Oleh: Martin Simamora
“jika
engkau ke kiri, maka aku ke kanan, jika engkau ke kanan, maka aku ke kiri”
Kredit foto: news.uchicago.edu |
Terkadang manusia
membuat pilihan-pilihan yang tak bijaksana, pilihan-pilihan yang tidak
mendatangkan hal-hal signifikan dalam hidupnya, malahan menggiring mereka
kepada tragedi demi tragedi. Tetapi dalam hal itupun mereka tidak tahu apapun,
sebab tak satupun manusia mau menjemput tragedi. Seorang anak pergi bersama dengan temannya,
mengendari sepeda motor dan si anak tidak tahu kalau temannya sedang berada di bawah pengaruh obat-obatan atau alkohol
dan berakhir pada sebuah kecelakaan
tragis, keduanya meniggal dunia. Atau, pada lain peristiwa, seorang anak gadis
memutuskan untuk meminum minuman dengan kadar alkohol ringan-berpikir itu aman
bagi dirinya sebagaimana biasanya-yang mengakibatkan dirinya kehilangan
keawasan secara lambat laun, ia,singkat cerita, hamil dan terkena penyakit
menular seksual. Kita melihat di sini, dari segelintir contoh sederhana ini,
nyata terlihat betapa keputusan-keputusan kecil dapat memberikan
konsekuensi-konsekuensi signifikan. Saya katakan keputusan-keputusan kecil, karena pada umumnya
memang terlihat sama sekali tidak berbahaya. Ya… seperti menyantap
makanan-makanan lezat yang membuat tubuh menjadi kegemukan karena juga tidak
memiliki kebiasaan berolah raga atau pola hidup sehat, kemudian mengalami sakit
jantung. Bagaimana kita dapat melindungi diri kita sendiri dari membuat
pilihan-pilihan salah. Lebih sukar lagi, sebab banyak pilihan-pilihan tersebut
adalah hal sepele dan sama sekali tidak terlihat salah, namun memberikan konsekuensi-konsekuensi
fatal bagi kehidupannya sendiri.
Kita membuat
pilihan-pilihan, kerap, untuk tujuan lebih baik atau untuk mengatasi problem.
Sebuah problem memerlukan keputusan untuk menghasilkan sebuah aksi yang dapat
membebaskan manusia dari problem-problemnya. Dan manusia memiliki kebijaksanaan dan pengetahuan untuk membuat
keputusan terhadap sebuah masalah. Mari kita melihat kasus ini: