunya yang benar, ilahi dan
kudus:
1
Yohanes 1:1 Apa yang telah ada sejak semula,
yang telah kami dengar, yang telah
kami lihat dengan mata kami, yang telah
kami saksikan dan yang telah kami raba dengan tangan kami tentang Firman
hidup--itulah yang kami tuliskan kepada kamu.
tidak ada kebenaran diluar sabda Yesus sendiri mengenai dirinya sendiri!
Soli
Deo Gloria
No comments:
Post a Comment