.thebiblestory.com: Queen Esther Volume 6, page 146 The king held out his golden scepter. Then Queen Esther knew that she was welcome in the court. |
Kisah ini bagaikan kisah Cinderella. Ester mencuri hati raja. Ester menjadi ratunya. Seorang yatim Yahudi yang tak terkenal, seorang anak dari orang dalam pembuangan, orang yang dikalahkan, ditinggikan ke tempat yang paling tinggi yang dapat diraih oleh wanita manapun di seluruh dunia pada masa itu. Ini bukanlah sebuah kebetulan. Ada sebuah kuasa yang bekerja yang lebih besar dari Ahasyweros, benar bukan?
Bacalah Bagian sebelumnya :
Ada sebuah kuasa yang bekerja untuk mengadakannya, yang mengorkestrasi tujuan-tujuannya melalui kasih penguasa. Secara menyolok melalui keseluruhan proses ini, Ester menjaga rahasia keyahudiannya. Mordecai memberitahukan kepadanya untuk melakukan hal itu karena ada begitu banyak anti semitisme di Imperium Persia. Anda dapat melihat hal ini dalam bab 4, ayat 6. Ester hanya akan mengungkapkan dirinya seorang Yahudi, tetapi hanya pada saat yang sangat penting dan diperlukan.
Jadi Ester telah dipilih menjadi ratu. Dia kini beralih dari seorang gadis Yatim Yahudi kecil dan tak terkenal menjadi ratu, dan ini didorong dengan kecantikan parasnya dan pesonanya. Tak lama setelah Ester dimahkotai, dan disinilah kisah Ester semakin menarik, sepupunya Mordecai sedang duduk di pintu masuk istana. Dia bertahan disekitar istana; mengapa dia disana menurutmu? Siapakah yang membesarkan Ester? Mordecai, dia peduli dengan Ester.
Dan karena itulah dia selalu ada di sekitar istana untuk mendapatkan berita apapun yang dapat dia dari dia dan tentang dia. Dan selagi dia berada di sekitar istana, ayat 21 memberitahukan kepada kita, 2 sida-sida/kasim raja, Bigtan dan Teres, para penjaga pintu, menjadi sangat marah dan berupaya untuk melakukan hal yang jahat pada raja Ahasyweros.
Mordecai mendengarkan sebuah rencana, sebuah rencana untuk membunuh raja, untuk mematikan raja. Para perencana ini adalah para pejabat kerajaan yang menjaga kawasan pribadi raja. Mereka memiliki akses menuju raja dan dapat dengan segera membunuh raja. Mereka ini sangat marah. Berangkali mereka marah karena apa yang baru saja terjadi pada Wasti.
Apapun penyebabnya telah membuat mereka begitu geramnya, mereka merencanakan untuk membunuhnya dan Mordecai bertepatan mendengarkannya. Hal ini menunjukan kepada kita bahwa Mordecai sepertinya telah mendapatkan sebuah tempat didalam istana dimana dia dapat mendengarkan percakapan semacam ini, yang merupakan indikasi bagus sehingga dia dapat memiliki semacam posisi resmi yang menonjol didalam pemerintahan kerajaan, berangkali sebuah posisi yang dimintakan Ester baginya.
Ketika Mordecai mengamati adanya rencana melawan raja, dia segera melaporkannya. Pesan ini kemudian disadari menjadi begitu penting bagi Mordecai yang memberitahukannya kepada Ester, dan Ester telah memberitahukan kepada raja atas nama Mordecai. Dan ketika sebuah penyelidikan dilakukan terhadap laporan ini, dan mengkonfirmasi kebenarannya, kedua kasim itu digantung pada sebuah tiang gantungan. Dan dengarkan ini,"Dan peristiwa itu dituliskan di dalam kitab sejarah, di hadapan raja" (Ester 2:23). Orang-orang Persia selalu mencatat setiap hal tanpa ada yang terlewatkan.
Itu sebabnya mengapa kita mengetahui begitu banyak tentang kisah mereka. Dan para pencatat sejarah raja telah mencatat apa yang telah terjadi--rencana pembunuhan itu--yang telah terdengar oleh Mordecai, sehingga Mordecai memberitahukan hal tersebut kepada Ester, dan Ester telah memberitahukannya kepada raja, dan nyawa sang raja terselamatkan, dan dua konspirator itu telah digantung. Tindakan-tindakan Mordecai kemudian dituliskan dalam catatan raja.
Mengapa mereka melakukan pencatatan? Karena hal-hal semacam ini harus diberi penghargaan dan raja-raja mengetahui hal ini. Kesetiaan harus diganjar dengan penghargaan sebesar ketidaksetiaan harus diganjar dengan penghukuman. Dan dimasa mendatang, akan tiba saatnya ketika orang ini akan diberikan penghargaan karena menyelamatkan nyawa raja.
Seperti semua monarki purba, Ahasyweros dengan seksama menghormati dan menghargai mereka yang telah memperlihatkan kesetiaan kepadanya. Begitulah dia menjaga kesetiaan semacam ini. Dan agar dapat melakukan hal itu dan melakukannya dengan benar, mereka selalu menyimpan sebuah catatan yang berisikan tindakan-tindakan berani dan pengabdian khusus yang dilakukan bagi monarki.
Inilah keseluruhan isi Ester bab 2. Anda memasuki bab 3 dan anda diperkenalkan dengan tokoh utama berikutnya dalam kitab ini, seorang pria bernama Haman. Ini adalah seorang pria yang diagungkan oleh raja, seorang yang cakap, seorang Persia, seorang yang telah ditinggikan melampaui pangeran/penguasa dan pejabat-pejabat kerajaan lainnya.
Tetapi ada sesuatu yang sangat menarik mengenai Haman ini dan inilah kunci untuk keseluruhan kisah Ester. Dia adalah orang Agag. Dikatakan dalam Ester 3:1-10; hal ini kembali dikatakan dalam bab 8; kembali dikemukakan dalam bab 9, "Haman, orang Agag." Tentang hal ini selalu diulangi. Ini bukanlah keterangan kecil. Inilah sumber kebencian Haman terhadap Mordecai dan kebenciannya terhadap orang-orang Yahudi.
Untuk memahami mengapa penting untuk mengetahui bahwa Haman seorang Agag, mati kita mundur kebelakang sedikit. Mari kita kembali ke seribu tahun lampau, atau hampir seribu tahun, ke masa keluarnya Israel dari Mesir. Orang-orang Israel keluar dari Mesir sekitar tahun 1445 BC jadi hampir sekitar seribu tahun sebelumnya. Dan orang-orang Israel diserang oleh orang-orang Amalekh dalam bab 17 kitab Keluaran, ingat nama ini? Orang-orang Amalekh menyerang mereka. Orang-orang Amalekh adalah keturunan Esau, seseorang yang menjual hak kelahirannya. Karena orang-orang Amalekh menyerang orang-orang Yahudi, Tuhan mengutuk orang-orang Amalekh dan kutuk Tuhan dalam Ulangan 25 berkata," Suatu hari mereka akan dilenyapkan (Ulangan 25:19)." Tuhan memperkatakan sebuah kutuk atas orang-orang Amalekh. Tuhan, Tuhan Israel mengucapkan sebuah kutuk pada orang-orang Amalekh.
Empat abad kemudian, Raja Saul menaklukan orang-orang Amalekh--anda ingat kisah ini dalam 1 Samuel--dan dia menangkap rajanya bernama Agag, raja orang Amalekh.
The Prophet Samuel Hacks Up King Agag |
Saul membiarkan Agag hidup. Dan Saul menimbulkan ketidaksenangan Tuhan, dan atas tindakannya itu dan karena hal-hal lainnya, perbuatan-perbuatannya yang tidak menyenangkan Tuhan maka takhtanya telah disingkirkan dari keluarganya dan nabi Samuel masuk. Dan anda ingat apa yang telah diperbuat nabi Samuel terhadap Agag? 1 Samuel 15,"Samuel mencincang Agag (pada ayat 33)." Dan walaupun hampir satu milenium telah berlalu semenjak kutukan itu, dan ratusan tahun telah berlalu semenjak pencincangan Agag hingga mati, Haman tahu sejarah keluarganya dan dia tahu bahwa pelakunya adalah seorang pria Yahudi, seorang nabi Yahudi yang bernama Samuel, yang telah memotong-motong raja moyangnya berkeping-keping.
Bersambung : Bagian 4
Esther :For Such a Time As This, by John Mac Arthur | diterjemahkan oleh : Martin Simamora
No comments:
Post a Comment