Relevansi Kebaikan Tuhan
Kebaikan Tuhan adalah
sebuah kebenaran yang mengubahkan
hidup. Mari kita menyimpulkan dengan
mempertimbangkan sejumlah cara kebaikan Tuhan yang pastinya bersinggungan dengan sikap-sikap dan
tindakan kita.
(1) Kebaikan Tuhan
adalah sebuah sifat dasar yang
terkandung didalam setiap atribut Tuhan
lainnya.
Murka Tuhan adalah baik. Kekudusan Tuhan
adalah baik. Kebenaran Tuhan adalah
baik. Tuhan itu baik dalam seluruh
diri-Nya. Tidak ada hal yang
tidak baik mengenai Tuhan. Tidak ada maksud Tuhan bagi anak-anak-Nya
yang tidak baik. Tuhan memberikan kepada
anak-anak-Nya hanya apa yang baik. Dan Dia tidak menahan apapun yang baik dari
kita. Tuhan itu baik, dan Dia bekerja dalam kehidupan kita untuk hal baik. Tidak ada hal yang Tuhan buat yang
tidak baik, tidak ada yang Tuhan kerjakan hal yang tidak baik.
Bacalah bagian terdahulu :
KUASA TUHAN (1) :"Karena Tuhan Menghajar Orang Yang Dikasihi-Nya, Dan Ia Menyesah Orang Yang Diakui-Nya Sebagai Anak"
[Akan
ada sejumlah orang yang merujuk pada
teks seperti dalam Ayub 2:10 yang berbunyi : “Tetapi jawab Ayub
kepadanya: "Engkau berbicara seperti perempuan gila! Apakah kita mau
menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk?"
Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dengan bibirnya. Kadang kala didalam Alkitab dimana “baik”
merujuk pada sukses atau makmur, dan “jahat” digunakan untuk merujuk kegagalan,
kesulitan atau penderitaan. Tuhan secara berdaulat memilih untuk memberikan
kemakmuran pada seseorang dan kesulitan
pada yang lainnya. Tetapi tidak pernah Tuhan menjadi perancang kejahatan , Yakobus 1:13-17 :” Apabila
seorang dicobai, janganlah ia berkata: "Pencobaan ini datang dari
Allah!" Sebab Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat, dan Ia sendiri
tidak mencobai siapapun. Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya
sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya. Dan apabila keinginan itu telah
dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan
maut. Saudara-saudara yang kukasihi, janganlah sesat! Setiap pemberian yang
baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari
Bapa segala terang; pada-Nya tidak ada perubahan atau bayangan karena
pertukaran]
Kita harus membawa kebenaran kebaikan Tuhan
ini satu langkah lagi. Tuhan tidak
mengizinkan hal yang tidak baik
terjadi pada orang Kristen. Kita mengenal baik ayat berikut ini :
Roma 8:28
Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.
Roma 8:28
Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.
Kita mungkin diyakinkan akan kebaikan Tuhan
namun meragukan bahwa setiap hal yang terjadi
pada kita adalah baik. Kita secara berhati-hati menghindar untuk
menyalahkan Tuhan, karena kita tahu bahwa Dia baik. Sehingga kita menyalahkan
Setan untuk berbagai pencobaan dan
penderitaan-penderitaan. Atau, kita dapat selalu menyalahkan orang.
Disini saya mengingatkan anda mengenai “duri didalam daging” Paulus yang
disebabkan oleh seorang “utusan Setan”
( 2 Korintus 12:7), dan itupun Tuhan mengizinkan hal itu terjadi sehingga
kekuatannya dapat dimanifestasikan melalui kelemahan Paulus ( 2 Korintus
12:7-10). Dan saudara-saudara Yusuf yang
“jahat” yang berniat melawan
dirinya, dimaksudkan Tuhan “untuk hal baik” (Kejadian 50:20).
Apapun yang masuk kedalam kehidupan orang Kristen adalah bagian dari maksud
Tuhan untuk membawa kebaikan bagi kita dan kemuliaan-Nya.
(2) Kita harus
menyimpulkan bahwa guru-guru yang mengatakan kepada kita bahwa Tuhan hanya ingin memberkati kita dengan kesembuhan dan
kemakmuran dalam hidup ini adalah, dalam kebenaran, guru-guru palsu.
Pengajaran mereka menuntun orang Kristen kepada kesimpulan yang sama salahnya dibuat oleh Asaf, sebuah kesimpulan, yang dibuat melalui perenungan, dimana dia mengaku menjadi jahat dan menjijikan. Mengenal Tuhan bukanlah jalan menuju “hidup yang nyaman” sebagaimana diajarkan oleh “pengajar injil hidup nyaman.” Kenyataannya, Asaf menyatakan, bersama dengan orang banyak lainnya dalam Alkitab, bahwa penderitaan kerap adalah saran-sarana yang melaluinya kita menjadi mengenal Tuhan secara lebih intim.
Mazmur 119:67
Sebelum aku tertindas, aku menyimpang,
tetapi sekarang aku berpegang pada janji-Mu.
Mazmur 119:75
Aku tahu, ya TUHAN, bahwa hukum-hukum-Mu
adil, dan bahwa Engkau telah menindas aku dalam kesetiaan
Filipi 3:10
Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan
kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku
menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya
2 Korintus 12:7-10
Dan supaya aku jangan meninggikan diri
karena penyataan-penyataan yang luar biasa itu, maka aku diberi suatu duri di
dalam dagingku, yaitu seorang utusan Iblis untuk menggocoh aku, supaya aku
jangan meninggikan diri Tentang hal itu aku sudah tiga kali berseru kepada
Tuhan, supaya utusan Iblis itu mundur dari padaku. Tetapi jawab Tuhan kepadaku: "Cukuplah
kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi
sempurna."Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya
kuasa Kristus turun menaungi aku Karena itu aku senang dan rela di dalam
kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan
kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat
Beberapa tahun lampau ketika saya masih di
seminari, salah satu professor saya, Dr.J. Dwight Pentecost, meminta kelas kami
untuk berdoa bagi isterinya. Dia akan pergi ke dokter karena sejumlah gejala
yang mungkin mengindikasikan kanker. Kemudian, Dr. Pentecost memberitahukan
kepada kita bahwa tes-tes menunjukan negative, dan Malady , isterinya tidak dalam kondisi
bahaya. Kita menarik nafas lega.
Tetapi Dr. Pentecost belum selesai dengan
apa yang dia laporkan kepada kita. Dia
meneruskannya dengan memberikan tantangan kepada kita terkait definisi “baik” menurut kita. Dia menunjukan sejumlah orang
meresponnya seperti ini “ Tuhan baik” atas laporan bahwa isterinya tidak mengidap kanker. “Ya,’ ujar Dr Pentecost, “ Tuhan baik. Tetapi,
teman-teman, saya harus mengatakan kepada anda bahwa jika laporan dokter
menyatakan isteriku mengidap kanker, Tuhan tetap baik.” Dia tahu apa yang harus
kita ketahui jika kita harus berpikir selaras dengan Alkitab mengenai kebaikan
Tuhan—Tuhan SELALU baik, entah Dia mengirimkan kemakmuran atau penderitaan,
sehat atau sakit.
(3) Kebaikan Tuhan
adalah bukti injil Yesus Kristus.
Injil adalah “kabar baik” ( Yesaya 40:9;
41:27; 52:7; 61:6; Lukas 1:19; 2:10; Kisah Para Rasul 8:12; 13:32; Ibrani
4:2,6), dan memang baik! Tuhan itu baik bagi semua manusia dalam anugerahnya
yang umum, mencurahkan
berkat-berkatnya baik kepada yang orang
yang jahat dan orang yang benar ( Matius 5:43-45; Kisah Para Rasul 14:16-17).
Tetapi Tuhan pada pokoknya baik bagi mereka yang percaya kepada Injil.
Injil didasarkan pada kebenaran bahwa
manusia adalah seorang berdosa, layak menerima murka Tuhan yang kekal (Lihat Roma 1:18-3:23). Ini adalah
kabar buruk bagi kondisi keberdosaan kita dan
murka kekal Tuhan sebagai hal
yang layak diterima. Tetapi “kabar baik” nya adalah : Tuhan dalam kebaikan-Nya
telah memungkinkan sebuah cara yang melaluinya manusia dapat luput dari
penghakiman, mengalami pengampunan
dosa-dosa, dan hidup dalam kekekalan
dalam berkat hadirat Tuhan. Cara itu
melalui kedatangan Yesus Kristus yang
hidup dalam kehidupan sempurna, untuk mati di salib Kalvari, di tempat dimana seharusnya orang
berdosa berada, dan untuk bangkit dari kematian dan naik ke surga.
Tidak ada tempat dimana kebaikan Tuhan lebih nyata
daripada didalam diri Tuhan kita Yesus Kristus. Dalam
kebaikan-Nya, Tuhan menyediakan sebuah jalan bagi orang-orang berdosa untuk
diampuni dan dinyatakan sebagai orang benar. Ini bukan oleh perbuatan
baik apapun yang kita upayakan,
tetapi berdasarkan pada kebaikan Tuhan Yesus Kristus ( Lihat Roma 3:19-26;
Titus 3:4-7). Jika anda tidak pernah mempercayai karya keselamatan-Nya, saya memiliki kata-kata
nasehat bagi anda :
Mazmur 34:8
Mazmur 34:8
Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya TUHAN
itu! Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya!
Dengan
penawaran keselamatan melalui
iman kepada Yesus Kristus, saya harus juga mengeluarkan sebuah kata peringatan.
Kebaikan Tuhan diarahkan pada pertobatan kita ( Roma 2:4). Jika kita menolak kebaikan Tuhan didalam
Kristus, jika kita menolak injil, maka kita
membawa diri kita sendiri kepada
murka Tuhan :
Ezra 8:22
Karena aku malu meminta tentara dan
orang-orang berkuda kepada raja untuk mengawal kami terhadap musuh di jalan;
sebab kami telah berkata kepada raja, demikian: "Tangan Allah kami
melindungi semua orang yang mencari Dia demi keselamatan mereka, tetapi kuasa
murka-Nya menimpa semua orang yang meninggalkan Dia.
Roma 11:22
Sebab itu perhatikanlah kemurahan Allah dan
juga kekerasan-Nya, yaitu kekerasan atas orang-orang yang telah jatuh, tetapi
atas kamu kemurahan-Nya, yaitu jika kamu tetap dalam kemurahan-Nya; jika tidak,
kamupun akan dipotong juga.
(4) Kebaikan Tuhan
adalah sebuah kebenaran mendasar yang
membentuk cara pandang kita terhadap Tuhan dan
cara Tuhan berurusan dengan hidup ini.
Kebaikan Tuhan adalah sebuah fakta yang
kerap disaksikan oleh Alkitab. Ini adalah sebuah kenyataan dimana setipa orang
Kristen harus percaya dan memegangnya. Tetapi lebih dari hal ini,
merupakan sebuah perspektif yang melaluiny semua pengalaman hidup harus
dipandang.
Dalam catatan Alkitab mengenai kejatuhan Adam dan
Hawa, sangatlah jelas bahwa serangan Setan ditujukan pada dimensi karakter Tuhan. Memang benar bahwa Setan menyebut Tuhan
seorang pembohong, tetapi serangan Setan pertama ditujukan kepada atribut kebaikannya.
Merupakan serangan tersembunyi, tetapi satu yang jelas bagi orang Kristen yang
membaca kata-kata ini :
Kejadian 3:1-5
Adapun ular ialah yang paling cerdik dari
segala binatang di darat yang dijadikan oleh TUHAN Allah. Ular itu berkata
kepada perempuan itu: "Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman
ini jangan kamu makan buahnya, bukan?” Lalu sahut perempuan itu kepada ular
itu: "Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan, tetapi tentang
buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah berfirman: Jangan kamu makan
ataupun raba buah itu, nanti kamu mati.” Tetapi ular itu berkata kepada
perempuan itu: "Sekali-kali kamu tidak akan mati, tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu
kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu
tentang yang baik dan yang jahat."
Tuhan itu baik, dan setiap hal yang Dia
ciptakan adalah baik. Tetapi satu hal didalam taman itu yang tidak “baik” untuk dimakan adalah “ pohon pengetahuan akan yang baik dan jahat.” Pertanyaan Setan yang nampaknya tidak salah
ditujukan untuk melemahkan keyakinan Hawa akan kebaikan Tuhan. Saat Setan
selesai, Hawa lantas memiliki pandangan akan Tuhan sebagai Dia yang kurang dari baik, dan buah terlarang adalah yang baik. Saat Hawa meragukan kebaikan Tuhan, maka
menjadi hal yang jauh lebih mudah baginya untuk tidak mematuhi Tuhan. Jika
Tuhan tidak baik dan tidak melakukan hal
baik baginya, lalu mengapa dia
mematuhi-Nya? Memang benar, mengapa dia tidak boleh bertindak tanpa perlu
bergantung pada Tuhan
untuk mengupayakan kebaikannya sendiri—buah terlarang?
Setan
pertama-tama mengubah cara pandang Hawa terhadap Tuhan, dan kemudian
setan mampu membujuknya untuk membangkang Tuhan dengan memakan buah terlarang.
Kebaikan Tuhan adalah sebuah perspektif
dimana kita dapat dan seharusnya
memandang seluruh perintah Tuhan, termasuk larangan-larangan-Nya. Terlihat dari apa yang telah terjadi sebagai akibat memakan buah
terlarang itu bahwa Tuhan melarang buah
itu demi kebaikan manusia. Larangan itu merupakan ekspresi kebaikan Tuhan. Hawa
tidak paham mengapa Tuhan melarang buah
itu, tetapi mengetahui bahwa Tuhan itu baik seharusnya sudah cukup. Apa yang dilarang oleh Tuhan yang baik itu pastilah
hal yang jahat, dan apa yang
diperintahkan Tuhan yang baik itu pastilah hal yang baik. Kita harus tahu kebenaran yang ditemukan
dalam Firman Tuhan untuk menghindarkan
Setan ketia dia menggoda kita untuk
mengubah cara pandang kita tentang
Tuhan. Setan kerap melakukan hal ini
dengan membuat kita meragukan Tuhan dan
firman-Nya.
Sahabat baikku semasa di seminari, Tony Emge, minggu lalu menelpon saya untuk
memberitahukan bahwa isterinya telah meninggal karena kanker. Saya terbang ke
California untuk menghadiri pemakamannya dan
hadir bersama dengan Tony dan anak-anak-Nya. Saya tidak mengerti semua
maksud Tuhan yang hendak dikerjakan
melalui kematian Cathie yang tragis,
tetapi kebaikan Tuhan memberikan saya sebuah cara pandang yang melaluinya saya
dapat memandang kematian ini dalam iman, berterimakasih untuk semua yang telah Dia
kerjakan, lihat :
1
Tesalonika 5:18
Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab
itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.
Ditengah-tengah kesedihan dan
pertanyaan-pertanyaan yang tak terjawab, ada kebenaran-kebenaran tertentu yang
saya tahu adalah benar. Tuhan itu baik. Bagi orang Kristen, saya tahu ini
adalah Tuhan yang baik yang menyebabkan segala sesuatu bekerja bersama-sama
untuk hal baik, untuk mereka semua yang telah
Dia pilih dan yang telah meletakan
percayanya kepada Dia ( Roma 8:28).
Saya tahu kematian Cathie Emge datang dari tangan Tuhan kita yang baik
dan dia menggunakan kejadian ini untuk
hal baik. Saya bahkan dapat merefleksikannya pada sejumlah cara tragedi ini yang digunakan Tuhan untuk maksud
baik.
Pertama, saya sudah mengetahui bahwa kematian Cathie adalah
untuk kebaikannya sendiri. Rasul Paulus
mengharapkan kemungkinan akan kematiannya,
mengetahui bahwa menjadi mati bersama Kristus adalah jauh lebih baik (Filipi 1:23) karena meninggalkan
tubuh ini berarti orang Kristen itu ada bersama dengan Tuhan ( 2 Korintus
5:6-8). Kedua, kematian Cathie memiliki sebuah maksud yang baik bagi mereka
yang belum diselamatkan. Peristiwa sedih ini
merupakan sebuah pengingat akan kematian yang pasti datang, terkadang lebih
cepat dari yang kita sangka. Kejadian sedih ini memberikan sebuah kesempatan
bagi orang-orang Kristen untuk mendemonstrasikan realitas
iman mereka di saat-saat tergelap
dari pengalaman manusia. Peristiwa duka ini memberikan peluang bagi injil
menjadi dapat dikomunikasikan secara jernih pada pemakamannya. Dan nampaknya
memang setidaknya ada satu orang yang menjadi percaya sebagai akibat kematian
Cathie.
Selesai.
The Goodness of God, Study By: Bob Deffinbaugh | diterjemahkan & diedit oleh : Martin Simamora
The Goodness of God, Study By: Bob Deffinbaugh | diterjemahkan & diedit oleh : Martin Simamora
No comments:
Post a Comment